Manajemen Stres Wanita Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Chapter III VI
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1.
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan manajemen
stress penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka penelitian ini
sebagai berikut:
- Efektif
Manajemen stress penderita
kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
- Tidak Efektif
Skema 3.1
Kerangka penelitian manajemen stress penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi
25
Universitas Sumatera Utara
26
3.2.
Defenisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Manajemen stres
No
Variabel
Defenisi
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
operasional
1
Manajemen Suatu
stress
tindakan Kuesioner
-Efektif
yang
dilakukan sebanyak
wanita
penderita pernyataan
16.
kanker
payudara dengan
-Tidak
yang
menjalani menggunakan
Efektif jika
Ordinal
16 jika skor 8-
kemoterapi untuk skala Gutmann skor 0-7
mengontrol stress dengan pilihan
yang
agar
dialaminya jawaban yaitu
tidak Ya dan Tidak.
menimbulkan efek
negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi,2007). Dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen stress
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik.
4.2
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1
Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi merupakan keseluruhan subjek yang
di teliti yang memiliki satu ciri yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah pasien penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H
Adam Malik Medan sebanyak 307 orang dari Januari 2016 sampai Mei 2017.
(Setiawati,2016).
4.2.2
Sampel
Menurut Notoadmodjo (2012), sampel merupakan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
yang terdiagnosa kanker payudara dan menjalani pengobatan kemoterapi di RSUP
H Adam Malik Medan.
27
Universitas Sumatera Utara
28
Besarnya sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n=
N
N.(d)2 + 1
307
=
307 . (0,01) + 1
= 75,4299 = 75 orang
Keterangan:
n
= Besar Sampel
N
= Jumlah Populasi
d
= Nilai presisi / tingkat kesalahan yang dikehendaki (10%)
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling
insidental, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulam yang siapa
saja secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2012). maka dari rumus tersebut didapatkan jumlah banyaknya
responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.
4.3.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H Adam Malik Medan dengan
alasan lokasi penelitian ini terdapat pasien yang menderita kanker payudara yang
menjlani kemoterapi. Waktu penelitian dilakukan dari pengumpulan data sampai
dengan selesai dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan mei 2017.
4.4
Pertimbangan etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, setelah
Universitas Sumatera Utara
29
disetujui penulis meminta izin ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan izin kepada pimpinan
RSUP H Adam Malik Medan tempat penelitian dilakukan. Setelah mendapat
persetujuan kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan
pertimbangan etik yaitu Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
member lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuannya adalah agar
responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia maka
responden harus menandatanganinya, namun jika responden tidak bersedia maka
peneliti harus menghormati haknya. Kemudian peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan serta peneliti menjamin
kerahasiaan data responden.
4.5
Instrumen Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012) instrument penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa
kuesioner (daftar pertanyaan atau pernyataan), formulir observasi dan formulirformulir yang berkaitan dengan pencatatan data. Untuk memperoleh data
informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa
kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan. Kuesioner yang digunakan oleh
peneliti di buat berdasarkan dari tinjauan pustaka dan dibagi menjadi dua bagian
Universitas Sumatera Utara
30
yaitu, bagian pertama berupa data demografi responden, seperti usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, penghasilan, status pernikahan, stadium kanker payudara dan
sudah menjalani operasi atau belum. Bagian kedua adalah berupa kuesioner untuk
mengidentifikasi manajemen stress penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi.
Kuesioner penelitian ini terdiri dari 16 pernyataan. Penilaian penelitian
ini dengan menggunakan skala Gutmann yang dijawab dengan 2 (dua) pilihan
yaitu, Ya dan Tidak. Responden di minta untuk memberikan tanda checklist pada
salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pilihan, dengan ya diberi
skor 1 dan untuk jawaban tidak diberi skor 0.
Untuk menentukan kategori manajemen stres penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan dilihat dengan
menggunakan rumus statistik yaitu :
P = Rentang / Banyakkelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi di
kurangi nilai terendah). Untuk mendapatkan criteria digunakan perhitungan
berikut :
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar: 16 x 1 = 16
Skorter kecil: 16 x 0 = 0
Universitas Sumatera Utara
31
b. Menentukan nilai Rentang (R)
Rentang = Skor terbesar – Skor terkecil
= 16 – 0 = 0
c. Menentukan nilai panjang kelas (i)
P = Rentang / Banyak kelas
= 16/2 = 8
Dengan demikian data tentang manajemen stress penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi sebagai berikut:
0-7 = Tidak efektif
8-16 = Efektif
4.6
Validitas dan reliabilitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Suatu instrumen yang
valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji validitas isi, yaitu instrumen dibuat dengan mengacu pada
isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Uji validitas dilakukan oleh dosen
yang berkompeten atau ahli di bidang manajemen stres. Saran dosen validitas
penelitian yaitu mengubah kalimat pertanyaan pada instrumen penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
32
umum menjadi kalimat yang lebih sederhana dan mudah dipahami sehingga
sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah dibahas.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji
relibilitas penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau
kemampuan alat ukur untuk dapat digunakan atau tidak. Pada instrumen penelitian
uji relibilitas dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan dengan jumlah 30
responden sebelum pengumpulan data dan uji relibilitas dilakukan dengan rumus
Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan penilaian apabila lebih dari 0,7 maka
instrumen dinyatakan reliabel. Pada hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini di
peroleh nilai reliabilitas 0,7017, maka dari hasil tersebut instrumen penelitian
dapat dikatakan reliabel.
4.7
Rencana pengumpulan data
Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearence dari
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dan kemudian mengirimkan surat izin ke RSUP H Adam Malik Medan
sebagai tempat penelitian. Setelah mendapatkan izin dari pihak rumah sakit,
kemudian peneliti melakukan pendekatan dengan responden dan menjelaskan
tujuan, manfaat, serta peran serta responden selama penelitian. Peneliti menjamin
kerahasiaan dan hak responden untuk menolak menjadi responden. Bila responden
menyetujui maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar
Universitas Sumatera Utara
33
persetujuan menjadi responden. Responden diberi kuesioner untuk di isi sendiri
dan peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan menginformasikan agar
kuesioner diisi. Bila kuesioner telah di isi maka peneliti mengumpulkan data dan
memeriksa kembali kelengkapannya, jika masih ada yang belum di isi maka
responden di mohon untuk melengkapinya.
4.8
Analisis data
Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti memastikan semua
jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan analisis data melalui beberapa tahap yang
dimulai dengan editing atau memeriksa kembali data yang di peroleh atau
dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan coding atau melakukan pengkodean
pada data yang sesuai untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.
Setelah itu peneliti melakukan enrty yaitu memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam database computer dengan menggunakan system
komputerisasi.
Kemudian peneliti melakukan cleaning untuk memeriksa kembali data
yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak dan yang terakhir peneliti
melakukan saving agar data tersimpan dan siap untuk di analisa atau tabulating.
analisis data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase
mengenai manajemen stres penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi
di RSUP H Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari 75 sampel penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengetahui manajemen stres wanita
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik
Medan tahun 2017. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan
pembahasan mengenai karakteristik responden dan menejemen stres. Data hasil
penelitian dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase.
5.2.
Data Demografi Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, status pernikahan. Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa data
yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan berada pada usia 46-55
tahun (42,7%). Pendidikan terakhir SMA (37,3%), sebagian besar tidak bekerja
(62,7%), dan seluruh responden sudah menikah (100%).
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan presentase data karakteristik demografi
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Umur (Depkes, 2009)
26–35 (Dewasa Awal)
36–45 (Dewasa Akhir)
46–55 (Lansia Awal)
56–65 (Lansia Akhir)
>66 (Manula)
Frekuensi (f)
9
22
32
11
1
Persentase(%)
12,0
29,3
42,7
14,7
1,3
34
Universitas Sumatera Utara
35
Lanjutan
Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Sarjana/Diploma
Pekerjaan
Tidak Bekerja
PNS/TNI/POLRI
Buruh
Pegawai/Wiraswasta
Guru
Petani
Status Pernikahan
Menikah
Tidak Menikah
5.3.
16
17
28
14
21,3
22,7
37,3
18,7
47
7
3
10
3
5
62,7
9,3
4,0
13,3
4,0
6,7
75
0
100
0
Karakteristik penyakit penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik penyakit responden yang dipaparkan meliputi stadium
kanker, waktu mastektomi, kemoterapi, riwayat kanker pada keluarga, dan
diagnosa kanker. Dari tabel 5.3 dapat dilaht bahwa data yang diperoleh
meunjukkan bahwa penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi d
RSUP H Adam Malik Medan paling banyak berada pada stadium II (60%), waktu
mastektomi yaitu dari Januari-2016 sampai Juli 2017, sebagian besar responden
telah melakukan kemoterapi antara 6-10 kali (38,7%), tidak ada riwayat kanke
pada keluarga (76%), dan kanker yang dialami terdiagnosa sejak 2-3 tahun yang
lalu (64%).
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 5.3 Data karakteristik penyakit penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Stadium Kanker
Stadium IC
Stadium II
Stadium III
Stadium IIIC
Stadium IV
Stadium IVB
Waktu Mastektomi
Januari/2001 – Desember/2005
Januari/2006 – Desember/2010
Januari/2011 – Desember/2015
Januari/2016 – Juli/2017
Tidak Menjalani Operasi
Kemoterapi Ke
1–5
6 – 10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
Riwayat Kanker Pada Keluarga
Tidak Ada
Ibu Kandung
Adik Kandung
Kakak Kandung
Sepupu
Diagnosa Kanker
0 Bulan – 12 Bulan/1 Tahun yang lalu
2 tahun – 3 tahun yang lalu
4 tahun – 5 tahun yang lalu
6 tahun – 7 tahun yang lalu
8 tahun – 9 tahun yang lalu
10 tahun – 15 tahun yang lalu
5.4.
Frekuensi (f)
Persentase(%)
2
45
20
2
5
1
2,7
60,0
26,7
2,7
6,7
1,3
3
1
9
46
16
4,0
1,3
12,0
61,3
21,3
27
29
14
3
2
36,0
38,7
18,7
4,0
2,7
57
6
6
2
4
76,0
8,0
8,0
2,7
5,3
8
48
9
5
3
2
10,7
64,0
12,0
6,7
4,0
2,7
Karakteristik Pendamping Pasien
Dari data tersebut didapat bahwa mayoritas pendamping keluarga
responden adalah suami (65,3%). Kemudian anak (22,7%), adik (9,3%), kakak
(1,3%) dan suster (1,3).
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 5.4 Data pendamping pasien penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Pendamping Pasien
Suami
Anak
Adik
Kakak
Suster
5.5.
Frekuensi
Persentase
49
17
7
1
1
65,3
22,7
9,3
1,3
1,3
Manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
Pada hasil penelitian manajemen stres berikut akan dipaparkan jawaban
kuesioner terbanyak yang dijawab oleh responden dari yang tertinggi sampai yang
terendah sebanyak 5 jawaban. Hasil jawaban responden tentang manajemen stres
di dapatkan data tindakan manajemen stres yang dilakukan responden paling
banyak yaitu mengikuti kegiatan keagamaan 86,7%, kemudian responden juga
lalu memberikan kasih sayang 84%, berbagi cerita kepada teman dekat sebanyak
84%, bergaul dengan teman sebaya sebanyak 80% dan makan 3 kali sehari
sebanyak 80%.
Tabel 5.5.a Manajemen stres penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Manajemen Stres
Makan 3 kali sehari
Sehari tidur 7-8 jam
Olahraga satu kali minggu
Tidak makan berlebihan
Bergaul dengan teman sebaya
Tidak menunda-nunda pekerjaan
Mengikuti kegiatan keagamaan
Melakukan rekreasi
Mengikuti kegiatan sosial
Memberikan kasih sayang
Jawaban
Tidak
% f
%
80,0 15
20,0
65,3 26
34,7
42,7 43
57,3
34,7 49
65,3
80,0 15
20,0
54,7 34
45,3
86,7 10
13,3
52,0 36
48,0
72,0 21
28,0
84,0 12
16,0
Ya
f
60
49
32
26
60
41
65
39
54
63
Universitas Sumatera Utara
38
11
12
13
14
15
16
Mengkonsumsi rokok
Minum minuman keras
Berbagi cerita kepada teman dekat
Mencari waktu untuk menenangkan diri
Berbicara terus terang
Mengatur jadwal kegiatan
27
7
63
43
42
46
36,0
9,3
84,0
57,3
56,0
61,3
48
68
12
32
33
29
64,0
90,7
16,0
42,7
44,0
38,7
Dari paparan tersebut didapat data distribusi frekuensi dan presentase
manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi
menjelaskan responden mayoritas memiliki manajemen stres yang efektif
sebanyak 69 (92,0%) orang, kemudian responden yang tidak efektif dalam
manajemen stres sebanyak 6 (8,0%) orang.
Tabel 5.5.b Hasil ukur manajemen stres wanita penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017
(n=75)
Manajemen stres
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Efektif
69
92,0
Tidak Efektif
6
8,0
5.6.
Pembahasan
5.6.1. Karakteristik Demografi
Karakterisitk demografi responden dalam penelitian ini yaitu usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan. Dari data hasil penelitian
menunjukkan bahwa (42%) responden berusia 46-55 tahun, 37,3% responden
pendidikan terakhir adalah SMA, kemudian 62,7% responden tidak bekerja, dan
seluruh responden sudah menikah.
Universitas Sumatera Utara
39
5.6.2. Manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan memiliki manajemen
stres yang efektif. Manajemen stres yang efektif dalam penelitian ini yaitu
manajemen stres yang dilakukan untuk mengontrol stress yang dialaminya agar
tidak menimbulkan efek negatif yang berdampak pada individu. Segarahayu
(2013) mengatakan bahwa manajemen stress adalah dimana individu melakukan
pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal penyebab
stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress, sehingga orang lebih baik
dalam menguasai stress dalam kehidupan.
Pada penelitian Purwanti (2013) tentang konsep diri dan manajemen stres
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang mamplam III RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013 yang mendapatkan hasil yang berbeda
bahwa mayoritas responden memiliki manajemen stres kategori kurang. Menurut
Burke (2009) dalam Purwanti (2009), manajemen stres yang dapat dilakukan
untuk mengurangi stres yaitu melakukan teknik relaksasi, melakukan praktik
spiritual, melakukan aktivitas fisik, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan
istirahat/tidur. Pada hasil penelitian tersebut, manajemen stres penderita kanker
yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. Zainoel Abidin yang buruk dipengaruhi
oleh pengetahuan dan pemahaman tentang teknik relaksasi. Kemudian
keterbatasan mobilisasi pasien sehingga tidak dapat melakukan paraktik spiritual
dan pasien lebih banyak menghabiskan waktu tanpa melakukan aktivitas fisik
Universitas Sumatera Utara
40
serta mengalami gangguan tidur sejak menderita kanker sehingga tidak dapat
mengurangi stres yang dirasakan.
Hasil yang sama juga pada penelitian Julianti (2013) tentang konsep diri
dan manajemen stres pada pasien kanker payudara di ruang rawat inap RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013 dimana paling banyak manajemen stres
penderita berada pada kategori kurang baik. Pada penelitian Julianti, manajemen
stres penderita kanker payudara yang tidak baik dikarenakan mengalami reaksi
psikologis karena menghadapi perubahan fisik yang dialaminya.
Pada penelitian ini manajemen stres yang efektif dipengaruhi oleh
berbagai faktor personal dan lingkungan, sesuai cengan yang dipaparkan oleh
Chang, Roger dan Susan (2008) manajemen stres dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor personal dan faktor lingkungan. Pada faktor personal terdiri 5 dimensi
yaitu motivasi (motivation), manfaat (benefits), koping emosional positif (positive
emotional coping), koping emosional negatif (negative emotional coping), dan
efikasi diri (self-efficacy). Kemudian faktor lingkungan terdiri dari 3 dimensi yang
mempengaruhi manajemen stres yaitu aksesibilitas (Physical Environtment),
dukungan sosial, dan hambatan (situation).
Pada hasil penelitian yang didapatkan bahwa manajemen stres yang efektif
dapat dipengaruhi oleh faktor personal yaitu motivasi yang merupakan dorongan
intrinsik pada penderita untuk memberikan rangsangan perilaku untuk melakukan
manajemen stres terhadap penyakit payudara yang dialami oleh pasien, yang
kemudian dapat bermanfaat pada diri pasien agar stres yang menimpa tidak
menjadi dampak negatif. Perubahan fisik pada penderita kanker payudara dapat
Universitas Sumatera Utara
41
menimbulkan respon denial atau penolakan dan perlu penyesuaian diri terutama
penyesuaian psikologis karena perubahan fisik yang dialami pasien (Lenham, dkk
dalam Lubis & Hasnida (2009). Sehingga penderita kanker payudara harus
memiliki koping stres emosional yang baik agar dapat mengelola dan mengontrol
stres yang menekan dirinya. Emosi negatif yang sering dijumpai pada penderita
kanker payudara antara lain takut, marah, tertekan, gugup,malu, gelisah, dan
bingung (Julianti, 2013).
Kemudian lingkungan yang dapat mempengaruhi manajemen stres
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi yaitu aksesibilitas yang
merupakan salah satu faktor lingkungan individu yang menentukan apakah situasi
yang menekan tersebut menimbulkan stres atau tidak yang nantinya akan
mempengaruhi individu untuk melakukan manajemen stres untuk dirinya (Helmi,
1999). Kemudian dukungan sosial (social support) yang diperoleh, membuat
wanita penderita kanker payudara lebih kuat menjalani penyakitnya tersebut
(Julianti, 2002). Menurut Kuijer dalam Halim & Wiriawan (2009) dukungan
keluarga dapat mempengaruhi pemulihan fisik dan mental seorang wanita.
Dukungan keluarga dapat membuat reaksi yang menstimulasi seltubuh untuk
pulih. Seringkali dukungan sosial yang diperoleh menjadi motivasi terbesar bagi
wanita penderita kanker payudara untuk sembuh. Sedangkan hambatan (situation)
yang merupakan rintangan atau suatu keadaan yang tidak dikehendaki maupun
disukai keadaanya, penderita kanker payudara harus melakukan upaya yang
bertujuan untuk mengatasi agar tidak menjadi efek negatif dan menjadi masalah
dalam melakukan manajemen stres (Jensen dalam Setiawan 2004).
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada responden sebanyak 75 wanita pendertia
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan
dengan karakteristik responden adalah perempuan yang berusia 46-55 tahun,
pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja dan sudah menikah dan karakteristik
kanker stadium II, waktu mastektomi sejak Januari 2016 – Juli 2017, sudah
melakukan kemoterapi 6-10 kali, tidak ada riwayat kanker pada keluarga, dan
diagnosa kanker 2-3 tahun yang lalu. Kemudian karakteristik pendamping
keluarga yaitu suami. Dari 16 manajemen stres, mayoritas responden melakukan 5
manajemen stres yaitu mengikuti kegiatan keagamaan, makan 3 kali sehari,
memberikan kasih sayang, bercerita dengan teman dekat dan bergaul dengan
sebaya. Kemudain manajemen stres responden mayoritas efektif.
6.2. Saran
Hasil penelitian menggambarkan manajemen stres wanita penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan sudah
efektif, maka saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat meperdalam kajian ilmiah tentang manajemen stres
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan.
42
Universitas Sumatera Utara
43
2.
Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan dan
menambah bahan pustaka Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi
rujukan bagi mahasiswa keperawatan dalam penelitian berikutnya.
3.
Bagi Rumah Sakit Adam Malik Medan
Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terutama intervensi keperawatan tentang manajemen stres klien dengan
kanker payudara yang menjalani kemoterapi agar individu dengan
manajemen stres efektif tetap efektif dan yang tidak efektif menjadi efketif.
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA PENELITIAN
3.1.
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan manajemen
stress penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka penelitian ini
sebagai berikut:
- Efektif
Manajemen stress penderita
kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
- Tidak Efektif
Skema 3.1
Kerangka penelitian manajemen stress penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi
25
Universitas Sumatera Utara
26
3.2.
Defenisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Manajemen stres
No
Variabel
Defenisi
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
operasional
1
Manajemen Suatu
stress
tindakan Kuesioner
-Efektif
yang
dilakukan sebanyak
wanita
penderita pernyataan
16.
kanker
payudara dengan
-Tidak
yang
menjalani menggunakan
Efektif jika
Ordinal
16 jika skor 8-
kemoterapi untuk skala Gutmann skor 0-7
mengontrol stress dengan pilihan
yang
agar
dialaminya jawaban yaitu
tidak Ya dan Tidak.
menimbulkan efek
negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi,2007). Dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen stress
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik.
4.2
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1
Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi merupakan keseluruhan subjek yang
di teliti yang memiliki satu ciri yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah pasien penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H
Adam Malik Medan sebanyak 307 orang dari Januari 2016 sampai Mei 2017.
(Setiawati,2016).
4.2.2
Sampel
Menurut Notoadmodjo (2012), sampel merupakan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
yang terdiagnosa kanker payudara dan menjalani pengobatan kemoterapi di RSUP
H Adam Malik Medan.
27
Universitas Sumatera Utara
28
Besarnya sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n=
N
N.(d)2 + 1
307
=
307 . (0,01) + 1
= 75,4299 = 75 orang
Keterangan:
n
= Besar Sampel
N
= Jumlah Populasi
d
= Nilai presisi / tingkat kesalahan yang dikehendaki (10%)
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling
insidental, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulam yang siapa
saja secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2012). maka dari rumus tersebut didapatkan jumlah banyaknya
responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.
4.3.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H Adam Malik Medan dengan
alasan lokasi penelitian ini terdapat pasien yang menderita kanker payudara yang
menjlani kemoterapi. Waktu penelitian dilakukan dari pengumpulan data sampai
dengan selesai dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan mei 2017.
4.4
Pertimbangan etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, setelah
Universitas Sumatera Utara
29
disetujui penulis meminta izin ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan izin kepada pimpinan
RSUP H Adam Malik Medan tempat penelitian dilakukan. Setelah mendapat
persetujuan kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan
pertimbangan etik yaitu Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
member lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuannya adalah agar
responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia maka
responden harus menandatanganinya, namun jika responden tidak bersedia maka
peneliti harus menghormati haknya. Kemudian peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan serta peneliti menjamin
kerahasiaan data responden.
4.5
Instrumen Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012) instrument penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa
kuesioner (daftar pertanyaan atau pernyataan), formulir observasi dan formulirformulir yang berkaitan dengan pencatatan data. Untuk memperoleh data
informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa
kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan. Kuesioner yang digunakan oleh
peneliti di buat berdasarkan dari tinjauan pustaka dan dibagi menjadi dua bagian
Universitas Sumatera Utara
30
yaitu, bagian pertama berupa data demografi responden, seperti usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, penghasilan, status pernikahan, stadium kanker payudara dan
sudah menjalani operasi atau belum. Bagian kedua adalah berupa kuesioner untuk
mengidentifikasi manajemen stress penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi.
Kuesioner penelitian ini terdiri dari 16 pernyataan. Penilaian penelitian
ini dengan menggunakan skala Gutmann yang dijawab dengan 2 (dua) pilihan
yaitu, Ya dan Tidak. Responden di minta untuk memberikan tanda checklist pada
salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pilihan, dengan ya diberi
skor 1 dan untuk jawaban tidak diberi skor 0.
Untuk menentukan kategori manajemen stres penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan dilihat dengan
menggunakan rumus statistik yaitu :
P = Rentang / Banyakkelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi di
kurangi nilai terendah). Untuk mendapatkan criteria digunakan perhitungan
berikut :
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar: 16 x 1 = 16
Skorter kecil: 16 x 0 = 0
Universitas Sumatera Utara
31
b. Menentukan nilai Rentang (R)
Rentang = Skor terbesar – Skor terkecil
= 16 – 0 = 0
c. Menentukan nilai panjang kelas (i)
P = Rentang / Banyak kelas
= 16/2 = 8
Dengan demikian data tentang manajemen stress penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi sebagai berikut:
0-7 = Tidak efektif
8-16 = Efektif
4.6
Validitas dan reliabilitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Suatu instrumen yang
valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji validitas isi, yaitu instrumen dibuat dengan mengacu pada
isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Uji validitas dilakukan oleh dosen
yang berkompeten atau ahli di bidang manajemen stres. Saran dosen validitas
penelitian yaitu mengubah kalimat pertanyaan pada instrumen penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
32
umum menjadi kalimat yang lebih sederhana dan mudah dipahami sehingga
sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah dibahas.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji
relibilitas penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau
kemampuan alat ukur untuk dapat digunakan atau tidak. Pada instrumen penelitian
uji relibilitas dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan dengan jumlah 30
responden sebelum pengumpulan data dan uji relibilitas dilakukan dengan rumus
Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan penilaian apabila lebih dari 0,7 maka
instrumen dinyatakan reliabel. Pada hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini di
peroleh nilai reliabilitas 0,7017, maka dari hasil tersebut instrumen penelitian
dapat dikatakan reliabel.
4.7
Rencana pengumpulan data
Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearence dari
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dan kemudian mengirimkan surat izin ke RSUP H Adam Malik Medan
sebagai tempat penelitian. Setelah mendapatkan izin dari pihak rumah sakit,
kemudian peneliti melakukan pendekatan dengan responden dan menjelaskan
tujuan, manfaat, serta peran serta responden selama penelitian. Peneliti menjamin
kerahasiaan dan hak responden untuk menolak menjadi responden. Bila responden
menyetujui maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar
Universitas Sumatera Utara
33
persetujuan menjadi responden. Responden diberi kuesioner untuk di isi sendiri
dan peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan menginformasikan agar
kuesioner diisi. Bila kuesioner telah di isi maka peneliti mengumpulkan data dan
memeriksa kembali kelengkapannya, jika masih ada yang belum di isi maka
responden di mohon untuk melengkapinya.
4.8
Analisis data
Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti memastikan semua
jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan analisis data melalui beberapa tahap yang
dimulai dengan editing atau memeriksa kembali data yang di peroleh atau
dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan coding atau melakukan pengkodean
pada data yang sesuai untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.
Setelah itu peneliti melakukan enrty yaitu memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam database computer dengan menggunakan system
komputerisasi.
Kemudian peneliti melakukan cleaning untuk memeriksa kembali data
yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak dan yang terakhir peneliti
melakukan saving agar data tersimpan dan siap untuk di analisa atau tabulating.
analisis data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase
mengenai manajemen stres penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi
di RSUP H Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari 75 sampel penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengetahui manajemen stres wanita
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik
Medan tahun 2017. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan
pembahasan mengenai karakteristik responden dan menejemen stres. Data hasil
penelitian dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase.
5.2.
Data Demografi Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, status pernikahan. Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa data
yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan berada pada usia 46-55
tahun (42,7%). Pendidikan terakhir SMA (37,3%), sebagian besar tidak bekerja
(62,7%), dan seluruh responden sudah menikah (100%).
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan presentase data karakteristik demografi
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Umur (Depkes, 2009)
26–35 (Dewasa Awal)
36–45 (Dewasa Akhir)
46–55 (Lansia Awal)
56–65 (Lansia Akhir)
>66 (Manula)
Frekuensi (f)
9
22
32
11
1
Persentase(%)
12,0
29,3
42,7
14,7
1,3
34
Universitas Sumatera Utara
35
Lanjutan
Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Sarjana/Diploma
Pekerjaan
Tidak Bekerja
PNS/TNI/POLRI
Buruh
Pegawai/Wiraswasta
Guru
Petani
Status Pernikahan
Menikah
Tidak Menikah
5.3.
16
17
28
14
21,3
22,7
37,3
18,7
47
7
3
10
3
5
62,7
9,3
4,0
13,3
4,0
6,7
75
0
100
0
Karakteristik penyakit penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik penyakit responden yang dipaparkan meliputi stadium
kanker, waktu mastektomi, kemoterapi, riwayat kanker pada keluarga, dan
diagnosa kanker. Dari tabel 5.3 dapat dilaht bahwa data yang diperoleh
meunjukkan bahwa penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi d
RSUP H Adam Malik Medan paling banyak berada pada stadium II (60%), waktu
mastektomi yaitu dari Januari-2016 sampai Juli 2017, sebagian besar responden
telah melakukan kemoterapi antara 6-10 kali (38,7%), tidak ada riwayat kanke
pada keluarga (76%), dan kanker yang dialami terdiagnosa sejak 2-3 tahun yang
lalu (64%).
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 5.3 Data karakteristik penyakit penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Stadium Kanker
Stadium IC
Stadium II
Stadium III
Stadium IIIC
Stadium IV
Stadium IVB
Waktu Mastektomi
Januari/2001 – Desember/2005
Januari/2006 – Desember/2010
Januari/2011 – Desember/2015
Januari/2016 – Juli/2017
Tidak Menjalani Operasi
Kemoterapi Ke
1–5
6 – 10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
Riwayat Kanker Pada Keluarga
Tidak Ada
Ibu Kandung
Adik Kandung
Kakak Kandung
Sepupu
Diagnosa Kanker
0 Bulan – 12 Bulan/1 Tahun yang lalu
2 tahun – 3 tahun yang lalu
4 tahun – 5 tahun yang lalu
6 tahun – 7 tahun yang lalu
8 tahun – 9 tahun yang lalu
10 tahun – 15 tahun yang lalu
5.4.
Frekuensi (f)
Persentase(%)
2
45
20
2
5
1
2,7
60,0
26,7
2,7
6,7
1,3
3
1
9
46
16
4,0
1,3
12,0
61,3
21,3
27
29
14
3
2
36,0
38,7
18,7
4,0
2,7
57
6
6
2
4
76,0
8,0
8,0
2,7
5,3
8
48
9
5
3
2
10,7
64,0
12,0
6,7
4,0
2,7
Karakteristik Pendamping Pasien
Dari data tersebut didapat bahwa mayoritas pendamping keluarga
responden adalah suami (65,3%). Kemudian anak (22,7%), adik (9,3%), kakak
(1,3%) dan suster (1,3).
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 5.4 Data pendamping pasien penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017 (n=75)
Karakteristik
Pendamping Pasien
Suami
Anak
Adik
Kakak
Suster
5.5.
Frekuensi
Persentase
49
17
7
1
1
65,3
22,7
9,3
1,3
1,3
Manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
Pada hasil penelitian manajemen stres berikut akan dipaparkan jawaban
kuesioner terbanyak yang dijawab oleh responden dari yang tertinggi sampai yang
terendah sebanyak 5 jawaban. Hasil jawaban responden tentang manajemen stres
di dapatkan data tindakan manajemen stres yang dilakukan responden paling
banyak yaitu mengikuti kegiatan keagamaan 86,7%, kemudian responden juga
lalu memberikan kasih sayang 84%, berbagi cerita kepada teman dekat sebanyak
84%, bergaul dengan teman sebaya sebanyak 80% dan makan 3 kali sehari
sebanyak 80%.
Tabel 5.5.a Manajemen stres penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Manajemen Stres
Makan 3 kali sehari
Sehari tidur 7-8 jam
Olahraga satu kali minggu
Tidak makan berlebihan
Bergaul dengan teman sebaya
Tidak menunda-nunda pekerjaan
Mengikuti kegiatan keagamaan
Melakukan rekreasi
Mengikuti kegiatan sosial
Memberikan kasih sayang
Jawaban
Tidak
% f
%
80,0 15
20,0
65,3 26
34,7
42,7 43
57,3
34,7 49
65,3
80,0 15
20,0
54,7 34
45,3
86,7 10
13,3
52,0 36
48,0
72,0 21
28,0
84,0 12
16,0
Ya
f
60
49
32
26
60
41
65
39
54
63
Universitas Sumatera Utara
38
11
12
13
14
15
16
Mengkonsumsi rokok
Minum minuman keras
Berbagi cerita kepada teman dekat
Mencari waktu untuk menenangkan diri
Berbicara terus terang
Mengatur jadwal kegiatan
27
7
63
43
42
46
36,0
9,3
84,0
57,3
56,0
61,3
48
68
12
32
33
29
64,0
90,7
16,0
42,7
44,0
38,7
Dari paparan tersebut didapat data distribusi frekuensi dan presentase
manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi
menjelaskan responden mayoritas memiliki manajemen stres yang efektif
sebanyak 69 (92,0%) orang, kemudian responden yang tidak efektif dalam
manajemen stres sebanyak 6 (8,0%) orang.
Tabel 5.5.b Hasil ukur manajemen stres wanita penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2017
(n=75)
Manajemen stres
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Efektif
69
92,0
Tidak Efektif
6
8,0
5.6.
Pembahasan
5.6.1. Karakteristik Demografi
Karakterisitk demografi responden dalam penelitian ini yaitu usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan. Dari data hasil penelitian
menunjukkan bahwa (42%) responden berusia 46-55 tahun, 37,3% responden
pendidikan terakhir adalah SMA, kemudian 62,7% responden tidak bekerja, dan
seluruh responden sudah menikah.
Universitas Sumatera Utara
39
5.6.2. Manajemen stres wanita penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan memiliki manajemen
stres yang efektif. Manajemen stres yang efektif dalam penelitian ini yaitu
manajemen stres yang dilakukan untuk mengontrol stress yang dialaminya agar
tidak menimbulkan efek negatif yang berdampak pada individu. Segarahayu
(2013) mengatakan bahwa manajemen stress adalah dimana individu melakukan
pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal penyebab
stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress, sehingga orang lebih baik
dalam menguasai stress dalam kehidupan.
Pada penelitian Purwanti (2013) tentang konsep diri dan manajemen stres
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang mamplam III RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013 yang mendapatkan hasil yang berbeda
bahwa mayoritas responden memiliki manajemen stres kategori kurang. Menurut
Burke (2009) dalam Purwanti (2009), manajemen stres yang dapat dilakukan
untuk mengurangi stres yaitu melakukan teknik relaksasi, melakukan praktik
spiritual, melakukan aktivitas fisik, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan
istirahat/tidur. Pada hasil penelitian tersebut, manajemen stres penderita kanker
yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. Zainoel Abidin yang buruk dipengaruhi
oleh pengetahuan dan pemahaman tentang teknik relaksasi. Kemudian
keterbatasan mobilisasi pasien sehingga tidak dapat melakukan paraktik spiritual
dan pasien lebih banyak menghabiskan waktu tanpa melakukan aktivitas fisik
Universitas Sumatera Utara
40
serta mengalami gangguan tidur sejak menderita kanker sehingga tidak dapat
mengurangi stres yang dirasakan.
Hasil yang sama juga pada penelitian Julianti (2013) tentang konsep diri
dan manajemen stres pada pasien kanker payudara di ruang rawat inap RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013 dimana paling banyak manajemen stres
penderita berada pada kategori kurang baik. Pada penelitian Julianti, manajemen
stres penderita kanker payudara yang tidak baik dikarenakan mengalami reaksi
psikologis karena menghadapi perubahan fisik yang dialaminya.
Pada penelitian ini manajemen stres yang efektif dipengaruhi oleh
berbagai faktor personal dan lingkungan, sesuai cengan yang dipaparkan oleh
Chang, Roger dan Susan (2008) manajemen stres dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor personal dan faktor lingkungan. Pada faktor personal terdiri 5 dimensi
yaitu motivasi (motivation), manfaat (benefits), koping emosional positif (positive
emotional coping), koping emosional negatif (negative emotional coping), dan
efikasi diri (self-efficacy). Kemudian faktor lingkungan terdiri dari 3 dimensi yang
mempengaruhi manajemen stres yaitu aksesibilitas (Physical Environtment),
dukungan sosial, dan hambatan (situation).
Pada hasil penelitian yang didapatkan bahwa manajemen stres yang efektif
dapat dipengaruhi oleh faktor personal yaitu motivasi yang merupakan dorongan
intrinsik pada penderita untuk memberikan rangsangan perilaku untuk melakukan
manajemen stres terhadap penyakit payudara yang dialami oleh pasien, yang
kemudian dapat bermanfaat pada diri pasien agar stres yang menimpa tidak
menjadi dampak negatif. Perubahan fisik pada penderita kanker payudara dapat
Universitas Sumatera Utara
41
menimbulkan respon denial atau penolakan dan perlu penyesuaian diri terutama
penyesuaian psikologis karena perubahan fisik yang dialami pasien (Lenham, dkk
dalam Lubis & Hasnida (2009). Sehingga penderita kanker payudara harus
memiliki koping stres emosional yang baik agar dapat mengelola dan mengontrol
stres yang menekan dirinya. Emosi negatif yang sering dijumpai pada penderita
kanker payudara antara lain takut, marah, tertekan, gugup,malu, gelisah, dan
bingung (Julianti, 2013).
Kemudian lingkungan yang dapat mempengaruhi manajemen stres
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi yaitu aksesibilitas yang
merupakan salah satu faktor lingkungan individu yang menentukan apakah situasi
yang menekan tersebut menimbulkan stres atau tidak yang nantinya akan
mempengaruhi individu untuk melakukan manajemen stres untuk dirinya (Helmi,
1999). Kemudian dukungan sosial (social support) yang diperoleh, membuat
wanita penderita kanker payudara lebih kuat menjalani penyakitnya tersebut
(Julianti, 2002). Menurut Kuijer dalam Halim & Wiriawan (2009) dukungan
keluarga dapat mempengaruhi pemulihan fisik dan mental seorang wanita.
Dukungan keluarga dapat membuat reaksi yang menstimulasi seltubuh untuk
pulih. Seringkali dukungan sosial yang diperoleh menjadi motivasi terbesar bagi
wanita penderita kanker payudara untuk sembuh. Sedangkan hambatan (situation)
yang merupakan rintangan atau suatu keadaan yang tidak dikehendaki maupun
disukai keadaanya, penderita kanker payudara harus melakukan upaya yang
bertujuan untuk mengatasi agar tidak menjadi efek negatif dan menjadi masalah
dalam melakukan manajemen stres (Jensen dalam Setiawan 2004).
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada responden sebanyak 75 wanita pendertia
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan
dengan karakteristik responden adalah perempuan yang berusia 46-55 tahun,
pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja dan sudah menikah dan karakteristik
kanker stadium II, waktu mastektomi sejak Januari 2016 – Juli 2017, sudah
melakukan kemoterapi 6-10 kali, tidak ada riwayat kanker pada keluarga, dan
diagnosa kanker 2-3 tahun yang lalu. Kemudian karakteristik pendamping
keluarga yaitu suami. Dari 16 manajemen stres, mayoritas responden melakukan 5
manajemen stres yaitu mengikuti kegiatan keagamaan, makan 3 kali sehari,
memberikan kasih sayang, bercerita dengan teman dekat dan bergaul dengan
sebaya. Kemudain manajemen stres responden mayoritas efektif.
6.2. Saran
Hasil penelitian menggambarkan manajemen stres wanita penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan sudah
efektif, maka saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat meperdalam kajian ilmiah tentang manajemen stres
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam
Malik Medan.
42
Universitas Sumatera Utara
43
2.
Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan dan
menambah bahan pustaka Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi
rujukan bagi mahasiswa keperawatan dalam penelitian berikutnya.
3.
Bagi Rumah Sakit Adam Malik Medan
Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terutama intervensi keperawatan tentang manajemen stres klien dengan
kanker payudara yang menjalani kemoterapi agar individu dengan
manajemen stres efektif tetap efektif dan yang tidak efektif menjadi efketif.
Universitas Sumatera Utara