APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI H

1

I.

1.1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi

yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia seperti vitamin A, vitamin C dan antioksidan yang berfungsi
untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Selain itu, kandungan lain dalam
cabai adalah Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker.
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan
di Indonesia baik oleh petani cabai maupun masyarakat umum, karena dapat
tumbuh pada dataran tinggi maupun dataran rendah dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan serta memiliki harga jual yang tinggi. Salah satu kendala utama dalam
sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan hama. Hama yang
menyerang dapat menyebabkan gagal panen dan merugikan petani cabai. Buah

cabai yang terserang hama sering tampak sehat dan utuh diluar tetapi bila dilihat
didalamnya membusuk bahkan mengandung larva lalat.
Upaya penanggulangan untuk mengendalikan serangan hama dapat
dilakukan secara sintetik maupun alami (organik). Penggunaan bahan sintetik
seperti insektisida dan pestisida sering meninggalkan residu yang berbahaya baik
terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Disamping harga insektisida
sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang
ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor atas produkproduk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain. Kendala utama
dalam pengendalian hama antara lain adalah karena gejala awal yang tidak tampak
jelas serta sukarnya petani atau masyarakat mendeteksi jenis hama yang menyerang
tanaman secara dini/cepat serta menentukan cara penanggulangannya yang tepat
sehingga hal ini masih menjadi momok khususnya bagi petani karena dapat
menghambat produksi panen. Untuk membantu petani cabai maupun masyarakat
dalam pengambilan keputusan yang tepat dan cepat, perlu adanya teknologi yang
mudah digunakan dan mudah dipahami. Salah satu teknologi yang berkembang saat
ini untuk permasalahan tersebut adalah memanfaatkan aplikasi sistem pakar.

2

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang
biasanya hanya dapat dipecahkan oleh pakar bidang tertentu. Kelebihan sistem
pakar diantaranya adalah memungkinkan orang awam dapat mengerjakan
pekerjaan para pakar (ahli). Sistem pakar dapat digunakan untuk menyimpan
pengetahuan dan keahlian pakar, selain itu sistem pakar dapat meningkatkan
kapabilitas dalam menyelesaikan masalah sehingga menghemat waktu dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam penulisan proposal tugas akhir

ini

penulis tertarik untuk mengambil judul “Aplikasi Sistem Pakar Untuk
Mendeteksi Hama Pada Tanaman Cabai dan Penanggulangannya Secara
Organik Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web”

1.2

RUMUSAN MASALAH

Masalah yang dihadapi pada sistem informasi surat menyurat ini antara lain :

1. Bagaimana merancang sistem pakar dengan metode forward chaining
untuk mendeteksi hama pada tanaman cabai ?
2. Bagaimana membangun aplikasi yang dapat memberikan informasi
mengenai

hama

yang

menyerang

tanaman

cabai

serta

cara

penanggulangannya secara organik ?


1.3

BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang dibahas dalam mengembangkan aplikasi sistem pakar untuk
mendeteksi hama pada tanaman cabai dan penanggulangannya secara organik
dengan metode forward chaining berbasis web adalah :
1. Penggunaan aplikasi ini hanya untuk mendeteksi gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh hama pada tanaman cabai.
2. Penanganan hama yang diberikan adalah secara organik dengan
menggunakan bahan-bahan ataupun cara-cara alami.
3. Pengguna dari aplikasi ini adalah masyarakat umum khususnya para petani
cabai dan para pengusaha yang bergerak dibidang pertanian cabai.
4. Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode forward chaining.

3

5. Aplikasi ini tidak menangani komplikasi hama pada proses identifikasi.
6. Jenis hama tanaman cabai hanya yang ada di wilayah Indonesia saja.

7. Keluaran yang akan dihasilkan dari sistem ini adalah jenis hama yang
menyerang tanaman cabai disertai penyebab terserang hama dan cara
penanggulangannya secara organik berdasarkan dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan sistem.

1.4

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4.1

Tujuan Penelitian
Tujuan adanya proyek tugas akhir ini adalah :

1. Untuk menerapkan metode forward chaining pada aplikasi sistem
pakar untuk mendeteksi hama pada tanaman cabai.
2. Untuk membangun aplikasi yang dapat memberikan informasi
mengenai hama pada tanaman cabai serta cara penanggulangannya
secara organik.

1.4.2


Manfaat Penelitian
Manfaat adanya proyek tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan memberikan informasi dan alternatif solusi bagi para
petani cabai, pakar pertanian, dan masyarakat umum dalam
mendeteksi hama pada tanaman cabai.
2. Memberikan

pengetahuan

kepada

penulis

dalam

pengimplementasian ilmu pengetahuan teknologi Kecerdasan
Buatan terutama bidang sistem pakar dan pengembangannya dalam
bidang pertanian.


4

II.

2.1

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar
2.1.1 Definisi Sistem Pakar
Sistem Pakar adalah sebuah program komputer yang mencoba meniru
atau mensimulasikan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) dari
seorang pakar pada area tertentu. Selanjutnya sistem ini akan mencoba
memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan kepakarannya. Atau dengan
kata lain adanya sistem pakar memungkinkan user untuk berkonsultasi
dengan sistem komputer seperti halnya dengan seorang pakar

dalam

menganalisis masalah atau membuat kesimpulan dalam sebuah bidang yang

spesifik. Didalam sistem pakar ini memiliki beberapa komponen utama
yaitu: antar muka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert
system database), basis pengetahuan (knowledge base) dan mesin inferensi

(Hartati dan Sari, 2008).

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Menurut Efrain Turban dalam (Kusumadewi, 2003), konsep dasar sistem
pakar mengandung keahlian ahli, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan
dan kemampuan menjelaskan.
Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman.
Seorang ahli atau pakar adalah seseorang yang mampu menjelaskan
suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan
(domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah
aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian
mereka.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian
dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari
sistem pakar. Proses ini membutuhkan empat aktivitas, yaitu : (1) tambahan

pengetahuan (dari ahli atau sumber-sumber lainnya), (2) representasi

5

pengetahuan ke komputer, (3) inferensi pengetahuan, dan (4) pengalihan
pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan
nama basis pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur
(biasanya berupa aturan).
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan
untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis
pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basisdata,
maka komputer harus dapat deprogram untuk membuat inferensi. Proses
inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine).
Tabel 1. Perbedaan sistem konvensional dan sistem pakar
Sistem Konvensional

Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesannya


Basis pengetahuan merupakan

biasanya jadi satu dengan

bagian terpisah dari mekanisme

program

inferensi

Biasanya tidak dapat menjelaskan

Penjelasan adalah bagian

mengapa suatu input data itu

terpenting dari sistem pakar

dibutuhkan, atau bagaimana
output itu diperoleh

Pengubahan program cukup sulit

Pengubahan aturan dapat

dan membosankan

dilakukan dengan mudah

Sistem hanya akan beroperasi jika

Sistem dapat beroperasi hanya

sistem tersebut sudah lengkap

dengan beberapa aturan

Eksekusi dilakukan langkah demi

Eksekusi dilakukan pada

langkah

keseluruhan basis pengetahuan

Menggunakan data

Menggunakan pengetahuan

Tujuan utamanya adalah efisiensi

Tujuan utamanya adalah
efektivitas

2.1.3 Keuntungan Sistem Pakar
Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem
pakar, antara lain :
a.

Memungkinkan orang awam dapat mengerjakan pekerjaan para ahli.

6

b.

Dapat melakukan proses secara berulang secara otomatis.

c.

Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

d.

Meningkatkan output dan produktivitas.

e.

Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

f.

Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.1.4 Kelemahan Sistem Pakar
Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain:
a.

Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya mahal.

b.

Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan
pakar dibidangnya.

c.

Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

2.1.5 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: lingkungan pengembangan
(development

environment)

dan

lingkungan

konsultasi

(consultation

environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun

sistem baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan.
Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk
berkonsultasi. (Kusumadewi, 2003).

7

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar (Turban, 2002).

2.2

Definisi Deteksi
Deteksi dalam (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008) adalah usaha menentukan

keberadaan, anggapan, atau kenyataan. Adapun mendeteksi adalah menentukan
keberadaan atau kenyataan sesuatu.

2.3

Hama
2.3.1 Definisi Hama
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan
budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya
dan karena aktivitasnya dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis.
(Sugiyanto, 2013).

8

2.3.2 Konsep Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsep, falsafah, cara
berfikir, cara pendekatan atau mengambil dari falsafah ilmu pengetahuan.
Semula pengendalian hama terpadu lebih ditekankan pada integrasi atau
penggabungan antara pengendalian hayati dan pengendalian kimiawi tetapi
kemudian berkembang menjadi perpaduan berbagai metode atau taktik
pengendalian hama yang bertujuan untuk mempertahankan populasi hama
yang dalam keadaan tidak merugikan secara ekonomis.
Konsep PHT mempunyai prinsip-prinsip tertentu yang khas dan berbeda
dengan konsep-konsep pengendalian hama lainnya. Konsep PHT ini kemudian
dikembangkan dalam bentuk strategi dan taktik penerapan di lapangan sesuai
dengan ekosistem dan sistem masyarakat setempat. PHT sebagai konsep
merupakan sebagian

dari konsep pembangunan berkelanjutan

yang

berwawasan lingkungan yang bertujuan antara lain untuk mengurangi sampah
sekecil mungkin dari dampak negatif pestisida organik sintetis berspektrum
lebar. (Untung, 1993).

2.4 Bahan Organik
2.4.1 Keunggulan Bahan Organik
Bahan organik adalah bahan yang berasal dari sisa tanaman, hewan, dan
manusia serta jasad renik. Manfaat mengkonsumsi sayur dan buah organik
adalah membantu regenerasi sel-sel baru, bekerja membersihkan darah,
menjaga keseimbangan kadar asam basa dalam tubuh tanpa obat-obatan,
vitamin atau pun suplemen tambahan serta dapat membuang racun yang
menumpuk dalam sel. Kelebihan lain dari hasil makanan yang diolah dari
bahan organik adalah lebih tahan lama sehingga tidak mudah basi dan memiliki
kandungan gizi yang lebih baik. Produk organik dalam kosmetik pun punya
keunggulan lebih. Kosmetik berbahan organik dapat membuat kulit lebih sehat,
cantik, dan aman di kulit karena rendahnya kandungan kimia dalam produk.
Bahan organik juga mempunyai manfaat besar bagi lingkungan, bahan
organik berperan dalam berbagai proses di dalam tanah yang menentukan
tingkat kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Dekomposisi bahan organik

9

menghasilkan hara makro dan mikro, zat pengatur tumbuh, asam amino, dan
asam organik. Bahan organik dapat meningkatkan daya pegang hara dan air
dan mengikat logam menjadi khelat organo mineral. (Kasno, 2011).

2.4.2 Proses Pembuatan Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan berkhasiat mengendalikan serangan hama pada
tanaman. Pestisida nabati tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman
maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah dengan menggunakan
bahan yang murah dan peralatan yang sederhana. (Soenandar, 2010).
Ada dua cara mudah dalam pembuatan pestisida nabati, yaitu:
1. Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak.
2. Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk
menghasilkan produk berupa pasta atau tepung.

2.4.3 Keunggulan Pestisida Nabati
1. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan
serangga walaupun jarang menyebabkan kematian.
2. Tidak berbahaya bagi hewan dan relatif aman pada manusia dan
lingkungan.
3. Memiliki spectrum pengendalian yang luas dan bersifat selektif.
4. Dapat diandalkan untuk mengatasi hama yang telah kebal pada pestisida
kimia.
5. Tidak meracuni dan merusak tanaman.
6. Murah dan mudah dibuat.

2.4.4 Kelemahan Pestisida Nabati
1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga penerapannya
harus lebih sering.
2. Daya racunnya rendah sehingga tidak langsung mematikan serangga.
3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena
keterbatasan bahan baku

10

4. Kurang praktis
5. Tidak tahan disimpan lama.

2.4.5 Cara Kerja Pestisida Nabati
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal : dengan bau yang
menyengat.
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
4. Menghambat reproduksi serangga betina.
5. Sebagai racun syaraf.
6. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga.
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada
perangkap serangga.
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri.

2.5

Representasi Pengetahuan
2.5.1 Tabel Keputusan
Tabel keputusan merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan
pengetahuan.

Tabel

keputusan

merupakan

matriks

dipertimbangkan dalam pendeskripsian kaidah.
Goal 1
Kondisi 1



Kondisi 2



Kondisi 3
Gambar 2. Tabel Keputusan.

Kaidah 1:

Goal 1 IF
Kondisi 1 AND
Kondisi 2

Goal 2




kondisi

yang

11

Kaidah 2:

Goal 2 IF
Kondisi 2 AND
Kondisi 3

2.5.2 Pohon Keputusan
Untuk menghasilkan kaidah yang efisien, terdapat suatu langkah yang
dapat ditempuh yaitu membuat pohon keputusan. Pohon merupakan struktur
penggambaran pohon secara hirarkis. Struktur pohon terdiri dari node-node
yang menunjukkan obyek dan arc (busur) yang menunjukkan hubungan antar
obyek. Dari pohon keputusan dapat diketahui atribut (kondisi) yang dapat
direduksi sehingga menghasilkan kaidah yang efisien dan optimal.

Gambar 3. Contoh Pohon Keputusan.

2.6

Forward Chaining

Forward Chaining merupakan proses perunutan yang dimulai dengan

menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir.
Forward Chaining dimulai dari premis-premis atau formasi masukan (if) dahulu

kemudian menuju konklusi (then). Forward chaining dapat dimodelkan sebagai
berikut:
IF (informasi masukan)
THEN (konklusi)

12

Sebagai contoh :
IF terdapat bercak pada daun AND
daun menguning dan keriput
THEN terserang hama Thrips

Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau pengamatan.
Sedangkan konklusi dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan, atau diagnosis.
Sehingga jalannya penalaran runut maju dapat dimulai dari data menuju tujuan, dari
bukti menuju hipotesa, dari temuan menuju penjelasan atau dari pengamatan
menuju diagnosa (Hartati, 2008).

2.7

Aplikasi Berbasis Web
2.7.1 Definisi Aplikasi
Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan,
lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang
dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang
lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju. Beberapa aplikasi yang
digabung bersama menjadi suatu paket disebut sebagai suatu paket atau
application suite.

Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki

antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan
pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi.

2.7.2 Definisi Website
Secara terminologi website (web) adalah kumpulan dari halamanhalaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau
subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di
internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik.
Melalui web, setiap pemakai internet dapat mengakses informasi-informasi di
situs web yang tidak hanya berupa teks, tetapi juga dapat berupa gambar, suara,
film, animasi, dan lain-lain.

13

2.7.3 Definisi Aplikasi Berbasis Web
Aplikasi berbasis web adalah sebuah aplikasi yang dapat diakses
melalui internet atau intranet. Aplikasi ini merupakan kategori perangkat
lunak berpusat pada jaringan komputer yang dapat menyajikan sederetan luas
aplikasi-aplikasi. Salah satu keunggulan dari aplikasi berbasis web adalah
bahwa aplikasi tersebut ringan dan dapat diakses dengan cepat melalui
browser dan koneksi internet atau intranet ke server. Ini berarti bahwa

pengguna dapat mengakses data atau informasi dengan mudah, tidak seperti
aplikasi-aplikasi desktop di mana pengguna harus menginstal perangkat lunak
atau aplikasi yang diperlukan hanya untuk mengakses data atau informasi.

2.8

Bahasa Pengembangan Web
2.8.1 HTML
HyperText Markup Language (HTML) adalah standar bahasa yang

digunakan untuk membuat sebuah halaman web. HTML menggunakan sebuah
set instruksi spesial yang disebut dengan tag dan markup, untuk
mendefinisikan struktur dan layout dari halaman web dan menampilkan
tampilan wujudnya.

2.8.2 PHP
PHP Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa pemograman web

yang terintegrasi dengan dengan HTML dan berada pada server . PHP banyak
dipakai untuk membuat situs web dinamis (Anhar, 2010:3).

2.8.3 JavaScript
JavaScript adalah bahasa skrip yang memberikan kemudahan bagi
seseorang untuk membangun kembali komponen sebuah halaman web, seperti
link, gambar, komponen form HTML, dan lain-lain. Kode JavaScript dapat

disisipkan dalam halaman web menggunakan tag SCRIPT.

14

2.8.4 JQuery
JQuery adalah kumpulan kode atau fungsi Javascript siap pakai,
sehingga mempermudah dan mempercepat dalam membuat kode Javascript,
termasuk dalam membuat kode Ajax. JQuery pertama kali dirilis oleh John
Resig di BarCamp, NYC, pada Januari 2006. JQuery dirilis dengan lisensi
ganda MIT dan GPL. JQuery yang disediakan di website resminya
(http://www.jquery.com) menyediakan 2 jenis library, yaitu : JQuery yang
minimalis dan JQuery yang disediakan untuk dikembangkan. JQuery sangat
cocok digunakan bagi pengembang yang memiliki sedikit waktu untuk
mengembangkan aplikasi berbasis web.
Dengan motonya “Write Less Do More”, JQuery telah memudahkan
penggunanya

dengan

fungsi-fungsi

yang

telah

disediakan.

Dengan

menggunakan JQuery, pengembang dapat menghemat waktunya dalam
membuat antarmuka yang lebih dinamis.

2.8.5 CSS
Cascading

Style

Sheet

(CSS) merupakan salah satu bahasa

pemrograman web yang digunakan

untuk

mengendalikan

beberapa

komponen dalam sebuah web agar lebih terstruktur dan seragam. Sama
halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang
dapat mengatur beberapa style, misalnya : heading, subbab, bodytext, footer,
images dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam

beberapa berkas (file).
Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web
yang dibuat

dengan

bahasa

HTML

dan

XHTML.

CSS

dapat

mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel,
ukuran border , warna border , warna hyperlink, warna mouse over , spasi antar
paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter
lainnya. CSS dapat didefiniskan juga sebagai bahasa style sheet yang
digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS
memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang
berbeda.

15

2.9

Basis Data
Basis data ( database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam

komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak
yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut
sistem manajemen basis data (database management sistem, DBMS). DBMS
merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna)
untuk membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis
dan efisien. Contoh dari DBMS adalah MySQL, Oracle, Sybase, Interbase,
Teradata, Firebird dan PostgreSQL. Dalam aplikasi sistem pakar ini, DBMS yang
digunakan adalah MySQL.
MySQL merupakan software yang tergolong database server dan bersifat
Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan
source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain tentu saja bentuk
executable-nya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem

operasi , dan dapat diperoleh dengan cara mengunduh di Internet secara gratis.
MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :
a.

Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti
Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih
banyak lagi.

b.

Perangkat lunak open source. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak
sumber terbuka dengan lisensi GPL, sehingga dapat digunakan secara gratis.

c.

Multi-user . MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu

yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
d.

Performance tuning, MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam

menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak
SQL per satuan waktu.
e.

Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti
signed / unsigned integer , float, double, char , text, date, timestamp, dan lain-

lain.
f.

Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang
mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

16

g.

Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level
subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang

mendetail serta sandi terenkripsi.
h.

Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam
skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu
tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung
mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

i.

Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan
protokol TCP/IP, Unix soket ( pada UNIX), atau Named Pipes ( pada NT).

j.

Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa
Indonesia belum termasuk di dalamnya.

k.

Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API
(Application Programming Interface).

l.

Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang
dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang
ada disertakan petunjuk online.

m. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam
menangani Alter Table, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL
ataupun Oracle.

17

III.

3.1

METODE PENELITIAN

Data dan Alat
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jenis hama utama

pada tanaman cabai, data gejala yang timbul pada tanaman cabai, dan data bahan
organik untuk penanggulangan serangan hama.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari sebuah sistem komputer dengan
spesifikasi Processor AMD E-300 APU with Radeon HD Graphics 1.30 GHz dan

RAM 2 GB. Perangkat lunak yang digunakan antara lain sistem operasi Microsoft
Windows 8.1 Pro Edition 32 bit, Adobe Dreamweaver CS5, dan MySQL

3.2

Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data adalah proses dimana semua data yang berkaitan

dengan penelitian dan juga perancangan suatu sistem yang diperlukan dikumpulkan
menjadi satu. Data-data diambil dari sumber-sumber terpercaya untuk lebih
memudahkan dalam pembuatan sistem pakar ini. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini antar lain :
a.

Wawancara
Wawancara merupakan dialog antara dua orang atau lebih dimana
terdapat narasumber yang akan diwawancarai dan pewawancara. Tujuan
dari wawancara ialah mendapatkan informasi mengenai pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Dalam perancangan sistem
pakar ini dilakukakn wawancara dengan pakar hama dan penyakit
tanaman (HPT) yang akan dilakukan kepada Bapak Mujiyanto selaku
dosen HPT Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

b. Studi Literature
Studi Literature adalah teknik pengumpulan data yang berupa mencari
artikel-artikel, buku-buku dan sumber-sumber lain seperti tesis, disertasi
dan prosiding yang relevan pada topik penelitian yaitu sistem pakar untuk

18

mendeteksi hama pada tanaman cabai dan penanggulangannya secara
organik dengan metode forward chaining berbasis web.

3.3

Tahapan Pengembangan Sistem Pakar
Dalam membangun dan mengembangkan sistem pakar, ada beberapa tahapan

yang harus dilakukan, seperti terlihat dalam gambar 4.
Tahap
Tahap 1:
1:
Penilaian
Penilaian Keadaan
Keadaan

Reformulasi

Tahap
Tahap 2:
2:
Koleksi
Koleksi Pengetahuan
Pengetahuan

Eksplorasi

Tahap
Tahap 3:
3:
Perancangan
Perancangan

Perbaikan

Kebutuhan

Pengetahuan

Struktur

Tahap
Tahap 4:
4:
Tes
Tes

Evaluasi

Tahap
Tahap 5:
5:
Integrasi
Integrasi

Produk

Tahap
Tahap 6:
6:
Pemeliharaan
Pemeliharaan

Gambar 4. Tahap-tahap pengembangan sistem pakar.

Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1 : Penilaian Keadaan
Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan. Mengkaji situasi dan memutuskan
dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah dengan
sistem pakar dapat lebih membantu atau tidak. Kelancaran proses pembuatan
aplikasi secara keseluruhan dan kelengkapan fitur yang dihasilkan sangat
tergantung pada hasil analisa kebutuhan ini.

19

b. Tahap 2 : Koleksi Pengetahuan
Pada tahap ini diawali dengan memahami permasalahan yang ada dan secara
cermat menentukan domain permasalahan yang akan diselesaikan dengan
pendekatan sistem pakar. Domain masalah haruslah tidak terlalu luas agar sistem
pakar dapat bekerja dengan baik. Pengetahuan yang terkait dengan permasalahan
dihimpun dan dikelola. Seorang pakar dibutuhkan untuk memberikan kontribusi
kepakaran yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapatkan dari seorang pakr
oleh pembangun pengetahuan diolah dan diterjemahkan ke dalam bentuk yang
dapat diterima oleh sistem (komputer).
c. Tahap 3 : Perancangan
Dalam tahap ini sistem pakar mulai dibuat sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan. Termasuk didalamnya pembuatan prototype serta menterjemahkan
pengetahuan yang sudah didapat menjadi aturan-aturan. Pembuatan ini
dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan pembimbing teknis.
d. Tahap 4 : Tes
Pengujian sistem dilakukan dalam tiga tahap yang saling independen, yaitu:
pengujian oleh internal tim pengembang dengan menggunakan Black-box
Testing, pengujian oleh pakar, dan pengujian kepada pengguna. Pengujian ini

dilakukan untuk mencari kesalahan sistem sehingga dapat diperbaiki lagi.
e. Tahap 5 : Integrasi Sistem
Mengintegrasikan sistem pakar yang dibangun ke dalam lingkungan
pekerjaan dimana sistem pakar tersebut akan beroperasi. Agar dapat diakses
secara luas, maka sistem pakar yang telah selesai dibuat dan diuji oleh pakar ini
dipasang pada hosting sehingga masyarakat umum dapat menggunakannya.
f. Tahap 6 : Pemeliharaan
Pemeliharaan penting dilakukan untuk menjaga kinerja dan kemutakhiran
sistem. Sistem pakar merupakan sistem berbasis pengetahuan dimana
pengetahuan dalam domain tertentu itu selalu berubah. Maka hal yang dapat
dilakukan untuk pemeliharaan sistem pakar adalah dengan memperbaharui
pengetahuan dan mengganti pengetahuan yang sudah ketinggalan agar sistem
dapat lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah.

20

3.4

Jadwal Penelitian

Tahapan-tahapan rencana kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Penelitian
September
No

1
Penilaian
1
Keadaan
Koleksi
2
Pengetahuan
3

Oktober

November

Desember

Januari

Kegiatan

Perancangan
Pengujian

4
Sistem

5

Integrasi

6

Pemeliharaan

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

21

DAFTAR PUSTAKA

_____.Definisi Cabai. http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai, diakses tanggal 7
September 2014 pukul 11.02 WIB
_____.Definisi Database. http://id.wikipedia.org/wiki/Database, diakses tanggal 2
Mei 2014 pukul 9.25 WIB
_____.Definisi MySQL. http://id.wikipedia.org/wiki/Mysql diakses tanggal 1 Mei
2014 pukul 19.37 WIB
Anhar.2010.Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak.Jakarta : Media
Kita.
Hartati, Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar & Pengembangannya . Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kasno, Antonius. 2011. Peranan Bahan Organik dalam Pemupukan Berimbang.
Warta Sumber Daya Lahan Vol. 4 No. 2.
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: graha Ilmu.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Definisi Deteksi.
Soenandar, Meidiantie, Muanis Nur Aeni, Ari Raharjo. 2010. Petunjuk Praktis
Membuat Pestisida Organik. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Solichin, Ahmad. 2010. MySQL 5 Dari Pemula Hingga Mahir. Universitas Budi
Luhur. Jakarta.
Solichin, Ahmad. Pemrograman Web dengan PHP dan MySQL V1.0. Universitas
Budi Luhur. Jakarta.
Sugiyanto.

2013.

Definisi

Hama

dan

Konsep

Timbulnya

Hama.

http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-279-definisi-hamadan-konsep-timbulnya-hama.html, diakses tanggal 7 September 2014 pukul
11.40 WIB.
Untung, Kasumbogo. 1993. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta:
Andi Offset.