Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini

Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini dan Aplikasinya dalam
Pendidikan Anak Usia Dini
Tugas Akhir Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah

Disusun oleh:
Widia Arinta Cahyani
1601412060

Dosen Pengampu :
Ali Formen, S. Pd., M. Ed
Eko Waluyo S. Pd, M.pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Aku masih diam, seluruh perhatianku tertuju pada gerakan-gerakan jari

tangannya. Tiba-tiba, aku seolah merasakan sebuah kesadaran samar-samar,
seolah-olah aku menabrak sesuatu yang sudah terlupakan - sebuah hentakan
gembira akibat kembalinya pikiran; dan entah bagaimana, misteri bahasa
tersingkap dihadapanku. Aku tahu kemudian bahwa ‘w-a-t-e-r’ berarti sesuatu
yang dingin menakjubkan yang mengalir melewati tanganku. Kata yang hidup itu
membangunkan jiwaku, memberinya cahaya, kegembiraan dan membuatnya
terbebas! … Segala sesuatu memiliki nama, dan sebuah nama melahirkan sebuah
pikiran baru. Saat kami kembali ke rumah, setiap objek yang kusentuh tampaknya
dipenuhi oleh kehidupan … Aku belajar banyak kata baru hari itu … kata-kata
yang membuat dunia seperti mekar bagiku
─ Helen Keller, Story of My Life
Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa bahasa berperan
penting dalam membantu kita berkomunikasi, mengenal dunia, dan berinteraksi.
Dengan bahasa kita dapat mengerti apa yang sebelumnya kita tidak tahu, kita bisa
berkomunikasi, bertukar pikiran dengan orang lain.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan hakikat perkembangan dan bahasa?
b. Apa saja teori yang menjelaskan mengenai perkembangan bahasa?
c. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak sesuai dengan usianya?
d. Apa saja hambatan dan gangguan pada perkembangan bahasa pada anak?

e. Bagaimana peran keluarga dalam perkembangan bahasa anak?
f. Apa saja pembelajaran di PAUD yang dapat mengembangkan kemampuan
bahasa pada anak?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui hakikat perkembangan dan bahasa
b. Mengetahui teori yang menjelaskan mengenai perkembangan bahasa
c. Mengetahui tahap perkembangan bahasa anak sesuai dengan usianya
d. Mengetahui hambatan dan gangguan pada perkembangan bahasa pada
anak
e. Mengetahui peran keluarga dalam perkembangan bahasa anak

f. Mengetahui pembelajaran di PAUD yang dapat mengembangkan
kemampuan bahasa pada anak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan istilah yang sering digunakan

dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Kadang orang menganggap kedua istilah
tersebut sama. Kedua istilah tersebut memang saling terkait satu sama lain, namun
sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda.
Fadlilah dalam buku Pendidikan Karakteristik Anak Usia dini mengatakan
bahwa pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran
fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi
dalam waktu tertentu. (Fadlilah, 2013:49-50)
Sedangkan perkembangan, perubahannya sifatnya kualitatif dan lebih
mengarah pada psikis atau kejiwaan sehingga memunculkan terjadinya fungsi
kepribadian dan kematangan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
(Fadlilah, 2013:51)
Stenberg dalam buku Psikologi Kognitif mengatakan bahwa bahasa adalah
penggunaan cara yang terorganisasikan dari pengombinasian kata-kata untuk
berkomunikasi. Bahasa memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang lain
disekitar kita. Bahasa juga memungkinkan kita memikirkan tentang hal-hal dan
proses-proses yang saat ini tidak kita lihat, dengar, rasakan, sentuh atau baui.
Kata-kata yang kita gunakan bisa ditulis, diucapkan atau ditandakan(bahasa
tanda). (Sternberg, 2008:290)
Santrock dalam buku Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup

mengatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi ─ entah itu lisan,
tertulis atau isyarat-yang berdasarkan pada suatu system dari simbol-simbol.
Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturanaturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. (Santrock,
2008:353)
Enam hal yang mencirikan bahasa:

a.
b.
c.
d.
e.

Alat komunikasi
Simbol arbiter
Terstruktur diberbagai tingkatan
Generatif, produktif
Dinamis

2.2 TEORI PERKEMBANGAN BAHASA
Salah satu teori yang dituliskan Santrock dalam buku Life-Span Development

Perkembangan Masa Hidup adalah teori jean Piaget yaitu Teori Kognitif.
Dalam pandangan Piaget, dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu ialah : pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita
masuk

akal,

kita

mengorganisasikan

pengalaman-pengalaman.

Kita

mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Namun, kita tidak hanya
mengorganisasikan pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalaman
kita, kita juga menyesuaikan pemikiran kita untuk meliput gagasan-gagasan
baru. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara: asimilasi dan
akomodasi. (Santrock, 2008: 44)

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam
pengetahhuan mereka yang sudah ada. Akomodasi terjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Teori ini membagi perkembangan menjadi empat tahap perkembangan :
 Sensorismotor ( lahir – 2 tahun)
Bayi beranjak dari tindakan reflektif naluriah sejak kelahiran hingga
permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman
tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman
sensor dengan tindakan fisik.
 Praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar;
kata-kata dan gambar-gambar ini mencerminkan meningkatnya
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan
tindakan fisik
 Operasional konkret (7-11 tahun)
Anak saat ini dapat berpikir secara logis tentang peristiwa-peristiwa
yang konkret dan mengklarifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda
 Operasional formal (11-15 tahun)

Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis.

Pemikiran anak lebih idealistis.
Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa oleh Iskandarwassid pada
pembahasan Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa mengenai
pendekatan fungsional dituliskan menurut Semi (1993), pendekatan ini
meyarankan apabila mempelajar bahasa sebaiknya melakukan kontak
langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu.
Dengan demikian. Peserta didik langsung menghadapi bahasa yang hidup
dan mencoba memakainya sesuai dengan keperluan komunikasi. Mereka
dengan sendirinya merasakan fungsi bahasa tersebut dalam komunikasi
langsung ((Iskandarwassid, 2008: 43).
Lauren B. Adamson, Deborah F. Deckner dan Roger Bakeman dalam
jurnal berjudul Early Interests and Joint Engagement in Typical
Development, Autism, and Down Syndrome mengatakan bahwa Variasi
awal di lingkungan sosial dan objek orientasi juga mempengaruhialur
awal anak-anak ke arah bahasa.
2.3 TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Fadlilah dalam buku Pendidikan Karakter Anak Usia Dini menuliskan
William Stern dan istrinya membagi perkembangan bahasa anak menjadi
beberapa tahap berikut :
a. Prastadium ( 6-12 bulan), meraba atau keluar suara yang belum berarti,

serta tunggal, terutama huruf-huruf bibir
b. Masa pertama ( 12-18 bulan), penguasaan kata yang belum lengkap,
seperti mem atau mik
c. Masa kedua (18-24 bulan), masa mama, maksudnya masa kedua ini
anak sudah mulai berbicara atau tanya mama
d. Masa ketiga ( 24-30 tahun) masa stadium fleksi (menafsirkan). Yaitu
anak mulai dapat menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan atau
kata yang sudah diubah dan sudah mampu menyusun kalimat pendek
e. Masa keempat (2,5 – 6 tahun keatas), masa stadium anak kalimat, yaitu
anak dapat merangkaikan pokok kalimat dengan penjelasannya berupa
anak kalimat (Fadlilah, 2013 : 68)
2.4 HAMBATAN DAN GANGGUAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA

Dalam buku Sternberg yang berjudul Psikologi Kognitif terdapat dua jenis
hambatan dan gangguan dalam perkembangan bahasa. Yaitu:
a. Aphasia
Aphasia adalah cacat dalam pemfungsian bahasa yang disebabkan oleh
kerusakan pada otak. Ada beberapa jenis aphasia :
 Aphasia Wernicke. Disebabkan oleh kerusakan otak diwilayah
wernicke. Aphasia ini dicirikan oleh kerusakan mencolok didalam

pemahaman kata-kata dan kalimat-kalimat ujaran. Biasanya
kerusakan ini juga mencakup pemroduksian kalimat-kalimat yang
memiliki struktur dasar bahasa ujaran yang tidak masuk akal.
Kalimat-kalimat tersebut hampa makna.
 Aphasia Broca. Disebabkan oleh kerusakan otak di wilayah Broca.
Aphasia ini dicirikan oleh pemroduksian ujaran yang tidak
gramatis, namun tetap mempertahankan kemampuan pemahaman
verbal.
 Aphasia global. Merupakan kombinasi antara cacat yang tinggi
pada

pemahaman

dan

pemroduksian

ujaran. Aphasia

ini


disebabkan oleh lesi-lesi diwilayah Broca maupun Wernicke.
 Aphasia anomik. Adalah kesulitan-kesulitan dalam menamai
objek-objek atau mengeluarkan kata-kata dan memori. Pasien bisa
saja mengamati sebuah objek, namun tidak sanggup mengeluarkan
dari memorinya kata untuk merespons objek tersebut. Kadangkadang, kategori-kategori tertentu tidak bisa dipanggil kembali.
b. Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang dicirikan oleh
abnormalitas didalam perilaku sosial, bahasa dan kognisi. Anak-anak
dengan autisme menunjukkan abnormalitas dibanyak wilayah otak,
meliputi kerusakan-kerusakan pada lobus-lobus frontalis dan parietalis,
selain juga serebelum, batang otak, kalosum korpus, ganglia basalis,
amigdala dan hipokampus.
Anak-anak dengan autisme biasanya mulai dikenali pada usia 14
bulan, saat mereka gagal menunjukkan pola-pola interaksi normal
seperti yang diharapkan umumnya. Anak-anak dengan autisme

menunjukkan gerakan-gerakan berulang dan pola minat dan aktivitas
yang stereotip. Seringkali mereka mengulangi gerakan yang sama
berulang-ulang tanpa tujuan jelas. Ketika berinteraksi dengan

seseorang mereka lebih suka melihat gerakan bibir ketimbang gerakan
mata orang itu. Kira-kira separuh dari anak-anak penderita autisme
gagal mengembangkan ujaran fungsionalnya. Ujaran yang mereka
kembangkan cenderung dicirikan oleh echolalia, artinya mengulangi
lagi dan lagi ujaran yang mereka dengar. Kadang-kadang repetisi ini
berlangsung sampai beberapa jam setelah penggunaan kata tertentu
oleh seseorang.
2.5 PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA
Arini Hidayati dalam buku Televisi dan Perkembangan Sosial Anak
mengatakan bahwa keluarga merupakan “jaringan sosial” yang terpenting bagi
anak-anak pada masa-masa awal kehidupan. Sehingga hubungan dengan
keluarga merupakan landasan sikap terhadap orang, benda dan kehidupan
secara umum. (Hidayati, 1998: 40)
Freud, pelopor penelitian tentang hubungan keluarga mengatakan bahwa:
“orangtua yang neuropatik yang melindungi anak secara berlebihan dan
mencekiknya dengan kasih sayang berlebihan membangkitkan pada anak
suatu kecenderungan untuk penyakit neurotik”
Kondisi ini menggambarkan betapa besar pengaruh keluarga terhadap
perkembangan anak, sekaligus merupakan suatu gambaran awal bagi orangtua
untuk mengembangkan pola hubungan yang dinamis dan serasi dengan anak.
Dalam gambaran lebih global, Bronson, Brook dan Whitemann dalam
penelitiannya mengatakan bahwa sumbangan keluarga bagi perkembangan
anak yaitu:
1. Perasaan aman karena menjadi anggota kelompok yang stabil
2. Orang-orang yang dapat diandalkannya dalam memenuhi kebutuhannya,
fisik dan psikologis
3. Sumber kasih sayang dan penerimaan, yang tidak terpengaruh oleh apa
yang mereka lakukan
4. Model perilaku yang disetujui guna belajar menjadi sosial
5. Bimbingan dalam pengembangann pola perilaku yang disetujui secara
sosial

6. Orang-orang yang dapat diharapkan bantuannya dalam memecahkan
masalah yang dihadapi tiap anak dalam penyesuaian pada kehidupan
7. Bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal dan
sosial yang diperlukan untuk penyesuaian
8. Perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan
kehidupan sosial
9. Bantuan dalam menetapkan aspirasi yang sesuai dengan minat dan
kemampuan
10. Sumber persahabatan sampai mereka cukup besar untuk mendapatkan
teman diluar rumah atau bila teman diluar tidak ada.
2.6 PEMBELAJARAN DALAM PAUD
Ketampilan berbahasa pada anak meliputi empat macam yaitu meyimak,
membaca, berbicara dan menulis. Implementasi pembelajaran bahasa pada
anak usia dini adalah sebagai berikut:
a. Menyimak
Ketrampilan menyimak adalah satu bentuk ketrampilan berbahasa yang
lebih bersifat reseptif. Tahapan kegiatan menyimak:
1. Mendengar
2. Mengenangkan
3. Memperhatikan
4. Membentuk imajinasi
5. Mencari simpanan masa lalu dalam gagasan
6. Membandingkan
7. Menguji isyarat-isyarat
8. Mengodekan kembali
9. Mendapatkan makna
10. Memasukkan kedalam pikiran disaaat-saat mendengarkan atau
menyimak
11. Menginterpretasikan sesuatu yang disimak
12. Menirukan dalam pikiran
Untuk implementasi dalam PAUD keterampilan menyimak dapat
dilaksakan dengan kegiatan bercerita, melihat video, tanya jawab dan
bercakap-cakap.
b. Berbicara
Iskandarwassid dalam bukunya Strategi Pembelajaran Bahasa mengatakan
bahwa ketrampilan berbicara pada hakikatnya merupakan ketrampilan
mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini,
kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi
artikulasi, tekanan nada, kesenyapan dan lagu bicara. (Iskandarwassid,
2008: 241).
Rancangan program pengajaran untuk mengembangkan keterampilan
berbicara dapat memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
 Aktivitas mengembangkan keterampilan bahasa secara umum
 Aktivitas mengembangkan bicara secara khusus untuk membentuk
model diksi dan ucapan, dan mengurangi penggunaan bahasa
nonstandar
 Aktivitas menangani masalah yang meminta perhatian khusus:
o Peserta didik yang penggunaan bahasa ibunya sangat dominan
o Peserta didik yang mengalami problema kejiwaan, pemalu dan
tertutup, dst
o Peserta didik yang menderita hambatan jasmani yang berhubungan
dengan alat-alat bicaranya
Implementasi keterampilan berbicara dalam PAUD dapat dilaksanakan
dengan bercerita, bercakap-cakap dan metode tanya jawab
c. Membaca
Iskandarwassid dalam bukunya Strategi Pembelajaran Bahasa mengatakan
bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa
yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai
bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan
berbagai proses mental dalam sistem kognisinya. (Iskandarwassid,
2008:246)
Implementasi keterampilan membaca pada PAUD dapat melalui kegiatan
puzzle huruf, menyusun kata dan membaca cerita bergambar
d. Menulis
Iskandarwassid

dalam

bukunya

Strategi

Pembelajaran

Bahasa

mengatakan bahwa aktivitas menulis merupakan bentuk manivestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh
pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan

membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lan,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa
yang bersangkutan sekaligus. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan baik unsur bahasa maupun
unsur is haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan
yang runtut dan padu. (Iskandarwassid, 2008: 248)
Untuk ketrampilan menulis di PAUD, guru harus mendahulukan
keterampilan motorik halus. Ketika motorik halus anak sudah siap, guru
bisa memulai memberikan tugas anak untuk menulis.
Implementasi kegiatan yang digunakan untuk mengembangkan bahasa anak
di PAUD adalah dengan menggunakan metode bercerita. Putri Suratmi
Hasanah, Wusono Indarto, dan Enda Puspitasari dalam jurnal yang berjudul
Pengaruh meode bercerita terhadap karakter anak usia 5-6 Tahun di TK FKIP
UNRI Pekanbaru mengatakan bahwa bercerita memiliki peran yang sangat
berarti dalam menanamkan nilai-nilai karakter.Bercerita dapat menjadi
jembatan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pengajaran kepada
anak-anak, baik dirumah maupun disekolah.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bahasa

adalah

penggunaan

cara

yang

terorganisasikan

dari

pengombinasian kata-kata untuk berkomunikasi. Bahasa memungkinkan
kita berkomunikasi dengan orang lain disekitar kita. Perkembangan
bahasa terbagi dalam berbagai tahap dan setiap tahap memiliki
karakteristik perkembangan yang berbeda. Untuk membantu anak belajar
bahasa, anak harus terlibat langsung dengan masyarakat.

Hambatan

dalam perkembangan bahasa antara lain aphasia dan autisme. Aplikasi
pengembangan kemampuan bahasa (ketrampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis) dapat dilakukan dengan bercerita, tanya jawab,
bercakap-cakap dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan.
3.2 SARAN
Baik pendidik dan orangtua perlu memahami tahapan perkembangan anak
khususnya tahapan perkembangan bahasa anak. Karena dengan bahasa
anak akan mudah untuk berinteraksi dengan lingkungan dan mempelajari
pengetahuan. Selain mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak,
orang tua dan guru juga perlu mengetahui hambatan yang mungkin
dihadapi dalam perkembangan bahasa anak. Dengan mengetahui tahap
perkembangan bahasa dan hambatan yang mungkin dihadapi, orang tua
dan guru dapat memberikan stimulus dan pembelajaran yang sesuai.

Jumlah kata : 2357

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Arini. 1998. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Iskandarwassid, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset Bandung
Santrock, John W, 2008. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B, 2011. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Fadlilah, dkk, 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Sternberg, Robert J, 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Lauren B. Adamson, Deborah F. Deckner, Roger Bakeman. 2010. Early Interests
and Joint Engagement in Typical Development, Autism, and Down Syndrome.
Jurnal Pendidikan. Hal 2
Putri Suratmi Hasanah, Wusono Indarto, Enda Puspitasari. 2013. Pengaruh
meode bercerita terhadap karakter anak usia 5-6 Tahun di TK FKIP UNRI
Pekanbaru. Hal 4

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5