90083 ID penyerapan tenaga kerja dan pendapatan p

PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PETANI PROGRAM
SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI (SIMANTRI) DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BADUNG
I Gede Hendra Darmawan1, I Ketut Arnawa2, I Made Tamba2
1
Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar
2
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email : gablor_gede@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) besarnya penyerapan tenaga kerja
usahatani padi pada Program Simantri di Desa Baha dan Kelurahan Lukluk Kecamatan
Mengwi Kabupaten Badung, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja usahatani padipada Program Simantri di Desa Baha dan Kelurahan Lukluk
Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. (3)kendala-kendala yang dihadapi petani padi
pada Program Simantri di Desa Baha dan Kelurahan Lukluk Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung.Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling.
Berdasarkan metode tersebut ditetapkan Desa Baha dan Kelurahan Lukluk Kecamatan
Mengwi Kabupaten Badung. Responden diambil secara sensus 23 orang petani padi di
Desa Baha dan 22 orang di Kelurahan Lukluk. Analisis data menggunakan analisis
linier berganda model Cobb-Douglas. Hasil penelitian menemukan total penyerapan

tenaga kerja usahatani padi peserta Program Simantri mencapai 33,4935 HOK/hektar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada usahatani padi
Program Simantri adalah penggunaan bibit, pupuk kandang (organik), dan luas lahan.
Serta kendala-kendala yang dihadapi petani padi pada Program Simantri adalah
kesulitan memperoleh tenaga kerja, dan aplikasi penggunaan pupuk kandang (organik)
maupun biourine.
Kata kunci : Usahatani padi, pertanian terintegrasi, tenaga kerja, organic, biourine
ABSTRACT
The purpose of this study to determine: (1) the amount of labor in rice farming
in the Simantri program in the village of Baha and Village Lukluk Mengwi Badung, (2)
factors affecting employment in rice farming in the Simantri program in the village of
Baha and village Lukluk Mengwi Badung regency . ( 3 ) the constraints faced by rice
farmers in the Simantri program in the village of Baha and village Lukluk Mengwi
Badung regency. The research location determined by purposive sampling . Under this
method stipulated Baha Village and Lukluk Mengwi Badung regency. Respondents
census taken 23 rice farmers in the village of Baha and 22 rice farmers in the Lukluk
village.. Analysis of data using multiple linear analysis model of Cobb - Douglas . The
results found that total employment in rice farming Simantri Program participants
reached 33.4935 HOK/hectare. Factors affecting employment in rice farming Simantri
program is the use of seeds, manure( organic), and land area. And constraints faced by

rice farmers in Simantri Program is the difficulty of obtaining labor, and application use
of manure (organic ) and biourine .
Keywords : rice , integrated agriculture , labor, organic, biourine

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

6

kimia, zat tumbuh, maupun pestisida.

PENDAHULUAN
Program simantri diluncurkan
pemerintah daerah sebagai koreksi atas
kelemahan
pertanian

kebijakan
selama

mengedepankan

(Departemen

pembangunan

ini

yang

pendekatan
Pertanian,

lebih
sektoral

2002)dalam

artian, program pertanian tanaman pangan
tidak

terkoordinasi


peternakan

atau

dengan

program

perikanan

sehingga

Pertanian organik diterapkan dengan
pendekatan
berkelanjutan

efisien. Ketidakefisienan tersebut, akibat
limbah dari kegiatan yang satu tidak
dimanfaatkan


untuk

kegiatan

lain.

Misalnya, air kencing sapi terbuang
begitu saja, padahal dengan teknologi
tepat guna bisa dimanfaatkan sebagai
biourine bagi tanaman hortikultura atau
yang lainnya. Simantri merupakan usaha
mengintegrasikan

seluruh

komponen

usaha pertanian baik secara horisontal
maupun secara vertikal, sehingga tidak

ada limbah yang terbuang.Sistem ini
sangat

ramah

lingkungan,

mampu

memperluas sumber pendapatan petani,

dilaksanakan

untuk

berwawasan

pemberdayaan

masyarakat


yang

menggunakan

pendekatan

usaha

kelompok

yang

budidaya

mendukung

usaha

pertanian tanaman pangan,


peternakan, hortikultura.
Sejak tahun 2009 sampai dengan
2014 Pemerintah Provinsi Bali telah
melaksanakan sebanyak 506 gapoktan
(BPS, 2012).Simantri yang tersebar di
sembilan kabupaten/kota se-Bali. Adapun
sasaran

simantri

masyarakat

adalah

kelompok

perdesaan

yang


mengusahakan lahan pertanian (dalam
arti

luas)

perikanan

dan

perikanankhususnya
Crop-livestock

darat.

system/CLS)

merekomendasikan

intensifikasi sistem produksi tanamanternak secara terintegrasi (crop-livestock

system), melalui pendaurulangan hara
tanaman dalam bentuk pupuk kandang
untuk

memelihara

kesuburan

tanah(Devendra, 1993;Budiasa, 2011).

dan pengelola usahatani.
Pengembangan

dan

pertanian

lingkungan. Simantri merupakan upaya

pengelolaan sumber daya alam dan juga

sumber daya manusia cendrung tidak

pembangunan

Program Simantri dimaksudkan

Simantri
mengembangkan

pertanian organik yang merupakan sistem
produksi pertanian yang menghindarkan
penggunaan senyawa sintetik baik pupuk

untuk meningkatkan pola integrasi dan
kemitraan, baik internal sektor pertanian,
maupun antara sektor pertanian dan
sektor

non

pertanian;

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

memfokuskan

7

secara

mengembangkan pasar. Kedua fungsi

terpadu, mewujudkan pembangunan yang

tersebut memungkinkan berlangsungnya

ramah lingkungan dalam mendukung Bali

pertumbuhan

organik, adanya aktifitas petani belajar

menerus dalam jangka panjang, atau

hal baru. Dengan adanya simantri ini

dapat dikatakan bahwa tenaga kerja

petani dapat memanfaatkan limbah ternak

merupakan

sebagai pupuk sehingga pembelian pupuk

pembangunan (Suroto, 1992; Soekartawi,

kimia bisa dikurangi, yang kemudian

dkk., 1986 ).

kegiatan

pada

satu

kawasan

ekonomi

motor

secara

penggerak

terus

dalam

bermuara padapeningkatan pendapatan

Saat ini Simantri di Kabupaten

petani. Selain itu dari program simantri

Badung sudah mulai berkembang dengan

tentunya diharapkan mampu menyerap

baik terbukti dari bertambahnya simantri

tenaga kerja. Apabila program ini mampu

baru sejak 5 tahun terakhir serta meraih

lebih banyak menyerap tenaga kerja

beberapa prestasi. Di tahun 2015 ini salah

tentunya pengangguran yang ada di Bali

satu Simantri berprestasi di raih oleh

pada umumnya dan Kabupaten Badung

simantri Kabupaten Badung, khususnya

pada khususnya dapat ditekan serta

terletak di Kecamatan Mengwi tepatnya

kemiskinan akan menjadi berkurang.

Desa Baha dan Desa Lukluk sebelumnya

Kemajuan di sektor ini tidak terlepas dari

pada tahun 2012 juga pernah meraih juara

kesempatan kerja, kuantitas kerja dan

2 dalam lomba simantri se-Bali. Simantri

kualitas dari tenaga kerja yang turut

di Kecamatan Mengwi sebagian besar

mendukung dari kegiatan peningkatan

anggotanya bergerak dalam usahatani

pembangunan pertanian.

padi. Sebelum adanya Program Simantri,

Tenaga kerja menjadi salah satu

usahatani padi petani di Kecamatan

indikator penting dalam perkembangan

Mengwi

pembangunan

karena

pupuk kimia dan pestisida kimia, tanpa

mempunyai fungsi yang menentukan

memikirkan dampak yang di timbulkan

dalam peningkatan pembangunan suatu

dari pemakaian pupuk kimia dan pestisida

negara. Tenaga kerja merupakan sumber

kimia

daya yang menjalankan proses produksi

berlebihan. Setelah Program Simantri

serta distribusi barang dan jasa, dan

muncul dan berkembang khusunya di

tenaga kerja juga berfungsi sebagai

kecamatan

sasaran

namun pasti petani mulai lebih banyak

untuk

ekonomi

menghidupkan

dan

lebih

banyak

secara

terus-menerus

Mengwi

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

menggunakan

secara

dan

perlahan

8

dan

Baha dan Desa Lukluk dengan dasar

pestisida nabati yang petani hasilkan

pertimbangan petani di kedua desa

sendiri dari ternak yang dipelihara dalam

tersebut

program simantri. Dengan penggunaan

Program Simantri. Simantri Desa

pupuk organik dalam jumlah yang besar

Baha

sekitar 2 ton/ha, tentu banyak menyerap

berprestasi yang pernah meraih juara

tenaga

menggunakan

pupuk

organik

anggota

merupakan

Simantri

baik

dalam

2 tingkat Provinsi pada tahun 2015,

pupuk

serta

sedangkan Simantri Desa Lukluk

kerja,

membuat/mengolah

merupakan

penebaran pupuk di areal persawahan.
Usahatani padi di Kecamatan
Mengwi masih tetap eksis dan berjalan

juga pernah meraih juara 2 tingkat
Provinsi pada tahun 2012.
Penentuan Responden

dengan baik meskipun dalam tekanan alih

Populasi dalam penelitian ini

fungsi lahan. Karena bagi petani di

adalah petani padi sawah peserta

kecamatan

program simantri pada musim tanam

Mengwi

dianggap

usahatani

lebih

dibandingkan

padi

menguntungkan

usahatani

lainnya.

2015/2016
(usaha

yaitu

yang

usahatani
paling

dominan

Ditambah lagi dengan Program Simantri

dilakukan

yang mengintegrasikan tanaman padi

persawahan)

dengan

banyak

secara sensus 23 orang petani padi

memberikan manfaat bagi petani. Dari

di Desa Baha dan 22 orang di Desa

beberapa hal tersebut di atas,

Lukluk.

ternak

yang

sangat

maka

petani

padi

di

lahan

Responden diambil

sangat menarik untuk diteliti seberapa
besar Program Simantri dapat menyerap
tenaga

kerja

dan

seberapa

besar

Analisis Data
Pendapatan usahatani padi pada

pendapatan yang diterima petani dari

program Simantri

Program Simantri tersebut

menggunakan rumus dengan formulasi:

METODE PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian

dianalisis dengan

π=TR-TC…………………(1)
Keterangan :

Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan

Mengwi

Kabupaten

Badung, lokasi penelitian ditentukan

π = Pendapatan Usahatani padi
TR = Total penerimaan usahatani padi
TC = Total biaya usahatani padi

secara purposive sampling di Desa

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

9

e

Model estimasi fungsi penggunaan
tenaga

kerja

untuk

pengembangan

= Logaritma natural; e =

2,718

tanaman padi pada program simantri
dapat di digunakan fungsi
model

“Cobb



produksi

Douglaas



(Nicholson, Walter, 1978; Debertin,
David L.

Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan

1986;Domodar

Gujararti, 1993)

dengan formulasi

usahatani

X L =  0 P xL  1 Py 2 x 1  3 x 2  4 x 3  5
x 4  6 e u ………..(2)
memudahkan

tenaga

padi

simantri

sebagai berikut:

Untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

peserta

kerja
program

mencapai

HOK/luas

garapan,

16,4118
upah

tenaga

kerja di lokasi penelitian ditemukan
dalam

Rp 80.000/HHOK, sehingga biaya

perhitungan fungsi tersebut diatas

penggunaan

dapat di formasikan sebagai berikut

usahatani

:

Simantri sebesar Rp 1.312.947/luas

Log X L = Log  0 +  1 Log P xL + 2

garapan atau 33,4935 HOK/hektar

Log P y +

 3 Log X 1 + 4

4+

padi

kerja

peserta

2.679.483/hektar.

pada

program

Penyerapa

tenaga kerja pada ushatani program

LogX 2
+  5 Log X

Rp

tenaga

3

+ 6 Log X

e u …………(3)

Keterangan :
X L=
Jumlah penggunaan
tenaga kerja (HKO)
P XL =Upah tenaga kerja (Rp)
X 1 =Jumlah
bibit
yang
digunakan (kg)
X 2 = Jumlah penggunaan pupuk
organik (kg)
X 3 = Jumlah penggunaan pupuk
anorganik (Urea,TSP dan KCl)
(kg)
X4
=jumlah
penggunaan
pestisida (Kg atau liter)
X 5 = Luas lahan (Ha)
 0 = Intersep (Konstanta)
u
=
Kesalahan
(disturbanceterm )

simantri

terbesar

adalah

pada

pengolahan lahan, lahan diolah dua
kali,

pengolahan

lahan

pertama

sebesar 3,3433 HOK dan pengolahan
lahan

kedua

HOK,

dan

sama
jika

persentasenya

yaitu
dihitung

mencapai

3,3433
total
40,74

persen (20,37 % ditambah 20,37 &),
lahan diolah dengan menggunakan
traktor, dan tidak ditemukan lagi
pengelohan
ternak

sapi.

lahan

menggunakan

Untuk

menghitung

dalam satuan HOK, total nilai rupiah
pengolahan

lahan

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

dibagi

dengan

10

rata-rata upah tenaga kerja di lokasi
No

Uraian

Nilai
(Rp)

penelitian
Pendapatan

Usahatani

Padi

Program Simantri
Pendapatan
dihitung

1
2
3

Penerimaan Usahatani Padi
Biaya Usahatani Padi
Pendapatan Usahatani Padi

12.250.000
2.263.174
9.986.826
(20.381.278)

usahatani

berdasarkan

total

Pendapatan

usahatani

padi

penerimaan dikurangi total biaya.

diperoleh dari penerimaan usahatani

Berdasarkan

penelitian

padi dukurangi biaya usahatani padi.

ditemukan rata-ratapetani menjual

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat

produksi nya dalam bentuk tebasan,

rata-rata pendapatan usahatani padi

harga jual dihitung berdasarkan luas

Rp.9.986.826/luas garapan atau Rp.

lahan dalam satuan are, harga rata-

20.381.278/hektar.

rata Rp 250.000/are, sehingga rata-

usahatani

rata penerimaan petani mencapai Rp.

simantri masih mempunyai peluang

12.250.000/luas garapan/musim atau

untuk ditingkatkan, yaitu dengan

Rp.25.000.000/hektar.

meningkatkan

hasil

Berdasarkan

Pendapatan

padi

pada

program

produktivitasnya,

hasil penelitian ditemukan rata-rata

sementara

harga gabah di tingkat petani Rp

padi baru mencapai 4,9 ton/hektar,

5.074/kg

sehingga

jika dibandingkan dengan rata-rata

usahatani

padi

program

dapat dihitung
total

penerimaan

gabah

per

produktivitas
simantri

dengan membagi
dengan

kilogram

di

harga
tingkat

produktivitas

usahatani

produktivitas usahatani padi di Bali
sudah

mencapai

5,86

ton/hektar.

Oleh karena itu untuk meningkatkan
produktivitas

usahatani padi pada

petani, hasil perhitungan diperoleh

program simantri di Desa Baha dan

2.414 kg/luas garapan atau 4.927

Kelurahan

kg/hektar.(4,9 ton/hektar).

dilakukaan

Lukluk

pembinaan

penyuluhanserta
Tabel 1.

Rata-Rata
Penerimaan,
Biaya
dan
PendapatanUsahatani Padi
Per Luas Garapan Per
Musim Tanam Program
Simantri Desa Baha dan
Kelurahan Lukluk Tahun
2015

perlu

terus
dan

memperhatikan

rekomendasi dari Dinas Pertanian
setempat baik dalam menerapkan
teknologi maupun dosis pemupukan
terutama

pupuk

organik

yang

diajurkan.

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

11

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap
Penyerapan
Tenaga
Kerja pada Usahatani
Padi
Program Simantri
Analisis
mempengaruhi
pada

faktor-faktor
penyerapan

usahatani

simantri,

data

padi
yang

yang
tenaga

program
digunakan

adalah jumlah penggunaan tenaga
kerja padi selama satu musim tanam
sebagai

variabel

bebas

(indenpendnt)

meliputi; bibit, upah tenaga kerja,
pupuk

organik

(kandang),

pupuk

anorganik (urea, ponska), pestisida
dan

luas

lahan,

diregresikan

masing-masing
dengan

jumlah

penggunaan tenaga kerja, di peroleh
hasil

estimasi

fungsi

penyerapan

tenaga kerja usahatani padi program
simantri

di

Desa

model.

Baha

dan

Kelurahan Lukluk sebagai berikut:
X L =-4,856 + 0,993P xL + 0,170 X 1 +
0,271 X 2 - 0,142 X 3 + 0,174 X 4 +

Dengan

demikian

model

yang digunakan cukup baik. Nilai F
– hitung 67,295 berbeda nyata pada
taraf nyata 1 % artinya variabel tak
tergantung

(independent)

secara

bersama-sama berpengaruh terhadap
penyerapan

tenaga

kerja

pada

usahatani padi program simantri.
Jumlah

tergantung

(dependent). Sedangkan variabel tak
tergantung/

pengaruhi oleh faktor lain di luar

penggunaan

bibit

berpengaruh positif pada taraf nyata
10 % terhadap penyerapan tenaga
kerja.

Hal

ini

ditunjukkan

oleh

koefisen

regresi

positif

0,170,

koefisien

regresi

0,170

artinya

apabila bibit ditambah 1 % maka
tenaga kerja yang dibutuhkan akan
bertambah 0,170 % atau apabila
bibit

ditambah

penyerapan
bertambah

100

tenaga
17,0

%.

%

maka

kerjaakan
Hal

ini

disebabkan semakin banyak bibit
yang digunakan akan membutuhkan
waktu

yang

lebih

banyak

untuk

aktivitas penanamanya.

0,352X 5
Hasi analisis diperoleh R –
sguare (R2) 0,914 artinya 91,4 %
penyerapan tenaga kerja usahatani
padi

program

bersama-sama

simantri

secara

ditentukan

oleh

variabel bebas dalam model regresi.
Sedangkan

sisanya

8,6

%

Tabel 2.

Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Penyerapan
Tenaga
Kerjapada Usahatani Padi
Program Simantri di Desa
Baha
dan
Kelurahan
Lukluk Tahun 2015

di

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

12

Hal ini disebabkan semakin banyak
Koefisien regresi
Signifikansi
pupuk kandang yang digunakan akan
Konstanta
-4,856
membutuhkan
tenaga0,143
kerja yang
(-1,497)
2 Upah tenaga kerja (log Px L )
0,993
lebih banyak, karena pupuk kandang
(1,478)
0,148
baik 0,170
volume dan dosisnya lebih
3 Bibit (log X 1 )
(1,817)*
0,077
besar
dibandingkan
dengan
4 Pupuk organik/kandang (log X 2 )
0,271
penggunaan
(2,221)** pupuk kimia.
0,032
5 Pupuk anorganik/Urea (log X 3 )
-0,142
Penggunaan
pupuk
(-1,438)
0,159
anorganik/urea
tidak berpengaruh
6 Pestisida (log X 4 )
0,174
(1,657)
0,106
nyata terhadap penyerapan tenaga
7 Luas lahan (log X 5 )
0,352
kerja.
Hal ini berartitambahan
(3,978)**
0,000
8 F – hitung
*
0,000
penggunaan
pupuk
anorganik
9 Jumlah sampel
67,295**
urea/ponska
R2
* tidak akan berpengaruh
45
terhadap penyerapan tenaga kerja,
0,914
namun ada kecendrungan tambahan
Keterangan : angka dalam kurung
adalah t – hitung
penggunaan
pupuk
anorganik
*. : Signifikan pada tingkat 10
penyerapan
tenaga
kerja
akan
%
** : Signifikan pada tingkat 5
semakin menurun hal ini ditunjukan
%
oleh koefisen regresi -0,142. Hal ini
***: Signifikan pada tingkat 1
%
dapat terjadi semakin banyak pupuk
No
1

Variabel

Jumlah
kandang

penggunaan

(organik)

pupuk

berpengaruh

anorganik yang digunakan, berarti
petani

akan

lebih

positif pada taraf nyata 5 % terhadap

menggunakan

penyerapan tenaga kerja. Hal ini

dengan demikian penyerapan tenaga

ditunjukkan oleh koefisen regresi

akan semakin menurun

positif 0,271,

koefisien regresi

Luas lahan
taraf

pupuk

sedikit
kandang,

berpengaruh positif

0,271 artinya apabila pupuk kandang

pada

nyata

ditambah 1 % maka tenaga kerja

penyerapan tenaga kerja. Hal ini

yang dibutuhkan akan bertambah

ditunjukkan oleh koefisen regresi

0,271 % atau apabila pupuk kandang

positif 0,352,

ditambah 100 % maka penyerapan

0,352 artinya apabila luas lahan

tenaga kerja akan bertambah 27,1 %.

ditambah 1 % maka tenaga kerja

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

1

%

terhadap

koefisien regresi

13

yang dibutuhkan akan bertambah

penanaman

petani

0,352 % atau apabila luas lahan

kesulitan,

karena

ditambah 100 % maka penyerapan

menurunnya minat masyarakat untuk

tenaga kerja akan bertambah 35,2 %.

bekerja

Hal

semakin

Demikian juga pada saat panen,

yang

55,56 persen menghadapi kendala

digunakan untuk kegiatan usahatani

kesulitan mencari tenaga kerja untuk

padi, maka akan dibutuhkan tenaga

panen,

sehingga tidak ditemukan

kerja yang lebih banyak, semakin

patani

yang

luas lahan berarti semakin banyak

padinya dalam bentuk gabah kering

dibutuhkan

panen, petani merasa lebih praktis

ini

disebabkan

bertambahluas

lahan

tenaga

pengolahan

kerja

lahan,

untuk

penanaman,

menjual

di

mengalami
semakin

sektor

pertanian.

menjual

hasil

usahatani

produksi

padinya

pemupukan, pemeliharaan tanaman

kepada penebas yang masih berada

dan untuk panen..

di pohon.
Kendala

Kendala-kendala yang dihadapi petani

penelitian

adalah

77,78 % mengalami kesulitan dalam

padi pada program simantri
Hasil

berikutnya

menemukan

aplikasi penggunaan pupuk kandang

dihadapi

dan biourine hasil usaha kelompok

petani padi pada program simantri

program simantri, sehingga program

yang paling utama adalah semakin

sistem integrasi ternak sapi dan padi

sulitnya mencari tenaga kerja ketika

tidak

musim tanam, aplikasi penggunaan

program simantri tersebut. Petani

pupuk kandang dan biourine hasil

belum mengetahui pengguaan secara

olahan kelompok program simantri.

tepat, baik tepat waktu maupun tepat

beberapa

kendala

yang

sesuai

dengan

tujuan

dari

nampak

dosis, oleh karena itu diperlukan

82,22 % petani menyatakan semakin

pembinaan dan penyuluhan tentang

menurunnya

kerja

aplikasi penggunaan pupuk kandang

atau kesulitan memperoleh tenaga

dan biourine pada kegiatan ushatani

kerja

padi pada program simantri.

Berdasarkan

jumlah

ketika

Tenaga
harus
traktor,

data,

kerja

musim

tenaga

tanam

pengolahan

bergiliran
demikian

menunggu
pula

tiba.
lahan
jasa
dalam

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

14

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian

Debertin, David L. , 1986. Agricultural
Prouction Economics. Macmillan
Publishing Company, New York.

dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Penyerapan
usahatani

tenaga

kerja

pada

program

padi

Departemen Pertanian, 2002. Panduan
Teknis. Sistem Integrasi PadiTernak. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian.
Departemen Pertanian.

simantri di Desa Baha dan Kelurahan
Lukluk Kecamatan Mengwiadalah
sebesar 33,4935 HOK/hektar
2) Faktor-faktor

yang

mempengaruhi
tenaga

pada

penyerapan
usahatani

padi

program simantri adalah jumlah
bibit, jumlah pupuk kandang dan
luas lahan
3) Kendala-kendala yang dihadapi
petani
simantri

padi

pada

adalah:

program
kesulitan

mencari tenaga kerja, aplikasi

Devendra,
1993
dalam
Kusumo
Diwyanto,
2001.
Model
Perencanaan Terpadu: Proyek
Integrasi Tanaman-Ternak (CropLivestock-System).
Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Bogor.
Departemen Pertanian RI, 2010. UndangUndang Hortikultura No 13
tahun 2010. Jakarta: DPR RI
Hadisapoetra,S.1979.
Biaya
dan
Pendapatan
dalam
Usahatani.Yogyakarta:Departeme
n Ekonomi Pertanian Universitas
Gajah Mada.
Hermanto, F. 1989. Ilmu Usahatani.

penggunaan pupuk kandang, dan
biourine serta tenaga kerja untuk
panen.

DAFTAR PUSTAKA
BPS, Provinsi Bali. 2012. Bali Dalam
Angka. Denpasar
Budiasa,
I.
2011.
Pertanian
Berkelanjutan:
Teori
dan
Pemodelan. Denpasar: Udayana
University Press.

Jakarta: Penebar Swadaya.
Mubyarto, 1986. Pengantar Ekonomi
Pertanian. Jakarta:LP3ES
Nicholson,
Walter,
1978.
Basic
MicroeconomicTheory.
Principles and Extensions Second
Edition. The Dryden Press
Hinsdale , Illinois.
Rahim, A. Dan Diah R. D. H. 2008.
Pengantar, Teori, dan Kasus
Ekonomika Pertanian. Cetakan
Kedua. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma
Baru Pembangunan Ekonomi
Berbasis

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

15

Pertanian. Pustaka
Muda. Bogor.

Wirausaha

Soekartawi, A., Soeharjo, Dillon, J. L.,
Hardaker, J. B., 1986. Ilmu Usaha
Tani dan Penelitian untuk
Perkembangan
Petani
Kecil.Jakarta: UI Press,
Soeharjo dan Patong, 1973. Sendi-Sendi
Pokok Usaha Tani. Bogor :
Departemen Ilmu Sosial Ekonomi.
Fakultas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor.
Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan
Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta: UGM Press.
Wisnuardhana. 2009. Petunjuk Teknis
Kegiatan
Pengembangan
Usahatani Terintegrasi Sistem
Pertanian Terintegrasi. Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan:
Provinsi Bali.

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

16