Pengaruh PDB, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011

(1)

PENGARUH PDB, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA

TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA

KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA

PERIODE 2000-2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Andre Widdyantoro

Nim: 109084000032

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M


(2)

PENGARUH PDB, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA

TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA

KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA

PERIODE 2000-2011

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

ANDRE WIDDYANTORO NIM : 109084000032

Dibawah Bimbingan : Pembimbing I

Pheni Chalid, Ph.D

NIP. 19560505 200012 1 001

Pembimbing II

Utami Baroroh, S.Pi, M.Si

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 10 Juli 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Andre Widdyantoro

2. NIM : 109084000032

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh PDB, Investasi, dan Jumlah Unit Usah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011 Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Rabu 10 Juli 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002

( ) Ketua

2. Lukman, Dr, M.Si

NIP. 19640607 200302 1 001

( ) Sekretaris

3. Fitri Amalia, S.Pd, M.Si NIP. 19820710 200912 2 002

( ) Penguji Ahli


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa 27 Agustus 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : 1. Nama : Andre Widdyantoro

2. NIM : 109084000032

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh PDB, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Agustus 2013

1. Abdul Hamid, Prof., Dr., MS ( _____________________ ) NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Fitri Amalia M.Si ( _____________________ )

NIP. 19820710 200912 2 002 Sekretaris

3. Lukman, Dr, M.Si ( _____________________ )

NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji Ahli

4. Pheni Chalid, Ph.D ( _____________________ )

NIP. 19560505 200012 1 001 Pembimbing I

5. Utami Baroroh, S.Pi, M.Si ( _____________________ )


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Andre Widdyantoro

NIM : 109084000032

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengani ni menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung iawaban atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan temyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 3 Agustus 2013

Andre Widdyantoro


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Andre Widdyantoro

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 16 November 1991

3. Alamat : Komp. Puri Serpong I Blok A1 No.20 RT/RW 01/001 Serpong-Tangerang Selatan 15314

4. Telepon : 085693008967

5. E-mail : widdyantoro@yahoo.com

II. PENDIDIKAN Formal

1. SDN Pelita Dua Tahun 1995-2003

2. SMPN 1 Serpong Tahun 2003-2006

3. SMA N 1 Cisauk Tahun 2006-2009

4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Tahun 2009-2013 Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Program Pendidikan Komputer Yayasan Lembaga Pendidikan-Bimbingan Belajar LP3I, 2008-2009

2. Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional LIA, English for Adults:Elementary Levels- Intermediate Levels, 2005-2007

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tim Olimpiade Ekonomi SMA N 1 Cisauk, periode 2008-2009. 2. BEM J IESP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2010-2011 3. IMEPI Jabagbar, periode 2010-2011

V. Pengalaman Kerja

1. Koperasi Pegawai POS Indonesia, Jakarta Selatan, 2011 (Magang KKSBT)


(7)

ii

2. Marketing Research Indonesia (MRI), Tebet Raya –Jakarta, 2012 (Mysterious Shopper Bank)

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”, diselenggarakan oleh UIN Jakarta, ACA Asuransi, dan CAR Life Insurance, 20 Mei 2010.

2. Visit Mueseum 2010 UIN Syarif Hidyatullah Jakarta (Bank Indonesia dan Bank Mandiri), diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah (IMES), 9 Desember 2010.

3. “Pelatihan Alat Analisis Perencanaan Pembangunan”, diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 5 Oktober 2011.

VI. KEPANITIAAN

1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, 27 Februari 2011.

VII. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sarmun

2. Tempat Tanggal Lahir : Purworejo, 27 September 1965

3. Ibu : Hartuti

4. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 11 Juni 1968

5. Alamat : Komp. Puri Serpong I Blok A1 No.20 RT/RW 01/001 Serpong-Tangerang

Selatan 15314

6. Telepon : 081295058540


(8)

ABSTRACT

A few this years the role of small and medium enterprises (SMEs) in employment absorption is very high, it can be seen from the average SMEs are able to absorb the workforce of around 90% of the total workforce in Indonesia.

This research aims to test the influence GDP of SMEs, investment of SMEs, and number of business units SMEs to workforce absorption small and medium enterprises in Indonesia. Research samples retrieved from the book of SMEs statistic Ministry of Cooperatives and SMEs in 2000-2011. This research uses regression method data panels with Fixed Effects Model, and using 9 sectors of the economy as a cross-section.

The results of analysis showed that the GDP of SMEs and number of business units of SMEs influence significanly to workforce absorption. Meanwhile, investment of SMEs has no significant influence to workforce absorption small and medium enterprises.

Keywords: Workforce absorption of SMEs, GDP of SMEs, investment of SMEs and the number of business units SMEs.


(9)

iv

ABSTRAK

Peran usaha kecil dan menengah (UKM) dalam penyerapan tenaga kerja beberapa tahun ini sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari rata-rata UKM mampu menyerap tenaga kerja sekitar 90% dari total tenaga kerja di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UKM terhadap penyerapan tenaga kerja usaha kecil dan menengah di Indonesia. Sampel penelitian diperoleh dari buku statistik usaha kecil dan menengah Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2000-2011. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan Fixed Effect Model, dan menggunakan 9 sektor ekonomi sebagai data cross-section.

Hasil analisis menunjukan bahwa PDB UKM dan jumlah unit usaha UKM berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja usaha kecil dan menengah. Sedangkan, investasi UKM tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja usaha kecil dan menengah.

Kata Kunci: Penyerapan tenaga kerja UKM, PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UKM.


(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah senantiasa memberikan segala rahmat, karunia, dan hidayah -Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh PDB, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Sarmun dan Hartuti. Ananda mengucapkan terima kasih atas segala curahan kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan serta doa-doa yang selalu dipanjatkan kepadaNYA.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomidan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Pheni Chalid, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan, terima kasih atas semua saran yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

5. Ibu Utami Baroroh, SP., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima


(11)

vi

kasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

6. Ibu Fitri Amalia, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingan dan arahnya, serta waktu yang diluangkan untuk berdiskusi dalam perkuliahan sejak awal kuliah hingga akhir.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Dwi Rahmawati Putri yang setiap hari bawel, walaupun begitu terima kasih

atas semua dukungan, bantuan dan semangatnya, serta karena dirimu lulus dan wisuda duluan sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat seperjuanganku, Dimas Aditya susanto, Anisa Aulia, Wulan Fauzyni,

Dimas prabowo, AristyaSani, terimakasih atas dukungan yang diberikan kepada penulis.

10.Seluruh Kawan-kawan IESP pembangunan dan syariah 2009, Wildan (kiwil), Diki (jhon), Syahrul (prast), Rendy (onta), Kokoh (panda), Salviana, Awak Nanda, Adam, duo cengkareng Mawan Candra dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

11.Seluruh kawan-kawan pencinta alam, dan teman sependakian, terima kasih atas semangat, dan selalu mengingatkan agar penulis tidak terlalu fokus dengan hobi mendaki gunung tetapi juga segera menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 3 Agustus 2013


(12)

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Kerangka Teori ... 11

1. Pengertian dan Peran UKM ... 11

a. Pengertian UKM ... 11

b. Klasifikasi UKM ... 13

c. Peran UKM ... 14

2. Tenaga Kerja ... 16

a. Pengertian Tenaga Kerja ... 16

b. Permintaan Tenaga Kerja ... 17


(13)

viii

3. Produk Domestik Bruto (PDB) ... 21

a. Pengertian PDB ... 21

b. Konsep Fungsi Cobb Douglas ... 23

c. Hubungan PDB dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 23

4. Investasi ... 24

a. Pengertian Investasi ... 24

b.Hubungan Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 25

5. Konsep Jumlah Unit Usaha ... 26

B. Penelitian Terdahulu ... 27

C. Kerangka Pemikiran ... 41

D. Hipotesis ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Metode Penentuan Sampel ... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 47

1. Sumber Data... 47

a. Library Research ... 48

2. Jenis Data ... 48

D. Metode Analisis ... 48

1. Metode Analisis Data Panel ... a. Pooled Least Square (PLS) ... 49

b. Fixed Effect Model (FEM) ... 49

c. Random Effect Model (REM) ... 49

d. Chow Test ... 51

e. HausmanTest ... 52

f. The Breusch-Pagan LM Test ... 52

2. Pengujian Hipotesis ... 53

a. Uji F-statistik ... 54

b. Uji t-Statistik ... 54

c. Koefisien Determinasi ... 55


(14)

1) Uji Normalitas... 55

2) Uji Autokorelasi ... 56

3) Uji Heterokedisitas ... 57

4) Uji Multikolinearitas ... 58

E. Operasional Variabel ... 58

1. Penyerapan Tenaga Kerja UKM ... 59

2. Produk Domestik Bruto UKM ... 59

3. Investasi UKM ... 60

4. Jumlah Unit Usaha UKM... 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

1. Sejarah Singkat UKM ... 62

2. Perkembangan UKM ... 63

B. Analisis dan Pembahasan ... 65

1. Analisis Deskriptif ... 65

a. Analisa Tenaga Kerja UKM Menurut Sektor Ekonomi ... 65

b. Analisa PDB UKM Menurut Sektor Ekonomi ... 68

c. Analisa Investasi UKM Menurut Sektor Ekonomi ... 70

d. Analisa Jumlah Unit Usaha UKM Menurut Sektor Ekonomi ... 71

2. Estimasi Model Data Panel ... 72

a. Pendekatan Pooled Least Square ... 72

b. Pendekatan Fixed Effect Model ... 73

c. Chow Test ... 73

d. Pendekatan Random Effect Model... 74

e. Hausman Test ... 75

3. Uji Asumsi Klasik ... 76

a. Uji Normalitas ... 76

b. Uji Autokorelasi ... 76

c. Uji Heterokedisitas ... 77

d. Uji Multikolinearitas ... 78


(15)

x

a. Analisis Pengaruh Secara Parsial ... 80

b. Analisis Pengaruh Secara Simultan... 82

c. Uji Koefisien Determinasi ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

Daftar Pustaka ... 93


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Mencari

pekerjaan, Bekerja, Tenaga Kerja UKM 2 1.2 Jumlah Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja 4 1.3 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil

dan Menengah Sektor Ekonomi 6

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 35

3.1 Operasional Variabel 61

4.1 Perkembangan UKM Tahun 2010-2011 63

4.2 Regresi Data Panel: Pooled Least Square 73 4.3 Regresi Data Panel: Fixed Effect Model 73

4.4 Chow Test 74

4.5 Regresi Data Panel: Random Effect Model 74

4.6 Hausman Test 75

4.7 Normalitas 76

4.8 Heterokedisitas 78

4.9 Hasil Estimasi 79


(17)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 43

4.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja UKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011

66

4.2 PDB UKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011 Atas dasar Harga Konstan 2000

69

4.3 Investasi UKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011 Atas Dasar Harga Konstan 2000

70

4.4 Jumlah Unit Usaha UKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan

Menegah Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011 96

2.

PDB Usaha Kecil dan Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011 Atas Dasar Harga Konstan 2000

97

3.

Investasi Usaha Kecil dan Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2000-2011 Atas Dasar Harga Konstan 2000

98

4. Jumlah Unit Usaha UKM Menurut Sektor Ekonomi

Tahun 2000-2011 99

5. Pendekatan Pooled Least Square 100

6. Pendekatan Fixed Effect Model 101

7. Redundant Fixed Effect Model (Uji Chow) 102

8. Pendekatan Random Effect Model 103

9. Hausman Test 104

10. Normalitas Test 104

11. Multikolinearitas Test 104


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi bertujuan menciptakan tingkat gross national product (GNP) yang setinggi-tingginya, akan tetapi diikuti dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual, dan penyegaran kehidupan budaya (Amalia, 2007: 1).

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara berkembang bertujuan memeratakan pembangunan ekonomi dan hasilnya kepada seluruh masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sadono Sukirno, 2005: 445). Sedangkan menurut Heatubun (2008: 25), secara umum salah satu ciri kondisi negara berkembang adalah jumlah populasi cukup tinggi dengan konsekuensi angkatan kerja yang besar dan potensi pengangguran. Tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lainya, Indonesia juga memiliki kondisi sesuai ciri negara berkembang tersebut.

Masalah pengangguran ini memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian negara Indonesia. Jumlah penduduk


(20)

yang bertambah semakin besar setiap tahun membawa akibat bertambahnya jumlah angkatan kerja dan tentunya akan memberikan makna bahwa jumlah orang yang mencari pekerjaan akan meningkat, seiring dengan itu tenaga kerja juga akan bertambah (Kurniawan, 2013: 4).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS, 2012), jumlah pengangguran pada tahun 2011 mencapai 7,7 juta jiwa atau 6,56 persen dari total angkatan kerja secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung menurun setiap tahunnya, dilihat pada tahun 2008 TPT sebesar 9.393.515 jiwa turun pada tahun 2009 menjadi 8.962.617 jiwa atau sebesar 4,58 %, dan TPT 2010 turun menjadi 8.319.779 jiwa atau sebesar 7,17 %. Jika dibandingkan keadaan tahun 2011, jumlah TPT sebesar 7.700.086 atau turun sebesar 7,44 %. Dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan diatas jumlah pengangguran mengalami penurunan pada setiap tahunnya.

Tabel.1.1

Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Mencari Pekerjaan, Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja, dan Tenaga Kerja Usaha Kecil

dan Menengah (UKM)

(Dalam Jiwa)

Kategori Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Penduduk yang Mencari Pekerjaan

4.196.691 8.285.934 6.959.653 5.922.952 6.426.566 4.572.473

Penduduk yang Bekerja

95.456.935 99.930.217 102.552.750 104.870.663 108.207.767 109.670.399 Tenaga

Kerja UKM

89.547.762 91.752.318 94.024.278 96.211.332 99.401.775 101.722.458 Sumber: Statistik Indonesia 2012 dan Kementerian Koperasi dan UKM


(21)

3 Berdasarkan data tabel diatas jumlah pencari kerja di Indonesia mengalami fluktuatif. Pada tahun 2009 jumlah pencari kerja mengalami penurunan sebesar 14,89 % atau sebesar 5.922.952 jiwa, jika dibandingkan pada tahun 2010, jumlah pencari kerja mengalami peningkatan seperti pada tahun 2007. Peningkatan tenaga kerja pada tahun 2010 sebesar 6.426.566 jiwa atau naik sebesar 8.50 % dan pada tahun 2011 jumlah pencari kerja mengalami penurunan kembali sebesar 28,85 % atau sebesar 4.572.473 jiwa. Sedangkan penduduk yang bekerja secara keseluruhan mengalami peningkatan penyerapan. Pada tahun 2009 penduduk yang bekerja meningkat 2,26% atau sebesar 104.870.663 jiwa. Sedangkan pada tahun 2010 penyerapan tenaga kerja meningkat sebesar 3.337.104 jiwa atau terjajadi peningkatan penduduk yang bekerja sebesar 3,10%. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah penduduk yang bekerja meningkat 1,35% dari tahun sebelumnya atau sebesar 109.670.399 jiwa. Jika membandingkan jumlah penduduk yang bekerja dengan tenaga kerja pada UKM, terlihat pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja yang diserap UKM sebanyak 99.401.775 jiwa atau 97,22 persen dari total penduduk yang bekerja, kemudian meningkat pada tahun 2011 menjadi sebanyak 101.722.458 jiwa. UKM menyerap 97,24 persen dari total penduduk yang bekerja di Indonesia.

Data tersebut menggambarkan bahwa kenaikan pencari kerja dapat digunakan sebagai cerminan peningkatan pengangguran, hal tersebut dikarenakan di Indonesia kenaikan jumlah tenaga kerja diikuti juga dengan kenaikan pencari kerja yang mengakibatkan pengurangan pengangguran yang


(22)

tidak terlalu besar, namun permasalahan pengangguran ini dapat diatasi, dilihat dari kontribusi UKM yang mampu menyerap tenaga kerja rata-rata lebih dari 90 persen setiap tahunnya dari total penduduk yang bekerja, apabila terus dikembangkan UKM mampu menjadi wadah penyerapan tenaga kerja sebagai salah satu pengurangan pengangguran di Indonesia.

Tabel.1.2

Jumlah Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja

(Dalam Jiwa)

No. Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

-1.174.534 1.071.232 125.232 280.134 -116.899 -2.166.026

2

Pertambangan

dan Penggalian 18.903 71.517 75.926 84.693 99.268 210.875

3

Industri

Pengolahan -62.815 478.559 180.647 290.424 984.451 717.830

4

Listrik, Gas dan

Air 33.376 -53.134 26.230 21.940 11.016 5.566

5 Bangunan 131.900 555.227 186.384 47.852 106.080 746.914

6

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

1.306.513 1.338.990 667.094 726.079 544.353 904.361

7

Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

11.115 294.855 220.692 -61.518 -498.963 -540.200

8

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa

204.192 53.446 60.495 26.611 252.890 893.876

9 Jasa

Kemasyarakatan 1.028.404 664.084 1.079.833 901.698 1.954.908 689.436 10 Jumlah 1.498.548 4.473.282 2.622.533 2.317.913 3.337.104 1.462.632

Sumber: Statistik Indonesia 2005-2011, diolah

Berdasarkan tabel perkembangan jumlah penyerapan tenaga kerja diatas, secara keseluruhan penyerapan tenaga kerja pada masing-masing sektor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan total


(23)

5 penduduk yang mencari kerja pada tabel 1.1, pada tahun 2009 tenaga kerja yang diserap hanya 39,13 persen dari total pencari kerja kemudian naik menjadi 51,92 persen pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 tenaga kerja yang diserap sebesar 31,98 persen dari total pencari kerja. Sedangkan bila dilihat perkembangannya menurut sektor atau lapangan pekerjaan terjadi fluktuasi. Pada sektor pertanian kehutanan, perburuan dan perikanan terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2010 sebesar 116.899 jiwa, dan pada tahun 2011 sebesar 2.166.206 jiwa. Pada sektor listrik, gas dan air terjadi penurunan pada tahun 2007 sebesar 53.134 jiwa, dan pada tahun 2009-2011 terjadi penurunan penyerapan pada sektor angkutan pergudangan dan komunikasi sebesar 61.518 jiwa kemudian 498.963 jiwa, dan tahun 2011 menjadi 540.200 jiwa.

Sesuai fakta dan kondisi yang ada, perekonomian Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Aktivitas usaha-usaha ekonomi masyarakat dominan berskala kecil hingga menengah, sementara usaha berskala besar relatif hanya berjumlah sedikit (Heatubun, 2008: 26). Sedangkan menurut Purwanto (2013), saat ini Usaha Kecil Menengah selanjutnya disebut dengan UKM merupakan salah satu usaha yang strategis untuk mempercepat pertumbuhan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak dan sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen. Dimana UKM ini memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja.


(24)

Tabel.1.3

Nilai Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah Sektor Ekonomi

(Dalam Jiwa)

No. Skala Usaha

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

3.452.684 285.379 -349.139 337.514 212.840 307.892

2

Pertambangan dan

penggalian

-5.107 46.532 365.484 75.144 63.291 233.779

3

Industri

Pengolahan 1.110.175 423.367 351.463 268.589 419.252 420.882

4

Listrik, Gas dan Air Bersih

93.956 -1.878 39.772 -3.081 -771 29.946

5 Bangunan -21.962 39.130 3.828.014 -114.477 173.805 758.498

6

Perdagangan, Hotel dan Restoran

852.744 933.189 -2.593.073 1.148.443 1.047.026 -673.182

7

Pengangkutan dan

Komunikasi

32.316 81.188 2.406.481 -72.069 258.138 941.928

8

Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan

1.813.000 59.237 -1.266.011 45.871 140.475 357.919

9 Jasa-Jasa -911.507 338.412 -577.781 501.191 876.387 -56.916

Jumlah 6.416.308 2.204.556 2.271.960 2.187.054 3.190.443 2.320.683

Sumber: Kementrian Koperasi dan UKM, diolah

Tabel diatas menjelaskan perkembangan penyerapan tenaga kerja yang terjadi pada UKM berdasarkan sektor ekonomi. Jika dibandingkan dengan pencari kerja pada tabel 1.1, pada tahun 2009 kontribusi UKM dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 37 persen atau sebesar 2.187.054 jiwa sedangkan pada tahun 2010 UKM mampu meningkatkan tenaga kerja sebesar 3.190.443 jiwa atau berkontribusi sebesar 49,64 persen dari total pencari kerja. Sedangkan pada tahun 2011 UKM mampu menyerap 2.320.683 jiwa dari total jumlah pencari kerja atau sebesar 50, 75 persen.


(25)

7 Menurut Tejasari (2008), pada pasca krisis tahun 1997 di Indonesia, UKM dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah UKM setiap tahunnya. Perkembangan jumlah UKM periode 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 2,57 persen yaitu dari 53.823.732 unit pada tahun 2010, menjadi 55.206.44 unit pada tahun 2011 dengan presentase sebesar 99,99 persen dari total pelaku usaha nasional tahun 2011. Disisi lain, pada tahun 2010 nilai PDB atas harga konstan 2000, peran UKM tercatat sebesar Rp. 1.282,6 triliun atau 57,83 persen dari total PDB nasional. Pada tahun 2011 kontribusi UKM pada nilai PDB atas harga konstan 2000 sebesar Rp. 1.369,3 triliun atau 57,60 persen, meningkat sebesar Rp. 86,8 triliun atau 6,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pada tahun 2010 peran UKM dalam pembentukan investasi nasional menurut harga konstan 2000 tercatat Rp. 247,1 triliun atau sebesar 48,34 persen dari total investasi nasional yang sebesar Rp. 511,2 triliun, sedangkan pada tahun 2011 peran UKM mengalami peningkatan sebesar Rp. 13,8 triliun atau 5,58 persen menjadi Rp. 260,9 triliun atau 49,11 persen dari total investasi nasional sebesar Rp. 531,3 triliun (Kementerian Koperasi dan UKM, 2011).

Berdasarkan dengan beberapa penjelasan mengenai tingkat pengangguran yang menurun setiap tahunnya tetapi diiringi pula dengan fluktuasi atau naik turunnya para pencari kerja menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja yang tidak terlalu besar dan pengangguran tetap


(26)

menjadi masalah pembangunan ekonomi Indonesia. Mengingat kontribusi UKM yang besar dalam pembentukan nilai PDB, Investasi, dan jumlah unit usaha dari proposi total yang ada di Indonesia, secara garis besar kondisi UKM dapat menjadi sektor yang potensial untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebagai realisasi pengurangan permasalahan pengangguran Indonesia. Jadi permasalahan yang akan diteliti adalah apakah PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UKM dapat berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap penyerapan tenaga kerja UKM Indonesia periode 2000-2011. Maka Judul Penelitian ini adalah Pengaruh PDB, Investasi, Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, pengangguran merupakan salah satu permasalahan pada negara berkembang termasuk di Indonesia. Pada tabel 1.1 menggambarkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami penurunan pengangguran yang diikuti fluktuasi atau naik turunnya pencari kerja, hal ini menyebabkan pengangguran masih menjadi permasalahan di Indonesia. Guna mengurangi permasalahan pengangguran tersebut, maka penyerapan tenaga kerja yang perlu ditingkatkan. Sesuai fakta dan kondisi yang ada, perekonomian Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Aktivitas usaha-usaha ekonomi masyarakat dominan berskala kecil hingga menengah, sementara usaha berskala besar relatif hanya berjumlah sedikit. Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 1.3, perkembangan penyerapan tenaga kerja


(27)

9 pada UKM beberapa tahun belakang ini terus bertambah bahkan mampu menyerap sebesar 49 persen sampai 50 persen dari total pencari kerja, sedangkan tabel 1.1 menjelaskan bahwa pada tahun 2010 total tenaga kerja UKM mencapai 97,22 persen dari total penduduk yang bekerja dan bertambah menjadi 97,24 persen pada tahun 2011. Selain itu, dilihat dari kontribusi UKM dalam perekonomian Indonesia yang terus meningkatkan PDB, investasi, dan jumlah unit usaha, UKM mampu menjadi salah satu sektor yang dapat memperdayakan masyarakat dalam kata lain meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mampu meminimalisir masalah pengangguran. Maka permasalahan yang akan mempengaruhi UKM dalam penyerapan tenaga kerja, dapat dirumuskan sebagai berikut;

1. Seberapa besar pengaruh variabel PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UKM terhadap variabel penyerapan tenaga kerja UKM Indonesia secara simultan.

2. Seberapa besar pengaruh variabel PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UKM terhadap variabel penyerapan tenaga kerja UKM Indonesia secara parsial.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian data yang diperoleh dan dikaji, maka tujuan penelitian ini adalah;

1. Untuk mendapatkan besaran pengaruh variabel PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UMK terhadap variabel penyerapan tenaga kerja UKM Indonesia secara simultan.


(28)

2. Untuk mendapatkan besaran pengaruh variabel PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit usaha UMK terhadap variabel penyerapan tenaga kerja UKM Indonesia secara parsial.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang penyerapan tenaga kerja UKM dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti PDB UKM, investasi UKM, dan jumlah unit UKM, berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja UKM dalam negeri.

2. Bagi Pemerintah daerah membantu dalam mengambil kebijakan dalam membantu memajukan pembangunan ekonomi melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai realisasi penguranagn permasalahan pengangguran di Indonesia.

3. Sebagai acuan bagi mahasiswa dan koleksi perpustakaan yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang penyerapan tenaga kerja, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja UKM.


(29)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian dan Peran UKM

a. Pengertian UKM

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS). Keputusan 28 Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

1) Menurut Kementerian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000. sampai Rp. 2.500.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 500.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

2) Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kunatitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas


(30)

usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

3) Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : 1). bidang usaha perseroan firma (Fa), persekutuan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), dan koperasi. 2). perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).

4) Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus


(31)

13 juta rupiah). Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih dari Rp. 50 juta sampai paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar. Sedangkan usaha menengah adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliar.

b. Klasifikasi UKM

Suatu komite untuk pengembangan ekonomi mengajukan konsep tentang usaha kecil dan menengah dengan lebih menekankan pada kualitas atau mutu daripada kriteria kuantitatif untuk membedakan perusahaan usaha kecil, menengah dan besar. Ada empat aspek yang dipergunakan dalam konsep UKM tersebut, yaitu pertama,


(32)

kepemilikan; kedua, operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal; ketiga, wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitar, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya; keempat, ukuran dari perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama. Ukuran yang dimaksud bisa jumlah pekerja atau karyawan atau satuan lainnya yang signifikan (Partomo dan Soejodono, 2004).

Menurut Rahmana (2009), UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:

1) Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafka, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima. 2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin

tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

4) Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).

c. Peran UKM

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara terstruktur dengan arah produktivitas dan daya saing adalah tujuan dan peran UKM dalam menumbuhkan wirausahawan yang tangguh. Secara umum UKM dalam perekonomian nasional memiliki peran:


(33)

15 1) Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi

2) Penyedia lapangan kerja terbatas

3) Pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat

4) Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kontrbusinya terhadap neraca pembayaran. (Departemen Koperasi, 2008).

Pada pasca krisis tahun 1997 di Indonesia, UKM dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah UKM setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah unit UKM sebanyak 47,1 juta unit dengan proporsi 99,9 persen dari total unit usaha yang ada di Indonesia dan pada tahun 2006 jumlah UKM meningkat menjadi sebanyak 48,9 juta unit. Seiring dengan peningkatan jumlah usaha UKM, maka turut meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diserap. Pada tahun 2005, jumlah tenaga kerja yang diserap UKM sebanyak 83,2 juta jiwa kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi sebanyak 85,4 juta jiwa dan UKM menyerap 96,18 persen dari seluruh tenaga kerja di Indonesia (BPS, 2007). Posisi tersebut menunjukan bahwa UKM berpotensi menjadi wadah pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika perekonomian (Tejasari, 2008).


(34)

Karakteristik UKM di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, The Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan The Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.

2. Tenaga Kerja

a. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja menurut Mulyadi.s (2003) dalam Karib, (2012: 56) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan (Statistik UKM 2012: 2)

Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun administasi. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu


(35)

17 melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut P. Simanjuntak, (1985) dalam Wicaksono (2010), di Indonesia dipilih batas umur minimal 10 tahun tanpa batas maksimum. Pemilihan batas umur 10 tahun berdasarkan kenyataan bahwa pada umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja karena sulitnya ekonomi keluarga mereka. Indonesia tidak menganut batas umur maksimal karena Indonesia belum memiliki jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang memiliki tunjangan di hari tua yaitu pegawai negeri dan sebagian kecil pegawai perusahaan swasta. Untuk golongan ini pun, pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu mereka yang telah mencapai usaha pensiun biasanya tetap masih harus bekerja sehingga mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja.

b. Permintaan Tenaga Kerja

Menurut Aris Ananta (1993: 39) dalam Zamrowi (2007), bahwa permintaan tenaga kerja merupakan sebuah daftar berbagai altenatif kombinasi tenaga kerja dengan input lainnya yang tersedia yang berhubungan dengan tingkat gaji. Sedangkan menurut Arfida BR, (2003) dalam Pratama (2012), permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi.


(36)

Sudarsono (1988: 35) dalam Putra (2012), menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu, permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain: naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang diminta adalah lebih ditujukan pada kuantitas dan banyaknya permintaan tenaga kerja pada tingkat upah tertentu.

Menurut pandangan mazhab klasik, perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menurut ahli-ahli ekonomi klasik pengangguran tenaga kerja merupakan keadaan yang berlaku secara sementara saja. Pandangan ini didasarkan kepada dua keyakinan yaitu; (i) fleksibilitas suku bunga dan tingkat harga akan menyebabkan keseimbangan di antara penawaran dan permintaan agregat sehingga penggunaan tenaga kerja penuh, (ii) fleksibilitas tingkat upah mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja mencapai keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh (Sadono Sukirno, 2004: 70).

Pandangan teori klasik tersebut dibantahkan oleh Keynes, Keynes berpendapat bahwa penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan


(37)

19 permintaan agregat yang menjadi wujud perekonomian. Pandangan ini mengacu kepada dua hal berikut; (i) faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian. (ii) sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha (Sadono Sukirno, 2004: 80).

Teori lain tentang permintaan tenaga kerja diturunkan dari fungsi produksi suatu aktivitas ekonomi. Produksi merupakan transformasi dari input atau masukan (faktor produksi) kedalam output atau keluaran. Mankiw (2003: 49) mengasumsikan bahwa suatu proses produksi hanya menggunakan dua jenis faktor produksi yaitu tenaga kerja (L) dan modal (K), maka fungsi produksinya adalah :

� = f ( �, �) (1)

Sedangkan persamaan keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan menurut Model Neoklasik adalah sebagai berikut :

t = TR−TC (2)

Dimana : TR = . (3)

Dalam menganalisa penentuan penyerapan tenaga kerja, diasumsikan bahwa hanya ada dua input yang digunakan, yaitu Kapital (K) dan Tenaga kerja (L). Bellante (1990) mengasumsikan tenaga kerja (L) diukur dengan tingkat upah yang diberikan kepada pekerja (W) sedangkan untuk kapital diukur dengan tingkat suku bunga (R).


(38)

Dengan mensubstitusikan persamaan (1), (3), (4) ke persamaan (2) maka diperoleh :

t = . � �� � (5)

Jika ingin mendapatkan keuntungan maksimum, maka turunan

pertama fungsi keuntungan diatas harus sama dengan nol (π’=0),

sehingga didapatkan :

� �= � . f( �, �) - 1 � (6)

� = � . f( �, �)- 1 �/ � (7)

Dimana :

� = Permintaan Tenaga Kerja � = Upah Tenaga Kerja

� = Harga Jual Barang per unit � = Kapital (Investasi)

� = Tingkat Suku Bunga � = Output (PDB)

Berdasarkan persamaan diatas, dapat diketahui bahwa permintaan tenaga kerja ( ) merupakan fungsi dari kapital (Investasi), Output (pendapatan), tingkat suku bunga (R) dan tingkat upah (W).

c. Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Todaro (2003: 307) dalam Karib (2012), penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja.


(39)

21 Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila unit usaha atau lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja (BPS, 2003).

Pasar tenaga kerja di Indonesia dapat dibedakan atas sektor formal dan informal. Sektor formal mencakup perusahaan yang mempunyai status hukum, pengakuan dan izin resmi serta umumnya berskala besar. Sebaliknya sektor informal merupakan sektor dengan kegiatan usaha umumnya sederhana, skala usha relative kecil, umumnya sektor informal tidak berbadan hukum, usaha sektor informal sangat beragam. Dalam hal ini UKM merupakan salah satu indikasi dari sektor informal (Raselawati, 2011: 44).

3. Produk Domestic Bruto (PDB)

a. Pengertian PDB

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. PDB sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam satuan nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu (Mankiw, 2007 : 17).

Menurut Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2011, Produk Domestik Bruto (PDB) adalah semua barang dan jasa yang diproduksi


(40)

dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu (yang biasanya 1 tahun). Sedangkan menurut Sadono Sukirno (2004: 34), Produk Domestik Brotu (PDB) adalah barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain dalam kata lain produksi nasional diciptakan olek faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri.

Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen. Apabila permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat, produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi (Sudarsono, 1988: 42 dalam Subekti, 2007).

Menurut Simanjuntak (1985: 51), dalam Akmal (2010), yang menyatakan bahwa pengusaha memperkerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.


(41)

23

b. Konsep Fungsi Cobb Douglas

Menurut Sukirno (1994:190) dalam Karib (2012), teori produksi merupakan suatu aktifitas yang memberikan nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebuah fungsi produksi dapat berbentuk tabel atau matematis yang menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan berdasarkan suatu kelompok input yang dispesifikasikan, dengan mengingat teknologi yang ada. Hubungan di antara faktor-faktor produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:

Q = f (Κ, L,R,T ) (1)

Dimana:

Q = Jumlah Produksi K = Jumlah stok modal

L = Jumlah Tenaga Kerja / keahlian keusahawan R = Kekayaan Alam

T = Tingkat Teknologi

c. Hubungan PDB dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan output selama siklus bisnis. Pergerakan ini diidentifikasi pertama kali oleh Arthur Okun, dan sekarang dikenal dengan nama Hukum Okun. Salah satu konsekuensi Hukum Okun adalah PDB riil harus tumbuh secepat PDB potensial untuk menjaga agar tingkat pengangguran tidak meningkat.


(42)

PDB harus tetap melaju untuk menjaga tingkat pengangguran stabil. Jika pengangguran ingin diturunkan, PDB sebenarnya harus tumbuh lebih cepat dari PDB potensial (Mankiw, 2007: 249). Dengan kata lain, dengan meningkatnya PDB maka akan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu hubungan antara jumlah output dengan penyerapan tenaga kerja adalah apabila terjadi kenaikan permintaan output yang dihasilkan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung akan meningkatkan jumlah tenaga kerjanya untuk memenuhi kebutuhan tersebut atau dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang ada (Wicaksono, 2010).

4. Investasi

a. Pengertian Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan datang sebagai kompensasi secara professional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung (Raselawati, 2010: 28). Sedangkan menurut Sukirno (2004: 121), investasi didefinisikan sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan.


(43)

25 Investasi adalah suatau kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Kementerian Koperasi dan UKM 2011).

b. Hubungan Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Investasi bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas yang lebih tinggi yang akan mengakibatkan surplus yang lebih besar, sehingga mempengaruhi proses investasi pada sektor yang satu atau yang lainnya. Dengan begitu kesempatan kerja semakin meningkat sehingga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja (Karib 2012: 60). Sedangkan menurut Akmal (2010), investasi yang dilakukan dalam rangka penyediaan barang-barang modal seperti mesin dan perlengkapan produksi untuk meningkat hasil output akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena barang-barang modal tersebut membutuhkan tenaga manusia untuk mengoperasikannya. Semakin besar investasi yang dilakukan akan semakin banyak tenaga kerja yang diminta, terutama investasi yang bersifat padat karya. Dengan demikian besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja.

Teori Harrod Domar menjelaskan bahwa dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda, di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok


(44)

modal yang tersedia. Pada konsep ICOR, investasi adalah total dari pembentukan modal tetap dan stok barang yang terdiri atas gedung, mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan baku dan sebagainya. Nilai dalam investasi terdiri dari :

1) Pembelian barang modal baru.

2) perbaikan besar barang yang sifatnya menambah umur atau meningkatkan kemampuan.

3) Penjualan barang modal bekas. 4) Perubahan stok.

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi dan mempunyai efek ganda yang akan meningkatkan permintaan tenaga kerja, maka investasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional, khususnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi merupakan salah satu komponen dari pembentukan pendapatan nasional atau PDB, sehingga pertumbuhan investasi akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan nasional. Dengan memperhitungkan efek pengganda, maka besarnya persentase pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan menjadi lebih besar dari besarnya persentase pertumbuhan investasi (Mankiw, 2003: 453).

5. Konsep Jumlah Unit Usaha

Menurut Matz (2003) dalam Wicaksono (2010), dengan adanya peningkatan investasi pada suatu industri, juga akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan adanya peningkatan investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan yang


(45)

27 ada pada industri tersebut. Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan menurut Karib (2012: 61) jumlah unit usaha erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri, dilihat dari terus meningkatnya jumlah usaha.

B. Penelitan Terdahulu

1. Abdul Karib (2012)

“Analisis Pengaruh Produksi, Investasi, dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumatera Barat”, model

yang telah di rumuskan akan di regres untuk mengestimasi persamaan tersebut dengan menggunakan metode Ordinairy Least Square (OLS), dengan menggunakan data sekunder dalam menganalisis yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas perindustrian dan perdagangan Sumatera Barat (Sektor Industri dalam angka 1997- 2008).

Hasil analisis data menunjukan sebagai berikut:

a. Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri Sumatera Barat dipengaruhi oleh variabel nilai produksi, nilai investasi dan jumlah unit usaha.

b. Nilai produksi, nilai investasi, dan jumlah unit usaha merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat tahun 1997 – 2008.


(46)

c. Variabel produksi merupakan faktor yang cukup menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat. Variabel produksi memiliki hubungan yang positif dengan tenaga kerja.

d. Variabel investasi merupakan faktor yang cukup menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat. Variabel investasi memiliki hubungan yang positif dengan tenaga kerja.

e. Variabel jumlah unit usaha merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat.

2. Rizky Eka Putra (2012)

“Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan Pedurungan

Kota Semarang”, variabel penelitian adalah nilai investasi, nilai upah, nilai

produksi sebagai variabel bebas dan penyerapan tenaga kerja sebagai variabel terikat.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan terdapat pengaruh signifikan atara nilai investasi, nilai upah dan nilai produksi dan terhadap penyerapan tenaga kerja industri mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif nilai investasi, nilai upah dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel di


(47)

29 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

3. Nenik Woyanti dan Ayu Wafi Lestari (2011)

“Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum

Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah Di

Kabupaten Semarang”. Model estimasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kabupaten berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja di Kabupaten Semarang.

b. Variabel jumlah unit usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.

c. Variabel nilai investasi pada Industri Kecil dan Menengah berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.

d. Variabel Upah Minimum Kabupaten berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.

e. Secara simultan atau bersama-sama variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kabupaten mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.


(48)

4. Achma Hendra Setiawan (2010)

“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kota Semarang”, Metode analisis data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah analsis regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data runtut waktu (time series) selama periode 1993 - 2007. Data mengenai jumlah tenaga kerja dan UMK diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang, sedangkan data mengenai jumlah unit usaha, nilai investasi dan nilai output berasal dari Dinas Perindustrian Kota Semarang.

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jumlah unit usaha, nilai investasi, nilai output dan upah minimum secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. Jumlah unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kota secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap jumlah tenaga kerja, sedangkan nilai output tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. Variabel yang paling berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor UKM di Kota Semarang adalah jumlah unit usaha, sedangkan variabel nilai output memiliki pengaruh yang paling kecil di antara variabel yang lain.

5. The Institute for Manufacturing (IFM) University Of Cambridge

(2010)

Stimulating Growth and Employment in the UK Economy”. Penelitian ini diprioritaskan pada bisnis langsung untuk UKM manufaktur,


(49)

31 yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi Inggris.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan industri Inggris dipengaruhi oleh pengembangan UKM manufaktur yang ada. UKM juga mampu mendorong Pertumbuhan nilai financial (PDB) dan nilai strategis (pertumbuhan lapangan kerja, pengembangan modal intelektual, dan pengembangan kemampuan karyawan).

6. Ariyanto (2010)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja Propinsi Jawa Tengah Tahun 1985 - 2007”. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk analisis kuantitatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan data deret waktu (time series) antara tahun 1985-2007. Pencarian data terutama pada berbagai sumber atau instansi yang terkait dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan ECM (Error Correction Model).

Berdasarkan hasil analisis ECM (Error Correction model), dapat disimpulkan bahwa: pertama, pertumbuhan PDRB ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Kedua, pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah dalam jangka pendek dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Ketiga, nilai ekspor mempunyai pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah dalam jangka pendek dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang.


(50)

7. Maharani Tejasari (2008)

“Peran Sektor Usaha Kecil dan Menengah dalam Penyerapan

Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”, dengan

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa PDB UKM, Investasi UKM, Ekspor UKM, Tenaga Kerja UKM, Jumlah UKM, Pendapatan per kapita, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi pada Usaha kecil (KUK) dari tahun 1996-2006.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah unit usaha (0.904148), Kredit Modal Kerja (0.035586) dan PDB UKM (0.062321) secara signifikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan dengan adanya peningkatan jumlah usaha, Kredit Modal Kerja dan pertumbuhan PDB merupakan salah satu dari penciptaan kesempatan kerja. Sedangkan, Kredit Investasi Usaha Kecil (-0.074278) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan kredit ini lebih banyak digunakan untuk investasi yang padat modal sehingga kurang adanya pemberdayaan terhadap sumber daya manusia. Pendapatan per kapita (-0.378047) memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap penyerapan tenaga kerja karena semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita di suatu negara semakin kecil pangsa tenaga kerja UKM. Tenaga kerja (2.813870) dan investasi (0.85055) secara signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena peningkatan produktivitas tenaga kerja dan investasi akan


(51)

33 mendorong kenaikan output UKM. Akan tetapi, nilai ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi karena sumbangan dan kontribusinya yang masih rendah. Disamping itu, hal tersebut juga dikarenakan kondisi ekspor Indonesia dimana sebagian besar input ekspor masih bergantung pada impor. Sehingga mengakibatkan ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDB.

8. Reyes Aterido dan Mary Hallward-Driemeier (2007)

Investment Climate and Employment Growth: The Impact of Access to Finance, Corruption and Regulations Across Firms”. Penelitian ini dilakukan oleh world bank dan inter-American Development bank. Penelitian ini telah memberikan bukti baru tentang peran iklim investasi pada pertumbuhan lapangan kerja. Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan di kategori ukuran perusahaan baik dari segi perbedaan kondisi obyektif yang dihadapi oleh perusahaan dan dalam hal non-linearities dalam dampak dari kondisi tersebut. Rendahnya akses terhadap pembiayaan, korupsi, peraturan bisnis kurang berkembang dan kemacetan infrastruktur pergeseran ke bawah distribusi ukuran kerja. Rendahnya akses terhadap pendanaan dan peraturan bisnis yang efektif mengurangi pertumbuhan semua perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan mikro dan kecil. Korupsi dan infrastruktur yang buruk membuat kemacetan pertumbuhan untuk perusahaan menengah dan besar. Hasil ini juga memperkuat pentingnya membedakan dampak di kelas ukuran perusahaan yang memungkinkan untuk perusahaan mikro (kurang dari 10 karyawan) menjadi berbeda dari "kecil" perusahaan.


(52)

Hasil penelitian ini menegaskan tentang pentingnya akses terhadap pendanaan bagi perusahaan-perusahaan mikro dan kecil. Ini memberikan kontribusi pada pengetahuan yang ada di bidang keuangan di berbagai bidang. Hal ini menunjukkan bahwa dampak pada pertumbuhan lapangan kerja dari unit tambahan pembiayaan eksternal tertinggi untuk perusahaan-perusahaan ini. Hal ini juga membandingkan efek dari berbagai bentuk pembiayaan terhadap pertumbuhan lapangan kerja dan menemukan bahwa akses ke modal kerja memiliki efek tertinggi dari semua. Perusahaan mungkin lebih cenderung untuk mengambil pekerja tambahan jika mereka mampu membayar upah secara teratur bahkan dalam menghadapi arus kas pasti.


(53)

35

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1. Abdul Karib

(2012)

“Analisis Pengaruh

Produksi, Investasi, dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri

Sumatera Barat”,

1). Produksi 2). Investasi 3). Unit Usaha 4). Penyerapan Tenaga Kerja

Model yang telah di rumuskan akan di regres untuk mengestimasi persamaan tersebut dengan menggunakan metode Ordinairy Least Square

(OLS), dengan

menggunakan data

sekunder dalam

menganalisis yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas perindustrian dan perdagangan Sumatera Barat (Sektor Industri dalam angka 1997- 2008).

Hasil analisis data menunjukan sebagai berikut:

a. Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri Sumatera Barat dipengaruhi oleh variabel nilai produksi, nilai investasi dan jumlah unit usaha.

b. Nilai produksi, nilai investasi, dan jumlah unit usaha merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat tahun 1997 – 2008. c. Variabel produksi, dan

Investasi merupakan faktor yang cukup menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera


(54)

Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

Barat. Variabel produksi memiliki hubungan yang positif dengan tenaga kerja. d. Variabel jumlah unit usaha

merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri Sumatera Barat.

2. Rizky Eka Putra (2012)

“Pengaruh Nilai

Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan Pedurungan Kota

Semarang”

1). Investasi 2). Upah

3). Nilai Produksi 4). Penyerapan Tenaga Kerja

Metode analisis data adalah analisis regresi linier berganda dengan dianalisis dengan menggunakan Program SPSS 16 for windows

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan terdapat pengaruh signifikan atara nilai investasi, nilai upah dan nilai produksi dan terhadap penyerapan tenaga kerja industri mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. 3. Nenik Woyanti

dan Ayu Wafi Lestari (2011)

“Pengaruh Jumlah

Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan

1). Permintaan Tenaga Kerja 2). Unit usaha 3). Nilai investasi

Model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi berganda.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Secara simultan atau bersama-sama variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah

minimum kabupaten

mempunyai pengaruh yang


(55)

37 Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Menengah Di

Kabupaten

Semarang”. 4). Upah minimum Kabupaten

signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang.

Secara parsial upah minimum kabupaten berpengaruh negative dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja.

4. Achma Hendra Setiawan (2010)

“Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota

Semarang”

1). Jumlah unit usaha

2). Investasi 3). Nilai output 4). Upah MInimum

Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analsis regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jumlah unit usaha, nilai investasi, nilai output dan upah minimum secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. Jumlah unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kota secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap jumlah tenaga kerja, sedangkan nilai output tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah tenaga kerja.

5. University OF Stimulating Growth 1). Pertumbuhan Metode yang digunakan Hasil penelitian menunjukan


(56)

Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

Cambridge (2010)

and Employment in the UK Economy

ekonomi dan lapangan kerja 2). Industri manufaktur UKM 3). Produktivitas 4). Teknik bisnis

pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif.

bahwa pertumbuhan industri Inggris dipengaruhi oleh

pengembangan UKM

manufaktur yang ada. UKM juga mampu mendorong Pertumbuhan nilai financial (PDB) dan nilai strategis (pertumbuhan lapangan kerja,

pengembangan modal

intelektual, dan pengembangan kemampuan karyawan).

6. Ariyanto (2010) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Propinsi Jawa Tengah Tahun 1985-2007

1). Penyerapan tenaga kerja 2). PDRB 3). Pengeluaran Pemerintah 4). Ekspor

Metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik kepustakaan, data sekunder, dengan menggunakan data deret waktu. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan ECM (Error Correction Model).

Berdasarkan hasil analisis ECM (Error Correction model), dapat disimpulkan bahwa: pertama, pertumbuhan PDRB ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah dalam jangka pendek dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka


(57)

39 Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

panjang. Nilai ekspor mempunyai pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah dalam jangka pendek dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang.

7. Maharani Tejasari (2008)

“Peran Sektor Usaha

Kecil dan Menengah dalam Penyerapan Tenaga KErja dan Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia”

1) PDB UKM 2) Ivestasi UKM 3) Ekspor UKM 4) Tenaga Kerja UKM

5) Jumlah UKM 6) Pendapatan per kapita

7)Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi pada Usaha

Metode analisis linier berganda adalah menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Data yang digunakan adalah adata sekunder dari tahun 1996-2006

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah unit usaha, Kredit Modal Kerja dan PDB UKM secara signifikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan, Kredit Investasi secara signifikan berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Pendapatan per kapita memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.


(58)

Tabel 2.1 Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian kecil (KUK)

8. Reyes Aterido dan Mary

Hallward-Driemeier (2007)

Investment Climate and Employment Growth: The Impact of Access to Finance, Corruption and Regulations Across Firms

1). Pertumbuhan lapangan kerja 2). Investasi 3). Tingkat korupsi 4). Tingkat

Infastruktur

Metode yang digunakan dalam peneletian ini adalah analisi deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa iklim investasi sangat berpengaruh pada pertumbuhan lapangan kerja. Iklim investasi ini dihambat oleh tingkat korupsi dan keadaan infastruktur yang buruk


(59)

41

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintensis dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2009: 26).

Kondisi UKM di Indonesia menurut data BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM, mulai menunjukan adanya pertumbuhan baik dari segi jumlah usaha, investasi, maupun kontribusinya terhadap PDB. Keterpurukan perekonomian Indonesia pada masa krisis lalu menunjukan sektor UKM mempunyai ketahanan yang tinggi. Berdasarkan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja yang begitu besar membuktikan bahwa UKM adalah sektor yang potensial apabila dikembangkan.

Hubungan keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan oleh teori-teori dan penelitian terdahulu:

Berdasarkan teori klasik, permintaan tenaga kerja di sebabkan oleh fleksibilitas suku bunga, harga output, dan upah. Sedangkan menurut Keynes, permintaan tenaga kerja di sebabkan oleh investasi, tabungan, suku bunga, dan tingkat upah yang berbeda. Teori lain mengatakan bahwa permintaan tenaga kerja turunan dari fungsi produksi, dimana investasi, output, suku bunga, dan upah menjadi faktor permintaan tenaga kerja.

Tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan output selama siklus bisnis. Pergerakan ini diidentifikasi berdasarkan Hukum Okun. Salah satu


(60)

konsekuensi Hukum Okun adalah PDB riil harus tumbuh secepat PDB potensial untuk menjaga agar tingkat pengangguran tidak meningkat. PDB harus tetap melaju untuk menjaga tingkat pengangguran stabil. Jika pengangguran ingin diturunkan, PDB sebenarnya harus tumbuh lebih cepat dari PDB potensial (Mankiw, 2007: 429). Dengan kata lain, dengan meningkatnya PDB maka akan meningkatkan jumlah tenaga kerja.

Sedangkan menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maharani Tejasari (2008), dan Abdul Karib (2010), yang menyebutkan bahwa variabel jumlah unit usaha berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut konsisten dengan hasil penelitian Nenik Woyanti dan Ayu Wafi Lestari (2011) yang menyatakan bahwa variabel jumlah unit usaha berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel permintaan tenaga kerja.

Landasan penelitian terdahulu diatas menjelaskan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan oleh peneliti mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen penulis, maka untuk mengetahui pengaruhnya diperlukan sebuah analisa mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabele dependen secara parsial maupun simultan, dalam penelitian ini analisa yang digunakan menggunakan metode Pooled Least Square (PLS), yang digambarkan sebagai berikut:


(1)

Pendekatan Pooled Least Square

Dependent Variabel: PTK? Method: Pooled Least Squares Date: 07/13/13 Time: 13:18 Sample: 2000 2011

Included observations: 12 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 108

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PDB? 15.31639 3.859511 3.968480 0.0001 INVEST? 0.006527 0.013158 0.496051 0.6209 UNIT? 1.391161 0.045345 30.67955 0.0000

R-squared 0.967906 Mean dependent var 9624258. Adjusted R-squared 0.967295 S.D. dependent var 12503894 S.E. of regression 2261285. Akaike info criterion 32.12815 Sum squared resid 5.37E+14 Schwarz criterion 32.20265 Log likelihood -1731.920 Hannan-Quinn criter. 32.15836 Durbin-Watson stat 0.213404


(2)

101

Pendekatan

Fixed Effect Model

Dependent Variable: PTK? Method: Pooled Least Squares Date: 08/06/13 Time: 02:02 Sample: 2000 2011

Included observations: 12 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 108

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4468478. 703320.3 6.353404 0.0000 PDB? 10.35052 5.341695 1.937685 0.0556 INVEST? 0.001266 0.020380 0.062112 0.9506 UNIT? 0.753815 0.212349 3.549890 0.0006 Fixed Effects (Cross)

PPKP-- C 13701339 PPG-- C -4146304. IP— C 1367416. LGA— C -4371032. B— C -3317816. PHR-- C 3540518. Pkom-- C -3087831. KPJ-- C -4710905. Jswas-- C 1024616.

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.992152 Mean dependent var 9624258. Adjusted R-squared 0.991253 S.D. dependent var 12503894 S.E. of regression 1169442. Akaike info criterion 30.88639 Sum squared resid 1.31E+14 Schwarz criterion 31.18440 Log likelihood -1655.865 Hannan-Quinn criter. 31.00722 F-statistic 1103.324 Durbin-Watson stat 0.744017 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

Redundant Fixed Effect Test

Redundant Fixed Effects Tests Pool: FEM

Test cross-section and period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 42.026697 (8,85) 0.0000

Cross-section Chi-square 172.852787 8 0.0000

Period F 3.029921 (11,85) 0.0019

Period Chi-square 35.728424 11 0.0002

Cross-Section/Period F 18.011276 (19,85) 0.0000 Cross-Section/Period Chi-square 174.380513 19 0.0000


(4)

103

Pendekatan

Random Effect Model

(REM)

Dependent Variable: PTK?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/09/13 Time: 12:15

Sample: 2000 2011 Included observations: 12 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 108

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2662941. 856829.3 3.107901 0.0024 PDB? 4.781907 4.710808 1.015093 0.3124 INVEST? -0.026743 0.017084 -1.565380 0.1205 UNIT? 1.322395 0.099828 13.24668 0.0000 Random Effects (Cross)

PPKP-- C 2486319. PPG-- C -2282549. IP— C 2755265. LGA— C -2470585. B— C -1253143. PHR-- C 689987.2 Pkom-- C -1144588. KPJ-- C -1687170. Jswas-- C 2906465.

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 2234135. 0.7849 Idiosyncratic random 1169442. 0.2151

Weighted Statistics

R-squared 0.749570 Mean dependent var 1437949. Adjusted R-squared 0.742346 S.D. dependent var 2389347. S.E. of regression 1212822. Sum squared resid 1.53E+14 F-statistic 103.7621 Durbin-Watson stat 0.545994 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.961701 Mean dependent var 9624258. Sum squared resid 6.41E+14 Durbin-Watson stat 0.130361


(5)

Hausman Test

Hausman test for fixed versus random effects

chi-sqr(3) =

34.099289 p-value = 1.888E-07

Lampiran 10

Normalitas Test

Lampiran 11

Multikolinearitas Test

Coefficient Covarian Matrix

C

PDB

Investasi

Untit

C

8.81E+09

-60045.50

-79.18256

-99.27112

PDB

-60045.50

1.812426

0.000368

-0.028528

Investasi

-79.18256

0.000368

2.18E-06

-1.20E-06

Unit

-99.27112

-0.028528

-1.20E-06

0.000631

0 1 2 3 4

-2.0e-08 1.0e-13 2.0e-08 4.0e-08

Series: Residuals Sample 2000 2011 Observations 12

Mean 1.77e-10 Median -2.74e-09 Maximum 3.18e-08 Minimum -2.39e-08 Std. Dev. 1.75e-08 Skewness 0.367368 Kurtosis 1.986760

Jarque-Bera 0.783246 Probability 0.675959


(6)

105

Pendekatan

Fixed Effect Model

(SUR)

Dependent Variable: PTK?

Method: Pooled EGLS (Cross-section SUR) Date: 08/06/13 Time: 02:02

Sample: 2000 2011 Included observations: 12 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 108

Linear estimation after one-step weighting matrix

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4417704. 93880.37 47.05674 0.0000 PDB? 10.33884 1.346264 7.679656 0.0000 INVEST? 0.001272 0.001478 0.860864 0.3915 UNIT? 0.763684 0.025119 30.40287 0.0000 Fixed Effects (Cross)

PPKP-- C 13501108 PPG-- C -4097600. IP— C 1390088. LGA— C -4320381. B— C -3269353. PHR-- C 3469603. Pkom-- C -3063451. KPJ-- C -4665094. Jswas-- C 1055080.

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.999347 Mean dependent var -0.795160 Adjusted R-squared 0.999272 S.D. dependent var 48.55048 S.E. of regression 1.058824 Sum squared resid 107.6264 F-statistic 13356.83 Durbin-Watson stat 1.911791 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.992152 Mean dependent var 9624258. Sum squared resid 1.31E+14 Durbin-Watson stat 0.743328


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR JUMLAH UNIT USAHA,INVESTASI DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KARISIDENAN BESUKI

0 24 106

Analisis Pengaruh Faktor Jumlah Unit Usaha,Investasi Dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Karisidenan Besuki

0 6 6

Analisis Pengaruh Investasi, Inflasi, PDRB dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Jember

1 15 6

PENGARUH INVESTASI DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KOTA BATU

2 12 21

Pengaruh Investasi, Nilai Produksi dan Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil di Kabupaten Pati

0 5 95

ANALISIS DATA PANEL PENGARUH UMR, NILAI OUTPUT, JUMLAH UNIT USAHA, DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA Analisis Data Penel Pengaruh Umr, Nilai Output, Unit Usaha Dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Besar Da

0 4 12

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah.

0 5 23

Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Investasi Industri Kecil dan Menengah

0 0 1

PENGARUH JUMLAH UNIT, PDB DAN INVESTASI UMKM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA PERIODE 2009-2013

0 0 12