Laporan Praktikum Biologi (17). docx
Laporan Praktikum Biologi
“Enzim Katalase”
Nama : Agung SDH
No : 03
Kls : XI-IPA2
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
I. Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi enzim katalase.
II. Dasar Teori
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Di dalam sel,
enzim diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase
adalah menguraikan H2O2 yang merupakan senyawa racun dalam tubuh yang
terbentuk pada proses pencernaan makanan. H2O2 adalah bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa
H2O2 harus diuraikan menjadi H2O dan O2 dengan timbulnya gelembung.
III. Alat dan Bahan
1. 1buah rak tabung reaksi 9. 1 lembar kertas tisu
2. 5 buah tabung reaksi 10. 1 buah ekstrak hati ayam
3. 1 buah batang pengaduk 11. 1 buah daun singkong
4. 1 buah gelas ukur 12. Air
5. 3 buah pipet tetes 13. 50 mL H2O2 30%
6. 3 buah lidi 14. 50 mL HCl 1 M
7. 1 buah korek api 15. 50 mL NaOH 1 M
8. 1 buah kaki tiga/kasa/pembakar spirtus
IV. Cara Kerja
-1. Menyiapkan ekstrak hati pada tabung reaksi I, II, dan III masing-masing
setinggi 1 cm.
-2. Menambahkan H2O2 10 tetes pada tabung reaksi I kemudian menutup
dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya gelembung,
kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi I. Mengamati
nyala bara api pada lidi.
-3. Menambahkan H2O2 dan HCl 10 tetes pada tabung reaksi II kemudian
menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya
gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi II.
Mengamati nyala bara api pada lidi.
-4. Menambahkan H2O2 dan NaOH 10 tetes pada tabung reaksi III kemudian
menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya
gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi III.
Mengamati nyala bara api pada lidi.
-5. Menambahkan H2O2 10 tetes pada tabung reaksi kemudian memasukkan
daun singkong dan menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan
melihat timbulnya gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke
dalam tabung reaksi. Mengamati nyala bara api pada lidi.
-6. Mengambil gelas ukur yang telah diisi dengan air. Menyalakan api dan
merebus air, kemudian memasukkan tabung reaksi yang telah dimasukkan
ekstrak hati dan larutan H2O2 10 tetes ke dalam gelas ukur yang direbus.
Merebus air hingga mendidih. Mengangkat tabung reaksi dan mengamati
perubahan yang terjadi. Melihat timbulnya gelembung, kemudian memasukkan
bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi. Mengamati nyala bara api pada lidi.
V. Data Pengamatan
VI. Analisa Data
Tabung reaksi I
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas
dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang besar. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di hati mengubah H2O2 menjadi H2O. Kemudian
saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang besar. Hal ini
menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim katalase pada hati menjadi
oksigen (O2).
Tabung reaksi II
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan HCl,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit namun
dengan ukuran yang besar. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
terdapat di hati mengubah H2O2 menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim
pada tabung reaksi I. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala
bara api yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2
menjadi O2.
Tabung reaksi III
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan NaOH,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit dan dengan
ukuran yang kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di
hati mengubah sedikit H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api
pada lidi, timbul nyala bara api yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
penguraian H2O2 menjadi O2 namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung
reaksi I.
Tabung reaksi daun singkong
Saat daun singkong ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung
gas dengan jumlah yang sedikit namun dengan ukuran yang besar. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di daun singkong mengubah
H2O2 menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung reaksi I.
Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2 menjadi O2.
Tabung reaksi I yang telah dipanaskan
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas
dengan jumlah yang sedikit namun dengan ukuran yang besar. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di hati mengubah H2O2
menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung reaksi I. Kemudian
saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2 menjadi O2.
VII. Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan
1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja
enzim katalase ?
2. Mengapa reaksi berkurang jika hati + H2O dalam keadaan asam atau basa ?
3. Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2 ?
4. Bagaimana usaha menetralkan dalam tubuh ?
5. Simpulkan apa peran enzim katalase dalam tubuh !
6. N2O2 yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa ?
7. Manakah yang lebih banyak mengandung enzim katalase, hati / jantung ?
8. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keaktifan enzim katalase ?
Jawab
1. Karena H2O2 adalah senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel.
Oleh karena itu H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom kemudian didegradasi oleh
enzim katalase menjadi hidrogen dan oksigen.
H2O2 H2O + ½ O2
2. Karena enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang
sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH
lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. Jika pH
dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga
batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan
suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan
laju reaksi.
3. Bila dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh terutama organ hati
dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Karena hidrogen peroksida
dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi
lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan sel.Apabila hati rusak, maka
hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun. Sehingga
dapat terserang penyakit dan gangguan seperti :
a. Penyakit fibrosis ginjal progresis
b. Akatalasia, yaitu terjadinya hemolisis pada sel-sel darah merah.
c. Vitiligo, yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula putih yang
dapat meluas di beberapa bagian tubuh.
d. Rambut beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen
peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang
memberikan warna bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa hidrogen
peroksida yang dihasilkan tidak seimbang dengan produksi katalase dalam
tubuh.
4. enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat
menguraikan (menetralkan) hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan
senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan
merupakan senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O + ½ O2
5. Peran enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2)
yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja enzim katalase
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman (pH).
Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan
dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
6. H2O2 dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang
merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh.
Contohnya H2O2 dapat terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak.
Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua
elektron. Pada sistem biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida.
Dua molekul superoksida dapat bereaksi membentuk hidrogen peroksida dan
oksigen 2O2- + 2H+ H2O2 + O2
7. Hati
8. Dalam kerjanya, enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut :
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.
Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal
hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim : Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun
tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang
rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase
dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen
perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja
enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat
keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang
dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
“Enzim Katalase”
Nama : Agung SDH
No : 03
Kls : XI-IPA2
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
I. Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi enzim katalase.
II. Dasar Teori
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Di dalam sel,
enzim diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase
adalah menguraikan H2O2 yang merupakan senyawa racun dalam tubuh yang
terbentuk pada proses pencernaan makanan. H2O2 adalah bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa
H2O2 harus diuraikan menjadi H2O dan O2 dengan timbulnya gelembung.
III. Alat dan Bahan
1. 1buah rak tabung reaksi 9. 1 lembar kertas tisu
2. 5 buah tabung reaksi 10. 1 buah ekstrak hati ayam
3. 1 buah batang pengaduk 11. 1 buah daun singkong
4. 1 buah gelas ukur 12. Air
5. 3 buah pipet tetes 13. 50 mL H2O2 30%
6. 3 buah lidi 14. 50 mL HCl 1 M
7. 1 buah korek api 15. 50 mL NaOH 1 M
8. 1 buah kaki tiga/kasa/pembakar spirtus
IV. Cara Kerja
-1. Menyiapkan ekstrak hati pada tabung reaksi I, II, dan III masing-masing
setinggi 1 cm.
-2. Menambahkan H2O2 10 tetes pada tabung reaksi I kemudian menutup
dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya gelembung,
kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi I. Mengamati
nyala bara api pada lidi.
-3. Menambahkan H2O2 dan HCl 10 tetes pada tabung reaksi II kemudian
menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya
gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi II.
Mengamati nyala bara api pada lidi.
-4. Menambahkan H2O2 dan NaOH 10 tetes pada tabung reaksi III kemudian
menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan melihat timbulnya
gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi III.
Mengamati nyala bara api pada lidi.
-5. Menambahkan H2O2 10 tetes pada tabung reaksi kemudian memasukkan
daun singkong dan menutup dengan menggunakan ibu jari. Mengaduk dan
melihat timbulnya gelembung, kemudian memasukkan bara api pada lidi ke
dalam tabung reaksi. Mengamati nyala bara api pada lidi.
-6. Mengambil gelas ukur yang telah diisi dengan air. Menyalakan api dan
merebus air, kemudian memasukkan tabung reaksi yang telah dimasukkan
ekstrak hati dan larutan H2O2 10 tetes ke dalam gelas ukur yang direbus.
Merebus air hingga mendidih. Mengangkat tabung reaksi dan mengamati
perubahan yang terjadi. Melihat timbulnya gelembung, kemudian memasukkan
bara api pada lidi ke dalam tabung reaksi. Mengamati nyala bara api pada lidi.
V. Data Pengamatan
VI. Analisa Data
Tabung reaksi I
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas
dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang besar. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di hati mengubah H2O2 menjadi H2O. Kemudian
saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang besar. Hal ini
menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim katalase pada hati menjadi
oksigen (O2).
Tabung reaksi II
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan HCl,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit namun
dengan ukuran yang besar. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
terdapat di hati mengubah H2O2 menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim
pada tabung reaksi I. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala
bara api yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2
menjadi O2.
Tabung reaksi III
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan NaOH,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit dan dengan
ukuran yang kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di
hati mengubah sedikit H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api
pada lidi, timbul nyala bara api yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
penguraian H2O2 menjadi O2 namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung
reaksi I.
Tabung reaksi daun singkong
Saat daun singkong ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung
gas dengan jumlah yang sedikit namun dengan ukuran yang besar. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di daun singkong mengubah
H2O2 menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung reaksi I.
Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2 menjadi O2.
Tabung reaksi I yang telah dipanaskan
Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas
dengan jumlah yang sedikit namun dengan ukuran yang besar. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di hati mengubah H2O2
menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung reaksi I. Kemudian
saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2 menjadi O2.
VII. Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan
1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja
enzim katalase ?
2. Mengapa reaksi berkurang jika hati + H2O dalam keadaan asam atau basa ?
3. Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2 ?
4. Bagaimana usaha menetralkan dalam tubuh ?
5. Simpulkan apa peran enzim katalase dalam tubuh !
6. N2O2 yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa ?
7. Manakah yang lebih banyak mengandung enzim katalase, hati / jantung ?
8. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keaktifan enzim katalase ?
Jawab
1. Karena H2O2 adalah senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel.
Oleh karena itu H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom kemudian didegradasi oleh
enzim katalase menjadi hidrogen dan oksigen.
H2O2 H2O + ½ O2
2. Karena enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang
sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH
lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. Jika pH
dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga
batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan
suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan
laju reaksi.
3. Bila dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh terutama organ hati
dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Karena hidrogen peroksida
dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi
lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan sel.Apabila hati rusak, maka
hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun. Sehingga
dapat terserang penyakit dan gangguan seperti :
a. Penyakit fibrosis ginjal progresis
b. Akatalasia, yaitu terjadinya hemolisis pada sel-sel darah merah.
c. Vitiligo, yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula putih yang
dapat meluas di beberapa bagian tubuh.
d. Rambut beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen
peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang
memberikan warna bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa hidrogen
peroksida yang dihasilkan tidak seimbang dengan produksi katalase dalam
tubuh.
4. enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat
menguraikan (menetralkan) hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan
senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan
merupakan senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O + ½ O2
5. Peran enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2)
yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja enzim katalase
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman (pH).
Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan
dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
6. H2O2 dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang
merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh.
Contohnya H2O2 dapat terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak.
Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua
elektron. Pada sistem biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida.
Dua molekul superoksida dapat bereaksi membentuk hidrogen peroksida dan
oksigen 2O2- + 2H+ H2O2 + O2
7. Hati
8. Dalam kerjanya, enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut :
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.
Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal
hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim : Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun
tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang
rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase
dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen
perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja
enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat
keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang
dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.