Kajian Organologi Instrumen Sordam Pakpak Buatan Bapak Icong Manik di Kabupaten Pakpak Bharat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kelompok etnis Batak maupun etnis lainnya yang ada di provinsi
Sumatera Utara memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang berciri khas tersendiri
dan setiap kebudayaan tersebut tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lain
mana yang lebih baik. Setiap kebudayaan itu adalah warisan secara turun temurun
oleh leluhur masing- masing yang diajarkan baik secara lisan maupun tulisan.
Wilayah suku Pakpak dibagi atas lima 1suak yang terdiri dari: Pakpak Simsim, Keppas, Pegagan (semuanya terdapat di Kabupaten Dairi dan Kabupaten
Pakpak Bharat), Pakpak Kelasen (Kecamatan Parlilitan-Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Kecamatan Manduamas dan Barus-Kabupaten Tapanuli Tengah),
dan Boang (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Sumbulsalam).
Bentuk dari kebudayaan masyarakat suku Pakpak salah satunya adalah
kesenian.Kesenian pada masyarakat Pakpak diantaranya terdiri atas seni rupa, seni
tari, seni ukir dan seni musik.Suku Pakpak selalu menggunakan musik dalam
setiap aspek kehidupannya diantaranya untuk kegiatan adat, ritual, dan hiburan
oleh karena itu peranan musik sangatlah tinggi di tengah-tengah suku
pakpak.Dalam tulisan ini, penulis lebih terfokus untuk mengkaji tentang aspek
musiknya.

1


suak adalah pembagian sub-sub daerah wilayah masyarakat Pakpak.

14
Universitas Sumatera Utara

Seni musik yang ada di masyarakat Pakpak terdiri dari tiga bagian yaitu:
vokal, instrument 2dan penggabungan vokal dan instrument. Vokal dalam
masyarakat Pakpak disebut dengan Ende-ende. Ende-ende terbagi atas beberapa
jenis yaitu: Ende-ende Merkemenjen(Pakpak:Odong-odong) adalah nyanyian
ratap saat menyadap kemenyan (Worksong, lamenta), Ende- ende Tangis Milangi
(Pakpak: Tangis-tangis) adalah nyanyian ratapan (lamenta).Tangis Milangi ini
dibagi kedalam beberapa jenis yaitu, Tangis beru si jahe adalah nyanyian yang
dibawakan oleh gadis (female song) yang akan menikah, Tangis anak melumang
adalah nyanyian ratapan seorang anak kepada orang tuanya yang sudah
meninggal, Tangis si mate adalah nyanyian ratapan (lament) kaum wanita ketika
salah seorang keluarganya meninggal dunia. Ende-ende Mendedah adalah
nyanyian menidurkan anak (lullaby).Ende-ende Mendedah ini terdiri dari
beberapa jenis yaitu: Orih-orih adalah nyanyian menidurkan anak yang digendong
oleh sipendedah, orang tua, maupun kakaknya, Oah-oah (Pakpak:Kodengkodeng) adalah nyanyian menidurkan anak sambil mengayun- ayun si anak, Cidocido adalah nyanyian untuk mengajak anak bermain. Ende-ende Nangan adalah

nyanyian bercerita (Song within narrative), Ende-ende Merdembas adalah
nyanyian bermain (Play song).
Alat musik suku Pakpak dibagi kedalam dua bagian yaitu alat musik yang
dimainkan secara ensambel dan alat musik yang dimainkan secara tunggal.
Masyarakat Pakpak membagi alat musik berdasarkan bentuk penyajiannya dan
cara memainkannya. Berdasarkan bentuk penyajiannya instrumen musik Pakpak
2

Instrument (Kamus Musik M.Suharto,1992 : 4) dalam bahasa inggris, yaitu alat musik
yang digolongkan berdasarkan cara memakainya.

15
Universitas Sumatera Utara

dibagi kedalam beberapa ensambel, yakni: Genderang sisibah, Genderang sipitupitu, Genderang si lima, Genderang sidua-dua, Gerantung, Mbotul, dan Gung.
Sedangkan berdasarkan cara memainkannya instrument tersebut dibagi kedalam
tiga kelompok, yaitu: Sipaluun (alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul
(Pakpak: I palu)), Sisempulen (alat musik yang dimainkan secara ditiup (Pakpak:
I sempul)), Sipiltiken (alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik (Pakpak: I
piltik)).

Ensambel Genderang sisibah terdiri dari Genderang sisibah (Conis Drum
single head yang terdiri dari sembilan buah gendang berbentuk konis), Gung sada
rabaan (idiophone yang terdiri dari empat buah gong yaitu: Panggora (penyeru),
Poi(menyahuti),

Tapudep

(pemberi

semangat),

dan

Pong-pong

(yang

menetapkan)), Sarune (double reed oboe)dan Cilat-cilat (simbal, Concassion
idiophone). Dalam penyajiannya, ensambel gendang ini hanya dipakai pada
upacara sukacita (kerja mbaik) pada tingkatan upacara yang terbesar dan tertinggi

secara adat.
Ensambel Genderang sipitu-pitu dan Genderang si Lima seperangkat
gendang yang berasal dari alat musik Genderang sisibah, yang membedakannya
hanya pada pengggunaannya saja.Genderang Sipitu-pitu hanya memakai tujuh
gendang dari ke Sembilan gendang yang terdapat pada Genderang Sisibah.
Sedangkan, Genderang si Lima hanya memakai lima buah gendang saja dari
Sembilan buah gendang (hanya menggunakan gendang yang bilangan ganjil saja
diurutkan dari gendang terbesar). Ensambel ini hanya dipakai pada upacara

16
Universitas Sumatera Utara

dukacita saja (kerja njahat).Seperti upacara kematian, mengokal tulang (menggali
tulang belulang).
Ensambel Genderang sidua-dua terdiri dari dua buah gendang dua sisi
beerbentuk barrel (double head two barel drums). Kedua gendang tersebut terdiri
dari Gendang inangna (gendang induk, gendang ibu) yaitu menjadi gendang
terbesar, dan gendang anakna (gendang anak, jantan) yaitu menjadi gendang
terkecil.Alat musik lainnya yang terdapat pada Gendang sidua-dua ini adalah
Gung sada rabaan, dan sepasang Cilat-cilat. Dalam penyajiannya, ensambel ini

digunakan untuk acara ritual, seperti upacara Mendegger uruk (mengusir roh
pengganggu dihutan sebelum dipakai menjadi lahan pertanian) dan untuk hiburan,
seperti upacara penobatan raja, atau untuk mengiringi tarian penca (Moncak)
Selanjutnya, ensambel terakhir adalah Oning-oning. Ensambel ini terdiri
dari: kucapi (lute long neck, Gung sada rabaan, Lobat (aerophone), Kalondang
(xylophone), dan Sordam (end blown flute).Ensambel ini dipakai untuk acara
sukacita (kerja mbaik) seperti acara pernikahan dan mengiringi tarian.
Pada tulisan ini penulis akan mengkaji tentang alat musik yang dimainkan
secara tunggal pada masyarakat Pakpak yaitu Sordam. Sordam adalah sebuah alat
musik yang umumnya digunakan untuk kegiatan ritual seperti memanggil roh
orang

yang

hilang

(mengalap

tendi)


dan

roh

manusia

yang

sudah

meninggal.Dalam kehidupan sehari-hari, Sordamjuga dipakai untuk menghibur
perasaan yang kesepian, mengungkapkan rasa rindu kepada orang yang dikasihi,
dan untuk mengungkapkan perasaan kepada seorang gadis yang dicintai yang

17
Universitas Sumatera Utara

dimana si pria tidak berani mengungkapkan secara langsung perasaan cintanya
kepada si wanita.
Repertoar musik yang biasanya dimainkan oleh Sordam adalah Uil-uil

mata tongkap (menceritakan lebah yang tidak pernah merasa puas untuk
meminum aren dan akhirnya mati karena kekenyangan), Mendedah (menidurkan
anak), Sarundang leto (menceritakan tentang burung yang saling menyapa),
Tangis–tangis (nyanyian ratapan), Sordam mengalap tendi (memanggil roh).
Sordam

adalah

alat

musik

yang

bahan

dasarnya

terbuat


dari

bambu 3.Menurut Bapak Paingot Manik bambu yang baik digunakan dalam
membuat alat musik Sordam pakpak adalah bambu(buluh) parapat, buluh
laga,buluh didi, buluh seren, dan buluh bulung maliali,karena bambu tersebut
memiliki ruas yang panjang, diameter kecil dan tipis. Panjang bambu yang dipakai
lebih kurang 50 cm (lima puluh sentimeter), dan berdiameter 1-2 cm (satu sampai
dua sentimeter). Sordam termasuk ke dalam klasifikasi alat musik aerophone,
dimana udara adalah penggetar utama untuk menghasilkan bunyi pada Sordam.
Sordammemiliki empat lubang nada, satu lubang penyelaras nada
(landak), satu lubang tiupan yang terdapat pada ujung ruas bambu dan satu lubang
keluaran udara yang berada pada pangkal bambu.Cara memainkan Sordamyaitu
ditiup dari ujung ruas bambu yang terbuka (endblown flute).Cara meniupnya yaitu
posisi mulut dengan posisi ujung sisi Sordam berada pada samping bibir dan
udara yang masuk harus sedikit dan sisanya keluar melalui sisi lingkaran tiupan
Sordam.
3

Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini
dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan &

Perkebunan (1999,hal 78).

18
Universitas Sumatera Utara

Sordam Pakpak buatan Bapak Paingot Manik masih menggunakancara
tradisional, dengan menggunakan alat-alat tradisional, seperti: Parang, pisau,
Ohor- ohor, Daun lalang/Pandan, dan penghalus. Demikian juga dalam proses
pembuatan lubang tiupan, lubang penyelaras nada (landak) lubang nada, dan
lubang keluaran udara, seluruhnya menggunakan system tradisional.
Pada suku Pakpak sudah sangat jarang sekali di temukan orang yang bisa
memainkan dan membuat Sordam hal itu disebabkan karena sudah berkurangnya
minat untuk tetap melestarikan kebudayaan dan sudah tercampurnya modernisasi
ke dalam budaya amasyarakat Pakpak.Selain itu, karena umumnya Sordam ini
digunakan untuk kegiatan ritual, hiburan diri dan pengungkapan isi hati
saja.Sedangkan, di zaman sekarang ini untuk menghibur diri dan mengungkapkan
isi hati sudah ada berbagai teknologi canggih.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji, membahas
tentang Sordam Pakpak menjadi sebuah karya ilmiah sesuai aturan yang diberi
judul: Kajian OrganologisSordam Pakpak Buatan Bapak Paingot Manik

DiKabupaten Pakpak Bharat.

1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan sebelumnya,
pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam tulisan ini adalah:
1. Bagaimana proses dan tehnik pembuatan Sordam Pakpak buatan
Bapak Paingot Manik di Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Bagaimana teknik memainkan Sordam Pakpak.

19
Universitas Sumatera Utara

3. Bagaimana eksistensi dan fungsi SordamPakpak pada masyarakat
Pakpak.
4.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam rangka penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan teknik pembuatan
SordamPakpak.

2. Untuk mengetahui teknik permainan Sordam.
3. Untuk mengetahui eksistensi dan fungsi Sordam pada masyarakat
Pakpak.

1.3.2 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai dokumentasi untuk menambah referensi mengenai Sordam
Pakpak di Departmen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas sumatera Utara.
2. Sebagai bahan tambahan untuk penelitian Sordam Pakpak
selanjutnya.
3. Sebagai bahan pendokumentasian terhadap kesenian tradisional
Pakpak.

20
Universitas Sumatera Utara

4. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh
penulis

selama

mengikuti

perkuliahan

di

Departmen

Etnomusikologi
1.4 Konsep
Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
peristiwa kongkrit(Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:431).
Kajian merupakan kata jadian dari kata”kaji” yang berarti mengkaji,
mempelajari, memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa pengertian kata “kajian” dalam hal
ini adalah suatu penelitian atas pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti
(Badudu. 1982:132).
Sedangkan organologi merupakan ilmu tentang instrument (alat musik)
yang seharusnya tidak hanya mencakup sejarah dan deskripsi instrumen saja,
tetapi juga sama pentingnya, dengan aspek yang terabaikan dalam “ilmu”
instrumen musik, seperti teknik-teknik tertentu dalam memainkan, fungsi musik,
hiasan (yang dibedakan dari konstruksi) dan berbagai pendekatan tentang sosial
budaya (Hood.1982:124).
Dari kedua konsep di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kajian
SordamPakpak buatan Bapak Paingot Manik di Kabupaten Pakpak Bharat adalah
penelitian secara mendalam mengenai teknik-teknik pembuatan, cara memainkan,
dan fungsi dari instrument Sordam Pakpak.

21
Universitas Sumatera Utara

SordamPakpak adalah instrument musik yang tergolong kedalam
klasifikasi Aerophone 4, memiliki tujuh lubang, yang terdiri dari: empat buah
lubang nada, satu lubang hembusan, dan satu lubang keluaran udara. Alat musik
ini dimainkan secara tunggal.
Eksistensi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah keberadaan.

1.5 Teori
Teori Merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa
(Kamus besar bahsa Indonesia, 2005). Sebagai acuan berpikir dalam penelitian ini
penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan
penelitian penulis.
Menurut Carol R. Ember (1987 : 32), suatu kebudayaan tidaklah pernah
bersifat statis, melainkan selalu berubah. Walaupun pada kenyataan perubahan itu
bukan atas gangguan yang datangnya dari luar, suatu kebudayaan pasti akan
mengalami perubahan. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi
serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1991 : 253),
“Eksistensi artinya keberadaan”. Hal ini berkaitan juga dengan eksistensi
(keberadaan) Sordam pada etnis Pakpak.
Berkenaan dengan penggunaan dari fungsi Sordam dalam Masyarakat
etnis Pakpak penulis akan melihatnya berdasarkan teori yang ditawarkan oleh
4

Curt Sachs dan Hornbostel 1961, mengatakan: Sistem pengklasifikasian alat musik
berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian
yang terdiri dari; Idiofon ( alat itu sendiri sebagai sumber penggetar utama bunyi ), Membranofon
( kulit sebagai sumber penggetar utama bunyi ), kordofon ( senar sebagai sumber penggetar utama
bunyi ), dan aerofon (udara sebagai penggetar utama bunyi ).

22
Universitas Sumatera Utara

Alan P. Meriam (1964 : 223- 226) dalam bukunya The Antropology Of Music
sebagai berikut: penggunan (use) dan fungsi (function) merupakan salah satu
masalah yang terpenting dalam Etnomusikologi. Penggunaan musik meliputi
bagaimana musik itu digunakan.Sedangkan, fungsi musik berkaitan dengan tujuan
musik tersebut. Secara umum terdapat sepuluh fungsi musik yaitu: 1. fungsi
pengungkapan emosional (the funtion of emotional), 2 fungsi penghayatan estetis
(the funtion of aesthetic enjoyment),3 fungsi hiburan (the funtion of
entertainment), 4 fungsi komunikasi (the funtion of comunication), 5 fungsi
perlambangan (the function of symbolic representation), 6 fungsi reaksi jasmani
(the funtion of physical response), 7 fungsi yang berkaitan dengan norma-norma
sosial (the funtion of enforcing coformity to social norms), 8 fungsi pengesahan
lembaga sosial dan upacara agama (the funtion of validation of social institution
and religious rituals), 9 fungsi kesinambungan budaya (the funtion of
contribution to the continuity and stability of culture), 10 fungsi pengintegrasian
masyarakat (the funtion of contribution the integration of society).
Berkaitan dengan Sordam, penulis mengemukakan beberapa fungsi saja
dari teori di atas, yaitu: Fungsi pengungkapan emosional, fungsi hiburan, fungsi
komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara
kegamaan (ritual).
Untuk mendeskripsikan alat musik, penulis berpedoman pada teori yang
dikemukakan oleh Susumu Kashima, 1978:174,yang mengatakan bahwa studi
musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yakni studi struktural dan studi
fungsional. Studi struktural adalah studi yang berkaitan dengan pengamatan,

23
Universitas Sumatera Utara

pengukuran, perekaman, pencatatan bentuk, ukuran, konstruksi serta bahan bahan
yang dipakai dalam pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan Studi fungsional
memperhatikan fungsi dari alat dan komponen yang menghasilkan suara, antara
lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik
tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada,warna nada dan
kualitas suara yang dihasilkan. Berdasarkan penjelasan di atas maka, penulis
mengggolongkan proses dan teknik pembuatanSordamPakpak buatan Bapak
Paingot Manik kedalam Studi struktural dan fungsional.

1.6 Metode Penelitian
Koentjaraningrat (1977:16) menjelaskan kata metode adalah cara kerja
untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang bersangkutan.
Sementara penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah,
menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka 2005).
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
yaitu: proses kegiatan mencari informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu
masalah dalam kondisi aspek atau bidang kehidupan tertentu pada obyeknya.
Penelitian ini akan memberikan gambaran, uraian, keterangan, dan mencari faktafakta mengenai suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu dalam
masyarakat (Koentjaraningrat, 1964:30).

24
Universitas Sumatera Utara

Penulis juga menggunakan teknik penelitian etnomusikologi yang terdiri
dari dua disiplin, yaitu: kerja lapangan (fieldwork) dan analisis laboratorium
(laboratoryanalisis). Data yang diperoleh dianalisis di laboratorium dan
dikelompokkan sesuai kepentingan, kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir
(Merriam, 1964:37).

1.6.1 Studi kepustakaan
Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis
terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data yang
mendukung tulisan ini. Penulis menelaah berbagai buku, majalah, pencarian
disitus internet, mengumpulkan beberapa referensi, dan skripsi- skripsi terlebih
dahulu yang berhubungan dengan objek penelitian penulis. Hal ini dilakukan
untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian penulis
sehingga dapat menambah data yang kongkrit terhadap kebenaran penelitian.
Kepustakaan tersebut antara lain:
Kajian Organologi Kucapi Pakpak Buatan Bapak Kami Capak di
Kecamatan Kerajaan, kabupaten Pakpak Bharat, skripsi S-1 Etnomusikologi FIB
USU, yang ditulis oleh Batoan Sihotang, 2013. Teori-teori dan konsep serta kajian
budaya Pakpak dalam tulisan ini menjadi salah satu acuan penulis untuk
melengkapi isi tulisan ini.
Analisis Fungsi Sosial, Tekstual, dan Musikal Tangisi Mate Pada
Masyarakat

Pakpak

di

Desa Siompin,

Aceh

Singkil.

Skripsi Sarjana

Etnomusikologi FIB USU, yang ditulis oleh Marliana Manik, 2013. Beberapa hal

25
Universitas Sumatera Utara

yang berkaitan dengan budaya Pakpak yang terdapat dalam skripsi ini diacu
sebagai tambahan data penelitian penulis.
Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba di
Huta Manik Saribu Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pamatang Sidamanik,
Kabupaten Simalungun. Skripsi Sarjana Etnomusikologi FIB USU, yang ditulis
oleh Saridin Tua Saragih, 2011. Beberapa teori dan pembahasan alat musik dalam
skripsi ini juga dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini.
Kajian Organologis Surdam (Puntung) Buatan Pauzi Ginting di Desa
Lingga, Kecamatan Simpang Empat, kabupaten Karo. Skripsi Sarjana
Etnomusikologi FIB USU, yang ditulis oleh Septianta Bangun, 2014. Model
pembahasan dan teori yang dikutip dalam skripsi ini juga penulis jadikan sebagai
penambah referensi dalam pembahasan Sordam Pakpak.
Buku-buku dan referensi lainnya, yang disebutkan dalam kepustakaan, juga
menjadi bahan yang sangat penting untuk mendukung dalam menjawab berbagai
permasalahan dalam tulisan ini.

1.6.2 Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan metode yang
dipakai dengan menggunakan pengamatan dan pengindraan untuk menghimpun
data penelitian. Menurut Bungin(2007:115) metode observasi merupakan kerja
pancaindera mata dengan dibantu pancaindera lainnya.
Penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berada di
Kabupaten Pakpak Bharat untuk memperoleh informasi yang akurat untuk

26
Universitas Sumatera Utara

keperluan dalam penulisan. Penulis melakukan wawancara kepada beberapa
informan yang mengetahui jelas tentang Sordam dan mengajukan beberapa
pertanyaan yang diyakini mendukung proses penulisan.

1.6.3 Wawancara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wawancara adalah
proses tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan
atau pendapatnya mengenai suatu hal. Salah satu teknik wawancara yang penulis
lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu membuat pertanyaan
yang berpusat terhadap pokok permasalahan. Selain itu penulis juga melakukan
wawancara bebas (free interview) yaitu membuat pertanyaan yang tidak hanya
terfokus pada pokok permasalahan saja tetapi pertanyaan berkembang terhadap
pokok permasalahan lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan
(koentjaraningrat, 1985:139).
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap Bapak Paingot
Manikdengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat yang berguna
dalam penulisan karya ilmiah ini.

1.6.4 Kerja laboratorium
Seluruh data yang penulis peroleh berasal dari berbagai sumber yaitu dari
hasil pengamatan langsung di lapangan, studi kepustakaan, dan penelusuran
melalui situs internet.

27
Universitas Sumatera Utara

Setelah melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya menjadi
sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah
karya ilmiah. Maka dengan demikian, tulisan ini diharapkan memberikan manfaat
bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan.

1.7 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai topik tulisan ini
maka penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah
penulis ketahui sebelumnya dari Bapak Pandapotan Solin, dan Bapak Mardi
Boangmanalu, berlokasi di Kabupaten Pakpak Bharat. 5

5

Penulis tidak menetapkan sebuah desa sebagai lokasi penelitian, karena pada dasarnya,
informasi yang diperoleh berasal dari berbagai tempat di Kabupaten Pakpak Bharat.

28
Universitas Sumatera Utara