ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH FACIONE PADA MATERI PROGRAM LINEAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWAKELAS XI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN 2016 2017 | Fikri | Jurnal Pendidikan Matematika dan
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH
FACIONE PADA MATERI PROGRAM LINEAR DITINJAU DARI
MINAT BELAJAR SISWAKELAS XI MAN PURWODADI
TAHUN AJARAN 2016/2017
Farisa Nur Fikri.1), Mardiyana.2), Yemi Kuswardi.3)
1)Mahasiswa
2), 3)
Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)farisa.fikri30@gmail.com
Alamat Instansi:
Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI MAN Purwodadi tahun ajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan
permasalahan program linear berdasarkan langkah Facione bagi siswa yang
tergolong pada minat belajar tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif studi kasus. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive
sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket dan wawancara berbasis tugas. Validasi data yang digunakan adalah
triangulasi waktu. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan minat belajar tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis dalam
pemecahan masalah matematika pada materi program linear berdasarkan langkah
Facione yaitu siswa dapat menyelesaikan permasalahan, namun tidak melakukan
pemeriksaan terhadap pekerjaannya dan tidak dapat mengerjakan dengan
menggunakan cara lain. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan
berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada materi program linear
berdasarkan langkah Facione yaitu siswa tidak menyelesaikan permasalahan,
sampai pada langkah menilai situasi dan membuat keputusan awal namun tidak
sempurna. Siswa dengan minat belajar rendah memiliki kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi program linear
berdasarkan langkah Facione yaitu siswa tidak dapat menyelesaikan
persamasalahan, sampai langkah memperdalam pengetahuan dan mengumpulkan
informasi yang relevan yaitu tidak membuat model matematika sesuai informasi
yang diberikan.
Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, LangkahLangkah Facione, Minat Belajar Matematika
20
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
divergen (menuntut aktivitas kritis
PENDAHULUAN
Salah satu materi yang sering
kali
dianggap
sulit
bagi
siswa
dan kreatif) pada materi program
linear.
SMA/MA adalah Program Linear.
Hal ini dikarenakan dalam materi
tersebut berkaitan dengan pemodelan
yang
membutuhkan
kemampuan
berpikir logis untuk memahami soal
cerita, kemampuan bernalar untuk
dapat memodelkan, dan pembiasaan
dalam
pengerjaan
soal
untuk
penyelesaian masalah. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan
guru
matematika
Purwodadi,
banyak
di
siswa
MAN
yang
mengalami kesulitan dalam menentu-
Tampak siswa dalam membuat
kan langkah awal pengerjaan soal,
model matematika kurang sesuai
terutama dalam soal cerita. Siswa
dengan informasi yang diberikan.
mengalami
Hal
kebingungan
dalam
ini
mengindikasikan
bahwa
mengubah informasi menjadi model
siswa kurang memahami konsep
matematika, serta dalam mengaitkan
program linear. Siswa tidak meng-
soal dengan materi yang diperoleh
gunakan kemampuan berpikir kritis
sebelumnya. Informasi ini diperkuat
untuk mengidentifikasi permasalahan
dengan jawaban pekerjaan siswa
sehingga siswa tidak dapat me-
dalam latihan soal yang diberikan
nyelesaikan permasalahan.
guru. Saat siswa diberikan soal
Berdasarkan nilai ulangan harian
dengan kesulitan yang lebih tinggi,
kelas XII MAN Purwodadi tahun
hanya beberapa siswa yang dapat
ajaran 2015/2016 tampak pada bab
menjawab dengan benar. Berikut
Program Linear memiliki rata-rata
contoh
dalam
paling rendah, sehingga perlu di-
pemecahan masalah yang bersifat
lakukan analisis terhadap pekerjaan
pekerjaan
siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
21
siswa yang berkaitan dengan materi
memperdalam
pengetahuan
dan
program linear. Dengan melakukan
mengumpulkan
informasi
yang
analisis kemampuan berpikir kritis
relevan (deepen understanding and
dalam pemecahan masalah mate
determine
atika diharapkan guru dapat me-
merencanakan pilihan penyelesaian
ngetahui penyebab siswa mengalami
dan
kesulitan dalam mengerjakan soal.
(enumerate options and aticipate
Kemampuan berpikir kritis dalam
consequence); menilai situasi dan
pemecahan masalah dalam penelitian
membuat keputusan awal (assess the
ini hanya memberikan skor terhadap
situation and make a preliminary
tingkat kemampuan siswa dalam
decision);
menjawab soal dan keterampilan
mengoreksi seperlunya (scrutinize
siswa dalam menyelesaikan masalah
the process and self-correct as
berdasarkan langkah-langkah yang
needed).
digunakan.
Informasi
mengenai
konsekuensi
information);
yang
meneliti
muncul
proses
dan
Keberhasilan pembelajaran juga
analisis kemampuan berpikir kritis
dipengaruhi
siswa dalam pemecahan masalah
terhadap
dapat
bahan
Menurut Ormord [2] bahwa minat
me-
(interest) adalah persepsi bahwa
nentukan rancangan pembelajaran
suatu aktivitas menimbulkan rasa
yang sesuai.
ingin tahu dan menarik, biasanya
digunakan
pertimbangan
sebagai
guru
dalam
Untuk mengetahui bagaimana
22
relevant
oleh
suatu
minat
mata
siswa
pelajaran.
disertai oleh keterlibatan kognitif dan
kemampuan berpikir kritis siswa
afek yang positif.
dalam menyikapi permasalahan yang
pengaruhnya
ada, dapat menggunakan langkah-
belajar. Ada tidaknya minat terhadap
langkah Facione [1]. Langkah pe-
pelajaran dapat dilihat dari cara
nyelesaian
dengan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
berpikir kritis menurut Facione, yaitu
dan lengkap tidaknya catatan. Minat
mengidentifikasi permasalahan dan
dalam belajar dapat mempengaruhui
menentukan prioritas (identify the
seseorang
problem
didalam kegiatan pembelajaran. Hal
permasalahan
and
set
priorities);
Minat besar
terhadap
saat
aktivitas
berkonsentrasi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
ini menunjukkan bahwa jika siswa
atau tulisan), serta berpikir secara
berminat dalam mengikuti suatu
reflektif ketimbang hanya menerima
mata pembelajaran maka siswa dapat
ide-ide
memperoleh nilai yang memuaskan
pemahaman
dan tujuan pem- belajaran dapat
signifikan Santrock dalam Desmita
tercapai.
[3]. Berdasarkan definisi tersebut
Berdasarkan
uraian
dari
luar
dan
tanpa
adanya
evaluasi
yang
tersebut,
kemampuan berpikir kritis berarti
peneliti bermaksud mendeskripsikan
suatu kegiatan menganalisis ide atau
kemampuan berpikir kritis siswa
gagasan ke arah yang lebih spesifik,
dalam pemecahan masalah mate-
mem- bedakannya
matika berdasarkan langkah-langkah
memilih, mengidentifikasi, mengkaji
Facione pada materi program linear
dan mengembangkannya ke arah
ditinjau dari minat belajar tinggi,
yang lebih sempurna. Facione [4]
sedang dan rendah pada siswa kelas
mengemukakan 6 kemampuan inti
XI MAN Purwodadi.
dalam
Interpretasi
TINJAUAN PUSTAKA
Berpikir merupakan suatu proses
aktif, teratur, dan penuh makna yang
digunakan
hubungan
untuk
antara
meletakkan
bagian-bagian
pengetahuan untuk dapat memahami
dan menyelesaikan suatu persoalan.
Berpikir
refleksikan
kritis
berpikir
berarti
permasalahan
mesecara
mendalam, mempertahankan pikiran
agar tetap terbuka dalam menghadapi
berbagai pendekatan dan perspektif
yang berbeda, tidak mempercayai
begitu saja informasi-informasi yang
datang dari berbagai sumber (lisan
secara
kritis,
(inter-
tajam,
yaitu
pretation),
meliputi kategorisasi, menyamakan
makna, dan menjelas- kan makna;
Analisis (analysis), meliputi menguji
ide-ide, mengenali pendapat, dan
mengenali
alasan;
Evaluasi
(evaluation), yang meliputi menilai
pernyataan
dan
menilai
kualitas
pendapat; Kesimpul- an (inference),
meliputi mengenali bukti, alternatif
penyelesaian,
kesimpulan;
pengambilan
Penjelasan
(explanation), meliputi menyatakan
hasil, membenarkan prosedur, dan
menyajikan dokumen; Pengaturan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
23
diri (self regulation), meliputi pe-
relevan (deepen understanding and
mantauan dan perbaikan diri.
determine
Berdasarkan
Tumkaya [5]
hasil
penelitian
bahwa kemampuan
information);
merencanakan pilihan penyelesaian
dan
konsekuensi
yang
muncul
berpikir kritis berpengaruh terhadap
(enumerate options and aticipate
kemampuan
masalah
consequence); menilai situasi dan
siswa. Facione [1] mengemuka- kan,
membuat keputusan awal (assess the
“we define problem solving as
situation and make a preliminary
moving from the point at which we
decision);
initially realize that we have a
mengoreksi seperlunya (scrutinize
difficulty
the process and self-correct as
pemecahan
as
being
sufficienty
resolved for the current time and
circumstances”. Pemecahan masalah
24
relevant
meneliti
proses
dan
needed).
Menurut
Facione
[1]
“The
adalah saat di mana kita awalnya
disposition toward critical thinking is
menyadari
memiliki
the consistent internal motivation in
kesulitan yang harus diselesaikan
interest to engage problems and
untuk waktu dan keadaan saat ini.
make decisions by using thinking”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat
Kecenderungan siswa dalam berpikir
juga diartikan sebagai suatu usaha
kritis
individu menggunakan pengetahuan,
internal yang berupa minat untuk
keterampilan, dan pemahamannya
menghadapi masalah dan membuat
untuk menemukan solusi dari suatu
keputusan
masalah/situasi baru yang belum
pemikiran, sehingga dapat dikaitkan
dikenal. Langkah-langkah menye-
bahwa
lesaikan
mempengaruhi
bahwa
kita
permasalahan
dengan
ketika
memiliki
dengan
minat
motivasi
menggunakan
belajar
dapat
seseorang
dalam
berpikir kritis menurut Facione, yaitu
menghadapi permasalahan. Hilgrad
mengidentifikasi permasalahan dan
dalam Pitadjeng [7] mendefinisikan
menentukan prioritas (identify the
minat belajar sebagai kecenderungan
problem
tertarik pada sesuatu yang relatif
and
set
priorities);
memperdalam
pengetahuan
dan
tetap untuk lebih memperhatikan dan
mengumpulkan
informasi
yang
mengingat secara terus menerus yang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
diikuti
rasa
senang
untuk
adalah
tes
pemecahan
memperoleh suatu kepuasan dalam
Metode
mencapai
digunakan untuk melihat kemampu-
tujuan
pembelajaran.
tes
dan
masalah.
Berdasarkan definisi tersebut maka
an
unsur penting dalam minat adalah
menyelesaikan permasalahan pro-
perasaan
gram
senang,
perhatian,
berpikir
kritis
wawancara
linear.
siswa
Metode
angket
kesadaran, dan kemauan.
digunakan
METODE PENELITIAN
seberapa besar minat belajar siswa
Penelitian
ini
menggunakan
untuk
dalam
mengetahui
terhadap matematika.Validasi data
metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan
pendekatan studi kasus. Sukmadinata
Teknik
[8]
melakukan reduksi data, penyajian
bahwa
penelitian
kualitatif
(qualitative research) adalah suatu
penelitian
yang
ditujukan
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena/peristiwa, aktivitas sosial,
sikap,
kepercayaan,
persepsi,
pemikiran orang maupun kelompok.
Prosedur
pemilihan
menggunakan
teknik
subjek
purposive
sampling dan snowball sampling.
Subjek penelitian ini adalah 6 orang
siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 6
MAN
Purwodadi
tahun
ajaran
2016/2017, yaitu 2 siswa dengan
minat belajar tinggi, 2 siswa dengan
minat belajar sedang, 2 siswa dengan
minat belajar rendah. Pengumpulan
data
angket
dilakukan
dan
dengan
metode
wawancara
berbasis
tugas. Tugas dalam penelitian ini
triangulasi
analisis
data
waktu.
dengan
data dan penarikan kesimpulan.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat Belajar Matematika
Tinggi dalam Pemecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
masalahan
mengidentifikasi
dan
per-
menentukan
prioritas
Subjek
membaca
S1M1
dan
S2M1
permasalahan
untuk
mengidentifikasi semua informasi.
Kedua subjek menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan
dengan jelas dan tepat meskipun
subjek
S2M1
menuliskan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
25
informasi yang diketahui dengan
pemecahan masalah yang tepat.
simbol matematika, namun dapat
Kemudian kedua subjek men-
menjelaskan maksud penulisan-
jelaskan
nya
garis, menentukan titik potong,
dengan
baik.
Kemudian
konsep
menggambar
subjek S1M1 dan S2M1 menjelas-
dan
kan informasi yang diketahui dan
penyelesaian
ditanyakan dengan bahasa sendiri.
penyelesaian masalah.
2. Langkah
memperdalam
ngetahuan
dan
pe-
mengumpulkan
menentukan
4. Langkah
daerah
dalam
menilai
rencana
situasi
dan
membuat keputusan awal
Subjek
informasi yang relevan
S1M1 dan
S2M1
S2M1
menjalankan langkah pemecahan
menjadi
masalah yang telah direncanakan
informasi penting dan informasi
sebelumnya. Subjek menjelaskan
tidak penting. Selanjutnya me-
langkah pemecahan masalah dan
nuliskan
informasi
yang
perhitungan yang telah dilakukan.
diperlukan
dengan
mengubah
Kedua subjek dapat menguasai
Subjek
S1M1 dan
memilah
menjadi
informasi
bentuk
matematika.
dan
menggunakan
beberapa
Langkah ini merupakan langkah
konsep, yaitu membuat garis dari
yang paling sulit terutama subjek
pertidaksamaan,
S2M1, karena dalam membuat
persamaan garis yang telah dibuat,
model matematika harus tepat dan
mencari koordinat perpotongan
akan digunakan sampai akhir
beberapa garis untuk menentukan
penyelesaian.
titik pojok, dan menggunakan
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
konsep
simbol
matematika
menyebutkan
pertidaksamaan
untuk
menentukan
daerah penyelesaian. Kemudian
yang muncul
S1M1 dan
S2M1
subjek
keterkaitan
antara
menentukan hasil yang sesuai
informasi yang diketahui. Subjek
dengan permasalahan. Hal ini
menjelaskan langkah pemecahan
menunjukkan bahwa kedua subjek
Subjek
menentukan
S1M1
dan
S2M1
masalah sesuai dengan langkah
26
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
tidak mengalami kesulitan pada
lebih mudah dalam mempelajari
langkah ini.
matematika dan hasil belajarnya
5. Langkah
meneliti
proses
dan
Siswa dengan minat belajar tinggi
mengkoreksi seperlunya
Subjek
meyakini
lebih tinggi (Pitadjeng, 2015: 86).
S1M1 dan S2M1
cenderung lebih berkonsentrasi dan
kebenaran
dapat
hasil
menyelesaikan
suatu
per-
pekerjaan yang telah dilaksanakan
masalahan dengan baik. Hal itu pula
meskipun
melakukan
yang ditunjukkan oleh kedua subjek
pemeriksaan terhadap pekerjaan-
tersebut dalam mencari penyelesaian
nya. Subjek S1M1 dan S2M1
dari permasalahan yang diberikan.
tidak dapat menemukan solusi
Kedua subjek menunjukkan ketepat-
alternatif karena kedua subjek
an dalam memecahkan masalah.
hanya
cara
Siswa dengan minat belajar tinggi
program
mampu melakukan langkah-langkah
linear seperti langkah yang telah
pemecahan masalah dengan baik.
dilakukan.
Siswa
tidak
mendapat
penyelesaian
S1M1
satu
masalah
Kemudian
dan
S2M1
perhitungan
melakukan
berkaitan
permasalahan
subjek
tambahan
mampu melakukan analisis
dari permasalahan yang diberikan.
dengan
Selain itu siswa juga menerapakan
yang
konsep garis dan pertidaksamaan
diberikan. Kedua subjek juga
matematika
melakukan
informasi
perbandingan
hasil
antara persoalan awal dengan
persoalan
tambahan
yang
dalam
untuk
mengolah
menyelesaikan
permasalahan.
Berdasarkan
subjek
deskripsi
hasil
dengan
minat
selanjutnya membuat kesimpulan
penelitian
dari perbandingan tersebut.
belajar matematika tinggi, tampak
dengan minat belajar
subjek dapat menyelesaikan per-
matematika tinggi maka dia akan
masalahan program linear dengan
senang
materi/topik
baik dan sesuai dengan langkah
yang sedang dipelajari sehingga anak
pemecahan masalah Facione. Hal ini
akan lebih berkonsentrasi dalam
menunjukkan bahwa subjek dengan
kegiatan belajar mengajar sehingga
minat
Siswa
mempelajari
belajar
matematika
tinggi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
27
dapat menyelesaikan permasalahan
matika namun dapat memahami-
matematika
nya. Kedua subjek juga menjelas-
sampai
pada
tahap
meneliti proses dan mengkoreksi
kan
seperlunya
ditanyakan dengan bahasa sendiri.
dengan
baik
dan
sempurna, serta subjek dengan minat
yang
2. Langkah
diketahui
memperdalam
belajar tinggi memiliki kemampuan
ngetahuan
interpretasi (interpretation), analisis
informasi yang relevan
(analysis),
evaluasi
(evaluation),
dan
Subjek
dan
pe-
mengumpulkan
S1M2 dan
S2M2
kesimpulan (inference), penjelasan
memilah
(explanation) dan pengaturan diri
informasi penting dan informasi
(self
tidak penting. Selanjutnya kedua
regulation)
dalam
berpikir
kritis.
informasi
menjadi
subjek menuliskan informasi yang
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat Belajar Matematika
Sedang dalam Memecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
mengidentifikasi
permasalahan
dan
menentukan
prioritas
Subjek
S1M2 dan
S2M2
mengidentifikasi semua informasi
pada permasalahan dengan membaca masalah secara keseluruhan.
Lalu subjek S1M2 dan S2M2
menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan dengan jelas dan
tepat, meskipun kedua subjek
menuliskan dengan menggunakan
simbol
28
hal
pertidaksamaan
mate-
diperlukan
menjadi
dengan
bentuk
mengubah
matematika.
Langkah ini merupakan langkah
yang sulit bagi kedua subjek
karena model matematika yang
dibuat
harus
tepat
yang
menginterpretasikan permasalahan dan akan digunakan hingga
akhir penyelesaian permasalahan.
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
yang muncul.
Subjek
S1M2 dan
S2M2
menentukan
keterkaitan
antara
informasi
yang
Kemudian
kedua
diketahui.
subjek
merencanakan langkah pemecahan masalah yang akan digunakan.
Subjek S1M2 dan S2M2 juga
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
menjelaskan langkah pemecahan
menentukan
masalah sesuai dengan langkah-
permasalahan yang ada.
langkah pemecahan masalah yang
Siswa
penyelesaian
dengan
dari
minat belajar
tepat. Selanjutnya subjek men-
matematika
jelaskan konsep dan kemampuan
melakukan
yang
yaitu
masalah dengan cukup baik. Hal itu
menggambar garis, menentukan
pula yang ditunjukkan oleh kedua
titik potong dan konsep simbol
subjek
pertidaksamaan untuk menentu-
penyelesaian dari permasalahan yang
kan daerah penyelesaian.
diberikan. Subjek S1M2 dan S2M2
akan
4. Langkah
digunakan
menilai
situasi
dan
sedang
tahapan
tersebut
mampu
pemecahan
dalam
mencari
kurang memahami konsep menentukan titik potong sehingga tidak dapat
membuat keputusan awal.
S2M2
menyelesaikan permasalahan sesuai
menjalankan langkah pemecahan
dengan persoalan yang diberikan.
masalah sesuai dengan direncana-
Hal ini mengakibatkan kedua subjek
kan sebelumnya. Kemudian kedua
tidak melakukan langkah penyelesai-
subjek dapat menjelaskan pe-
an masalah dalam meneliti proses
laksanaan
dan mengkoreksi seperlunya.
Subjek
S1M2 dan
langkah
pemecahan
masalah dan perhitungan yang
Berdasarkan
deskripsi
hasil
baik.
penelitian dua subjek dengan minat
Subjek S1M2 dan S2M2 tidak
belajar matematika sedang, tampak
menentukan hasil yang sesuai
subjek tidak dapat menyelesaikan
dengan permasalahan. Hal ini
permasalahan program linear sesuai
dikarenakan
kedua
subjek
dengan langkah pemecahan masalah
melakukan
kesalahan
dalam
Facione. Subjek tidak menyelesaikan
telah
dilakukan
dengan
langkah menilai situasi dan membuat
menentukan titik potong.
5. Langkah
meneliti
proses
dan
mengkoreksi seperlunya
keputusan awal. Subjek juga tidak
melakukan langkah meneliti proses
Semua subjek tidak melaku-
dan mengkoreksi seperlunya. Hal ini
kan pemeriksaan terhadap pe-
menunjukkan bahwa subjek dengan
kerjaannya, karena subjek tidak
minat belajar matematika sedang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
29
dapat menyelesaikan permasalahan
Subjek
sampai pada langkah menilai situasi
menjelaskan hal yang diketahui
dan membuat keputusan awal namun
dan ditanyakan dengan bahasa
tidak sempurna dan subjek memiliki
sendiri.
kemampuan
interpretasi
(inter-
dan
S2M3
2. Langkah memperdalam penge-
pretation), analisis (analysis), dan
tahuan
evaluasi (evaluation), serta memiliki
informasi yang relevan
kemampuan kesimpulan (inference)
dan
Subjek
mengumpulkan
S1M3 dan
S2M3
dan penjelasan (explanation) yang
memilah
kurang sempurna dalam berpikir
informasi penting dan informasi
kritis.
tidak penting. Selanjutnya kedua
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat belajar Matematika
Tinggi dalam Memecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
mengidentifikasi
permasalahan
dan
menentukan
prioritas
Pada awalnya subjek S1M3
dan S2M3 membaca masalah
secara keseluruhan. Selanjutnya
kedua subjek menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan
dengan cukup baik, namun subjek
S2M3 yang menuliskan informasi
yang diketahui dengan simbol
matematika,
tersebut
maksud
30
S1M3
kemudian
dapat
dari
yang
subjek
menjelaskan
dituliskan.
informasi
menjadi
subjek tidak menuliskan model
matematika
sesuai
dengan
informasi yang tersedia. Langkah
ini merupakan langkah yang sulit
bagi kedua subjek karena model
matematika yang dibuat harus
tepat
yang
sesuai
dengan
permasalahan dan akan digunakan
hingga
akhir
penyelesaian
permasalahan.
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
yang muncul
Berdasarkan
mengenai
ingatan
langkah
pemecahan
masalah yang dituliskan guru,
subjek
S1M3
dan
S2M3
menuliskan langkah yang akan
digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan,
namun
kedua
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
subjek kurang dapat menjelaskan
siswa akan sulit mempelajari topik
rencana pemecahan masalah yang
tersebut dan hasil belajarnya rendah
telah dituliskan. Kedua subjek
(Pitadjeng, 2015: 86). Siswa dengan
juga kurang dapat menjelaskan
minat belajar matematika rendah
konsep-konsep
akan
cenderung
pemecahan
melakukan
digunakan
yang
dalam
kurang
masalah.
masalah
4. Langkah
menilai
situasi
dan
tahapan
Hal
ditunjukkan
mampu
pemecahan
itu
pula
oleh
kedua
yang
subjek
tersebut dalam mencari penyelesaian
membuat keputusan awal
S2M3
dari permasalahan yang diberikan.
langkah
Subjek kurang memahami konsep
pemecahan masalah sesuai dengan
dalam membuat model matematika
langkah yang telah direncanakan
terutama saat melakukan permisalan,
sebelumnya. Subjek S1M3 dan
sehingga
S2M3
dapat
menuliskan model matematika sesuai
menjelaskan pelaksanaan langkah
dengan informasi pada permasalah-
pemecahan
an. Selanjutnya subjek tidak dapat
Subjek
tidak
S1M3 dan
menjalankan
juga
tidak
masalah
dan
subjek
tidak
perhitungan yang telah dilakukan.
memahami
Hal ini mengakibatkan kedua
masalah yang telah dibuat. Hal ini
subjek tidak menentukan hasil
mengakibatkan subjek tidak benar
yang sesuai dengan permasalahan.
dalam
5. Langkah
meneliti
proses
dan
rencana
dapat
penyelesaian
melaksanakan
langkah
merencanakan pilihan penyelesaian
mengkoreksi seperlunya : Subjek
dan
S1M3 dan S2M3 tidak melakukan
langkah menilai situasi dan membuat
pemeriksaan terhadap pekerjaan
keputusan awal, serta subjek juga
Siswa
dengan
minat belajar
matematika
rendah
mempelajari
materi/topik
dalam
tertentu
konsekuensi
yang
muncul,
tidak melaksanakan langkah meneliti
proses dan mengkoreksi seperlunya.
Berdasarkan
hasil
dengan
minat
akan malas untuk mempelajari dan
penelitian
perhatiannya
mengikuti
belajar matematika rendah, tampak
pembelajaran akan hilang, sehingga
subjek tidak dapat menyelesaikan
saat
subjek
deskripsi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
31
permasalahan program linear sesuai
dalam
dengan langkah-langkah pemecahan
matematika pada materi program
masalah
linear berdasarkan langkah-langkah
Facione.
menyelesaikan
Subjek
langkah
tidak
memper-
dalam pengetahuan dan mengumpul-
masalah
Facione
1. Dalam
mengidentifikasi
masalahan
subjek juga tidak melakukan langkah
prioritas, siswa mampu menentu-
merencanakan pilihan penyelesaian
kan dan menuliskan apa yang
dan
muncul,
diketahui dan ditanyakan dengan
langkah menilai situasi dan membuat
tepat serta mampu mengungkap-
keputusan
kan dengan bahasa sendiri
konsekuensi
yang
awal,
serta
langkah
dan
per-
kan informasi yang relevan dan
menentukan
penyelesaian masalah dalam meneliti
2. Dalam memperdalam pengetahu-
proses dan mengkoreksi seperlunya.
an dan mengumpulkan informasi
Hal ini menunjukkan bahwa subjek
yang
dengan minat belajar matematika
memilah
rendah hanya dapat memecahkan
informasi penting dan informasi
masalah program linear sampai tahap
tidak penting. Kemudian siswa
memperdalam
pengetahuan
dan
dapat menuliskan informasi yang
mengumpulkan
informasi
yang
relevan
tidak
namun
sehingga
subjek
kemampuan
interpretasi
relevan,
siswa
mampu
informasi
diperlukan
dengan
menjadi
mengubah
sempurna
menjadi bentuk matematika serta
memiliki
dapat menjelaskannya.
(inter-
3. Dalam
merencanakan
penyelesaian
dalam berpikir kritis.
yang muncul, siswa menentukan
keterkaitan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil simpulan yaitu:
Kemampuan
berpikir
kritis
siswa dengan minat belajar tinggi
dan
pilihan
pretation) yang kurang sempurna
SIMPULAN DAN SARAN
32
pemecahan
antara
konsekuensi
hal
yang
diketahui sehingga siswa dapat
menentukan
dan
menjelaskan
langkah pemecahan masalah yang
akan digunakan. Siswa juga dapat
menjelaskan konsep yang akan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
digunakan
dalam
penyelsaian
pemecahan
masalah
matematika pada materi program
masalah.
4. Dalam
dalam
menilai
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
melaksanakan
langkah-langkah
linear berdasarkan langkah Facione
1. Dalam
mengidentifikasi
masalahan
dan
per-
menentukan
pemecahan masalah sesuai dengan
prioritas, siswa menentukan dan
yang telah direncanakan. Siswa
menuliskan apa yang diketahui
dapat menjelaskan pelaksanaan
dan ditanyakan dengan tepat serta
langkah pemecahan masalah dan
mampu mengungkapkannya de-
perhitungan yang telah dilakukan.
ngan bahasanya sendiri.
menentukan
2. Dalam memperdalam pengetahu-
hasil akhir yang sesuai dengan
an dan mengumpulkan informasi
permasalahan.
yang
Kemudian
5. Dalam
siswa
meneliti
proses
dan
relevan,
memilah
siswa
informasi
dapat
menjadi
mengkoreksi seperlunya, siswa
informasi penting dan informasi
meyakini kebenaran dari hasil
tidak penting. Siswa juga dapat
pekerjaan yang telah dilaksanakan
menuliskan
meskipun
diperlukan
tidak
melakukan
informasi
dengan
mengubah
pemeriksaan terhadap pekerjaan-
menjadi
nya ataupun tidak mengerjakan
meskipun
ulang menggunakan cara lain.
kesulitan dalam melakukannya.
Selanjutnya siswa dapat melaku-
3. Dalam
bentuk
yang
siswa
penyelesaian
permasalahan
yang
yang
cenderung
merencanakan
kan perhitungan berkaitan dengan
tambahan
matematika,
dan
muncul,
pilihan
konsekuensi
siswa
dapat
diberikan, melakukan perbanding-
menentukan keterkaitan antara hal
an hasil antara persoalan awal
yang diketahui sehingga dapat
dengan persoalan tambahan, dan
menentukan
membuat kesimpulan dari per-
langkah
bandingan yang telah dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah
dan
menjelaskan
pemecahan
masalah
kritis
pemecahan masalah yang tepat.
siswa dengan minat belajar sedang
Siswa juga dapat menjelaskan
Kemampuan
berpikir
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
33
digunakan
dan ditanyakan dengan baik serta
dalam penyelesaian permasalahan.
mampu mengungkapkan dengan
konsep
yang
4. Dalam
akan
menilai
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
dapat
menjalankan
langkah
2. Dalam memperdalam pengetahuan dan mengumpulkan informasi
pemecahan masalah sesuai dengan
yang
yang telah direncanakan sebelum-
memilah
nya meskipun tidak sempurna,
informasi penting dan informasi
karena siswa kurang teliti dalam
tidak penting. Siswa menuliskan
melakukan perhitungan sehingga
model matematika, namun tidak
siswa tidak menentukan hasil
sesuai dengan informasi yang
yang sesuai dengan permasalahan.
tersedia.
Siswa juga menjelaskan langkah-
relevan,
3. Dalam
siswa
informasi
mampu
menjadi
merencanakan
langkah pemecahan masalah dan
penyelesaian
perhitungan yang telah dilakukan.
yang
dan
muncul,
pilihan
konsekuensi
siswa
mampu
5. Dalam meneliti proses dan meng-
menuliskan langkah pemecahan
koreksi seperlunya, siswa tidak
masalah yang akan digunakan
melakukan pemeriksaan terhadap
untuk menyelesaikan permasalah-
pekerjaannya. Hal ini dikarenakan
an, namun tidak mampu men-
siswa tidak menentukan penye-
jelaskan
lesaian dari permasalahan yang
masalah yang telah dituliskan.
4. Dalam
diberikan.
Kemampuan
berpikir
kritis
rencana
menilai
pemecahan
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
siswa dengan minat belajar rendah
tidak
dalam
masalah
pemecahan masalah sesuai dengan
matematika pada materi program
yang telah direncanakan, sehingga
linear berdasarkan langkah Facione
siswa tidak menentukan hasil
1. Dalam
yang sesuai dengan permasalahan.
pemecahan
mengidentifikasi
masalahan
34
bahasa sendiri.
dan
per-
menentukan
5. Dalam
menjalankan
meneliti
langkah
proses
dan
prioritas, siswa menentukan dan
mengkoreksi seperlunya, siswa
menuliskan apa yang diketahui
tidak
melakukan
pemeriksaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
terhadap
pekerjaannya
siswa
tidak
karena
menentukan
hendaknya selalu memperhatikan
perbedaan
karakteristik
siswa
penyelesaian dalam permasalahan
dengan merancang suatu metode
yang diberikan.
atau strategi yang tepat untuk
Berdasarkan simpulan yang dibuat,
digunakan dalam proses pem-
untuk kemampuan berpikir kritis
belajaran sehingga dapat me-
dalam pemecahan masalah mate-
ningkatkan minat belajar siswa.
matika pada materi program linear
Selain
berdasarkan minat belajar disarankan
mengembangkan
untuk melakukan tindakan-tindakan
pembelajaran yang dapat menarik
sebagai berikut :
perhatian siswa sehingga siswa
1. Dalam
membuat
pembelajaran
yang
rancangan
bertujuan
itu
berminat
matika
guru
untuk
dan
juga
dapat
media-media
belajar
dapat
mate-
melakukan
untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika
berpikir kritis dalam pemecahan
dengan baik.
masalah, sebaiknya guru lebih
3. Dari kategori minat belajar siswa
menekankan proses memahami
tinggi diketahui siswa tidak dapat
masalah sehingga siswa dapat
menentukan
menggunakan
penyelesaian
informasi
yang
cara
lain
soal
dalam
pemecahan
terdapat pada soal untuk membuat
masalah yang diberikan, untuk itu
rencana
masalah
sebaiknya guru mendorong siswa
serta memberi tambahan latihan
agar dapat menemukan cara lain
soal yang dirubah konteksnya dari
dalam penyelesaian soal, sehingga
soal bentuk sederhana, khususnya
siswa dapat membuat rencana dan
pada siswa dengan minat belajar
mengerjakan kembali soal dengan
matematika rendah.
cara yang berbeda.
penyelesaian
2. Mengingat
adanya
perbedaan
4. Dari hasil penelitian ini dapat
kemampuan berpikir kritis siswa
diketahui
dalam
berpikir
pemecahan
masalah
bahwa
kritis
kemampuan
siswa
dalam
matematika dari masing-masing
pemecahan masalah siswa dengan
kategori minat belajar siswa, guru
minat belajar matematika rendah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
35
mampu
memahami
masalah
namun kecenderungannya masih
lemah
representasi
untuk
membuat
berupa
model
matematika dan membuat rencana
penyelesaian soal, sehingga tidak
dapat menyelesaikan soal dengan
rinci dan tepat serta tidak dapat
memeriksa kembali jawaban dari
penyelesaian
soal,
untuk
itu
penelitian mengenai peningkatan
kemampuan berpikir kritis dalam
pemecahan masalah siswa dapat
dilakukan oleh peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Facione, P.A. (2013). Solve
Problems and Succeed in
College. Diperoleh 29 Juni
2016 dari http://wps.pearson
custom.com/wps/media/objec
ts/14127 /14466175/HUM180
_Ch03.pdf
[2] Ormord, J.E. (2008). Psikologi
Pendidikan: Membantu Siswa
Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga.
[3] Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
file/Critical-Thinking-WhatIt-Is-and-Why-It-CountsPDF/(language)/eng-US.
[5] Tümkaya S., Aybek, B., & Aldağ,
H. (2009). An investigation
of university students’ critical
thinking disposition and
perceived problem solving
skills. Egitim ArastirmalariEurasian
Journal
of
Educational Research, 36,
57-74. Diperoleh pada 30
November
2016,
dari
http://s3.amazonaws.com.
[6] Facione, P.A. (2001). A Look
across Four Years at the
Disposition toward Critical
Thinking
Among
Undergraduate Students. The
Journal
of
General
Education. Vol. 50, No.1,
2001 pp.29-55. Diperoleh
pada 3 Desember 2016, dari
https://muse.jhu.
edu/article/14788/pdf.
[7] Pitadjeng. (2015). Pembelajaran
Matematika yang Menyenangkan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
[8] Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
[4] Facione, P.A. (2015). Critical
Thinking: What It Is and Why
It Counts. Diperoleh 1 Juli
2016, dari http://www.insight
assessment.com/AboutUs/Measured-Reasons/pdf36
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH
FACIONE PADA MATERI PROGRAM LINEAR DITINJAU DARI
MINAT BELAJAR SISWAKELAS XI MAN PURWODADI
TAHUN AJARAN 2016/2017
Farisa Nur Fikri.1), Mardiyana.2), Yemi Kuswardi.3)
1)Mahasiswa
2), 3)
Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)farisa.fikri30@gmail.com
Alamat Instansi:
Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI MAN Purwodadi tahun ajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan
permasalahan program linear berdasarkan langkah Facione bagi siswa yang
tergolong pada minat belajar tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif studi kasus. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive
sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket dan wawancara berbasis tugas. Validasi data yang digunakan adalah
triangulasi waktu. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan minat belajar tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis dalam
pemecahan masalah matematika pada materi program linear berdasarkan langkah
Facione yaitu siswa dapat menyelesaikan permasalahan, namun tidak melakukan
pemeriksaan terhadap pekerjaannya dan tidak dapat mengerjakan dengan
menggunakan cara lain. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan
berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada materi program linear
berdasarkan langkah Facione yaitu siswa tidak menyelesaikan permasalahan,
sampai pada langkah menilai situasi dan membuat keputusan awal namun tidak
sempurna. Siswa dengan minat belajar rendah memiliki kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi program linear
berdasarkan langkah Facione yaitu siswa tidak dapat menyelesaikan
persamasalahan, sampai langkah memperdalam pengetahuan dan mengumpulkan
informasi yang relevan yaitu tidak membuat model matematika sesuai informasi
yang diberikan.
Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, LangkahLangkah Facione, Minat Belajar Matematika
20
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
divergen (menuntut aktivitas kritis
PENDAHULUAN
Salah satu materi yang sering
kali
dianggap
sulit
bagi
siswa
dan kreatif) pada materi program
linear.
SMA/MA adalah Program Linear.
Hal ini dikarenakan dalam materi
tersebut berkaitan dengan pemodelan
yang
membutuhkan
kemampuan
berpikir logis untuk memahami soal
cerita, kemampuan bernalar untuk
dapat memodelkan, dan pembiasaan
dalam
pengerjaan
soal
untuk
penyelesaian masalah. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan
guru
matematika
Purwodadi,
banyak
di
siswa
MAN
yang
mengalami kesulitan dalam menentu-
Tampak siswa dalam membuat
kan langkah awal pengerjaan soal,
model matematika kurang sesuai
terutama dalam soal cerita. Siswa
dengan informasi yang diberikan.
mengalami
Hal
kebingungan
dalam
ini
mengindikasikan
bahwa
mengubah informasi menjadi model
siswa kurang memahami konsep
matematika, serta dalam mengaitkan
program linear. Siswa tidak meng-
soal dengan materi yang diperoleh
gunakan kemampuan berpikir kritis
sebelumnya. Informasi ini diperkuat
untuk mengidentifikasi permasalahan
dengan jawaban pekerjaan siswa
sehingga siswa tidak dapat me-
dalam latihan soal yang diberikan
nyelesaikan permasalahan.
guru. Saat siswa diberikan soal
Berdasarkan nilai ulangan harian
dengan kesulitan yang lebih tinggi,
kelas XII MAN Purwodadi tahun
hanya beberapa siswa yang dapat
ajaran 2015/2016 tampak pada bab
menjawab dengan benar. Berikut
Program Linear memiliki rata-rata
contoh
dalam
paling rendah, sehingga perlu di-
pemecahan masalah yang bersifat
lakukan analisis terhadap pekerjaan
pekerjaan
siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
21
siswa yang berkaitan dengan materi
memperdalam
pengetahuan
dan
program linear. Dengan melakukan
mengumpulkan
informasi
yang
analisis kemampuan berpikir kritis
relevan (deepen understanding and
dalam pemecahan masalah mate
determine
atika diharapkan guru dapat me-
merencanakan pilihan penyelesaian
ngetahui penyebab siswa mengalami
dan
kesulitan dalam mengerjakan soal.
(enumerate options and aticipate
Kemampuan berpikir kritis dalam
consequence); menilai situasi dan
pemecahan masalah dalam penelitian
membuat keputusan awal (assess the
ini hanya memberikan skor terhadap
situation and make a preliminary
tingkat kemampuan siswa dalam
decision);
menjawab soal dan keterampilan
mengoreksi seperlunya (scrutinize
siswa dalam menyelesaikan masalah
the process and self-correct as
berdasarkan langkah-langkah yang
needed).
digunakan.
Informasi
mengenai
konsekuensi
information);
yang
meneliti
muncul
proses
dan
Keberhasilan pembelajaran juga
analisis kemampuan berpikir kritis
dipengaruhi
siswa dalam pemecahan masalah
terhadap
dapat
bahan
Menurut Ormord [2] bahwa minat
me-
(interest) adalah persepsi bahwa
nentukan rancangan pembelajaran
suatu aktivitas menimbulkan rasa
yang sesuai.
ingin tahu dan menarik, biasanya
digunakan
pertimbangan
sebagai
guru
dalam
Untuk mengetahui bagaimana
22
relevant
oleh
suatu
minat
mata
siswa
pelajaran.
disertai oleh keterlibatan kognitif dan
kemampuan berpikir kritis siswa
afek yang positif.
dalam menyikapi permasalahan yang
pengaruhnya
ada, dapat menggunakan langkah-
belajar. Ada tidaknya minat terhadap
langkah Facione [1]. Langkah pe-
pelajaran dapat dilihat dari cara
nyelesaian
dengan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
berpikir kritis menurut Facione, yaitu
dan lengkap tidaknya catatan. Minat
mengidentifikasi permasalahan dan
dalam belajar dapat mempengaruhui
menentukan prioritas (identify the
seseorang
problem
didalam kegiatan pembelajaran. Hal
permasalahan
and
set
priorities);
Minat besar
terhadap
saat
aktivitas
berkonsentrasi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
ini menunjukkan bahwa jika siswa
atau tulisan), serta berpikir secara
berminat dalam mengikuti suatu
reflektif ketimbang hanya menerima
mata pembelajaran maka siswa dapat
ide-ide
memperoleh nilai yang memuaskan
pemahaman
dan tujuan pem- belajaran dapat
signifikan Santrock dalam Desmita
tercapai.
[3]. Berdasarkan definisi tersebut
Berdasarkan
uraian
dari
luar
dan
tanpa
adanya
evaluasi
yang
tersebut,
kemampuan berpikir kritis berarti
peneliti bermaksud mendeskripsikan
suatu kegiatan menganalisis ide atau
kemampuan berpikir kritis siswa
gagasan ke arah yang lebih spesifik,
dalam pemecahan masalah mate-
mem- bedakannya
matika berdasarkan langkah-langkah
memilih, mengidentifikasi, mengkaji
Facione pada materi program linear
dan mengembangkannya ke arah
ditinjau dari minat belajar tinggi,
yang lebih sempurna. Facione [4]
sedang dan rendah pada siswa kelas
mengemukakan 6 kemampuan inti
XI MAN Purwodadi.
dalam
Interpretasi
TINJAUAN PUSTAKA
Berpikir merupakan suatu proses
aktif, teratur, dan penuh makna yang
digunakan
hubungan
untuk
antara
meletakkan
bagian-bagian
pengetahuan untuk dapat memahami
dan menyelesaikan suatu persoalan.
Berpikir
refleksikan
kritis
berpikir
berarti
permasalahan
mesecara
mendalam, mempertahankan pikiran
agar tetap terbuka dalam menghadapi
berbagai pendekatan dan perspektif
yang berbeda, tidak mempercayai
begitu saja informasi-informasi yang
datang dari berbagai sumber (lisan
secara
kritis,
(inter-
tajam,
yaitu
pretation),
meliputi kategorisasi, menyamakan
makna, dan menjelas- kan makna;
Analisis (analysis), meliputi menguji
ide-ide, mengenali pendapat, dan
mengenali
alasan;
Evaluasi
(evaluation), yang meliputi menilai
pernyataan
dan
menilai
kualitas
pendapat; Kesimpul- an (inference),
meliputi mengenali bukti, alternatif
penyelesaian,
kesimpulan;
pengambilan
Penjelasan
(explanation), meliputi menyatakan
hasil, membenarkan prosedur, dan
menyajikan dokumen; Pengaturan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
23
diri (self regulation), meliputi pe-
relevan (deepen understanding and
mantauan dan perbaikan diri.
determine
Berdasarkan
Tumkaya [5]
hasil
penelitian
bahwa kemampuan
information);
merencanakan pilihan penyelesaian
dan
konsekuensi
yang
muncul
berpikir kritis berpengaruh terhadap
(enumerate options and aticipate
kemampuan
masalah
consequence); menilai situasi dan
siswa. Facione [1] mengemuka- kan,
membuat keputusan awal (assess the
“we define problem solving as
situation and make a preliminary
moving from the point at which we
decision);
initially realize that we have a
mengoreksi seperlunya (scrutinize
difficulty
the process and self-correct as
pemecahan
as
being
sufficienty
resolved for the current time and
circumstances”. Pemecahan masalah
24
relevant
meneliti
proses
dan
needed).
Menurut
Facione
[1]
“The
adalah saat di mana kita awalnya
disposition toward critical thinking is
menyadari
memiliki
the consistent internal motivation in
kesulitan yang harus diselesaikan
interest to engage problems and
untuk waktu dan keadaan saat ini.
make decisions by using thinking”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat
Kecenderungan siswa dalam berpikir
juga diartikan sebagai suatu usaha
kritis
individu menggunakan pengetahuan,
internal yang berupa minat untuk
keterampilan, dan pemahamannya
menghadapi masalah dan membuat
untuk menemukan solusi dari suatu
keputusan
masalah/situasi baru yang belum
pemikiran, sehingga dapat dikaitkan
dikenal. Langkah-langkah menye-
bahwa
lesaikan
mempengaruhi
bahwa
kita
permasalahan
dengan
ketika
memiliki
dengan
minat
motivasi
menggunakan
belajar
dapat
seseorang
dalam
berpikir kritis menurut Facione, yaitu
menghadapi permasalahan. Hilgrad
mengidentifikasi permasalahan dan
dalam Pitadjeng [7] mendefinisikan
menentukan prioritas (identify the
minat belajar sebagai kecenderungan
problem
tertarik pada sesuatu yang relatif
and
set
priorities);
memperdalam
pengetahuan
dan
tetap untuk lebih memperhatikan dan
mengumpulkan
informasi
yang
mengingat secara terus menerus yang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
diikuti
rasa
senang
untuk
adalah
tes
pemecahan
memperoleh suatu kepuasan dalam
Metode
mencapai
digunakan untuk melihat kemampu-
tujuan
pembelajaran.
tes
dan
masalah.
Berdasarkan definisi tersebut maka
an
unsur penting dalam minat adalah
menyelesaikan permasalahan pro-
perasaan
gram
senang,
perhatian,
berpikir
kritis
wawancara
linear.
siswa
Metode
angket
kesadaran, dan kemauan.
digunakan
METODE PENELITIAN
seberapa besar minat belajar siswa
Penelitian
ini
menggunakan
untuk
dalam
mengetahui
terhadap matematika.Validasi data
metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan
pendekatan studi kasus. Sukmadinata
Teknik
[8]
melakukan reduksi data, penyajian
bahwa
penelitian
kualitatif
(qualitative research) adalah suatu
penelitian
yang
ditujukan
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena/peristiwa, aktivitas sosial,
sikap,
kepercayaan,
persepsi,
pemikiran orang maupun kelompok.
Prosedur
pemilihan
menggunakan
teknik
subjek
purposive
sampling dan snowball sampling.
Subjek penelitian ini adalah 6 orang
siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 6
MAN
Purwodadi
tahun
ajaran
2016/2017, yaitu 2 siswa dengan
minat belajar tinggi, 2 siswa dengan
minat belajar sedang, 2 siswa dengan
minat belajar rendah. Pengumpulan
data
angket
dilakukan
dan
dengan
metode
wawancara
berbasis
tugas. Tugas dalam penelitian ini
triangulasi
analisis
data
waktu.
dengan
data dan penarikan kesimpulan.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat Belajar Matematika
Tinggi dalam Pemecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
masalahan
mengidentifikasi
dan
per-
menentukan
prioritas
Subjek
membaca
S1M1
dan
S2M1
permasalahan
untuk
mengidentifikasi semua informasi.
Kedua subjek menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan
dengan jelas dan tepat meskipun
subjek
S2M1
menuliskan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
25
informasi yang diketahui dengan
pemecahan masalah yang tepat.
simbol matematika, namun dapat
Kemudian kedua subjek men-
menjelaskan maksud penulisan-
jelaskan
nya
garis, menentukan titik potong,
dengan
baik.
Kemudian
konsep
menggambar
subjek S1M1 dan S2M1 menjelas-
dan
kan informasi yang diketahui dan
penyelesaian
ditanyakan dengan bahasa sendiri.
penyelesaian masalah.
2. Langkah
memperdalam
ngetahuan
dan
pe-
mengumpulkan
menentukan
4. Langkah
daerah
dalam
menilai
rencana
situasi
dan
membuat keputusan awal
Subjek
informasi yang relevan
S1M1 dan
S2M1
S2M1
menjalankan langkah pemecahan
menjadi
masalah yang telah direncanakan
informasi penting dan informasi
sebelumnya. Subjek menjelaskan
tidak penting. Selanjutnya me-
langkah pemecahan masalah dan
nuliskan
informasi
yang
perhitungan yang telah dilakukan.
diperlukan
dengan
mengubah
Kedua subjek dapat menguasai
Subjek
S1M1 dan
memilah
menjadi
informasi
bentuk
matematika.
dan
menggunakan
beberapa
Langkah ini merupakan langkah
konsep, yaitu membuat garis dari
yang paling sulit terutama subjek
pertidaksamaan,
S2M1, karena dalam membuat
persamaan garis yang telah dibuat,
model matematika harus tepat dan
mencari koordinat perpotongan
akan digunakan sampai akhir
beberapa garis untuk menentukan
penyelesaian.
titik pojok, dan menggunakan
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
konsep
simbol
matematika
menyebutkan
pertidaksamaan
untuk
menentukan
daerah penyelesaian. Kemudian
yang muncul
S1M1 dan
S2M1
subjek
keterkaitan
antara
menentukan hasil yang sesuai
informasi yang diketahui. Subjek
dengan permasalahan. Hal ini
menjelaskan langkah pemecahan
menunjukkan bahwa kedua subjek
Subjek
menentukan
S1M1
dan
S2M1
masalah sesuai dengan langkah
26
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
tidak mengalami kesulitan pada
lebih mudah dalam mempelajari
langkah ini.
matematika dan hasil belajarnya
5. Langkah
meneliti
proses
dan
Siswa dengan minat belajar tinggi
mengkoreksi seperlunya
Subjek
meyakini
lebih tinggi (Pitadjeng, 2015: 86).
S1M1 dan S2M1
cenderung lebih berkonsentrasi dan
kebenaran
dapat
hasil
menyelesaikan
suatu
per-
pekerjaan yang telah dilaksanakan
masalahan dengan baik. Hal itu pula
meskipun
melakukan
yang ditunjukkan oleh kedua subjek
pemeriksaan terhadap pekerjaan-
tersebut dalam mencari penyelesaian
nya. Subjek S1M1 dan S2M1
dari permasalahan yang diberikan.
tidak dapat menemukan solusi
Kedua subjek menunjukkan ketepat-
alternatif karena kedua subjek
an dalam memecahkan masalah.
hanya
cara
Siswa dengan minat belajar tinggi
program
mampu melakukan langkah-langkah
linear seperti langkah yang telah
pemecahan masalah dengan baik.
dilakukan.
Siswa
tidak
mendapat
penyelesaian
S1M1
satu
masalah
Kemudian
dan
S2M1
perhitungan
melakukan
berkaitan
permasalahan
subjek
tambahan
mampu melakukan analisis
dari permasalahan yang diberikan.
dengan
Selain itu siswa juga menerapakan
yang
konsep garis dan pertidaksamaan
diberikan. Kedua subjek juga
matematika
melakukan
informasi
perbandingan
hasil
antara persoalan awal dengan
persoalan
tambahan
yang
dalam
untuk
mengolah
menyelesaikan
permasalahan.
Berdasarkan
subjek
deskripsi
hasil
dengan
minat
selanjutnya membuat kesimpulan
penelitian
dari perbandingan tersebut.
belajar matematika tinggi, tampak
dengan minat belajar
subjek dapat menyelesaikan per-
matematika tinggi maka dia akan
masalahan program linear dengan
senang
materi/topik
baik dan sesuai dengan langkah
yang sedang dipelajari sehingga anak
pemecahan masalah Facione. Hal ini
akan lebih berkonsentrasi dalam
menunjukkan bahwa subjek dengan
kegiatan belajar mengajar sehingga
minat
Siswa
mempelajari
belajar
matematika
tinggi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
27
dapat menyelesaikan permasalahan
matika namun dapat memahami-
matematika
nya. Kedua subjek juga menjelas-
sampai
pada
tahap
meneliti proses dan mengkoreksi
kan
seperlunya
ditanyakan dengan bahasa sendiri.
dengan
baik
dan
sempurna, serta subjek dengan minat
yang
2. Langkah
diketahui
memperdalam
belajar tinggi memiliki kemampuan
ngetahuan
interpretasi (interpretation), analisis
informasi yang relevan
(analysis),
evaluasi
(evaluation),
dan
Subjek
dan
pe-
mengumpulkan
S1M2 dan
S2M2
kesimpulan (inference), penjelasan
memilah
(explanation) dan pengaturan diri
informasi penting dan informasi
(self
tidak penting. Selanjutnya kedua
regulation)
dalam
berpikir
kritis.
informasi
menjadi
subjek menuliskan informasi yang
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat Belajar Matematika
Sedang dalam Memecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
mengidentifikasi
permasalahan
dan
menentukan
prioritas
Subjek
S1M2 dan
S2M2
mengidentifikasi semua informasi
pada permasalahan dengan membaca masalah secara keseluruhan.
Lalu subjek S1M2 dan S2M2
menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan dengan jelas dan
tepat, meskipun kedua subjek
menuliskan dengan menggunakan
simbol
28
hal
pertidaksamaan
mate-
diperlukan
menjadi
dengan
bentuk
mengubah
matematika.
Langkah ini merupakan langkah
yang sulit bagi kedua subjek
karena model matematika yang
dibuat
harus
tepat
yang
menginterpretasikan permasalahan dan akan digunakan hingga
akhir penyelesaian permasalahan.
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
yang muncul.
Subjek
S1M2 dan
S2M2
menentukan
keterkaitan
antara
informasi
yang
Kemudian
kedua
diketahui.
subjek
merencanakan langkah pemecahan masalah yang akan digunakan.
Subjek S1M2 dan S2M2 juga
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
menjelaskan langkah pemecahan
menentukan
masalah sesuai dengan langkah-
permasalahan yang ada.
langkah pemecahan masalah yang
Siswa
penyelesaian
dengan
dari
minat belajar
tepat. Selanjutnya subjek men-
matematika
jelaskan konsep dan kemampuan
melakukan
yang
yaitu
masalah dengan cukup baik. Hal itu
menggambar garis, menentukan
pula yang ditunjukkan oleh kedua
titik potong dan konsep simbol
subjek
pertidaksamaan untuk menentu-
penyelesaian dari permasalahan yang
kan daerah penyelesaian.
diberikan. Subjek S1M2 dan S2M2
akan
4. Langkah
digunakan
menilai
situasi
dan
sedang
tahapan
tersebut
mampu
pemecahan
dalam
mencari
kurang memahami konsep menentukan titik potong sehingga tidak dapat
membuat keputusan awal.
S2M2
menyelesaikan permasalahan sesuai
menjalankan langkah pemecahan
dengan persoalan yang diberikan.
masalah sesuai dengan direncana-
Hal ini mengakibatkan kedua subjek
kan sebelumnya. Kemudian kedua
tidak melakukan langkah penyelesai-
subjek dapat menjelaskan pe-
an masalah dalam meneliti proses
laksanaan
dan mengkoreksi seperlunya.
Subjek
S1M2 dan
langkah
pemecahan
masalah dan perhitungan yang
Berdasarkan
deskripsi
hasil
baik.
penelitian dua subjek dengan minat
Subjek S1M2 dan S2M2 tidak
belajar matematika sedang, tampak
menentukan hasil yang sesuai
subjek tidak dapat menyelesaikan
dengan permasalahan. Hal ini
permasalahan program linear sesuai
dikarenakan
kedua
subjek
dengan langkah pemecahan masalah
melakukan
kesalahan
dalam
Facione. Subjek tidak menyelesaikan
telah
dilakukan
dengan
langkah menilai situasi dan membuat
menentukan titik potong.
5. Langkah
meneliti
proses
dan
mengkoreksi seperlunya
keputusan awal. Subjek juga tidak
melakukan langkah meneliti proses
Semua subjek tidak melaku-
dan mengkoreksi seperlunya. Hal ini
kan pemeriksaan terhadap pe-
menunjukkan bahwa subjek dengan
kerjaannya, karena subjek tidak
minat belajar matematika sedang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
29
dapat menyelesaikan permasalahan
Subjek
sampai pada langkah menilai situasi
menjelaskan hal yang diketahui
dan membuat keputusan awal namun
dan ditanyakan dengan bahasa
tidak sempurna dan subjek memiliki
sendiri.
kemampuan
interpretasi
(inter-
dan
S2M3
2. Langkah memperdalam penge-
pretation), analisis (analysis), dan
tahuan
evaluasi (evaluation), serta memiliki
informasi yang relevan
kemampuan kesimpulan (inference)
dan
Subjek
mengumpulkan
S1M3 dan
S2M3
dan penjelasan (explanation) yang
memilah
kurang sempurna dalam berpikir
informasi penting dan informasi
kritis.
tidak penting. Selanjutnya kedua
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Minat belajar Matematika
Tinggi dalam Memecahkan Masalah
Matematika pada Materi Program
Linear
1. Langkah
mengidentifikasi
permasalahan
dan
menentukan
prioritas
Pada awalnya subjek S1M3
dan S2M3 membaca masalah
secara keseluruhan. Selanjutnya
kedua subjek menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan
dengan cukup baik, namun subjek
S2M3 yang menuliskan informasi
yang diketahui dengan simbol
matematika,
tersebut
maksud
30
S1M3
kemudian
dapat
dari
yang
subjek
menjelaskan
dituliskan.
informasi
menjadi
subjek tidak menuliskan model
matematika
sesuai
dengan
informasi yang tersedia. Langkah
ini merupakan langkah yang sulit
bagi kedua subjek karena model
matematika yang dibuat harus
tepat
yang
sesuai
dengan
permasalahan dan akan digunakan
hingga
akhir
penyelesaian
permasalahan.
3. Langkah merencanakan pilihan
penyelesaian
dan
konsekuensi
yang muncul
Berdasarkan
mengenai
ingatan
langkah
pemecahan
masalah yang dituliskan guru,
subjek
S1M3
dan
S2M3
menuliskan langkah yang akan
digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan,
namun
kedua
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
subjek kurang dapat menjelaskan
siswa akan sulit mempelajari topik
rencana pemecahan masalah yang
tersebut dan hasil belajarnya rendah
telah dituliskan. Kedua subjek
(Pitadjeng, 2015: 86). Siswa dengan
juga kurang dapat menjelaskan
minat belajar matematika rendah
konsep-konsep
akan
cenderung
pemecahan
melakukan
digunakan
yang
dalam
kurang
masalah.
masalah
4. Langkah
menilai
situasi
dan
tahapan
Hal
ditunjukkan
mampu
pemecahan
itu
pula
oleh
kedua
yang
subjek
tersebut dalam mencari penyelesaian
membuat keputusan awal
S2M3
dari permasalahan yang diberikan.
langkah
Subjek kurang memahami konsep
pemecahan masalah sesuai dengan
dalam membuat model matematika
langkah yang telah direncanakan
terutama saat melakukan permisalan,
sebelumnya. Subjek S1M3 dan
sehingga
S2M3
dapat
menuliskan model matematika sesuai
menjelaskan pelaksanaan langkah
dengan informasi pada permasalah-
pemecahan
an. Selanjutnya subjek tidak dapat
Subjek
tidak
S1M3 dan
menjalankan
juga
tidak
masalah
dan
subjek
tidak
perhitungan yang telah dilakukan.
memahami
Hal ini mengakibatkan kedua
masalah yang telah dibuat. Hal ini
subjek tidak menentukan hasil
mengakibatkan subjek tidak benar
yang sesuai dengan permasalahan.
dalam
5. Langkah
meneliti
proses
dan
rencana
dapat
penyelesaian
melaksanakan
langkah
merencanakan pilihan penyelesaian
mengkoreksi seperlunya : Subjek
dan
S1M3 dan S2M3 tidak melakukan
langkah menilai situasi dan membuat
pemeriksaan terhadap pekerjaan
keputusan awal, serta subjek juga
Siswa
dengan
minat belajar
matematika
rendah
mempelajari
materi/topik
dalam
tertentu
konsekuensi
yang
muncul,
tidak melaksanakan langkah meneliti
proses dan mengkoreksi seperlunya.
Berdasarkan
hasil
dengan
minat
akan malas untuk mempelajari dan
penelitian
perhatiannya
mengikuti
belajar matematika rendah, tampak
pembelajaran akan hilang, sehingga
subjek tidak dapat menyelesaikan
saat
subjek
deskripsi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
31
permasalahan program linear sesuai
dalam
dengan langkah-langkah pemecahan
matematika pada materi program
masalah
linear berdasarkan langkah-langkah
Facione.
menyelesaikan
Subjek
langkah
tidak
memper-
dalam pengetahuan dan mengumpul-
masalah
Facione
1. Dalam
mengidentifikasi
masalahan
subjek juga tidak melakukan langkah
prioritas, siswa mampu menentu-
merencanakan pilihan penyelesaian
kan dan menuliskan apa yang
dan
muncul,
diketahui dan ditanyakan dengan
langkah menilai situasi dan membuat
tepat serta mampu mengungkap-
keputusan
kan dengan bahasa sendiri
konsekuensi
yang
awal,
serta
langkah
dan
per-
kan informasi yang relevan dan
menentukan
penyelesaian masalah dalam meneliti
2. Dalam memperdalam pengetahu-
proses dan mengkoreksi seperlunya.
an dan mengumpulkan informasi
Hal ini menunjukkan bahwa subjek
yang
dengan minat belajar matematika
memilah
rendah hanya dapat memecahkan
informasi penting dan informasi
masalah program linear sampai tahap
tidak penting. Kemudian siswa
memperdalam
pengetahuan
dan
dapat menuliskan informasi yang
mengumpulkan
informasi
yang
relevan
tidak
namun
sehingga
subjek
kemampuan
interpretasi
relevan,
siswa
mampu
informasi
diperlukan
dengan
menjadi
mengubah
sempurna
menjadi bentuk matematika serta
memiliki
dapat menjelaskannya.
(inter-
3. Dalam
merencanakan
penyelesaian
dalam berpikir kritis.
yang muncul, siswa menentukan
keterkaitan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil simpulan yaitu:
Kemampuan
berpikir
kritis
siswa dengan minat belajar tinggi
dan
pilihan
pretation) yang kurang sempurna
SIMPULAN DAN SARAN
32
pemecahan
antara
konsekuensi
hal
yang
diketahui sehingga siswa dapat
menentukan
dan
menjelaskan
langkah pemecahan masalah yang
akan digunakan. Siswa juga dapat
menjelaskan konsep yang akan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
digunakan
dalam
penyelsaian
pemecahan
masalah
matematika pada materi program
masalah.
4. Dalam
dalam
menilai
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
melaksanakan
langkah-langkah
linear berdasarkan langkah Facione
1. Dalam
mengidentifikasi
masalahan
dan
per-
menentukan
pemecahan masalah sesuai dengan
prioritas, siswa menentukan dan
yang telah direncanakan. Siswa
menuliskan apa yang diketahui
dapat menjelaskan pelaksanaan
dan ditanyakan dengan tepat serta
langkah pemecahan masalah dan
mampu mengungkapkannya de-
perhitungan yang telah dilakukan.
ngan bahasanya sendiri.
menentukan
2. Dalam memperdalam pengetahu-
hasil akhir yang sesuai dengan
an dan mengumpulkan informasi
permasalahan.
yang
Kemudian
5. Dalam
siswa
meneliti
proses
dan
relevan,
memilah
siswa
informasi
dapat
menjadi
mengkoreksi seperlunya, siswa
informasi penting dan informasi
meyakini kebenaran dari hasil
tidak penting. Siswa juga dapat
pekerjaan yang telah dilaksanakan
menuliskan
meskipun
diperlukan
tidak
melakukan
informasi
dengan
mengubah
pemeriksaan terhadap pekerjaan-
menjadi
nya ataupun tidak mengerjakan
meskipun
ulang menggunakan cara lain.
kesulitan dalam melakukannya.
Selanjutnya siswa dapat melaku-
3. Dalam
bentuk
yang
siswa
penyelesaian
permasalahan
yang
yang
cenderung
merencanakan
kan perhitungan berkaitan dengan
tambahan
matematika,
dan
muncul,
pilihan
konsekuensi
siswa
dapat
diberikan, melakukan perbanding-
menentukan keterkaitan antara hal
an hasil antara persoalan awal
yang diketahui sehingga dapat
dengan persoalan tambahan, dan
menentukan
membuat kesimpulan dari per-
langkah
bandingan yang telah dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah
dan
menjelaskan
pemecahan
masalah
kritis
pemecahan masalah yang tepat.
siswa dengan minat belajar sedang
Siswa juga dapat menjelaskan
Kemampuan
berpikir
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
33
digunakan
dan ditanyakan dengan baik serta
dalam penyelesaian permasalahan.
mampu mengungkapkan dengan
konsep
yang
4. Dalam
akan
menilai
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
dapat
menjalankan
langkah
2. Dalam memperdalam pengetahuan dan mengumpulkan informasi
pemecahan masalah sesuai dengan
yang
yang telah direncanakan sebelum-
memilah
nya meskipun tidak sempurna,
informasi penting dan informasi
karena siswa kurang teliti dalam
tidak penting. Siswa menuliskan
melakukan perhitungan sehingga
model matematika, namun tidak
siswa tidak menentukan hasil
sesuai dengan informasi yang
yang sesuai dengan permasalahan.
tersedia.
Siswa juga menjelaskan langkah-
relevan,
3. Dalam
siswa
informasi
mampu
menjadi
merencanakan
langkah pemecahan masalah dan
penyelesaian
perhitungan yang telah dilakukan.
yang
dan
muncul,
pilihan
konsekuensi
siswa
mampu
5. Dalam meneliti proses dan meng-
menuliskan langkah pemecahan
koreksi seperlunya, siswa tidak
masalah yang akan digunakan
melakukan pemeriksaan terhadap
untuk menyelesaikan permasalah-
pekerjaannya. Hal ini dikarenakan
an, namun tidak mampu men-
siswa tidak menentukan penye-
jelaskan
lesaian dari permasalahan yang
masalah yang telah dituliskan.
4. Dalam
diberikan.
Kemampuan
berpikir
kritis
rencana
menilai
pemecahan
situasi
dan
membuat keputusan awal, siswa
siswa dengan minat belajar rendah
tidak
dalam
masalah
pemecahan masalah sesuai dengan
matematika pada materi program
yang telah direncanakan, sehingga
linear berdasarkan langkah Facione
siswa tidak menentukan hasil
1. Dalam
yang sesuai dengan permasalahan.
pemecahan
mengidentifikasi
masalahan
34
bahasa sendiri.
dan
per-
menentukan
5. Dalam
menjalankan
meneliti
langkah
proses
dan
prioritas, siswa menentukan dan
mengkoreksi seperlunya, siswa
menuliskan apa yang diketahui
tidak
melakukan
pemeriksaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
terhadap
pekerjaannya
siswa
tidak
karena
menentukan
hendaknya selalu memperhatikan
perbedaan
karakteristik
siswa
penyelesaian dalam permasalahan
dengan merancang suatu metode
yang diberikan.
atau strategi yang tepat untuk
Berdasarkan simpulan yang dibuat,
digunakan dalam proses pem-
untuk kemampuan berpikir kritis
belajaran sehingga dapat me-
dalam pemecahan masalah mate-
ningkatkan minat belajar siswa.
matika pada materi program linear
Selain
berdasarkan minat belajar disarankan
mengembangkan
untuk melakukan tindakan-tindakan
pembelajaran yang dapat menarik
sebagai berikut :
perhatian siswa sehingga siswa
1. Dalam
membuat
pembelajaran
yang
rancangan
bertujuan
itu
berminat
matika
guru
untuk
dan
juga
dapat
media-media
belajar
dapat
mate-
melakukan
untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika
berpikir kritis dalam pemecahan
dengan baik.
masalah, sebaiknya guru lebih
3. Dari kategori minat belajar siswa
menekankan proses memahami
tinggi diketahui siswa tidak dapat
masalah sehingga siswa dapat
menentukan
menggunakan
penyelesaian
informasi
yang
cara
lain
soal
dalam
pemecahan
terdapat pada soal untuk membuat
masalah yang diberikan, untuk itu
rencana
masalah
sebaiknya guru mendorong siswa
serta memberi tambahan latihan
agar dapat menemukan cara lain
soal yang dirubah konteksnya dari
dalam penyelesaian soal, sehingga
soal bentuk sederhana, khususnya
siswa dapat membuat rencana dan
pada siswa dengan minat belajar
mengerjakan kembali soal dengan
matematika rendah.
cara yang berbeda.
penyelesaian
2. Mengingat
adanya
perbedaan
4. Dari hasil penelitian ini dapat
kemampuan berpikir kritis siswa
diketahui
dalam
berpikir
pemecahan
masalah
bahwa
kritis
kemampuan
siswa
dalam
matematika dari masing-masing
pemecahan masalah siswa dengan
kategori minat belajar siswa, guru
minat belajar matematika rendah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017
35
mampu
memahami
masalah
namun kecenderungannya masih
lemah
representasi
untuk
membuat
berupa
model
matematika dan membuat rencana
penyelesaian soal, sehingga tidak
dapat menyelesaikan soal dengan
rinci dan tepat serta tidak dapat
memeriksa kembali jawaban dari
penyelesaian
soal,
untuk
itu
penelitian mengenai peningkatan
kemampuan berpikir kritis dalam
pemecahan masalah siswa dapat
dilakukan oleh peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Facione, P.A. (2013). Solve
Problems and Succeed in
College. Diperoleh 29 Juni
2016 dari http://wps.pearson
custom.com/wps/media/objec
ts/14127 /14466175/HUM180
_Ch03.pdf
[2] Ormord, J.E. (2008). Psikologi
Pendidikan: Membantu Siswa
Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga.
[3] Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
file/Critical-Thinking-WhatIt-Is-and-Why-It-CountsPDF/(language)/eng-US.
[5] Tümkaya S., Aybek, B., & Aldağ,
H. (2009). An investigation
of university students’ critical
thinking disposition and
perceived problem solving
skills. Egitim ArastirmalariEurasian
Journal
of
Educational Research, 36,
57-74. Diperoleh pada 30
November
2016,
dari
http://s3.amazonaws.com.
[6] Facione, P.A. (2001). A Look
across Four Years at the
Disposition toward Critical
Thinking
Among
Undergraduate Students. The
Journal
of
General
Education. Vol. 50, No.1,
2001 pp.29-55. Diperoleh
pada 3 Desember 2016, dari
https://muse.jhu.
edu/article/14788/pdf.
[7] Pitadjeng. (2015). Pembelajaran
Matematika yang Menyenangkan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
[8] Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
[4] Facione, P.A. (2015). Critical
Thinking: What It Is and Why
It Counts. Diperoleh 1 Juli
2016, dari http://www.insight
assessment.com/AboutUs/Measured-Reasons/pdf36
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017