Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus Gaya Hidup Remaja KTV di Kota Medan

(1)

DAFTAR ISTILAH

 Trend : (Bahasa inggris) gaya masa kini

 Mood : (Bahasa inggris) suasana hati

 Room : Ruangan yang digunakan saat KTV

 Lifestyle : (Bahasa inggris) gaya hidup

 Kuper : Individu-individu atau siswa yang sering mengasingkan diri,

memisahkan diri dalam bergaul nersama teman-teman dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

 Weekend : (Bahasa inggris) hari libur panjang, biasanya (Sabtu – Minggu)

 Open : Istilah untuk membuka kamar untuk KTV

 Ajojing : Istilah yang digunakan untuk bergoyang (joged)

 Booming : (Bahasa inggris) sesuatu yang sangat laku (menganjurkan)

 Cemen : Ungkapan untuk menunjuk seseorang yang penakut

 Dilece : Ungkapan yang di berikan untuk mengejek seseorang

 Check in : (Bahasa Inggris), istilah untuk memesan sebuah ruangan

 Beat : (Bahasa Inggris) tempo kecepatan alunan irama musik

 Nge-sum : Istilah lain kata untuk saling sumbang menyumbang

 Nge-fly : Istilah yang digunakan untuk akibat

 Party : (Bahasa Inggris) pesta


(2)

 Enjoy : (Bahasa Inggris) tenang, ketenangan

 Famous : (Bahasa Inggris) terkenal, ketenaran

 Addict : (Bahasa Inggris) pencandu sesuatu


(3)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Rere (Nama samaran) Usia : 22 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa, SPG 2. Nama : Oky (Nama samaran)

Usia : 23 tahun Pekerjaan : Mahasiswa

3. Nama : Budi (Nama samaran) Usia : 25 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

4. Nama : Mawar (Nama samaran) Usia : 22 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

5. Nama : Darman (Nama samaran) Usia : 21 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

6. Nama : Melati (Nama ssamaran) Usia : 21 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

7. Nama : Putri (Nama samaran) Usia : 22 tahun


(4)

8. Nama : Anggrek (Nama samaran) Usia : 22 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

9. Nama : Yeyen (Nama samaran) Usia : 21 tahun

Pekerjaan : SPG

10.Nama : Lekong (Nama samaran) Usia : 23 tahun


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Utarini,MSc.dr. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Gajah Mada University Press, 1997.

Berutu, Lister dkk. Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Monora, Medan, 2011

Bungin; Burhan, Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Chaney, David 1996. Life Style. Yogyakarta : Jala Sutra

G. Murphy, Social Motivation, Handbook of Social Psychology, G. Lindzey (editor), Cambridge, Mass. Addison Wesley Publishing Company 1954: hlm: 60-63

Gowdy, John (2006) “Hunter gatherers and the mythology of the market,”in Richard B. Lee and Richard H. Daly (eds.), The Cambridge Encyclopedia od Hunters and Gatherers, pp. 391 – 394. New York: Cambridge Unoversity Press Habermas, J. (2006).”the European Nation State – Its Achievments and Its Limits. On the Past adn Future Sovereighty and Citixenship”, in G Balakrishan (ed.)

Mapping the Nation, London; Vernon 281 – 294

Ibrahim, Idi Subandy, Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Jalasutra, Yogyakarta. 2007

Ibrahim, Idi Subhandy. 1997, Ecstasy Gaya Hidup : Kebudayaan Pop Dalam

Masyarakat Komonitas Indonesia : Mizan

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi II, Pokok – pokok Etnografi. Rineka Cipta. Jakarta, 1998


(6)

Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel (2009). Communication

Between Cultures. Cengage Learning. Hlm. 154 - 161 ISBN 0495567442

Mayo,M.A. Parent’s Guide to Sex Education : Terjemahan Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986.

Moelong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006.

Mohammad Kartono,Dr. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi, Pustaka Sinar harapan, 1998.

Ns, Tartowo, S.Kep dkk. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. 2012.

Parsudi, Suparlan, Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan. PT.Raja Grafindo, Jakarta. 1984.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo, Jakarta. 1997. Soetomo, Soegiono, Urbanisasi & Morfologi: Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta. 2009.


(7)

Sumber Lain :

http://edukasindonesia.blogdetik.com/sexedu-indonesiabutuh/ (diakses pada 19 Maret 2014, pukul 19.16)

sehat»prevention»pendidikan-seks-pengetahuan-tanpa-batas-umur.com (diakses pada 04 Desember 2013, pukul 00.47)

pukul 01.44)

01.50)

November 2014, pukul 01:15)

hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/identitas/ (diakses pada 27 November 2014, pukul 01:45)


(8)

hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/kelas_sosial (diakses pada 27 November 2014, pukul 02.15)

November 2014, pukul 02.30)


(9)

BAB III

KTV SEBAGAI GAYA HIDUP MODERN REMAJA KOTA MEDAN

3.1. Persepsi Remaja Tentang KTV

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri dan akan selalu bergantung oleh orang-orang disekitarnya atau kelompoknya. Disadarkan ataupun tidak, sejak seorang manusia di lahirkan ke dunia secara otomatis ia telah menjadi salah satu anggota dari berbagai kelompok maupun komunitas. Mulai dari kelompok terkecil yaitu keluarga, warga sebuah desa atau kota, umat dari suatu agama, hingga sebagai satu warga negara dari sebuah negara. Terbentuknya sebuah kelompok sosial dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan bagaimana terjadinya pengelompokan manusia tersebut, yang pertama yaitu pengelompokan yang di dasarkan hubungan kekerabatan dan yang di dasarkan hubungan bukan kekerabatan.

Seiring berkembangnya zaman, variasi hubungan yang didasarkan hubungan diluar hubungan kekerabatan bertambah. Kriteria yang paling di pengaruhi oleh kemajuan zaman adalah pengelonpokan yang didasarkan gaya hidup15

15

Gaya hidup dapat didefenisikan sebagai cara, bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan,dan apa yang mereka fikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga lingkungan di sekitarnya.

. Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa juga disebut modernitas, maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain.


(10)

Dalam suatu masyarakat dimana pertumbuhan gaya hidup semakin meningkat, dan mengundang hasrat (untuk tidak mengatakan ada semacam “ledakan” gaya hidup) seperti di tanah air khir-akhir ini, di perlukan penjelasan yang lebih teoritis untuk memahami fenomena ini. Menurut Chaney dalam buku

Lifestyle, misalnya bisa menjadi salah satu pijakan teoritis bagi mereka yang ingin

melakukan studi yang lebih sistematis menengnai fenomena gaya hidup dalam masyarakat konsumen Indonesia mukhtahir.16

Apa yang mungkin lebih relevan adalah bahwa dalam perburuan akan gaya hidup yang glamour, misalnya, para konsumen atau dunia hiburan mencoba melakukan bujuk rayu terhadap para pelanggan melalui ilusi-ilusi tentang diri (illusions of self). Artinya bahwa mereka menarik para pelanggan seperti terlihat dalam bahsa-bahasa penampilan yang digunakan melalui industri-indusrti budaya massa. Mereka diberi ilusi-ilusi tertentu tentang keunikan dalam penampakan luar Chaney juga mengatakan bahwa pada akhir modernitas semua yang kita miliki akan menjadi budaya tontonan (a culture of spectacle). Semua orang ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Ingin melihat tetapi sekaligus juga di lihat. Disinilah gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern: Kamu bergaya maka kamu ada! Kalau kamu tidak bergaya, siap-siaplah untuk dianggap “tidak ada”: diremehkan, diabaikan, atau mungkin dilecehkan. Itulah sebabnya mungkin orang sekarang perlu bersolek atau berias diri. Jadilah kita menjadi “masyarakat pesolek” (dandy society).

16

Sekalipun analisis Chaney ditujukan bagi konteks masyarakat berbahasa inggris dan kasus perkembangan gaya hidup dikalangan masyarakat Barat, tetapi sebagai pijakan untuk mengamati kecenderungan gaya hidup di Indonesia, beberapa analisisnya cukup membantu, terutama kalau kesadaran akan konteks ruang dan waktu selalu dijadikan pertimbangan. Untuk lebih jauh silahkan lihat David Chaney, Lifestyle (London, Routladge, 1996).


(11)

dimana mereka tidak memiliki kendali. Di sinilah mereka mulai memasuki wilayah periklanan gaya hidup. Komoditas diukir dengan gaya dan gaya adalah komoditas yang bernilai.

Dalam hal ini fashion ataupun gaya yang di gunakan mereka menjadi salah satu hal yang penting bagi para remaja KTV ini. Memerhatikan baju yang digunakan untuk pergi KTV menjadi hal yang terpenting untuk mereka, karena baju yang di gunakan juga menggambarkan jati diri para remaja KTV. Misalnya, merek baju yang digunakan dari merek terkenal, baju yang digunakkan lagi model yang paling terbaru, sepatu yang di gunakan bermerek dan sebagainya, adalah sampul penting bagi mereka. Tidak jarang para remaja ini bergonta-ganti stuff atau barang yang mereka gunakan terkesan memaksakan diri mereka.

“Biasanya kalau mau KTV biar dianggap paling modis, biasanya aku tuker-tukeran atau minjem baju sama temen aku. Jadi biar enak diliat aja aku rasa kalo baju dan gaya kalo KTV ganti-gatai. Soalnya aku bosen juga baju aku itu-itu aja. Gaya juga penting buat aku saat KTV. Jadi biar dianggap modis aja”. (Yeyen – 21 tahun)

Penikmat KTV datang dari berbagai kalangan. Remaja merupakan salah satu penikmat KTV. Alasan mereka pun beragam. Mulai dari yang awalnya diajak teman dan satu wujud kegiatan agar minta perhatian orang tua kemudian menjadi penikmat (addict). Mereka menganggap bahwa irama musik yang di hasilkan dari bass yang berkapasitas 1500 watt dapat membuat kepenatan yang mereka rasakan menjadi hilang.

Tujuan mereka untuk KTV biasanya adalah untuk menghilangkan penat yang dirasakan. KTV di jadikan sebagai tempat berkumpul baik dengan teman lama ataupun teman baru serta menjadi tempat saling berbagi cerita dan


(12)

pengalaman. Dari narasumber yang penulis dapat, beberapa dari mereka mengatakan, saat mereka KTV mereka merasa satu level diatas teman-teman mereka. Dengan KTV mereka lebih jadi percaya diri dan mereka menunjukkan jati diri bahwa mereka lebih unggul dari teman-temannya, terutama dalam bidang pergaulan.

Bagi penikmat KTV dari kalangan pelajar baik siswa dan mahasiswa biasanya mereka KTV hanya weekend dan acara tertentu (undangan).Hal itu dikarenakan mereka takut apabila orang tua mereka tau. Dari informasi yang penulis dapat, efek yang di timbulkan akibat minum dan mabok yang mereka dapat dari KTV tidak sebentar. Jika mereka KTV tidak dihari weekend atau dihari sekolah maka sudah pasti mereka pasti tidur selama aktifitas belajar mengajar berlangsung. Seperti penuturan Melati (nama samaran) :

“KTV itu enaknya pas weekend. Karena efek minum-mabok lama ilangnya. Belom lagi pegal-pegal badan, kepala pening. Yang sakitnya kalo diundang KTV pas hari biasa mana besok kuliah. Karena kalo itu udah pasti gak kuliah karena tidur. Kuliah pun pasti tidur dikelas”.

Remaja yang datang dari berbagai golongan mulai dari anak PNS, pejabat, dan kolongan keluarga yang kurang mampu dan berbagai tingkat pendidikan mulai dari siswa (pelajar sekolah SMP-SMA) dan mahasiswa. Awal mereka datang umumnya datang karena takut di bilang “kuper” (kurang pergaulan) oleh teman-temannya. Golongan remaja yang datang pun bermacam-macam. Tidak semua remaja yang datang berasal dari kalangan atas, ada juga yang dari kalangan kurang mampu, namun beberapa dari mereka memaksakan diri agar tidak dikatakan “tidak up to date” (tidak mengikuti zaman).


(13)

3.2. Awal Terlibatnya Remaja Dalam KTV

Dari data yang penulis terima, ajakan teman merupakan awal seorang remaja terlibat dalam KTV. Berawal dari sering diajak KTV. Beberapa kali diajak sehingga tak jarang seorang remaja menjadi penikmat KTV. Narasumber Mawar – 22 tahun yang penulis wawancarai mengatakan :

“Pertama kali aku KTV saat kelas 1 SMA. Saai itu kawan-kawanku heboh bahas KTV dengan istilah “ajojing” yang sekarang lebih hits “open”. Saat itu aku diajak untuk ikut, karena penasaran yaudah ikutlah aku kan. Saat itu yang pertama KTV, sampek sekarang. Kalo ada yang “open” aku ikut. Kalo ada diundang pesta ya ikut juga”.

KTV menjadi primadona bagi sebagian anak-anak muda Kota Medan. Bagi sebagian anak-anak muda Kota Medan gaul di sebuah pub, club ataupun diskotik merupakan satu nilai lebih, mereka merasa satu tingkat lebih diatas teman-temannya. Seperti yang dikatakan Mawar (nama samaran) :

“Zaman sekarang kalau gatau KTV gak anak Medan kurasa. Atau ntahnya dia tinggal dihutan atau pelosok yang gamasuk peta rumahnya, sampek gatau KTV. Hahaha. Secara KTV ini udah booming kali. Anak SMP pun udah pernah KTV, kan gitu. Kalau udah di dalam Pub, Club, atau diskotik serasa melayang ku rasa. Naik satu level awak dari kawan-kawan kayaknya”.

Kurang pergaulan adalah kata yang paling dibenci remaja karena kata-kata tersebut adalah berupa ejekan atau hinaan yang menandakan bahwa seseorang tidak pernah bergaul dan disamakan dengan orang yang tinggal dikampung. Berikut penuturan narasumber yang penulis wawancarai, Budi- 25 tahun (nama samaran) :

“Pentinglah bergaul. Gak bergaul mau jadi apa. Kan ada tuh kata pepatah. Manusia gabisa hidup sendiri. Karena manusia itu hidup berdampingan dan saling tolong menolong. Kalau gak bergaul dan gadak kawan cemana itu?! Makanya harus bergaul jadi ada kawan. Manatau


(14)

ada apa-apa ditengah jalan misalnya, kalau ada yang kenalkan bisa cepat ditolong.”

Beberapa informan yang penulis wawancarai mengatakan bahwa awal terlibatnya mereka dalam KTV berdasarkan penasaran, diajak temen dan takut dibilang kampungan atau “kuper”. Ketiga alasan tersebut merupakan kalimat jitu untuk awal langkah seseorang terlibat KTV. Olokan-olokan yang cukup membuat telinga gerah menjadi faktor mengharuskan ikut dengan apa yang diajakkan teman. Seperti yang dipaparkan oleh Darman sebagai berikut :

“Kadang kalau aku lagi gak mau pergi, gak mood gadak uang gitukkan misalnya. Dilece-lecein aku sama kawan-kawanku. Cemenlah, ikanlah, penakutlah macamlah itukan. Terakhir naiklah emosi, apa ya palak diejekin gitu mau gak mau ikut akulah aku jadinya. Masa laki-laki dibilang cemen gamaulah aku. Tapi memang kalo udah dipaksa ikut kali gitukan biaya aman, dibayarin semua aku”.

3.2.1. Peran Lingkungan Bagi Remaja

Antropologi mengartikan, kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup manusia, yaitu warisan sosial yang diperoleh seseorang dari kelompoknya. Atau kebudayaan bisa dianggap sebagai bagian lingkungan yang diciptakan manusia.Lingkungan sangat berperan terhadap tumbuh dan kembangnya seseorang. Seorang anak berdarah Amerika diasuh oleh keluarga Jepang, dan dibesarkan di Negara Jepang. Anak tersebut memiliki tingkah laku layaknya orang Jepang. Meskipun Ia berdarah Amerika, namun dia tidak memiliki kebiasaan layaknya orang Amerika. Justru sebaliknya. Dia memiliki tingkah laku dan kebiasaan bahkan sampai cara berjalan layaknya orang Jepang. Itu terjadi karena kebiasaan dan tingkah laku yang Ia amati di sekelilingnya. Maka dari itu


(15)

seseorang yang berada di lingkungan yang baik dan benar akan membuat seorang anak menjadi kepribadian yang baik dan benar pula.

Lingkungan pergaulan remaja saat ini memang cukup memprihatinkan. Remaja saat ini umumnya dewasa lebih awal dari umurnya. Dari pengamatan penulis tidak sedikit anak dibawah umur saat ini bertindak dan berdandan lebih tua dari umurnya. Kurangnya perhatian orang tua adalah pemicu utama penyebab terjadinya hal tersebut. Orang tua yang bercerai adalah salah satu alasan anak bertindak menyimpang. Dari informasi yang penulis dapat, sebagian remaja melakukan kegiatan yang menantang dan diluar batas karena umumnya ingin menarik perhatian. Mereka melakukan hal demikian agar lebih di perhatikan oleh orang tua ataupun orang disekelilingnya bahwa mereka butuh perhatian.

Seorang narasumber mengatakan kepada penulis, Lekong (nama samaran) 23 tahun mengatakan bahwa :

“Lingkungan sangat berpengaruh dalam pergaulan kita. Lingkunganlah yang membentuk pola perilaku kita untuk bertindak. Misalnya lingkungan teman bermain suka balap liar, maka dengan berlatar belakang ingin tau menjadi awal untuk mencoba sehingga menjadi penikmat balap liar. Jika lingkungan sekitar kita religius otomatis kita juga akan bersifat lebih religius juga yakan. Sama kayak KTV, kawan sana sini cerita KTV, awak gak tau apa-apa otomatis nanyakan biar tau apa itu KTV. Tapi ya balik ke kitanya juga, lingkungan kita baik ya kita baik, lingkungan kita jahat ya kita jahat”.

Orang tua merupakan media yang sangat dibutuhkan untuk memilih teman dan memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk memberikan hak dan menjaga anak dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Anak yang diberikan dengan penuh kasih sayang dan perhatian oleh orang tuanya berbeda dengan anak yang tidak diberikan perhatian dan tidak


(16)

diberi kasih sayang orang tuanya. Anak yang tidak dapat kasih sayang dan perhatian oleh orang tuanya cenderung lebih memiliki sifat emosional yang tidak stabil, dan memilih pergaulan menantang adrenalin mereka sebagai bentuk ingin mendapat perhatian lebih dari orang tua maupun orang tersayang.

Keharmonisan keluarga dan komunikasi yang baik membuat anak dapat terbuka dan lebih nyaman untuk menjadikan orang tua sebagai tempat bersandar sedih maupun senang. Berperan sebagai sahabat adalah pilihan yang tepat untuk membuat anak nyaman bercerita tentang apa yang ia rasakan. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan baik agar anak mendapatkan perhatian dan libatkan anak untuk membuat dia lebih merasa diperhatikan dan memberikannya tanggung jawab untuk tindakan yang dilakukannya.

3.3. Tujuan Remaja Datang ke KTV

Kepribadian individu bermacam-macam. Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuann, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kerpribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan beragam struktur kepribadian pada setiap manusia. Oleh karena itu, kepribadian tiap individu sangat unik.

Mempelajari materi setiap unsur kepribadian (baik yang berupa pengetahuan maupun yang berupa perasaan, sasaran dari kehendak, keinginan, dan emosi seseorang) adalah tugas ilmu psikologi. Dalam hal itu diperhatikan satu macam materi yang menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu: suatu kebiasaan (habit) dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya


(17)

kepribadian (personality), serta segala macam tingkah laku berpola dari individu bersangkutan .

Materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu itu bebeda dengan individu lain, dan juga karena sifat dan intensitas kaitan antara berbagai macam bentuk pengetahuan dan perasaan pada seorang individu lain, maka setiap manusia itu sebenarnya mempunyai kepribadian yang berbeda. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa ada tiga miliar macam kepribadian diduania ini, karena jumlah penduduk bumi kira-kira sekitar tiga miliar orang, jumlah beragam kepribadian individu yang banyak itu, dapat di ringkas menjadi berbagai macam tipe dan subtipe yang walaupun banyak, tidak sampai berjuta-juta jumlahnya. Membuat antropologi dan beragam kepribadian individu adalah juga tugas ilmu psikologi, dan bukan tugas ilmu antropologi atau ilmu sosial lainnya.

Gambar 2

Berfoto dengan besrama teman-teman menjadi hiburan tersendiri Sumber : Dokumentasi Pribadi, diambil tahun 2014


(18)

Rutinitas yang padat serta kegiatan yang cukup menguras tenaga dan fikiran dapat membuat seseorang mengalami stres dan tingkat kelelahan yang tinggi. Emosi menjadi alasan seseorang jika mengalami stres. Oleh sebab itu seseorang membutuhkan hiburan guna untuk menghilangkan stres dan lelah yang dirasa untuk mengembalikan semangat dan mood seseorang. Hadirnya berbagai macam hiburan seperti bioskop, teater, karaoke, diskotik, mall, sirkus, maupun tempat hiburan mainya sangat penting, karena menjadi tempat yng bisa mengembalikan mood seseorang. Namun adanya selera dan karakter orang yang berbeda-beda, berbeda pulalah tempat yang dipilih untuk menghilangkan stres dan mengengembalikan semangat seseorang.

Rere memaparkan untuk mengilangkan stres dan mengembalikan mood dirinya, biasanya Rere memilih tempat yang sesuai dengan apa yang dirasakannya, berikut penuturan Rere:

“Kalo suntuk tapi lagi sedih melow gitu aku biasanya ke karaoke biasa, nyanyi-nyanyi yang menggambarkan apa yang lagi aku rasain, kalo lagi sedih lagi sedih. Kadang penat nonton dirumah males nonton dvd, aku nonton sama kawan-kawanku, nah biasanya kalo lagi girang kali seneng ya itulah KTV aku sama kawan-kawanku. Biasanya weekend aku pasti KTV”.

Selain Rere, penulis juga memiliki narasumber yang kesehariannya tidak jauh dari KTV. Sebut saja namanya Lekong. Lekong merupakan seorang penari yang cukup terkenal di Medan dan Lekong juga merupakan leader bagi anak didiknya yang juga berkecimpung dalam dunia tari. Keseharian Lekong merupakan pelatih tari mengajarkan beberapa anak didiknya untuk menari dan mempersiapkan tarian untuk jadwal tari yang akan ditampilkan dalam waktu dekat. Kesibukan dan rutinitas Lekong yang padat membuat Lekong butuh


(19)

menenangkan dan mengembalikan mood. Biasanya Lekong selalu pergi ke KTV dengan teman-temannya. Alasan Lekong untuk KTV adalah :

“Aku sih KTV untuk ngilangin penat. Dan temen-temenku pada ngajak KTV untuk ngilangi penat. Gak neko-neko juga sih, kami di KTV gak buat untuk mabuk, kami pake fasilitas KTV ya untuk karaoke aja. Minuman kami didalam juga gak bir kok. Minuman kami didalam air mineral aja, paling minum blue illusition”.

Istilah akulturasi, atau acculturation atau culture contact17

Biasa pesta yang menandakan pertambahan usia juga menjadi satu alasan untuk dirayakan bersama teman-teman dan orang tersayang sebagai pertanda bertambahnya usia dan mensyukuri bertambahnya umur. Merayakan ulang tahun

, mempunyai bebagai arti di antara para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai proses soail yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari suatu unsur kebudayaan. Unsur-unsur itu, seperti termaktub dalam contoh tentang penyebaran mobil tersebut selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah dipisah-pisahkan.

Sejak dulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia ada gerak migrasi, gerak perpindahan dari suku-suku bangsa di muka bumi. Migrasi tentu menyebabkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing.

17


(20)

bersama teman-teman merupakan dambaan semua orang untuk membagi kebahagiaan bersama teman-teman dengan melalui pesta ulang tahun.

Pesta ulang tahun biasanya selalu dihadiri oleh teman dan orang tersayang untuk memeriahkan pesta. Tempat merayakan pesta ulang tahun juga beraneka ragam. Biasanya yang berulang tahun memilih tempat yang bisa menampung para udangannya dan membuat para undangan enjoy menikmati pesta baik itu dirumah,

ballroom, restoran, hotel, maupun tempat hiburan. Masuknya budaya western ke

Indonesia membuat aktivitas dan kegiatan budaya asing tersebut menjadi hal baru bahkan menjadi hal rutin untuk dilaksanakan. Contohnya adalah pesta atau sering disebut party.

KTV merupakan tempat yang sering untuk merayakan ulang tahun, terutama dikalangan remaja masa kini. KTV dianggap remaja masa kini sebagai tempat paling asyik untuk merayakan ulang tahun bersama teman-teman. Ulang tahun yang meriah dan seru selalu diinginkan setiap orang.

Sesungguhnya KTV merupakan karaoke biasa, namun banyak sekelompok remaja saat ini, khususnya remaja kota Medan menjadikan KTV sebagai club atau diskotik pribadi. Karena biasanya tamu ataupun pengunjung yang ada di dalam ruangan KTV tersebut merupakan bagian-bagian dari kelompok mereka. Sehingga mereka tidak perlu canggung ataupun malu saat berada didalam KTV

Alasan untuk pergi KTV tidak hanya karena ingin tahu tentang KTV sendiri, bisa juga dengan beberapa alasan dan tujuan lainnya. Menjadi undangan acara perayaan sebuah pesta menjadikan kita harus menghadiri undangan yang telah diberikan oleh si pembuat acara. Meskipun harus merogoh kocek yang tidak


(21)

sedikit untuk bisa membuka sebuah room KTV, namun KTV selalu saja masih diminati oleh penikmat setia KTV.

3.4. Biaya KTV

KTV merupakan salah satu hiburan yang lagi diminati oleh para remaja saat ini. KTV tidak jauh berbeda dengan karaoke keluarga pada umumnya. Untuk membuka ruangan atau yang lebih sering disebut “open”, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Harga dan tarif yang dibutuhkan berkisar Rp 800.000 sampai Rp 3.000.000 Jenis ruangan untuk KTV sama dengan karaoke pada umumnya, mulai dari kamar jenis small, medium, large, dan VIP.

Tabel 5

Tipe Ruangan dan Harga

Tipe Ruangan Harga/ Tarif Kapasitas Tamu

Small Rp 800.000 6 orang

Medium Rp 1.500.000 10 orang

Large Rp 2.000.00 ±10 orang

VIP Rp 3.000.00 ±20 orang

Sumber : Data pengelola penulis

Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, tetapi karena sudah terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive).


(22)

Meskipun terdapat perbedaan paham antara para ahli psikologi mengenai macam dan jumlah dorongan naluri pada diri manusia, namun mereka sependapat bahwa setidaknya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :18

1) Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologis yang ada pada semua makhluk di dunia dan yang menyebabkan semua jenis makhluk mampu mempertahankan hidupnya di muka bumi.

2) Dorongan seks. Dorongan ini telah menarik perhatian banyak sekali psikologi, dan berbagai teori telah dikembangkan mengenai ini. Suatu hal yang jelas adalah dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan. Dan memang dorongan ini mempunyai landasan biologis yang memotong manusia untuk membentuk keturunan demi melestarikan jenisnya.

3) Dorongan untuk upaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari karena sejak bayi pun manusia sudah menunjukkannya yaitu dengan mencari susu ibunya atau botol susunya. Perilaku tersebut tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu tadi.

4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan semua manusia. Dorongan ini memang merupakan landasan biologis dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.

18

Lihat karangan W. MacDougall, Introduction in Social Psychology. Boston, Luce 1908. Kemudian, para ahli psikologi lain telah merinci dan mengkalisfikasikan berbagai macam dorongan primer dan sekunder, sehingga banyak jumlahnya ke dalam kerangka-kerangka tertentu. Lihat misalnya karangan G. Murphy, Social Motivation, Handbook of Social Psychology, G. Lindzey (editor), Cambridge, Mass. Addison Wesley Publishing Company 1954: hlm: 60-63.


(23)

5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan sumber adanya bermacam-macam kebudayaan di antara manusia, dengan adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang memaksanya untuk menyesuaikan diri (conform) dengan manusia sekitarnya.19

6) Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada dalam naluri manusia karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga untuk dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi ia perlu mempunyai suatu landasan biologis untuk mengembangkan rasa altruisme, rasa simpati, rasa cinta dan sebagainya, yang memungkinkannya hidup bersama. Jika dorongan untuk bebagai hal itu diekstensikan dari sesama manusia kepada kekuatan-kekuatan yang oleh perasaannya dianggap berada di luar akal, maka akan timbul religi.

7) Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara atau gerak. Dari sejak bayi dorongan ini sudah sering tampak. Ketika bayi mulai tertarik dengan bentuk-bentuk tertentu dari benda-benda disekitarnya, warna-warna cerah, suara nyaring dan berirama, dan gerak-gerak yang selaras. Beberapa ahli berkata bahwa dorongan naluri merupakan landasan dari suatu unsur penting dalam kebudayaan manusia, yaitu “kesenian”.

19

Dalam ilmu sosiologi memang ada teori yang mendasarkan berfungsinya kebudayaan manusia pada hasrat manusia untuk meniru, yaitu teori dari ahli kriminologi Prancis, G. Tarde, yang diuraikan dalam bukunya Les Lois de I’Imition (1890). Menurut penulis, hal yang sangat kompleks ini masih memerlukan lebih banyak penelitian dasar untuk memecahkan masalah sampai

beberapa jauh kemampuan makhluk manusia untuk mengembangkan pola-pola tingkah laku mantap yang untuk sebagian disebabkan karena dorongan meniru ini, atau karena adanya stimulasi yang dapat dipuaskan oleh suatu tingkah laku berulang-ulang yang merupakan respons terhadap stimulasi tadi, atau karena pengetahuan yang diinternalisasi oleh manusia dalam kesadarannya.


(24)

Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras, melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi. Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim yaitu “masyarakat”, ada istilah istilah lain untuk menyebutkan kestuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok, dan perkumpulan.

Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu mempunyai syarat pengikat yang sama dengan suatumasyarakat. Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan”kerumunan” atau

crowd, tidak mempunyai sifat-sifat masyarakat. Kesatuan sosial itu adalah

kategori sosial (social category).

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dkenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu.

3.4.1. Remaja Kalangan Atas

Kalangan ini mayoritas remaja yang memiliki uang berlebih dengan uang jajan yang banyak jadi mereka bisa menghabiskan uang jajan mereka kemana dan


(25)

kapan saja, tanpa memikirkan takut uang habis. Biasanya remaja dari kalangan ini sering membuat acara atau party dengan alasan yang berbeda-beda namun jelas dengan menaikan popularitas mereka dalam kalangan teman-temannya. Siapa yang paling sering membuat cara dialah yang dianggap paling tenar atau dikenal dan dianggap paling berkuasa.

Kalangan remaja atas yang memang uang jajannya banyak kapan saja mereka mau untuk KTV mereka tidak perlu repot untuk memikirkan kesulitan uang atau uang jajan yang akan habis dengan cepat. Dalam hal ini, remaja yang berasal dari kalangan atas tidak perlu pusing untuk membuka KTV. Seperti penuturan narasumber yang penulis wawancarai Budi – 25 tahun :

“Kalau mau KTV ya bukalah. Langsung booking aja nanti pas disana bayar tinggal masuk. Kalau ulang tahun gitu biasanya kawan minta KTV, yaudah buka aja satu room, kasih minum yaudahlah udah tenangnya itu orang itu. Kalau ada kawan cewe banyak biasanya kawan-kawan yang cowo minta kawan yang cewe-cewe datang buat kawan joged katanya. Jadi gak sepi disana, biasanya sih gitu. Haha”.

Harga kamar yang sudah ditentukan berlaku sampai 6 jam setelah awal mula check in. Tarif kamar yang sudah ditentukan, bisa bertambah sesuai dengan pesanan apa yang dipesan. Pembayaran KTV dibayar pada saat check in, lalu nanti pelayan akan membawakan seteko minuman bir. Jika tidak suka dengan minuman bir yang ada, pengunjung dapat memesan minum kembali dengan apa yang pengeunjung ingin minum baik air mineral, jus, ataupun minuman alkohol dengan merek yang diinginkan semakin tinggi dan terkenal merek minuman alkoholnya, semakin mahal pula harganya.


(26)

3.4.2. Remaja Kalangan Menengah

Untuk harga yang sudah dipatokan oleh pihak Stroom bagi kalangan remaja tarif dan harga tersebut bukanlah harga yang murah. Untuk membuka ruangan KTV mereka harus merogoh kocek yang dalam. Lain halnya dengan remaja yang membuka KTV untuk merayakan ulang tahun atau acara tertentu lainnya. Biasanya para remaja patungan dengan teman-teman lain yang ingin ikut untuk KTV. Untuk ruangan yang digunakan tergantung berapa peminat atau berapa orang yang akan didalam ruangan tersebut. Setiap ruangan harus sesuai dengan kapasitas orang yang telah ditentukan, tidak boleh lebih. Seperti yang dikatakan oleh Oky – 22 tahun :

“Biasanya tek-tekanlah aku sama kawanku buat bayar. Tergantung berapa orang yang ikut. Udah jelas orangnya berapa baru kumpulah duitnya sama satu orang, biasanya yang mau bayarkan ke Receptionist. Biasanya satu orang nyumbang mulai Rp 100.000 – Rp 200.000. Lain lagi kalo mau minum, nambah sumbangan lagilah. Pokoknya pegangan dompet harus ada Rp 500.000 didompet buat KTV ini. Kandaslah jajan pokoknya”.

Biaya yang untuk KTV jelas cukup menguras dompet kalangan remaja dengan uang jajan yang masih dijatah dengan orang tua. Jelas para remaja harus irit dan rajin menabung untuk biaya yang dibutuhkan saat KTV. Namun nyatanya tidak sedikit remaja yang menghabiskan uang jajannya demi untuk hiburan KTV. Mereka menghabiskan uang mereka untuk kepuasaan sesat dan setelah uang mereka habis mereka meminjam uang temennya dan ada juga remaja yang menjual barang-barang mereka seperti sepatu, baju, atau jam untuk menambah uang jajan mereka karena mereka takut dimarahi oleh orang tua karena uang jajan mereka habis belum pada saatnya.


(27)

Narasumber yang penulis wawancara mengatakan bahwa, untuk pergi ke KTV biasanya Mawar izin keluar untuk pergi dengan teman-temannya nonton film di bioskop atau ada teman yang ulang tahun. Mawar tidak pernah mengatakan dengan Ibunya jika Mawar pergi untuk ke KTV.

“Gataulah mamaku kalo aku pergi KTV. Kalo tau matilah aku kena marah. Karena suntukkan siang dirumah weekend dirumah, makanya aku ikut temen aku KTV”.

Tabel 6

Klasifikasi Remaja Pengunjung KTV

No Kalangan Persen

1 Remaja kalangan atas 50%

2 Remaja kalangan menengah 25%

3 Remaja kalangan bawah 25%

Sumber : data diolah oleh penulis.

Dari survei yang penulis dapat, rata-rata remaja yang datang ke KTV tidak izin dengan orang tua mereka untuk KTV. Biasanya para remaja ini menggunakan alasan lain agar bisa dikasih izin keluar dengan orang tua mereka. Mereka mengatakan sebab jika mereka orang tua mereka tau, para remaja ini tidak dikasih izin untuk keluar untuk pergi, oleh sebab itu mereka beralasan yang sewajarnya agar orang tua mereka bisa memberikan mereka izin untuk keluar dengan teman-temannya.


(28)

3.4.3. Remaja Kalangan Bawah

Kalangan remaja ini adalah kalangan remaja yang cukup memprihatinkan. Remaja kalangan ini adalah remaja yang sangat rentan. Karena remaja kalangan bawah berasal dari keluarga yang tidak berada. Tidak sedikit kalangan dari remaja ini terjerumus dalam pergaulan remaja yang buruk. Takut diejek kurang pergaulan dan kampungan membuat para remaja menjadi harus lebih update tentang hal yang lagi digandrungi oleh para remaja saat ini.

Remaja yang berlatar belakang keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan membuat remaja itu sendiri minder. Minder dalam artian, merasa tidak sepadan dengan teman-teman yang lebih berkecukupan. Tak jarang remaja yang ingin mengikuti zaman, namun keuangan orang tua tidak mencukupi kebutuhannya, remaja dalam kalangan ini gampang terlena uang banyak dengan cara mudah namun tidak memikirkan resiko atau bahaya untuk mendapatkan uang depan mudah. Umumnya yang gampang terlena uang banyak dengan cara mudah ini adalah remaja putri. Remaja putri pada kalangan ini rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang banyak dengan cara mudah. Tidak sedikit remaja putri yang rela menjajahkan tubuhnya untuk mendapatkan uang banyak dengan mudah, walaupun tubuh mereka menjadi bayarannya.

Biasanya remaja putri umumnya melakukan ini hanya untuk mengikuti zaman agar tidak dibilang kampungan dan tidak ketinggalan zaman. Biasanya remaja putri ini mau menjadi simpanan maupun menemani om-om lelaki hidung belang karaoke ataupun makan bahkan lebih. Seperti penuturan Putri – 20 tahun:

“Om-om lelaki hidung belang yang aku kawani biasanya ngasih apapun yang aku mau. Dari handphone, baju mahal, sepatu, tas, jam dan


(29)

kebutuhan perempuan lainnyalah. Ngasih uang juga. Aku malu dengan kawan-kawanku orang itu pake handphone selalu keluaran terbaru, sedangkan orang tuaku gak sanggup belikan gitu, jadi aku berusaha sendirilah. Kadang duitnya yang dikasih om aku tabung juga”.

Cukup tragis pergaulan remaja saat ini. Untuk mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara mudah dan menghasilkan uang banyak mereka lakukan agar tidak dibilang kampungan. Penulis sempat bertanya kepada Putri apakah dia tidak risih jalan dengan om-om yang setara dengan ayah atau pamanya, lalu putri menjawab :

“Enggaklah, apa boleh buat yang penting aku dapat duit, aku bisa ganti handphone dan punya uang banyak. Jadi kalo kawan aku ngajak kemana-mana aku ada uang, aku mau belanja baju, sepatu keperluan cewe lainya, ya aku bisa beli. Soalnya ngandelin uang dari orang tua gak cukup. Gak pentinglah dia sepantaran seperti bapakku atau pamanku”.

Untuk bisa sekedar ikut KTV tidak jarang cewe yang tidak memiliki uang buat patungan merelakan diri mereka “dipake” untuk sebagai ganti. Berikut penuturan lengkap yang dijelaskan Oky kepada penulis :

“Untuk bisa enak minum, menikmati suasana di dalam KTV biasanya cewe yang ada didalam KTV dibawa joged, dibuat mabuk dikasih minum sampai teler lalu para laki-laki yang ada didalam bebas berbuat apasaja terhadap cewe tersebut, Dari pihak cewe juga tidak ada penolakan, asal mereka dapat ikut KTV dan minum. Hal ini adalah hal lumrah didalam KTV. Mereka pelaku KTV yang ada didalam satu ruangan selagi itu tidak ada perlawanan dan cewenya mau, ya sudah tidak ada yang marah dan komplen. Selepas KTV, yaudah kayak gadak kejadian ajalah pura-pura gatau kek gadak apa-apa. Kalo sor ada rasa cewe-cowonya ya lanjutlah, kek pacaran misalnya”.


(30)

Tabel 7

Uang Bulanan Dari Orang Tua

Nama Nominal Uang Bulanan Oky 1.500.000 Rere 3.000.000 Budi 3.000.000 Mawar 2.250.000 Putri 1.000.000 Sumber : Data Pribadi Penulis

Jajan bulan yang diterima para narasumber yang mereka dapat dari orang tua mereka masing-masing berbeda-beda. Tidak semuanya sama, terlebih kasta mereka juga berbeda-beda. Bahkan ada juga remaja yang mendapatkan uang tambahan untuk jajannya dengan cara yang cukup miris, yaitu dengan jalan dengan jalan pintas menjajahkan diri mereka tanpa memikirkan resiko yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya itu.

3.5. Aktivitas Remaja Dalam KTV

Hiburan adalah salah satu kebutuhan manusia yang mendasar dari sebagai makhluk sosial manusia sangat membutuhkan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan manusia telah menciptakan berbagai hiburan sendiri mulai dari beratus-ratus tahun yang lalu bahkan mungkin lebih lama. Mulai berbagai permainan tradisional, tarian tradisional, sampai ke permainan dan tarian modern sebagai apresiasi kesenangan dirinya. Seiiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi jenis hiburan untuk manusia pun bertambah. Kemajuan tekhnologi di zaman Globalisasi ini merupakan faktor pendukung


(31)

berkembanganya berbagai jenis hiburan manusia. Hanya memilih hiburan mana yang menjadi pilihan untuk dirinya.

Salah satunya tempat hiburan yang saat ini muncul adalah hadirnya berbagai tempat karaoke dengan berbagai macam jenis ruangan dengan tema ruangan yang beraneka ragam. Beberapa tempat karaoke yang khusus pun telah hadir. Tidak berbeda jauh karaoke TV yang sering dengan disingkat KTV adalah salah satu hiburan yang lagi booming di masyarakat Medan umumnya di kalangan anak-anak remaja. Di kota Medan ada beberapa KTV yang menjadi idola oleh masing-masing para penikmatnya. Seperti, New Zone dan Station dijalan mangkubumi, RetroSpective di Capital Building dan Jet Plane di Medan Fair Mall. Beberapa tempat tersebut masing-masing memiliki pengunjung yang sama banyak.

KTV merupakan salah satu tempat hiburan yang banyak di minati para penikmat hiburan. KTV adalah jenis hiburan yang menyediakan sebuah ruangan untuk bernyanyi dengan dilengkapi sofa, layar proyektor, dan perlengkapan karaoke lainnya. Didalam KTV dapat menambah teman dan saling berbagi cerita ataupun pengalaman. Pertemanan didalam KTV beraneka ragam. Teman yang ada di dalam KTV ada yang dari berbeda sekolah bahkan ada yang berbeda secara kasta ataupun golongan dari keluarga yang bagaimana dan seperti apa.

“Kalau di KTV itu sama aja, berbaurlah dari kawan-kekawan. Mau dia anak pejabat, TNI, polisi, pengusaha, bahkan anak pengangguran pun ada. Pokoknya yang enak diajak bekawanlah gak betingkah ya aku kawanin aja semuanya”. (Budi – 25 tahun).


(32)

Gambar 3

Berfoto dengan teman-teman juga merupakan hal yang biasa dilakukan dalam KTV

Sumber : Dokumentasi Penulis, diambil tahun 2014

Dari penuturan Budi diatas penulis menyimpulkan perteman yang terjalin di KTV dengan baik tanpa harus memandang status dan golongan. Pertemanan dengan komunikasi dan pergaulan yang baik dapat menciptakan sebuah pertemanan yang baik pula, tanpa harus didasarkan oleh materi.

3.5.1. Penikmat KTV

Penikmat KTV umumnya adalah para penikmat hiburan yang mementingkan privasi mereka karena tempat KTV tidak ramai seperti pub atau

club biasanya. Di dalam KTV hanya terdiri dari beberapa teman dan ruangan di

KTV tidak seluas dance floor seperti di tempat pub atau club pada umumnya. Rutinitas sehari-hari yang sibuk membuat seseorang membutuhkan hiburan untuk menghilangkan penat/ stres yang menimpanya dengan datang ketempat hiburan sebagai alternatif yang di anggap mampu menghilangkan penat dan mengembalikan mood seseorang. Menurut narasumber yang penulis wawancarai


(33)

ia mengatakan bahwa jika tidak KTV dalam seminggu merasa ada yang kurang dalam dirinya, berikut penuturannya Rere:

“Tiap weekend. Kalau diundang kawan, datang. Kalau ulang tahun aku ngerayainnya di KTV sama kawan-kawanku. Pokoknya dalam seminggu harus ada KTV. Enak kali kalo KTV ini, fresh otak awak dibuatnya. Kalau ada masalah lagikan dibawa ke KTV, joged didalam, pas keluar pasti udah tenang otakku”.

KTV juga merupakan tempat dimana berkumpul dan berceritanya dengan para teman-teman. KTV selalu memiliki pengunjung setia walaupun dengan berbagai macam alasan untuk datang ke KTV. Peminat KTV menganggap bahwa daya tarik KTV berbeda dengan karaoke biasa maupun dengan club, pub, maupun diskotik pada umumya. Karena sebenarnya KTV merupakan tempat dimana untuk berkaroke, namun saat ini banyak masayarakat yang menyalah artikan KTV sebagai private dugem, untuk berdisko dengan teman kelompoknya sendiri.

3.5.2. Undangan

Suatu pesta akan meriah dengan hadirnya para tamu undnagan yang diundang untuk memeriahkan sebuah acara pesta. Tanpa adanya tamu undangan tentu suatu pesta tidak akan meriah. Pesta ulang tahun merupakan salah satu pesta yang sering dirayakan di KTV.

“Biasanya kalau kawan ada acara ulang tahun diajak ya aku ikut. Karena

pasti dia (yang buat acara pesta) juga ngundang kawan-kawan lainnya. Ya cari-cari ceweklah aku disitu manatau ada yang pas”. ( Informan-

Darman – 21 tahun).

Tipe ini cukup banyak mengisi sebagian besar kategori untuk datang ke KTV. Tujuannya adalah ingin mendapatkan hasil yang baik tanpa harus


(34)

mengeluarkan modal yang banyak. Biasanya cukup dengan modal sebungkus rokok dan kemampuan cara mendekati perempuan dan dengan mata yang melirik ke arah perempuan yang akan mereka dekati dengan tujuan untuk menjadi kawan selama di dalam KTV tersebut. Biasanya awal untuk bisa dekat mereka minta di kenali dengan teman yang kenal dengan perempuan yang sudah incar.

3.5.3. Pencari Wanita

Salah satu elemen yang terpenting dari setiap tempat hiburan adalah perempuan. Sama layaknya dengan tempat hiburan lainnya. Kehadiran perempuan dalam sebuah pub, club atau diskotik memiliki sebuah daya tarik tersendiri bagi para pengunjung laki-laki. Biasanya laki-laki yang hadir di hiburan malam selalu mencari perempuan yang bisa menjadi teman untuk berkenalan sekedar bercerita sampai diajak buat berjoged bersama.

Perempuan yang datang untuk KTV biasanya selalu memakai pakaian dengan dress pendek ataupun baju dengan model tank top agar merasa modis dan lebih percaya diri dengan pakaian seperti ini. Laki-laki umumnya mengincar perempuan berpenampilan menarik yang memakai pakaian yang menarik perhatiannya biasanya memillih perempuan dengan penampilan menarik dan seksi.

“Biasanya pas joged aku ngincer cewe mana yang bakal jadi kawan joged selama KTV. Udah ketemu cewe yang mana, abis itu aku ajak jogedlah, kasih dia minum. Taulah cewe disitu pakaiannya kalo KTV pasti seksi-seksi kali. Udah mabok diakan aku bawalah ke kamar mandi, biasalah. Hahah”.


(35)

Laki-laki seperti inilah yang selalu mencari kesenangan sesaat dalam KTV tanpa ada memikirkan ikatan maupun tanggung jawab. Mereka hanya mencari kesenangan sesat dan melepas penat dengan bersama perempuan yang bisa mereka ajak dengan berjoged maupun minum bersama.

3.5.4. Minum, Merokok dan Bercerita

Saat berada didalam KTV biasanya para remaja memulai aktifitas mereka dengan saling bercerita soal apapun yang bisa menjadi pembicaran yang seru. Ketiga hal tersebut merupakan kegiatan yang rutin dan kegiatan yang menjadi, kegiatan yang wajib dilakukan dalam KTV. Jika ada teman baru yang belum dikenal maka orang yang membawa tersebut diminta mengenalkan teman baru tersebut kepada-teman-teman lainnya. KTV juga sebagai wadah tempat untuk berkumpul bersama teman. Suasana KTV jelas sangat berbeda dengan karaoke pada umumnya. Suasana KTV yang lebih privasi dibanding dengan karaoke pada umumnya. Karaoke biasa tidak memiliki peredam suara yang begitu tebal.

Gambar 4

Blue ilution merupakan salah satu minuman yang ada di dalam KTV


(36)

KTV juga berbeda dengan club, pub atau diskotik lainnya. KTV tidak dapat menampung banyak orang seperti tempat hiburan diskotik lainnya. Kapasitas orang didalam KTV berkisar dari 6-25 orang saja. Kegiatan yang biasanya dilakukan saat KTV para remaja bercerita dengan teman lain sambil merokok menunggu beat yang enak untuk berjoged.

“Kalau didalam pasti merokok. Biasanya kalo udah merokok cerita-ceritalah sama yang ada didalam itu mulai dari cerita yang lagi hangat, cerita gebetan, macemlah terusminum banyak biar tinggi jadi waktu joged enak dia, selo awak dibuat musiknya itu ditambah kena rokok, lengkap kali nikmat itu”. (Budi – 25 tahun)

Minuman beralkohol tidak bisa dari kegiatan KTV ini. Minuman alkohol justru sangat dinanti dan minati para remaja yang datang, bahkan ada juga yang mau datang ke KTV dengan minta diundang agar bisa minum tanpa harus membayar saat KTV namun memilih untuk membayar minum, minuman beralkohol dengan kadar alkohol yang tinggi. Seperti penuturan Yeyen :

“Aku KTV cuman buat minum aja sih. Kalau kawanku ada yang buka room aku diundang juga ngawanin dia minum jadi ada kawan dia mabuk. Tapi biasanya kalo udah gitu aku gamau bayar buat ngesum KTV, aku cuman mau ngesum cuman buat minum aja kalo ada buka botol baru, baru aku mau”.

Banyaknya kalangan yang ada saat KTV membuat informasi dan berbagi cerita serta pengalaman dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang sebelumnya tidak kita ketahui. Pengetahuan yang didapat dengan saling berbagi menjadi alasan tersendiri untuk pergi ke KTV. Tidak jarang teman yang ada di KTV membawa teman lainnya dan ternyata itu adalah teman dekat, temen sepermainannya. Seperti penuturan Budi berikut :


(37)

“kalo kawan dari ktv ini jangan ditanyalah, banyak kali. Ntah dari

mana-manalah kawanku. Dari jaman sekolah SD, SMP, SMA, Kuliah sampek tempat ngumpul aku di warkop pun aku kawanin semua. Mau kadang kawan aku deket SMP, rupanya sahabatan sama kawan SMA aku. Gitu-gitulah, sempit Medan ini, ini-ini aja kawannya. Tapi kalo dia umurnya diatas aku tetep aku hormatin juga”.

Penulis mengamati bahwa solidaritas pertemanan yang tercipta di KTV terjalin dengan baik. Pertemanan yang baik dengan jujur dan saling menolong merupakan pondasi awal untuk mendapatkan kepercayaan.

“Kalau KTV paling aku joged aja. Ngerokok, minum. Tapi gak sampek

mabok aku. KTV buat iseng-iseng ajanya aku,kan. Jadi kalo didalam kebanyakan joged sama duduk ajalah. Paling kalo ada kawanku yang tumbang samaku. Kalo udah mabok berat kalikan tepar dia, ya aku jagainlah samaku dia di sofa”. (Budi,25 tahun – Informan)

Gambar 5

Terlalu banyak minum Putri (nama samaran) yang tergeletak di atas meja karena mabuk

Sumber : Dokumentasi Pribadi, diambil tahun 2014

Kepedulian dan persahabatan dapat hadir dari pertemanan yang baik dan benar. Teman tidak selamanya jahat dan saling menjerumuskan. Berawal dari teman kenalan di KTV dapat menjadi sahabat baik. Sahabat akan saling menjaga temannya dalam keadaan apapun.


(38)

3.5.5. Joged

Selain minum, merokok dan bercerita ada juga kegiatan yang tidak dapat dipisahkan bahkan menjadi ritual yang harus dilakukan semua pengunjung saat KTV, ialah joged. Tanpa joged KTV tidak terasa afdol bagi para pengunjung KTV. Musik yang di mainkan dalam KTV biasanya musik di pasang secara bagus dengan beat yang dimainkan dengan jenis musik techno ataupun electro house20

20

Electro House adalah bentuk house music dengan bass kotor. Pengaruh electro house termasuk elektro, electroclash, pop, synthpop, dan tech-house. Istilah ini telah digunakan untuk

menggambarkan musik dari DJ Mag banyak Top 100 DJ, termasuk Deadmau5, Kaskade, partai Knife, Madeon, Porter Robinson, dan Zedd. Electro house kadang-kadang mengandung unsur tech-house seperti basslines menonjol, riff pendek dan bernada tinggi dan minimal untuk jumlah media perkusi. Tidak seperti tech-house, bagaimanapun, dapat mencakup abrasif, elektro dipengaruhi synths dan sampel vokal atau instrumental. Tempo biaanya sekita 1288-130 BPM. Komposisi baru-baru ini cenderung untuk fitur “kotor” suara bass yang dibuat dari gelombang gergaji atau fm dengan kompresi dan distorsi.

.

Biasanya pengunjung akan berjoged bila musik sudah dianggap asik dan enak untuk berjoged, maka pengunjung akan langsung berjoged dengan goyangan yang dianggap paling pas menggambarkan keseruan dan tingginya nada musik yang terpasang. Umumnya remaja akan berdiri antara meja dan layar proyektor dengan tepat dibawah lampu disko yang kelap-kelip dan bejoged dengan asiknya.

“Kalau KTV gak joged cuman diam duduk aja di sofa, bagusan dia pulang aja kerumah tidur. Tahapa gunanya datang ke KTV kalo gak joged. KTV itu ya enaknya jogedlah buat ngilangin stres”.

Efek minuman yang diminum juga berpengaruh dengan joged yang dihasilkan. Biasanya kadar alkohol yang tinggi membuat remaja yang minum sampai mabuk dan lupa diri. Ada juga remaja yang tidak tahan dengan kadar alkohol dalam minuman langsung muntah dan setengah sadar.


(39)

Gambar 6

Mendengar alunan musik dengan beat dan tempo yang cepat membuat semua yang ada diruangan berjoged.

Joged merupakan aktivitas yang tidak bisa terpisah dari KTV. Bahkan tidak jarang orang yang mendengar langsung kata KTV langsung terfikirkan “joged”. Musik electro house dimainkan dengan beat yang kuat dan tempo cepat membuat orang yang mendengarnya aan berjoged. Joged saat KTV dapat dianggap menjadi aktivitas yang menenangkan fikiran. Informan yang penulis wawancarai mengatakan:

“Kalo namanya udah didalam ya jogedlah. Musik di ktv itu tinggi kali.

Sedep buat joged. Apalagi kena minum banyak, ngefly kali terus dibawa joged, aseeek kalii, ah.... serasa melayang gadak beban ”.

Pada saat dilapangan penulis menyaksikan langsung Sari (nama samaran) mabuk berat karena dia minum terlalu banyak. Pada saat joged Sari berjoged dengan meriahnya bahkan Sari sampai terjatuh kelantai, namun efek minuman yang membuat Sari membuatnya tidak sadar dengan apa yang telah terjadi. Meski telah jatuh ke lantai Sari tetap berdiri dan berjoged kembali, sampai Sari kembali terjatuh. Pada saat Sari terjatuh dengan posisi jatuh persis didekat pintu, dari arah


(40)

berlawanan teman Sari, Heren membuka pintu tanpa tau ada Sari dibalik pintu itu dan saat Heren membuka pintu kepala Sari kena bagian bawah pintu dengan kerasnya. Namun Sari masih mabuk dibuat minuman beralkohol itu sehingga Sari tidak menyadari apa yang baru saja dirinya perbuat.

Beberapa saat kemudian penulis ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, namun penulis justru melihat Sari sedang muntah di wastafel, setelah itu Sari menyalakan keran air, namun Sari justru mengaduk-aduk muntahnya dengan disiram air. Kadar alkohol yang tinggi membuat seseorang kehilangan kesadaran diri.


(41)

BAB IV

PENYEBAB REMAJA MASUK KTV

4.1. Faktor Yang Mendorong Remaja Untuk Bergabung Dalam Kelompok KTV

Menurut Santrock:1993, Remaja didefenisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologi, kognitif, dan perubahan sosial yang berlangsung antara usia 10-19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun), masa remaja pertengahan (14-17 tahun), dan masa remaja akhir (17-19 tahun).

Yang dimaksud remaja awal (early adolescense) adalah masa yang ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang ceoat. Sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, dan pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara psikologis. Pada saat ini sering terjadi konflik, karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dengan pencarian identitas. Sedangkan di lain pihak mereka masih bergantung dengan orang tua.

Karakteristik perkembangan yang normal terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas perkembangannya mencapai identitas diri, antara lain: menilai diri secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Dengan demikian, pada fase ini, seorang remaja akan:

1. Menilai rasa identitas pribadi.


(42)

3. Menggabungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh. 4. Memulai perumusan tujuan okupasional.

5. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga.

Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya. Jika dapat di mengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Misalnya, jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok untuk menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, merokok, zat adiktif lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa memedulikan akibatnya.

Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Di sini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa memedulikan sanksi-sanksi dunia dewasa. Kelompok sebaya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang di kembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif. Akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup, di mana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang di kembangkan oleh pemimpin kelompok. Sikap, perhatian, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.


(43)

Pergaulan remaja saat ini cukup memprihatinkan. Meniru gaya ala barat menjadi gaya hidup baru yang diikuti para remaja. Para remaja saat ini menganggap bahwa trend budaya barat lebih terlihat gaul dan funky. Mulai dari pakaian, makanan, dan gaya hidup barat lambat laun mendarah daging di dalam kalangan remaja saat ini. Pakaian yang terbuka menjadi pakaian yang sering dipakai saat KTV. Gaya hidup barat salah satunya adalah kebiasaan pesta atau yang sering disebut party, belakangan ini menjadi kebiasaan yang sebisa mungkin dilakukan untuk bersenang-senang.

Identitas di gunakan untuk mengetahui status sosial seseorang. Pergaulan di anggap sangat berpengaruh untuk menunjang popularitas, semakin banyak memiliki teman, maka akan dianggap orang yang paling gaul. Melalui pergaulan dengan memiliki banyak teman dapat menambah ilmu dan pengetahuan seseorang, karena biasanya saling bertukar fikiran dan membagi pengalaman kepada orang lain dapat mengurangi beban yang sedang kita rasakan.

Untuk mendapatkan identitas status sosial biasanya seorang remaja mengikuti kegiatan pergaulan yang sedang hangat di bicarakan oleh kelompoknya dan ikut berperan agar tidak dikucilkan atau diolok-olok oleh kelompoknya. Tidak jarang jika tidak mengikuti kegiatan yang dilakukan kelompoknya seseorang sering disebut aneh karena dianggap berbeda dengan sekeliling kelompoknya.

Seorang remaja takut jika di ejek kuper (kurang pergaulan). Kata-kata

kuper dianggap momok oleh segelintir remaja, karena kuper identik dengan

kampungan dan ketinggalan zaman. Beberapa narasumber yang penulis dapat, mengatakan jika mereka malu kalau diejek dan diolok-olok dengan kata kuper.


(44)

Tidak jarang bahwa remaja yang dikatakan kuper akan melakukan dan mencari tau hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan oleh para teman-temannya.

Tidak semua remaja tau dan suka tentang KTV. Ada juga remaja yang tau KTV namun itu tidak dijadikan sebagai gaya hidup. Biasanya remaja diajak oleh teman ataupun kelompk sepermainannya untuk kumpul atau sekedar bercerita dan melepaskan penat mereka. Banyak tempat untuk dijadikan tempat berkumpul para remaja namun biasanya tempat yang dipilih oleh para remaja adalah temat yang sesuai dengan mood mereka. Seorang narasumber menjelaskan bahwa awalnya ia tidak tau tentang pergaulan yang dilakukan oleh teman-temannya. Mawar mendengar teman-temannya sedang asyik membahas tentang KTV. Karena Mawar tidak mengetahui apa inti pembicaraan yang sedang di bahas, maka Mawar pun bertanya kepada temannya dan ingin mengetahui apa yang sedang mereka bahas.

“Awalnya aku nanyakan sama kawanku, apa KTV itu woy? Dimana KTV itu? Setelah dijelaskan sama kawanku secara rinci sampek aku pahamlah, baru aku ngeh. Udah itu barulah kawanku ngajak aku buat KTV. Terus sering diajak sama kawan jadi keseringanlah. Ditambah suntuk dirumah makanya aku KTV. Itulah pertama aku tau-tau KTV”.

Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat dibidang teknologi informasi. Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan serta wawasan yang lebih luas. Kemajuan teknologi yang luar biasa juga membawa kesedihan. Betapa tidak, karena hubungan antarmanusia bergeser menjadi hubungan antarmesin. Hubungan antarkeluarga menjadi semakin minum. Komunikasi dalam keluarga yang bisa menumbuhkan saling pengertian, kasih


(45)

sayang, dan kerjsa sama menjadi surut. Tidak sekedar kehilangan waktu luang yang berharga, tetapi remaja lebih rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik. Misalnya tayangan kekerasan dan kehidupan seksual. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat remaja menyerbu VCD dan internet yang dipenuhi dengan tayangan dan berita yang kurang mendidik. Bagi remaja, media massa di manfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada. Di khawatirkan nilai yang diserap itu akan memengaruhi perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari. Sesuai dengan perkembangan heteroseksualitasnya, remaja menikmati media cetak dan ke arah media cetak yang berisikan informasi seputar kehidupan seksual. Keingintahuan tentang seksual merupakan pendorong bagi remaja untuk memanfaatkan media informasi.

Hadirnya media informasi internet tidak dapat dipungkiri dapat membantu memudahkan kita untuk mencari informasi pengetahuan yang mendunia dan dapat di akses dengan cepat dan mudah. Namun, dengan hadirnya internet dapat membuat malas untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Mudahnya mengetahui informasi dunia dengan melalui akses internet tidak perlu bersusah payah untuk mencari berita dengan terjun langsung ke lapangan.

Hampir sebagian remaja yang datang ke KTV tidak mengatakan dengan jujur kepada orang tua mereka, kemana mereka akan bermain. Remaja yang pergi KTV cenderung berbohong kepada orang tua mereka. Mereka takut orang tua mereka marah jika orang tuanya tau mereka pergi ke tempat yang dianggap orang tua mereka adalah tempat yang belum pantas untuk mereka kunjungi.


(46)

Ada juga remaja yang datang ke KTV dengan alasan hanya untuk sekedar melepaskan penat yang ada, dari pada suntuk dan tidak tau harus kemana mereka mencari teman mereka yang lagi berada dimana, dan jika tepat itu sesuai dengan kondisi hati mereka selanjutnya mereka mendatangi temannya. Jika temannya ada yang KTV mka remaja tersebut ikut KTV dan setelah penat hilang mereka langsung keluar dari KTV. b Ada juga remaja yang datang ke KTV karena tidak tahan dengan keadaan rumahnya yang selalu ribut antara orang tua nya. Putri mengatakan bahwa ia ke KTV karena ia malas dirumah, karena ia merasa rumahnya seperti neraka, pertengkaran antara mama dan papanya membuat Putri tidak betah berada dirumah.

“Malas aja aku dirumah. Bising kali bosan dengan mama papa ku berantem terus setiap hari. Makanya aku lebih suka ada diluar dengan kawan-kawan aku. Tenang otakku kalau diluar sama kawan-kawanku. Kalo dirumah suntuk emosi aja bawaan aku”.

Jejaring sosial media sangat berpengaruh dalam kehidupan remaja saat ini. Jejaring sosial media berperan sebagai tempat untuk memposting kehidupan sehari-hari, mulai dari pakaian yang dikenakan, lagu apa yang sedang didengar, lagi berada dimana dan sebagainya. Salah satunya jejaring sosial media yang tidak bisa lepas dari para remaja saat ini adalah jejaring sosial media “Path”. Saat ini Path merupakan jejaring sosial media yang dijadikan tempat untuk mencurahkan isi hati maupun berkomunikasi dengan teman baik yang sering dijumpai sehari-hari maupun berkomunikasi dengan teman yang jarang dijumpai karena jarak yang jauh. Disinilah biasanya para remaja khususnya memposting disuatu tempat dimana ia berada dan bersama siapa.


(47)

Pergaulan remaja sekarang cenderung lebih menunjukkan kelas bahwa ia berasal dari golongan yang mampu dan selalu bisa untuk bergaul ketempat-tempat yang terkenal otomatis membutuhkan budget yang tidak sedikit. Tidak sedikit remaja yang memaksakan diri untuk bisa bergabung dengan kelompok teman sepermainannya yang memiliki uang yang berlebih. Ada juga remaja yang tidak mengikuti zaman dan pergaulan teman-temannya. Seperti Imam yang tidak memaksakan untuk mengikuti pergaulan teman-temannya. Imam adalah salah satu remaja yang tidak merespon hingar-bingarnya pergaulan remaja saat ini.

“Malasnya aku jalan sama kawan-kawanku. Gak terikutiku orang itu. Ngerih kali tempat tongkrongannya, tempat mahal semua. Abis kali jajanku. Sekejap abisnya. Kasihan orang tuaku, susah payah dia cari uang aku malah menghabiskannya dengan cepat. Makanya aku jarang ikut nongkrong sama kawanku”.Papar Imam.

Dalam kehidupan manusia dibimbing oleh nilai-nilai pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti dan dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari. Masa remaja adalah masa dimana waktu yang sering dihabiskan bersama teman ataupun kelompok. Di masa ini para remaja memilih lebih terbuka dengan teman ataupun kelompok sepermainannya. Lingkungan menyebabkan seseorang tumbuh dengan keadaan yang persis dengan lingkugan tersebut. Lingkungan menentukan seseorang untuk tumbuh yang bagaimana dan lingkungan sangat berperan untuk menentukan harus seperti apa. Remaja yang lingkungannya baik dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, dapat menghasilkan remaja yang penyayang dan peduli akan sekitarnya. Sebaliknya, remaja yang tumbuh di lingkungan yang kasar dan kurang kasih sayang akan


(48)

meciptakan remaja yang tempramen dan tidak memiliki rasa peduli terhadap sekelilingnya.

Ada beberapa yang menyebabkan remaja lebih suka berada disekeliling temannya dibandingkan disamping keluarganya. Orang tua sering memaksa anaknya untuk menjadi juara dikelas dengan meminta si anak untuk selalu menjadi peringat teratas. Namun orang tua sering kali memaksakan kehendaknya dibandingkan dengan kemampuan si anak. Orang tua tidak memikirkan bahwa proses untuk menjadi peringkat atas dengan nilai rata-rata sembilan tidaklah mudah. Disini orang tua juga harus berperan sebagai teman, yang selalu memberikan motivasi dan menghargai hasil yang didapat oleh anak. Orang tua boleh mempush anaknya untuk menjadi juara, tapi orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya karena tidak semua anak memiliki IQ dan kemampuan yang tinggi. Tidak jarang anak yang awalnya cenderung dikekang pada usia dimana anak harus mengikuti tingkatan-tingkatan yang memang harus ia lakukan di masa remajanya seperti bermain dengan teman-temannya. Tidak jarang anak yang dikekang setelah diberi kebebasan untuk bermain dan bergaul akan lebih sulit untuk dijangkau, karena ia akan merasa terkejut dengan dunia yang belum pernah ia rasakan.

“Dulu Budi anaknya pinter dan rajin dalam pendidikan, selalu jadi juara kelas. Waktu masuk bangku kuliah, Budi berubah dan lebih sering keluar dengan teman-temannya. Saya dan papanya Budi, sewaktu Budi sekolah selalu mengikuti Budi untuk les mata pelajaran, les musik. Sekarang Budi malah kebanyakan main dan terlihat santai dalam kuliahnya, padahal dia harus cepat wisuda”. (Ibu Budi- 52 tahun)


(49)

4.1.1. Ingin Tahu

Keingin tahuan merupakan alasan awal yang paling utama penyebab remaja terlibat dalam KTV. Tidak jarang seorang remaja menjadi tertarik dan penasaran tentang hal yang sedang digandurungi oleh para kelompok yang ada disekelilingnya. Ada juga remaja saat diajak temannya ke KTV saat pertama kali kelihatan seperti orang kebingungan. Biasanya remaja yang belum mengetahui dan penasaran akan KTV diajak atau minta diajak kepada temannya yang lebih dulu dan paham tentang KTV.

“Pertama KTV aku kelas 1 SMA, waktu itu aku mendengar kawan-kawanku heboh bahas KTV. Penasaranlah akukan, abis itu aku dijelaskan sama orang itu. Minta ikutlah aku waktu orang itu KTV kan penasaran kali aku apa itu KTV. Pas diajak nagih aku, malah sampek jadi ketagihan”.

Setiap orang berhak tau dan boleh mengetahui tentang apapun yang ingin diketahui. Namun konteks ingin tahu bukan berarti harus mengikuti dan menjadikannya sebuah kewajiban melainkan hanya untuk memahami. Demikian juga tentang KTV. Setiap remaja boleh mengetahui tentang KTV. Dan wajar seorang remaja ingin mengetahui KTV, apalagi KTV saat ini sering dibahas dalam sekumpulan remaja. Namun banyak remaja yang awal nya hanya ingin tau tentang KTV menjadi addict dengan KTV dan menjadikan KTV sebagai gaya hidup.

Keingin tahuan merupakan sebuah hal yang lumrah dan sangat wajar bagi setiap orang. Alasan untuk ingin mengetahui KTV merupakan hal yang wajar, mengetahui apa itu KTV ? Apa yang dilakukan saat KTV? Bagaimana keadaan di dalam ? Peranyaan-pertanyaan tersebut akan terus menjadi tanda tanya besar jika


(50)

tidak diberitahu atau tidak mencari jawabannya. Sehingga salah satu jawaban untuk mengetahuinya adalah dengan cara datang dan melakukan KTV agar mendapatkan apa yang selama ini ingin diketahui dan mencari jawaban yang selama ini ingin diketahui.

4.1.2. Mencari Identitas (Popularitas)

Sering kali para remaja beramai-ramai untuk pergi KTV. Kebanyakan para remaja tau tentang KTV dari teman mereka. Namun karena diajak oleh teman dan kelompok sepermainannya terkadang remaja memaksakan diri untuk masuk kedalam pergaulan yang sedang dilakukan teman-temannya. Ada juga remaja yang ikut ke KTV hanya untuk mencari sebuah identitas sebagai penunjang pergaulan. Oky mengatakan bahwa KTV ia jadikan ajang untung mencari teman dan mencari kekasih.

“Kalo sering KTV kita jadi famous juga. Punya kenalan dan kawan yang saling kenal di KTV. Karenakan kadang kalo KTV kawan aku saling bawa kawan-kawannya yang lain. Jadi kalo sering KTV famous lah awak itu. Belom lagi kalo pas rejeki bagus dapar pacar di KTV”.

Biasanya dalam hal ini para remaja sering berkumpul dengan sekelompok yang sering disebut dengan “anak joged”21

Pentingnya sebuah popularitas bisa menjadikan seseorang akan menjadi di segani. Sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk mencari identias sosial

. Gabungan anak joged sendiri merupakan sekumpulan dari berbagai remaja yang berbeda-beda latar belakangnya. Perbedaan asal usul para remaja yang tergabung dalam anak joged tidak menjadi kendala bagi kelompok ini.

21


(51)

sebagai tanda kepopuleran ataupun ketenaran yang membuat orang lain takjub dan menjadikan dirinya sebagai orang yang paling disegani. Popularitas yang menjadikan seseorang bisa sangat ditakuti karena memiliki jaringan ataupun kekuasaan yang sangat di hormati.

4.1.3. HIburan

Sebagian remaja juga menjadikan KTV sebagai tempat hiburan semata. KTV dijadikan sarana alternatif untuk private club. Jika pengunjung yang hadir dalam Club atau Pub pada umumnya adalah berbagai macam orang yang datang dan belum tentu orang-orang yang ada disitu orang yang dikenal. Namun jika di KTV orang-orang yang ada di dalamnya cenderung orang yang masih bagian dalam kelompok teman-teman yang ada di KTV tersebut.

Lekong menjelaskan bahwa ia dan teman-temannya sering ke KTV bahkan hampir setiap hari. Namun karena pekerjaannya yang sibuk dan pekerjaan yang digeluti Lekong adalah bidang seni, tidak jarang Lekong dan temannya mendatangi tempat hiburan yang ada di kota Medan. Namun kadang ia dan teman-temannya pergi ke KTV hanya untuk sekedar makan ataupun hanya untuk berjoged saja tidak untuk mabuk-mabukan.

“Beda aja taste di KTV ini. KTV ini setengah karaoke setengah club ini. Karena KTV sebenarnya kayak karaoke biasanya, tapi sekarang KTV jadi beda makna dan fungsi aja. Karena sekarang KTV dijadikan dugem pribadi. Kadang aku sama kawan-kawan aku cuman buat makan aja ke KTV. Kalau pun mau dugem ya cuman buat joged, bahkan minum yang kami pesan pun air mineral aja. Karena tujuan kami ke situ bukan buat mabuk kayak remaja yang lainnya. Tekahir ya jadi sering dianggep untuk dugem. Sama aja sih sama karaoke biasa kurasa”.


(52)

Bagi sebagian orang KTV dijadikan sebagai salah satu tempat untuk pelepas penat. Banyak tempat untuk bisa menjadi alternatif pelepas penat. Namun karena kemauan dan cara menghilangkan penat bagi setiap orang berbeda-beda maka tidak ada salahnya KTV dijadikan salah satu tempat untuk menjadi hiburan.

4.2. KTV Sebagai Identitas Kelas Sosial

Identitas menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau ceriminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis, dan proses sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk kepada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai pendefenisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap22

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan herarkis (stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial

.

23

22

(inggris) Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel (2009). Communication Between Cultures. Cengage Learning. Hlm. 154 - 161 ISBN 0495567442

23

Habermas, J. (2006).”the European Nation State – Its Achievments and Its Limits. On the Past adn Future Sovereighty and Citixenship”, in G Balakrishan (ed.) Mapping the Nation, London; Vernon 281 – 294.

, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik strtifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu pengumpul, tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat


(53)

seperti ini mengindari stratifikasi sosial24

24

Gowdy, John (2006) “Hunter gatherers and the mythology of the market,”in Richard B. Lee and Richard H. Daly (eds.), The Cambridge Encyclopedia od Hunters and Gatherers, pp. 391 – 394. New York: Cambridge Unoversity Press

. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

Dengan KTV sekelompok remaja yang tergabung dalam anak joged menganggap bahwa dengan KTV mereka dapat terkenal (famous). Karena dengan KTV mereka bisa memiliki teman dari berbagai macam kalangan, baik kalangan dari sesama remaja, kerja, maupun dari berbagai macam teman dari latar belakang keluarga dan pekerjaan yang bermacam ragam.

Yeyen menjelaskan bahwa dari KTV ia mendapatkan teman baru dengan kelebihan dan kekurangan teman yang ia dapat di KTV, berikut Yeyen memaparkannya kepada penulis :

“Kalo sering-sering ikut KTV kan bisa jadi famous. Punya banyak kawan di sana-sini dari KTV. Kesannya bekawannya bagus. Tapi kalau bekawan bagus ya lama bekawannya. Kalau bekawannya gak bagus misalnya kawan barunya gak enak gak nyaman aku bekawan sama dia secara intens, ya cuman kawan gitu-gitu ajalaj. Kalau anaknya baik enak diajak bekawan ya aku teruslah bekawan sama dia”.

KTV saat ini dijadikan sebagai Identitas sosial bagi remaja. Karena sebagian remaja menganggap bahwa dengan KTV mereka dapat dianggap oleh teman-teman mereka bahwa mereka lebih unggul dan lebih modern. Bergaul dengan cara melakukan KTV dianggap adalah pergaulan yang paling elit dan mahal yang dilakukan dalam kalangan remaja. Identitas merupakan tanda untuk mengenali seseorang dengan mudah.


(54)

4.3. Pengaruh KTV Dalam Kehidupan Remaja

Remaja merupakan masa yang rentan terhadap lingkungan sekitar dimana ia berada. Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya lingkungan merupakan aspek terpenting dalam tumbuh dan kembangnya seseorang. Remaja yang telah menjadikan KTV sebagai gaya hidup, menjadikan remaja tersebut cenderung lebih dekat dengan lingkungan yang membuatnya nyaman. Remaja KTV biasanya berasal dari remaja yang kurang memiliki perhatian lebih dari orang tua maupun orang-orang yang dikasihi. Jika seorang anak remaja yang tumbuh dengan kasih sayang dan diberi perhatian dari sekeleling orang yang meyayanginya terutama orang tua dan keluarga maka seorang anak remaja tersebut akan nyaman dan lebih terbuka dengan keluarga dan orang tuanya.

Sebaliknya, remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang kasih sayang dan perhatian menyebabkan remaja akan tumbuh dengan tidak memiliki aturan dalam arti ingin bebas melakukan apapun tanpa ada yang memarahi tindakan maupun kelakuan mereka. Remaja yang sering berada di lingkungan KTV menjadikan remaja yang bersifat dengan ingin kebebasan. Ada juga remaja yang masuk dalam kelompok KTV menjadi seorang remaja yang berasal dari kalangan keluarga yang perekonomiannya rendah menghalalkan segala cara agar dapat tetap bisa bergabung dengan komunitas kelompok KTV. Tidak sedikit remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang negatif. Seperti Putri. Putri menjalin hubungan dengan seorang pria yang telah memiliki istri. Sebut saja namanya Om Bayam. Tujuan Putri memacari Om Bayam adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Putri berasal dari keluarga yang perekonomiannya lemah, namun


(55)

Putri tergabung dalam kelompok remaja KTV. Teman-teman Putri sebagian adalah anak-anak remaja yang berasal dari keluarga yang sederhana dan perekonomian yang cukup. Untuk bisa tetap bergaul dengan teman-temannya putri memilih berpacaran dengan om-om yang mau membiayai seluruh kebutuhannya.

“Sejak ituku direnggut oleh mantan pacarku dulu, aku langsung berfikiran untuk menjadi simpanan om-om. Dapet duit banyak dan yaudahlah gadak yang harus difikirinkan. Yang penting aku bisa memenuhi semua kebutuhan dan apa yang aku mau”.Ucap Putri kepada narasumber.

Kebanyakan remaja yang terlibat dalam KTV menyebabkan gaya hidup yang bebas. Gaya hidup yang bebas seperti gaya hidup yang dilakukan oleh budaya barat. Masuknya budaya barat dan dengan cepat diterima serta diserap oleh pada remaja membuat kebudayaan yang diterapkan oleh budaya timur sedikit demi sedikit mengilang. Perlahan budaya ketimuran yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia menjadi berkurang peminatnya. Remaja yang tergabung dalam kelompok KTV atau yang sering disebut dengan anak joged biasa menjadikan pribadi remaja yang ada di kelompok tersebut ingin kebebasan tanpa harus ada yang menghalangi mereka.

Pengaruh KTV terhadap para remaja beraneka ragamnya. Remaja yang tergabung dalam kelompok KTV sering menjadi remaja yang tempramen. Di dalam KTV sering terjadi keributan yang disebabkan dengan berbagai macam alasan. Karena mabuk maupun berebut pasangan untuk di dalam KTV. Tidak jarang remaja sering berkelahi karena KTV. Belum lagi efek mabuk karena banyaknya mengkonsumsi minuman beralkohol. Pingsan dan muntah-muntah adalah hal yang sering terjadi akibat minuman beralkohol yang diminum.


(56)

“Efek terlalu banyak minum buat kepala kek mutar-mutar. Belom lagi dada sama perut panas. Apalagi kalau minumannya mentah gak dicampur apa-apa, terasa kali alkoholnya di dada sama perut. Kalo itu mau 2-3 hari efeknya. Kepala sakit kek ditimpa beton rasanya.“ Papar Budi saat

menjelaskan pengalamnya saat mengkonsumsi alkohol terlalu banyak

Pakaian yang terbuka bagi perempuan yang datang di KTV menjadikkan

mini dress sebagai dresscode serta berpenampilan mencolok saat KTV. Pakaian

yang terlalu terbuka bisanya memancing nafsu para lelaki saat berada di dalam KTV. Biasanya perempuan yang datang ke KTV dengan pakaian yang terbuka dan penampilan yang mencolok akan menjadi sorotan mata para pengunjung KTV. Tak heran laki-laki yang melihat perempuan dengan penampilan seperti demikian menjadikannya sebagai teman selama di KTV. Tidak jarang perempuan yang demikian sering menjadi incaran laki-laki yang ada di KTV untuk dijadikan teman berjoged.

Awalnya perempuan diajak untuk minum, tentu dengan minuman beralkohol. Setelah itu perempuan diajak berjoged untuk membuat situasi lebih enak dan akrab. Setelah itu perempuan diberikan minuman lagi sampai mabuk lalu sang laki-laki membawanya ke kamar mandi untuk melepaskan nafsu sang laki-laki. Darman menjelaskan secara rinci kepada penulis sebagai berikut :

“Biasa kalau KTV itukan cewe-cewe yang datang pasti pakaiannya seksi-seksi kali, terbuka kurang terbuka bajunya. Abis itu nyentrik kali gayanya, kek menarik perhatian gitulah kadang cewe-cewe ini kalo KTV. Biasanya diajak minumlah sampek mabuk, joged abs itu dibawa ke kamar mandi. Kalau aku pernah juga gitu. Adalah kawan aku cewe, pas KTV bajunya seksi kali terbuka kali bajunyakan pendek. Namanya aku laki-laki manalah tahan nengok yang kek gitukan, yaudah ku kasih minum, ku bawa joged, kasih lagi minum sampek mabok, abis itu ku bawalah kekamar mandi, biasalah, hahaha”.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan kehadirat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul ini adalah Gaya Hidup Remaja (studi kasus remaja KTV di kota Medan). Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skirpsi ini berisikan kajian tentang hasil dari wawancara penulis serta hasil dari observasi pada remaja KTV di kota Medan. Pada skripsi ini penulis fokus pada pergeseran budaya Timur ke arah budaya Barat.

Bab 1 ditulis berisikan dengan tujuan untuk mengetahui fenomena kegiatan dan pergaulan anak remaja kota Medan saat ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.

Bab 2 ditulis untuk menggambarkan dan membahas kota Medan sebagai lokasi penelitian secara menyeluruh. Memberikan informasi dan dengan data yang akurat dari kantor Kelurahan Petisah Tengah melalui data jumlah wilayah, mata pencarian, sosial budaya dan data yang dibutuhkan untuk skripsi ini. Kantor Lurah Petisah Tengah selaku pengumpulan data sensus penduduk yang menanungi lingkungan sekitar Selecta Building

Bab 3 menggambarkan tentang KTV saat ini dijadikan sebagai salah gaya hidup yang dimintai sekelompok remaja pada saat ini. Dengan berawal dari di ajak oleh teman dan ingin tahu menjadi alasan utama untuk pergi ke KTV. Ada juga karena di undang oleh teman untuk datang ke KTV. Lingkungan sangat berperan terhadap tumbuh dan pergaulan remaja. Lingkungan teman sepermainan dianggap beberapa remaja sangat berpengaruh untuk menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita.

Bab 4 membahas tentang KTV dianggap sebagai pendongkrak popularitas dan mendapatkan banyak jaringan pertemanan baru dengan sekelompok dari berbagai jenis kalangan. Remaja yang datang memiliki alasan yang berbeda untuk datang KTV. KTV dijadikan ajang sebagai media untuk berkumpul dan media untuk memiliki banyak teman dari berbagai jenis kalangan. Komunikasi sesama remaja yang suka KTV terjalin sangat baik sehingga mereka dapat menjalin pertemanan yang solid. Beberapa remaja juga menjelaskan bahwa KTV sangat berpengaruh dalam kehidupan dan pergaulan mereka.


(2)

Bab 5 menggambarkan tentang KTV saat ini sangat berpengaruh dalam pergaulan dan pertemanan remaja. KTV dijadikan sebagai ajang untuk sekedar ingin tahu, mencari identitas, bahkan menjadikannya sebuah gaya hidup. Sekelompok remaja bahkan menganggap bahwa KTV menentukan idenitas mereka dalam pergaulan mereka dan diyakini bisa menaiki popularitas mereka. Peran orang tua sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk memerhatikan pergaulan dan memberikan motivasi dalam kepentingan diri remaja sendiri dan tanggung jawab dengan apa yang mereka perbuat.

Medan, Desember 2014 Penulis


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

PERNYATAN ORIGINALITAS... i

ABSTRAK... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

RIWAYAT HIDUP... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR FOTO... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tinjauan Pustaka... 15

1.3. Rumusan Masalah... 22

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 22

1.5. Metode Penelitian... 23

1.5.1. Tekhnik Pengumpulan Data (Observasi)... 24

1.5.2. Wawancara Mendalam... 25

1.5.3. Snowball... 25

1.5.4. Lokasi Penelitian... 28

1.6. Pengalaman Penelitian... 29

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Kota Medan... 34

2.1.1. Bagian-Bagian Kota Medan... 36

2.2. Kota Medan Secara Demografis... 38

2.3. Kota Medan Dalam Dimensi Sejarah... 39

2.4. Kota Medan Secara Kultural... 40

2.5. Kota Medan Secara Sosial... 40

2.6. Kota Medan Secara Geografis... 41

2.7. Lokasi Penelitian... 42

2.7.1. Keadaan Geografis Kelurahan Petisah Tengah Kec.Medan Petisah... 43

2.7.2. Keadaan Penduduk Kel. Petisah Tengah... 45

2.7.3. Keadaan Sosial Budaya Kel. Petisah Tengah... 46

2.7.4. Keadaan Perekonomian Kel. Petisah Tengah... 47

2.8. Asal Mula Karaoke... 49

2.9. Remaja KTV... 50

BAB III KTV SEBAGAI GAYA HIDUP MODERN REMAJA KOTA MEDAN 3.1. Persepsi Remaja Tentang KTV... 53

3.2. Awal Terlibatnya Remaja Dalam KTV... 57

3.2.1 Peran Lingkungan Bagi Remaja... 58


(4)

3.4.1. Remaja Kalangan Atas... 68

3.4.2. Remaja Kalangan Menengah... 70

3.4.3. Remaja Kalangan Bawah... 72

3.5. Aktivitas Remaja Dalam KTV... 74

3.5.1. Penikmat KTV... 76

3.5.2. Undangan... 77

3.5.3. Pencari Wanita... 78

3.5.4. Minum, Merokok, dan Bercerita... 79

3.5.5. Joged... 82

BAB IV PENYEBAB REMAJA MASUK KTV 4.1. Faktor Yang Mendorong Remaja Untuk Bergabung Dalam Kelompok KTV... 85

4.1.1. Ingin Tahu... 93

4.1.2. Mencari Identitas (Popularitas)... 94

4.1.3. Hiburan... 95

4.2. KTV Sebagai Identitas Sosial... 96

4.3. Pengaruh KTV Dalam Kehidupan Remaja... 98

4.4. Peran Orang Tua Dalam Kehidupan Remaja... 101

4.4.1. Peran Orang Tua Dalam mengatasi Remaja Yang Terpengaruh KTV... 103

4.4.2. Pendidikan Formal Dan Pendidikan Non-Formal.. 104

4.5. Komunikasi Remaja KTV Dengan Orang Tua... 106

4.6. Komunikasi Remaja KTV Di Sekolah dan Lingkungan Tempat Tinggal... 109

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 111

5.2. Saran... 112

DAFTAR PUSTAKA... 114 PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

DAFTAR INFORMAN SURAT IZIN PENELITIAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Batas-Batas wilayah Kel. Petisah Tengah... 44

Tabel 2 Jumlah Penduduk Kel. Petisah Tengah Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin... 45

Tabel 3 Agama dan Kepercayaan Kel. Petisah Tengah... 47

Tabel 4 Mata Pencarian Pokok Kel. Petisah Tengah... 48

Tabel 5 Tipe Ruangan dan Harga Ruangan KTV... 65

Tabel 6 Klasifikasi Remaja Pengunjung KTV... 71


(6)

DAFTAR FOTO

Gambar 1 : Foto Peta wilayah Kel. Petisah Tengah... 44

Gambar 2 : Foto Bersama Seluruh Teman Di KTV ... 61

Gambar 3 : Berfoto Dengan Teman-teman di KTV ... 76

Gambar 4 : Foto Minuman Yang Sering Dikonsumsi Di KTV... 79

Gambar 5 : Foto Informan Sedang Mabuk... 81