Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Kepemilikan terhadap Maket Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan yang pesat dibidang teknologi informasi dan persaingan yang
ketat

memaksa

perusahaan-perusahaan

mengubah

cara

mereka

dalam

menjalankan bisnis. Ketika perusahaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
inovasi teknologi dan globalisasi, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan
kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang bisa mengikuti perkembangan

teknologi dan mempunyai nilai yang tidak dimiliki perusahaan lain yang menjadi
keunggulan kompetitif perusahaan tersebut.
Kemampuan suatu perusahaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Sumber daya manusia
dan ilmu pengetahuan telah menciptakan nilai tambah dan keunggulan bersaing
pada perusahaan modern (Chen et al,. 2005). Seiring dengan perubahan ekonomi
yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan
manajemen

pengetahuan

(knowledge

management).

Kemakmuran

suatu

perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi

dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003).
Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat
diperoleh suatu cara dalam menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan
ekonomis yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Sawarjuwono,.
2003). Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi
saat ini dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan. hal ini membawa sebuah

Universitas Sumatera Utara

peningkatan perhatian pada modal intelektual (intellectual capital). Modal
Intelektual menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Hal ini
menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan.
Perusahaan yang sebagian besar asetnya dalam bentuk modal intelektual
apabila tidak mengungkapkan informasi ini dalam laporan keuangan akan
menyesatkan karena dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil perusahaan.
Konsep modal intelektual telah mendapatkan perhatian besar dari berbagai
kalangan terutama para akuntan dan akademisi.
Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan modal intelektual. Mulai

dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapan IC
(Intelectual capital) dalam laporan keuangan perusahaan. Modal intelektual dapat
dipandang sebagai pengetahuan dalam pembentukan kekayaan intelektual dan
pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997).
Pengelolaan modal intelektual yang baik diharapkan akan mampu meningkatkan
nilai perusahaan.
Tabel 1.1
Nilai Value Added dan Total Aktiva Pada 5 (lima) Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indoneisa
Periode 2011-2013
Value Added (VA)
(Milyar Rp)

Kode
No
1

Emiten

2009


2010

2011

ASII

Total Aktiva
(Milyar Rp)
2012

2013

2009

2010

2011

2012


2013

30.089.780

31.700.543

32.034.000

2

GGRM 9.500.890

11.777.500

10.129.368

36.200.000 35.311.000 140.490.000 147.870.000 153.521.000 182.274.000 213.994.000
9.184.722 10.873.858 38.099.980 40.750.055 39.088.705


41.509.325

50.770.251

3

HMSP 13.440.440

14.238.780

15.195.503

18.507.288 9.414.788 17.708.570 18.000.890 19.376.343

26.247.527

26.533.336

4


IMAS

1.700.570

1.999.454

1.989.324

2.451.954 1.957.822

9.540.540

11.300.900 12.913.942

17.577.664

20.672.764

5


KLBF

6.130.450

5.340.000

5.551.173

6.533.434 7.679.113

6.548.090

7.009.753

9.417.957

11.315.061

8.274.554


Sumber: www.idx.co.id. 2014

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1 menunjukkan masing – masing nilai value added total aktiva dari
5 (lima) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009 - 2013. Dalam hal ini Value added berpengaruh terhadap pengungkapan
Intellectual Capital perusahaan. Selanjutnya nilai total aktiva berpengaruh dalam

mengukur ukuran perusahaan dan nilai perusahaan. Tabel 1.1 menunjukkan pada
tahun 2012 dari kelima perusahaan tersebut. terdapat empat perusahaan yang
mengalami peningkatan dalam nilai Value Added yaitu: ASII dari Rp 32.034.000
menjadi Rp 36.200.000; HMSP dari Rp 15.195.503 menjadi Rp 18.507.288;
IMAS dari Rp 1.989.324 menjadi Rp 2.451.954 dan KLBF dari Rp 5.555.173
menjadi Rp 6.533.434. Namun yang terjadi pada perusahaan GGRM di tahun
2012 adalah adanya penurunan pada nilai Value Added dari Rp 10.129.368 (tahun
2011) menjadi Rp 9.184.722. Kemudian mengalami peningkatan di tahun 2013
menjadi Rp 10.873.858. Selanjutnya nilai total aktiva dari kelima perusahaan
tersebut menunjukkan peningkatan disetiap tahunnya. Tabel 1.1 memperlihatkan
kedua indikator tersebut berfluktuasi dari tahun ke tahun, dan fenomena tersebut

menunjukkan ketidakstabilan indikator keuangan yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Salah satu Negara maju seperti Amerika telah menyadari pentingnya
pengungkapan kinerja intellectual capital dalam pengukuran keberhasilan suatu
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dijelaskan dalam Tabel
1.1 yang menyatakan bahwa intellectual capital sebagai hidden value perusahanperusahaan besar tersebut nilainya jauh meninggalkan aset berwujudnya.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2
Market Value and Assets (in Billions of Dollars)
Hidden
Value
General Electric
169
79
7.3
31
138 (82%)
Coca-cola

148
19
3.5
6
142 (96%)
Exxon
125
119
7.5
43
82 (66%)
Microsoft
119
9
2.2
7
112 (94%)
Intel
113
21
5.2
17
96 (85%)
(Sumber : Roos. Johan & Leif Edvinnson 1997. dalam Sawarjono 2003)
Company

Market Value Revenue Profit Net Assets

Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa modal intelektual dapat menimbulkan nilai
pasar (market value) yang tinggi karena modal intelektual merupakan faktor
utama dalam meningkatkan nilai perusahaan (Abidin, 2000 dalam Sawarjono dan
Kadir, 2003).
Dalam sistem manajemen yang berbasis knowledge asset, modal
konvensional seperti sumberdaya alam, sumberdaya keuangan, maupun aktiva
fisik dapat dimanfaatkan dengan lebih efisien dan ekonomis sehingga dapat
menciptakan

keunggulan

kompetitif

bagi

perusahaan.

Rupert

(1998)

mengungkapkan bahwa berkurangnya atau bahkan hilangnya nilai aktiva tetap
dalam neraca perusahaan tidak menyebabkan terjadi hilangnya penghargaan pasar
tehadap perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang
memiliki aktiva tidak berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangannya
tetapi penghargaan pasar atas perusahaan tersebut tetap tinggi. Fenomena ini dapat
dilihat ketika terdapat selisih antara nilai pasar dan nilai buku suatu perusahaan.
Hal itu terjadi karena adanya hidden asset yang tidak diungkapkan dalam laporan
keuangan perusahaan tersebut.
Hal serupa diungkapkan oleh Stewart (1997) dalam Astuti (2005) bahwa
terjadinya selisih tersebut karena adanya intangible asset yang tidak dicatat dalam

Universitas Sumatera Utara

neraca perusahaan. Intangible asset tersebut yang kemudian oleh Stewart disebut
intellectual capital. Intellectual capital ini yang kemudian menjadi salah satu

faktor utama untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini terbukti dengan masih
banyak perusahaan di Indonesia yang masih menggunakan konsep convensional
based dalam menjalankan usahanya sehingga produk yang dihasilkan masih

miskin teknologi. Disamping itu perusahaan-perusahaan tersebut kurang
memperhatikan human capital, structur capital, dan customer capital. Maka yang
diharapkan

adalah

perusahaan-perusahaan

dapat

memahami

pentingnya

intellectual capital yang berbasis management knowledge.

Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham baik
asing, publik, ataupun manajerial dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan
dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yang
memaksimalisasi nilai pasar perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya
kontrol yang mereka miliki (Wahyudi, 2011).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
adalah mekanisme corporate governance utama yang membantu masalah
keagenan. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham

oleh

manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang
dimiliki oleh manajemen (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Kepemilikan publik
adalah kepemilikan saham yang didominasi oleh masyarakat dan publik. Publik
memegang peranan atas saham perusahaan tersebut. Kepemilikan asing adalah

Universitas Sumatera Utara

kepemilikan saham oleh pihak asing baik oleh individu maupun lembaga terhadap
saham perusahaan di Indonesia.
Menilai kinerja intellectual capital digunakan sebagai alat ukur efisiensi
aktivitas penciptaan nilai perusahaan yang tidak digambarkan dalam laporan
keuangan. Intellectual capital seringkali menjadi faktor penentu utama perolehan
laba suatu perusahaan dan dianggap sebagai suatu kekuatan dalam mencapai
kesuksesan dalam dunia bisnis.
Perusahaan manufaktur adalah salah satu pelaku ekonomi yang
mempunyai peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan
manufaktur di Indonesia merupakan industri yang memiliki konsentrasi
kepemilikan yang tinggi. Perusahaan ini bergerak hampir ada pada setiap bidang
kegiatan ekonomi terutama di sektor-sektor yang sangat strategis.
Indonesia memiliki banyak perusahaan manufaktur seperti yang listing di
BEI berjumlah 135 perusahaan pada tahun 2013. Perusahaan manufaktur di
Indonesia bergerak diberbagai sektor bidang yaitu sektor industri dasar dan kimia.
sektor aneka industri. dan sektor industri barang konsumsi.
Tabel 1.3
Jenis Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI tahun 2013
Jenis Sektor Industri
Sektor Industri Dasar dan Kimia
Sektor Aneka Industri
Sektor Industri Barang Konsumsi
Total
Sumber : www.sahamok.com (September 2014)

Jumlah
61
38
36
135

Aspek transparansi menjadi hal yang waib bagi perusahaan yang sudah
mempublikasikan dirinya sehingga pengelolaannya lebih mudah diawasi oleh

Universitas Sumatera Utara

pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah mencatat saham di bursa, perusahaan
harus lebih berorientasi kepada shareholder maupun stakeholder.
Peneliti

akan

meneliti

sektor

manufaktur

di

Indonesia

dengan

menggunakan Value Added Intellectual Capital Coefficient (VAIC™) yang
dikembangkan oleh Pulic (1998, 2000) dalam Saleh et al., (2008) juga dengan
memperhatikan struktur kepemilikan industri tersebut. Metode VAIC™ ini dipilih
karena metode ini menyediakan standar dan dasar yang konsisten dalam
pengukuran

kinerja

intellectual

capital

sehingga

nilai

VAIC™

dapat

dibandingkan di antara berbagai perusahaan sektor industri dan negara yang
berbeda. VAIC™ ini dengan menggabungkan VACA (Value Added Capital
Employed), STVA (Structural Capital Value Added ), dan VAHU (Value Added
Human Capital) (Pulic, 1998, 2000 dalam Saleh et al., 2008).

Penelitian terdahulu yang telah membahas mengenai pengaruh Intellectual
Capital terhadap nilai pasar adalah Margaretha dan Rakhman (2006) dengan

menguji hubungan intellectual capital (VAIC™) terhadap Market to Book Value
Ratio (M/B) dan menghasilkan hubungan yang signifikan antara elemen
intellectual capital (VACA, VAHU, STVA) berpengaruh negatif terhadap M/B.

Metode Pulic (1998) juga digunakan oleh Chen et al., (2005) dengan
menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan untuk menguji hubungan
antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh secara positif terhadap nilai
pasar dan kinerja keuangan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh Wen-Cheng Lin (2011) mengenai hubungan antara kepemilikan, proxy untuk
intellectual capital dan nilai perusahaan di Taiwan. Dengan melakukan

penyesuaian dalam suatu lingkungan perusahaan di Indonesia, khususnya
perusahaan di bidang finance (keuangan, perbankan, asuransi, dan sekuritas) yang
terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011.
Maka berdasarkan fenomena serta penelitian terdahulu seperti yang telah
dijelaskan. maka penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis tentang ada atau
tidaknya hubungan antara kinerja intellectual capital dan struktur kepemilikan
terhadap nilai pasar perusahaan yang sejauh ini masih jarang dilakukan dengan
judul “Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Market Value pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ”.

1.2 Perumusan Masalah
1.

Apakah VACA, VAHU, STVA mempengaruhi nilai pasar perusahaan
manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009 hingga 2013?

2.

Apakah

struktur

kepemilikan

manajerial

mempengaruhi

nilai

pasar

perusahaan manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009 hingga
2013?
3.

Apakah struktur kepemilikan publik mempengaruhi nilai pasar perusahaan
manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009 hingga 2013?

4.

Apakah struktur kepemilikan asing mempengaruhi nilai pasar perusahaan
manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009 hingga 2013?

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh VACA, VAHU, STVA
terhadap nilai pasar (M/B) perusahaan manufaktur listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 hingga 2013.

2.

Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis struktur kepemilikan
manajerial terhadap nilai pasar perusahaan manufaktur listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 hingga 2013.

3.

Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis struktur kepemilikan publik
terhadap nilai pasar perusahaan manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2009 hingga 2013.

4.

Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis struktur kepemilikan asing
terhadap nilai pasar perusahaan manufaktur listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2009 hingga 2013.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan tentang intellectual capital dan struktur kepemilikan untuk
memperkaya ilmu pengetahuan.
2. Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian yang lebih
luas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 10 108

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Intellectual Capital, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009

1 5 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Intellectual Capital, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 200

0 3 17

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 117

Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Kepemilikan terhadap Maket Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Kepemilikan terhadap Maket Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Kepemilikan terhadap Maket Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 18

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 21

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 14