Johor Parkview Mall

(1)

090406015 12

BAB II . Deskripsi Proyek

2.1 Tinjauan Umum

Secara teoritis tinjauan umum akan menjelaskan mengenai pengertian proyek ini, deskripsi proyek dan pemilihan lokasi

1. Judul : Johor Parkview Mall

2. Tema : Arsitektur Hijau (Green Architecture)

3. Status Proyek : Fiktif 4. Pemilik Proyek : Swasta

2.2. Deskripsi Singkat Proyek

Proyek ini berjudul Johor Parkview Mall, merupakan suatu mall yang menerapkan tema Arsitektur hijau pada bangunan

2.2.1 Arti Kata

Pengertian proyek Johor Parkview Mall menurut arti kata adalah :

Johor : menunjuk kepada salah satu kecamatan di Kota Medan ibu kota

provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba3 .

Parkview : park berarti taman , view berarti pandangan. Maksudnya

memiliki pandangan ke taman , pemandangan berupa taman.

Mall : Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau

sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan4.

3

"Website Pemko Medan". Retrieved 27 December. 4


(2)

2.2.2 Pengertian Proyek

Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, Johor Parkview Mall adalah : Suatu pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa plaza umum, sekumpulan sistem yang memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan dan memiliki pandangan ke taman atau pemandangan berupa taman dan berada di kota Medan.

2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah salah satu pusat pelayanan terpadu bagi Provinsi Sumatera Utara menurut Peraturan Daerah. Kota Medan menjadi pusat berbagai kegiatan untuk melayani provinsi Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah :

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran dan pendidikan.

2. Rencana Umum Tata Ruang

Kota (RUTRK) Kota Medan

Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan yang disesuaikan dengan RUTRK Kota Medan. Yaitu pada subpusat pelayanan kota Medan Selayang ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan


(3)

090406015 14

Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor.

3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki

fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan. 4. Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.

5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang

dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.

6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon, drainase, dll )

7. Status kepemilikian Ada status hak milik

8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum

mungkin

9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi

cahaya yang masuk kedalam bangunan

10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun

dari luar site.

11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan

fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

12. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan


(4)

Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data

Peruntukan lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) 2013-2030 Medan yang dibagi dalam beberapa pusat pelayanan Kota Medan, seperti terlihat pada tabel berikut :

TABEL 2.2 RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN TAHUN 2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;

 Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

 Provinsi Sumatera Utara

 Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

 Pusat pelayanan transportasi;

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

 Provinsi Sumatera Utara

 Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan

Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,

 pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan

 pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan

Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi

 Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

 Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

 Kec, Medan Marelan;


(5)

090406015 16

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

4 Subpusat pelayanan kota Medan

Perjuangan

 Pusat kegiatan perdagangan /bisnis

 Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

5 Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi

 Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 6 Subpusat pelayanan

kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi

 Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8 Subpusat pelayanan kota Medan

Selayang

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

 Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

9

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan transportasi (TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi

Berdasarkan kriteria diatas, maka diputuskan memilih 3 alternatif lokasi yang sesuai untuk proyek Johor Parkview Mall , yaitu :

Lokasi 1 : Jln. Karya Wisata Lokasi 2 : Jln. Karya Wisata 2 Lokasi 3 : Jln. Karya Asih

a. Alternatif Lokasi  Alternatif 1


(6)

(7)

(8)

Struktur kota

Sesuai dengan RUTRK

Pusat kegiatan perdagangan

/Bisnis dan

pendidikan

3

Pusat kegiatan

perdagangan

/Bisnis dan

pendidikan

3

Pusat kegiatan

perdagangan

/Bisnis dan

pendidikan

3

Lokasi terhadap fungsi sekitar yang

mendukung

Berada di daerah pendidikan, perumahan, dan perdagangan.

3

Berada di daerah pendidikan,

perumahan, dan

perdagangan.

3

Berada di daerah pendidikan,

perumahan, dan

perdagangan. 3 Citra lingkungan Baik 3 Baik 3 Baik 3

Pencapaian Aksesibilitas Kendaraan pribadi, kendaraan

umum, dan

pejalan kaki

3

Kendaraan pribadi,

kendaraan umum, pejalan kaki

3

Kendaraan pribadi,

kendaraan umum, pejalan kaki

3


(9)

090406015 20

kaki trotoar buruk

2

trotoar baik

3

trotoar kurang

baik

2

Jalur sirkulasi Lebar diatas 6m, pedestrian 2m

3

Lebar diatas 6m, pedestrian 2m

3

Lebar diatas 6m, pedestrian 2 m

3 Intensitas Kendaraan Cukup Padat 2 Cukup Padat 2 Padat 1 Area pelayanan

Dekat dengan

fungsi lain Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan

sambungan air

minum, septic

tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan 2 Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan

sambungan air

minum, septic

tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan 3 Permukiman, perdagangan, rekreasi, pembangunan

saluran air

minum, septic

tank, sarana

pendidikan,

2

Utilitas Tersedia, kondisi

baik

3

Tersedia, kondisi baik

3

Tersedia, kondisi baik


(10)

Dekat dengan fungsi sejenis

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3

Persyaratan Status kepemilikian Hak milik 3 Hak milik 3 Hak milik 3

Nilai lahan Baik

3

Kurang baik

2

Kurang baik

2

View Terdapat

dipersimpangan sehingga dapat

dilihat dari

penjuru ruas

jalan

3

Terdapat di jalan

biasa , hanya

dapat dilihat dari beberapa penjuru ruas jalan

2

Terdapat di jalan

biasa , hanya

dapat dilihat dari beberapa penjuru ruas jalan

2

Orientasi Intensitas cahaya

sedang

3

Intensitas cahaya sedang

3

Intensitas cahaya sedang

3

Ukuran lahan > 1 Ha

3

> 1 Ha

3

> 1 Ha

3

Kontur tapak / topografi


(11)

090406015 22

3 3 3

TOTAL 45 43 43

NB : 3 = sangat baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Dari tabel penilaian diatas, maka diperoleh Site terpilih di Jln. Karya

Wisata . Sesuai dengan RUTRK 2013-2030 kota Medan Jln. memiliki lebar jalan 33

meter dan GSB 15 meter dan KLB 3-4 lantai.

2.4 Tinjauan Khusus

Secara teoritis tinjauan khusus proyek akan menjelaskan mengenai Mall berdasarkan pengertian, pola, klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi tersebut.

2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan

Keberadaan pusat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi hal yang sangat menarik karena termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat kota tersebut. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:

Menurut Gruen, Victor (1966)

Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.

Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)

Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat toko-toko eceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum


(12)

bagi barang dagangan.

Menurut Beddington, Nadine (1981,1)

Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of Shopping Center)

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.

Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu:

a. Merupakan bangunan komersil

b. Dapat berfungsi juga sebagai temapt berkumpul dan berekreasi

2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan.

1. Berdasarkan Skala Pelayanan

Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

 Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.


(13)

090406015 24  Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini

mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.

 Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir5.

Tabel 2.4. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI

2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan  Pusat Perbelanjaan Murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall .

5


(14)

 Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi

Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

3. Berdasarkan Sistem Transaksi

Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut:

 Toko Grosir

Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.

 Toko Eceran

Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini.


(15)

090406015 26 4.Berdasarkan Lokasi

 Pasar (market), Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.

 Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan.

 Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang

menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu Nakamise-dori,Senso-ji's temple precint's shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang6.

 Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.

 Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan

6


(16)

ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.

 Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000 sampai dengan 2.500 m2.

 Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).

 Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer.

 Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

 Hypermarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yeng mengikuti tren perdagangan dengan


(17)

090406015 28

munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir.

 Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil.

 Shopping mall Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

2.4.3 Pengertian Mall

Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

Menurut Rubenstein (1978), mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-elemen :

 Anchor (Magnet) merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark. Perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall

 Secondary Anchor (Magnet Anchor) merupakan transformasi dari distrik perwujudannya berupa retail store , supermarket, superstore dan bioskop.


(18)

 Street mall meruapakan transformasi paths perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet

 Landscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari edges sebagai pembatas petokoan ditempat-temapt luar

2.4.4 Bentuk-bentuk Mall

a. Bentuk Mall berdasarkan penutup bangunan

Menurut Maithland (1987) terdapat 3 bentuk umum mall dengan keuntungan dan kerugaian tersendiri

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap

cahaya matahari sehingga member kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.

2. Mall Tertutup {enclosedMall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan suatu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan

terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi

fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta Gbr. 2.4 Mall terbuka


(19)

(20)

3. Semi Mall

Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan silengkapi dengan pohon-pohon dan taman, bangku-bangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.

. c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk

1. Bentuk L ( L Shape )

2. Bentuk Segitiga ( Triangle)

3. B entuk jalur ( strip shaped )

. 4. Dumb bell shaped

Gbr. 2.7 Bentuk L

Gbr. 2.8 Bentuk Segitiga


(21)

090406015 32

5. Bentuk U (U shaped)

6.Bentuk Cluster

7. Double dumbbell shaped

8.Bentuk T shaped

Gbr. 2.10 Dumb bell Shaped

Gbr. 2.11 Bentuk U

Gbr. 2.12 Bentuk Cluster

Gbr. 2.13 Double dumbbell shaped


(22)

d. Bentuk mall berdasarkan system parkir

1. Strip center with curb parking

2. Strip center with off-street parking

3. Double-strip center with off-street parking

Gbr. 2.14 Bentuk T

Gbr. 2.15 Strip center with curb parking

Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking

Gbr. 2.17 Double-strip center with off-street parking


(23)

090406015 34

4. Mall center with only one magnet

5. Mall center with magnet centrally placed

6. Cluster-type center

7. “Introverted” center

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed


(24)

2.4.5 Prinsip shopping mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi)

• Design Control Zone

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, amusement dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi pengunjung

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamana pejalan kaki dan komunikasi antara tenant. 4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi orizontal tercapai.

Tenant Mix Pengelompokan magnet dan unit retail berdasarkan Gbr. 2.21 Introverted center


(25)

090406015 36

jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Criteria Design dari masing - masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkul perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, design interior dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall

a.AktifitasUtama

Kegiatan utama jual beli dengan pelaku penjual dan pengunjung pembeli b.Aktifitas Pendukung

Kegiatan pendukung kegiatan utama: bongkar muat, pengelola administrasi, pelaku penyewa dan pengelola

c.Aktifitas Pelengkap

Kegiatan berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan bangunan d. Aktivitas Pelayanan

Merupakan kegiatan pelayanan atau servis.

2.4.7 Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain : - Sebagai wadah untuk perbelanjaan.

- Menyediakan fasillitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk sarana santai.

- Sebagai magnet kawasan untuk menarik pengunjung datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan.


(26)

(27)

090406015 38

2. Hermes Place Polonia

Merupakan Mall baru di kota Medan , Mall ini mengusung konsep lifestyle Mall pada bangunannya. Merupakan jenis Mall Composite dan berdasarkan skala pelayanan merupakan Mall distrik . Mall ini merupakan Mall semi-outdoor sehingga dapat menghemat penggunaan listrik pada AC.

Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan


(28)

(1)

090406015 34 5. Mall center with magnet centrally placed

6. Cluster-type center

7. “Introverted” center

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed


(2)

2.4.5 Prinsip shopping mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi)

• Design Control Zone

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, amusement dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi pengunjung

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamana pejalan kaki dan komunikasi antara tenant. 4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi orizontal tercapai.


(3)

090406015 36 Criteria Design dari masing - masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkul perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, design interior dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall a.AktifitasUtama

Kegiatan utama jual beli dengan pelaku penjual dan pengunjung pembeli b.Aktifitas Pendukung

Kegiatan pendukung kegiatan utama: bongkar muat, pengelola administrasi, pelaku penyewa dan pengelola

c.Aktifitas Pelengkap

Kegiatan berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan bangunan d. Aktivitas Pelayanan

Merupakan kegiatan pelayanan atau servis.

2.4.7 Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain : - Sebagai wadah untuk perbelanjaan.

- Menyediakan fasillitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk sarana santai.

- Sebagai magnet kawasan untuk menarik pengunjung datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan.


(4)

(5)

090406015 38 lifestyle Mall pada bangunannya. Merupakan jenis Mall Composite dan berdasarkan skala pelayanan merupakan Mall distrik . Mall ini merupakan Mall semi-outdoor sehingga dapat menghemat penggunaan listrik pada AC.

Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan


(6)