Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Berkembangnya kegiatan perekonomian saat ini menyebabkan banyak produk

baru serta layanan jasa bermunculan. Disatu sisi, konsumen akan dibuat senang
dengan semakin bervariasinya produk dalam memenuhi kebutuhan, namun di sisi lain
konsumen tentu akan semakin bingung memilih produk. Disaat konsumen bingung
inilah para produsen berlomba-lomba merebut perhatian konsumen dengan
menginformasikan dan menawarkan produk mereka agar menjadi pemenang dalam
pasar persaingan. Disinilah iklan hadir dalam rangka memperkenalkan produk
mereka tentu saja untuk memenangkan persaingan menghadapi dominasi pesaing
dalam memperebutkan konsumen.
“Marketing without advertising is just like kissing a girl in the dark. Nobody
knows! Just you and your girl enjoy the kiss!”. Begitulah kutipan yang diambil dari
buku Hermawan Kertajaya (1996:35), yang menggambarkan pentingnya peranan
iklan sebagai alat komunikasi pemasaran. Artinya, suatu produk bagaimana

bagusnya, tidak ada gunanya kalau dirahasiakan dari konsumen. Orang yang tidak
tahu, tidak akan menghargai produk itu.
Iklan merupakan bagian dari komunikasi pemasaran. Menurut Djasmin
Saladin (2001:123) Komunikasi Pemasaran adalah aktivitas yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi dan membujuk atau mengingatkan pada
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut William G. Nickels
yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang
dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien (Purba, 2006: 126).
Selain itu iklan merupakan salah satu alat dalam bauran promosi (promotion
mix) yang terdiri dari lima alat (Kotler, 2000:205). Selain iklan, juga terdapat sales
promotion, personal selling, public relations, dan direct marketing. Namun, iklanlah

Universitas Sumatera Utara

2

yang paling banyak digunakan khususnya untuk produk konsumsi. Meskipun tidak
secara langsung berakibat terhadap pembelian, iklan merupakan sarana untuk

membantu pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen dalam usahanya untuk menghadapi pesaing.
Dalam keseharian, banyak dijumpai bentuk pesan dari produsen pada
konsumen yaitu salah satunya berupa iklan. Iklan merupakan suatu bentuk informasi
produk maupun jasa dari produsen kepada konsumen maupun penyampaian pesan
dari sponsor melalui suatu media. “Periklanan merupakan proses komunikasi lanjutan
yang membawa khalayak ke informasi terpenting yang memang perlu mereka
ketahui” (Jefkins, 1997:16). Pernyataan Frank Jefkins di atas menempatkan iklan
sebagai salah satu bentuk pesan yang disampaikan oleh produsen pada khalayak
sebagai calon konsumen mereka. Dengan iklan, khalayak diharapkan dapat
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari suatu produk maupun jasa yang
diiklankan tersebut.
Periklanan memang memiliki kaitan yang erat dengan industri dan
perekonomian. Iklan akan mendongkrak tingkat penjualan suatu produk barang
maupun jasa yang membuat industri dari produk jasa maupun barang tersebut tetap
berlangsung dan secara umum akan mempengaruhi tingkat perekonomian di negara
tersebut. Hal tersebutlah yang membuat periklanan sedikit banyak menjadi salah satu
faktor penggerak perekonomian. “Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang
paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya” (Jefkins,

1997:5). Pada dasarnya, tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi
sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap konsumen.
Munculnya iklan bertujuan untuk memperkenalkan produk maupun jasa pada
konsumen sehingga konsumen terprovokasi/terpengaruh. Hal ini akan mendorong
terjadinya perubahan perilaku konsumen menjadi seperti yang diinginkan oleh
produsen.
Selain itu, iklan sendiri memiliki beberapa tujuan khusus diantaranya untuk
membentuk kesadaran akan suatu produk atau merek baru; menginformasikan fitur

Universitas Sumatera Utara

3

dan keunggulan produk atau merek pada konsumen; membentuk persepsi tertentu
akan produk atau merek; membentuk selera akan produk atau merek ataupun
membujuk konsumen untuk membeli produk atau merek yang diiklankan.Tujuantujuan tersebut menurut Bendixen pada dasarnya adalah upaya meningkatkan respon
konsumen terhadap penawaran perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan laba
penjualan dalam jangka panjang (Puspitasari, 2009:2)
Pemakaian media elektronik sebagai sarana publikasi kini merupakan hal
yang biasa. Seiring dengan kemajuan jaman serta majunya teknologi, kini televisi

semakin variatif dengan jumlah yang tidak sedikit. Dengan jumlah saluran televisi
yang terus bertambah, orang menjadi lebih sering berganti saluran. Hal ini
memberikan imbas pada tingkat efektifitas iklan di televisi menjadi semakin
menurun. Dengan semakin melemahnya efektifitas iklan di media massa, masalah
baru pun timbul yaitu bagaimana cara yang efektif untuk menarik perhatian
konsumen pada suatu produk. Karena beriklan melalui media televisi sudah dirasakan
tidak efektif lagi, maka produsen dan biro iklan harus mencari alternatif cara yang
efektif dalam mempromosikan produk mereka.
Dalam beriklan, produsen atau pengiklan dapat memilih satu mau pun kedua
media untuk menyampaikan pesan yang ingin mereka sampaikan. Media-media
tersebut ialah media lini atas (above-the-line) maupun media lini bawah (below-theline). Media lini atas (above-the-line) ialah periklanan yang menggunakan media
primer seperti media elektronik maupun media cetak. Penggunaan media lini atas
memiliki kelebihan dalam menjangkau jumlah audience yang besar, namun hal ini
juga membuat biaya yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan untuk beriklan
bertambah. Sedangkan media lainnya ialah media lini bawah (below-the-line), media
ini adalah media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk.
Meskipun dianggap menjadi media minor, namun beriklan pada media lini bawah
juga memiliki peranan penting dalam suatu kampanye periklanan. Hal ini disebabkan
karena media lini bawah dalam hal-hal tertentu bisa menjadi lebih efektif, tergantung
bentuk iklan dan kampanye yang hendak dilakukan oleh pengiklan.


Universitas Sumatera Utara

4

Dalam www.tempo.co

belanja iklan di Indonesia pada semester I 2012

mencapai Rp.40 triliun. Besarnya angka yang dikeluarkan tersebut tidak menjamin
iklan tersebut berjalan efektif. Banyaknya pesan iklan yang diterima konsumen setiap
harinya membuat efektifitas iklan semakin berkurang. Namun, memang sulit untuk
mengukur apakah suatu iklan efektif atau tidak. Ukuran yang menjadi dasar dalam
melihat efektifitas periklanan sering berbeda pandangan antara produsen atau
pengiklan dengan perusahaan periklanan. Namun, terdapat dua sudut pandang yaitu
pertama dilihat dari dampak komunikasi (communication effect), yaitu pengaruhnya
pada kesadaran, pengetahuan atau preferensi konsumen, dan kedua, dampaknya
terhadap penjualan (sales effect).
Iklan telah menjadi harapan bagi sebagian besar produsen yang ingin merek
produknya melekat di hati konsumennya. Iklan merupakan cara yang efektif untuk

meraih konsumen dalam jumlah besar dan tersebar secara geografis. Disatu pihak
iklan dapat dipakai untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk/merek dan
di pihak lain memicu penjualan yang cepat. Menurut Lane et al. (2009:103) dua
prinsip periklanan yang berhasil akan bersifat konstan:
1. Periklanan yang efektif tidak hanya berfungi dalam konteks rencana
pemasaran yang terorganisir.
2. Periklanan adalah alat komunikasi pemasaran dan jarang bisa berhasil jika
diarahkan pada masalah non-komunikasi. Sulit bahkan mustahil, bagi
periklanan untuk mengatasidalam program pemasaran inti.
Rencana periklanan yang efektif merupakan perpanjangan dari sasaran
pemasaran

perusahaan.

Lazimnya

periklanan

diminta


untuk

membantu

mengembangkan atau memelihara kesadaran produk, membangun perusahaan dan
citra merek, serta memberikan informasi produk yang membedakan satu merek
dengan merek yang lain. Oleh karena itu agar merek produk dapat diterima oleh
masyarakat maka iklannya harus dibuat seefektif mungkin, kreatif, menarik sehingga
bisa menimbulkan pengaruh positif .
Untuk membuat iklan yang kreatif dan menarik dibutuhkan para pekerja yang
profesional yang memiliki kreatifitas dalam memproses iklan, mulai dari perencanaan

Universitas Sumatera Utara

5

pesan, perencanaan media hingga bagaimana menyampaikan (expose) pesannya. Pada
agen pembuat iklan (perusahaan periklanan) terdapat bagian khusus yang merancang
kreatifitas, mereka ini adalah yang disebut copywritter, scripwritter atau
screenwritter dan pengarah seni yang disebut art director atau visualizer. Mereka

yakin iklan yang kreatif akan menjadikan iklan tersebut efektif karena dengan
tampilan yang kreatif maka pesan iklan akan dapat mempengaruhi audien. Menurut
Shapiro kreatifitas iklan dapat dikatakan merupakan komponen yang sangat penting
dari iklan, dan beberapa penelitian terdahulu pernah mengupas hubungan antara iklan
yang kreatif dan efektifitas iklan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa iklan yang
kreatif berpengaruh secara positif terhadap efektifitas iklan dan sikap terhadap merek
(Riyanto 2008:3).
Menurut Kover meskipun beberapa penelitian menyatakan kreatifitas iklan
berpengaruh terhadap efektifitas iklan namun beberapa penelitian juga menyatakan
sebaliknya, yaitu bahwa iklan kreatif hanya merupakan ambisi dari para
copywritter/art director untuk memenuhi nilai artistik, tanpa memiliki pengaruh yang
signifikan pada efektifitas dan sikap terhadap iklan (Riyanto 2008:3). Pendapat
Shimp menyatakan bahwa iklan yang kreatif mungkin memang akan menarik
perhatian pada gambar dan isi iklan namun akan mengganggu perhatian terhadap
merek yang diiklankan sehingga akan mengurangi efektifitas terhadap merek yang
diiklankan (Riyanto 2008:3).
Kepedulian terhadap merek sebagai dampak beriklan adalah menunjukkan
tingkat keberhasilan / efektivitas suatu iklan karena salah satu indikator efektivitas
iklan adalah bila iklan mampu membuat konsumen mengetahui merek yang
diiklankan (brand awareness). Menurut Jefkins (1997 : 71) pada dasarnya tujuan

periklanan adalah mengubah atau mampengaruhi sikap khalayak dalam hal ini
tentunya adalah sikap konsumen. Tujuan periklanan komersil adalah membujuk
khalayak untuk membeli produk A bukan produk B atau mempromosikan kelanjutan
perilaku membeli produk A untuk seterusnya (diasumsikan konsumen tidak akan
membeli sekaligus produk A dan B ). Sedangkan menurut Ray iklan dapat juga
mempengaruhi seberapa sesuai produk yang diiklankan dapat dirasakan, kemudian

Universitas Sumatera Utara

6

dapat mempengaruhi sikap dan ingatan (Riyanto 2008:5) . Adanya keteringatan
seseorang pada suatu produk akan menyebabkan stabilitas minat membeli, karena
setiap tindakannya akan didasari oleh ingatan yang sudah ada dalam benaknya.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti merasa perlu untuk meneliti iklan
Manulife, dimana PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) adalah
perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang paling lengkap dalam industri
jasa finansial di Indonesia melalui produk asuransi jiwa dan employee benefits serta
melalui layanan reksa dana dan manajemen aset dari perusahaan afiliasinya, PT
Manulife Aset Manajemen Indonesia. Berkantor pusat di Jakarta, Manulife Indonesia

beroperasi melalui jaringan kantor pemasaran di 24 kota yang tersebar di Indonesia,
didukung oleh hampir 10.000 karyawan dan agen profesional dan memiliki sekitar
1,6 juta polis aktif.
Manulife Indonesia telah memperoleh sejumlah penghargaan bergengsi di 2012:
1. Predikat ”Sangat Bagus” dari majalah Infobank untuk ke-7 kalinya pada
kategori perusahaan asuransi jiwa dengan premi bruto di atas Rp 1 triliun
untuk kinerja tahun 2011.
2. Predikat Bronze untuk kategori Best Customer Choice of Health Insurance
pada Indonesia Brand Champion 2012, yang diselenggarakan oleh MarkPlus
Inc.
3. Perusahaan Asuransi Jiwa Terinovatif 2012 dalam Pengembangan Produk dari
majalah Business Review.
4. Dua buah Penghargaan Service Quality Awards 2012 dengan predikat “Gold”
rating untuk kategori Health Insurance dan Life Insurance Service dari the
Service Excellence and Center for Customer Satisfaction & Loyalty.
(sumber: www.manulife-indonesia.com)
Meskipun dengan berbagai penghargaan yang telah diterima tentu saja
persaingan diantara Asuransi Jiwa pada saat ini belum berakhir. Nyatanya persaingan
asuransi jiwa semakin memanas dimana pada saat ini sudah ada 50 perusahaan yang
terdaftar di Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.


Universitas Sumatera Utara

7

Table 1.1
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Yang Terdaftar Di Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI)
NO.

NAMA ANGGOTA

NO

NAMA ANGGOTA

1
2
3

ACE LIFE ASSURANCE
ADISARANA WANAARTHA
AIA FINANCIAL (D/H AIG
LIFE)
ALLIANZ LIFE INDONESIA
AMANAH GITHA

26
27
28

JIWASRAYA
KRESNA LIFE
MAA LIFE INSURANCE

29
30
31
32
33
34
35

11
12

AVIVA INDONESIA
AVRIST ASSURANCE
AXA FINANCIAL INDONESIA
AXA LIFE INDONESIA
AXA MANDIRI FINANCIAL
SERVICES
BAKRIE LIFE
BNI LIFE INSURANCE

MANULIFE INDONESIA
MASKAPAI REASURANSI
INDONESIA
MEGA LIFE
MNC LIFE ASSURANCE
MULTICOR LIFE INSURANCE
NUSANTARA LIFE
PANIN LIFE

13

BERINGIN JIWA SEJAHTERA

38

14

BUMI ASIH JAYA

39

15
16
17
18
19

BUMIPUTERA 1912
CENTRAL ASIA RAYA
CIGNA
CIMB SUN LIFE
COMMONWEALTH LIFE

40
41
42
43
44

20
21
22

EQUTY LIFE INDONESIA
GENERALI INDONESIA
GREAT EASTERN LIFE
INDONESIA
HEKSA EKA LIFE
INSURANCE
INDOLIFE PENSIONTAMA

45
46
47

PASARAYA LIFE
PUDENTIAL LIFE
ASSURANCE
REASURANSI
INTERNATIONAL INDONESIA
REASURANSI NASIONAL
INDONESIA
RECAPITAL
SEQUIS FINANCIAL
SEQUIS LIFE
SINARMAS LIFE
SUN LIFE FINANCIAL
INDONESIA
SYARIAH ALAMIN
SYARIAH MUBARAKAH
TAKAFUL KELUARGA

48

TUGU MANDIRI

4
5
6
7
8
9
10

23
24

36
37

49

TUGU REASURANSI
INDONESIA
25
INHEALTH INDONESIA
50
ZURICH TOPAS LIFE
Sumber : http://www.aaji.or.id/AboutUs/OurMembers.aspx (20/10/2012 : 22.34)

Universitas Sumatera Utara

8

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Manulife memiliki 49 perusahaan
kompetitor yang sama-sama bergerak di bidang jasa Asuransi Jiwa, Dengan
banyaknya kompetitor yang harus dihadapi oleh Manulife, Manulife harus bergerak
agresif untuk meningkatkan market share. Sementara itu partisipasi masyarakat
Indonesia terhadap asuransi

masih rendah dibandingkan dengan negara-negara

tetangga. Rasio premi terhadap produk domestik bruto nasional baru ada di kisaran 12 persen. Bandingkan dengan negara jiran seperti Malaysia dan Singapura yang sudah
ada di kisaran 4-5 persen. Sementara Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) menghitung, penetrasi asuransi jiwa pada semester I-2012
hanya 1,23 persen, lebih kecil dari akhir tahun lalu yang mencapai 1,24 persen.
Beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya partisipasi masyarakat
Indonesia dalam berasuransi, antara lain, ketidaktahuan dan ketidakmengertian.
Asuransi merupakan perlindungan terhadap diri, keluarga, serta harta benda
kita bila terjadi suatu musibah ataupun bencana. Memang bencana bukan sesuatu
yang kita inginkan, tetapi kemalangan ataupun musibah tidak bisa kita tolak.
Alangkah baiknya bila sebelum hal tersebut terjadi, kita menyediakan payung,
sehingga setidaknya kerugian yang kita derita bisa dialihkan kepada perusahaan
asuransi yang kita ikuti.
Saat ini asuransi pun bukan sekadar perlindungan semata. Perusahaanperusahaan asuransi sudah memasarkan produk unit link, yang diklaim bisa menjadi
instrumen investasi, selain sebagai perlindungan bagi nasabah. Berdasarkan data
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pemegang polis asuransi di Indonesia
hingga saat ini mencapai 63 juta, yang terdiri dari 10 juta pemegang polis individu
dan 53 juta pemilik polis gabungan. Sementara nilai premi asuransi jiwa pada
triwulan kedua tahun 2012 mencapai Rp 49,65 triliun. Kelas menengah pun menjadi
incaran industri asuransi. Ketua Bidang Kanal dan Distribusi AAJI William Kuan
menyebutkan, tahun 2015 kelas menengah di Indonesia diperkirakan akan mencapai
140 juta orang. Ini benar-benar peluang bagi industri asuransi jiwa untuk tetap
tumbuh."Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/16/09063798/Men
genal.Asuransi (20/10/2012 ; 23.05)

Universitas Sumatera Utara

9

Dari data diatas maka sangat besar peluang bagi Manulife untuk terus
mengembangkan usaha yang tentu saja akan berimbas pada meningkatkana premi
neto, laba, asset dan juga marker share dari tahun ke tahun. Untuk itu peneliti akan
menunjukaan adanya peningkatan pertumbuhan dari tahun 2010 sampai 2012 yang
dikutip dari majalah investor 2012

Tabel 1.2
10 Besar Asuransi Jiwa Berdasarkan Premi Neto 2011
No

Nama Asuransi

Premi Neto (juta Rp)
2011

2010

Pertumbuhan

1

PT Prudential life Assurance

9.715.331

6.975.389

39,28%

2

PT Asuransi Jiwa Sinarmas

9.282.949

7.115.865

30,45%

3

PT Asuransi Jiwa Mega Life

6.683.478

11.400.276

-41,37%

4

PT Asuransi Jiwa Manulife

5.820.512

3.002.029

93,89%

Life

4.728.805

3.213.281

47,16%

Bersama

4.690.845

4.324.690

8,47%

indonesia
5

PT

Asuransi

Allianz

Indonesia
6

Asuransi

Jiwa

Bumiputera 1912
7

PT Indolife Pensiontama

4.299.007

3.069.913

40,04%

8

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

3.498.828

2.474.245

41,41%

9

PT AIA Financial

3.409.881

3.183.674

7,11%

10

PT

2.771.314

1.336.014

107,43%

54.900.950

46.095.376

19,10%

75,69%

76,81%

72.538.009

60.012.778

Axa

Mandiri

Financial

Services
Sub total
Pangsa
Total Asuransi Jiwa

20,87%

Sumber: Majalah Investor juli 2012-XIV/229
Dari tabel diatas pertumbuhan yang didapatkan oleh Manulife memang sangat
besar yaitu 93,89% akan tetapi berdasarkan jumlah premi neto masih berada di

Universitas Sumatera Utara

10

peringkat ke-4 dan share marketnya masih dibawah 10% atau berkisar 8,02% dari
pasar asuransi jiwa indonesia. Ini kemudian yang menjadi tantangan bagi Manulife
karena baru pertama kali dalam sejarah Manulife Indonesia membuat iklan televisi
yaitu pada tahun 2012, dimana sebelumnya pada tahun 2011 didahului dengan iklan
pada billboard dan surat kabar.
Iklan Manulife di media cetak ditayangkan di berbagai media cetak terbesar di
beberapa kota besar di Indonesia. Sedangkan iklan Manulife di Billboard juga kita
pasang di kota-kota besar di Indonesia. Dan iklan Manulife di Televisi di tayangkan
di beberapa stasiun televisi swasta yang memiliki jaringan yang cukup luas di
Indonesia. Pemilihannya stasiun televisi juga termasuk berdasarkan rating program
televisi. Iklan media cetak terbit sepanjang tahun 2012. Iklan-iklan tersebut terbit dan
disiarkan selama 3 periode di tahun 2012, dimana setiap periode iklan tersebut terbit
selama 1 bulan. (sumber: Ananto Pambudi | Corporate Communication Section |
Assistant

Manager

PT.Asuransi

Jiwa

Manulife

Indonesia,

Email

:

ananto_pambudi@manulife.com).
Iklan Manulife menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti dikarenakan
sudah sejak lama manulife tidak pernah beriklan baik itu di media cetak maupun
billboard ataupun spanduk dan pada tahun 2012 manulife merilis iklan televisi
pertamanya sejak Manulife Indonesia berdiri di tahun 1985. Dengan semakin
beragam media yang digunakan Manulife untuk beriklan, perusahaan berharap dapat
meningkatkan brand awareness terhadap khalayak.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menjadikan nasabah PT. Asuransi
Jiwa Manulife Indonesia sebagai responden dengan kriteria nasabah efektif polis dari
januari 2012 sampai dengan april 2013 dan sudah pernah menyaksikan iklan
Manulife. Hal ini dikarenakan iklan Manulife dirilis pada januari 2012 selain itu
untuk mempermudah peneliti dalam mengunpulkan data dari responden, mengingat
adanya keterbatasan waktu dan biaya oleh peneliti.

1.2

Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara

11

Dari latar belakang persoalan diatas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan dalam penelitian ini ialah: “Bagaimana pengaruh iklan Manulife
terhadap Brand Awareness nasabah Manulife?”.

1.3

Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis kreatifitas iklan Manulife terhadap Brand Awareness
nasabah Manulife.
2. Untuk menganalisis pemilihan media iklan Manulife terhadap Brand
Awareness nasabah Manulife.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklan Manulife terhadap Brand Awareness
nasabah Manulife.

1.4

Manfaat Penelitian
1. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menyajikan informasi
mengenai iklan terhadap Brand Awareness.
2. Bagi peneliti, memberikan kontribusi dalam pengembangan literatur iklan
terhadap Brand Awareness.
3. Bagi praktisi, memerikan informasi dan menambah pengetahuan
mengenai iklan terhadap Brand Awareness.
4. Bagi Manulife, penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan iklan terhadap Brand
Awareness.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

5 84 111

Iklan Dan Brand Awareness Siswa (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)

2 55 107

Iklan Dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan “Mie Gelas“ Versi Luna Maya Di Televisi Terhadap Brand Awareness Khalayak di SMA Negri 13 Medan)

0 35 102

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 16

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 2

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 25

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 3

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 35

IKLAN DAN BRAND AWARENESS LUNPIA DELIGHT (Studi Korelasional Analisis Media Iklan Brosur Lunpia Delight terhadap Brand Awareness) - Unika Repository

0 0 16

3.1 Desain Penelitian - IKLAN DAN BRAND AWARENESS LUNPIA DELIGHT (Studi Korelasional Analisis Media Iklan Brosur Lunpia Delight terhadap Brand Awareness) - Unika Repository

0 0 9