Keuangan Kelompok 7 Kelas E.docx

Artikel: “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Siklus Keuangan
Perusahaan”
Disusun Oleh : Kelompok 7 (Kelas E)
Febri Liani Melinda Rantung (1613052)
Grace Inriany Manda’ Parerungan (1613057)
Angel Excella Virgitha (1613058)
TUGAS AKHIR AKUNTANSI KEUANGAN I
Semester III
Jurusan Akuntansi - Universitas Atma Jaya Makassar
2017/2018

Aktivitas kita sehari – hari tidak lepas dengan kegiatan –kegiatan yang berkaitan dengan
perekonomian, seperti jual beli, investasi, utang – piutang, dan sebagainya. Ada beberapa masalah
dalam bidang ekonomi, salahsatunya adalah masalah siklus pendapatan dengan pengaruh sistem
pengendalian internal dalam proses siklus pendapatan itu sendiri. Ini merupakan suatu rangkaian
yang saling terkait, sehingga siklus pendapatan dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas bisnis
dan kegiatan pemrosesan informasi yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke
para pelanggan, yang bergantung pada bagaimana sistem pengendaliannya berjalan.
Di zaman modern ini, sudah banyak manusia dengan beberapa perusahaan yang dituntut untuk
mengetahui bahkan menerapkan bagaimana cara mengatur penyediaan barang atau jasa pada waktu
dan tempat yang tepat. Mengingat masalah itu, pengendalian internal itu sendiri dibuat untuk semua

tindakan oleh sebuah organisasi untuk memberikan keamanan terhadap pemborosan, kecurangan
dan ketidakefisienan penggunaan laporan keuangan serta untuk meningkatkan ketelitian dan tingkat
kepercayaan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, pemerintah membuat undang-undang di
bidang keuangan negara yang memberitahukan tentang perlunya sistem pengelolaan keuangan yang
lebih transparan untuk mencapai pengendalian internal yang memadai.
Aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan tunai dan kredit dari pelanggan
secara umum itu berbeda. Pada bagian penerimaan pesanan secara tunai, prosesnya antara lain,
mengambil pesanan pelanggan, memeriksa ketersediaan persediaan, menjawab permintaan
pelanggan, pembayaran kas. Setelah pelanggan melakukan transaksi pembayaran kas dan pihak
perusahaan mengirim barang baik itu dengan system FOB Shipping Point atau FOB Destination
Point, transaksi-transaksi akan dicatat dan dijurnal. Adapun jurnal penjualan tunai pada system
perpetual yakni mendebitkan akun kas dan HPP, kemudian mengkreditkan akun penjualan dan
persediaan barang dagang karena system ini mengikuti aliran persediaan barang dagang.
Sedangkan, jurnal penjualan tunai pada system periodik yaitu mendebitkan akun kas dan
mengkreditkan akun penjualan karena system ini tidak mengikuti aliran persediaan barang dagang
sehingga harus menghitung secara fisik persediaan pada akhir periode.

Sedangkan, penerimaan pesanan secara kredit dari para pelanggan antara lain, mengambil
pesanan pelanggan, persetujuan kredit, memeriksa ketersediaan persediaan, menjawab permintaan
pelanggan, pengambilan barang dari gudang dan pak pesanan, kirim pesanan, penagihan piutang

usaha, pemeliharaan data piutang usaha, namun ada pengecualian seperti penyesuaian rekening dan
penghapusan piutang atau penagihan kas ketika piutang tidak bisa tertagih dikarenakan beberapa hal
seperti hilangnya kontak dengan pihak yang berutang, bangkrutnya perusahaan yang berutang
tersebut. Pada saat pihak perusahaan mengirim barang baik itu dengan system FOB Shipping Point
atau FOB Destination Point, transaksi-transaksi akan dicatat dan dijurnal. Adapun jurnal penjualan
kredit pada system perpetual yakni mendebitkan akun piutang usaha dan HPP, kemudian
mengkreditkan akun penjualan dan persediaan barang dagang karena system ini mengikuti aliran
persediaan barang dagang. Sedangkan, jurnal penjualan kredit pada system periodik yaitu
mendebitkan akun piutang usaha dan mengkreditkan akun penjualan karena system ini tidak
mengikuti aliran persediaan barang dagang sehingga harus menghitung secara fisik persediaan pada
akhir periode.
Aktivitas pemasaran atau promosi meliputi pencarian pelanggan oleh pihak marketing dengan
cara menyebarkan brosur, dan jika pelanggan berminat maka pelanggan akan mengecek harga
kepada pihak marketing. Kemudian, jika pelanggan tertarik atau cocok dengan harga maka
selanjutnya akan diproses ke bagian penjualan. Pada proses penjualan, pelanggan datang ke
perusahaan untuk melakukan pemesanan barang dan pelanggan melampirkan data lalu memulai
pengajuan kredit produk yang diminati/diinginkan. Pelanggan menegosiasi harga, uang muka dan
angsuran kepada pihak marketing, kemudian pihak marketing memberikan angsuran sesuai daftar
harga yang tertera di brosur. Selanjutnya, pihak marketing memberikan data pelanggan kepada
pihak leasing untuk diproses lebih lanjut. Order berbentuk data tersebut ada kemungkinan diterima

atau ditolak. Apabila di tolak, kembali pengajuan ulang, apabila diterima, pihak leasing
memberikan informasi kepada perusahaan agar segera mengirimkan unit tersebut atau pihak leasing
memberikan surat persetujuan kredit kepada pihak perusahaan. Setelah unit diterima oleh
pelanggan, unit akan segera direalisasikan kepemilikannya kepada pelanggan. Pihak perusahaan
akan memberikan tagihan kepada leasing. Kemudian, pelanggan akan mengonfirmasi, dan pihak
leasing mengklarifikasi tanggal jatuh tempo sesuai jadwal bukti acara serah terima kendaraan, dan
memberikan nomor kontrak pembayaran angsuran yang telah di sepakati oleh pelanggan.
Aktivitas pemesanannya meliputi pihak leasing yang menghubungi perusahaan atau
memberikan persetujuan kepada pelanggan atas unit yang disetujui. Kemudian pihak perusahaan
menyiapkan unit yang akan dikirim. Setelah unit sampai pada pihak pelanggan, adapun proses bukti
acara serah terima kendaraan yang terdiri dari 3 lampiran, yang akan disimpan oleh masing-masing
pihak yang bersangkutan yaitu pihak lesing, pihak pelanggan dan pihak sorum. Proses pembayaran
antara lain, pihak pelanggan memberikan nomor kontrak pembayaran angsuran, lalu pihak kasir
mencari data nomor kontrak tersebut, kemudia melakukan transaksi pembayaran angsuran.
Selanjutnya, kasir menginput pembayaran angsuran yang di save di internal disk jika
terkomputerisasi, atau merekap data ke buku pembayaran jika melalui sistem pembayaran manual.
Setelah itu, kasir akan memberikan bukti pembayaran 2 rangkap untuk dipegang oleh pihak
pelanggan dan juga pihak kasir.

Ancaman yang bisa terjadi dalam pengendalian internal perusahaan mengenai siklus

pendapatannya yaitu ancaman pada entry pesanan penjualan di mana pesanan konsumen yang tidak
lengkap atau tidak akurat, penjualan kredit kepada konsumen dengan kredit yang jelek, legitemasi
pesanan, stockouts, carrying costs dan markdowns. Prosedur pengendaliannya bisa dengan
mengedit checks pada entry data, persetujuan kredit oleh manajer kredit, bukan fungsi penjualan
atau catatan yang akurat pada saldo konsumen, tandatangan pada dokumen kertas, tandatangan
digital dan sertifikat digital pada e-business, dan sistem pengendalian persediaan.
Ancaman lainnya yaitu pada pengumpulan kas yang bisa saja terjadi pencurian kas. Prosedur
pengendaliannya bisa meliputi pemisahan tugas, minimalisasi penanganan kas, pengaturan lockbox,
depositokan semua penerimaan, rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan oleh orang yang
tidak terkait dengan penerimaan kas.
Ancaman berikutnya yaitu pada pengendalian umum seperti kehilangan data dan kinerja
pegawai yang buruk. Prosedur pengendaliannya yaitu backup dan prosedur disaster recovery,
pengendalian akses, dan persiapan serta review laporan kinerja.

Sebagai contoh kasus, terdapat sebuah perusahaan berbentuk CV yang mengelola pembuatan
dan pendistribusian sebuah produk. Selain memproduksi sebuah produk, CV tersebut juga membeli
dan menjual kembali produk yang sama dari perusahaan lain. Pada tahap awal pendirian CV
tersebut, pemilik memilih terlebih dahulu produk atau barang apa yang akan diproduksi dan dijual
berdasarkan pertimbangan keahlian dan kemampuan dari pemilik perusahaan. Dalam pendirian
perusahaan ini, pemilik mengajukan surat izin atau akta notaris melalui notaris. Kemudian pada

tahap selanjutnya, pemilik mencari supplier atau distributor untuk mendapatkan produk yang akan
diproduksi dan diperjualbelikan, lalu mencari karyawan yang akan dipekerjakan di perusahaan
tersebut.
Dalam mendirikan perusahaan, tentunya ada berbagai kendala yang dihadapi oleh CV tersebut.
Kendala awal yang dihadapi adalah proses pengajuan surat izin yang tergolong rumit dan
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga pengoperasian perusahaan pun terhambat dan tidak
sesuai dengan tanggal pembukaan pengoperasian yang diinginkan perusahaan ini. Kendala lainnya
yaitu susah mendapatkan supplier atau distributor yang ingin diajak bekerjasama.
Seiring berjalannya waktu, kendala awal yang dihadapi dapat teratasi. Namun tentunya dalam
perkembangan perusahaan tersebut, terdapat kendala lainnya seperti meningkatnya persaingan
dengan perusahaan lain, juga terdapat bulan-bulan tertentu di mana perusahaan mengalami
penurunan pendapatan karena minimnya penjualan.
Selain berbicara tentang gambaran umum CV tersebut, bentuk dari struktur organisasi
perusahaannya meliputi pemilik perusahaan, yang berperan sebagai pemimpin perusahaan,
mengawasi perusahaan, sekaligus yang menentukan pengambilan keputusan dalam proses
pengoperasian perusahaan. Kemudian, terdapat satu bendahara perusahaan yang mengelola
penerimaan dan pengeluaran keuangan, baik itu sebagai kasir, bagian keuangan, dan bagian
penyimpanan data. Selanjutnya, terdapat satu pengawas karyawan yang berperan mengawasi
pekerjaan karyawan dalam kegiatan pengoperasian perusahaan yaitu pembuatan produk di gudang,
penjualan produk di perusahaan, juga mengawasi sopir dalam pendistribusian produk. Berikutnya,


terdapat dua karyawan yang memiliki peran yang sama di bagian penjualan yang mengurus
konsumen dan supplier yang datang di perusahaan secara langsung. Selain itu, terdapat sepuluh
karyawan gudang yang memiliki peran masing-masing, antara lain sebagai admin gudang yang
mengelola pencatatan masuk dan keluarnya barang/persediaan perusahaan dan sebagai pembuat
produk. Yang terakhir yaitu terdapat dua sopir dan dua pembantu sopir yang bergantian dalam
mendistribusikan barang ke tiap-tiap supplier.
Dalam contoh kasus tersebut, perusahaan yang berbentuk CV ini pasti dalam perkembangannya
masih terdapat banyak kendala, baik itu dalam lingkungan internalnya atau di lingkungan
eksternalnya. Dalam lingkungan internal, pengendalian dalam pelaksanaan sistem informasi
akuntansi penjualan dan penerimaan kas perusahaan tersebut telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Namun ada unsur pengendalian yang belum terpenuhi, antara lain pemisahan tugas yang masih
melibatkan 1 karyawan yang mengemban 2 tugas, pengawasan yang masih kurang efektif karena
hanya terdapat 1 pengawas untuk bagian gudang dan perusahaan, perbendaharaan atau pengelolaan
keuangan hanya dilakukan oleh 1 orang yang bisa menyebabkan salah pencatatan karena bekerja
sebagai pencatat sekaligus penyimpan uang, pemisahan dokumen dan catatan yang memadai yang
masih direkap secara manual dan belum terkomputerisasi sehingga dapat terjadi kehilangan data
atau tercecernya data, juga terdapat bukti kas masuk yang belum bernomor urut yang tercetak .
Beberapa unsur pengendalian internal yang belum terpenuhi tersebut menyebabkan sistem
informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan tersebut belum berjalan dengan

efektif.
Untuk itu, rekomendasi perbaikan sistem sesuai dengan pengendalian internal yaitu sebaiknya
perusahaan menambah karyawan sehingga tidak ada lagi karyawan yang mengemban 2 pekerjaan
yang seharusnya dilakukan oleh 2 orang karena akan menghambbat karyawan tersebut dalam
menyelesaikan pekerjaan serta meminimalisir kekeliruan dalam menyelesaikan 2 pekerjaan
tersebut. Selanjutnya, rekomendasi yang baik bagi perusahaan untuk menambah 1 karyawan yang
terpercaya membagi tugas pengawasan baik di gudang maupun di perusahaan. Kemudian
perusahaan ebaiknya mencari 1 karyawan yang terpercaya dan ahli dalam pencatatan transaksi
keuangan perusahaan sehingga bendahara hanya mengkhususkan pekerjaan pada penyimpanan dan
pengelolaan uang. Yang terakhir, sebaiknya pencatatan dokumen dilakukan secara terkomputerisasi
agar pencatatan lebih akurat dan penyimpanan dokumen lebih terjaga dan meminimalkan
kehilangan/pencurian persediaan karena adanya pencatatan yang akurat tersebut.