Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba
dipertemukan melalui kesepakatan. Melalui perjanjian perbedaan tersebut
diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga
mengikat para pihak. Dalam perjanjian, pertanyaan mengenai sisi kepastian dan
keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada di antara para pihak
terakomodir melalui mekanisme hubungan perikatan yang bekerja secara
seimbang.1
Perjanjian adalah sepakat dari satu atau lebih pihak untuk melakukan
perbuatan atau tidak melakukan perbuatan. Suatu perjanjian yang dibuat oleh para
pihak harus memenuhi ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) tentang syarat sahnya perjanjian.
Perjanjian haruslah memenuhi kata sepakat dari para pihak, para pihak tersebut
telah cukup dewasa untuk membuat perjanjian, adanya tujuan yang jelas dari
perjanjian dan perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
undang-undang, kepatutan maupun kesusilaan.


1

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Komersial, (Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2008), hal.1

Universitas Sumatera Utara

9

Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana
mestinya, maka pihak tersebut dapat dituntut untuk dimintakan ganti rugi. Dengan
demikian pertanggungjawaban atas ganti rugi yang diajukan salah satu pihak
memberikan konsekuensi kepada pihak lain untuk memenuhi prestasi yang dibuat
para pihak dalam suatu perjanjian. Perjanjian menurut namanya dibagi menjadi
dua macam, yaitu perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama. Perjanjian
bernama merupakan perjanjian yang dikenal di dalam KUHPerdata. Sedangkan
perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang timbul, tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Jenis perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata
diundangkan.2

Contoh kasus perjanjian kerjasama pendistribusian antara Universitas
Brawijaya dengan PT. Bank Central Asia, Tbk No. 127/PKS/GBC-PB1/VIII/2013
tentang Penyedian dan Pendistribusian Kartu Institusi.3
Lembaga distributor dalam prakteknya bukan merupakan suatu hal yang
baru. Namun demikian, seiring dengan berkembangnya praktek-praktek dunia
usaha baik dalam skala domestik maupun internasional, sedikit banyak
memberikan suatu pengaruh terhadap bagaimana lembaga distributor dimaksud
dalam menjalankan praktek usahanya. Tidak jarang lembaga usahanya adalah
distributor tetapi justru pada prakteknya merupakan lembaga sub-distributor atau
bahkan pada prakteknya lembaga-lembaga distributor ini melakukan praktekpraktek layaknya retailer (pedagang eceran). Secara umum memang para pelaku
usaha yang kreatif adalah mereka-mereka yang dapat mempertahankan kinerja

2

Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, (Pustaka Yustisi, Yogyakarta, 2000),

3

MIPA.ub.ac.Perjanjian Kerjasama Penyediaan dan Pendistribusian Kartu Institusi


hal. 42.

Universitas Sumatera Utara

10

usaha perusahaannya untuk kurun waktu yang lama. Eksistensi lembaga ini ada
karena tuntutan ekonomi yang kerangkanya adalah bagaimana mempercepat
produk-produk dapat sampai ke tangan para penggunanya.
Faktor kelangsungan usaha merupakan kunci penting dari sebuah
perusahaan. Sedangkan, bagaimana untuk menciptakan kelangsungan usaha
tersebut juga merupakan hal lain yang terintegrasi dengan kreatifitas untuk
memenuhi keinginan pasar. Sudah merupakan suatu tolak ukur sederhana bahwa
tidak ada pasar yang memiliki loyalitas mutlak terhadap suatu produk dan jasa,
melainkan bagaimana produk dan jasa dapat memenuhi kepuasan pasar dengan
berbagai insentif yang diberikan yang oleh karenanya akan diburu oleh pasar.
Sifat pasar yang sedemikian rupa menjadikan para pedagang besar ataupun para
distributor dituntut untuk senantiasa kreatif dalam mempertahankan bisnisnya.4
Distributor sebagai pihak yang ditunjuk oleh prinsipal untuk memasarkan
dan menjual barang-barang prinsipalnya dalam wilayah tertentu untuk jangka

waktu tertentu, tetapi bukan sebagai kuasa prinsipal tersebut.5 Distributor tidak
bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya, tetapi bertindak untuk dan atas nama
sendiri. Distributor membeli sendiri barang-barang dari prinsipalnya dan
kemudian ia menjualnya kepada para pembeli di dalam wilayah yang
diperjanjikan oleh prinsipal dengan distributor tersebut. Segala akibat hukum dari
perbuatannya menjadi tanggung jawab distributor itu sendiri. Dalam dunia bisnis,
perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut
prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh
4

http://arididit.blogspot.co.id/2014/10/aspek-aspek-hukum-perjanjian.html
(diakses
tanggal 1 November 2015)
5
Prinsipal adalah perusahaan atau perseorangan yang mengangkat atau menunjuk
distributor.

Universitas Sumatera Utara

11


prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak ada larangan, tetapi
pada saat ini hubungan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu
persetujuan dalam bentuk kontraktual. Secara yuridis, hubungan hukum antara
para pengusaha dengan prinsipalnya yaitu perusahaan industri merupakan
hubungan hukum yang sejajar yaitu antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain. Pada perjanjian kerjasama yang diadakan masing-masing
pihak memenuhi prestasi sesuai dengan yang diperjanjikan yang menimbulkan
tanggung jawab pada masing-masing pihak.
Asas kebebasan berkontrak merupakan inti daripada perjanjian kerjasama
ini yang mengandung pengertian bahwa para pihak bebas memperjanjikan apa
saja asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan
kesusilaan. Lebih jauh lagi para pihak yang membuat perjanjian harus mempunyai
posisi yang setara dalam memperjuangkan hak dan kewajibannya, sehingga hak
dan kewajiban para pihak menjadi seimbang.
Perjanjian

kerjasama

antara


produsen

dengan

distributor

dalam

menyalurkan semen ini telah disepakati oleh kedua belah pihak karena pihak
distributor

telah

menyetujui

dengan

menandatangani


kontrak,

sehingga

kesepakatan bersama sudah tercapai satu sama lainnya sebagaimana Pasal 1320
KUHPerdata. Meskipun terkadang kesepakatan bersama para pihak tidak
selamanya membawa keuntungan bagi pihak lain (pihak yang lemah). Karena
adanya kedudukan para pihak yang tidak seimbang, yaitu mengingat kedudukan
produsen lebih kuat dibandingkan kedudukan distributor tersebut.
Pihak distributor itu sendiri dalam proses pendistribusian semen
memerlukan bantuan pihak pengecer resmi yang ditunjuknya berdasarkan syarat

Universitas Sumatera Utara

12

penunjukan

pengecer


resmi

yang

ditetapkan

distributor,

bertujuan

mendistribusikan semen secara langsung kepada konsumen terakhir, berdasarkan
kontrak kerja yang ditetapkan distributor terhadap pengecer resminya.
Sebaliknya apabila dalam pelaksanaan perjanjian tersebut tidak melakukan
kewajiban yang disepakati sebelumnya disebabkan adanya perbuatan wanprestasi
atau perbuatan melawan hukum, maka timbulnya pelanggaran dalam hukum
perjanjian. Misalnya pelanggaran itu terjadi disebabkan salah satu pihak
melakukan perbuatan penyelewengan semen baik pihak pengecer atau distributor
dan ketidaksesuaian dalam pembayaran dari pihak produsen. Maka akan
menimbulkan adanya konflik kepentingan para pihak karena tidak terpenuhi
prestasinya dan mengakibatkan timbulnya akibat hukum dalam perjanjian yang

melahirkan sanksi hukum dalam perjanjian kerjasama tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul
Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara
PT. Lafarge Cement Indonesia Dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge
Cement Indonesia).

B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan di atas maka, permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian
antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan distributor?
2. Bagaimanakah hak dan kewajiban antara PT. Lafarge Cement Indonesia
dengan perusahaan distributor dalam perjanjian kerjasama?

Universitas Sumatera Utara

13

3. Bagaimanakah penyelesaian dalam wanprestasi perjanjian kerjasama di
bidang pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan
perusahaan distributor?


C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk

mengetahui

pelaksanaan

perjanjian

kerjasama

di

bidang

pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan
distributor.

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban antara PT. Lafarge Cement
Indonesia dengan perusahaan distributor dalam perjanjian kerjasama.
3. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kerjasama di
bidang pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan
perusahaan distributor.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, adapun
manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Secara teoretis
Sebagai upaya pengembangan wawasan pemahaman terhadap ilmu
hukum, khususnya di bidang keperdataan dalam aspek perjanjian
kerjasama di bidang pendistribusian.

Universitas Sumatera Utara

14

2. Secara praktis
Sebagai referensi terhadap penelitian selanjutnya dalam menyusun karya
tulis ilmiah yang lebih mendalam sehubungan dengan bidang keperdataan
dalam aspek perjanjian kerjasama.

E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah yuridis normatif dan
yuridis empiris. Yuridis normatif adalah untuk mengkaji berbagai peraturanperaturan yang ada terkait dengan pendistribusian. Yuridis empiris, yaitu metode
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan
kebenaran yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan melalui wawancara
dengan koresponden dan studi kepustakaan untuk menemukan mengenai proses
terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di masyarakat.6
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif dalam memberikan
gambaran dan memaparkan sebagian atau keseluruhan dari objek yang akan
diteliti. Terkait dengan hal itu, juga dikemukakan pemikiran-pemikiran yang
berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas.7
3. Sumber Data

6

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2004), hal 118 .
7
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

15

Di dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup antara lain:8
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan
terdiri dari :
1) Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu pembukaan Undang-Dasar
1945.
2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
b.

Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian,
hasil karya dari kalangan hukum.

c.

Bahan hukum tersier, yakni, bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya
kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif.

4. Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, akan digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Penelitian lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan, cara pengumpulan datanya adalah melalui pedoman
wawancara yang sifatnya terbuka, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada. Tipe pedoman
wawancara yang digunakan adalah tipe terstruktur dan tidak terstruktur, artinya
bahwa di dalam melakukan wawancara, telah menetapkan terlebih dahulu
pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam proses tanya jawab tersebut, juga menanyakan hal-hal
8

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2014) hal 13

Universitas Sumatera Utara

16

lain di luar dari kerangka pedoman wawancara yang mana hal tersebut dapat
timbul secara langsung pada saat wawancara dilakukan.
b. Penelitian kepustakaan (library research).
Dengan cara pengumpulan data dengan jalan membaca dan menelaah
beberapa literatur maupun buku-buku serta peraturan perundangan-undangan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data-data sekunder
untuk mempermudah dalam menganalisa permasalahan yang ada.

5.

Analisa Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini dianalisis secara

kualitatif guna menjawab, memecahkan serta pendalaman secara menyeluruh dan
utuh dari objek yang diteliti kemudian disajikan secara deskriptif untuk
mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi di lapangan.

F. Keaslian Penulisan
Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran
dengan mengambil panduan dari buku-buku, dan sumber lain yang berkaitan
dengan judul dari skripsi, ditambah sumber riset dari lapangan di PT. Lafarge
Cement Indonesia. Dalam kesempatan ini akan dibahas tentang penyelesaian
wanprestasi perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT. Lafarge
Cement Indonesia dengan perusahaan distributor (Studi PT. Lafarge Cement
Indonesia).

Universitas Sumatera Utara

17

1. Kartika Puri Mandasari (2011) 097011073 / M.Kn, dengan judul Akibat
Hukum atas Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara Produsen PT. PUSRI
(Pupuk Sriwidjaja) dengan Pemegang Distributor Pupuk
Adapun yang menjadi permsalahan dalam penelitian ini adalah
a. Bagaimana Bentuk Kerjasama antara Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja
dengan Distributor pupuk dalam menyalurkan pupuk?
b. Bagaimana Akibat Hukum yang ditimbulkan dalam perjanjian kerjasama
yang dilakukan Produsen PT. Pupuk Sriwidjaja dengan Distributor pupuk
apabila telah melanggar ketentuan klausula dalam perjanjian?
c. Bagaimana Upaya Penyelesaian sengketa PT. Pupuk Sriwidjaja dengan
Distributor pupuk yang mengadakan hubungan kerjasama akibat tidak
memenuhi kewajiban klausula dalam hukum perjanjian?
2. Nur Salam (2012) 097011057/M.Kn Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian
Kerjasama Dagang Antara PT Frisian Flag Indonesia dengan Distributor di
Kota Medan” (PT. Permata Niaga sebagai salah satu Distributor di Kota
Medan).
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama
dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga?
b. .Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian
Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sebagai pihak distributor?
c. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila terjadi perselisihan dalam
perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata
Niaga menurut perjanjian yang telah di sepakati oleh kedua belah pihak?

Universitas Sumatera Utara

18

3. Rajamin P. Sinabang (2010), NIM 050200283 Tinjauan Yuridis Perjanjian
Kerjasama Pengadaan Kendaraan Bus Wisata Antara PT. Lingga Jati AL
Manshurin Dengan P.O. KARONA.”
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah keabsahan perjanjian kerjasama pengadaan armada
kendaraan bus wisata antara PT. Lingga Jati Al Manshurin dengan P.O.
Karona ditinjau berdasarkan ketentuan hukum perdata?
b. Bagaimanakah pembagian tanggung-jawab para pihak apabila terjadi
risiko pada saat kontrak berlangsung?
c. Bagaimanakah cara berakhirnya perjanjian kerjasama pengadaan bus
wisata tersebut serta apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu
pihak,penyelesaian apa yang ditempuh?
Berdasarkan kenyataan diperoleh keyakinan bahwa keaslian penulisan ini
cukup diyakini keberadaannya, maka judul yang diajukan belum pernah ditulis
dan dibahas sehingga dapat dikatakan bahwa penulisan ini adalah asli, dan dapat
dipertanggungjawabkan keasliannya.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat diperoleh suatu
kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu dengan bab yang
lainnya.
BAB I.

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan

Universitas Sumatera Utara

19

sistematika penulisan.
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
Bab ini berisikan mengenai tinjauan umum tentang perjanjian yang
terdiri dari pengertian dan syarat perjanjian, jenis-jenis dan asas-asas
perjanjian, berakhirnya perjanjian, dasar hukum perjanjian kerjasama
dalam KUHPerdata dan tinjauan umum tentang distributor, yang
terdiri dari pengertian, fungsi, dasar hukum distributor, sistem dalam
pendistribusian

dan

kendala-kendala

yang

dihadapi

dalam

pendistribusian.
BAB III

TINJAUAN UMUM MENGENAI WANPRESTASI
Bab

ini

berisikan

mengenai

pengertian

dan

macam-macam

wanprestasi, penyebab terjadinya wanprestasi dan akibat hukum dari
wanprestasi.
BAB IV

PENYELESAIAN WANPRESTASI PERJANJIAN KERJASAMA DI
BIDANG PENDISTRIBUSIAN ANTARA PT. LAFARGE CEMENT
INDONESIA DENGAN PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (STUDI
PT. LAFARGE CEMENT INDONESIA).
Bab ini berisikan mengenai Profil PT. Lafarge Cement Indonesia,
pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT.
Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan distributor, hak dan
kewajiban antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan
distributor dalam perjanjian kerjasama dan penyelesaian wanprestasi
perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian antara PT. Lafarge
Cement Indonesia dengan perusahaan distributor.

Universitas Sumatera Utara

20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini,
dikemukakan

kesimpulan

dan

saran

yang

didapat

sewaktu

mengerjakan skripsi ini mulai dari awal hingga pada akhirnya.

Universitas Sumatera Utara