Iklan Dan Brand Awareness Siswa (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)

(1)

IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA

(Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

FITRI DWINANDA SARI NASUTION 090922059

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran dalam mengingat suatu merek (brand awareness) sera apa saja faktor yang mempengaruhi murid untuk sadar kenal terhadap suatu merek produk yang diiklankan di televisi.

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2011 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas VI SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan yang berjumlah 56 Orang. Peneliti langsung mendapatkan jumlah sampel dari populasi yang ada karena peneliti mengambil total sampling dimana populasi ada di bawah 100. Variable X dalam penelitian ini adalah Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim dan Variabel Y adalah Brand Awareness (Kesadaran dalam mengingat Merek).

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis table tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS 15.0.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya responden mendapat banyak informasi tentang cara mengingat suatu merek. Sebahagian besar responden cukup mampu bahwa cara melihat suatu merek dilihat dari bintang atau model yang dipakai oleh iklan produk tersebut agar mudah dipasarkan oleh khalayak.

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa rs=0,651. Angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Angka tersebut menunjukan hubungan yang cukup berarti antara variabel X dengan variabel Y karena terletak antara 0,40 – 0,60 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diuraikan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim dengan Brand Awarness (Kesadaran suatu merek) siswa.


(3)

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanhirrahim

Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana senantiasa melimpahkan rakhmat dan hidayahNya pada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Dimana skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan dan memperoleh gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Pada sedikit ruang di bagian kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak pada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Adapaun rasa terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:

1. Ayahanda M.Nasution dan Ibunda Syahrida Lubis S.Pd yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan segala sesuatu yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, dari penulis lahir hingga sekarang. Sungguh, kasih sayang orang tua tak dapat terbalas jasanya.

2. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Dra. Fatma Wardi Lubis, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Safrin, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Mulai dari meluangkan waktu, memberikan masukan yang berharga dan tentunya berkenan untuk berdiskusi dengan penulis.

5. Seluruh Staf Dosen dan administrasi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU, yang telah memberikan pendidikan pelajaran dan bimbingan pada penulis dari semester awal hingga menamatkan perkuliahan.

6. Kepada kakakku tersayang Elia Novira Nst S.Pd serta seluruh keluarga besar penulis, terima kasih atas motivasi kalian semua.


(4)

7. Kepada Abangnda tersayang M.Arief wahyudi Lubis, terima kasih atas perhatian, bantuan serta dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman penulis di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Ekstensi angkatan 2009, terutama buat Maya, Putri, Dessy, Yanti, Yani, Monic, Amie, Agatha, Eva, Elisabeth, Hafiz, Ikhsan, Frengki, Bang Imam, Bang Hendra, Bang Zaki. Terima Kasih atas semua dukungan dan semangatnya. Termasuk untuk Kak Riris, Astri, Ira, Indah anak-anak bimbingan Pak Safrin yang saling membantu guna kelancaran penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya pada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun atas bantuan semua pihaklah skripsi ini bisa diselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rakmat dan hidayahNya pada semua orang yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini. Amin.

Medan, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ……….. ……….. i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……… vii

BAB I : PENDAHULUAN ……….. 1

1.1Latar Belakang ……….. 1

1.2Perumusan Masalah ……….. 8

1.3Pembatasan Masalah ……….. 8

1.4Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………... 9

1.4.1 Tujuan Penelitian ………... 9

1.4.2 Manfaat Penelitian ………... 9

1.5Kerangka Teori……….…... 9

1.6Kerangka Konsep………... 16

1.7Model Teoritis………... 18

1.8Operasional Variabel………..……... 18

1.9Hipotesis……….………... 19

BAB II : LANDASAN TEORITIS………... 20

2.1Pengertian Komunikasi………. 20

2.2Komunikasi Massa………... 23

2.3Komunikasi Pemasaran……….... 27


(6)

2.4.1 Sejarah Periklanan ………... 30

2.4.2 Pengertian Iklan ………... 32

2.4.3 Jenis Iklan ………..…………. 32

2.4.4 Fungsi Periklanan ………... 35

2.4.5 Tujuan Periklanan ………... 36

2.5Pengertian Merek………..……... ………37

2.6Televisi Sebagai Media Iklan……….. ……... 38

2.7Brand Awareness……….. 44

2.8Teori S-O-R………... 46

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ……….. 50

3.1Sejarah Singkat SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan ………...…… 50

3.2Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri 106837………..………. 50

3.3Struktur Organisasi……….. 51

3.4Metodologi Penelitian………... 53

3.4.1 Metode Penelitian……… 53

3.4.2 Lokasi Penelitian………. 53

3.4.3 Populasi dan Sampel……… 53

3.4.3.1Populasi……… 53

3.4.3.2Sampel……….. 54

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 54

3.4.5 Teknik Analisis Data……….. 54

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN……… 57


(7)

4.2 Proses Pengolahan Data……… 58

4.3 Analisis Deskriptif………. ………... 59

4.3.1 Karakteristik Responden……… 59

4.3.2 Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim……….. 61

4.3.3 Brand Awareness (kesadaran Suatu Merek) Khalayak……… 74

4.4 Uji Hipotesis……… 80

4.5 Pembahasan………. 83

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………. 87

5.1 Kesimpulan………..………. 87

5.2 Saran………..……… 89 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Jenis Kelamin……….. 59

Table IV.2 Usia……… 60

Table IV.3 Tingkat Keseringan Menonton Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim… 61 Table IV.4 Intensitas Menonton Iklan Pocari Sweat dalam Seminggu……… 62

Table IV.5 Waktu yang sering dalam menayangkan iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim……….. 63

Table IV.6 Waktu Penayangan Iklan yang paling disukai……… 64

Tabel IV.7 Bahasa yang digunakan dalam menarik perhatian………. 65

Table IV.8 Bahasa yang digunakan dalam Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim…… 66

Table IV.9 Ketertarikan Responden kepada model Iklan Pocari Sweat……… 67

Table IV.10 Model Iklan membuat responden lebih ingat pada iklan……… 68

Table IV.11 Kejelasan isi pesan Iklan Pocari Sweat………. 70

Table IV.12 Kemudahan dalam memahami isi pesan……….. 71

Table IV.13 Tata Artistik dalam iklan pocari sweat………. 72

Table IV.14 Isi pesan membuat responden terpengaruh untuk membeli pocari sweat…… 73

Table IV.15 Kemampuan dalam mengingat Iklan……… 74

Table IV.16 Kemampuan mengingat Iklan Pocari Sweat adalah iklan yang dibintangi Irfan Bachdim……… 75

Table IV.17 Pemunculan Iklan mempengaruhi responden untuk tertarik pada iklan………76

Table IV.18 Melihat iklan Pocari Sweat mampu mengingat merek produk…… ……... 77 Table IV.19 Melihat Pocari sweat ditoko/supermarket ingat bahwa produk pernah


(9)

diiklankan diTelevisi……….. 78 Table IV.20 kemampuan responden dalam mengingat slogan iklan pocari sweat………… 79 Table IV.21 Hasil Uji Hipotesis (Koefisien Korelasi Spearman Rho) ……… 81


(10)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran dalam mengingat suatu merek (brand awareness) sera apa saja faktor yang mempengaruhi murid untuk sadar kenal terhadap suatu merek produk yang diiklankan di televisi.

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2011 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas VI SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan yang berjumlah 56 Orang. Peneliti langsung mendapatkan jumlah sampel dari populasi yang ada karena peneliti mengambil total sampling dimana populasi ada di bawah 100. Variable X dalam penelitian ini adalah Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim dan Variabel Y adalah Brand Awareness (Kesadaran dalam mengingat Merek).

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis table tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS 15.0.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya responden mendapat banyak informasi tentang cara mengingat suatu merek. Sebahagian besar responden cukup mampu bahwa cara melihat suatu merek dilihat dari bintang atau model yang dipakai oleh iklan produk tersebut agar mudah dipasarkan oleh khalayak.

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa rs=0,651. Angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Angka tersebut menunjukan hubungan yang cukup berarti antara variabel X dengan variabel Y karena terletak antara 0,40 – 0,60 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diuraikan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim dengan Brand Awarness (Kesadaran suatu merek) siswa.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat di bidang ekonomi, sosial, budaya. Hal ini dengan sendirinya membawa perubahan pada kebutuhan dan kepentingan manusia sebagai konsumen yang semakin kompleks, sehingga membawa dampak pada usaha dan pola pemasaran suatu produk. Oleh karena itu, produsen harus merubah dan menyesuaikan strategi dan pola pemasaran produknya sesuai dengan situasi, kondisi dan tuntutan konsumen pada saat ini. Hal ini jelas terlihat pada konsep pemasaran yang semula hanya berorientasi pada produk dan penjualan (product concept and sales concept), kini berkembang dengan tujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen (consumer oriented). Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut maka kegiatan pemasaran terkandung unsur-unsur marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari product, price, place dan promotion.

Pemasaran harus dibarengi dengan kegiatan promosi. Promosi merupakan sarana komunikasi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Melalui promosi konsumen menyadari adanya suatu produk (Product) dengan harga tertentu (Price). Serta mendapatkan informasi mengenai tempat dimana produk tersebut dapat diperoleh (Place). Dan melalui promosi pula kebutuhan konsumen dibangkitkan oleh berbagai stimulus dengan menanamkan citra, mulai dari citra merek produk (brand image), citra perusahaan (corporate image). Dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak agar menerima informasi dan kemudian membeli produk yang di promosikan.


(12)

Iklan dapat disebut sebagai bagian ujung tombak pemasaran. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk/jasa yang disampaikan oleh media masa dan ditujukan kepada sebagian/seluruh masyarakat. Pesan dalam hal ini diartikan sebagai hal-hal yang diterjemahkan baik dalam wujud gambar, rangkaian kata-kata maupun warna dengan tujuan membangkitkan kesadaran dan kebutuhan konsumen akan suatu produk serta menanamkan citra ke dalam bentuk konsumen. Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membentu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan, ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasive (Liliweri, 2001:20).

Pada zaman sekarang ini konsumen lebih sering mengkonsumsi minuman kemasan yang praktis. Biasanya kita lihat lebih sering konsumen mengkonsumsi minuman untuk sebagai penambah daya tahan tubuh. Kita mengetahui minuman kemasan bisa dikonsumsi oleh siapa saja, tidak mengenal usia, dari muda sampai tua bisa mengkonsumsi minuman tersebut.

Pocari Sweat adalah minuman kesehatan dan minuman olahraga seperti bintang iklan yang menjadi model dalam iklan Pocari sweat adalah pesepak bola yang sangat terkenal saat ini yaitu Irfan Bachdim. 60 % berat badan kita adalah cairan, terdiri dari air dan elektrolit. Elektrolit adalah uraian dari garam mineral yang secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Elektolit adalah gabungan dari ion positif (kation) & ion negatif (anion), berguna untuk membantu kelancaran fungsi cairan tubuh. Pocari Sweat mengandung elektrolit dengan komposisi mirip dengan cairan tubuh. Pocari sweat adalah minuman isotonik. Minuman Isotonik dapat membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang melalui keluarnya keringat. Minuman isotonik dengan cepat meresap ke dalam tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan terdiri dari elektrolit-elektrolit


(13)

untuk membantu menggantikan cairan tubuh. Minum pocari sweat ini, sangat terasa gunanya kalau sedang merasa kekurangan cairan. Entah itu karena kepanasan atau kecapean. Tetapi yang paling dirasakan berguna jika sedang terkena diare. Rasanya membantu proses penyembuhan. Terlebih-lebih rasanya yg cukup segar jika dibandingkan hanya minum garam & gula, minuman yg dianjurkan jika sedang kena diare. Pocari Sweat tidak mengandung pengawet dan tidak menggunakan pemanis buatan, tidak mengandung soda ataupun kafein, sehingga tidak menimbulkan iritasi lambung ataupun ketagihan, rendah kalori, sehingga tidak menyebabkan kegemukan. Oleh karena itu Pocari Sweat dapat dinikmati oleh siapa saja. Mulai dari anak-anak usia 1 tahun keatas, hingga usai lanjut. Bahkan bisa juga dinikmati oleh ibu hamil, setelah melahirkan ataupun selama masa menyusui. Pocari Sweat juga dapat dinikmati kapan saja. Jadi tidak perlu menunggu habis sakit atau habis olahraga. Kapan saja tubuh memerlukan pengganti cairan tubuh (http://www.pocarisweat.co.id/#/home).

Pocari Sweat menggandeng Irfan Bachdim untuk mendongkrak penjualan. Ada banyak cara untuk mendongkrat popularitas dan penjualan produk di suatu perusahaan. Salah satunya yang dilakukan Pocari Sweat melalui ajang futsal championship 2011 di Jakarta. Acara olahraga ini merupakan bentuk perwujudan komitmen Pocari Sweat dalam memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingya menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk hidup sehat. Pocari Sweat menyewa bintang sepak bola Indonesia Irfan Bachdim untuk menjadi bintang iklan sekaligus yang membuka ajang pertandingan ini. Pocari Sweat juga menjadikan Irfan sebagai bintang iklan di televisi tahun ini. Irfan Bachdim mulai menginjak karier sebagai bintang iklan dan brand ambasador minuman isotonic. Untuk pertama kalinya Pesepak bola berdarah Malang-Belanda, Irfan Bachdim menjadi bintang iklan dan menjabat sebagai brand ambassador sebuah minuman


(14)

pengganti cairan tubuh yaitu Pocari Sweat. Irfan mengaku bersedia menjadi menjadi model iklan ini karena ingin menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya, ia mengetahui bahwa minuman kemasan ini menunjang untuk kesehatan, Irfan mendukung anak-anak kecil untuk meminum minuman olahraga seperti Pocari Sweat. Pocari sweat juga untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya cairan tubuh untuk kesehata (http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/57982/Pocari-Sweat-gandeng-Irfan-Bachdim-untuk-dongkrak-penjualan).

Iklan kerap menjadi suatu elemen yang membuat iklan itu mudah diingat oleh orang yang melihat atau mendengar. Untuk mencapai brand awareness (sadar kenal terhadap suatu merek) yang diinginkan oleh konsumen. Dapat dikatakan keberhasilan kegiatan yang di promosikan yang pertama adalah tersebarnya informasi (iklan) yang ditopang oleh kualitas dan kuantitas penayangannya iklan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah. Hal ini tidak terlepas dari spesifikasi masing-masing media. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan, serta mempunyai segmen pasar yang berbeda terhadap konsumennya. Peneliti berpikir iklan sebagai fokus penelitian karena belanja iklan yang paling besar adalah di televisi. Selain itu dampak atau pengaruh yang paling kuat oleh televisi yang tidak hanya mengeluarkan suara tetapi juga visualisasi gambar. Perpaduan suara dan gambar yang dimunculkan pada televisi membuat televisi lebih memberikan dampak yang lebih kuat bagi pemirsanya.

Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian tentang iklan dalam merangsang sadar kenal suatu merek (Brand Awareness) khalayak, peneliti mengambil iklan “Pocari Sweat” Versi Irfan Bachdim dan seluruh murid kelas VI yang bersekolah di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan sebagai objek penelitian.


(15)

Iklan Pocari Sweat di televisi diharapkan mampu memberi pengaruh kepada setiap penontonnya. Pengaruh atau efek yang didapatkan dan dirasakan oleh penonton berbeda satu dengan yang lainnya, hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal. Semenjak kehadiran pertandingan piala AFF, masyarakat di Indonesia merasakan demam bola, tidak hanya dari kalangan dewasa bahkan anak-anak pun merasakan demam bola piala AFF, hal ini ditandai seperti anak-anak yang memiliki pemain idolanya yang ditunjukkan dengan membeli baju bola dengan nama pemain dan menirukan gaya pemain bola setelah mencetak gol. Tidak hanya dalam masyarakat demam bola juga melanda sekolah-sekolah, hal ini ditandai dengan Dinas Pendidikan mengadakan pertandingan sepak bola antar sekolah, seperti yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Serdang Bedagai untuk kecamatan Perbaungan melakukan pertandingan sepak bola antar sekolah. Dalam kesempatan ini murid-murid SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan memiliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi mengikuti pertandingan sepak bola antar sekolah tersebut dan memenangkan pertandingan tersebut dengan memperoleh peringkat pertama. Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan, hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui tingkat sadar kenal terhadap suatu merek produk yang ditayangkan di televisi yang bisa disampaikan anak-anak SD tersebut, sehingga tidak membedakan daya pikir antara anak-anak di pedesaan dengan anak-anak SD yang bersekolah dikota. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan karena sesuai produk Pocari Sweat yang tidak ada batasan usia yang dapat mengkonsumsi minuman kesehatan ini, peneliti menilai anak SD kelas VI karena pemikiran anak SD tersebut sudah mulai berkembang dan peneliti ingin mengetahui seberapa jauhkan anak SD dipedesaan sadar kenal suatu merek yang ditayangkan di televisi, sehingga mereka bisa langsung dapat mengingat ketika produk itu disebutkan atau sebaliknya


(16)

dan sesuai dengan Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim adalah minuman olahraga, mereka akan beranggapan dengan minum Pocari Sweat bisa menjadi sehebat Irfan Bachdim.

Produsen umumnya mengiklankan produknya pada media massa yang sesuai dengan target pasar mereka. Keefektifan suatu iklan tidak hanya ditentukan oleh keberadaan iklan itu sendiri di media akan tetapi ada faktor lain yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu iklan untuk menarik perhatian konsumen, memberi informasi / membujuk khalayak untuk memberi respon terhadap iklan. Dalam kondisi iklan yang heterogen kesamaan kerangka pikir antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Dalam menstimuli suatu pesan (iklan) bisa saja seseorang hanya mengenal merek suatu produk dengan menyebut nama produk (merek), sedangkan orang lain mampu menerangkan bagian-bagian mana saja yang menarik perhatian konsumen dari iklan produk tanpa ada menyebutkan nama merek produk tersebut.

Dari ilustrasi diatas, dapat ditegaskan bahwa kerangka berpikir dan tingkat kemampuan manusia berbeda-beda dalam menstimulus pesan (iklan). Menurut Effendy (2003:318-319), berdasarkan ilmu psikologi ada 3 tingkat dalam kerangka berpikir manusia:

1. Tingkat kognitif adalah terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Tingkat afektif adalah timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirahasiakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.

3. Tingkat behavioral adalah merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, keinginan, atau kebiasaan berperilaku.


(17)

Pada tingkat kognitif, perubahan cara berpikir manusia melewati tahap-tahap perhatian (attention), kesadaran (awareness), pemahaman (comprehension) dan keyakinan (believe). Dan keberhasilan suatu iklan diukur dengan pernyataan tingkat sadar kenal dalam suatu merek (brand awareness) yang merupakan hasil proses pemikiran pada tingkat kognitif dari daya pikir manusia.

Brand Awareness (Kesadaran dalam suatu iklan ) yaitu segala iklan untuk menciptakan untuk menarik minat dan perhatian masyarakat. Yang mana tahap awalnya masyarakat harus menyadari kehadiran yang akan ditawarkan lewat iklan tersebut. Biasanya keberhasilan dalam suatu iklan adalah tingkat kesadaran masyarakat dalam mengetahui suatu merek. Dan itu tujuan utama dalam pembentukan iklan.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dimana pun iklan ditempatkan, tujuan utamanya adalah membangkitkan tingkat sadar kenal terhadap suatu merek (Brand Awareness) khalayaknya. Melalui media televisi, keefektifan terhadap sadar kenal khalayak tentang merek dari produk yang diiklankan erat kaitannya dengan bintang iklan (model) yang akan dimunculkan di dalam televisi.


(18)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan dari penelitian ini, yakni:

“ Bagaimanakah hubungan iklan “Pocari Sweat” versi Irfan Bachdim yang ditayangkan di televisi terhadap tingkat kesadaran kenal dalam suatu merek (Brand Awareness) khalayak pada murid-murid SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan?

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang akan di bahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini terbatas pada:

1. Penelitian terbatas pada iklan “ Pocari Sweat” yang ditayangkan di stasiun televisi. Penelitian hanya terbatas pada brand awareness murid-murid.

2. Objek penelitian adalah murid-murid kelas 6 yang mengetahui produk “Pocari Sweat” tersebut di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.

3. Objek penelitian terbatas pada murid-murid yang sudah menonton iklan Pocari Sweat selama 3 kali menonton atau lebih.


(19)

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Iklan Pocari Sweat terhadap Brand Awareness murid-murid 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa dalam Iklan Pocari Sweat yang mempunyai Brand

Awareness Murid. 1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai periklanan sebagai salah satu bidang Ilmu Komunikasi.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian dalam bidang Ilmu Komunikasi, khususnya periklanan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pengiklanan dalam menentukan bintang iklan (model) dalam suatu iklan.

1.5Kerangka Teori

Menurut Nawawi (1995:39) suatu penelitian memerlukan kejelasan titik tolak landasan berpikir dalam memecahkan masalahnya. Untuk itu disusun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot.

Teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Periklanan, Televisi, Brand Awareness, teori S-O-R.


(20)

1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Menurut pengertian sederhana, komunikasi adalah proses pengoperasian lambang oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan agar terjadi persamaan arti antara komunikator dengan komunikan. Maka proses komunikasi mengandung unsur-unsur yaitu source (komunikator), pesan (message), channel (saluran/media), receiver ( penerima pesan), effect (efek).

Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita dan mempengaruhiorang lain, merasa berpikir atau berperilaku yang seperti kita inginkan.

Hakikatnya proses komunikasi itu adalah proses pernyataan anatarumat manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dengan kata lain komunikasi pada hakikatnya adalah suatu penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) pada orang lain (komunikan), dimana pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi dan opini (Effendy, 1990: 11).

Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam (Liliweri,1991), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan definisi Gebner, tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komuniksai. Produk tersebur tersebar didistribusikan kepada khalayak luas secara


(21)

terus menerus dalam jarak waktu yang tetap. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi.

Komunikator ini dilakukan dengan menggunakan media massa disebut komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan pada khalayak yang tersebar, heterogen dan melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan dapat diterima secara serentak dengan sesama.

2. Komunikasi Pemasaran

Pemasaran menurut Philip Kotler adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan dam mempertukarkan produk atau nilai dengan individu dan kelompok lain. Dari penelitian diatas, komunikasi pemasaran adalah proses untuk membalikkan pesan-pesan yang dibutuhkan serta yang diinginkan oleh suatu kelompok atau individu. Atau komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian pesan oleh komunikan dengan komunikator yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak melalui media yang ditimbulkan efek. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk membantu pengambilan keputusan, mengarahkan pertukaran kebutuha dan keinginan serta menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik, dan salah satu dari bauran komunikasi pemasaran adalah iklan.


(22)

3. Periklanan

Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media ditujukan sebahagian/seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan. Defenisi iklan menurut AMA (American Marketing Association) adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat non personal atau tanggungan sponsor tertentu (Liliweri,2001:21).

Iklan tidak mutlak diperlukan bagi jalannya perekonimian yang efisien, karena biasanya penawaran akan selalu mengimbangi permintaan. Hanya jika permintaan yang diinginkan produsen begitu tinggi, atau jika penawaran begitu jauh sekali melebihi permintaan, maka iklan menjadi sangat penting. Dalam situasi ini produsen tahu batasan operasinya, yakni bahwa pertumbuhannya tergantung pada kapasitas produksinya. Namun begitu memasuki pasar, pertumbuhannya lebih ditentukan oleh kapasitasnya dalam menjual suatu barang atau jasa (Wiliam L. Rivers – Jay W. Jensen:182).

Tugas iklan menyampaikan informasi tentang produk atau jasa sekaligus menawarkan kepada konsumen. Iklan bahkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat menurut ukuran dunia modern. Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di media massa lainnya. Fungsi iklan antara lain yaitu sebagai pemasaran, komunikasi, pendidikan, ekonomi dan sosial (Liliweri, 2001:47).


(23)

4. Televisi

Televisi berasal dari kata Yunani yaitu tele dan visi. Tele berarti jauh dan visi yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, music dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004:192).

Televisi dirintis oleh para ahli sejak awal abad 19 dan berkembang dengan pesat pada akhir abad 20. Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi elektronika, yang banyak mendukung perkembangan dunia pertelevisian itu sendiri. Televisi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media audiovisual dengan cirri dan sifatnya yang khas. Ciri dan sifatnya inilah yang memedakan dengan media massa yang telah ada sebelumnya, yaitu media massa cetak (surat kabar, majalah) dan media massa elektronika (film, radio). Televisi merupakan jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, sasarannya menimbulkan kesepakatan dan komunikatornya heterogen. Seperti halnya media massa lainnya, televisi mempunyai fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan. Masing –masing media baik cetak maupun elektronik mempunyai kelebihan dan kelemahan (Kasali :1995).

Adapun kelebihan dari televisi yaitu (Kasali:1995) :

1. Efisiensi biaya 2. Dampak yang kuat 3. Pengaruh yang kuat


(24)

Sedangkan kelemahan televisi yaitu (Kasali:1995) :

1. Biaya yang besar

2. Khalayak yang tidak selektif 3. Kesulitan teknis

5. Brand Awareness

Aio Liliweri mengemukakan segala iklan yang diciptakan bertujuan untuk menarik minat dan perhatian manusia, yang mana tahap awalnya adalah menyadari kehadiran yang ditawarkan lewat iklan tersebut. Umumnya keberhasilan suatu iklan pertama sekali diukur dari pernyataan tingkat kesadaran dalam suatu merek dalam sebuah iklan (brand awareness) yang sekaligus merupakan tujuan dari periklanan.

Sadar kenal adalah permulaan atau pendahuluan yang dirangkai dengan tahu dan mengerti atau teringat kembali. Tingkat kesadaran dalam suatu merek merupakan tingkatan yang paling awal dalam upaya mencapai tujuan dariperiklanan, pada tingkat kesadaran dalam suatu merek ini biasanya ditandai dengan mulainya individu menyadari kehadiran suatu produk tetapi belum menyerap cukup banyak informasi mengenai suatu produk.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kesadaran merek (Brand Awareness) adalah sebagai berikut:

1. Brand Opinion

Yang berarti orang memiliki pendapat tentang suatu merek, baik itu keunggulan maupun kelemahan dibandingkan dengan pesaing.


(25)

2. Brand Knowledge

Pengetahuan tentang merek lebih pada tahap internalisasi terhadap merek itu sendiri. 3. Brand Dominance

Keberadaan merek tertentu di-recall. 4. Top of mind

Merek yang disebut pertama, merek dari katagori apapun akan mengindikasikan melekatnya merek tersebut di benak seseorang.

5. Brand Recall

Didasarkan pada pertanyaan seseorang tentang merek dari kelas produk tanpa bantuan atau dalam benak konsumen sudah terdapat merek dari produk tertentu dan ini sangat diperlukan pada saat hendak melakukan pembelian suatu produk.

6. Brand Recognition

Diberikan sejumlah merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasikan apa yang mereka telah dengar sebelumnya.

6. Teori S-O-R

Dari uraian –uraian diatas maka teori yang mendekati permasalahan penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisi dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang terjadi. Dengan kata lain menurut Effendy, efek yang ditimbulkan sesuai dengan


(26)

teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254).

Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuain pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah:

1. Pesan (Stimulus, S) adalah pesan yang disampaikan Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim kepada murid.

2. Komunikan (Organism, O) dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.

3. Respon (Response, R) adalah tanggapan atau respon murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan terhadap Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim sebagai Brand Awareness Murid.

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dinama efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan suatu ikatan yang erat antara pesan-pesan atau reaksi audiens.

1.6Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Sedangkan menurut Nawawi (1995) kerangka konsep merupakan defenisi yang dipakai untuk


(27)

menggambarkan secara abstrak atau fenomena sosial. Merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya, kerangka konsep yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Independent Variabel / Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan sejumlah gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lainnya. Dengan kata lain variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel terikat/Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim”, diwakili notasi X. b. Dependent Variabel / Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Ada atau munculnya variabel ini adalah karena adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain (Nawawi. 1995). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kesadaran kenal suatu merek (Brand Awareness) yang diwakili notasi Y.

c. Intervening Variabel / Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan variabel terikat dan variabel bebas. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dan diwakili oleh notasi Z.


(28)

1.7Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut:

1.8Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas, untuk lebih memudahkan operasionalisasi masalah maka perlu dibuat operasionalisasi variabel.

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim

1. Frekuensi menonton 2. Waktu penayangan 3. Frekuensi penayangan 4. Daya tarik pesan 5. Bintang iklan 6. Kejelasan isi pesan Variabel Bebas (X)

Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim

Karakteristik Responden Variabel Terikat (Y) Brand Awareness (sadar kenal suatu merek)


(29)

2. Variabel Terikat (Y)

Brand Awareness (sadar kenal suatu merek)

Tahapan dalam mencapai tingkat kesadaran dalam suatu merek.

1. Perhatian khalayak

2. Kemampuan mengenal produk (Brand Recognition)

3. Kemampuan mengingat produk (Brand recall)

3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

1. Jenis kelamin 2. Usia

1.9Hipotesis

Menurut (Rakhmat, 1991:14) hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai penelitian tersebut mengumpulkan data. Karenanya hipotesis adalah pernyataan sementara hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau ditolak.

Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana yang telah peneliti kemukakan diatas maka peneliti akan coba mengemukakan hipotesis penelitian, yakni:

Ho : Tidak terdapat hubungan “iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” terhadap brand awareness khalayak di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.

Ha : Terdapat hubungan antara iklan “Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim” terhadap brand awareness khalayak di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORITIS II.1 Pengertian Komunikasi

Manusia merupakan makhluk hidup yang bermasyarakat. Semakin besar suatu masyarakat berarti semakin banyak masalah yang akan timbul akibat dari perbedaan – perbedaan dalam pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, sifat, tabiat, perspektif dan kepercayaan antara individu dengan individu yang lain. Karena itu manusia harus berinteraksi sehingga terjadilah pengungkapan pikiran dan perasaan dalam bentuk percakapan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama communis paling sering digunakan sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang hampir mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2007:46).

Melalui komunikasi orang berusaha mendefenisikan sesautu termasuk istilah “komunikasi” itu sendiri. Sampai saat ini terdapat banyak defenisi komunikasi yang berasal dari banyak ahli. Menurut Bernard Berelson dan Gary A.Steiner, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik dan sebagainya. Tindakan atau transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi (Mulyana,2007:68).


(31)

Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistemastis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga bentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude). Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain “communication is the process to modify the behavior of other individuals” (Effendy,2006:10).

Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas. Untuk dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, maka dapat mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk mengemukakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who says what in which channel to whom with what effect?” atau “Siapa mengatakan dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?” (Mulyana, 2007:69). Paradigma Laswell ini menunjukkan bahwa komunikasi melewati 5 unsur, yakni komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy,2006:10).

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, dengan mengandung tujuan tertentu, memeberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung, lisan maupun tidak langsung melalui media.


(32)

Dalam proses komunikasi, paling sedikit terdapat tiga unsur pokok yaitu komunikator, pesan dan komunikan (Effendy, 1999:11). Proses komunikasi pada dasarnya menjadi dua tahap:

1. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan berjumlah banyak.

2. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambng sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secra langsung mampu menerterjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikannya.

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan (Drs. Widjaja, 2002:10-11) antara lain: a. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti apa yang kita maksudkan.

b. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to the change the opinion)

Memahami orang lain maksudnya kita sebagai komunikator harus mengetahui apa yang diinginkan masyarakat.

c. Untuk mengubah perilaku (to change the behavior)

Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan persuasif bikan memaksakan kehendak.


(33)

d. Untuk mengubah masyarakat (to the change society) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

II.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio dan televisi (Effendy, 1992:20). Jadi yang diartikan dengan komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada masyarakat yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak diketahui oleh si penyampai pesan.

Komunikasi massa adalah sebagai keterampilan, sebagai seni, dan sebagai ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti menfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik (Effendi, 1992:21).

Defenisi komunikasi massa (Effendi, 1992:20-24) yaitu:

1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Ini berarti bahwa khalayaknya itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan.


(34)

2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Jadi media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Sedangkan media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, rekreasi. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa ialah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan (simultaneity) artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak saat yang sama secara bersama-sama (Effendy, 1992:10).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka Effendi (1992:20) mengemukakan ciri-ciri dari komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya, komunikan terhadap pesan yang disiarkan, tidak mengetahui dalam hal ini maksudnya ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi massa lembaga yakni suatu instansi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.


(35)

4. Media komunikasi massa menimbulkan keseramakan. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick terdiri atas (Effendy, 2006: 29-31):

1. Pengawasan peringatan (Surveillance)

Fungsi pengawasan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Pengawasan Peringatan (warning of beware surveillance)

Pengawasan jenis ini jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman angin topan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi atau serangan militer. Informasi ini dapat diinformasikan segera dan serentak program televisi diinterupsikan untuk memeberitakan peringatan bahaya tornado), dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita surat kabar atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara atau masalah pengangguran).

b. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance)

Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Juga fungsi pengawasan dapat dijumpai pada isi media yang dimaksudkan untuk menghibur.

2. Interpretasi (Interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau siaran televisi. Pada kenyataannya fungsi


(36)

interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

3. Hubungan (Linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual.

4. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengarkan dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

5. Hiburan (Entertainment)

Fungsi ini jelas tampak pada televisi dan radio, dimana sebahagian besar programnya bersifat menghibur (to entertain)

Ada satu ketika media massa dipandang sangat berpengaruh tetapi ada saat lain ketika media massa dianggap sedikit bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pandangan ini tidak saja desebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis atau historis, tetapi juga perbedaan mengartikan efek. Seperti yang dinyatakan oleh Donald K. Robert ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokus pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.


(37)

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa (Rakhmat, 1993:219) yaitu:

1. Efek kognitif adalah terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Efek afektif adalah timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirahasiakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.

3. Efek Konatif (behavioral) adalah merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, keinginan, atau kebiasaan berperilaku.

II.3 Komunikasi Pemasaran

Akhir-akhir ini konsep pemasaran atau pasar telah banyak berkembang. Pasar adalah gagasan kuat yang memiliki arti luas. Barang, jasa, komoditi ada dipasar dan tunduk kepada hukum penawaran dan permintaan. Dan hal yang paling utama dalam pasar adalah gagasan tentang pelanggan. Barang, jasa, komoditi dihasilkan untuk memasok dan memuaskan konsumen. Inilah perlunya biro iklan menentukan, menemukan, mempertahankan pelanggan dan memenuhi kebutuhannya.

Kekuatan yang menghubungkan sebuah organisasi dengan pelanggannya adalah kekuatan pemasaran. Pemasaran menurut Philip Kotler adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan individu dan kelompok lain.

Fungsi pemasaran sangat penting bagi keseluruhan tugas untuk melayani dan mempertahankan pelanggan. Dan gagasan yang nampaknya sederhana ini telah berkembang


(38)

sedemikian luas dari barang-barang konsumen, ke jasa, pendidikan. Sejalan dengan berkembangnya gagasan mengenai pelanggan berkembang juga gagasan mengenai merek. Faktor kunci dalam proses pemasaran dalam pengembangan ini adalah periklanan atau lebih tepat lagi komunikasi pemasaran secara umum.

Komunikasi pemasaran adalah proses untuk membalikkan pesan-pesan yang dibutuhkan serta diinginkan oleh suatu kelompok /individu. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk membantu pengambilan keputusan, mengarahkan pertukaran, memenuhi kebutuhan dan keinginan serta menyadarkan semua pihak untuk berbuat baik dan salah satu dari bauran komunikasi pemasaran adalah iklan.

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasive sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba,2006:126).

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi. Juka digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran mereka yang memfasilitasi terjadinya pertkaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp,2003:4).


(39)

II.3.1 Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai 4P yaitu Product, Price, Place, and Promotion (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi)

1. Product (Produk)

Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. Yang mencerminkan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Price (Harga)

Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh /

mendapatkan produk. Keputusan harga harus dihubungkan dengan keputusan rancangan produk, distribusi dan promosi untuk program pemasaran yang efektif. Harga merupakan faktor penempatan produk yang amat penting yang menentukan pasaran produk, persaingan dan rancangan produk. Perusahaan harus bisa menegosiasikan harga dengan setiap pelanggan, menawarkan diskon, melakukan penjualan tukar-tambah dan menawarkan kredit untuk menyesuaikan dengan situasi persaingan yang berlangsung dan mempertimbangkan harga sesuai dengan persepsi pembeli.

3. Place (Distribusi)

Place (Distribusi) mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada


(40)

konsumen, tidak terbatas pada pendistribusian produk nyata (tangible), dimana para penyalur mendemonstrasikan produk kepada para pembeli terkhusus pembeli potensial, mengasosiasikan harga, melakukan layanan purna-jual.

4. Promotion (Promosi)

Secara sederhana promosi dapat diartikan sebagaimana diungkapkan Rendra Widyatama dalam buku pengantar periklanannya, upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal yang kurang dikenal menjadi dikenal oleh publik (Kotler, 2002:61).

Promotion (Promosi) berarti aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Terdapat 5 (lima) jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran promosi yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation) serta pemasaran langsung (direct marketing).

II.4 Periklanan

II.4.1 Sejarah Periklanan

Iklan berasal dari bahasa Arab “iqlama” yang dalam bahasa Indonesianya artinya pemberitahuan, sementara kata “Advertensi” berasal dari bahasa Inggris “Advertising” atau bahasa Belanda “Advertentie”. Sedangkan reklame berasal dari bahasa Perancis “Re-Klame”


(41)

yang berarti berulang-ulang. Sebenarnya semua istilah diatas mempunyai pengertian yang sama yaitu member informasi tentang suatu barang/jasa kepada khalayak.

Iklan muncul sejak tahun 3000 tahun SM dan sudah dikenal dalam peradaban bangsa-bangsa Mesopotamia dan Babilonia. Pada zaman Mesopotamia, para pedagang menyewa perahu-perahu dan mengutus pedagang keliling untuk mengantar hasil produksi rumah tangganya kepada para konsumen yang membutuhkan. Sistem pengendaraannya masih door to door. Sistem tersebut masih bertahan sampai dengan sekarang. Pendapat lain mengatakan iklan berasal dari zaman ERomawi kuno pada tahun 600 SM oleh Thales, seorang piawai dalam ilmu politik, matematika dan astronomi mengadu nasib sebagai ahli tujuan untuk meramal terjadinya gerhana matahari. Ramalan yang dihubungkan dijuluki Town Cries. Dimana ia berseru berulang-ulang dimuka keramaian. Town Cries juga digunakan para pedagang untuk memeriahkan barang dagangan dan mendapatkan upah. Mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal dunia iklan.

Iklan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dicetak lebih modern terbit di London pada tahun 1472 yang dibuat oleh William Caxton. Pada tahun 1704 iklan dicetak muncul di Amerika oleh Benyamin Franklin. Menjelang akhir abad ke-18 iklan dicetak mulai merambah ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Iklan cetak yang muncul di Indonesia bernama “Hindia Belanda” pada tahun 1774 adalah surat kabar Vendu Nieuws, Koran terbitan pemerintah Belanda yang cukup ramai dengan iklan-iklan tentang penawaran barang milik VOC, iklan pribadi, dan pengumuman pemerintah. Iklan di Indonesia yang dibuat modern pada zaman setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1960-an yaitu iklan yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.


(42)

II.4.2. Pengertian Iklan

Iklan adalah bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media kepada sebagian /seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.

Menurut Wright bahwa iklan adalah suatu proses yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi persuasif. Iklan adalah informasi tentang barang ataupun gagasan yang menggunakan media non personal yang dibayar (Liliweri, 2001:20).

Pengertian seperti ini menerangkan bahwa kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari sudut media massa karena ruang dan waktu memang dipergunakan oleh pengiklanan untuk menyebarkan informasi. Penyebaran informasi melalui media itulah yang membawa sifat iklan non professional atau tidak bertatap muka.

Defenisi iklan menurut AMA (American Marketing Association), bahwa iklan adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor tertentu (Liliweri 2001;21).

Masyarakat periklanan Indonesia mendefenisikan iklan sebagai bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

II.4.3 Jenis Iklan

Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication an Introduction, secara umum iklan terdiri dari dua jenis, yaitu (Liliweri, 2001:31-32) pertama iklan standard dan kedua iklan layanan masyarakat.


(43)

1. Iklan standar (Komersil)

Yang dimaksud iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan mengenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai.

2. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklan yang mendapatkan keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang akan disampaikan.

Adapun jenis-jenis media iklan adalah sebagai berikut:

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain. 2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain. 3. Iklan media online: internet.

4. Poster, papan reklame, dan media ruang lainnya. 5. Brosur, booklet, catalog dan lain-lain.

6. Surat penawaran melalui direct mail.

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan. 8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis iklan media elektronik televisi yaitu iklan televisi minuman isotonic Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim.


(44)

Pembagian iklan secara umum (Liliweri, 1997:33) a. Iklan tanggung jawab sosial

Adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga masyarakat sehingga mereka bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu. Sedangkan iklan penggambaran sosial adalah iklan yang pesan-pesannya jelas memberikan gambaran tentang peristiwa kejadian.

b. Iklan bantahan

Adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk membantah dan memperbaiki citra suatu produk yang namanya sudah tercemar di kalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar.

c. Iklan pembelaan

Adalah mirip dengan iklan bantahan, namun iklan pembelaan merupakan iklan yang diajukan untuk membela keberadaan suatu barang, jasa, ide atau gagasan tertentu dari pengajuan atau klaim dari pihak lain terhadap suatu produk tertentu.

d. Iklan perbaikan/ralat

Adalah iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media massa.

e. Iklan keluarga

Adalah iklan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga / khalayak lainnya.


(45)

II.4.4 Fungsi Periklanan

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritis melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diembankan media massa lainnya (Liliweri, 1997:47).

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Iklan merupakan salah satu strategis pemasaran yang bertujuan untuk menambah penjualan dan keuntungan. 2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri dari sekelompok orang yang menjadi khalayak. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari terbentuknya suatu sikap negatif. Dalam periklanan hal ini demukian sangat diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk pembentukan sikap setiap orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya. Kemudian aspek afeksinya dan aspek psikomotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.


(46)

4. Fungsi Ekonomi

Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluan ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial. 5. Fungsi Sosial

Iklan yang mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia diseluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

II.4.5 Tujuan Periklanan

Sudarto Tjokrosisworo (suryadi, 2006:62), iklan merupakan padanan kiat dari advertising dan advertentie, dengan pengertian penyampaian pesan yang kreatif dan persuasive melalui suatu media penyampai.

Adapun tujuan dari periklanan, di antaranya adalah:

a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative advertising)

Adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk atau jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.

b. Iklan membujuk (Persuasive advertising)

Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.


(47)

Iklan ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

d. Iklan pemantapan (reinforcement advertising)

Iklan dimana berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat.

Pada dasarnya tujuan periklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen.

II.4.6 Pengertian Merek

Pengertian merek menurut Cooher adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi hal-hal tersebut yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan membedakan barang/layanan dari suatu produsen.

Sedangkan pengertian merek secara umum adalah lambang dari suatu kualitas yang menjamin konsumen bahwa jasa yang dibeli hari ini mempunyai kualitas yang sama dengan mereka beli kemarin atau tahun lalu, berarti dalam komunikasi pemasaran merek merupakan suatu syarat mutlak suatu produk.

Perbedaan iklan dengan merek adalah jika periklanan itu memelihara merek, sedangkan merek membangun iklan. Awalnya, sebuah merek harus dibangun dengan iklan agar iklan positioningnya jelas. Setelah itu baru kita membutuhkan iklan untuk mempertahankan posisinya (Nurudin,M.Si, 2008:4).


(48)

Ada 5 tingkatan pengertian merek produk: 1. Merek berhubungan dengan atribut

Atribut dalam suatu merek cara yang dilakukan oleh produsen untuk mengasosiasikan dengan prduk mahal, higenis, dirancang untuk mengasosiasikan dengan rapi, tahan lama, bergengsi tinggi. Contoh:Mercedes.

2. Merek berhubungan dengan manfaat

Produsen menawarkan aspek manfaat dari sebuah produk yang tahan lama. Contoh: Tupperware.

3. Merek berhubungan dengan nilai.

Produsen memahami nilai apa yang terkandung pada suatu produk dan kelompok mana yang berhubungan dengan produk.

4. Tingkat Kepribadian

Produsen yang bisa mencerminkan kepribadian. 5. Pemakai

Merek menunjukkan pemakai produk tersebut, seperti: kelas, usia, jenis kelamin dan sosial.

II.6 Televisi Sebagai Media Iklan

Salah satu media yang digunakan para pemasang iklan adalah televisi. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu: tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre) bahasa Latin berarti penglihatan. Dengan demikian televisi dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksikan di suatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (television set). Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain


(49)

mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendi, 2004:192).

Sebagai media iklan, televisi merupakan salah satu alternatif karena televisi bersifat auditif dan visual (dapat dilihat) sehingga mempunyai daya tarik pada tahun 1930-an yang pertama kali dijajaki oleh Todd (1986). Dengan suara gambar yang bergerak media televisi mampu menyampaikan secara langsung pesan yang ingin disampaikan.

Istilah televisi dicetuskan 25 Agustus 1900 di Paris saat berlangsung pertemuan ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Di Indonesia, pada tahun 1962 menjadi tonggak petelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasi TVRI pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintahan dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi berkembang ditandai banyaknya stasiun swasta yang bermunculan. Televisi swasta yang pertama kali adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang beroperasi sejak bulan April 1989, kemudian ditetapkan secara resmi tayang nasional tanggal 24 Agustus 1989. Hal ini diikuti oleh Surya Cipta Televisi (SCTV) pada bulan Agustus 1989, TPI pada tanggal 23 Januari 1991, Anteve yang memulainya dengan siaran percobaan peliputan SU MPR 1993 dan Indosiar Visual Mandiri tanggal 11 Januari 1995. Diikuti stasiun swasta lainnya seperti Trans TV, Metro TV, TVOne, dan lain-lain.

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin, 2006:79). Siaran karya artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini. Sedangkan siaran karya jurnalistik merupakanproduksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian


(50)

informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran langsung.

Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi cirri-ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68):

1. Penampilan Penyaji Berita

Penyaji atau lebih sering dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang actor, penyanyi dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan professional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya.

RM Hartoko dalam Baksin menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin: 2006:157):

a. Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengetahuan.

b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingat yang kuat. c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan

dan menjadi tidak wajar.

d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup matang.

e. Penguasaan yaitu kemampuan menggunakan bahsa formal dan informal yang mudah dipahami.


(51)

2. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan menjadi narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah (Fadli, 2001:131):

a. Memiliki Kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman.

b. Memiliki Kredibilitas

Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

c. Memiliki Akseptabilitas

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topic pembahasan.

3. Materi Acara

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talkshow terletak pada materi acara atau permasalahan (Wiboeo, 2001: 48). Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai berapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu:

a. Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yakni hal yang menjadi topic pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penying bagi masyarakat.


(52)

4. Perangkat Acara

Wibowo juga berpendapat, member visual dari apa yang sedang dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talkshow (Wibowo, 2001:49). Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acra music di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara (Wibowo,2001: 37). Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:

a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim.

b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.

5. Waktu Tayang

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan adalah pemiliha waktu tayang, pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan tercapai. Dalam pemilihan waktu tayang juga memperhatikan;

a. Frekuensi penanyangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut.

b. Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.


(53)

Adapun kelebihan dan kekurangan pemasangan iklan di televisi adalah sebagai berikut (Kasali:1995) :

Kelebihan Televisi: 1. Efisiensi biaya

Para pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif sebab mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas bahkan khalayak yang tidak terjangkau oleh media lain seperti media cetak.

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus pada kedua penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sasaran pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali.

Kelemahan Televisi 1. Biaya yang besar

Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya yang absolute tang sangat ekstrem untuk memproduksikan dan menyiarkan siaran komersil. Biaya produksi termasuk biaya pembuatan film dan honorium artis yang terlibat bisa menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus diulang-ulang pada jam-jam siaran utama.


(54)

2. Khalayak yang selektif

Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat.

3. Kesulitan teknis

Media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

Karena sifatnya yang hanya dapat dilihat secara sepintas ini, sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan, yaitu selain harus menarik, setiap pesan yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh pemirsanya. Berbeda dengan media cetak dapat menggunakan cara-cara yang sulit dimengerti, karena pesan-pesan ini dapat diulang-ulang membacanya setiap saat sampai isi pesan itu benar-benar dipahami. Tetapi tidak demikian dengan siaran televisi, siarannya tidak dapat diulang-ulang melihatnya sehingga teknik pnyajian pesannya harus benar-benar dengan cara yang mudah dipahami, mudah dimengerti dan mudah diverna tanpa menimbulkan kebosanan.

II.7 Brand Awareness

Aio Liliweri mengemukakan segala iklan yang diciptakan bertujuan untuk menarik minat dan perhatian manusia, yang mana tahap awalnya adalah menyadari kehadiran yang ditawarkan lewat iklan tersebut. Umumnya keberhasilan suatu iklan pertama sekali diukur dari pernyataan tingkat kesadaran dalam suatu merek dalam sebuah iklan (brand awareness) yang sekaligus merupakan tujuan dari periklanan.


(55)

Sadar kenal adalah permulaan atau pendahuluan yang dirangkai dengan tahu dan mengerti atau teringat kembali. Tingkat kesadaran dalam suatu merek merupakan tingkatan yang paling awal dalam upaya mencapai tujuan dariperiklanan, pada tingkat kesadaran dalam suatu merek ini biasanya ditandai dengan mulainya individu menyadari kehadiran suatu produk tetapi belum menyerap cukup banyak informasi mengenai suatu produk.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kesadaran merek (Brand Awareness) adalah sebagai berikut:

1. Brand Opinion

Yang berarti orang memiliki pendapat tentang suatu merek, baik itu keunggulan maupun kelemahan dibandingkan dengan pesaing.

2. Brand Knowledge

Pengetahuan tentang merek lebih pada tahap internalisasi terhadap merek itu sendiri.

3. Brand Dominance

Keberadaan merek tertentu di-recall. 4. Top of mind

Merek yang disebut pertama, merek dari katagori apapun akan mengindikasikan melekatnya merek tersebut di benak seseorang.

5. Brand Recall

Didasarkan pada pertanyaan seseorang tentang merek dari kelas produk tanpa bantuan atau dalam benak konsumen sudah terdapat merek dari produk tertentu dan ini sangat diperlukan pada saat hendak melakukan pembelian suatu produk.

6. Brand Recognition

Diberikan sejumlah merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasikan apa yang mereka telah dengar sebelumnya.


(56)

II.8 Teori S-O-R

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimilikinya (Wiryanto, 2004:13).

Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari Stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism yakni manusia atau seseorang penerima (receiver) dan Respons yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.

Teori ini merupakan turunan dari Bullet Teory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yang mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama latar belakang filosofis (Philosophical Ground), yaitu gambaran dari seseorang yang pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologis dan sosiologi (Theorytical Developmentin Psicology and Sociology), yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi massa.

Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengolahan stimulus dalam S-O-R merupakan konsep black box atau kotak hitam, yakni struktur


(57)

khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan pemasukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black fox ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkit dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan (inferensi) dari perilaku yang dapat diamati (Rakhmat, 1990:196).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organism menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat, 2006:198). Secara gambling prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan pesan yang disampaikan tersebut (Amir Purba, 2006:255).

Dalam proses komunikasi berkenaan dalam perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why” . jelasnya “how to communicate”, dalam hal ini how to communicate the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: Perhatian, Pengertian dan Penerimaan.


(1)

var 001 var 003 var 004 var 005 var 006 var 007 Var 008 Var 009 Var 010 Var 011 Var 012 Var 013 Va r014 Var 015 Var 016 Var 01 7 Var 018 Var 019 Var 020 Var 021

1 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

2 3 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3

2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

1 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

2 1 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 2 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3

2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3

2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

2 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3

2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3

2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3

2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

1 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3

2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

2 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

1 3 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

1 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3

1 3 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

1 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3


(2)

1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

1 1 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3

1 1 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

2 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 1 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3

1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

2 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

1 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3

2 1 3 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2

1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3


(3)

TABEL SPEARMAN RHO

X Y

26 15

21 15

22 15

29 16

16 9

22 14

25 12

31 18

27 14

27 15

27 15

29 18

26 15

21 15

22 15

29 15

29 16

27 15

28 15

27 15

29 15

29 16

24 14

28 12

26 15

27 15

31 18

16 9

23 13

29 16

22 15

21 15

26 15

27 15

29 16


(4)

22 14

24 14

26 15

21 15

22 15

27 15

31 18

22 15

27 14

24 15

27 15

16 9

31 18

27 14

22 14

27 15

16 9

29 16

22 15

21 15


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Fitri Dwinanda Sari Nasution

NIM : 090922059

PEMBIMBING : Drs. Safrin, M.Si

No. Tgl. Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing

1.

2. 3. 4.

5. 6. 7. 8. 9.

15 Maret 2011

19 Maret 2011 28 Maret 2011 14 April 2011

21 April 2011 22 Juni 2011 23 Juni 2011 24 Juni 2011 28 Juni 2011

Bimbingan I dan ACC Seminar Proposal

Seminar Proposal

Penyerahan Revisi Bab I

ACC Bab I dan penyerahan rancangan kuesioner

ACC Kuesioner

Penyerahan Bab II s.d Bab V Revisi Bab II dan Bab IV

Penyerahan Revisi Bab I s.d Bab V ACC Meja Hijau


(6)

Daftar Riwayat Hidup

I. Data Pribadi.

Nama : Fitri Dwinanda Sari Nasution

Alamat : Komplek Griya Wisata Indah Blok B No.67

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl. Lahir : Tebing Tinggi, 13 Juni 1988

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Telepon : 0813-70500522

Orang Tua : Ayah : Muara Nasution (Karyawan PTPN IV Pabatu)

Ibu : Syahrida Lubis S.Pd (Kepala Sekolah) II. Pendidikan Formal.

N o.

Tahun Pendidikan

1. 2006- 2009 Diploma III Pariwisata Universitas Sumatera Utara Medan

2. 2003-2006 SMK Sandhy Putra 2 Medan

3. 2000-2003 SLTP Negeri 10 Tebing Tinggi


Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

5 84 111

Iklan Dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan “Mie Gelas“ Versi Luna Maya Di Televisi Terhadap Brand Awareness Khalayak di SMA Negri 13 Medan)

0 35 102

Pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya dalam menumbuhkan brand awareness pada program periklanan produk indosat IM3

0 12 136

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 16

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 2

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 11

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 25

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 3

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

0 0 15

IKLAN DAN BRAND AWARENESS LUNPIA DELIGHT (Studi Korelasional Analisis Media Iklan Brosur Lunpia Delight terhadap Brand Awareness) - Unika Repository

0 0 16