S PGSD 1205102 Chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain PTK
Penelitian ini merupakan sebagian kajian dan tindakan terhadap proses
pembelajaran mengenai meningkatkan keaktifan belajar dengan menggunakan
model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu
pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan produk
pengajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari adanya
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
materi dan sumber belajar yang digunakan sehingga dalam penelitian ini yang
diteliti adalah proses dan hasil belajar siswa.
Proses penelitian tindakan kelas dimulai dari perencanaan tindakan
(planning), penerapan tindakan (action), mengamati dan mengevaluasi
(observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting) dan
seterusnya sampai kepada perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai. Keempat tahapan ini akan membentuk siklus, yaitu satu putaran dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sampai dengan refleksi.
(Iskandar, 2009, hlm. 211).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi
(perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya
tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri
khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai
didapat hasil yang terbaik. (Wardani dan Wihardit, 2011, hlm.1.7).
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun jenis PTK yang akan peneliti
gunakan pada penelitian ini adalah jenis PTK rancangan Kemmis dan
32
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
McTaggart. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK rancangan Kemmis
dan McTaggart:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
Reflekasi
Hasil Penelitian
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Arikunto (2009:16)
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Berdasarkan gambar di atas, dalam setiap siklus terdapat empat kegiatan
yang terdiri dari: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting).
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sekolah
dasar kelas IV SD. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Peneliti dengan bantuan guru dan dosen pembimbing menyususn
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa gambar, power
point dan tongkat berbicara yang akan digunakan pada saat talking
stick berlangsung.
3) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
panduan perencanaan yang telah dibuat dan mengacu pada RPP yang telah
disusun. Peneliti mengamati setiap proses pembelajaran dari awal sampai
akhir kegiatan di dalam kelas selama pembelajaran tematik berlangsung.
Keberhasilan penggunaan model cooperative learning tipe talking stick
dapat meningkatkan keaktifan siswa dapat diketahui dan dilihat dari
respon siswa dalam aktivitas siswa pada saat mengikuti permainan talking
stick. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dirangkum
ditulis dalam lembar observasi yang telah disiapkan selama proses belajar
mengajar berlangsung.
c. Observasi Tindakan (Observing)
Pelaksanaan dalam kegiatan ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran
tematik berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer
mengukur keaktifan siswa dengan melakukan pengamatan langsung di
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
dalam kelas. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data yang
akan diolah sebagai bahan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
d. Refleksi Tindakan (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti untuk
memahami proses dan hasil yang terjadi berupa perubahan sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil dari tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah terkumpul. Kegiatan tersebut kemudian akan
menghasilkan kesimpulan mengenai ketercapaian tujuan penelitian.
Apabila masih ditemukan hambatan sehingga tujuan penelitian belum
tercapai, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Pada observasi awal dan pada saat melakukan kegiatan PLP, penulis
melakukan observasi dan praktik megajar selama kurang lebih tiga bulan di
beberapa kelas , hal ini dijadikan pertimbangan untuk memilih kelas yang akan
dijadikan subjek dalam penelitian, dalam hal ini penulis memilih kelas IV
sebagai subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas tersebut
tidak terlepas dari kondisi siswa yang memiliki keaktifan belajar yang kurang
baik. Situasi seperti ini muncul dalam pembelajaran, salah satu penyebabnya
adalah kurangnya perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, kegaduhan
yang muncul dalam proses pembelajaran, kurangnya rasa tanggung jawab
siswa dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya kerja sama dalam kelompok.
Adanya permasalahan tersebut membuat peneliti ingin mencari pemecahan
masalahnya agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan diadakannya
penelitian, diharapkan pada proses pembelajaran selanjutnya lebih dapat
mengembangkan keaktifan belajar mereka.
2.
Tempat Penelitian
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Sukajadi
Kota Bandung. Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup padat siswa dimana
masing-masing tingkatan kelas terdiri dari 2 rombel terkecuali kelas 1 dan
kelas 4 pada tahun ajaran 2013-2014. Kondisi sarana cukup memadai berupa
tersedianya perpustakaan dan lab komputer. Di beberapa kelas juga sudah
dilengkapi dengan fasilitas proyektor in-focus.
3. Prosedur Administratif Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan
administratif penelitian, meliputi :
1. Pengajuan Proposal
Pengajuan proposal dilakukan setelah peneliti menemukan fokus
penelitian yang ditemukan melalui observasi langsung maupun dengan
wawancara terhadap guru dan siswa. Selanjutnya peneliti mencari kajian
literatur yang sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditemukan oleh
peneliti. Selanjutnya, peneliti merancang proposal penelitian yang
kemudian diserahkan kepada pembimbing skripsi sementara.
2. Pengajuan SK Dosen Pembimbing
Pengajuan SK pembimbing skripsi dilakukan setelah peneliti mengajukan
proposal kepada dosen pembimbing skripsi sementara. SK tersebut dibuat
oleh bagian akademik fakultas yang kemudian akan di serahkan kepada
dosen pembimbing skripsi satu maupun dua.
3. Pembuatan Surat Ijin Penelitian
Surat ijin penelitian dikeluarkan oleh Dinas Kesatuan Bangsa Kota
Bandung dengan syarat menyerahkan satu lembar surat rujukan dari
fakultas. Lalu surat ijin penelitian tersebut diserahkan kepada pihak
sekolah sebagai lembaga tempat dilaksanakannya penelitian.
4. Prosedur Substantif Penelitian
1. Pengumpulan Data
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Pengumpulan data menurut Sugiyono (dalam Rubino Rubiyanto,
2013:97). Macam-macam data sebagai berikut, yaitu (a) data kualitatif dan (b)
data kuantitatif. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu mengenai
data peningkatan keaktifan belajar siswa.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data. Setiap teknik mempunyai kelemahan, namun kelemahan
itu dapat ditunjang dengan teknik-teknik yang lain. Sehingga antara teknik
yang satu dengan teknik yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif, dilaksanakan
setiap akhir pertemuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan pada hari itu. Tes hanya digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang
diperoleh siswa di setiap akhir proses pembelajaran telah berlangsung.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati terhadap objek penelitian secara
cermat tidak hanya sekedar melihat objek. Suharsimi Arikunto (2006: 157)
mengemukakan observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan, dan
b) observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
Pedoman
observasi
sangat
diperlukan
untuk
mengamati
proses
pembelajaran di dalam kelas. Hasil yang di dapat dari aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian menjadi acuan untuk
proses pembelajaran dalam perencanaan dalam siklus berikutnya.
c. Dokumen
Dokumen digunakan sebagai alat penguat hasil penelitian agar penelitian
lebih terpercaya. Dokumen dalam penelitian ini adalah LKS, daftar nilai siswa,
dan foto. Dokumen foto berfungsi untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
mengenai kegiatan kelompok dan mengenai suasana kelas ketika aktivitas
berlangsung.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan kajian terhadap suatu data untuk dipahami
struktur dari suatu fenomena-fenomena yang ditemukan pada saat penelitian.
Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data-data yang satu
dengan data yang lain. Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti.Dalam menjawab rumusan
masalah peneliti menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif. Sugiyono (2011:147) menjelaskan bahwa “Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi". Analisis data
kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis hasil belajar kognitif siswa
pada setiap akhir siklus dan menganalisis keterampilan sosial yang dimiliki
siswa.
Data yang dianalisis menggunakan analisis kuantitatif adalah nilai rata-rata
keaktifan siswa, hasil belajar siswa dan presentase ketuntasan belajar.
1) Analisis Data Keaktifan Siswa
Analisis
keaktifan
siswa
melalui
observasi
terstruktur,
dengan
menggunakan instrument observasi yang deskriptif kemudian pengamat atau
observer hanya menuliskan aktivitas yang dilakukan siswa baik yang positif
maupun negatif pada kolom yang disediakan. Lembar observasi aktivitas guru
dan siswa memuat kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung yang
berpacu pada RPP yang telah disusun.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Penilaian keaktifan dalam penelitian ini diberikan skala sikap pada
pengamatannya. Setiap indikator disertai kolom deskripsi respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran. Indikator keaktifan berjumlah 5, jadi skor
tertinggi adalah 5. Untuk mengetahui skor rata-rata dari pencapaian kekatifan
belajar siswa digunakan rumus:
%
=
∑
%
%K
= persentase dari keaktifan belajar siswa
∑x
= total banyak siswa yang aktif
y
= banyaknya indikator (5)
Tabel 3.1
Kriteria Presentase Aktivitas Belajar Menurut Slavin
Presentase Aktivitas Siswa
Keterangan
0-39
Tidak Aktif
40-59
Kurang Aktif
60-69
Cukup Aktif
70-100
Aktif
2) Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:
̅=
∑
Keterangan : ̅ :Nilai rata-rata kelas
∑ :Total nilai yang diperoleh siswa
: Jumlah siswa
3) Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pembelajaran tematik yang ditetapkan yaitu 70,00.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan
rumus :
�=
∑
≥7
×
%
≥ 7 :Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari
Keterangan :∑
atau sama dengan 70
n :Banyak siswa
100% : Bilangan tetap
TB : Ketuntasan belajar
b.
Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan cara deskriptif
kualitatif dengan menggunakan analisis interaktif. Menurut Miles dan
Huberman (dalam Emzir 2010: 129), “ ada tiga macam kegiatan analisis data
kualitatif, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk menganalisis
mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model cooperative
learning tipe talking stick. Analisis data kualitatif mengenai pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick yang
digunakan peneliti selama di lapangan adalah analisis model Miles and
Huberman. Aktivitas analisis data dalam model ini yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification.
1) Reduksi Data
Reduksi
data
merujuk
pada
proses
pemilihan,
pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.
Peneliti mencatat secara teliti dan rinci semua kejadian, aktivitas yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung. Setelah data dari observer
terkumpul peneliti mulai mereduksi data. Data kualitatif dapat direduksi
dan ditransformasikan dalam banyak cara, yaitu: melalui seleksi halus,
melalui rangkuman atau paraphrase, melalui menjadikannya bagian dalam
suatu pola yang besar dan seterusnya.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
2) Model Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, peneliti mulai menyajikan data. Penyajian data
berbentuk uraian yang memaparkan mengenai temuan-temuan berdasarkan
reduksi data. Selain bentuk uraian, peneliti juga menyajikan dalam bentuk
tabel. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
dipahami tersebut.
3) Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dirumuskan. Kesimpulan akhir mungkin tidak terjadi hingga
pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan
lapangan, pengodean, penyimpanan dan metode-metode perbaikan yang
digunakan.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
cara mengkategorikan dan mengklasifikasikan data berdasarkan analisis kaitan
logis, kemudian ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan
ini berupaya memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data
itu tidak hanya bersifat deskriptif. Dalam penelitian dengan pendekatan
kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus dari
awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.
Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif itu meliputi: aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Teknik statistik sederhana digunakan untuk
mendeskripsikan peningkatan keterampilan sosial siswa dan perubahan
berbagai hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa dan
prosentase
di
atas
atau
di
bawah
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM).Sedangkan data kuantitatif berasal dari lembar observasi kinerja/
praktik siswa dan tes akhir siklus untuk hasil belajar siswa.Setelah data
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah pengolahan dan
analisis data sebagai berikut.
Pengolahan data yaitu mengolah dari data yang telah dikumpulkan melalui
lembar tes maupun non tes yang telah di isi selama pembelajaran
berlangsung.Dalam mengolah data dilakukan dalam setiap siklus pada setiap
tes yang diberikan kepada siswa, observer, guru mitra maupun peneliti itu
sendiri. Pengolahan data ini dilakukan di setiap siklus untuk mengukur
peningkatan keaktifan siswa melalui model cooperative learning tipe talking
stick. Berikut ini pengolah data yang dilakukan dalam penelitian.
Test merupakan instrumen pengungkap data untuk mengetahui daya serap
siswa terhadap materi pelajaran, menurut Depdiknas, (2004, hlm. 112).Peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata kelas. Menurut Sudjana,
(2016, hlm. 109) nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus :
���� − ���� =
∑ �� �� � �� ��� �
� �ℎ �� �
Nilai rata-rata kelas tersebut kemudian dihitung berdasarkan presentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Purwanto, (dalam Iswanto,
20011, hlm. 32) dapat menggunakan rumus :
�� =
Keterangan :
∑ ≥
�
%
TB
: Ketuntasan Belajar
∑ S ≥ KKM
: Jumlah Siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
KKM
: 70
N
sama dengan KKM
: Banyak siswa
Tabel 3.2 Presentase Ketuntasan Siswa
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Presentase
Kategori
0-30
Gagal
31-54
Rendah
55-74
Sedang
75-89
Tinggi
90-100
Sangat Tinggi
Pedoman
observasi
sangat
diperlukan
untuk
mengamati
proses
pembelajaran di dalam kelas. Hasil yang di dapat dari aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian menjadi acuan untuk
proses pembelajaran dalam perencanaan dalam siklus berikutnya.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain PTK
Penelitian ini merupakan sebagian kajian dan tindakan terhadap proses
pembelajaran mengenai meningkatkan keaktifan belajar dengan menggunakan
model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu
pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan produk
pengajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari adanya
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
materi dan sumber belajar yang digunakan sehingga dalam penelitian ini yang
diteliti adalah proses dan hasil belajar siswa.
Proses penelitian tindakan kelas dimulai dari perencanaan tindakan
(planning), penerapan tindakan (action), mengamati dan mengevaluasi
(observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting) dan
seterusnya sampai kepada perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai. Keempat tahapan ini akan membentuk siklus, yaitu satu putaran dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sampai dengan refleksi.
(Iskandar, 2009, hlm. 211).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi
(perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya
tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri
khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai
didapat hasil yang terbaik. (Wardani dan Wihardit, 2011, hlm.1.7).
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun jenis PTK yang akan peneliti
gunakan pada penelitian ini adalah jenis PTK rancangan Kemmis dan
32
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
McTaggart. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK rancangan Kemmis
dan McTaggart:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
Reflekasi
Hasil Penelitian
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Arikunto (2009:16)
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Berdasarkan gambar di atas, dalam setiap siklus terdapat empat kegiatan
yang terdiri dari: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting).
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sekolah
dasar kelas IV SD. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Peneliti dengan bantuan guru dan dosen pembimbing menyususn
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa gambar, power
point dan tongkat berbicara yang akan digunakan pada saat talking
stick berlangsung.
3) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
panduan perencanaan yang telah dibuat dan mengacu pada RPP yang telah
disusun. Peneliti mengamati setiap proses pembelajaran dari awal sampai
akhir kegiatan di dalam kelas selama pembelajaran tematik berlangsung.
Keberhasilan penggunaan model cooperative learning tipe talking stick
dapat meningkatkan keaktifan siswa dapat diketahui dan dilihat dari
respon siswa dalam aktivitas siswa pada saat mengikuti permainan talking
stick. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dirangkum
ditulis dalam lembar observasi yang telah disiapkan selama proses belajar
mengajar berlangsung.
c. Observasi Tindakan (Observing)
Pelaksanaan dalam kegiatan ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran
tematik berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer
mengukur keaktifan siswa dengan melakukan pengamatan langsung di
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
dalam kelas. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data yang
akan diolah sebagai bahan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
d. Refleksi Tindakan (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti untuk
memahami proses dan hasil yang terjadi berupa perubahan sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil dari tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah terkumpul. Kegiatan tersebut kemudian akan
menghasilkan kesimpulan mengenai ketercapaian tujuan penelitian.
Apabila masih ditemukan hambatan sehingga tujuan penelitian belum
tercapai, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Pada observasi awal dan pada saat melakukan kegiatan PLP, penulis
melakukan observasi dan praktik megajar selama kurang lebih tiga bulan di
beberapa kelas , hal ini dijadikan pertimbangan untuk memilih kelas yang akan
dijadikan subjek dalam penelitian, dalam hal ini penulis memilih kelas IV
sebagai subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas tersebut
tidak terlepas dari kondisi siswa yang memiliki keaktifan belajar yang kurang
baik. Situasi seperti ini muncul dalam pembelajaran, salah satu penyebabnya
adalah kurangnya perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, kegaduhan
yang muncul dalam proses pembelajaran, kurangnya rasa tanggung jawab
siswa dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya kerja sama dalam kelompok.
Adanya permasalahan tersebut membuat peneliti ingin mencari pemecahan
masalahnya agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan diadakannya
penelitian, diharapkan pada proses pembelajaran selanjutnya lebih dapat
mengembangkan keaktifan belajar mereka.
2.
Tempat Penelitian
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Sukajadi
Kota Bandung. Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup padat siswa dimana
masing-masing tingkatan kelas terdiri dari 2 rombel terkecuali kelas 1 dan
kelas 4 pada tahun ajaran 2013-2014. Kondisi sarana cukup memadai berupa
tersedianya perpustakaan dan lab komputer. Di beberapa kelas juga sudah
dilengkapi dengan fasilitas proyektor in-focus.
3. Prosedur Administratif Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan
administratif penelitian, meliputi :
1. Pengajuan Proposal
Pengajuan proposal dilakukan setelah peneliti menemukan fokus
penelitian yang ditemukan melalui observasi langsung maupun dengan
wawancara terhadap guru dan siswa. Selanjutnya peneliti mencari kajian
literatur yang sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditemukan oleh
peneliti. Selanjutnya, peneliti merancang proposal penelitian yang
kemudian diserahkan kepada pembimbing skripsi sementara.
2. Pengajuan SK Dosen Pembimbing
Pengajuan SK pembimbing skripsi dilakukan setelah peneliti mengajukan
proposal kepada dosen pembimbing skripsi sementara. SK tersebut dibuat
oleh bagian akademik fakultas yang kemudian akan di serahkan kepada
dosen pembimbing skripsi satu maupun dua.
3. Pembuatan Surat Ijin Penelitian
Surat ijin penelitian dikeluarkan oleh Dinas Kesatuan Bangsa Kota
Bandung dengan syarat menyerahkan satu lembar surat rujukan dari
fakultas. Lalu surat ijin penelitian tersebut diserahkan kepada pihak
sekolah sebagai lembaga tempat dilaksanakannya penelitian.
4. Prosedur Substantif Penelitian
1. Pengumpulan Data
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Pengumpulan data menurut Sugiyono (dalam Rubino Rubiyanto,
2013:97). Macam-macam data sebagai berikut, yaitu (a) data kualitatif dan (b)
data kuantitatif. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu mengenai
data peningkatan keaktifan belajar siswa.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data. Setiap teknik mempunyai kelemahan, namun kelemahan
itu dapat ditunjang dengan teknik-teknik yang lain. Sehingga antara teknik
yang satu dengan teknik yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif, dilaksanakan
setiap akhir pertemuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan pada hari itu. Tes hanya digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang
diperoleh siswa di setiap akhir proses pembelajaran telah berlangsung.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati terhadap objek penelitian secara
cermat tidak hanya sekedar melihat objek. Suharsimi Arikunto (2006: 157)
mengemukakan observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan, dan
b) observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
Pedoman
observasi
sangat
diperlukan
untuk
mengamati
proses
pembelajaran di dalam kelas. Hasil yang di dapat dari aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian menjadi acuan untuk
proses pembelajaran dalam perencanaan dalam siklus berikutnya.
c. Dokumen
Dokumen digunakan sebagai alat penguat hasil penelitian agar penelitian
lebih terpercaya. Dokumen dalam penelitian ini adalah LKS, daftar nilai siswa,
dan foto. Dokumen foto berfungsi untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
mengenai kegiatan kelompok dan mengenai suasana kelas ketika aktivitas
berlangsung.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan kajian terhadap suatu data untuk dipahami
struktur dari suatu fenomena-fenomena yang ditemukan pada saat penelitian.
Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data-data yang satu
dengan data yang lain. Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti.Dalam menjawab rumusan
masalah peneliti menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif. Sugiyono (2011:147) menjelaskan bahwa “Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi". Analisis data
kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis hasil belajar kognitif siswa
pada setiap akhir siklus dan menganalisis keterampilan sosial yang dimiliki
siswa.
Data yang dianalisis menggunakan analisis kuantitatif adalah nilai rata-rata
keaktifan siswa, hasil belajar siswa dan presentase ketuntasan belajar.
1) Analisis Data Keaktifan Siswa
Analisis
keaktifan
siswa
melalui
observasi
terstruktur,
dengan
menggunakan instrument observasi yang deskriptif kemudian pengamat atau
observer hanya menuliskan aktivitas yang dilakukan siswa baik yang positif
maupun negatif pada kolom yang disediakan. Lembar observasi aktivitas guru
dan siswa memuat kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung yang
berpacu pada RPP yang telah disusun.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Penilaian keaktifan dalam penelitian ini diberikan skala sikap pada
pengamatannya. Setiap indikator disertai kolom deskripsi respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran. Indikator keaktifan berjumlah 5, jadi skor
tertinggi adalah 5. Untuk mengetahui skor rata-rata dari pencapaian kekatifan
belajar siswa digunakan rumus:
%
=
∑
%
%K
= persentase dari keaktifan belajar siswa
∑x
= total banyak siswa yang aktif
y
= banyaknya indikator (5)
Tabel 3.1
Kriteria Presentase Aktivitas Belajar Menurut Slavin
Presentase Aktivitas Siswa
Keterangan
0-39
Tidak Aktif
40-59
Kurang Aktif
60-69
Cukup Aktif
70-100
Aktif
2) Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:
̅=
∑
Keterangan : ̅ :Nilai rata-rata kelas
∑ :Total nilai yang diperoleh siswa
: Jumlah siswa
3) Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pembelajaran tematik yang ditetapkan yaitu 70,00.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan
rumus :
�=
∑
≥7
×
%
≥ 7 :Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari
Keterangan :∑
atau sama dengan 70
n :Banyak siswa
100% : Bilangan tetap
TB : Ketuntasan belajar
b.
Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan cara deskriptif
kualitatif dengan menggunakan analisis interaktif. Menurut Miles dan
Huberman (dalam Emzir 2010: 129), “ ada tiga macam kegiatan analisis data
kualitatif, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk menganalisis
mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model cooperative
learning tipe talking stick. Analisis data kualitatif mengenai pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick yang
digunakan peneliti selama di lapangan adalah analisis model Miles and
Huberman. Aktivitas analisis data dalam model ini yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification.
1) Reduksi Data
Reduksi
data
merujuk
pada
proses
pemilihan,
pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.
Peneliti mencatat secara teliti dan rinci semua kejadian, aktivitas yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung. Setelah data dari observer
terkumpul peneliti mulai mereduksi data. Data kualitatif dapat direduksi
dan ditransformasikan dalam banyak cara, yaitu: melalui seleksi halus,
melalui rangkuman atau paraphrase, melalui menjadikannya bagian dalam
suatu pola yang besar dan seterusnya.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
2) Model Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, peneliti mulai menyajikan data. Penyajian data
berbentuk uraian yang memaparkan mengenai temuan-temuan berdasarkan
reduksi data. Selain bentuk uraian, peneliti juga menyajikan dalam bentuk
tabel. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
dipahami tersebut.
3) Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dirumuskan. Kesimpulan akhir mungkin tidak terjadi hingga
pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan
lapangan, pengodean, penyimpanan dan metode-metode perbaikan yang
digunakan.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
cara mengkategorikan dan mengklasifikasikan data berdasarkan analisis kaitan
logis, kemudian ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan
ini berupaya memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data
itu tidak hanya bersifat deskriptif. Dalam penelitian dengan pendekatan
kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus dari
awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.
Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif itu meliputi: aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Teknik statistik sederhana digunakan untuk
mendeskripsikan peningkatan keterampilan sosial siswa dan perubahan
berbagai hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa dan
prosentase
di
atas
atau
di
bawah
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM).Sedangkan data kuantitatif berasal dari lembar observasi kinerja/
praktik siswa dan tes akhir siklus untuk hasil belajar siswa.Setelah data
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah pengolahan dan
analisis data sebagai berikut.
Pengolahan data yaitu mengolah dari data yang telah dikumpulkan melalui
lembar tes maupun non tes yang telah di isi selama pembelajaran
berlangsung.Dalam mengolah data dilakukan dalam setiap siklus pada setiap
tes yang diberikan kepada siswa, observer, guru mitra maupun peneliti itu
sendiri. Pengolahan data ini dilakukan di setiap siklus untuk mengukur
peningkatan keaktifan siswa melalui model cooperative learning tipe talking
stick. Berikut ini pengolah data yang dilakukan dalam penelitian.
Test merupakan instrumen pengungkap data untuk mengetahui daya serap
siswa terhadap materi pelajaran, menurut Depdiknas, (2004, hlm. 112).Peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata kelas. Menurut Sudjana,
(2016, hlm. 109) nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus :
���� − ���� =
∑ �� �� � �� ��� �
� �ℎ �� �
Nilai rata-rata kelas tersebut kemudian dihitung berdasarkan presentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Purwanto, (dalam Iswanto,
20011, hlm. 32) dapat menggunakan rumus :
�� =
Keterangan :
∑ ≥
�
%
TB
: Ketuntasan Belajar
∑ S ≥ KKM
: Jumlah Siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
KKM
: 70
N
sama dengan KKM
: Banyak siswa
Tabel 3.2 Presentase Ketuntasan Siswa
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Presentase
Kategori
0-30
Gagal
31-54
Rendah
55-74
Sedang
75-89
Tinggi
90-100
Sangat Tinggi
Pedoman
observasi
sangat
diperlukan
untuk
mengamati
proses
pembelajaran di dalam kelas. Hasil yang di dapat dari aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian menjadi acuan untuk
proses pembelajaran dalam perencanaan dalam siklus berikutnya.
Rina Rohmawati, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu