UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW | Budiman | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7993 16135 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 169-178
Didin Budiman, Dede Apriansah

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA
DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN
SEPAK TAKRAW
Didin Budiman, Dede Apriansah
Universitas Pendidikan Indonesia
didinbudiman@upi.edu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gerak dasar sepak sila dalam permainan sepak takraw
dengan menggunakan bola modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Margamulya Kecamatan Kawali
Kabupaten Ciamis dengan objek penelitian siswa kelas V berjumlah 24 siswa. Proses penelitian
dibagi menjadi II siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 tindakan. Setiap tindakan
menggunakan berbagai tugas gerak yang diberikan dalam bentuk permainan yang bertahap
menggunakan bola modifikasi dari tingkatan yang termudah sampai yang tersulit. Data
dikumpulkan dengan menggunakan format observasi. Kemudian semua data yang terkumpul
dianalisis menggunakan teknik persentase. Nilai rata-rata keseluruhan data awal adalah 24,71%
dan siklus I tindakan I adalah 32,30%, siklus I tindakan II adalah 48% siklus II tindakan I adalah
67%, dan siklus II tindakan II adalah 71,10%. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa dengan menggunakan bola modifikasi memberikan peningkatan gerak dasar sepak sila
yang dimiliki siswa.
Kata kunci: Sepak Takraw, Modifikasi, Gerak Dasar Sepak Sila

PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan salah satu
pelajaran yang diberikan di sekolah-sekolah
yang sama kedudukan dan pentingnya dengan
mata pelajaran yang lain. Pendidikan jasmani di
sekolah
dasar
berpotensi
untuk
mengembangkan peserta didik kearah yang
lebih optimal. Karena melalui pendidikan
jasmani peserta didik dapat mengungkapkan
kesan, kreasi dan inovasi dalam gerak yang
dapat meningkatkan kebugaran jasmani
sekaligus turut membangun fungsi fisik dan
psikis lainnya. Seperti yang dijelakskan oleh

Mahendra (2009, hlm, 2). Artinya, penjas
bukan hanya dekorasi atau ornament yang
ditempel pada program sekolah sebagai alat
untuk membuat anak sibuk. Melalui penjas
yang diarahkan dengan baik, anak akan

mengembangkan keterampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam
aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan
hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya.
Sepak Raga adalah nama dari permainan
kuno yang dimainkan di wilayah Malaysia dan
beberapa negara tetangga seperti Singapura dan
Brunei. “Sepak” dalam bahasa Melayu berarti
“tendangan” dan “raga” adalah “bola rotan”
yang digunakan dalam permainan itu.
Permainan berdiri membentuk lingkaran dan
memainkan “raga” tanpa menggunakan tangan

dan berusaha membuatnya diudara tanpa
menyentuh tanah. Variasi permainan ini juga
dimainkan di negara Asia Tenggara lainnya; di
Thailand disebut “Takraw”, di Filipina
dinamakan “sepa sepa”, di Myanmar disebut
169

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-178
Didin Budiman, Dede Apriansah

“Ching Loong”, di Indonesia disebut “Rago”
dan orang-orang Laos menyebutnya “Kator” (
Engel, 2010, hlm. 6).
Sepak
takraw
merupakan
olahraga
permainan yang unik. Permainan sepak takraw
merupakan kombinasi dari permainan sepak

bola dan bola voli. Permainan ini dilakukan
oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3
orang pemain. Tujuan dari setiap pemain
adalah mengembalikan bola ke lapangan lawan.
Jumlah pemain dalam permainan sepak takraw
terdiri dari tiga orang untuk setiap regu, yang
terdiri dari dua orang sebagai apit kanan dan
apit kiri, sedangkan satu orang sebagai tekong.
Cara memainkan bola dengan menyundul,
mendada, memaha dan berbagai macam
sepakan. Teknik-teknik gerakan dalam
permainan sepak takraw memiliki persamaan
dengan sepak bola.
Pembelajaran yang akan peneliti lakukan
yaitu pembelajaran tentang gerak dasar sepak
sila melalui modifikasi pembelajaran dalam
pembelajaran permainan sepak takraw. Maka
dari itu peneliti melakukan modifikasi dalam
aktivitas pembelajarannya modifikasi peraturan
permainannya, maupun peralatan contohnya

materi pembelajaran yang dibuat lebih menarik
dan menggunakan bola yang ringan (bola karet
soft) sehingga siswa tidak takut dan merasa
sakit saat melakukan gerak dasar sepak sila
atau menimang bola.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) penelitian
tindakan kelas ini adalah perbaikan praktis
dimana meliputi masalah yang dialami siswa
yang di ajar oleh guru sebagai pelaku penelitian
tindakan kelas (PTK). tujuannya adalah
memperbaiki
kinerja
serta
kualitas
pembelajaran pendidikan jasmani disekolah,
agar lebih baik dalam menunjang pendidikan di

Indonesia.

dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa
24 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan
10 siswa perempuan, untuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan
(PJOK).
DESAIN DAN PROSEDUR
Berdasarkan langkah-langkah penelitian
tindakan maka akan mempermudah alur
penelitian dibuatlah skema prosedurnya.
Seperti yang dikatakan oleh Kurt Lewin (Zainal
Aqib, 2006: 21) menyatakan bahwa dalam satu
siklus terdiri dari empat langkah yaitu:
perencanaan (Planning), aksi atau tindakan
(acting), observasi (observing), refleksi
(reflecting). Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam tiga siklus dimana dalam
setiap siklusnya meliputi perencanaan, aksi atau
tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus
dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan
refleksi.
INSTRUMEN PENELITIAN
Supyanudin (dalam Hidayat, 2011, hlm.39)
mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat
bantu untuk mengumpulkan informasi,
melakukan pengukuran, atau mengumpulkan
data”. Dalam penelitian ini penulis atau peneliti
menggunakan beberapa instrumen, yaitu :
1) Lembar Observasi
Lembar
observasi
merupakan
alat
pengamatan yang digunakan untuk melihat
aktivitas
siswa
selama

pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga
sebagai
bahan
refleksi
pembelajaran
berikutnya. Adapun format observasi siswa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2
Margamulya, pada semester Ganjil, tahun
ajaran 2016/2017. Penelitian ini khususnya
170

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah


Tabel 1
Lembar Penilaian Observasi

Keterangan penilaian :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang
Cukup
Baik
Baik sekali
Istimewa

Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila
Tabel 2
Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri
Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri

A

Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu bola tersebut sepak
dengan menggunakan kaki bagian dalam.

B

Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala, namun biarkan bola
memantul lantai setelah di sepak dan sepak lagi bola dengan kaki kanan
dan kiri menggunakan kaki bagian dalam.

C

Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu tendang ke arah
tembok dengan tinggi sekitar 6-8 kaki. Sepak kembali bola pantulan dari
tembok gunakan kaki secara bergantian.

171

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.

169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

D

Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu sepak bola ke atas
kira-kira setinggi antara dada dan mata secara beruntun menggunakan
kedua kaki bergantian.

Tabel 3
Kriteria Penilaian Sepak Berpasangan
Kriteria PenilaianSepak Berpasangan
A

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, lalu sepak ke arah pasangan
(yang berdiri sejauh 10-15 kaki) menggunakan gerakan dasar sepak sila.

B

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti di atas, hanya saja
kali ini bola tidak di tangkap melainkan kembali disepak oleh pasangan
setelah memantul ke lantai menggukan sepak dasar sepak sila.

C

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala kemudian bola di sepak ke
tembok bola yang memantul ke tembok kembali di sepak oleh pasangan
tersebut.

D

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti diatas, hanya saja
setiap pemain harus melambungkan bola yang memantul dari tembok,
lalu menyepaknya kembali ke tembok. Setelah itu giliran pasangan
melakukan hal yang sama.

Tabel 4
Kriteria Penilaian Sepak Melingkar
Kriteria Penilaian Sepakan Melingkar
A

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala hanya saja para pemain
membentuk lingkaran, dan setiap pemain menyepak bola ke arah pemain
yang berada di sebrangnya atau di seblehmanya yang kemudian
menangkap bola tersebut dan dan menendangnya kembali ke pemain
lain.

B

Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, kemudian sepak bola ke arah
pemain yang berada di sebrangnya atau di sebelahnya, bola tidak di
tangkap melainkan disepak kembali setelah memantul ke lantai bola
dimainkan dalam kelompok yang membentuk lingkaran.

C

Para pemain berdiri membentuk lingkaran seperti roda pedati sejauh 810 kaki dari pusat lingkaran. Semua pemain menghadap ke seorang
pemain yang berdiri di tengah lingkaran, yang akan melemparkan bola
ke setiap pemain satu persatu. Pemain yang mendapat bola harus
mengembalikan bola tersebut ke tengah menggunakan sepakan dasar

172

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

sepak sila secara.

D

Pemain yang berdiri membentuk lingkaran menyentuh bola dua kali,
pertama menahan bola dan keduanya mengumpannya ke pemain lain
dalam lingkaran menggunakan sepakan dasar sepak sila. Bola tidak
boleh menyentuh lantai.

Tabel 5
Kriteria Penilaian Sepak Berbaris
Kriteria Penilaian Sepak Berbaris
A

Pemain membentuk dua baris yang saling berhadapan hingga
membentuk sudut segitiga. Pemain yang paling ujung memulai
permainan dengan cara mengumpan dirinya sendiri lalu menyepak bola
ke arah pemain yang ada di hadapannya. Satu persatu pemain menyepak
bola yang berdiri dihadapannya hingga orang terakhir.

B

Pemain berdiri membentuk barisan menghadap seorang pelempar
(tosser) yang akan mengumpan bola. Pemain menyepak bola ke kembali
ke arah sekali atau dua kali sentuhan menggunakan kaki bagian dalam.
Kemudian pemain yang sudah melakukan berlari ke belakan barisan.

C

Pemain berdiri membentuk sebuah barisan menghadap seorang pelempar
yang bediri di atas sebuah daerah sasaran berukuran sekitar 4x6 kaki,
misalnya matras atau sebidang lantau yang telah ditandai. Pelempar
mengumpan bola kepada pemain pertama, kemudian menendang
kembali bola tersebut ke arah sasaran yang telah di tentukan.

D

Sama seperti diatas, hanya saja pemain menahan bola pada kesempatan
pertama dan melambungkannya pada sentuhan kedua.

Tabel 6
Kriteria Penilaian Permainan
Kriteria Penilaian Permainan
A

Permainan tanpa jaring lingkaran bola hidup setiap pemain hanya boleh
menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai
tangan atau lengan. Bola diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau
langit-langit. Jika bola tidak bisa lagi dimainkan, karena tidak memantul
atau dimainkan lebih dari tiga kali oleh orang yang sama maka regu
tersebut kalah dan 1 poin buat regu lawan.

173

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

B

Permianan berputar bola hidup berputar hampir sama seperti permainan
di atas hanya saja pantulan yang diperbolehkan adalah pantulan dari
lantai, dan umpan harus diarahkan kepada pemain yang berdiri di
sebelahnya. Hitung berapa putaran yang bisa pemain selesaikan. Jika
bola tidak memantul, keluar, dan sentuhan kurang dari team lawan
makan team tersebut kalah.

C

Permianan menggunakan net sama seperti permainan di atas hanya boleh
menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai
tangan atau lengan. Bola diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau
langit-langit. Tetapi setelah pemain sudah menyentuh bola sebanyak 3
kali sentuhan pemain harus menyebrangkan bola ke daerah lawan,
apabila lebih dari 3 sentuhan atau bola keluar dari lapangan maka 1 poin
buat lawan.

D

Permianan 6 vs 6 menggunakan net, sama seperti permainan di atas
hanya boleh menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh
mengenai tangan atau lengan. Tetapi bola tidak diperbolehkan memantul
lantai, tembok, atau langit-langit. Apabila lebih dari 3 sentuhan dan bola
keluar dari lapangan maka 1 poin buat lawan.
Kriteria Penilaian menurut Lubis (2014)

1) Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat
yang sangat penting dalam suatu penelitian
tindakan kelas. Dimana catatan lapangan
berisi tentang deskripsi hal-hal yang terjadi
atau muncul pada saat pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan. Format catatan

lapangan memiliki fungsi untuk mengamati
perilaku
siswa
ketika
melaksanakan
pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh
para observer, yang nantinya observer
tersebut memberitahukan kepada penulis atau
peneliti tentang hal-hal yang terjadi pada saat
aktivitas
pembelajaran
berlangsung.

Tabel 7
Catatan Lapangan
HARI
SIKLUS
TINDAKAN
TEMPAT

:
:
:
:

Permasalahan yang muncul pada waktu
observasi tindakan

Observer

Alternatif pemecahan Masalah

Peneliti

174

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

2) . Rekaman Foto
Rekaman
digunakan
untuk
mengabadikan
tindakan
yang
telah
dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto
berguna untuk menggambarkan situasi dan
kondisi yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung. Foto bisa menjadi bukti kuat
bahwa telah dilakukannya penelitian,
sehingga laporan yang diberikan menjadi
lebih akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan.
TEKNIK
PENGUMPULAN
DAN
ANALISIS DATA
1. Pengolahan dan Penafsiran Data
Pengolahan dan penafsiran data
dilakukan pada proses penelitian dan
hasil
dokumentasi
selama
pelaksanaan penelitian di lapangan,
yaitu berupa hasil lembar observasi,
hasil pengamatan data, dokumentasi
gambar
serta
berbagai
data
pendukung lainnya yang digunakan.
Kemudian data yang diperoleh
ditafsirkan ke dalam kalimat atau
kata-kata berupa kategori, serta
dijelaskan melalui tabel hasil
penelitian.
2.
Hasil Analisis Data
Sugiono (2010, hlm.335)
mengemukakan bahwa : Analisis
data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisir data ke
dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini terdapat
dua siklus, siklus satu terdiri dari
tindakan 1 dan tindakan 2, kemudian
siklus dua terdiri dari tindakan 3 dan
tindakan 4. Kriteria penelitian dan
ukuran keberhasilan tujuan penelitian
ini ditentukan berdasarkan hasil
evaluasi secara individu, dan
berpatokan pada indikator-indikator
dalam lembar observasi.
Adapun teknik pengolahan data yang
digunakan pada teknik tes yaitu :
Mencari rata-rata (Xbar)
X = ∑X
x

Keterangan :
X = skor rata-rata yang
ingin di capai
∑X = jumlah keseluruhan
x = jumlah sampel
Mencari persentase skor rata-rata:
Skor rata-ratax100%
Skor maks
3. Indikator Keberhasilan
Dari hasil yang telah diperoleh
berdasarkan hasil observasi awal, yang
mencerminkan sikap disiplin siswa
kelas V SDN 2 Margamulya dalam
mengikuti pembelajaran sepak sila,
diharapkan adanya peningkatan dalam
proses
pembelajaran.
Indikator
keberhasilan yang ditentukan adalah
minimal 70% dari KKM yang
ditetapkan di sekolah tersebut.

175

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

HASIL DAN PEMBAHASAN
Grafik 1
Grafik Perolehan Nilai Keseluruhan
Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila Setiap Tindakan

Grafik peningkatan presentase setiap
tindakan dibuat setelah menghitung nilai ratarata setiap tindakan. Pada siklus 1 tindakan 1
memperoleh 32,30% yang mengalami
peningkatan dari observasi awal yaitu
meningkat 8%, selanjutnya siklus 1 tindakan

2 memperoleh persentase 48% mengalamai
peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan 1.
Kemudian pada siklus 2 tindakan 1
memperoleh 67,00% mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya yaitu 19% dan
meningkat di siklus 2 tindakan 2.

Setelah penulis bertindak sebagai peneliti
dan guru (yang terjun langsung melakukan
kegiatan mengajar) serta dibantu mitra
peneliti (sebagai observer) dalam melakukan
penelitian tindakan kelas dari awal sampai
tahap akhir penelitian, diperoleh beberapa
temuan sebagai berikut:

c. Jumlah siswa yang terlalu banyak
yang mencapai 24 orang dalam 1
kelas menyulitkan guru untuk
mengkoordinir
aktivitas
serta
kegiatan siswa satu persatu.
2. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas
diperoleh
beberapa
teori
yang
mendukung dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
Dengan diberikannya penerapan bola
modifikasi dalam pembelajaran aktivitas
permainan sepak takraw dapat meningkatkan
keterampilan gerak dasar sepak sila pada
siswa. Dengan demikian keterampilan siswa
menjadi baik dalam sepak takraw, sejalan
dengan pendapat menurut Bahagia (2010,
hlm. 27) “Esensi modifikasi yaitu
menganalisis sekaligus mengembangkan
materi
pelajaran
dengan
cara

1. Dari hasil observasi awal diperoleh fakta
bahwa :
a. Rendahnya keterampilan siswa dalam
melakukan gerak dasa sepak sila
sehingga ketika siswa menimang
bola teresebut banyak jatuh dan
lepas.
b. Sebagian
siswa
takut
untuk
menguasai bola dan selalu terburuburu saat melakukan menimang.

176

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas
belajar yang potensial sehingga dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya”.
Dilanjutkan lagi oleh PERSETASI (1996,
hlm. 7) menyatakan bahwa :
Sepak
takraw
adalah
suatu
permainan yang dilakukan di atas
lapangan empat persegi panjang,
rata, baik terbuka maupun tertutup,
serta bebas dari semua 17 rintangan
dan lapangan dibatasi oleh net.
Bola yang dipakai terbuat dari rotan
atau plastik (synthetic fibre) yang di

anyam bulat. Permainan ini
menggunakan seluruh anggota
tubuh, kecuali tangan. Bola
dimainkan
dengan
mengembalikannya ke lapangan
lawan melewati net.
Selain itu menurut (Sulaiman, 2004. 18)
“Sepak sila adalah menyepak bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila
digunakan untuk menerima dan menguasai
bola, mengumpan untuk serangan smash dan
untuk menyelamatkan serangan lawan.”

Dari beberapa pendapat di atas jelas
bahwa melalui penerapan bola
modifikasi dalam pembelajaran sepak
takraw
dapat
meningkatkan
keterampilan gerak dasar siswa dan
hasil belajar yang di ujikan adalah
keterampilan gerak dasar sepak sila,
karena dengan bola modifikasi selain

banyak variasi dari yang mudah hingga
sulit siswa diberikan tambahan
pengulangan agar keterampilan gerak
dasar sepak sila meningkat. Selain itu
melalui
bola
modifikasi
siswa
termotivasi dan berpartisipasi dalam
pembelajaran

KESIMPULAN

peningkatan dari siklus sebelumnya
yaitu 19% dan meningkat di siklus 2
tindakan
2.
Setelah
penelitian
dilaksanakan mengenai “Penggunaan
bola modifikasi (bola karet) terhadap
keterampilan gerak dasar sepak sila,
maka peneliti menyimpulkan bahawa
bola karet berpengaruh terhadap gerak
dasar sepak sila siswa kelas V SDN 2
Margamulya, karena bola modifikasi
siswa dapat melakukan gerak dasar
sepak sila yang tadinya kurang terampil
menjadi terampil dan yang terampil
menjadi
sangat
terampil.

Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh peneliti dari mulai
observasi awal sampai dengan tindakan
terakhir, yaitu siklus II tindakan II,
nilai presentase adalah Pada siklus 1
tindakan 1 memperoleh 32,30% yang
mengalami peningkatan dari observasi
awal yaitu meningkat 8%, selanjutnya
siklus 1 tindakan 2 memperoleh
persentase
48%
mengalamai
peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan
1. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1
memperoleh
67,00%
mengalami

177

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
169-183
Didin Budiman, Dede Apriansah

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2006). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya
Bahagia, Y.dan mujianto, S. (2010), Fasilitas dan perlengkapan penjas. Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia
Bahagia, Y. dan Mujianto, S.(2009). Media dan Alat Pembelajaran Penjas. Bandung
Bahagia, Y. dan Suherman, A. (2000) prinsip-prinsip pengembangan dan modifikasi cabang
Olahraga. Bandung
Engel Rick (2010). Sepak Takraw 101. Bandung : Penerbit : ASC Internasional
Mahendra, A. 2015. Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sedarmayanti. dan Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju
http://edhay76.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-sepak-takraw.html
http://edihardiansyah4.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-sejarah-sepak-takraw.html
http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-sepak-takraw.html
file:///C:/Users/abahg/Downloads/Documents/6101911091.pdf
http://arispriyanto-sma1jogja.blogspot.co.id/2013/10/jurnal-penelitian-tindakan-kelasdimuat.html
http://dzakiyydayana.blogspot.co.id/2015/01/buku-saku-takraw-b

178