Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pdf
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas
VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012
Fatima Jahro Rambe
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa
pada materi kondisi fisik wilayah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing, (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah
Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di
Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian
kelas VIII-1 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan tes
tertulis, lalu dianalisis dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada materi kondisi
fisik wilayah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
meningkat sebesar 22,86%, (2) dan Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik
wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
juga meningkat sebesar 25,71%. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci : Model pembelajaran snowball throwing, Hasil belajar, Aktivitas Belajar
kompetensi dasar akan berpengaruh besar
Pendahuluan
terhadap hasil belajar siswa.
Pendidikan yang berkualitas harus
mampu
sehingga
meningkatkan
yang
potensi
bersangkutan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
siswa
Sosial
mampu
Terpadu
pada
tingkat
menengah pertama terdiri dari geografi,
menghadapi dan memecahkan problema
sejarah,
kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini
ekonomi,
dan
sosiologi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
guru harus memiliki pengetahuan yang luas
telah
mengenai model belajar, kondisi siswa dan
dilakukan
Padangsidimpuan,
cara melakukan pembelajaran yang efektif
dan bermakna. Guru
(IPS)
di
mata
MTsN
pelajaran
1
ilmu
pengetahuan sosial terpadu diajarkan secara
yang menguasai
terpisah. Setiap guru mengajarkan bidang
studi yang sesuai dengan latarbelakang
1
pendidikan masing-masing. Sekolah ini
yang menekankan peran aktif siswa dalam
tidak memiliki guru yang mempunyai
proses
latarbelakang pendidikan geografi sehingga
menggunakan
sekolah membuat kebijakan bahwa guru
kooperatif tipe snowball throwing. Dan
yang mengajarkan bidang studi tersebut
diharapkan
adalah guru yang mempunyai latarbelakang
mengajar siswa dapat lebih aktif, serta
pendidikan ekonomi.
mengembangkan
Kondisi
berpengaruh
mengajar
ini
pada
sangat
membangkitkan
proses
belajar
bertanya
dilaksanakan.
Proses
dibandingkan
pembelajaran yang digunakan didominasi
mengajar
model
tentu
terhadap
yang
belajar
pembelajaran
saat
proses
kreativitas
keinginan
tentang
dengan
belajar
dan
dapat
siswa
untuk
materi
tersebut
dengan
penerapan
pembelajaran konvensional.
oleh metode konvensional sehingga siswa
Berdasarkan latarbelakang masalah
kurang terlibat. Guru tersebut juga kurang
di atas, maka rumusan masalah dalam
mampu
penelitian
menggunakan
media
secara
ini
adalah
apakah
dengan
maksimal. Akibat dari cara mengajar seperti
menerapkan model pembelajaran kooperatif
itu, banyak ditemukan siswa yang pasif
tipe
dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
terjadi suasana yang bernuansa dialog, sarat
apakah
dengan
pembelajaran
hapalan
dan
tidak
ada
Snowball
dengan
Throwing
menerapkan
kooperatif
tipe
dapat
model
Snowball
pengembangan berpikir yang dilakukan
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar
guru yang pada akhirnya perolehan hasil
siswa pada materi kondisi fisik wilayah
belajar tidak sesuai dengan harapan.
Indonesia
Hasil belajar siswa pada materi
kelas
VIII-1
MTsN
1
Padangsidimpuan?
kondisi fisik wilayah Indonesia di Kelas
VIII-1 kurang memuaskan dan hanya
Kajian Pustaka
61,38% siswa yang mampu mencapai nilai
Pengertian
rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM)
Belajar.
Belajar
dapat
diartikan sebagai proses mental yang terjadi
bidang studi geografi
dalam
yang ditetapkan sekolah mencapai 70.
kegiatan
Terkait hal ini dilakukan suatu
diri
seseorang
berfikir,
dan
melibatkan
sehingga
terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
perubahan dalam proses belajar mengajar
laku seseorang di berbagai bidang yang
2
terjadi akibat melakukan interaksi terus
dari 4 sampai 7 orang, dengan struktur
menerus dengan lingkungannya. Jika di
kelompoknya
dalam proses belajar tidak mendapatkan
Keberhasilan
peningkatan
kuantitas
tergantung pada kemampuan dan aktivitas
kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
anggota kelompok, baik secara individual
tersebut
maupun secara kelompok.
kualitas
dan
mengalami
kegagalan
di
dalam proses belajar.
Aktivitas
Belajar.
bersifat
belajar
dari
heterogen.
kelompok
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Aktivitas
belajar
Snowball Throwing. Model pembelajaran
merupakan segala kegiatan yang dilakukan
Snowball Throwing menurut asal katanya
dalam proses interaksi (guru dan siswa)
berarti ‘melempar bola salju’ dapat diartikan
dalam rangka mencapai tujuan belajar.
sebagai
Keaktifan siswa selama proses belajar
menggunakan pertanyaan dari kertas yang
mengajar merupakan salah satu indikator
digulung bulat berbentuk bola kemudian
adanya keinginan atau motivasi siswa untuk
dilemparkan secara bergilir di antara sesama
belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
siswa pada kelompok lain. Model ini dapat
apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti:
melatih siswa lebih tanggap menerima
sering bertanya kepada guru atau siswa lain,
pesan dari orang lain, dan menyampaikan
mau mengerjakan tugas yang diberikan
pesan tersebut kepada temannya dalam satu
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
kelompok.
diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Hasil Belajar. Hasil belajar merupakan
hasil
dari
diketahui
proses
dengan
belajar
yang
menggunakan
dapat
alat
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan.
Model
Pembejaran
Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
3
model
pembelajaran
dengan
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
ke
dalam
kelompokkelompok belajar
Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi
siswa
Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran siswa
- Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan
pembelajaran Snowball Throwing
- Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri
dari 7 orang siswa
- Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta
Fase 4
Membimbing
kelompok
pembagian tugas kelompok
bekerja dan belajar
- Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing
untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota
kelompok
- Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta
kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang
dijelaskan guru
- Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan
pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain
- Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan
yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut
Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas
pertanyaan yang diterima dari kelompok lain
Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberi
penilaian/penghargaan
Kerangka Berpikir. Belajar adalah
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
aktivitas
untuk
karena guru tidak memiliki pemahaman
mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan
akan kesesuaian model dengan materi.
dari
Hal ini membuat suasanan pembelajaran
yang
aktivitas
dilakukan
belajar
adalah
tahu,
terampil, dan memiliki sikap lebih baik
menjadi membosankan dan monoton.
dari yang sebelumnya. Dalam proses
Dalam
belajar mengajar, kesesuaian antara
pembelajaran
model
antaranya
pembelajaran
dengan
materi
perkembangan
dalam
model
model
pendidikan
kooperatif
di
tipe
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
Snowball Throwing, tipe ini diarahkan
belajar siswa. Pada umumnya rendahnya
kepada
91
proses
pembelajaran
dalam
rangka meningkatkan aktivitas siswa
penerapan
dalam
kooperatif
kegiatan
Aktivitas
belajar
siswa
mengajar.
dalam
model
tipe
pembelajaran
Snowball
Throwing
model
dapat meningkatkan aktivitas belajar
pembelajaran Snowball Throwing dapat
dan hasil belajar siswa pada materi
dilihat dari 6 aspek yaitu aktivitas siswa
kondisi fisik wilayah Indonesia kelas
dalam
VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.
memperhatikan
pelajaran,
aktivitas siswa dalam bertanya, aktivitas
siswa dalam menulis, aktivitas siswa
Metodologi Penelitian
dalam menanggapi pertanyaan atau
pendapat,
aktivitas
siswa
Lokasi
yang
Mulia
Pada mata pelajaran geografi
kondisi
fisik
Penelitian.
Padangsidimpuan, Jalan Sutan Soripada
belajar mengajar.
materi
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1
bersemangat untuk menjalankan proses
pada
dan
No.27
Kecamatan
wilayah
Kelurahan
Padangsidimpuan
Padangsidimpuan
Indonesia model pembelajaran Snowball
Sadabuan
yang
Utara,
berlangsung
pada awal semester ganjil tahun ajaran
Throwing sangat memungkinkan untuk
2011/2012.
dipakai karena dapat membantu siswa
untuk memiliki beberapa keterampilan
Subjek Penelitian. Subjek penelitian ini
sosial
adalah siswa kelas VIII-1 MTsN 1
seperti
bekerjasama,
mendengarkan pendapat orang lain,
Padangsidimpuan
menghargai
2011/2012 yang berjumlah 35 siswa.
pendapat
orang
lain,
kemampuan bertanya, dan lain-lain yang
adalah
pembelajaran konvensional. Maka dari
mampu
belajar pada materi kondisi fisik wilayah
Indonesia
siswa dalam proses belajar mengajar.
Tindakan.
pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Hipotesis
penerapan
kooperatif model snowball throwing
itu, pembelajaran kooperatif Snowball
diharapkan
Ajaran
Objek Penelilitan. Objek penelitian ini
sangat jarang dalam penerapan model
Throwing
Tahun
kelas
VIII-1
MTsN
1
Padangsidimpuan.
Berdasarkan
kajian teoritis dan kerangka berpikir
Variabel Penelitian. Variabel dalam
yang telah diuraikan di atas, maka dapat
penelitian
dirumuskan hipotesis tindakan adalah :
pembelajaran kooperatif tipe snowball
ini
adalah
model
throwing yakni aktivitas belajar dan
92
hasil belajar siswa pada materi kondisi
dengan guru kelas untuk mengetahui
fisik wilayah Indonesia.
masalah yang dihadapi dalam proses
Defenisi
Operasional.
belajar mengajar, selain itu bentuk
a)Penerapan
pratindakan yang lain yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball
adalah
Throwing
pembelajaran
kesempatan
yang
melihat hasil belajar siswa selama ini
model
yang dilihat dari standar KKM yang
memberikan
kepada
siswa
dengan
ditetapkan
untuk
oleh
pihak
sekolah.
Pratindakan merupakan dasar sebelum
membagi hasil dan informasi dengan
penelitian ini dilaksanakan agar dapat
menggunakan kertas pertanyaan yang
dilihat sejauh mana peningkatan hasil
dibuat seperti bola dan dilempar kepada
belajar dapat tercapai.
siswa pada kelompok lain. b) Aktivitas
belajar adalah kegiatan yang dilakukan
Penelitian
siswa pada saat proses belajar mengajar
menggunakan kolaborasi dengan guru
berlangsung. Yang mana kegiatan ini
bidang studi. Dalam penelitian ini
diukur oleh aspek yang harus dicapai
peneliti bersama guru yang merancang
yaitu
perencanaan, selain itu peneliti juga
menulis,
melihat,
bertanya,
memberi
diskusi,
tanggapan,
ini
dilakukan
dengan
dan
bertugas sebagai pengamat sedangkan
bersemangat. c) Hasil belajar adalah
guru sebagai pelaku tindakan yang
nilai yang diperoleh siswa selama proses
bertugas
pembelajaran yang diperoleh dari tes
pembelajaran.
tertulis dan lembar kerja siswa (LKS).
berdasarkan permasalahan yang ada,
penelitian
tindakan
diterapkan di lapangan sebagai bentuk
perbaikan terhadap permasalahan yang
upaya peningkatan aktivitas dan hasil
ada. Proses penelitian terdiri dari empat
belajar siswa yang berlangsung dalam
refleksi,
siklus
yang
perencanaan
berawal
tindakan
dilakukan saat pratindakan, kemudian
kelas.
Pemilihan tindakan ini didasari oleh
tahapan
Rencana
rancangan
sesuai dengan hasil wawancara yang
Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini
adalah
melaksanakan
tahap
dari
yaitu:
tindakan,
tindakan,
penyusunan
pelaksanaan
rencana
tindakan,
mengamati dan merefleksi, tindakan ini
pelaksanaan tindakan, observasi, dan
dilaksanakan dalam rangkaian siklus
refleksi. Penelitian ini dimulai dengan
dan setiap siklus dilaksanakan sesuai
pratindakan yang berbentuk wawancara
dengan perubahan yang ingin dicapai.
93
Siklus pertama dirancang dengan hasil
pratindakan
dengan
Untuk
lebih
jelasnya
mengidentifikasi
pelaksanaan penelitian yang dilakukan
permasalahan yang ada dan selanjutnya
penulis siklus pertama dapat pada
siklus kedua didasarkan atas hasil
Rencana
refleksi siklus pertama.
(RPP) di bawah ini.
Pelaksanaan
Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan I
Sekolah
: MTsN 1 Padangsidimpuan
Mata Pelajaran
: IPS-Geografi
Kelas/Semester
: VIII/I
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar kompetensi
Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap
perbedaan waktu Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
94
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap
perbedaan waktu Indonesia
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian letak astronomis
2. Sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Letak astronomis Indonesia
4. Perbedaan waktu Indonesia
F. Sumber Pembelajaran
Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo
Buku Geografi SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga
G. Media Pembelajaran
Peta Indonesia
Atlas
Globe
H. Kegiatan Belajar Mengajar
Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
Metode
: ceramah, diskusi,tanya jawab
Langkah-langkah pembelajaran
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan
inti
Tindakan
Kegiatan Guru
Mengucap salam
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memotivasi siswa
dengan meminta siswa
untuk menunjukkan pada
peta
tentang
letak
astronomis
wilayah
Indonesia
Kegiatan Siswa
Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Menjelaskan
tentang
letak astronomis
Indonesia, defenisi garis
lintang dan pengaruhnya,
Mendengarkan
penjelasan guru
92
Waktu
2’
3’
10’
defenisi garis bujur dan
pengaruhnya di
Indonesia.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi
yang diajarkan
Memberikan informasi
kepada siswa tentang
prosedur
pelaksanaan
kooperatif tipe Snowball
Throwing
Meminta siswa duduk
sesuai dengan kelompok
yang telah dibacakan
guru
Bertanya
tentang
bagian yang belum
dipahami dari
materi
5’
Mendengarkan dan
memperhatikan
instruksi yang
diberikan guru
3’
5’
Memanggil
ketua
kelompok
untuk
mendapatkan tugas dan
menjelaskan
tugas
tersebut
Meminta ketua
kelompok kembali ke
kelompok
masingmasing untuk
mendiskusikan
tugas
tersebut
Membagi kertas kerja
kepada setiap kelompok
dan meminta setiap
kelompok
menulis
pertanyaan
sesuai
dengan materi yang
dijelaskan guru
Meminta ketua
kelompok untuk
93
Memperhatikan
siapa teman
sekelompoknya
sesuai dengan yang
ditetapkan guru dan
duduk
sesuai
kelompok
Ketua
kelompok
mendengarkan
penjelasan
guru,
sedangkan
siswa
lain membaca buku
Ketua kembali ke
kelompok
dan
berdiskusi dengan
anggota kelompok
mengenai
tugas
yang diberikan guru
Setiap
kelompok
menulis pertanyaan
di kertas kerja
Ketua
kelompok
5’
5’
3’
93
menggulung
kertas
pertanyaan dan ketua
kelompok melemparkan
pertanyaan yang telah
ditulis kepada kelompok
lain
(kelompok 1
melempar ke kelompok
2,3,4,5, kelompok 2
melempar ke kelompok
1,3,4,5, demikian
seterusnya)
Meminta setiap
kelompok menulis
jawaban dari pertanyaan
yang didapat dari siswa
lain pada kertas kerja
Secara acak
meminta setiap
kelompok
untuk membacakan satu
pertanyaan yang diterima
dan jawaban yang telah
ditulis pada kertas kerja
secara bergantian
Observasi
Mengumumkan
skor
yang diperoleh setiap
kelompok berdasarkan
pertanyaan serta jawaban
yang dibacakan dan
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok dengan hasil
yang terbaik.
Meminta
bantuan
observer
untuk
mengamati
aktivitas
belajar siswa selama
pembelajaran
sesuai
dengan
pedoman
94
menggulung kertas
kerja dan
melemparkannya
kepada kelompok
lain
Setiap
kelompok
menulis
jawaban
pada kertas kerja
Setiap
kelompok
membacakan
pertanyaan
dan
jawaban
yang
tertulis
Memperhatikan hasil
penilaian guru
4’
18’
10’
5’
Mengikuti kegiatan Selama
proses
pembelajaran
pembelajaran
Penutup
observasi
Membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan
pelajaran
Meminta siswa untuk
membahasnya kembali
di rumah serta menyuruh
siswa
memperlajari
materi selanjutnya di
buku dan internet
Mengadakan
evaluasi
belajar siswa melalui
post test dengan bentuk
soal pilihan berganda
untuk melihat tingkat
keberhasilan yang
dicapai siswa
Menyimpulkan
pelajaran
bersama
guru
Mendengarkan
instruksi guru
Melakukan tes hasil
belajar (post test)
3’
2’
10’
I. Penilaian
Teknik
: Tes tertulis, Observasi aktivitas siswa
Bentuk instrumen : Pilihan ganda, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi
Instrumen
:
Pilihan Ganda
Petunjuk
-
Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda (X).
1. Letak astronomis wilayah ditentukan berdasarkan….
a. Lintang dan geografis
b. Geografis dan geologis
c. Batas laut territorial
d. Lintang dan bujur
2. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak antara…
a.
b.
c.
d.
60LU – 90 LS dan 940 BT – 1400 BT
60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
60 LU – 150 LS dan 960 BT – 1400 BT
60 LU – 90 LS dan 970 BT – 1410 BT
95
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, 1410BT tepat berada di perbatasan antara…
a. Kalimantan dan Malaysia
b. Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste
c. Batam dan Singapura
d. Papua dan Papua Nugini
4. Berdasarkan letak astronomisnya, pulau paling selatan di Negara Indonesia adalah…
a. Rote
b. We
c. Sumba
d. Miangas
5. Pak Tono melakukan perjalanan dari kota Samarinda pukul 11.00 WITA menuju kota
Jayapura dengan lama perjalanan 5 jam. Pak Tono akan sampai pada tujuan pukul…
a. 16.00 WITA
b. 17.00 WIT
c. 18.00 WIB
d. 19.00 WIT
6. Bila wilayah Indonesia bagian barat pukul 10.00 WIB. Maka waktu Greenwich
Meridian Time (GMT) adalah pukul…
a. 03.00
b. 04.00
c. 06.00
d. 07.00
7. Gari lintang 00 di Negara Indonesia melalui kota…
a. Banda Aceh
b. Merauke
96
c. Makassar
d. Pontianak
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut untuk soal 8 dan 9.
8. Waktu Indonesia bagian barat antara lain meliputi…
a. Bali, Jawa, Madura,dan Sumatera
b. Jawa, Madura, Sumatera,dan Kalimantan Barat
c. Madura, Sumatera, Sulawesi,dan Nusa Tenggara Barat
d. Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya,dan Nusa Tenggara Timur
9. Waktu Indonesia bagian tengah antara lain meliputi…
a. Papua dan Sumatera
b. Papua dan Maluku
c. Bali dan Nusa Tenggara Barat
d. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat
10. Pak Doni berangkat dari Jakarta menuju Makassar pukul 06.00 WIB, dengan lama
perjalanan 4 jam. Pak Doni akan sampai tujuan pada pukul…
a. 09.00 WIB
b. 10.00 WITA
c. 11.00 WITA
d. 12.00 WIT
Kunci Jawaban:
1. D
7. D
2. B
8. B
3. D
9. C
4. A
10. C
5. B
6. A
97
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
-
Isilah identitas anda terlebih dahulu.
Nama
:
Kelompok
:
-
Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan dilemparkan kepada
kelompok lain berkaitan dengan materi yang diajarkan, dengan ketentuan:
Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian letak astronomis.
lintang di muka bumi.
Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan mengenai sifat istimewa beberapa garis
Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai fungsi garis bujur 00 dan garis bujur
1800.
Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan tentang batas wilayah Indonesia secara
astronomis.
Kelompok 5: Buatlah satu pertanyaaan tentang fakta dari letak astronomis wilayah
Indonesia.
Tabel Penilaian Aktivitas Siswa
No.
Nama
siswa
Aspek yang dinilai
Memperhatikan
3
2
1
Jumlah
Bertanya
Menyalin
Menanggapi Bersemangat
3
3
3
2
1
2
1
2
1
3
Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Baik
3
>11
Cukup
2
6-10
Kurang
1
11
Cukup
2
6-10
Kurang
1
dan kompetensi dasar yang ada
rtabel dan terdapat 20 soal yang
pada RPP.
dinyatakan
valid.
Sedangkan
2) Membuat
kriteria
penilaian
reliabilitas soal yang diperoleh adalah
aktivitas belajar siswa dalam
0,79. Soal tersebut reliabel dan sudah
proses pembelajaran.
mewakili kompetensi yang dituntut
Observasi
materi kondisi fisik wilayah Indonesia.
proses pembelajaran berlangsung
3)
dengan
Lembar
digunakan
Kerja
Siswa
untuk
(LKS),
mematangkan
dilakukan
selama
menggunakan
observasi.
lembar
Sebelum
proses
pemahaman siswa mengenai materi
pengamatan dilakukan, peneliti
yang telah dijelaskan kepada siswa di
bersama-sama
setiap akhir pertemuan.
menyatukan
persepsi
pemberian
skor
Pengembangan
Instrumen
pengamat
telah
dalam
penilaian
Penelitian. Adapun instrumen yang
terhadap setiap aspek yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah
diamati.
lembar observasi, tes tertulis, dan
penilaian aktivitas siswa ini dapat
lembar kerja siswa (LKS) sebagai alat
dilihat pada tabel 2.
Adapun
indikator
Tabel 2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar
No.
1.
Aspek yang diamati
Memperhatikan
2.
Bertanya
3.
Menulis
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
Indikator penilaian
Tidak memperhatikan
Memperhatikan tapi kurang serius
Memperhatikan dengan serius
Tidak bertanya
Hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan materi
yang dijelaskan guru
Bertanya sesuai materi
Tidak menulis
Menulis tapi kurang lengkap
Menulis materi dengan lengkap
99
Skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
4.
Menanggapi
5.
a. Tidak menanggapi
b. Kurang serius dalam memberikan tanggapan
sehingga tanggapan tidak sesuai dengan materi
c. Memberikan tanggapan dan tanggapan sesuai
dengan materi yang sedang diterangkan
a. Tidak antusias terhadap materi yang diajarkan
b. Kurang antusias terhadap materi yang diajarkan
c. Antusias terhadap materi yang diajarkan
Bersemangat
3) Membuat
kisi-kisi
tes
kompetensi
1
2
3
1
2
3
yang
ingin
kemampuan hasil belajar
dicapai
siswa berdasarkan aspek
pembelajaran yaitu tingkat
kognitif. Tes
berbentuk
ingatan (C1), pemahaman
pilihan berganda sebanyak
(C2), dan aplikasi (C3).
20
empat
Untuk lebih jelasnya kisi-
Tes
kisi tes dapat dilihat pada
soal
dengan
pilihan
jawaban.
disusun
sesuai
dengan
dalam
tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi Tes
No.
Indikator
Aspek yang dinilai
Jumlah
C1
1
C2
-
C3
1
1.
Pengertian letak astronomis
2.
2
3,4
-
3
-
7,8,9
5,6,10
6
4.
Menentukan letak astronomis
Indonesia
Pengaruh letak
astronomis
wilayah Indonesia
Pengertian letak geografis
1
-
-
1
5.
Letak geografis Indonesia
-
2
-
1
6.
Pengaruh letak
geografis wilayah Indonesia
Jumlah
3,7
4,5,8,9
6,10
8
5
10
5
20
3.
4) Menyusun instrumen LKS sesuai
dengan kriteria penilaian sebagai
dengan materi yang disampaikan
berikut:
Tabel 4. Pedoman Penilaian LKS
No.
1.
2.
Aspek yang dinilai
Pertanyaan
Jawaban
a.
b.
a.
b.
Indikator Penilaian
Pertanyaan tidak sesuai indikator
Pertanyaan sesuai indikator
Jawaban tidak tepat
Jawaban tepat
100
Skor
0
20
0
20
Teknik Analisis Data. Analisis data
2. Dasar untuk mengintarpretasikan
yang digunakan dalam penelitian ini
nilai rata-rata aktivitas belajar
adalah analisis deskriptif yaitu:
siswa maka digunakan rumus
1. Tingkat aktivitas belajar siswa
Standar
Deviasi
Ideal
juga.
dianalisis dengan menggunakan
Dengan demikian diperoleh Skor
rumus Standar Deviasi Ideal
Maksimal Ideal (SMi = 3) dan
(Arikunto,2003)
yang
Standar Deviasi Ideal (SDi =
tiga
0,5). Dengan demikian maka
digolongkan
kelompok.
menjadi
Aktivitas
belajar
dperoleh
tingkat
rata-rata
siswa dalam penelitian ini dilihat
peraspek aktivitas belajar siswa
dari 5 aspek dimana masing-
sebagai berikut:
masing aspek memiliki skor
a. Baik
: 2,01 – 3,00
maksimal
3,
dengan
b. Cukup
: 1,00 – 2,00
menggunakan
rumus
tersebut
c. Kurang
: 0,00 – 0,90
maka aktivitas belajar siswa 3. Ketuntasan
dikelompokkan
belajar
dianalisis
3
secara deskriptif dengan melihat skor
diperoleh
hasil belajar yang diperoleh dari skor
nilai data yang dipergunakan
post tes dan hasil LKS untuk setiap
sebagai berikut :
siklus.
a. Baik
= 11 -15
diperoleh dari 60% skor pos tes
b. Cukup
= 6 - 10
ditambahkan dengan 40% skor LKS.
c. Kurang
=
kategori,
menjadi
hasil
sehingga
Hasil
ketuntasan
siswa
5
Hasil Penelitian
Siklus I
Observasi. Hasil observasi siklus I
Hasil penelitian ini disusun
yang
diperoleh
dikelompokkan
berdasarkan hasil observasi aktivitas
berdasarkan
siswa, post tes dan LKS.
ditentukan terdapat pada tabel 5:
kriteria
yang
Tabel 5.Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No.
Kategori Aktivitas
Jumlah
Persentase
1.
Baik
11
31.42
2.
Cukup
24
68.58
3.
Kurang
0
0.00
35
100.00
Jumlah
Sumber: Data Primer Olahan 2011
101
telah
Hasil
pengamatan
aktivitas
sebanyak
(40,95%),
menyalin
belajar siswa menunjukkan bahwa
sebanyak (55,24%) dan menanggapi
siklus pertama secara keseluruhan
sebanyak (48,57%) masih kategori
pada
sedang,
umumnya
termasuk
kriteria
sehingga
secara
umum
cukup. Akan tetapi jika dilihat dari
(klasikal) hasil observasi aktivitas
data peraspek diperoleh persentase
belajar siswa berdasarkan tabel 6,
yaitu
sebanyak
menunjukkan rata-rata sebesar 1,69
(67,62%) dan bersemangat sebanyak
(56,19%), artinya hanya tergolong
(68,57%)
sedang
memperhatikan
dengan
Sedangkan
untuk
kategori
aspek
baik.
bertanya
sehingga
perlu
dilakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Tabel 6. Aktivitas Belajar Siswa Peraspek Pada Siklus I
Aspek Yang
Dinilai
No
3
F
Skala Nilai
2
1
F
SC
F
SC
S
C
1. Memperhatikan
6 18 24
2. Bertanya
1
3
6
3. Menyalin
10 30 13
4. Menanggapi
1
3 14
5. Bersemangat
6 18 25
24 72 82
Jumlah
Rata-rata
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Hasil
belajar.
Ketuntasan
48
12
26
28
50
164
5
28
2
20
4
59
5
28
2
20
4
59
Jumlah
F
SC
35
35
35
35
35
175
71
43
58
51
72
295
Rata
rata
2.03
1.23
1.66
1.46
2.06
8.49
1.69
Kategori
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Persen
tase
(%)
67.62
40.95
55.24
48.57
68.57
280.95
56.19
hasil
(Me) sebesar 73,86 dan modus (Mo)
belajar pada siklus I mempunyai
sebesar 75,03. Untuk lebih jelas dapat
rentang nilai antara 60,00 sampai
dilihat pada tabel 7.
96,00. Nilai rata-rata 73,14, median
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1.
60-65
8
22.85
2.
66-71
4
11.43
3.
72-78
14
40.00
4.
79-84
7
20.00
5.
85-90
1
2.86
6.
91-96
1
2.86
Jumlah
35
100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2011
102
Siswa
yang
mencapai
tingkat
persentase ketuntasan klasikal telah
ketuntasan belajar secara individu
hanya
25
memiliki
orang
(71,43%)
nilai
mencapai paling sedikit 85%.
yang
KKM
Siklus II
70.
Berdasarkan
data
tersebut
Observasi. Observasi dilakukan setiap
menunjukkan
secara
klasikal
pertemuan, secara umum aktivitas
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa
belajar siswa pada siklus II lebih baik
hanya
dan mangalami peningkatan. Secara
mencapai
71,43%,
dapat
dikatakan belum mencapai tingkat
individual
siswa
yang
memiliki
ketuntasan belajar, karena suatu kelas
aktivitas belajar berkategori cukup ada
dikatakan tuntas dalam belajar jika
16 orang (45,15%) dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus II
Kategori Aktivitas
Jumlah
Persentase
Baik
19
54.85
Cukup
16
45.15
Kurang
0
0.00
Jumlah
35
100.00
No.
1.
2.
3.
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Selain
itu,
nilai
rata-rata
cukup
signifikan
secara
klasikal
peraspek aktivitas belajar siswa pada
mencapai skor 2,09. Untuk lebih
siklus
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9:
II
mengalami
peningkatan
Tabel 9. Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Aspek Yang
Dinilai
Skala Nilai
3
F
2
SC
F
54 16 32
6 11 22
45 19 38
12 14 28
57 15 30
174 75 150
Rata-rata
Sumber: Data Primer Olahan 2011
1
22
1
17
1
42
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Bertanya
Menyalin
Menanggapi
Bersemangat
Jumlah
SC
F
Jumlah
1
18
2
15
4
19
58
S
C
1
22
1
17
1
42
F
SC
35
35
35
35
35
175
87
50
84
57
88
366
Kategori
Persen
tase
(%)
2.49
1.43
2.40
1.63
2.51
10.46
2.09
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Baik
82,86
47.62
80.00
54.23
83.81
348,58
69.71
Baik
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat
Setiap
secara umum rata-rata aktivitas siswa
peningkatan secara keseluruhan dari
siklus
siklus I ke siklus II sebesar 22,86%,
II
tergolong baik (69,71%).
103
aspek
Ratarata
aktivitas
mengalami
artinya terdapat peningkatan aktivitas
disampaikan guru. Selama ini kegiatan
belajar siswa pada materi kondisi fisik
pembelajaran yang dilakukan guru
wilayah Indonesia melalui penerapan
jarang
model pembelajaran kooperatif tipe
kepada siswa untuk bertanya dan
snowball throwing maka hipotesis
memberikan
yang
materi yang dipelajari.
diajukan
dalam
penelitian
memberikan
kesempatan
tanggapan
diterima. Akan tetapi aspek bertanya
Hasil
dan menanggapi walaupun meningkat
belajar
tetapi
rendah
antara 66,00 – 94,00. Nilai rata-rata
dibandingkan dengan aspek lain. Hal
81,66, median (Me) sebesar 82,25, dan
ini dikarenakan siswa tidak siap untuk
modus (Mo) sebesar 81,17. Untuk
bertanya dan menanggapi materi yang
lebih jelas perhatikan tabel 10:
peningkatan
lebih
belajar.
mengenai
Ketuntasan
mempunyai
nilai
hasil
rentang
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1.
65-69
1
2.85
2.
70-74
6
17.15
3.
75-79
5
14.29
4.
80-84
10
28.57
5.
85-89
5
14.29
6.
90-94
8
22.85
Jumlah
35
100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan hasil belajar siswa pada
ketuntasan klasikal telah mencapai
siklus II dapat dilihat bahwa siswa
paling sedikit 85%.
yang mencapai tingkat ketuntasan
belajar
97,14%.
secara
klasikal
Dengan
Secara umum dapat dinyatakan
mencapai
demikian
bahwa dengan menerapkan model
maka
pembelajaran kooperatif tipe snowball
ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal
dapat
dikatakan
throwing pada materi kondisi fisik
sudah
wilayah
mencapai tingkat ketuntasan belajar,
meningkatkan
karena suatu kelas dikatakan tuntas
dalam
belajar
jika
Indonesia
belajar
persentase
104
siswa.
aktivitas
dapat
dan
hasil
Peningkatan
hasil
belajar terlihat dari penilaian lembar
meningkat sebesar 25,71% dari
kerja siswa (LKS) dan hasil pos tes
siklus I ke siklus II.
pada setiap siklus.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan.
penelitian
Berdasarkan
yang
dilakukan
diajukan
dalam
diterima.
Artinya
penelitian
bahwa
dapat
dengan
hasil
menerapkan
maka
kooperatif tipe snowball throwing
model
pembelajaran
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
pada materi kondisi fisik wilayah
1. Aktivitas belajar siswa melalui
Indonesia
penerapan
model
pembelajaran
dapat
meningkatkan
aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
kooperatif tipe snowball throwing
siswa.
secara
Saran. Kesimpulan dari penelitian ini
keseluruhan
meningkat
yaitu sebesar 22,86% dari siklus I
memberi
ke siklus II. Dengan demikian
berikut:
model
dapat
1. Kepada guru geografi yaitu: (a)
pembelajaran
ini
beberapa
saran
sebagai
membantu
siswa
untuk
agar selalu berusaha menggunakan
meningkatkan
aktivitas
siswa
model
selama
proses
pembelajaran
kooperatif
pembelajaran,
khususnya tipe snowball throwing
meningkatkan partisipasi siswa,
dalam proses pembelajaran yaitu
memfasilitasi
pembelajaran yang terpusat pada
siswa
dengan
pengalaman sikap kepemimpinan
siswa
dan membuat keputusan dalam
pembelajaran siswa menjadi aktif
kelompok,
sedangkan guru sebagai pengarah
serta
kesempatan
pada
memberi
selama
proses
untuk
atau pembimbing dalam proses
berinteraksi dan belajar bersama-
pembelajaran, (b) meningkatkan
sama
hubungan emosional antara guru
siswa
siswa
sehingga
yang
berbeda
latarbelakang.
dengan siswa sehingga aktivitas
2. Ketuntasan hasil belajar siswa
setelah
penerapan
belajar dan ketuntasan hasil belajar
model
siswa dapat dikembangkan secara
tipe
optimal. Dengan demikian guru
snowball throwing secara klasikal
tidak hanya menyampaikan teori
pembelajaran
kooperatif
105
tetapi
menumbuhkan
semangat
Alam, Sosial dan Budaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Di Kelas IV SDN
Sukagalih
Kecamatan
Cikalongkulon
Kabupaten
Cianjur. Skripsi. Bandung:
PGSD
Fakultas
Ilmu
Pendidikan
Universitas
Pendidikan Indonesia, (Online),
(http://repository.upi.edu/operat
or/upload/s_a0651_0810231_ab
strak.pdf, diakses 13 April
2011.
belajar siswa.
2. Kepada siswa, hendaknya lebih
aktif mempersiapkan diri belajar di
rumah tentang materi selanjutnya.
Dengan demikian siswa lebih siap
untuk menerima materi dari guru.
Kesiapan siswa dapat dilihat dari
aktivitas siswa dalam bertanya dan
memberikan tanggapan.
3. Kepada
kepala
menyarankan
sekolah,
guru-guru
menggunakan
agar
Junaidi,
untuk
model-model
pembelajaran yang bervariasi guna
Wawan.
2010.
Cara
Meningkatkan
Aktivitas
Belajar,
(Online),
(http://wawan-
peningkatan hasil belajar siswa.
junaidi.blogspot.com/2010/07/
aktivitas-belajar-siswa.html)
Daftar Pustaka
diakses 13 April 2011.
Arikunto, Suharsimi. 2003. DasarDasar
Kusnandar. 2008. Langkah Mudah
Evaluasi Pendidikan.
Penelitian
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
-------.2008.Penelitian
Tindakan
Sebagai
Profesi
Tindakan
Kelas
Pengembangan
Guru.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Layaba, Jakoba. 2010. Peningkatan
Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Bandung:
Hasil
Belajar
IPS
Melalui
Rosda Karya.
Model Pembelajaran Snowball
Throwing Siswa Kelas V SDN
Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2006.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Susukanrejo
I-II
Kecamatan Pohjentrek Kabupa
ten Pasuruan. Skripsi. Malang:
Fakultas
Hodijah, Imas. 2010. Penerapan
Metode Snowball Throwing
Pada Konsep Kenampakan
106
Ekonomi Universitas Malang (
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo.
Online),
(http://karya-
Simanjuntak, Lastri. 2010. Penerapan
Model Pembelajaran Snowball
Throwing
Untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar akuntansi Siswa
pada
Pokok
Bahasan
Pengelolaan Order Penjualan
Di Kelas XI Ak SMK Marisi
Medan
Tahun
Ajaran
2010/2011. Skripsi . FE,
Medan. Universitas Negeri
Medan.
ilmiah.um.ac.id/index.php/KS
DP/article/view/9004, diakses
20 April 2011).
Munawar, Indra.2009. Pengertian Belaj
ar , (Online), (http://indramuna
war.blogspot.com/2009/06/pen
gertian-belajar.html, diakses 15
April 2011).
Nadzir. 2010. Model Snowball Throwi
ng Dalam Meningkatkan Kema
mpuan
Membaca Pemahaman Siswa , (
Online),(http://dindaachmad.bl
ogspot.com/2010/03/artikel.ht
ml, diakses tanggal 23
Desember 2010).
Slameto. 2010. Belajar Dan FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Solihatin,
Etin
dan
Raharjo.2009.Cooperative
Learning. Jakarta : Bumi
Aksara.
Ruhimat, Mamat.2006. IPS Geografi
Kelas VIII. Jakarta: Grafindo.
Sunarsi. 2008. Meningkatkan Hasil
Rusantiningsih.
2008. Meningkatan
Hasil Belajar IPS melalui
Kolaborasi Metode Quantum
Teaching
dan
Snowball
Throwing.
Jurnal
Pendidikan, (Online), (http://ru
stantiningsih2008.wordpress.c
om/2008/10/18/meningkatkanhasil-belajar-ips-melaluikolaborasi-model-quantumteaching-dan-snowballthrowing/, diakses 24 Februari
2011).
Belajar IPS Melalui Kolaborasi
Metode
Quantum Teaching dan Snowb
all Throwing. Jurnal Pendidika
n,
(Online),
Hlm.17-
27 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/
admin/jurnal/117081727.pdf,
diakses 15 April 2011).
Surya,M. 1997. Pengertian Belajar , (
Online), (http://cafestudi061.w
ordpress.com/2008/09/11/peng
ertian-belajar-dan-perubahan-
107
perilaku-dalam-belajar/,
diakses 15 April 2011).
Tim Abdi Guru. 2006. IPS Geografi
Kelas VIII. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Trianto.2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta : Kencana
Widodo,
P.Slamet.
2008.
Meningkatkan Motivasi Siswa
Bertanya
dalam
Pelajaran Pendidikan Kewarga
negaraan. Jurnal Pendidikan,
(Online),
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ad
min/jurnal/813094255.pdf,
diakses 15 April 2011).
108
109
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas
VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012
Fatima Jahro Rambe
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa
pada materi kondisi fisik wilayah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing, (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah
Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di
Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian
kelas VIII-1 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan tes
tertulis, lalu dianalisis dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada materi kondisi
fisik wilayah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
meningkat sebesar 22,86%, (2) dan Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik
wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
juga meningkat sebesar 25,71%. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci : Model pembelajaran snowball throwing, Hasil belajar, Aktivitas Belajar
kompetensi dasar akan berpengaruh besar
Pendahuluan
terhadap hasil belajar siswa.
Pendidikan yang berkualitas harus
mampu
sehingga
meningkatkan
yang
potensi
bersangkutan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
siswa
Sosial
mampu
Terpadu
pada
tingkat
menengah pertama terdiri dari geografi,
menghadapi dan memecahkan problema
sejarah,
kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini
ekonomi,
dan
sosiologi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
guru harus memiliki pengetahuan yang luas
telah
mengenai model belajar, kondisi siswa dan
dilakukan
Padangsidimpuan,
cara melakukan pembelajaran yang efektif
dan bermakna. Guru
(IPS)
di
mata
MTsN
pelajaran
1
ilmu
pengetahuan sosial terpadu diajarkan secara
yang menguasai
terpisah. Setiap guru mengajarkan bidang
studi yang sesuai dengan latarbelakang
1
pendidikan masing-masing. Sekolah ini
yang menekankan peran aktif siswa dalam
tidak memiliki guru yang mempunyai
proses
latarbelakang pendidikan geografi sehingga
menggunakan
sekolah membuat kebijakan bahwa guru
kooperatif tipe snowball throwing. Dan
yang mengajarkan bidang studi tersebut
diharapkan
adalah guru yang mempunyai latarbelakang
mengajar siswa dapat lebih aktif, serta
pendidikan ekonomi.
mengembangkan
Kondisi
berpengaruh
mengajar
ini
pada
sangat
membangkitkan
proses
belajar
bertanya
dilaksanakan.
Proses
dibandingkan
pembelajaran yang digunakan didominasi
mengajar
model
tentu
terhadap
yang
belajar
pembelajaran
saat
proses
kreativitas
keinginan
tentang
dengan
belajar
dan
dapat
siswa
untuk
materi
tersebut
dengan
penerapan
pembelajaran konvensional.
oleh metode konvensional sehingga siswa
Berdasarkan latarbelakang masalah
kurang terlibat. Guru tersebut juga kurang
di atas, maka rumusan masalah dalam
mampu
penelitian
menggunakan
media
secara
ini
adalah
apakah
dengan
maksimal. Akibat dari cara mengajar seperti
menerapkan model pembelajaran kooperatif
itu, banyak ditemukan siswa yang pasif
tipe
dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
terjadi suasana yang bernuansa dialog, sarat
apakah
dengan
pembelajaran
hapalan
dan
tidak
ada
Snowball
dengan
Throwing
menerapkan
kooperatif
tipe
dapat
model
Snowball
pengembangan berpikir yang dilakukan
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar
guru yang pada akhirnya perolehan hasil
siswa pada materi kondisi fisik wilayah
belajar tidak sesuai dengan harapan.
Indonesia
Hasil belajar siswa pada materi
kelas
VIII-1
MTsN
1
Padangsidimpuan?
kondisi fisik wilayah Indonesia di Kelas
VIII-1 kurang memuaskan dan hanya
Kajian Pustaka
61,38% siswa yang mampu mencapai nilai
Pengertian
rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM)
Belajar.
Belajar
dapat
diartikan sebagai proses mental yang terjadi
bidang studi geografi
dalam
yang ditetapkan sekolah mencapai 70.
kegiatan
Terkait hal ini dilakukan suatu
diri
seseorang
berfikir,
dan
melibatkan
sehingga
terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
perubahan dalam proses belajar mengajar
laku seseorang di berbagai bidang yang
2
terjadi akibat melakukan interaksi terus
dari 4 sampai 7 orang, dengan struktur
menerus dengan lingkungannya. Jika di
kelompoknya
dalam proses belajar tidak mendapatkan
Keberhasilan
peningkatan
kuantitas
tergantung pada kemampuan dan aktivitas
kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
anggota kelompok, baik secara individual
tersebut
maupun secara kelompok.
kualitas
dan
mengalami
kegagalan
di
dalam proses belajar.
Aktivitas
Belajar.
bersifat
belajar
dari
heterogen.
kelompok
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Aktivitas
belajar
Snowball Throwing. Model pembelajaran
merupakan segala kegiatan yang dilakukan
Snowball Throwing menurut asal katanya
dalam proses interaksi (guru dan siswa)
berarti ‘melempar bola salju’ dapat diartikan
dalam rangka mencapai tujuan belajar.
sebagai
Keaktifan siswa selama proses belajar
menggunakan pertanyaan dari kertas yang
mengajar merupakan salah satu indikator
digulung bulat berbentuk bola kemudian
adanya keinginan atau motivasi siswa untuk
dilemparkan secara bergilir di antara sesama
belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
siswa pada kelompok lain. Model ini dapat
apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti:
melatih siswa lebih tanggap menerima
sering bertanya kepada guru atau siswa lain,
pesan dari orang lain, dan menyampaikan
mau mengerjakan tugas yang diberikan
pesan tersebut kepada temannya dalam satu
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
kelompok.
diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Hasil Belajar. Hasil belajar merupakan
hasil
dari
diketahui
proses
dengan
belajar
yang
menggunakan
dapat
alat
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan.
Model
Pembejaran
Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
3
model
pembelajaran
dengan
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
ke
dalam
kelompokkelompok belajar
Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi
siswa
Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran siswa
- Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan
pembelajaran Snowball Throwing
- Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri
dari 7 orang siswa
- Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta
Fase 4
Membimbing
kelompok
pembagian tugas kelompok
bekerja dan belajar
- Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing
untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota
kelompok
- Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta
kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang
dijelaskan guru
- Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan
pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain
- Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan
yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut
Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas
pertanyaan yang diterima dari kelompok lain
Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberi
penilaian/penghargaan
Kerangka Berpikir. Belajar adalah
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
aktivitas
untuk
karena guru tidak memiliki pemahaman
mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan
akan kesesuaian model dengan materi.
dari
Hal ini membuat suasanan pembelajaran
yang
aktivitas
dilakukan
belajar
adalah
tahu,
terampil, dan memiliki sikap lebih baik
menjadi membosankan dan monoton.
dari yang sebelumnya. Dalam proses
Dalam
belajar mengajar, kesesuaian antara
pembelajaran
model
antaranya
pembelajaran
dengan
materi
perkembangan
dalam
model
model
pendidikan
kooperatif
di
tipe
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
Snowball Throwing, tipe ini diarahkan
belajar siswa. Pada umumnya rendahnya
kepada
91
proses
pembelajaran
dalam
rangka meningkatkan aktivitas siswa
penerapan
dalam
kooperatif
kegiatan
Aktivitas
belajar
siswa
mengajar.
dalam
model
tipe
pembelajaran
Snowball
Throwing
model
dapat meningkatkan aktivitas belajar
pembelajaran Snowball Throwing dapat
dan hasil belajar siswa pada materi
dilihat dari 6 aspek yaitu aktivitas siswa
kondisi fisik wilayah Indonesia kelas
dalam
VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.
memperhatikan
pelajaran,
aktivitas siswa dalam bertanya, aktivitas
siswa dalam menulis, aktivitas siswa
Metodologi Penelitian
dalam menanggapi pertanyaan atau
pendapat,
aktivitas
siswa
Lokasi
yang
Mulia
Pada mata pelajaran geografi
kondisi
fisik
Penelitian.
Padangsidimpuan, Jalan Sutan Soripada
belajar mengajar.
materi
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1
bersemangat untuk menjalankan proses
pada
dan
No.27
Kecamatan
wilayah
Kelurahan
Padangsidimpuan
Padangsidimpuan
Indonesia model pembelajaran Snowball
Sadabuan
yang
Utara,
berlangsung
pada awal semester ganjil tahun ajaran
Throwing sangat memungkinkan untuk
2011/2012.
dipakai karena dapat membantu siswa
untuk memiliki beberapa keterampilan
Subjek Penelitian. Subjek penelitian ini
sosial
adalah siswa kelas VIII-1 MTsN 1
seperti
bekerjasama,
mendengarkan pendapat orang lain,
Padangsidimpuan
menghargai
2011/2012 yang berjumlah 35 siswa.
pendapat
orang
lain,
kemampuan bertanya, dan lain-lain yang
adalah
pembelajaran konvensional. Maka dari
mampu
belajar pada materi kondisi fisik wilayah
Indonesia
siswa dalam proses belajar mengajar.
Tindakan.
pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Hipotesis
penerapan
kooperatif model snowball throwing
itu, pembelajaran kooperatif Snowball
diharapkan
Ajaran
Objek Penelilitan. Objek penelitian ini
sangat jarang dalam penerapan model
Throwing
Tahun
kelas
VIII-1
MTsN
1
Padangsidimpuan.
Berdasarkan
kajian teoritis dan kerangka berpikir
Variabel Penelitian. Variabel dalam
yang telah diuraikan di atas, maka dapat
penelitian
dirumuskan hipotesis tindakan adalah :
pembelajaran kooperatif tipe snowball
ini
adalah
model
throwing yakni aktivitas belajar dan
92
hasil belajar siswa pada materi kondisi
dengan guru kelas untuk mengetahui
fisik wilayah Indonesia.
masalah yang dihadapi dalam proses
Defenisi
Operasional.
belajar mengajar, selain itu bentuk
a)Penerapan
pratindakan yang lain yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball
adalah
Throwing
pembelajaran
kesempatan
yang
melihat hasil belajar siswa selama ini
model
yang dilihat dari standar KKM yang
memberikan
kepada
siswa
dengan
ditetapkan
untuk
oleh
pihak
sekolah.
Pratindakan merupakan dasar sebelum
membagi hasil dan informasi dengan
penelitian ini dilaksanakan agar dapat
menggunakan kertas pertanyaan yang
dilihat sejauh mana peningkatan hasil
dibuat seperti bola dan dilempar kepada
belajar dapat tercapai.
siswa pada kelompok lain. b) Aktivitas
belajar adalah kegiatan yang dilakukan
Penelitian
siswa pada saat proses belajar mengajar
menggunakan kolaborasi dengan guru
berlangsung. Yang mana kegiatan ini
bidang studi. Dalam penelitian ini
diukur oleh aspek yang harus dicapai
peneliti bersama guru yang merancang
yaitu
perencanaan, selain itu peneliti juga
menulis,
melihat,
bertanya,
memberi
diskusi,
tanggapan,
ini
dilakukan
dengan
dan
bertugas sebagai pengamat sedangkan
bersemangat. c) Hasil belajar adalah
guru sebagai pelaku tindakan yang
nilai yang diperoleh siswa selama proses
bertugas
pembelajaran yang diperoleh dari tes
pembelajaran.
tertulis dan lembar kerja siswa (LKS).
berdasarkan permasalahan yang ada,
penelitian
tindakan
diterapkan di lapangan sebagai bentuk
perbaikan terhadap permasalahan yang
upaya peningkatan aktivitas dan hasil
ada. Proses penelitian terdiri dari empat
belajar siswa yang berlangsung dalam
refleksi,
siklus
yang
perencanaan
berawal
tindakan
dilakukan saat pratindakan, kemudian
kelas.
Pemilihan tindakan ini didasari oleh
tahapan
Rencana
rancangan
sesuai dengan hasil wawancara yang
Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini
adalah
melaksanakan
tahap
dari
yaitu:
tindakan,
tindakan,
penyusunan
pelaksanaan
rencana
tindakan,
mengamati dan merefleksi, tindakan ini
pelaksanaan tindakan, observasi, dan
dilaksanakan dalam rangkaian siklus
refleksi. Penelitian ini dimulai dengan
dan setiap siklus dilaksanakan sesuai
pratindakan yang berbentuk wawancara
dengan perubahan yang ingin dicapai.
93
Siklus pertama dirancang dengan hasil
pratindakan
dengan
Untuk
lebih
jelasnya
mengidentifikasi
pelaksanaan penelitian yang dilakukan
permasalahan yang ada dan selanjutnya
penulis siklus pertama dapat pada
siklus kedua didasarkan atas hasil
Rencana
refleksi siklus pertama.
(RPP) di bawah ini.
Pelaksanaan
Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan I
Sekolah
: MTsN 1 Padangsidimpuan
Mata Pelajaran
: IPS-Geografi
Kelas/Semester
: VIII/I
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar kompetensi
Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap
perbedaan waktu Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
94
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap
perbedaan waktu Indonesia
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian letak astronomis
2. Sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia
3. Letak astronomis Indonesia
4. Perbedaan waktu Indonesia
F. Sumber Pembelajaran
Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo
Buku Geografi SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga
G. Media Pembelajaran
Peta Indonesia
Atlas
Globe
H. Kegiatan Belajar Mengajar
Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
Metode
: ceramah, diskusi,tanya jawab
Langkah-langkah pembelajaran
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan
inti
Tindakan
Kegiatan Guru
Mengucap salam
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memotivasi siswa
dengan meminta siswa
untuk menunjukkan pada
peta
tentang
letak
astronomis
wilayah
Indonesia
Kegiatan Siswa
Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Menjelaskan
tentang
letak astronomis
Indonesia, defenisi garis
lintang dan pengaruhnya,
Mendengarkan
penjelasan guru
92
Waktu
2’
3’
10’
defenisi garis bujur dan
pengaruhnya di
Indonesia.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi
yang diajarkan
Memberikan informasi
kepada siswa tentang
prosedur
pelaksanaan
kooperatif tipe Snowball
Throwing
Meminta siswa duduk
sesuai dengan kelompok
yang telah dibacakan
guru
Bertanya
tentang
bagian yang belum
dipahami dari
materi
5’
Mendengarkan dan
memperhatikan
instruksi yang
diberikan guru
3’
5’
Memanggil
ketua
kelompok
untuk
mendapatkan tugas dan
menjelaskan
tugas
tersebut
Meminta ketua
kelompok kembali ke
kelompok
masingmasing untuk
mendiskusikan
tugas
tersebut
Membagi kertas kerja
kepada setiap kelompok
dan meminta setiap
kelompok
menulis
pertanyaan
sesuai
dengan materi yang
dijelaskan guru
Meminta ketua
kelompok untuk
93
Memperhatikan
siapa teman
sekelompoknya
sesuai dengan yang
ditetapkan guru dan
duduk
sesuai
kelompok
Ketua
kelompok
mendengarkan
penjelasan
guru,
sedangkan
siswa
lain membaca buku
Ketua kembali ke
kelompok
dan
berdiskusi dengan
anggota kelompok
mengenai
tugas
yang diberikan guru
Setiap
kelompok
menulis pertanyaan
di kertas kerja
Ketua
kelompok
5’
5’
3’
93
menggulung
kertas
pertanyaan dan ketua
kelompok melemparkan
pertanyaan yang telah
ditulis kepada kelompok
lain
(kelompok 1
melempar ke kelompok
2,3,4,5, kelompok 2
melempar ke kelompok
1,3,4,5, demikian
seterusnya)
Meminta setiap
kelompok menulis
jawaban dari pertanyaan
yang didapat dari siswa
lain pada kertas kerja
Secara acak
meminta setiap
kelompok
untuk membacakan satu
pertanyaan yang diterima
dan jawaban yang telah
ditulis pada kertas kerja
secara bergantian
Observasi
Mengumumkan
skor
yang diperoleh setiap
kelompok berdasarkan
pertanyaan serta jawaban
yang dibacakan dan
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok dengan hasil
yang terbaik.
Meminta
bantuan
observer
untuk
mengamati
aktivitas
belajar siswa selama
pembelajaran
sesuai
dengan
pedoman
94
menggulung kertas
kerja dan
melemparkannya
kepada kelompok
lain
Setiap
kelompok
menulis
jawaban
pada kertas kerja
Setiap
kelompok
membacakan
pertanyaan
dan
jawaban
yang
tertulis
Memperhatikan hasil
penilaian guru
4’
18’
10’
5’
Mengikuti kegiatan Selama
proses
pembelajaran
pembelajaran
Penutup
observasi
Membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan
pelajaran
Meminta siswa untuk
membahasnya kembali
di rumah serta menyuruh
siswa
memperlajari
materi selanjutnya di
buku dan internet
Mengadakan
evaluasi
belajar siswa melalui
post test dengan bentuk
soal pilihan berganda
untuk melihat tingkat
keberhasilan yang
dicapai siswa
Menyimpulkan
pelajaran
bersama
guru
Mendengarkan
instruksi guru
Melakukan tes hasil
belajar (post test)
3’
2’
10’
I. Penilaian
Teknik
: Tes tertulis, Observasi aktivitas siswa
Bentuk instrumen : Pilihan ganda, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi
Instrumen
:
Pilihan Ganda
Petunjuk
-
Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda (X).
1. Letak astronomis wilayah ditentukan berdasarkan….
a. Lintang dan geografis
b. Geografis dan geologis
c. Batas laut territorial
d. Lintang dan bujur
2. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak antara…
a.
b.
c.
d.
60LU – 90 LS dan 940 BT – 1400 BT
60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
60 LU – 150 LS dan 960 BT – 1400 BT
60 LU – 90 LS dan 970 BT – 1410 BT
95
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, 1410BT tepat berada di perbatasan antara…
a. Kalimantan dan Malaysia
b. Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste
c. Batam dan Singapura
d. Papua dan Papua Nugini
4. Berdasarkan letak astronomisnya, pulau paling selatan di Negara Indonesia adalah…
a. Rote
b. We
c. Sumba
d. Miangas
5. Pak Tono melakukan perjalanan dari kota Samarinda pukul 11.00 WITA menuju kota
Jayapura dengan lama perjalanan 5 jam. Pak Tono akan sampai pada tujuan pukul…
a. 16.00 WITA
b. 17.00 WIT
c. 18.00 WIB
d. 19.00 WIT
6. Bila wilayah Indonesia bagian barat pukul 10.00 WIB. Maka waktu Greenwich
Meridian Time (GMT) adalah pukul…
a. 03.00
b. 04.00
c. 06.00
d. 07.00
7. Gari lintang 00 di Negara Indonesia melalui kota…
a. Banda Aceh
b. Merauke
96
c. Makassar
d. Pontianak
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut untuk soal 8 dan 9.
8. Waktu Indonesia bagian barat antara lain meliputi…
a. Bali, Jawa, Madura,dan Sumatera
b. Jawa, Madura, Sumatera,dan Kalimantan Barat
c. Madura, Sumatera, Sulawesi,dan Nusa Tenggara Barat
d. Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya,dan Nusa Tenggara Timur
9. Waktu Indonesia bagian tengah antara lain meliputi…
a. Papua dan Sumatera
b. Papua dan Maluku
c. Bali dan Nusa Tenggara Barat
d. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat
10. Pak Doni berangkat dari Jakarta menuju Makassar pukul 06.00 WIB, dengan lama
perjalanan 4 jam. Pak Doni akan sampai tujuan pada pukul…
a. 09.00 WIB
b. 10.00 WITA
c. 11.00 WITA
d. 12.00 WIT
Kunci Jawaban:
1. D
7. D
2. B
8. B
3. D
9. C
4. A
10. C
5. B
6. A
97
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
-
Isilah identitas anda terlebih dahulu.
Nama
:
Kelompok
:
-
Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan dilemparkan kepada
kelompok lain berkaitan dengan materi yang diajarkan, dengan ketentuan:
Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian letak astronomis.
lintang di muka bumi.
Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan mengenai sifat istimewa beberapa garis
Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai fungsi garis bujur 00 dan garis bujur
1800.
Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan tentang batas wilayah Indonesia secara
astronomis.
Kelompok 5: Buatlah satu pertanyaaan tentang fakta dari letak astronomis wilayah
Indonesia.
Tabel Penilaian Aktivitas Siswa
No.
Nama
siswa
Aspek yang dinilai
Memperhatikan
3
2
1
Jumlah
Bertanya
Menyalin
Menanggapi Bersemangat
3
3
3
2
1
2
1
2
1
3
Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Baik
3
>11
Cukup
2
6-10
Kurang
1
11
Cukup
2
6-10
Kurang
1
dan kompetensi dasar yang ada
rtabel dan terdapat 20 soal yang
pada RPP.
dinyatakan
valid.
Sedangkan
2) Membuat
kriteria
penilaian
reliabilitas soal yang diperoleh adalah
aktivitas belajar siswa dalam
0,79. Soal tersebut reliabel dan sudah
proses pembelajaran.
mewakili kompetensi yang dituntut
Observasi
materi kondisi fisik wilayah Indonesia.
proses pembelajaran berlangsung
3)
dengan
Lembar
digunakan
Kerja
Siswa
untuk
(LKS),
mematangkan
dilakukan
selama
menggunakan
observasi.
lembar
Sebelum
proses
pemahaman siswa mengenai materi
pengamatan dilakukan, peneliti
yang telah dijelaskan kepada siswa di
bersama-sama
setiap akhir pertemuan.
menyatukan
persepsi
pemberian
skor
Pengembangan
Instrumen
pengamat
telah
dalam
penilaian
Penelitian. Adapun instrumen yang
terhadap setiap aspek yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah
diamati.
lembar observasi, tes tertulis, dan
penilaian aktivitas siswa ini dapat
lembar kerja siswa (LKS) sebagai alat
dilihat pada tabel 2.
Adapun
indikator
Tabel 2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar
No.
1.
Aspek yang diamati
Memperhatikan
2.
Bertanya
3.
Menulis
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
Indikator penilaian
Tidak memperhatikan
Memperhatikan tapi kurang serius
Memperhatikan dengan serius
Tidak bertanya
Hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan materi
yang dijelaskan guru
Bertanya sesuai materi
Tidak menulis
Menulis tapi kurang lengkap
Menulis materi dengan lengkap
99
Skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
4.
Menanggapi
5.
a. Tidak menanggapi
b. Kurang serius dalam memberikan tanggapan
sehingga tanggapan tidak sesuai dengan materi
c. Memberikan tanggapan dan tanggapan sesuai
dengan materi yang sedang diterangkan
a. Tidak antusias terhadap materi yang diajarkan
b. Kurang antusias terhadap materi yang diajarkan
c. Antusias terhadap materi yang diajarkan
Bersemangat
3) Membuat
kisi-kisi
tes
kompetensi
1
2
3
1
2
3
yang
ingin
kemampuan hasil belajar
dicapai
siswa berdasarkan aspek
pembelajaran yaitu tingkat
kognitif. Tes
berbentuk
ingatan (C1), pemahaman
pilihan berganda sebanyak
(C2), dan aplikasi (C3).
20
empat
Untuk lebih jelasnya kisi-
Tes
kisi tes dapat dilihat pada
soal
dengan
pilihan
jawaban.
disusun
sesuai
dengan
dalam
tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi Tes
No.
Indikator
Aspek yang dinilai
Jumlah
C1
1
C2
-
C3
1
1.
Pengertian letak astronomis
2.
2
3,4
-
3
-
7,8,9
5,6,10
6
4.
Menentukan letak astronomis
Indonesia
Pengaruh letak
astronomis
wilayah Indonesia
Pengertian letak geografis
1
-
-
1
5.
Letak geografis Indonesia
-
2
-
1
6.
Pengaruh letak
geografis wilayah Indonesia
Jumlah
3,7
4,5,8,9
6,10
8
5
10
5
20
3.
4) Menyusun instrumen LKS sesuai
dengan kriteria penilaian sebagai
dengan materi yang disampaikan
berikut:
Tabel 4. Pedoman Penilaian LKS
No.
1.
2.
Aspek yang dinilai
Pertanyaan
Jawaban
a.
b.
a.
b.
Indikator Penilaian
Pertanyaan tidak sesuai indikator
Pertanyaan sesuai indikator
Jawaban tidak tepat
Jawaban tepat
100
Skor
0
20
0
20
Teknik Analisis Data. Analisis data
2. Dasar untuk mengintarpretasikan
yang digunakan dalam penelitian ini
nilai rata-rata aktivitas belajar
adalah analisis deskriptif yaitu:
siswa maka digunakan rumus
1. Tingkat aktivitas belajar siswa
Standar
Deviasi
Ideal
juga.
dianalisis dengan menggunakan
Dengan demikian diperoleh Skor
rumus Standar Deviasi Ideal
Maksimal Ideal (SMi = 3) dan
(Arikunto,2003)
yang
Standar Deviasi Ideal (SDi =
tiga
0,5). Dengan demikian maka
digolongkan
kelompok.
menjadi
Aktivitas
belajar
dperoleh
tingkat
rata-rata
siswa dalam penelitian ini dilihat
peraspek aktivitas belajar siswa
dari 5 aspek dimana masing-
sebagai berikut:
masing aspek memiliki skor
a. Baik
: 2,01 – 3,00
maksimal
3,
dengan
b. Cukup
: 1,00 – 2,00
menggunakan
rumus
tersebut
c. Kurang
: 0,00 – 0,90
maka aktivitas belajar siswa 3. Ketuntasan
dikelompokkan
belajar
dianalisis
3
secara deskriptif dengan melihat skor
diperoleh
hasil belajar yang diperoleh dari skor
nilai data yang dipergunakan
post tes dan hasil LKS untuk setiap
sebagai berikut :
siklus.
a. Baik
= 11 -15
diperoleh dari 60% skor pos tes
b. Cukup
= 6 - 10
ditambahkan dengan 40% skor LKS.
c. Kurang
=
kategori,
menjadi
hasil
sehingga
Hasil
ketuntasan
siswa
5
Hasil Penelitian
Siklus I
Observasi. Hasil observasi siklus I
Hasil penelitian ini disusun
yang
diperoleh
dikelompokkan
berdasarkan hasil observasi aktivitas
berdasarkan
siswa, post tes dan LKS.
ditentukan terdapat pada tabel 5:
kriteria
yang
Tabel 5.Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No.
Kategori Aktivitas
Jumlah
Persentase
1.
Baik
11
31.42
2.
Cukup
24
68.58
3.
Kurang
0
0.00
35
100.00
Jumlah
Sumber: Data Primer Olahan 2011
101
telah
Hasil
pengamatan
aktivitas
sebanyak
(40,95%),
menyalin
belajar siswa menunjukkan bahwa
sebanyak (55,24%) dan menanggapi
siklus pertama secara keseluruhan
sebanyak (48,57%) masih kategori
pada
sedang,
umumnya
termasuk
kriteria
sehingga
secara
umum
cukup. Akan tetapi jika dilihat dari
(klasikal) hasil observasi aktivitas
data peraspek diperoleh persentase
belajar siswa berdasarkan tabel 6,
yaitu
sebanyak
menunjukkan rata-rata sebesar 1,69
(67,62%) dan bersemangat sebanyak
(56,19%), artinya hanya tergolong
(68,57%)
sedang
memperhatikan
dengan
Sedangkan
untuk
kategori
aspek
baik.
bertanya
sehingga
perlu
dilakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Tabel 6. Aktivitas Belajar Siswa Peraspek Pada Siklus I
Aspek Yang
Dinilai
No
3
F
Skala Nilai
2
1
F
SC
F
SC
S
C
1. Memperhatikan
6 18 24
2. Bertanya
1
3
6
3. Menyalin
10 30 13
4. Menanggapi
1
3 14
5. Bersemangat
6 18 25
24 72 82
Jumlah
Rata-rata
Sumber : Data Primer Olahan 2011
Hasil
belajar.
Ketuntasan
48
12
26
28
50
164
5
28
2
20
4
59
5
28
2
20
4
59
Jumlah
F
SC
35
35
35
35
35
175
71
43
58
51
72
295
Rata
rata
2.03
1.23
1.66
1.46
2.06
8.49
1.69
Kategori
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Persen
tase
(%)
67.62
40.95
55.24
48.57
68.57
280.95
56.19
hasil
(Me) sebesar 73,86 dan modus (Mo)
belajar pada siklus I mempunyai
sebesar 75,03. Untuk lebih jelas dapat
rentang nilai antara 60,00 sampai
dilihat pada tabel 7.
96,00. Nilai rata-rata 73,14, median
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1.
60-65
8
22.85
2.
66-71
4
11.43
3.
72-78
14
40.00
4.
79-84
7
20.00
5.
85-90
1
2.86
6.
91-96
1
2.86
Jumlah
35
100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2011
102
Siswa
yang
mencapai
tingkat
persentase ketuntasan klasikal telah
ketuntasan belajar secara individu
hanya
25
memiliki
orang
(71,43%)
nilai
mencapai paling sedikit 85%.
yang
KKM
Siklus II
70.
Berdasarkan
data
tersebut
Observasi. Observasi dilakukan setiap
menunjukkan
secara
klasikal
pertemuan, secara umum aktivitas
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa
belajar siswa pada siklus II lebih baik
hanya
dan mangalami peningkatan. Secara
mencapai
71,43%,
dapat
dikatakan belum mencapai tingkat
individual
siswa
yang
memiliki
ketuntasan belajar, karena suatu kelas
aktivitas belajar berkategori cukup ada
dikatakan tuntas dalam belajar jika
16 orang (45,15%) dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus II
Kategori Aktivitas
Jumlah
Persentase
Baik
19
54.85
Cukup
16
45.15
Kurang
0
0.00
Jumlah
35
100.00
No.
1.
2.
3.
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Selain
itu,
nilai
rata-rata
cukup
signifikan
secara
klasikal
peraspek aktivitas belajar siswa pada
mencapai skor 2,09. Untuk lebih
siklus
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9:
II
mengalami
peningkatan
Tabel 9. Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Aspek Yang
Dinilai
Skala Nilai
3
F
2
SC
F
54 16 32
6 11 22
45 19 38
12 14 28
57 15 30
174 75 150
Rata-rata
Sumber: Data Primer Olahan 2011
1
22
1
17
1
42
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Bertanya
Menyalin
Menanggapi
Bersemangat
Jumlah
SC
F
Jumlah
1
18
2
15
4
19
58
S
C
1
22
1
17
1
42
F
SC
35
35
35
35
35
175
87
50
84
57
88
366
Kategori
Persen
tase
(%)
2.49
1.43
2.40
1.63
2.51
10.46
2.09
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Baik
82,86
47.62
80.00
54.23
83.81
348,58
69.71
Baik
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat
Setiap
secara umum rata-rata aktivitas siswa
peningkatan secara keseluruhan dari
siklus
siklus I ke siklus II sebesar 22,86%,
II
tergolong baik (69,71%).
103
aspek
Ratarata
aktivitas
mengalami
artinya terdapat peningkatan aktivitas
disampaikan guru. Selama ini kegiatan
belajar siswa pada materi kondisi fisik
pembelajaran yang dilakukan guru
wilayah Indonesia melalui penerapan
jarang
model pembelajaran kooperatif tipe
kepada siswa untuk bertanya dan
snowball throwing maka hipotesis
memberikan
yang
materi yang dipelajari.
diajukan
dalam
penelitian
memberikan
kesempatan
tanggapan
diterima. Akan tetapi aspek bertanya
Hasil
dan menanggapi walaupun meningkat
belajar
tetapi
rendah
antara 66,00 – 94,00. Nilai rata-rata
dibandingkan dengan aspek lain. Hal
81,66, median (Me) sebesar 82,25, dan
ini dikarenakan siswa tidak siap untuk
modus (Mo) sebesar 81,17. Untuk
bertanya dan menanggapi materi yang
lebih jelas perhatikan tabel 10:
peningkatan
lebih
belajar.
mengenai
Ketuntasan
mempunyai
nilai
hasil
rentang
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1.
65-69
1
2.85
2.
70-74
6
17.15
3.
75-79
5
14.29
4.
80-84
10
28.57
5.
85-89
5
14.29
6.
90-94
8
22.85
Jumlah
35
100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan hasil belajar siswa pada
ketuntasan klasikal telah mencapai
siklus II dapat dilihat bahwa siswa
paling sedikit 85%.
yang mencapai tingkat ketuntasan
belajar
97,14%.
secara
klasikal
Dengan
Secara umum dapat dinyatakan
mencapai
demikian
bahwa dengan menerapkan model
maka
pembelajaran kooperatif tipe snowball
ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal
dapat
dikatakan
throwing pada materi kondisi fisik
sudah
wilayah
mencapai tingkat ketuntasan belajar,
meningkatkan
karena suatu kelas dikatakan tuntas
dalam
belajar
jika
Indonesia
belajar
persentase
104
siswa.
aktivitas
dapat
dan
hasil
Peningkatan
hasil
belajar terlihat dari penilaian lembar
meningkat sebesar 25,71% dari
kerja siswa (LKS) dan hasil pos tes
siklus I ke siklus II.
pada setiap siklus.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan.
penelitian
Berdasarkan
yang
dilakukan
diajukan
dalam
diterima.
Artinya
penelitian
bahwa
dapat
dengan
hasil
menerapkan
maka
kooperatif tipe snowball throwing
model
pembelajaran
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
pada materi kondisi fisik wilayah
1. Aktivitas belajar siswa melalui
Indonesia
penerapan
model
pembelajaran
dapat
meningkatkan
aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
kooperatif tipe snowball throwing
siswa.
secara
Saran. Kesimpulan dari penelitian ini
keseluruhan
meningkat
yaitu sebesar 22,86% dari siklus I
memberi
ke siklus II. Dengan demikian
berikut:
model
dapat
1. Kepada guru geografi yaitu: (a)
pembelajaran
ini
beberapa
saran
sebagai
membantu
siswa
untuk
agar selalu berusaha menggunakan
meningkatkan
aktivitas
siswa
model
selama
proses
pembelajaran
kooperatif
pembelajaran,
khususnya tipe snowball throwing
meningkatkan partisipasi siswa,
dalam proses pembelajaran yaitu
memfasilitasi
pembelajaran yang terpusat pada
siswa
dengan
pengalaman sikap kepemimpinan
siswa
dan membuat keputusan dalam
pembelajaran siswa menjadi aktif
kelompok,
sedangkan guru sebagai pengarah
serta
kesempatan
pada
memberi
selama
proses
untuk
atau pembimbing dalam proses
berinteraksi dan belajar bersama-
pembelajaran, (b) meningkatkan
sama
hubungan emosional antara guru
siswa
siswa
sehingga
yang
berbeda
latarbelakang.
dengan siswa sehingga aktivitas
2. Ketuntasan hasil belajar siswa
setelah
penerapan
belajar dan ketuntasan hasil belajar
model
siswa dapat dikembangkan secara
tipe
optimal. Dengan demikian guru
snowball throwing secara klasikal
tidak hanya menyampaikan teori
pembelajaran
kooperatif
105
tetapi
menumbuhkan
semangat
Alam, Sosial dan Budaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Di Kelas IV SDN
Sukagalih
Kecamatan
Cikalongkulon
Kabupaten
Cianjur. Skripsi. Bandung:
PGSD
Fakultas
Ilmu
Pendidikan
Universitas
Pendidikan Indonesia, (Online),
(http://repository.upi.edu/operat
or/upload/s_a0651_0810231_ab
strak.pdf, diakses 13 April
2011.
belajar siswa.
2. Kepada siswa, hendaknya lebih
aktif mempersiapkan diri belajar di
rumah tentang materi selanjutnya.
Dengan demikian siswa lebih siap
untuk menerima materi dari guru.
Kesiapan siswa dapat dilihat dari
aktivitas siswa dalam bertanya dan
memberikan tanggapan.
3. Kepada
kepala
menyarankan
sekolah,
guru-guru
menggunakan
agar
Junaidi,
untuk
model-model
pembelajaran yang bervariasi guna
Wawan.
2010.
Cara
Meningkatkan
Aktivitas
Belajar,
(Online),
(http://wawan-
peningkatan hasil belajar siswa.
junaidi.blogspot.com/2010/07/
aktivitas-belajar-siswa.html)
Daftar Pustaka
diakses 13 April 2011.
Arikunto, Suharsimi. 2003. DasarDasar
Kusnandar. 2008. Langkah Mudah
Evaluasi Pendidikan.
Penelitian
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
-------.2008.Penelitian
Tindakan
Sebagai
Profesi
Tindakan
Kelas
Pengembangan
Guru.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Layaba, Jakoba. 2010. Peningkatan
Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Bandung:
Hasil
Belajar
IPS
Melalui
Rosda Karya.
Model Pembelajaran Snowball
Throwing Siswa Kelas V SDN
Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2006.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Susukanrejo
I-II
Kecamatan Pohjentrek Kabupa
ten Pasuruan. Skripsi. Malang:
Fakultas
Hodijah, Imas. 2010. Penerapan
Metode Snowball Throwing
Pada Konsep Kenampakan
106
Ekonomi Universitas Malang (
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo.
Online),
(http://karya-
Simanjuntak, Lastri. 2010. Penerapan
Model Pembelajaran Snowball
Throwing
Untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar akuntansi Siswa
pada
Pokok
Bahasan
Pengelolaan Order Penjualan
Di Kelas XI Ak SMK Marisi
Medan
Tahun
Ajaran
2010/2011. Skripsi . FE,
Medan. Universitas Negeri
Medan.
ilmiah.um.ac.id/index.php/KS
DP/article/view/9004, diakses
20 April 2011).
Munawar, Indra.2009. Pengertian Belaj
ar , (Online), (http://indramuna
war.blogspot.com/2009/06/pen
gertian-belajar.html, diakses 15
April 2011).
Nadzir. 2010. Model Snowball Throwi
ng Dalam Meningkatkan Kema
mpuan
Membaca Pemahaman Siswa , (
Online),(http://dindaachmad.bl
ogspot.com/2010/03/artikel.ht
ml, diakses tanggal 23
Desember 2010).
Slameto. 2010. Belajar Dan FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Solihatin,
Etin
dan
Raharjo.2009.Cooperative
Learning. Jakarta : Bumi
Aksara.
Ruhimat, Mamat.2006. IPS Geografi
Kelas VIII. Jakarta: Grafindo.
Sunarsi. 2008. Meningkatkan Hasil
Rusantiningsih.
2008. Meningkatan
Hasil Belajar IPS melalui
Kolaborasi Metode Quantum
Teaching
dan
Snowball
Throwing.
Jurnal
Pendidikan, (Online), (http://ru
stantiningsih2008.wordpress.c
om/2008/10/18/meningkatkanhasil-belajar-ips-melaluikolaborasi-model-quantumteaching-dan-snowballthrowing/, diakses 24 Februari
2011).
Belajar IPS Melalui Kolaborasi
Metode
Quantum Teaching dan Snowb
all Throwing. Jurnal Pendidika
n,
(Online),
Hlm.17-
27 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/
admin/jurnal/117081727.pdf,
diakses 15 April 2011).
Surya,M. 1997. Pengertian Belajar , (
Online), (http://cafestudi061.w
ordpress.com/2008/09/11/peng
ertian-belajar-dan-perubahan-
107
perilaku-dalam-belajar/,
diakses 15 April 2011).
Tim Abdi Guru. 2006. IPS Geografi
Kelas VIII. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Trianto.2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta : Kencana
Widodo,
P.Slamet.
2008.
Meningkatkan Motivasi Siswa
Bertanya
dalam
Pelajaran Pendidikan Kewarga
negaraan. Jurnal Pendidikan,
(Online),
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ad
min/jurnal/813094255.pdf,
diakses 15 April 2011).
108
109