Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah
(PPK)
Diyah Ayu Entika Qur’ani*
*Mahasiswa Teknologi Pembelajaran Pascasarjana UM, email
:
[email protected]
*Program Pascasarjana UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145
ABSTRAK
Revolusi digital yang berlangsung dalam kehidupan manusia,
mengkabiatkan banyak perubahan dari dalam diri mereka.
Termasuk juga dalam perubahan potensi diri dan nilai
kehidupan mereka. Perubahan peradaban masyarakat
membuat banyak permasalahan baru yang muncul, sehingga
individu harus lebih bisa mengatasi permasalahan pada
dirinya sendiri. Dan disini, bebragai fenomena seringkali
muncul dalam permasalahan individu. Karena itu
dibutuhkannya pembangunan sumber daya manusia sebagai
pondasi pembangunan bangsa. Untuk menyiapkan generasi
emas yang dibekali keterampilan abad 21. Menghadapi
berbagai kondisi degredasi norma, etika, dan budi pekerti.
Gerakan penguatan Pendidikan karakter di sekolah menjadi

salah satu kegiatan yang bisa dilaksanakan untuk memperkuat
karakter individy siswa melaluiu harmonisasi olah hati atau
etika, olah rada atau estetika, olah piker atau literasi, dan olah
raga atau kinestetik. Dengan dukuungan dari orang tua siswa,
masyarakat lingkungan sekolah, sesame sekolah, dan keluarga
merupakan bagian dari gerakan revolusi mental untuk
penguatan karakter individu menghapai permasalahan di
masyarakat kehidupan yang sebenarnya.PPK memiliki
pengembangan nilai-nilai karakter
yaitu : 1. Filosofi
Pendidikan karkater ki hajar dewantara 2. Nilai-nilai karakter,
dan 3. Kristalisasi nilai-nilai. Penguatan Pendidikan karakter
memiliki implementasi kkonsep PPK : 1. PPK berbasis kelas,
2. PPK berbasis budaya sekolah, dan 3. PPK berbasis
masyarakat. Gerakan penguatan Pendidikan karakter menjadi
sebuah poros Pendidikan yang manjadi pondasi utama dari

pembangunan karkater bangsa dan merupakan trasformsi dari
penannamn nilai Pancasila secara berkelanjutan. Dan
pembangunan karkater itu bukan hanya kewajiban sekolah

tapi juga bersama, yaitu keluarga, masyarakat, siswa, dan
sekolah. PPk membutuhkan dukungan komitmen dan regulasi
gerakan, juga memperhatikan keberagamna dan tingkat
kesenjangan.
Kata Kunci : Penguatan Pendidikan Karakter, Siswa,
Sekolah, Keluarga, Masyarakat, Etika, Norma, Nilai-Nilai,
Pemecahan Masalah, Pengembangan diri.

A. Pendahuluan
Secara etimologi: Karakter berasal dari sebuah kata
“charassein” dalam Bahasa Yunani dan “character” dalam
Bahasa Inggris yang berarti tabit, sfat, watak. Dalam Bahasa
Indonesia karakter diartikan dengan watak, yaitu sifat batin
yangmempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti,
dan tabiat yang dimiliki manusia yang menonjol sehingga
dpaat dikenali dalam berbagai situasi.
Karakter seseoarang atau individu itu muncul dan lahir
dari hasil olah pemikiran, hati, perasaan, yang mengandung
sebuah nilai dan kapasitas moral dalam menghadapi segala
permasalahan


dalam

hidup.

Sedangkan

makna

dari

Pendidikan karakter sendiri adalah upaya membangun
kesadaran melakukan berbagai kebijakan untuk menciptakan
dunia yang lebih baik dengan berorientasi pada karakter
individu. Karena semakin baik karakter seseorang, akan
semakin baik pula dia mengatasi permasalahan dalam
kehidupannya.
Pendidikan karakter di sini tidak hanya menyiapkan diri
untuk menyelesaikan permasalahan dengan diri, namun juga
permasalahan dengan masyarakat luas. Agar individu siap

dalam menghadapi segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi
kapanpun. Secara lebih luas lagi, disini seorang pendidik akan
menuntun peserta didik atau individu dalam mengembangkan
kemampuan moral dan memiliki keteraturan tindakan yang
hirarki dalam mengatasi permsalahan mereka.

B. Pembahasan
1. Definisi
Program Pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah piker, dan olah raga dengan dukungan pelibatan
publik

dan

kerja

sama

antara


sekolah,

keluarga,

danmasyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental.
2. Urgensi
Ada 3 argensi dalam Penguatan Pendidikan yaitu :
a. Pembangunan

SDM

merupakan

pondasi

pembangunan bangsa
b. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa :
kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi 4c,

guna mewujudkan keunggulan bersaiing Generasi
Emas 2045
c. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika,
dan budi pekerti.
3. Latar Belakang
Beberapa hal yang menjadi latar belakang dari
munculnya penguatan Pendidikan karakter adalah :
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
Pendiidkan nasional berfungsi memngembangkan
kemampuan

dan

membentuk

watak

serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.”
b. Agenda Nawacita No. 8
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi
pekerti dan pembangunan karakter peserta didik
sebagai bagian dari revolusi mental.
c. Trisakti
Mewujudkan generasi yang berkepribadian dalam
kebudayaan
d. RPJMN 2015-2016
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak
usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk
memperkuat

nilainilai


moral,

akhlak,

dan

kepribadian peserta didik dengan memperkuat
pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
mata pelajaran”
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan
memiliki keunggulan bersaing secara global.
f. Ajaran Khusus Presiden kepada Mendikbud
Untuk memperkuat pendidikan karakter.

4. Tantangan Pendidikan
a. Harmonisasi pengembangan potensi siswa yang belum
optimal
Beberapa


potensi

yang

dikembangkan

dalam

penguatan Pendidikan karakter siswa di sekolah ada
beberapa, yaitu olah hati atau etik, olah pikir atau
literasi, olah rasa atau estetika, dan olah raga atau
kinestetik.
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah
Salah satu tantangan dalam penguatan Pendidikan
karakter kepada siswa adlaah banyaknya populasi
siswa. Kenapa berhubungan juga dengan populasi
guru dan sekolah? Karena yang lainlah sebagai yang
membantu siswa dalam menguatkan Pendidikan
karkater kepada siswa
c. Belum optimalnya sinergi tanggungjawab

Tanggung jawab dari sekolah kepada anak, orang tua
dan masyarakat belum terlaksana secara maksimal
dalam pengembangan Pendidikan karakternya.
d. Terbatasnya pendampingan orang tua
Mengakibatkan krisis identitas dan disorientasi tujuan
hidup anak.
e. Keterbatasan sawrana belajar dan infrastruktur
Keterbatasan pada Prasana dan sarana sekolah, sarana
transportasi, jarak antara rumah siswa ke sekolah

(jalur

sungai,

hutan),

sehingga

PPK


diimplementasikan bertahap.
5. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter

Religius Jujur Toleransi
Disiplin Kerja Keras Kreatif
Mandiri Demokratis Rasa
Ingin Tahu Semangat
Kebangsaan Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai Gemar
Membaca Peduli Lingkungan
Peduli Sosial Tanggung
Jawab (dan lain-lain)
Nilai-nilai Karakter

6. Tugas dan Peran Guru serta Kepala Sekolah dalam
PPK

Dalam penguangatan pendidikan karakter, guru dapat
mengintregasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas dan mampu mengelola manajemen
kelas dengan baik. Sedangkan kepala sekolah dapat
mendesain budaya skeolah yang menjadi ciri khas dan
keunggulan sekolah tersbeut. Kemudian, sekolah mendesain
pelibatan publik guna meningkatkan peran orang tua dan
masyarakat dalam penguatan pendidikan karakter terhadap
anak untuk mempersiapkan anak dwalma menghadapi
masalah dalam kehidupan mereka.
7. Pentingnya Pendidikan Karakter dan Kepribadian bagi
Anak
Pendidikan karakter merupakan kunci utama dan sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak. Selain di rumah,
pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan
lingkungan sosial. Karena pada hakekatnya, pendidikan
karakter sendiri adalah program pemerintah untuk mencapai
tujuan membantu manusia menjadi lebih cerdas dan tumbuh
menjadi insanyang lebih baik. Dawlam rangka menyiapkan
generasi emas 2045, pemerintah menguatkan karakter
generasi muda agar memilki keunggulan dalam persaingan
global abad 21.
C. Kesimpulan
Gerakan penguatan Pendidikan karakter menjasi
seebuah poros Pendidikan, dimana terwujudnya penguatan

Pendidikan karkater sebagia pondasi utama dari pembangunan
karakter bangsa dawn merupakan informasi dari penanaman
nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan, utama melalui
aspek keteladanan Kepala sekolah, guru, orang tua,d ans
eluruh penyelenggara pendidika serta tokh-tokoh masyarakat.
Pembangunaan

karakter

juga

merupakan

sebagai

kewajiban bersama, terselenggaranya pembangunan karkater
bangsa sebagai kewajiban seluruh kementerian Lembaga,
pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku bisnis, dan
marayakat/komunita, agar segenap sumberdaya yang dimiliki
dapat

dimanfaatkan

seluas-luasnya

untuk

kepentingan

Pendidikan karakter.
Dukungan komitmen dan regulasi gerakan PPK
terwujudnya ini terkait dengan : a) a) Revitalisasi peran
Kepala Sekolah sebagai Manager; b) Revitalisasi kewajiban 8
jam guru di sekolah; c) Implementasi Permendikbud No. 75
Tahun 2016 tentang Komite Sekolah sebagai badan gotong
royong dan partisipasi masyarakat; d) Kegiatan pembelajaran
5 hari; e) Penguatan dan perluasan kegiatan di sekolah dan
luar sekolah (seni budaya, keagamaan, ekstra dan kokurikuler,
literasi).
Memperhatikan keberagaman dan tingkat kesenjangan
setiap satuan pendidikan yaitu di perkotaan, sub-perkotaan,
sampai daerah 3T dengan mempertimbangkan keterbatasan
prasarana dan sarana sekolah, serta aksesibilitas ke sekolah
(jalur lembah, hutan, sungai, dan laut).

Daftar Rujukan
________. 2017. Karakater Sebagai Poros Pendidikan.
(http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/). Online. Diakses
pada 5 Desember 2017.
http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_kar
akter.pdf