Aplikasi Teknologi Membran untuk Pengola
Aplikasi Teknologi
Membran untuk
Pengolahan Limbah
Radioaktif
Oleh : Rilya Ananda Adril
Pendahuluan
Teknologi membran berkembang cepat dan digunakan
pada banyak aspek industri, termasuk yang
berhubungan dengan pengelolaan limbah radioaktif
Industri yang berhubungan dengan limbah radioaktif,
diantaranya, penambangan dan pengolahan bijih
uranium, ekstraksi thorium, fabrikasi bahan bakar nuklir,
operasi reaktor nuklir, dan produksi isotop untuk industri
medik dan lainnya.
Yang menjadikan limbah radioaktif perlu perhatian
khusus : paparan radioaktif dan sifat toksik radiasi yang
dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Sumber & Karakteristik Limbah
Radioaktif
Sumber utama : operasi reaktor nuklir dan
fasilitas re-processing bahan bakar nuklir
Kandungan : produk fisi (beta-gamma aktif)
dan aktinida (alpha) dalam bentuk kation
radioaktif dan anion kompleks.
Limbah cair volume besar, radioaktivitas
rendah
Fasilitas re-processing volume kecil,
radioaktivitas tinggi
Yang perlu menjadi perhatian : Cs-137 dan Sr90 (t1/2 30 dan 28 tahun), aktinida (t1/2 10 4 –
106 tahun)
Klasifikasi Limbah Radioaktif
Proses-proses Pengolahan Limbah
Radioaktif
HLW (High Level Waste) biasanya
mengandung radioaktivitas antara 3,7 x 10 9 –
3,7 x 1014 Bq/m3
Kandungan HLW : produk korosi, produk fisi,
alloy, aktinida dan zat kimia lainnya, ditambah
dengan energi panas yang berasal dari
peluruhan.
Pengolahan HLW jenis ini membutuhkan
proses pengubahan limbah menjadi matriks
lembam, seperti gelas atau keramik. Pada
vitrifikasi, selain immobilisasi, pengurangan
volume juga dapat tercapai.
Pada pengolahan ILW (Intermediate Level
Waste) dan LLW (Low Level Waste) ada 3
metode yang digunakan, yaitu presipitasi
kimia, pertukaran ion dan evaporasi.
Efisiensi ketiga metode ini ditentukan oleh
Decontamination Factor (DF) dan Volume
Reduction Factor (VRF)
Evaporasi
Dibandingkan dengan metode lain, evaporasi
lebih efisien dengan DF tinggi
Konsentrat dalam bentuk liquid kental
Proses ini non-selektif, mengkonsentrasikan
semua konstituen di dalam larutan.
Pengolahan secara kimia
Lebih murah
Prinsip umum : limbah dipresipitasi pada
tangki besar untuk memisahkan limbah
radioaktif dengan yang non radioaktif. NRA
akan keluar sebagai efluen, sedangkan RA
akan terpresipitasi, atau co-precipitated, atau
carrier precipitated, atau diadsorb oleh
senyawa insoluble.
Nilai DF rendah dibandingkan evaporasi
Proses Membran
Keuntungan : beroperasi pada temperatur
ambien dan mampu memisahkan semua
konstituen yang terlarut pada level molekular
dan ionik tanpa penambahan zat kimia
Kelemahan : sering adanya ouling dan
degradasi pada permukaan membran sebagai
akibat terpapar bahan kimia dan kondisi
termal dapat diatasi dengan pre-treatment
effluen, optimasi variabel proses, dan
pemilihan material membran yang tepat.
Tujuan utama : nilai VRF yang tinggi,
mengurangi volume dengan meredistribusi
aktivitasnya menjadi 2 fase.
Proses membran diklasifikasikan berdasarkan
sifat membran dan driving force yang
diberikan.
Reverse Osmosis
Tekanan tinggi (2-4 Mpa)
Hal-hal yang harus diperhatikan : kontrol
aktivitas, pre-treatment
VRF tergantung pada beban garam inactive,
tekanan operasi, dan selektivitas membran
yang digunakan.
Diagram Alir RO
Nanofiltration
Besar pori rata-rata 10-30 Å
Keuntungan : very low solute rejection untuk
spesies monovalen
Study membuktikan bahwa nanofiltrasi lebih
cocok digunakan untuk dekontaminasi efffluen
filtrat ammonium diuranate karena flux
konstan, DF tinggi, dan rejeksi solute
ammonium nitrate yang rendah.
Ultrafiltration
Pada dasarnya adalah proses filtrasi fisik pada
skala yang sangat baik
Biasa digunakan di industri untuk pengolahan
limbah dan recovery produk yang bermanfaat.
Berguna untuk mengkonsentrasikan
radioaktivitas
Precipitation Ultrafiltration
Pemisahan Cs-137 menggunakan presipitasi
tembaga ferrosianida yang diikuti dengan
ultrafiltrasi dapat menaikkan nilai DF.
Lebih sedikit menggunakan bahan kimia,
sehingga biaya semakin kecil.
Microfiltration
Digunakan untuk memisahkan cruds (produk
korosi yang timbul di air pendingin primer
LWR)
Dapat dikombinasikan dengan metode
presipitasi kimia. Dengan kondisi optimum,
kombinasi ini akan menghasilkan
dekontaminasi yang lebih besar dan volume
sludge yang lebih sedikit.
Osmotic Concentrator
Electrodialysis
Electrodeionization
2 stage electrodialysis
Lebih murah dibandingkan final ion-exchange
cleanup
Efek Radiasi Pada Membran
Polimer
Efek radiasi gamma pada membran RO
cellulosa asetat degradasi pada dosis 500
krad dan lebih
Pada dosis dia atas 7Mrad, membran menjadi
getas.
Degradasi ditandai oleh peningkatan laju
permeasi air dan menurunnya pemisahan
solute
Viskositas larutan, solubilitas polimer
membran, dan kekuatan tensil membran akan
menurun.
Membran untuk
Pengolahan Limbah
Radioaktif
Oleh : Rilya Ananda Adril
Pendahuluan
Teknologi membran berkembang cepat dan digunakan
pada banyak aspek industri, termasuk yang
berhubungan dengan pengelolaan limbah radioaktif
Industri yang berhubungan dengan limbah radioaktif,
diantaranya, penambangan dan pengolahan bijih
uranium, ekstraksi thorium, fabrikasi bahan bakar nuklir,
operasi reaktor nuklir, dan produksi isotop untuk industri
medik dan lainnya.
Yang menjadikan limbah radioaktif perlu perhatian
khusus : paparan radioaktif dan sifat toksik radiasi yang
dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Sumber & Karakteristik Limbah
Radioaktif
Sumber utama : operasi reaktor nuklir dan
fasilitas re-processing bahan bakar nuklir
Kandungan : produk fisi (beta-gamma aktif)
dan aktinida (alpha) dalam bentuk kation
radioaktif dan anion kompleks.
Limbah cair volume besar, radioaktivitas
rendah
Fasilitas re-processing volume kecil,
radioaktivitas tinggi
Yang perlu menjadi perhatian : Cs-137 dan Sr90 (t1/2 30 dan 28 tahun), aktinida (t1/2 10 4 –
106 tahun)
Klasifikasi Limbah Radioaktif
Proses-proses Pengolahan Limbah
Radioaktif
HLW (High Level Waste) biasanya
mengandung radioaktivitas antara 3,7 x 10 9 –
3,7 x 1014 Bq/m3
Kandungan HLW : produk korosi, produk fisi,
alloy, aktinida dan zat kimia lainnya, ditambah
dengan energi panas yang berasal dari
peluruhan.
Pengolahan HLW jenis ini membutuhkan
proses pengubahan limbah menjadi matriks
lembam, seperti gelas atau keramik. Pada
vitrifikasi, selain immobilisasi, pengurangan
volume juga dapat tercapai.
Pada pengolahan ILW (Intermediate Level
Waste) dan LLW (Low Level Waste) ada 3
metode yang digunakan, yaitu presipitasi
kimia, pertukaran ion dan evaporasi.
Efisiensi ketiga metode ini ditentukan oleh
Decontamination Factor (DF) dan Volume
Reduction Factor (VRF)
Evaporasi
Dibandingkan dengan metode lain, evaporasi
lebih efisien dengan DF tinggi
Konsentrat dalam bentuk liquid kental
Proses ini non-selektif, mengkonsentrasikan
semua konstituen di dalam larutan.
Pengolahan secara kimia
Lebih murah
Prinsip umum : limbah dipresipitasi pada
tangki besar untuk memisahkan limbah
radioaktif dengan yang non radioaktif. NRA
akan keluar sebagai efluen, sedangkan RA
akan terpresipitasi, atau co-precipitated, atau
carrier precipitated, atau diadsorb oleh
senyawa insoluble.
Nilai DF rendah dibandingkan evaporasi
Proses Membran
Keuntungan : beroperasi pada temperatur
ambien dan mampu memisahkan semua
konstituen yang terlarut pada level molekular
dan ionik tanpa penambahan zat kimia
Kelemahan : sering adanya ouling dan
degradasi pada permukaan membran sebagai
akibat terpapar bahan kimia dan kondisi
termal dapat diatasi dengan pre-treatment
effluen, optimasi variabel proses, dan
pemilihan material membran yang tepat.
Tujuan utama : nilai VRF yang tinggi,
mengurangi volume dengan meredistribusi
aktivitasnya menjadi 2 fase.
Proses membran diklasifikasikan berdasarkan
sifat membran dan driving force yang
diberikan.
Reverse Osmosis
Tekanan tinggi (2-4 Mpa)
Hal-hal yang harus diperhatikan : kontrol
aktivitas, pre-treatment
VRF tergantung pada beban garam inactive,
tekanan operasi, dan selektivitas membran
yang digunakan.
Diagram Alir RO
Nanofiltration
Besar pori rata-rata 10-30 Å
Keuntungan : very low solute rejection untuk
spesies monovalen
Study membuktikan bahwa nanofiltrasi lebih
cocok digunakan untuk dekontaminasi efffluen
filtrat ammonium diuranate karena flux
konstan, DF tinggi, dan rejeksi solute
ammonium nitrate yang rendah.
Ultrafiltration
Pada dasarnya adalah proses filtrasi fisik pada
skala yang sangat baik
Biasa digunakan di industri untuk pengolahan
limbah dan recovery produk yang bermanfaat.
Berguna untuk mengkonsentrasikan
radioaktivitas
Precipitation Ultrafiltration
Pemisahan Cs-137 menggunakan presipitasi
tembaga ferrosianida yang diikuti dengan
ultrafiltrasi dapat menaikkan nilai DF.
Lebih sedikit menggunakan bahan kimia,
sehingga biaya semakin kecil.
Microfiltration
Digunakan untuk memisahkan cruds (produk
korosi yang timbul di air pendingin primer
LWR)
Dapat dikombinasikan dengan metode
presipitasi kimia. Dengan kondisi optimum,
kombinasi ini akan menghasilkan
dekontaminasi yang lebih besar dan volume
sludge yang lebih sedikit.
Osmotic Concentrator
Electrodialysis
Electrodeionization
2 stage electrodialysis
Lebih murah dibandingkan final ion-exchange
cleanup
Efek Radiasi Pada Membran
Polimer
Efek radiasi gamma pada membran RO
cellulosa asetat degradasi pada dosis 500
krad dan lebih
Pada dosis dia atas 7Mrad, membran menjadi
getas.
Degradasi ditandai oleh peningkatan laju
permeasi air dan menurunnya pemisahan
solute
Viskositas larutan, solubilitas polimer
membran, dan kekuatan tensil membran akan
menurun.