Gaya Hidup Konsumtif Dalam Fashion (Studi Kasus Pada Para Wanita Berbusana Muslim di Kota Medan Yang Merupakan Pelanggan Butik Labiba Medan Johor)

ABSTRAK
Gaya hidup konsumtif biasanya terkait dengan gaya hidup hedonis, tetapi
faktanya gaya hidup konsumtif dikaitkan dengan refleksi dari simbol agama. Hal
ini menjadi menarik ketika gaya hidup konsumtif muncul dalam tampilan fashion
wanita muslimah. Fenomena ini terlihat dari beberapa wanita yang di kota Medan
yang terkesan menggabungkan gaya hidup fashion sebagai simbol duniawi
dengan gaya hidup muslimah sebagai simbol akhirat. Fenomena inilah yang
memberikan ketertarikan dalam penelitian ini bagaimana wanita muslimah
melihat konsep konsumerisme dan gaya hidup ini yang secara sosiologis
mendapat citra penting sebagai simbol status sosial dalam kelompok sosial dan
masyarakat serta konsep Islam yang menekankan hidup dalam kesederhaan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumtif
para wanita berbusana muslim yang merupakan pelanggan butik, butik yang
dipilih adalah Butik Labiba yang berlokasi di Kelurahan Gedung Johor. Informan
sebanyak 10 Orang terdiri dari 8 Informan kunci dan 2 informan pendukung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara mendalam, pengamatan serta studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para wanita berbusana muslim yang
menjadi informan sadar akan tindakan konsumtif. Jawaban informan dalam
konteks mereka sebagai pribadi yang konsumtif memang tidak vulgar. Terlepas

dari hal tersebut, para informan merasa nyaman dengan gaya hidup konsumtif.
Meski sadar hal itu bukanlah sesuatu yang positif, namun para informan mengaku
selalu tergoda dengan model-model busana terbaru yang modis dan trendi. Untuk
mendapatkan busana yang modis dan trendi serta pakaian yang dapat
dipadupadankan secara modis, tentu membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Busana muslim branded-pun menjadi salah satu pilihan mereka karena selain
kualitas bahan yang diyakini lebih bagus, harganya yang mahal juga memberikan
prestise tersendiri bagi para informan yang pada akhirnya menjadikan konsumsi
busana muslim branded ini berguna untuk menunjukkan identitas dan menaikkan
status sosial pemakainya. Disamping busana itu sendiri, faktor pendorong lain
gaya hidup konsumtif adalah BlackBerry Mesenger (BBM). BBM dipilih
informan sebagai sarana berbagi foto dalam menggunakan busana muslim yang
trendi. Kelompok sosialita juga turut berkontribusi dalam mendorong tingkat
konsumsi mereka. Salah satunya dengan penggunaan dresscode (baju seragam)
dimana 7 dari 8 informan merasa tidak percaya diri apabila tidak menggunakan
dresscode, meskipun mengeluarkan dana tambahan. Para desainer juga
merupakan faktor pendorong dengan membuat tren mode yang aktual. Kultur
dalam masyarakat itu sendiri juga sangat berpengaruh dimana Kota Medan
(urban) dengan masyarakat yang majemuk dari hasil penelitian ini mempunyai
selera berbusana yang cenderung mewah dan glamour .

Kata Kunci : Gaya Hidup Konsumtif dan Busana Muslimah.

Universitas Sumatera Utara