Laporan Praktek Kerja Lapangan Sistem In

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN CAPAIAN KINERJA HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh : MUHAMMAD KHAERUL ANAM JURUSAN ILMU KOMPUTER/ INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan PKL dengan judul:

“Sistem Informasi Laporan Capaian Kinerja Harian Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah”

Disusun oleh: Nama

: Muhammad Khaerul Anam

: Ilmu Komputer/ Informatika

Fakultas

: Sains dan Matematika

Telah diseminarkan pada seminar Laporan PKL pada tanggal 18 Juni 2015 dan dinyatakan lulus pada tanggal 22 Juni 2015 Semarang, 22 Juni 2015 Mengetahui,

Menyetujui, a.n. Koordinator PKL

Dosen Pembimbing Sekretaris Jurusan

Ragil Saputra, S.Si, M.Cs Sukmawati Nur Endah, S.Si, M.Kom NIP. 198010212005011003

NIP. 197805022005012002

Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Komputer/Informatika FSM UNDIP

Nurdin Bahtiar, S.Si, MT NIP. 197907202003121002

ii

ABSTRAK

Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah bertugas untuk perumusan dan penetapan kebijakan teknis beragama di masyarakat. Dalam instansi tersebut, pelaporan kinerja harian dari tiap pegawai masih berbentuk konvensional. Bentuk laporan yang belum terkomputerisasi seperti ini, bisa menimbulkan redudansi dan kehilangan data. Untuk itu, perlu dirancang dan dibangun sebuah sistem yang berfungsi untuk mewadahi laporan pegawai yang masuk serta menyampaikannya kepada atasan melalui format dan dokumentasi penulisan yang baku. Sistem Informasi Laporan Kinerja Harian ini dirancang dengan metode pengembangan Waterfall Model berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan sistem manajemen basis data MySQL . Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan metode black box , sistem informasi ini telah memenuhi kebutuhan fungsional. Sistem Informasi Laporan Kinerja Harian diharapkan dapat mengawasi perkerjaan yang dilakukan oleh seluruh pegawai secara terus menerus tiap harinya, dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan dan efisiensi di Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah.

Kata kunci: Kementerian Agama, Laporan Kinerja Harian, dan Sistem Informasi.

iii

ABSTRACT

Ministry of Religious Affairs Regional Office in Central Java Province in charge of technical policy formulation and determination of religion in society. In these agencies, reporting daily performance of each employee is still the conventional form. Form of a report which is not computerized like this, it could lead to redundancies and loss of data. For that, it needs to be designed and built a system that serves to accommodate employees who report incoming and present it to the boss through the format of the standardized writing and documentation. Daily Performance Report Information System is designed with a model-based development methods Waterfall web using PHP programming language and MySQL database management system. Based on the results of tests performed by black box method, system information has met the functional requirements. Daily Performance Report Information System is expected to oversee the job done by all employees continuously every day, with the aim of improving the ease and efficiency in the Ministry of Religious Affairs Regional Office in Central Java.

Keywords: Ministry of Religious, Daily Performance, and Information Systems.

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

yang berjudul “Sistem Informasi Laporan Capaian Kinerja Harian Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ”.

Dalam penyusunan laporan ini tentulah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Nurdin Bahtiar, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika yang membantu dalam proses perijinan PKL di Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah

2. Khadijah, S.Kom, MCs. selaku Koordinator PKL yang membantu dalam proses perijinan PKL di Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

3. Sukmawati Nur Endah, S.Si, M.Kom, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam proses perijinan dan bimbingan hingga terselesaikannya laporan PKL ini.

4. Pihak subbagian Informasi dan Humas Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan PKL, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi

materi ataupun dalam penyajiannya, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada penulisan ilmiah yang akan datang.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya. Semarang, 11 Juni 2015 Penulis,

Muhammad Khaerul Anam 24010312140028

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan laporan yang dibuat.

1.1. Latar Belakang Masalah

Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah bertugas untuk perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi Jawa Tengah serta pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan.

Untuk menjalankan semua tugas-tugas itu secara baik, pengawasan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh tiap pegawai secara berkesinambungan dalam bentuk laporan harian. Namun, bentuk laporan harian yang ada masih menggunakan konsep manual berupa selebaran kertas yang diisi dengan tulisan tangan dan tidak terdokumentasikan secara baik. Bentuk pengawasan yang belum terkomputerisasi seperti ini, tentu akan menimbulkan berbagai masalah jika dilanjutkan, mengingat banyaknya jumlah pegawai dan tanggung jawab yang harus dilaporkan setiap harinya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang berfungsi untuk mewadahi laporan-laporan pegawai yang masuk, sekaligus menyampaikannya kepada atasan melalui format dan dokumentasi penulisan yang baik, dengan tujuan untuk mengawasi perkerjaan yang dilakukan tiap pegawai secara terus menerus tiap harinya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan adalah pembuatan Sistem Informasi Laporan Capaian Kinerja Harian Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sistem informasi ini dibuat untuk membantu dalam penulisan laporan demi pengawasan dan tanggung jawab kinerja pegawai secara efektif setiap harinya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu bagaimana membuat sistem informasi berbasis web dengan perancangan basis data kepegawaian beserta laporan setiap harinya dengan tujuan sebagai media pengawasan dan tanggung jawab kinerja di dalam Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk menghasilkan sebuah Sistem Informasi Laporan Capaian Kinerja Harian (SI- LCKH) Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan berfungsi secara baik serta digunakan oleh seluruh pegawai negeri sipil pada kantor tersebut.

Manfaat dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:

a. Bagi Instansi Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat menggunakan sistem informasi ini untuk pengawasan kinerja setiap pegawai.

b. Bagi Mahasiswa Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam bidang perencanaan, analisis, perancangan, pembuatan, dan pengujian sistem informasi berbasis web . Selain itu, mahasiswa dapat menerapkan secara langsung ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perkuliahan.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari sistem informasi yang dibangun pada Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut.

a. Sistem informasi yang akan dibangun meliputi permasalahan yang terkait dengan perancangan, pembuatan dan pengujian SI-LCKH PNS Kemenag Jateng.

b. Sistem informasi ini dirancang dengan menggunakan Waterfall Model yang dilakukan hanya sampai pada tahap implementasi dan pengujian.

c. Sistem yang dibuat berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, PHP dan Javascript serta basis data MySQL.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan suatu gambaran yang urut dan jelas mengenai pembahasan penyusunan SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah berikut ini disesuaikan dengan sistematika pembahasan, yaitu: BAB I

PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, serta sistematika penulisan laporan yang dibuat.

BAB II TINJAUAN INSTANSI Bab ini membahas mengenai mengenai data umum Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah, tempat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan. Data umum tersebut meliputi sejarah instansi, profil instansi, visi-misi instansi, dan struktur instansi.

BAB III DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk membangun SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan teori lain yang mendukung pengembangannya .

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan tentang pembahasan yang meliputi deskripsi umum perangkat lunak dan desain rancangan dari hasil analisis SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi dari hasil rancangan dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab yang dibahas sebelumnya dan saran bagi instansi dan pembaca sebagai bahan masukan.

BAB II TINJAUAN INSTANSI

Bab ini membahas mengenai data umum Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah, tempat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan. Data umum dari Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah tersebut meliputi profil instansi, visi dan misi instansi, serta struktur instansi.

2.1. Profil Instansi

Nama Instansi : Kementerian Agama Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Tengah

Alamat

: Jl. Sisingamangaraja No.5 Semarang

Telepon/ Fax

: (024) 8412547 E-mail : kanwiljateng@kemenag.go.id Website : http://jateng.kemenag.go.id/

Berdirinya Departemen Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia. Sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1 dan 2. [1]

Berdasarkan PMA No. 13 Tahun 2012, Kantor Wilayah Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi sebagai berikut. [2]

a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi.

b. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah.

c. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan.

d. Pembinaan kerukunan umat beragama.

e. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi.

f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program

2.2. Visi

Visi dari Kementerian Agama RI berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010 adalah “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat

beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin .” [2]

2.3. Misi

Misi dari Kementerian Agama RI adalah sebagai berikut. [2]

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

c. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

d. Meningkatkan kualitas penyelenggara ibadah haji.

e. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

2.4. Struktur Instansi

Struktur instansi dari Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah adalah sebagai berikut. [2] Ketua Kantor Wilayah

: Drs.H. Ahmadi, M.Ag Kepala Bagian Tata Usaha

: H.Andewi Susetyo, SH Kasubbag Perencanaan & Keuangan

: Drs. H. M. Nurkholis, M.Pd Kasubbag Ortala & Kepegawaian

: H. Wahid Arbani, S.Ag, M.Si Kasubbag Hukum & KUB

: H. Hartanto, SH Kasubbag Informasi & Humas

: H. Badrussalam, S.Ag, MM Kasubbag Umum

: Drs. H. Shofia Nur. M.Pd Kabid Urusan Agama Islam

: Drs. H. A. Saifuloh, M.Ag Kabid Penerangan Agama Islam

: Drs. H. Ahyani, M.Si Kabid Pendidikan Madrasah

: Drs. H. Jamun, M.Pd.I Kabid Pendidikan Diniyah

: Drs. H. Sholikin, MM

Kabid Pendidikan Agama Islam : DR.H.Syaifuddin Zuhri, M.Si

Kabid Penyelenggara Haji dan Umroh : Drs.H. Noor Badi, MM Pembimbing Masyarakat Kristen

: Drs. Marihot H. Gultom,MM Pembimbing Masyarakat Katolik

: Sulardi Paulinus, S.Ag Pembimbing Masyarakat Hindu

: Drs. I Dewa Made Artayasa Pembimbing Masyarakat Buddha

: Sutarso, S.Ag.,MM

BAB III DASAR TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk membangun SI- LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

3.1. Pengertian Sistem Berbasis Web Pada awalnya sistem berbasis web dibangun dengan hanya menggunakan

bahasa yang disebut HTML ( HyperText Markup Langauge ). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML, seperti PHP. [3]

Arsitektur sistem berbasis web meliputi klien, web server , middleware dan basis data. Klien berinteraksi dengan web server . Secara internal, web server berkomunikasi dengan middleware dan middleware yang berkomunikasi dengan basis data. Contoh middleware adalah PHP. Pada mekanisme sistem berbasis web , terjadi tambahan proses yaitu server menerjemahkan kode PHP menjadi kode HTML. Kode PHP yang diterjemahkan oleh mesin PHP yang akan diterima oleh klien. [3]

3.2. Model Proses Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak melewati beberapa tahapan dari sistem itu direncanakan sampai sistem itu dirancang, diimplementasikan, dioperasikan dan dipelihara. Siklus ini disebut siklus hidup pengembangan sistem ( System Development Life Cycle). [4]

Model yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Laporan Capaian Kinerja Harian Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah model sekuensial linier ( Waterfall Model ).

Model sekuensial linier (disebut juga dengan siklus hidup klasik atau Waterfall Model ). Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun perangkat lunak mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.

Gambar 3.1 Waterfall Model

Tahap-tahap dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman (2001) adalah sebagai berikut. [4]

a. Requirements definition Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam tahap ini, kemudian dianalisis dan didefinisikan termasuk didalamnya kegunaan softwar e yang diharapkan pengguna dan batasan software. Tahap ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. Tahap ini menghasilkan SRS ( Software Requirement Spesification ). SRS adalah dokumen yang berisi deskripsi lengkap mengenai kemampuan software . SRS diperlukan karena banyak kesalahan yang timbul pada tahap requirement dan tidak terdeteksi sejak dini, serta untuk menghemat biaya perbaikan.

Standar penulisan SRS yang digunakan adalah IEEE/ANSI 830-1998. Setiap requirement dalam SRS diberikan unique identifier label . Berikut contoh pendefinisan kebutuhan fungsional dalam SRS pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel SRS

Deskripsi SRS-XXXX-F-YY

: Software Requirement Spesification

XXXX : Nickname sistem yang dibangun FXX

: F adalah fungsional dapat optional berupa NF (Non Fungsional) YY

: Nomor urut SRS : Nomor urut SRS

c. Implementation and unit testing Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pemeriksaaan terhadap unit yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

d. Integration and system testing Penyatuan unit-unit program secara terintegrasi kemudian diuji secara keseluruhan ( system testing ).

e. Operation and maintenance Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya. Kelebihan Waterfall Model adalah lebih disiplin. Selain itu, dokumentasi selalu

tersedia dalam setiap tahapan ( documentation driven ). Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya. Serta, pengguna baru dapat melihat produk setelah selesai diprogram.

Masalah dengan Waterfall Model adalah perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada kenyataannya jarang sekali pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi. [5]

3.3. Basis Data

Basis data dapat didefinisikan seperti berikut. [6]

a. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan dan diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan berkas/ tabel/ arsip yang saling saling berhubungan dan disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS

( Database Management System ). DBMS adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. [3]

3.4. MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat open source dan paling populer saat ini. Sistem database MySQL mendukung beberapa fitur seperti multi-threaded, multi-user , dan SQL database management system (DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan. [7]

Berikut ini beberapa kelebihan MySQL sebagai database server antara lain: [7]

a. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis.

b. Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit.

c. Pengaksesan basis data dapat dilakukan dengan mudah.

d. MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi CPU.

e. Didukung program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, dan lain sebagainya.

f. Bekerja pada berbagai platform .

3.5. Pemodelan Analisis

Pemodelan analisis merupakan gabungan dari beberapa model yang pertama kali merepresentasikan sistem secara teknis. Terdapat dua pemodelan, yatu pemodelan data dan pemodelan fungsional.

3.5.1. Pemodelan Data

Mentransformasi model domain informasi yang dibuat selama analisis ke dalam struktur data yang akan diperlukan untuk mengimplementasi perangkat lunak. Objek dan hubungannya digambarkan dalam bentuk ERD ( Entity Relationship Diagram ). Keluaran yang dihasilkan adalah struktur basis data .

ERD merupakan suatu graph yang menyajikan entitas, atribut dan hubungannya yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar entitas. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu: [9]

a. Entitas Entitas merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entitas ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang. Properti dari entitas antara lain: nama entitas, daftar atribut, dan primary key .

b. Relasi Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Simbol dari relasi ini biasanya digambarkan dengan belah ketupat. Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu: [9]

i. Satu ke satu ( One to one ). Hubungan satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B. Hubungan satu ke satu dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Relasi satu ke satu ( One to one )

ii. Satu ke banyak ( One to many ). Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas

B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A. Hubungan satu ke banyak dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.3 Relasi satu ke banyak ( One to many )

iii. Banyak ke banyak ( Many to many ). Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Hubungan banyak ke banyak dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4 Relasi banyak ke banyak ( Many to many )

c. Atribut Properti yang dimiliki setiap entitas yang akan disimpan datanya. Atribut yang merupakan primary key diberi garis bawah. Berikut ini adalah tabel notasi pemodelan data dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tabel Notasi Pemodelan Data [9] Komponen

Deskripsi Entitas adalah sebuah objek yang dapat

Entitas dibedakan dengan objek lain.

Atribut berfungsi untuk mendiskripsikan Atribut

karakter entitas. Atribut yang berfungsi sebagai primary key diberi garis bawah.

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara

Relasi

sejumlah entitas yang berbeda.

Garis sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, dan entitas dengan atribut

Kardinalitas merupakan angka yang

menunjukkan banyaknya kemunculan suatu

1:N

objek terkait dengan kemunculan objek lain

M:N pada relasi.

3.5.2. Pemodelan Fungsional

Untuk memodelkan seluruh fungsi yang tercakup dalam sistem ini, digunakan Data Context Diagram (DCD) serta Data Flow Diagram (DFD). DCD dapat juga

dikatakan sebagai DFD Level –0. Untuk DFD merupakan penjabaran lebih lanjut dari DCD. DFD berguna untuk menggambarkan fungsi-fungsi yang mentransformasikan data, serta berguna untuk menggambarkan bagaimana data ditransformasikan pada perangkat lunak. [10]

Data Context Diagram (DCD) merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data yang hanya memuat satu proses, dan menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, entitas-entitas eksternal serta aliran-aliran data menuju dan dari sistem diketahui oleh seorang analis dari wawancara dengan pengguna sebagai hasil analisis dokumen.

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. DFD mempunyai empat komponen utama, yaitu external entity, data flow , proses, dan data store . Penjelasan dari masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut. [10]

a. External Entity External entity digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal (bagian lain, sebuah perusahaan, seseorang atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem. Entitas ini disebut juga sumber atau tujuan data dan dianggap eksternal terhadap sistem yang sedang digambarkan. Setiap entitas diberi label dengan sebuah nama yang sesuai. Meskipun berinteraksi dengan sistem, namun dianggap di luar batas-batas sistem. Entitas-entitas tersebut harus diberi nama dengan suatu kata benda, entitas yang sama dapat digunakan lebih dari sekali atas suatu diagram aliran data tertentu untuk menghindari persilangan antara jalur-jalur aliran.

b. Data Flow (Arus Data) Data flow menunjukkan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepala tanda panah mengarah ke tujuan data. Karena sebuah tanda panah menunjukkan seseorang, tempat atau sesuatu, maka harus digambarkan dalam kata benda.

c. Proses Proses digunakan untuk menunjukkan adanya proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukkan suatu perubahan dalam di dalam atau perubahan data. Jadi, aliran data yang meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang masuk. Proses-proses yang menunjukkan hal itu didalam sistem dan harus diberi nama menggunakan salah satu format berikut ini. Sebuah nama yang jelas memudahkan untuk memahami proses apa yang sedang dilakukan. Pemberian nama pada proses: [10]

i. Menetapkan nama sistem secara keseluruhan saat menamai proses pada level yang lebih tinggi. Contoh: sistem kontrol inventaris.

ii. Menamai suatu subsistem utama, menggunakan nama-nama seperti: Sistem Pelaporan Inventaris atau Sistem Pelayanan Konsumen Internet.

iii. Menggunakan format kata kerja dan kata benda untuk proses-proses yang mendetail. Kata kerja yang menggambarkan jenis kegiatan yang seperti ini, misalnya menghitung, memverifikasi, menyiapkan, mencetak, atau menambahkan. Contoh-contoh nama proses yang lengkap adalah: menghitung pajak penjualan, memverifikasi status rekening konsumen, menyiapkan invoice pengapalan, dan menambah record inventaris.

d. Data Store Data store digunakan untuk menunjukkan penyimpanan data. Penyimpanan data menandakan penyimpanan manual, seperti lemari file atau sebuah file atau basis data terkomputerisasi. Karena penyimpanan data mewakili seseorang, tempat atau sesuatu, maka diberi nama dengan sebuah kata benda. Penyimpanan data sementara seperti kertas catatan atau sebuah file komputer sementara tidak dimasukkan ke dalam diagram aliran data. Dalam penggambaran penyimpanan data perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: [10] d. Data Store Data store digunakan untuk menunjukkan penyimpanan data. Penyimpanan data menandakan penyimpanan manual, seperti lemari file atau sebuah file atau basis data terkomputerisasi. Karena penyimpanan data mewakili seseorang, tempat atau sesuatu, maka diberi nama dengan sebuah kata benda. Penyimpanan data sementara seperti kertas catatan atau sebuah file komputer sementara tidak dimasukkan ke dalam diagram aliran data. Dalam penggambaran penyimpanan data perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: [10]

ii. Arus data yang menuju ke simpanan data dari suatu proses menunjukkan proses update terhadap data yang tersimpan di simpanan data.

iii. Arus data yang berasal dari simpanan data ke suatu proses menunjukkan bahwa proses tersebut menggunakan data yang ada di simpanan data. Notasi yang digunakan untuk pemodelan fungsional dapat dilihat pada

tabel 3.3. Tabel 3.3. Tabel Notasi Pemodelan Fungsional [10]

Notasi

Keterangan

External Entity (Entitas Eksternal)

Data Flow (Aliran Data)

Process (Proses)

Data Store

Split / merge

3.6. PHP

PHP ( PHP Hypertext Preprocessor ) adalah bahasa pemrograman scripting sisi server artinya sintaks-sintaks dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Sistem yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser , tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server . Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client . Dalam hal ini client menggunakan kode- kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server .

Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain: [11]

a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

b. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan di mana-mana dari mulai Apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

c. Lebih mudah dalam pengembangan.

d. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

e. PHP adalah open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

3.7. Cascading Style Sheet

Cascading Style Sheet (CSS), menentukan bagaimana elemen-elemen dari suatu halaman web yang ditampilkan. CSS memisahkan gaya (atau tampilan dan nuansa) dokumen dari struktur (atau isi dan pemesanan informasi).

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna body teks, warna tabel, ukuran border , warna border , warna hyperlink , warna mouse hover , spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri/ kanan/ atas/ bawah, dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. [12]

3.8. Javascript

Javascript adalah bahasa pemrograman yang biasa diletakan bersama kode HTML untuk menentukan suatu aksi ( behaviour ). Sebuah Javascript dapat menentukan semua aksi setiap elemen yang ada di dalam suatu halaman web yang ditampilkan maupun tidak ditampilkan. Dalam pengembangannya dalam aplikasi berbasis web , Javascript berkembang penggunaanya ke dalam bentuk jQuery . [13]

jQuery adalah pustaka yang dibangun dengan menggunakan Javascript . Tujuannya adalah pembuatan program Javascript bisa dilakukan dengan cara yang

lebih ringkas. jQuery bersifat free to use sehingga developer dapat mengunduhnya secara gratis pada website pembuat pustaka tersebut. [10]

3.9. Pengujian Perangkat Lunak

Menurut IEEE, pengujian perangkat lunak adalah proses sistem operasi atau komponen menurut kondisi tertentu, pengamatan atau pencatatan hasil dan mengevaluasi beberapa aspek sistem atau komponen, proses analisis item perangkat Menurut IEEE, pengujian perangkat lunak adalah proses sistem operasi atau komponen menurut kondisi tertentu, pengamatan atau pencatatan hasil dan mengevaluasi beberapa aspek sistem atau komponen, proses analisis item perangkat

a. Tujuan langsung

i. Identifikasi dan menemukan beberapa kesalahan yang mungkin ada dalam perangkat lunak yang diuji.

ii. Setelah perangkat lunak dibetulkan, diidentifikasi lagi kesalahan dan dites ulang untuk menjamin kualitas level penerimaan.

iii. Membentuk tes yang efisien dan efektif dengan anggaran dan jadwal yang terbatas.

b. Tujuan tidak langsung Mengumpulkan daftar kesalahan untuk digunakan dalam daftar pencegahan kesalahan. Terdapat dua strategi pengujian perangkat lunak berdasarkan konsep pengujian sebagai berikut. [14]

i. Black box (functionality) testing . Mengidentifikasi kesalahan yang berhubungan dengan kesalahan fungsionalitas perangkat lunak yang tampak dalam kesalahan output . Definisi menurut IEEE, adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi. Pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan sistem atau komponen dengan kebutuhan fungsional tertentu.

ii. White box (structural) testing . Memeriksa kalkulasi internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Definisi menurut IEEE, adalah pengujian yang memegang perhitungan mekanisme internal sistem atau komponen.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang pembahasan yang meliputi deskripsi umum perangkat lunak dan desain rancangan dari hasil analisis SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

4.1. Deskripsi Umum Perangkat Lunak

4.1.1. Deskripsi Umum

SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah sistem yang memiliki fungsi untuk mewadahi laporan-laporan pegawai yang masuk, sekaligus menyampaikannya kepada atasan melalui format dan dokumentasi penulisan yang baik, dengan tujuan untuk mengawasi perkerjaan yang dilakukan tiap pegawai secara terus menerus tiap harinya.

4.1.2. Flowmap SI-LCKH

Flowmap adalah campuran peta dan flowchart yang menunjukan pergerakan objek dari satu lokasi ke lokasi lain. Flowmap dari SI-LCKH dapat dilihat pada Gambar 4.1. Terdapat empat tingkatan pengguna dan satu administrator (tidak dimasukkan ke dalam flowmap ) di dalam SI-LCKH PNS Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Pengguna-pengguna tersebut selanjutnya disebut sebagai Eselon. Tingkatan eselon menggambarkan karakteristik fungsi-fungsi yang ada. Eselon V tidak memiliki bawahan, karena itu pengguna tingkat ini hanya dapat membuat laporan, yang selanjutnya akan dikirimkan ke Eselon IV. Pengguna Eselon IV dapat menindaklanjuti laporan dari Eselon V, kemudian dapat membuat laporan yang selanjutnya akan dikirimkan ke Eselon III. Begitu pun dengan Eselon

III, mampu menindaklanjuti laporan Eselon IV dan mengirimkan laporan ke Eselon

II. Sedangkan Eselon II adalah jabatan tertinggi dalam kantor Kementerian Agama Jawa Tengah, maka pengguna ini hanya menindaklanjuti dan membuat laporan tanpa dikirimkan ke manapun. Fungsi menindaklanjuti laporan adalah di mana atasan II. Sedangkan Eselon II adalah jabatan tertinggi dalam kantor Kementerian Agama Jawa Tengah, maka pengguna ini hanya menindaklanjuti dan membuat laporan tanpa dikirimkan ke manapun. Fungsi menindaklanjuti laporan adalah di mana atasan

Gambar 4.1. Flowmap SI-LCKH

4.1.3. Karakteristik Pengguna

Pengguna SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari Eselon V, Eselon IV, Eselon III, Eselon

II, dan Administrator. Pada sistem ini diberikan hak akses yang berbeda antara kelima pengguna sistem tersebut. Karakteristik pengguna Aplikasi SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Pengguna

No. Aktor

Deskripsi

1. Eselon V

- Membuat laporan - Melihat laporan yang telah dibuat - Mencetak laporan

2. Eselon IV

- Membuat laporan - Melihat laporan yang telah dibuat - Mencetak laporan - Melihat laporan pegawai Eselon V - Menindaklanjuti laporan Eselon V

3. Eselon III

- Membuat laporan - Melihat laporan yang telah dibuat - Mencetak laporan - Melihat laporan pegawai Eselon IV - Menindaklanjuti laporan Eselon IV

4. Eselon II

- Membuat laporan - Melihat laporan yang telah dibuat - Mencetak laporan - Melihat laporan pegawai Eselon III - Menindaklanjuti laporan Eselon III

5. Administrator - Membuat akun pegawai baru - Mengelola akun pegawai - Menghapus akun pegawai - Melihat laporan seluruh pegawai - Menindaklanjuti seluruh laporan pegawai

4.1.4. Kebutuhan Fungsional

Spesifikasi kebutuhan fungsional Software Requirements Specification (SRS) SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Tabel SRS SI-LCKH

SRS ID

Deskripsi

SRS-SILCKH-F-01 Melakukan login ke dalam SI-LCKH SRS-SILCKH-F-02

Membuat laporan capaian kinerja harian SRS-SILCKH-F-03

Mengubah laporan capaian kinerja harian SRS-SILCKH-F-04

Menghapus laporan capaian kinerja harian SRS-SILCKH-F-05

Menambah laporan capaian kinerja harian SRS-SILCKH-F-06

Mengganti keterangan kehadiran

SRS-SILCKH-F-07 Mengubah tanggal pembuatan laporan SRS-SILCKH-F-08

Melihat laporan yang telah dibuat

SRS-SILCKH-F-09

Menyetujui laporan bawahan

SRS-SILCKH-F-10

Menolak laporan bawahan

SRS-SILCKH-F-11 Mencetak laporan yang telah ditindaklanjuti SRS-SILCKH-F-12

Mengubah password

SRS-SILCKH-F-13

Melihat laporan pegawai

SRS-SILCKH-F-14

Melihat akun pegawai

SRS-SILCKH-F-15

Membuat akun pegawai

SRS-SILCKH-F-16

Mengelola akun pegawai

SRS-SILCKH-F-17

Menghapus akun pegawai

SRS-SILCKH-F-18

Melakukan logout

4.1.5. Kebutuhan Non-Fungsional

Kebutuhan non-fungsional Software Requirements Specification (SRS) SI- LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Kebutuhan Non-Fungsional

SRS-ID

Deskripsi

SRS-SILCKH-N-01 SI-LCKH dapat diakses secara online SRS-SILCKH-N-02

SI-LCKH dapat dijalankan di segala jenis browser . SRS-SILCKH-N-03

SI-LCKH perlu login untuk menjamin keamanannya

4.1.5.1. Penyebaran

SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini di- hosting pada sebuah server di kantor Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah sehingga dapat diakses secara online oleh pegawai kantor tersebut.

4.1.5.2. Keamanan

SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini dapat memberikan tingkat keamanan data yang cukup aman, karena setiap aksesnya harus menggunakan password .

4.1.5.3. Portabilitas

SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat digunakan di setiap device dengan browser yang support dengan HTML, CSS, dan Javascript.

4.2 Pemodelan Analisis

Pemodelan analisis yang dilakukan meliputi pemodelan data dan pemodelan fungsional.

4.2.1. Pemodelan Data

Pemodelan data bertujuan untuk menjawab pertanyaan spesifik yang relevan pada aplikasi pemrosesan data. Hal ini berkaitan dengan komposisi objek dan atribut, keberadaan objek, serta hubungan antar objek.

Data yang diproses dalam SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini meliputi data pegawai, laporan pegawai dan administrator.

Media yang digunakan dalam pemodelan data untuk aplikasi ini adalah Entity Relationship Diagram (ERD). ERD menggambarkan hubungan antar objek yang digambarkan dengan menggunakan deskripsi data. ERD hanya berfokus pada data yang mewakili jaringan data yang terdapat pada sistem tertentu. Untuk mengakomodasi kebutuhan data di atas, maka ERD yang dibuat untuk SI-LCKH

Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Pada Entity Relationship Diagram (ERD) SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah terdapat tiga buah entitas yang masing-masing memiliki atributnya sendiri. Terdapat juga tiga buah relasi yang menghubungkan antar entitas.

Gambar 4.2. ERD SI-LCKH

4.2.1.1. Entitas dan Atribut

Entitas dan atribut secara detail dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4. Entitas dan Atribut

Entitas

Atribut

data_pegawai

nip ( primary key ) password nama unit_kerja jabatan tanggal_lahir agama kelamin npwp

Entitas

Atribut

laporan_pegawai id_laporan ( primary key )

nip kegiatan output volume satuan keterangan tanggal_laporan status

administrator

username ( primary key ) password

4.2.1.2. Relasi

Relasi antar tabel secara rinci dapat dilihat pada Gambar 4.3 sampai dengan Gambar 4.5.

a. Relasi data_pegawai dengan laporan_pegawai Kardinalitas dari relasi data_pegawai dengan laporan_pegawai yaitu dari satu ke banyak. Satu pegawai dapat membuat banyak laporan, begitu pula sebaliknya, banyak laporan bisa dibuat oleh satu pegawai. Relasi data_pegawai dengan laporan_pegawai dapat dilihat pada Gambar 4.3.

b. Relasi data_pegawai dengan adminitrator Kardinalitas dari relasi data_pegawai dengan administrator yaitu dari banyak ke satu. Seluruh data pegawai hanya dipegang oleh satu administrator, dengan kata lain, hanya ada satu administrator dalam SI-LCKH. Relasi data_pegawai dengan administrator dapat dilihat pada Gambar 4.4.

c. Relasi laporan_pegawai dengan administrator Kardinalitas dari relasi laporan_pegawai dengan administrator yaitu dari banyak ke satu. Seluruh laporan dapat diolah oleh satu administrator. Relasi laporan_pegawai dengan administrator dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.3. Relasi data_pegawai dengan laporan_pegawai

Gambar 4.4. Relasi data_pegawai dengan adminitrator

Gambar 4.5. Relasi laporan_pegawai dengan administrator

4.2.2. Pemodelan Fungsional

Model fungsional menggambarkan aspek dari sistem yang berhubungan dengan transformasi dari nilai, fungsi, pemetaan, batasan dan ketergantungan fungsional. Model fungsional digambarkan dengan diagram alir data. Diagram alir data adalah representasi grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diterapkan sebagai data bergerak dari input ke output. Model yang digunakan untuk mendeskripsikan pemodelan fungsional Aplikasi SI-LCKH adalah Data Context Diagram (DCD), Decomposition Diagram (DD) dan Data Flow Diagram (DFD).

4.2.2.1. DCD ( Data Context Diagram )

Dalam DCD ( Data Context Diagram ) atau biasa disebut Data Flow Diagram Level 0 ini, SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah merupakan suatu sistem target yang berfungsi melakukan proses pengolahan data terhadap sejumlah masukan data dari entitas luar dan memberikan sejumlah keluaran kepada entitas luar. Entitas luar tersebut adalah pegawai dan administrator.

Masukkan yang diberikan oleh pegawai berupa data laporan yang dalam hal ini dituliskan sebagai hasil dari kinerja harian. Selanjutnya pegawai yang memiliki jabatan lebih tinggi dapat menindaklanjuti laporan yang telah dibuat ini, apakah akan diterima atau ditolak. Pegawai juga dapat mengganti keterangan kehadirannya menjadi Sakit, Ijin, atau Dinas Luar. SI-LCKH juga memiliki kemampuan untuk mencari pegawai sesuai kata kunci yang dimasukkan. Lingkup pencarian ini tergantung jabatan pegawai. Semakin tinggi jabatannya, maka akan semakin luas lingkup pencariannya.

Masukkan yang diberikan oleh administrator berupa manajemen akun pegawai. Administrator dapat membuat akun pegawai baru, mengedit data akun pegawai yang telah ada, atau menghapus akun pegawai. Selain itu, administrator juga mampu untuk menindaklanjuti laporan pegawai, menjadi diterima atau ditolak. Data Context Diagram SI-LCKH dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6. Data Context Diagram SI-LCKH

4.2.2.2. DD ( Decomposition Diagram )

Decomposition Diagram (DD) digunakan untuk menggambarkan dekomposisi atau penguraian sistem menjadi subsistem, proses, dan subsistem komponennya atau disebut juga bagan hierarki yang menunjukkan dekomposisi fungsional top - down dan struktur sistem. Diagram Dekomposisi untuk SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah dilihat pada Gambar 4.7 sebagai berikut.

Gambar 4.7. Decomposition Diagram SI-LCKH

4.2.2.3. DFD ( Data Flow Diagram ) Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan komponen-komponen sebuah

sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. DFD merupakan penjabaran lebih lanjut dari Context Diagram (CD). Data Flow Diagram (DFD) untuk SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.8 sampai dengan Gambar 4.12 berikut ini.

a. Data Flow Diagram Level 1 SI-LCKH Pada DFD Level 1 terdapat empat sub proses, yaitu :

i. Melakukan Login Sub proses ini menangani proses login administrator maupun pegawai. Saat login , sistem mengecek kevalidan melalui basis data administrator dan pegawai. Dengan kata lain, hanya pengguna yang memilki username dan password saja yang bisa masuk ke sistem informasi ini.

ii. Menulis Laporan Sub proses ini menangani proses penulisan laporan oleh pegawai yang selanjutnya disimpan pada basis data laporan pegawai. Penulisan laporan ini dapat dilakukan jika pegawai hadir pada hari kerja. Jika tidak hadir, maka pegawai dapat mengganti keterangan kehadirannya menjadi Sakit, Ijin, atau Dinas Luar.

iii. Menindaklanjuti Laporan Sub proses ini menangani proses penindaklanjutan laporan pegawai. Tindak lanjut ini dapat berupa pesetujuan atau penolakan. Pegawai yang dapat menindaklanjuti laporan adalah pegawai yang memiliki jabatan lebih tinggi. Pegawai dapat melihat hasil tindak lanjut tersebut, kemudian mencetaknya.

iv. Membuat Akun Administrator dapat membuat akun pegawai baru. Pegawai dapat melihat akun pegawai baru, jika pegawai tersebut merupakan bawahannya.

DFD Level 1 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8. DFD Level 1 SI-LCKH

b. DFD Level 2 Proses 1 SI-LCKH (Sub Proses Melakukan Login ) DFD level 2 untuk sub proses Melakukan Login dapat didekomposisi menjadi dua sub proses, yaitu :

i. Login Sebagai Pegawai Sub proses ini berfungsi untuk pengguna yang login sebagai pegawai negeri sipil Kementarian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah.

ii. Login Sebagai Administrator Sub proses ini berfungsi untuk pengguna yang login sebagai administrator SI-LCKH.

DFD Level 2 Proses 1 dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini.

Gambar 4.9. DFD Level 2 Proses 1 SI-LCKH Gambar 4.9. DFD Level 2 Proses 1 SI-LCKH

Gambar 4.10. DFD Level 2 Proses 2 SI-LCKH

d. DFD Level 2 Proses 3 SI-LCKH (Sub Proses Menindaklanjuti Laporan) DFD level 2 untuk sub proses Menindaklanjuti Laporan didekomposisi menjadi tiga sub proses, yaitu :

i. Cari Pegawai Sub proses ini berfungsi untuk adminsistrator atau pegawai atasan yang ingin mencari pegawai bawahan. Pencarian pegawai sesuai kata kunci yang dimasukkan. Lingkup pencarian ini tergantung jabatan pegawai. Semakin tinggi jabatannya, maka akan semakin luas lingkup pencariannya.

ii. Tindak Lanjut Laporan Sub proses ini berfungsi untuk pegawai atasan yang ingin menindaklanjuti laporan bawahannya. Tindak lanjut ini dapat berupa pesetujuan atau penolakan. Hasil dari tindak lanjut ini dapat dilihat oleh pegawai bawahan yang bersangkutan ketika pegawai tersebut membuka sistem informasi ini.

iii. Lihat Laporan Sub proses ini berfungsi untuk pegawai yang ingin melihat hasil laporannya. Hasil laporan tersebut berisikan data kinerja harian yang sudah diisikan sebelumnya beserta status laporan hasil dari tindak lanjut atasan, apakah diterima atau ditolak. Pegawai juga dapat mencetak laporan tersebut menjadi format portable document file (PDF).

DFD Level 2 Proses 3 dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11. DFD Level 2 Proses 3 SI-LCKH

e. DFD Level 2 Proses 4 SI-LCKH (Sub Proses Membuat Akun) DFD level 2 untuk sub proses Membuat Akun Melakukan Login dapat didekomposisi menjadi dua sub proses, yaitu :

i. Buat Akun Sub proses ini berfungsi untuk adminsistrator yang ingin membuat akun pegawai baru. Akun pegawai ini harus unik dan belum pernah dibuat sebelumnya. Setelah administrator selesai membuat akun, sistem akan menyimpannya di basis data pegawai.

ii. Lihat Akun Sub proses ini berfungsi untuk pegawai yang ingin melihat akun pegawai. Akun pegawai yang ini dilihat harus memiliki jabatan yang lebih rendah dan berada dalam satu unit kerja yang sama.

DFD Level 2 Proses 4 dapat dilihat pada Gambar 4.12 berikut ini.

Gambar 4.12. DFD Level 2 Proses 4 SI-LCKH

4.3. Desain Aplikasi

Aktivitas desain yang dilakukan untuk mengembangkan SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah meliputi desain basis data dan desain antarmuka .

4.3.1. Desain Basis Data

Desain data mentransformasikan model domain informasi yang dibuat selama analisis ke dalam struktur data yang akan diperlukan untuk mengimplementasi perangkat lunak. Berdasarkan ERD yang telah didefinisikan pada tahap analisis, maka deskripsi tabel-tabel dalam basis data yang digunakan pada SI-LCKH Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah ini secara lebih detail adalah sebagai berikut.

a. Nama Tabel

: data_pegawai

Deskripsi Tabel : berisikan data-data pegawai negeri sipil Kemenag Jateng Primary Key

: nip