PEMBUATAN APLIKASI LETS HEALTHY MEMANFAA

PEMBUATAN APLIKASI “LET'S HEALTHY” MEMANFAATKAN ACCELEROMETER DI
SMARTPHONE ANDROID
1
Lilik Eko Sunaryo, 2Hariyady,S.Kom, M.T 3Zamah Sari, S.T, M.T
Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang
1
ekosunaryo7@yahoo.co.id, 2hariyady@gmail.com, 3abdzamahsari@gmail.com

Abstrak
Smartphone bersistem operasi android banyak digunakan di dunia. Salah satunya karena dukungan aplikasi
dan sensor di android. Sensor accelerometer adalah salah satu sensor yang terdapat di smartphone android. Banyak
user yang memakai smartphone untuk menunjang aktivitas sehari – hari. Tidak terkecuali aktivitas kebugaran yang
amat penting untuk kesehatan tubuh. Dengan memanfaatkan sensor accelerometer yang ada di smartphone android
untuk aktivitas kebugaran user menjadi lebih praktis dan mudah.
Perhitungan mengenai jumlah kalori dalam makanan dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
merupakan salah satu kunci sukses menurunkan atau menaikkan berat badan. Jika anda sedikit makan namun banyak
melakukan aktivitas dan olahraga yang melebihi kandungan kalori makanan yang diasup tersebut, maka berat badan
anda akan turun karena lemak tubuh akan digunakan sebagai ganti untuk menghasilkan energi.
Aplikasi kebugaran yang dibuat dengan memanfaatkan sensor accelerometer bertujuan agar user selalu ingat
dengan olahraga, khususnya jogging, dan lari. Pembuatan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemprograman java
menggunakan aplikasi Eclipse .

Dari hasil implementasi dan pengujian, aplikasi yang dibangun di smartphone android yang dilengkapi
dengan sensor accelerometer adalah pendeteksian langkah bervariatif. User yang melakukan pengujian berbeda –
beda dan mempunyai langkah yang berbeda dan bervariasi. Dan itu membuat tingkat akurasi juga bervariatif. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini mempunyai akurasi antara 80 – 98 % sehingga aplikasi ini dapat memperoleh
data yang mendekati.
Kata Kunci : Healthy, Android, Smartphone, Accelerometer, kebugaran
1.

produktivitas, dan semuanya itu dijadikan salah satu
indikator kualitas sumber daya manusia yang sangat
diharapkan ada pada diri individu sebagai bagian dari
masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan
pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan
kebugaran tubuh adalah melalui olahraga yang
dilakukan secara teratur, terukur, terprogram,
sistematis dan selalu meningkat. Pembinaan kondisi
fisik melalui olahraga merupakan pondasi untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga dapat
beraktivitas dengan baik. Seseorang yang memiliki
kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari

kemungkinan cedera pada saat melakukan aktivitas
fisik atau olahraga yang lebih berat.

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang mobile phone sudah
banyak sekali di jumpai dimana saja. Banyak berbagai
tipe dan jenis, mulai dari yang berukuran kecil hingga
besar, dari yang tipis, hingga tebalnya hampir setebal
notebook dengan layar 7 inch, dari model lama hingga
model baru yang canggih sehingga tidak memerlukan
lagi alat-alat seperti kamera, video camcorder , dan
lainnya. Hal ini menumbuhkan minat developer
software mobile phone untuk membuat perangkat
lunak yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
sehari-hari. Teknologi mobile phone semakin
berkembang, untuk sekarang OS Android sedang
bagus-bagusnya.
Banyak
developer

yang
mengembangkan aplikasi mereka pada OS ini

Seiring dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju, teknologi accelerometer pun
digunakan sebagai alat bantu manusia yang memiliki
beberapa kelebihan dan akan terus berkembang. Salah
satu pengembangan dalam teknologi accelerometer
adalah untuk shake control, dengan fungsi ini maka
dengan hanya menggoyangkan ponsel kita bisa
mengubah fitur.

Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan
kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan
bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk
mendukung
aktivitas
sehari-hari
(pekerjaan)
seseorang agar pekerjaan atau aktivitas tersebut

optimal. Pekerjaan atau aktivias pun dapat
mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang.
Kebugaran jasmani yang tinggi merupakan modal
essensial untuk menyelesaikan kegiatan secara
bergairah, efektif, dan efisien, sehingga berakibat pada

Sensor accelerometer adalah sensor yang
dapat mengukur percepatan, mendeteksi dan
mengukur getaran (vibrasi), dan mengukur percepatan

1

akibat gravitasi. Salah satu aplikasi sensor
accelerometer yang saat ini sedang dikembangkan
adalah untuk mendeteksi gerakan, seperti gerakan kaki
ketika berjalan sebagai alat navigasi dan juga gerakan
tangan sebagai alat konsol game atau untuk
pengontrolan lain. Pada saat mendeteksi gerakan
tangan, sensor accelerometer ditempatkan pada
tangan yang bergerak dan mendeteksi percepatan dari

gerakan tersebut. Dari percepatan yang diukur tersebut
dapat dicari jarak dan juga arah pada saat gerakan
dilakukan, misalnya seperti aplikasi Walkmate yang
digunakan untuk menghitung kalori yang keluar di
smartphone OS Android dan aplikasi Pacer yang
dapat mengitung jarak berlari.
2.

LANDASAN TEORI

2.1

Kalori

dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur
percepatan akibat gravitasi bumi [2]. Accelerometer
juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang
terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga
bisa digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi
di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan

kecepatan dengan ataupun tanpa pengaruh gravitasi.
Sensor accelerometer adalah sensor yang dapat
mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur
getaran (vibrasi), dan mengukur percepatan akibat
gravitasi. Salah satu aplikasi sensor accelerometer
yang saat ini sedang dikembangkan adalah untuk
mendeteksi gerakan, seperti gerakan kaki ketika
berjalan sebagai alat navigasi dan juga gerakan tangan
sebagai alat konsol game atau untuk pengontrolan lain.
Pada saat mendeteksi gerakan tangan, sensor
accelerometer ditempatkan pada tangan yang bergerak
dan mendeteksi percepatan dari gerakan tersebut. Dari
percepatan yang diukur tersebut dapat dicari jarak dan
juga arah pada saat gerakan dilakukan. Selain itu,
accelerometer juga bisa digunakan untuk mengukur
getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin,
jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan ataupun
tanpa dipengaruhi grafitasi bumi. Biasanya
accelerator digunakan pada peralatan eletronik yang
portable.


Kalori adalah satuan ukuran untuk energi.
Satu kalori secara resmi didefinisikan sebagai jumlah
energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 cm2
air (atau 1 gram air) sebesar satu derajat Celcius [1].
Untuk mengukur jumlah energy dalam makanan, ahli
gizi umumnya menggunakan kilokalori (setara dengan
1.000 kalori), dan label pengukuran mencantumkan
sebagai “kkal” atau sebagai “Kalori” dengan “K”
besar. Satu kkal setara dengan sekitar 4,184 kalori.

2.3
Perhitungan mengenai jumlah kalori dalam
makanan dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh merupakan salah satu kunci sukses menurunkan
atau menaikkan berat badan. Jika anda sedikit makan
namun banyak melakukan aktivitas dan olahraga yang
melebihi kandungan kalori makanan yang diasup
tersebut, maka berat badan anda akan turun karena
lemak tubuh akan digunakan sebagai ganti untuk

menghasilkan energi.[2]

Android

Android sudah mendukung beberapa jenis
sensor, salah satunya Accelerometer. Cara meng
sensor pada telepon genggam berbasis android yaitu
menggunakan Android API(Android Protocol
Interface) dengan sintak android hardware.
Dibutuhkan beberapa kelas khusus untuk dapat
mendeteksi sensor accelerometer pada Android.[4]

2.4 Pendeteksian Langkah
Jika jumlah kalori yang anda makan setiap
hari sama dengan jumlah kalori yang anda keluarkan,
maka berat badan anda akan sama. Jika anda makan
banyak makanan dengan jumlah kalori yang lebih
banyak dari kebutuhan kalori anda, dengan kata lain,
anda makan banyak makanan dengan kandungan
kalori tinggi namun sedikit gerak atau olahraga; maka

berat badan anda akan naik. Hal ini disebabkan karena
sisa kalori yang tidak digunakan akan disimpan tubuh
dalam bentuk lemak.

2.2

Smartphone sebagai terobosan canggih di
dunia komunikasi memiliki banyak inovasi dan fitur
canggih yang dapat membantu menyelesaikan
permasalahan manusia. Salah satu fitur yang tersedia
dalam beberapa smartphone adalah deteksi pergerakan
atau aktivitas manusia yang dapat diketahui[5].

Suatu sensor dapat digunakan untuk
melakukan pemantauan terhadap fenomena fisik
seperti kecepatan, percepatan, gaya, tekanan atau
aliran ke dalam besaran listrik. Besaran listrik yang
dihasilkan sebanding dengan percepatan yang
dialaminya[6]. Nilai parameter fisik awal dapat
dihitung ulang dengan mengacu karakteristik sinyal

listrik seperti amplitude, frekuensi atau lebar denyut
listrik. Sinyal listrik tersebut selanjutnya dapat

Accelerometer

Accelerometer adalah sebuah tranduser yang
berfungsi untuk mengukur percepatan, mendeteksi

2



dinalisis secara real time maupun untuk keperluan
analisa kemudian. Ukuran sensor sangat penting.
Semakin kecil sensor makin mudah diaplikasikan
untuk banyak kebutuhan.

Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan

utama yang harus ada agar sistem dapat berjalan,
berikut adalah kebutuhan fungsional yang dimiliki
sistem, yaitu:

Dalam
website
www.convertunits.com
menjelaskan tentang konversi dari kalori dan langkah
manusia pada umumnya [7]. Dalam 1 langkah itu
berarti sama dengan 0,762 meter, dan dalam 1 meter
sama dengan 1.31233595801 langkah.

a.

Sistem dapat melakukan perhitung langkah
gerak.
b. Sistem dapat memproses input data menjadikan
jumlah kalori yang terbakar.
c. Sistem dapat memberikan notifikasi jika user
kurang bergerak setiap harinya.

Kebutuhan Non-Fungsional

Selain ukuran, kebutuhan terhadap sensor
juga meliputi kemudahan penggunaan, tingkat
sensitifitas dan harga. Kemajuan teknologi
memungkinkan terbentuknya sensor dengan ukuran
yang sangat kompak. Salah satunya adalah
microelectromechanical systems (MEMS). Contoh
aplikasi teknologi ini adalah akselerometer yang dapat
mengukur percepatan atau perlambatan suatu benda
pada satu arah atau lebih. Ukuran akselerometer yang
sangat kecil membuatnya mampu dibuat dengan biaya
murah. Dengan data percepatan yang dihasilkan oleh
sensor akselerometer maka dimungkinkan dirancang
sistem pemantau aktifitas lari dengan biaya murah,
akurat dan relibel.[8]

Kebutuhan non-fungsional adalah sesuatu
yang diperlukan oleh sistem agar dapat berjalan
dengan optimal. Kebutuhan non-fungsional terkadang
disebut sebagai batasan atau kebutuhan kualitas.
Kebutuhan non-fungsional lebih lanjut dapat
diklasifikasikan ke dalam kebutuhan kinerja,
kebutuhan pemeliharaan, kbutuhan keselamatan,
kebutuhan keandalan, atau salah satu dari banyak jenis
kebutuhan perangkat lunak.
Beberapa kebutuhan non-fungsional :

Sensor accelerometer digunakan untuk
mendeteksi langkah kaki dan memperkiranan
menghitung besarnya percepatan pada Persamaan. ��
adalah nilai percepatan tiap sample. [8]
��= √�2 �+�2 �+�2 �
��
= percepatan tiap sample
�2 �
= kuadrad sumbu x
= kuadrad sumbu y
�2y�
= kuadrad sumbu z
�2z�
1.

3.1

A. Security
Security adalah kebutuhan untuk fungsi
syarat – syarat keamanan (yang secara detail
bagaimana sistem harus menghindari terjadinya
bahaya yang tidak diinginkan), dan integritas syarat
keamanan sistem (yang secara detail seberapa sering
fungsi dapat gagal dan memungkinkan bahaya terjadi.

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

B. Usability
Usability adalah kebutuhan non-fungsional
terkait dengan kemudahan penggunaan sistem atau
perangkat lunak oleh user . Dapat digunakan dengan
mudah oleh manusia, usaha untuk memahami sistem.
Berfokus pada sisi ergonomis.

Analisa Kebutuhan Sistem

Untuk
mempermudah
menentukan
keseluruhan kebutuhan sistem secara lengkap, maka
kebutuhan sistem dibagi ke dalam 2 jenis. Jenis
pertama adalah Kebutuhan Fungsional (Functional
Requirement). Kebutuhan fungsional adalah jenis
kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang
nantinya dilakukan oleh sistem. Kebutuhan fungsional
juga berisi informasi-informasi apa saja yang harus
ada dan dihasilkan oleh sistem. Jenis kedua adalah
Kebutuhan
Non
fungsional
(Nonfunctional
Requirements). Requirement jenis ini adalah tipe
requirement yang berisi properti perilaku yang
dimiliki oleh sistem.

C. Waktu Akses
Waktu Akses adalah terkait waktu pemakain
aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang di lakukan user .
Waktu yang tepat untuk menggunakan aplikasi saat
ingin berolahraga ditaman aktivitas berjalan setiap hari.

Berikut flowchart alur sistem yang menggambarkan
proses berjalanya aplikasi:

3

menunjukan class – class objek menyusun sebuah
sistem dan juga hubungan antara class objek tersebut.
Berikut ini adalah class diagram dari sistem:

start

Input data
menggunakan
accelerometer

Menyimpan
didatabase

Output data

tidak
User puas?

Gambar 3.3 Class Diagram Aplikasi

2.
ya

4.1.

End

Implementasi Sistem

Pada proses implementasi sistem akan
dijelaskan tentang bagaimana sistem itu dibuat dengan
menggunakan sensor accelerometer yang ada di dalam
smartphone, bahasa pemrograman yang digunakan
sampai program itu bisa dijalankan. Proses
perancangan sistem pemrograman dilakukan sesuai
dengan desain analisis sistem yang telah dibuat.

Implementasi Lingkungan Perangkat
Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam
membangun aplikasi Lets Healthy ini adalah android
dengan prosesor 1 GHz atau lebih tinggi dan
mempunyai sensor accelerometer . Sedangkan untuk
mendukung kualitas gambar yang baik menggunakan
layar smartphone 4 sampai 5.7 inci.

Implementasi Lingkungan Perangkat
Lunak
Perangkat lunak untuk membangun aplikasi
Lets Healthy ini adalah smartphone yang
menggunakan android OS 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Gambar 3.1 flowchart alur sistem
3.2

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Usecase Diagram

Secara garis besar use case diagram
merupakan gambaran yang memperlihatkan aktor, use
case dan interaksi antar mereka. Use case diagram
menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang
di luar sistem.

Gambar 3.2 usecase diagram
3.3

4.2.
a.

Class Diagram

Class diagram adalah gambar grafis
mengenai struktur objek statis dari suatu sistem,

4

Implementasi Interface
Halaman Tutorial

Halaman Tutorial berisi tentang cara
pemakaian aplikasi yang memudahkan user untuk
menggunakan. User hanya perlu mengikuti tutorial
yang ada sehingga user paham cara menggunakan
aplikasi.

Gambar 4.3 Halaman Result
d.

Halaman Setting
Halaman setting ini berisi tentang mensetting
notification untuk user. User bisa mengaktifkan
notification untuk mendapatkan pemberitahuan
keesokan harinya.

Gambar 4.1 Halaman Tutorial
b.

Halaman Start

Salah satu kebutuhan fungsional di halaman
start adalah penggunaan sensor accelerometer untuk
menghitung langkah saat bergerak. Sensor
accelerometer sebagai fungsi utama yang digunakan
untuk menjalankan aplikasi. Sensor ini membutuhkan
sumbu X, Y, Z untuk menghitung getaran.

Gambar 4.4 Halaman Setting
e.

Halaman Help

Menunjukan tentang deskripsi dari program
lets healthy. Fungsi Menu help membantu pengguna
untuk mengetahui deskripsi aplikasi dan fitur – fitur
yang terdapat di aplikasi. Beberapa penjelesan dari
halaman help akan berguna untuk user.

Gambar 4.2 Halaman Start
c.

Halaman Result
Setelah sistem berhasil merekam gerakan,
maka sistem akan memproses gerakan tersebut
menjadi angka. Angka tersebut akan diproses sehingga
menjadi sebuah data. Data tersebut akan disimpan di
database.

5

Ayin
Ikhsan
Eko
Ari
Deni
Hadi
Juni

165
163
167
175
157
165
165

64
49
98
63
48
96
63
48
96
48
48
96
75
40
80
60
46
92
60
46
92
Jumlah rata-rata
91.8
Tabel 4.1 merupakan table pengujian
dilengan kiri pada tahap 1 dengan mode jogging,
pengujian dilakukan oleh 10 orang. Dari pengujian
tahap 1 diperoleh rata – rata sebesar 91.8 %.
Tabel 4.2 Pengujian di Lengan kanan

Nama

Dilengan
(%)
Kanan(m)
Rudi
48
48
96
Karis
87
46
92
Budi
60
46
92
Ayin
62
47
94
Ikhsan
63
48
96
Eko
63
48
96
Ari
47
47
94
Deni
85
45
90
Hadi
63
48
96
Juni
63
48
96
Jumlah rata-rata
94.2
Tabel 4.2 merupakan table pengujian
dilengan kanan pada tahap 1 dengan mode jogging ,
pengujian dilakukan oleh 10 orang. Dari pengujian
tahap 1 diperoleh rata – rata sebesar 94.6 %.

Gambar 4.5 Halaman Help
4.3.

Pengujian Sistem

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
fungsi – fungsi yang ada pada aplikasi telah berjalan
dengan baik atau tidak. Fungsi – fungsi yang diujikan
adalah :
Untuk menguji tingkat keakurasian dari aplikasi Lets
Healthy, Pengujian dilakukan oleh 10 penguji dan
dilakukan dengan 2 tahap yang berbeda. Tahap
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1.

2.

Pada tahap pertama pengujian dilakukan oleh
10 orang user dengan berlari memilih di
menu setting jogging dan memilih tinggi
badan sesuai user dengan jarak tempuh 50
meter.
Pada tahap kedua pengujian dilakukan oleh 5
orang user dengan berlari memilih di menu
setting Sprint dan memilih tinggi badan
sesuai user dengan jarak tempuh 50 meter.

Nama

Rudi
Karis
Budi
Ayin
Ikhsan
Eko
Ari
Deni
Hadi
Juni

Pengujian Tahap 1
Pada tahap pertama pengujian dilakukan oleh
10 orang user dengan berlari memilih di
menu setting jogging dan memilih tinggi
badan sesuai user dengan jarak tempuh 50
meter.

Rudi
Karis
Budi

Tinggi
(cm)
176
150
168

Langkah
47
75
62

Dilengan
Kiri (m)
47
40
47

Tinggi
(cm)

(%)
94
80
94

6

176
150
168
165
163
167
175
157
165
165

Langkah

Kaki
Kiri
(m)
43
42
46
46
45
47
46
46
47
46

(%)

43
86
79
84
60
92
60
92
59
90
62
94
46
92
87
92
62
94
60
92
Jumlah rata-rata
90.8
Tabel 4.3 merupakan table pengujian
dikaki kiri pada tahap 1 dengan mode jogging ,
pengujian dilakukan oleh 10 orang. Dari pengujian
tahap 1 diperoleh rata – rata sebesar 90.8 %.

Tabel 4.1 Pengujian di Lengan Kiri

Nama

Langkah

Tabel 4.3 Pengujian di Kaki Kiri

Berikut adalah hasil dari beberapa tahap pengujian:
1.

Tinggi
(cm)
176
150
168
165
163
167
175
157
165
165

Tabel 4.6 merupakan table pengujian di
lengan kanan pada tahap 2 dengan mode sprint,
pengujian dilakukan oleh 5 orang. Dari pengujian
tahap 2 diperoleh rata – rata sebesar 96 %.

Tabel 4.4 Pengujian di Kaki Kanan

Nama

Rudi
Karis
Budi
Ayin
Ikhsan
Eko
Ari
Deni
Hadi
Juni

Tinggi
(cm)

Langkah

(%)

Tabel 4.7 Pengujian di Kaki Kiri

43
86
85
90
62
94
62
94
59
90
60
92
47
94
85
90
60
92
60
92
Jumlah rata-rata
91.4
Tabel 4.4 merupakan table pengujian
dikaki kanan pada tahap 1 dengan mode jogging,
pengujian dilakukan oleh 10 orang. Dari pengujian
tahap 1 diperoleh rata – rata sebesar 91.4 %.
2.

176
150
168
165
163
167
175
157
165
165

Kaki
Kanan
(m)
43
45
47
47
45
46
47
45
46
46

Nama

Karis
Rudi
Ikhsan
Ayin
Budi

Nama

Karis
Rudi
Ikhsan
Ayin
Budi

Langkah

Karis
Rudi
Ikhsan
Ayin
Budi

150
176
163
165
168

Langkah

Dilengan
Kanan
(m)
58
46
38
47
40
46
40
46
41
48
Jumlah rata-rata

Tinggi
(c)

Langkah

150
176
163
165
168

Kaki
Kanan
(m)
46
47
46
46
48

(%)

Dari hasil table bisa dibuat sebuah
persentase yang dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus matematika yaitu:
1. Untuk persentase setiap user


Persentase per user =

Tabel 4.6 Pengujian di Lengan Kanan

Tinggi
(c)

150
176
163
165
168

(%)

54
92
35
94
40
92
40
92
40
96
Jumlah rata-rata
91.2
Tabel 4.8 merupakan table pengujian di
kaki kanan pada tahap 2 dengan mode sprint,
pengujian dilakukan oleh 5 orang. Dari pengujian
tahap 2 diperoleh rata – rata sebesar 91.2 %.

Dilengan
(%)
Kiri (m)
Karis
55
46
92
Rudi
36
47
94
Ikhsan
40
46
92
Ayin
40
46
92
Budi
41
48
96
Jumlah rata-rata
93.2
Tabel 4.5 merupakan table pengujian di
lengan kiri pada tahap 2 dengan mode sprint,
pengujian dilakukan oleh 5 orang. Dari pengujian
tahap 2 diperoleh rata – rata sebesar 93.2 %.

Nama

Kaki
Kiri
(m)
46
47
46
46
48

Tabel 4.8 Pengujian di Kaki Kanan

Tabel 4.5 Pengujian di Lengan Kiri

Tinggi
(cm)
150
176
163
165
168

Langah

53
92
35
94
40
92
40
92
40
96
Jumlah rata-rata
91.6
Tabel 4.7 merupakan table pengujian di
kaki kiri pada tahap 2 dengan mode sprint, pengujian
dilakukan oleh 5 orang. Dari pengujian tahap 2
diperoleh rata – rata sebesar 91.6 %.

Pengujian Tahap 2
Pada tahap kedua pengujian dilakukan oleh 5
orang user dengan berlari memilih di menu
setting Sprint dan memilih tinggi badan
sesuai user dengan jarak tempuh 50 meter.

Nama

Tinggi
(c)

(%)

2. Untuk jumlah rata – rata
Rata –Rata persentase=











%

5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
diimplementasikan dan uji coba, terdapat beberapa
hal yang dapat disimpulkan dari proses pembuatan
aplikasi Lets Healthy pada android ini, diantaranya
adalah :

92
94
92
92
96
96

7

1.

2.

3.

[6] Jennifer R. Kwapisz, Gary M. Weiss, Samuel
A. Moore. 2010. Activity Recognition using
Cell Phone Accelerometer . Universitas
Fordham
[7] ConvertUnits Team, 2015. Convert steps to
meter – conversion Meansurement Units.
(http://www.convertunits.com/from/step/to/
meter) diakses 20 Januari 2015.
[8] Ilham Ramadhana, Waskitho Wibisono, dan
Baskoro Adi Pratomo. 2013. Implementasi
Algoritma Dead Reckoning untuk Perbaikan
Penentuan Posisi di Ruangan Indoor untuk
Pejalan Kaki. Universitas Teknologi Sepuluh
Nopember.
[9] Safaat, Nazruddin. 2014. Pemprograman
Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC
berbasis Android. Bandung : Informatika
Bandung.
[10] Aribowo, Agus Sasmito dan Charibaldi
Novrindo.
2007.
Pemprograman
Berorientasi
Objek
dengan
JAVA.
Yogyakarta: ARDANA MEDIA.

Aplikasi Lets Healthy ini menjalankan fungsi
sensor accelerometer menghitung langkah
saat berjalan dengan memanfaatkan sumbu
X, Y, dan Z di smartphone android. Dari
sensor Accelerometer tersebut juga dapat
menghitung jarak dan kalori yang terbakar.
Di beberapa sumber terdapat beberapa
perbedaan hitungan jarak dan calori yang
terbakar. Karena tidak ada standarisasi dari
pembakaran kalori dan jarak langkah
seseorang. Yang banyak digunakan adalah
jumlah rata – rata orang berjalan pada
umumnya.
Dengan menambahkan tutorial dan bantuan
lain akan membuat user tertarik dan tidak
kebingungan saat menggunakan.

5.2.

Saran
Setelah mengevaluasi sistem secara
keseluruhan, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan saran saran
pengembangan sebagai berikut :
1. Menambahkan fitur lain agar lebih banyak
seperti dukungan GPS, mempunyai database
online. Agar user bisa mengakses data dari
internet tanpa harus membuka aplikasi.
2. Menambahkan tampilan aplikasi yang lebih
menarik dan mudah digunakan.
3. Penggunaan aplikasi Lets Healthy bisa lebih
dioptimalkan penggunaannya sensor – sensor
lain yang berada di smartphone.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusuma, B.J. dan Pinandita, P. 2011.
Rancang
Bangun
Aplikasi
Mobile
Perhitungan Indeks Massa Tubuh dan Berat
Badan Ideal.
[2] Gupta, Yogesh M. 1999. How many calories
burned by walking or running?Formula,
(http://www.indiacurry.com/weightloss/walk
ingrunningcalories.htm) diakses 20 Januari
2015.
[3] Enterprise, Jubilee. 2010. Step by Step ponsel
Android Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
[4] Wisnurahutama, Surya. 2010. Analisis
Metode Pendeteksian Langkah Kaki pada
Pedestrian Dead Reckoning. Universitas
Diponegoro Semarang.
[5] Yuwono, Cahyo. 2010. Pengembangan
accelerometer berbasis personal Computer
untuk mengetahui karakteristik lari jarak
Pendek menggunakan teknologi wireless.
Universitas Negeri Semarang

8