Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN

PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RSU HAJI MEDAN

EKA NURAINI

145102061

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRERA UTARA


(2)

(3)

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara Di Rsu Haji Medan

Tahun 2015 Abstrak

Latar belakang : Kanker payudara merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita. Masalah infeksi akibat kanker ini merupakan masalah utama. Penderita kanker payudara selalu mengalami ketidak berdayaan, kecemasan, rasa malu, dan harga diri menurun. Penderita kanker payudara membutuhkan pendamping dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan tenaga medis agar memberikan segala dukungan sehingga penderita kanker payudara mampu beradaptasi terhadap segala masalah yang dihadapinya.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015.

Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif corelational dengan pendekatan studi cross sectional dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker payudara yang di rawat inap di RSU Haji Medan sebanyak 32 orang yang diambil secara consecutive sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson Product Moment.

Hasil : Dari hasil penelitian terhadap 32 responden menunjukkan bahwa nilai r = 0,530 dan nilai p = 0,002. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 menunjukkan hubungan yang sedang (r = 0,530) dan berpola positif .Hasil uji statistik didapat ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 (p = 0,0002).

Kesimpulan : Semakin baik dukungan sosial yang diberikan maka semakin ringan kecemasan yang dirasakan pasien kanker payudara. Maka diharapkan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat untuk terus meningkatkan dukungan sosial kepada pasien kanker payudara sehingga dapat memberikan kenyamanan, merasa dicintai dan dihargai sehingga dapat menurunkan kecemasan pasien kanker payudara.


(4)

Related Social Support Breast Cancer Patients With Anxiety Rsu Haji Medan 2015

Abstract

Background: Breast cancer is a disease that often occurs in women. Breast cancer patients have always experienced helplessness, anxiety, and self-esteem decreased. Breast cancer patients need a companion such as family, friends and medical personnel in order to provide all the support that breast cancer patients were able to adapt to all his problems.

Objective: This study aimed to determine the relationship of social support with the anxiety of breast cancer patients in RSU Haji Medan 2015.

Methodology: This is a descriptive study design corelational with cross sectional study approach and use questionnaires as research instruments. The sample in this study as many as 32 people were taken by consecutive sampling. Analysis of research data using Pearson Product Moment Correlation.

Results: From the results of a study of 32 respondents indicated that the value of r = 0.530 and p = 0.002. The conclusion from these results is the relationship of social support with anxiety breast cancer patients in RSU Haji Medan in 2015 showed a moderate (r = 0.530) and positive patterned The results of statistical test obtained no significant relationship between social support and anxiety breast cancer patients (p = 0.0002).

Conclusions : The better the social support given the more mild anxiety felt by patients with breast cancer. It is expected for health professionals and the public to continue to improve social support so as to provide comfort and feel loved and therefore reduces anxiety breast cancer patients.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2015”.

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiaini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. Ibu Fatwa Imelda, S.kep, Ns, M.Biomed, selaku pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah dapat menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan proposal ini.

4. dr. Riza Rivani SPOG dan Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku penguji I dan penguji II

5. Seluruh staf dosen D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf TU D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Ayahanda Parno dan Ibunda Surini tercinta, yang telah memberikan cinta kasih, dorongan dan doa kepada penulis.


(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menunjang kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah l ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2015


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

1. Praktik Kebidanan ... 4

2. Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kanker Payudara ... 6

1. Defenisi Kanker Payudara ... 6

2. Faktor Resiko ... 6

3. Tanda Dan Gejala Kanker Payudara... 10

4. Stadium Kanker Payudara ... 10

5. Pengobatan Kanker Payudara ... 11

6. Efek Pengobatan Kanker Payudara... 12

B. Kecemasan ... 13

1. Definisi Kecemasan ... 13

2. Kepribadian Pencemas ... 13

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan ... 14


(8)

5. Gangguan Cemas Menyeluruh ... 16

6. Tingkat Kecemasan ... 17

7. Alat Ukur Kecemasan ... 18

C. Dukungan Sosial... 19

1. Definisi Dukungan Sosial ... 19

2. Sumber Dukungan Sosial ... 19

3. Faktor-faktor Dukungan Sosial ... 20

4. Pengaruh Dukungan Sosial ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFENESI OPERASIONAL ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Hipotesis ... 22

C. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Tempat Penelitian ... 25

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

H. Prosedur Pengumpulan Data... 28

I. Analisa Data... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Analisa Univariat... 31

2. Analisa Bivariat ... 36

B. Pembahasan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpilan ... 41

B. Saran ... 42


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konsep hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2015... 22


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi karakteristik pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015... 31 Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi dukungan sosial pasien kanker payudara di RSU

Haji Medan Tahun 2015... 32 Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi jawaban dukungan sosial pasien kanker payudara

di RSU Haji Medan Tahun 2015... 33 Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi jawaban item dukungan sosial pasien kanker

payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015... 35 Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015... 35 Tabel 5.6 : Distribusi frekuensi hubungan dukungan sosial pasien kanker

payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015... 36 Tabel 5.7 : Distribusi frekuensi hubungan dukungan sosial dengan

kecemasanpasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015 ... 36


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Data Demografi

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Dukungan Sosial Pasien Kanker Payudara Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Kecemasan Pasien Kanker Payudara Lampiran 4 : Lembar konsultasi proposal

Lampiran 5 : Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat Izin Data Penelitian dari fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara Di Rsu Haji Medan

Tahun 2015 Abstrak

Latar belakang : Kanker payudara merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita. Masalah infeksi akibat kanker ini merupakan masalah utama. Penderita kanker payudara selalu mengalami ketidak berdayaan, kecemasan, rasa malu, dan harga diri menurun. Penderita kanker payudara membutuhkan pendamping dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan tenaga medis agar memberikan segala dukungan sehingga penderita kanker payudara mampu beradaptasi terhadap segala masalah yang dihadapinya.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015.

Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif corelational dengan pendekatan studi cross sectional dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker payudara yang di rawat inap di RSU Haji Medan sebanyak 32 orang yang diambil secara consecutive sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson Product Moment.

Hasil : Dari hasil penelitian terhadap 32 responden menunjukkan bahwa nilai r = 0,530 dan nilai p = 0,002. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 menunjukkan hubungan yang sedang (r = 0,530) dan berpola positif .Hasil uji statistik didapat ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 (p = 0,0002).

Kesimpulan : Semakin baik dukungan sosial yang diberikan maka semakin ringan kecemasan yang dirasakan pasien kanker payudara. Maka diharapkan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat untuk terus meningkatkan dukungan sosial kepada pasien kanker payudara sehingga dapat memberikan kenyamanan, merasa dicintai dan dihargai sehingga dapat menurunkan kecemasan pasien kanker payudara.


(13)

Related Social Support Breast Cancer Patients With Anxiety Rsu Haji Medan 2015

Abstract

Background: Breast cancer is a disease that often occurs in women. Breast cancer patients have always experienced helplessness, anxiety, and self-esteem decreased. Breast cancer patients need a companion such as family, friends and medical personnel in order to provide all the support that breast cancer patients were able to adapt to all his problems.

Objective: This study aimed to determine the relationship of social support with the anxiety of breast cancer patients in RSU Haji Medan 2015.

Methodology: This is a descriptive study design corelational with cross sectional study approach and use questionnaires as research instruments. The sample in this study as many as 32 people were taken by consecutive sampling. Analysis of research data using Pearson Product Moment Correlation.

Results: From the results of a study of 32 respondents indicated that the value of r = 0.530 and p = 0.002. The conclusion from these results is the relationship of social support with anxiety breast cancer patients in RSU Haji Medan in 2015 showed a moderate (r = 0.530) and positive patterned The results of statistical test obtained no significant relationship between social support and anxiety breast cancer patients (p = 0.0002).

Conclusions : The better the social support given the more mild anxiety felt by patients with breast cancer. It is expected for health professionals and the public to continue to improve social support so as to provide comfort and feel loved and therefore reduces anxiety breast cancer patients.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita. Masalah infeksi akibat kanker ini merupakan masalah utama dan penderitanya meningkat. Untuk menurunkan angka penderita kanker payudara, diperlukan kerjasama terkait antara departemen kesehatan ataupun yayasan-yayasan yang bergerak di bidang kesehatan untuk menanggulangi masalah kanker payudara (Setiati,2009).

Tingkat insiden kanker payudara bervariasi di seluruh dunia dari 19,3 per 100.000 perempuan di Afrika Timur dan 89,7 per 100.000 perempuan di Eropa Barat. Di sebagian besar negara berkembang angka kejadian berada di bawah 40 per 100.000. Sebagian besar angka kejadian terendah di negara-negara Afrika (WHO, 2008).

Menurut Hartaningsih,dkk (2002-2012) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar selama periode 2002-2012 tercatat 22,7% (199 kasus) kanker payudara pada usia muda dengan jumlah kasus terbanyak terdapat pada kelompok usia 35-39 tahun sebesar 57,8% (115 kasus). Diagnosis histopatologi terbanyak sebesar 81,9% (163 kasus) adalah tipe karsinoma duktal invasif. Stadium III B (36,7% atau 73 kasus) dan Grade II (46,2% atau 92 kasus) menempati angka terbanyak selama periode tersebut. Jumlah kasus kanker payudara pada usia muda cukup tinggi dibandingkan dengan kelompok lain yakni sebesar 22,7%, mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia 36-40 tahun.

Pengobatan pada penyakit kanker payudara dapat ditentukan berdasarkan tingkat stadiumnya. Pada stadium I dan II dapat dilakukan masektomi atau pengangkatan payudara


(15)

dilanjutkan pada terapi radiasi dan kemoterapi, pada stadium IIIA dilakukan masektomi radikal, radikal tambahan dengan kemoterapi atau masektomi simpleks dengan radioterapi sedangkan stadium IIIB dilakukan biopsy, insisi dan dilanjutkan radiasi, dan pada stadium akhir hanya dilakukan kemoterapi (Olfah, 2013).

Beberapa efek samping yang dialami pasien kanker payudara adalah anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala -gejala menopouse atau bahkan terjadi menopouse, luka pada mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina, muntah, dan perubahan pada badan. Kemoterapi juga bisa menyebabkan efek samping lain yang jarang terjadi dan sangat serius serta perlu penanganan cermat yaitu osteoporosis, masalah pada jantung, dan masalah pada penglihatan (Pamungkas, 2011).

Tindakan operatif adalah suatu terapi yang mempunyai efek samping tinggi di bandingkan dengan terapi farmakologi (obat-obatan), tindakan operatif sangat berpengaruh terhadap sikap pasien kanker payudara karena pengangkutan payudara (masectomy) menjadikan pasien merasa takut, depresi, reaksi kecemasan pada seorang pasien kanker payudara sering muncul tidak saja sewaktu pasien diberi tahu mengenai penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi, kecemasan tersebut lazimnya mengenai finansial, kekhawatiran tidak diterima dilingkungan keluarga atau masyarakat. dan sikap negatif (penolakan) tersebut menyebabkan banyak kasus-kasus yang seharusnya mempunyai prognosa baik menjadi sebaliknya (Hawari, 2004)

Menurut penelitian Hartati (2008) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan bahwa dari 33 orang penderita kanker payudara sebagian besar wanita penderita kanker payudara mayoritas mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian lagi mereka menunjukkan kecemasaan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%).


(16)

Penderita kanker payudara selalu mengalami ketidak berdayaan, kecemasan, rasa malu, dan harga diri menurun. Penderita kanker payudara membutuhkan pendamping dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan tenaga medis agar memberikan segala dukungan sehingga penderita kanker payudara mampu beradaptasi terhadap segala masalah yang dihadapi (Wijayanti, 2007)

Menurut Anggraini (2006) bahwa kebutuhan dukungan sosial pada wanita kanker payudara adalah tinggi. Terdiri dari kebutuhan dukungan sosial aspek dukungan pengharapan (85%), aspek dukungan nyata (85%), aspek dukungan emosional (100%) dan aspek dukungan informasi (95%). Kebutuhan dukungan dari sumber dukungan sosial pada wanita kanker payudara adalah tinggi (95%).

Menurut penelitian Herien (2010) di Irna Bedah RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh menyatakan bahwa dari 35 orang responden menunjukkan 60% responden mendapatkan dukungan yang rendah dari keluarga, 71,4% responden mendapat dukungan yang tinggi dari teman, dan 60% responden mendapat dukungan yang tinggi dari tenaga kesehatan

Dengan memberikan dukungan sosial yang tepat dapat membantu penderita kanker payudara untuk mengurangi tekanan psikologis yang dihadapinya, sehingga penderita memiliki keseimbangan untuk menahan emosi yang dirasakannya dan membuat lebih bersmangat dalam menjalani proses pengobatan. Bagi penderita kanker payudara dukungan sosial merupakan bentuk perhatian, dan merasa dicintai dan dimiliki sehingga mereka lebih merasa nyaman, lebih baik dan memperoleh keyakinan untuk sehat (Dhita, 2013).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015”.


(17)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

2. Mengidentifikasi dukungan sosial pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

3. Mengidentifikasi kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 D. Manfaat Penelitian

1. Praktik Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSU Haji Medan

2. Penelitian Kebidanan

Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat di perkuliahan dan di lahan praktik.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara 1. Defenisi

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker (Setiati, 2009).

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (Mulyani, 2013)

2. Faktor Resiko

Penyebab kanker payudara tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungki menderita kanker payudara. Berbagai faktor resiko tersebut menurut Pamungkas (2011) adalah sebagai berikut:

a. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari 1. Gender

Wanita adalah resiko utama kanker payudara. Pria juga bisa mengidap namun perbandingannya adalah seratus banding satu.

2. Usia

Sekitar dua dari tiga wanita menderita kanker payudara yang berusia diatas 55 tahun sedangkan 1 dari 8 wanita menderita kanker payudara yang berumur di bawah 45 tahun.


(19)

3. Pernah Menderita Kanker Payudara

Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif beresiko tinggi menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena kanker diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebsesar 0,5-1% per tahun.

4. Riwayat Keluarga

Wanita yang mempunyai ibu, saudara perempuan, dan anak yang menderita kanker, ternyata memiliki resiko 3 kali lebih besa untuk menderita kanker payudara.

5. Faktor Genetik Dan Hormonal

Diketahui bahwa dua varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seseorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka ia berkemungkinan besar menderita kanker payudara.

Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker paydara, yakni p53, BARD1, BRCA3, dan Noey2, ATM, CHEK2, PTEN,. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.

Faktor hormonal pun berperan penting, karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya se-sel yang secara genetik sudah mengalami kerusakan dan menyebabkan kenker.

6. Pernah Menderita Penyakit Payudara Nonkanker

Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara nonkanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah


(20)

saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperflasia atifik).

7. Menarche

Semakin dini menarche, semakin besar resiko wanita menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun. Demikian halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara.

8. RAS

Wanita berkulit putih akan lebih rendah terkena resiko kanker payudara dibandingkan wanita Afrika-Amerika. Dan, wanita Afrika-Amerika kemungkinan besar mati karean kanker ini. Alasan yang tampaknya paling mungkin adalah bahwa wanita Afrika-Amerika mempunyai tumor yang berkembang lebih cepat.

9. Tingkat ketebalan jaringan payudara

Jaringan payudara yang tebal menandakan terdapatnya jaringan kelenjar yang lebih banyak dan jaringan lemak yang lebih sedikit.

b. Faktor resiko yang bisa dihindari

1. Pemakaian Pil KB Atau Terapi Sulih Esterogen

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung pada usia, lamanya pemakaian, dan faktor lainnya. Sebenarnya, sebelum diketahui seberapa lama efek pil setelah pemakaian pil dihentikan. Sepertinya, terapi sulih esterogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun sedikit meningkatkan resiko kanker payudara. Dan, resikonya meningkat jika pemakaiannya berlangsung lebih lama.


(21)

2. Obesitas Pasca Menopause

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara dikarenakan tigginya kadar esterogen pada wanita yang mengalami obesitas.

3. Pemakaian Alkohol

Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

4. Bahan Kimia

Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa pemaparan bahan kimia yang menyerupai esterogen (yang terdapat pada pestisida dan produk industri lainnya) berkemungkinan meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

5. DES (Dietilstilbestrol)

Wanita yang menkonsumsi DES guna mencegah keguguran beresiko tinggi menderita kanker payudara.

6. Penyinaran

Pemaparan terhadap penyinaran, terutama penyinaran pada dada, semasa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

7. Tidak memberikan ASI 8. Kurang beolahraga

9. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pada usia tua 10.Terapi hormon post-menopause(PHT)

c. Faktor Resiko yang tidak pasti 1. Makanan tinggi lemak

2. Penggunaan bra dan antikeringat 3. Susuk payudara


(22)

4. Polusi 5. Asap rokok 6. Bekerja malam

3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Menurut (Mulyani,2013), beberapa gejala kanker payudara yaitu : 1. Ditemukannya benjolan pada payudara

Gejala awal yang signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan.

2. Perubahan pada payudara

Biasanya gejala yang terjadi ialah berubah ukuran, bentuk payudara dan putting. Di mana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk.

3. Puting mengeluarkan cairan

Pada putting sering kali mengeluarkan cairan (nipple discharge) seperti darah, tetapi juga terkadang berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah.

4. Pembengkakan pada payudara

Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa ada benjolan merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang-kadang salah satu payudara pembuluh darahnya lebih terlihat.

4. Stadium Kanker Payudara

Menurut (Olfah, 2013) tahapan kanker payudara adalah sebagai berikut : 1. Stadium 1

Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran <2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.


(23)

2. Stadium II

Tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa metastatis aksila.

3. Stadium IIIA

Tumor dengan diameter >5 cm tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat

4. Stadium IV

Tumor yang telah mengalami metastasis jauh 5. Pengobatan Kanker Payudara

Menurut Mulyani (2013) pengobatan kanker payudara tergantung stadium yang dialami penderita. Macam-macam pengobatan kanker payudara yaitu:

1. Pembedahan

a. Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. b. Total Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja

bukan kelenjar di axial

c. Modified Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan di sekitar ketiak

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi ini juga bertujuan untuk mencegah agar kanker tidak muncul di area lain.


(24)

3. Terapi Hormon

Terapi hormon dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir. 4. Kemoterapi

Yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker dapat secara oral dan intravenous. Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan untuk mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara. Neoadjuvant kemoterapi diberikan sebelum operasi.

5. Terapi Imunologik

Terapi kanker ini berlandaskan pada fungsi sistem imun yang tujuannya untuk mengenali dan menghancurkan sel yang berubah sifat sebelum sel tumbuh menjadi tumor serta pembunuh sel tumor yang telah terbentuk.

6. Efek pengobatan Kanker Payudara

Efek samping dari pengobatan pasien kanker payudara yaitu pada kemoterapi. Efek samping yang paling umum adalah kelelahan atau merasa letih. Sebagian pengobatan bisa membuat tubuh dehidrasi atau menyebabkan sulit buang air besar. Beberapa efek samping lainnya seperti anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut,infeksi, kehilangan daya ingat, luka pada mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, perubahan dalam merasa dan membau, muntah, perubahan berat badan. Lalu pada terapi radiasi yang menyebabkan reaksi kulit penderita seperti terbakar matahari, dengan warna kemerah-merahan dari yang ringan hingga berat, dengan rasa gatal, terbakar, sakit, dan mungkin bisa mengelupas. Tidak seperti yang terjadi pada kulit yang terbakar matahari, kulit akan secara perlahan-lahan dan mungkin hanya dalam potongan kecil saja. Selain pada kulit, efek samping terjadi pada ketiak dengan timbulnya rasa tidak nyaman, nyeri pada dada,


(25)

kelelahan, masalah jantung, menurunnya sel darah putih, juga masalah pada paru-paru (Pamungkas, 2011).

B. Kecemasan

1. Defenisi Kecemasan

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan (Hawari, 2004).

Menurut (Suliswati, 2012) kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidk menyenangkan dan dialami oleh senua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan juga merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. 2. Kepribadian Pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan otak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, bimbang, memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir), kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum,sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain, tidak mudah mengalah, gerakan sering serba salah, sering mengeluh, khawatir berlebihan terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil, dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu

Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang, jika sedang emosi seringkali bertindak histeris.orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik (somatik) (Hawari, 2001).


(26)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Dalami (2009) faktor predisposisi kecemasan ditinjau dari berbagai teori yang telah dikembangkanyaitu :

1. Teori psikoanalitik

Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan implus primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Teori interpersonal

Menurut pandangan interpersonal kecemasaan timbul dari ketakutan terhadap ketidak setujuan dan penlakkan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk terjadi kecemasan yang berat.

3. Teori perilaku

Menurut pandangan prilaku kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli prilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindari rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia pada awal kehidupannya dihadapkan rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan yang terjadi kecemasan yang berat pada kehidupannya masa dewasanya. Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik


(27)

antara konflik dan ansietas, konflik yang menimbulkan ansietas menimbulkan perasaan tidak berdaya yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan. 4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam

keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.

5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain itu kesehatan untuk individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stresor.

4. Gejala Klinis Cemas

Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Keluhan – keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinnitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya (Hawari,2001)

5. Gangguan Cemas Menyeluruh

Menurut Hawari (2001) secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung selama 1 bulan) dengan manifestasi 3 dari 4 kategori gejala berikut ini :


(28)

1. Ketegangan motorik / alat gerak

Gemetar , tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak dapat diam dan mudah kaget.

2. Hiperaktivitas saraf autonom

Berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin, telapak tangan/kaki basah, mulut kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas atau dingin, sering buang air seni, diare, rasa tidak enak di uluh hati, kerongkongan tersumbat, muka merah atau pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat.

3. Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang

Cemas , khawatir, takut, berfikir berulang, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya atau orang lain.

4. Kewaspadaan berlebihan

Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, merasa ngeri, mudah tersinggung, dan tidak sabar

6. Tingkat Kecemasan

Menurut Dalami (2009) ansietas atau kecemasan terdapat dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau ansietas yaitu :

a. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu masih waspada dan berhati-hati, serta lapang persepsinya melebar. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Respon fisiologi kecemasan


(29)

ringan adalah : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, sedang respon perilaku dan emosinya adalah : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b. Kecemasan Sedang

Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain, lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Respon fisiologi pada kecemasan sedang adalah : sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anorexia, konstipasi atau diare, gelisah., sedang respon perilaku dan emosinya adalah : gerakan tersentak-sentak (mremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak aman.

c. Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatianya pada detil yang kecil (spesifik) dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain. Respon fisiologi pada kecemasan berat adalah : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, sedang respon perilaku dan emosinya adalah : perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat.

d. Kecemasan Panik

Pada tingkatan ini lapangan persepsi Individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa -apa walaupun telah diberikan pengarahan. Respon fisiologi pada tingkat kecemasan ini adalah : nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, koordina si motorik rendah, sedang respon perilaku dan emosi nya adalah : mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak, kehilangan kendali atau kontrol diri, persepsi kacau.


(30)

7. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2013) Untuk mengetahuit sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala –gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala yang diberi penilaian (score) antara 0-4 yang artinya adalah : Nilai 0 : Tidak Ada gejala (keluhan), 1 : Gejala Ringan, 2 : Gejala Sedang, 3 : Gejala Berat , 4 : Gejala Berat sekali .

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai angka (score) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu : kurang dari 14 tidak ada kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang, 28-41 kecemasan berat, 42-56 berat sekali

C. Dukungan Sosial

1. Definisi Dukungan Sosial

Taylor (2003) mengatakan dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan diperhatikan, terhormat dan diharga, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik dari orangtua, kekasih/kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat.

2. Sumber dukungan sosial

Sumber-sumber dukungan sosial dikelompokkan oleh Sarafino (1994) yang mengeukakan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari :

1 Orang-orang sekitar individu yang termasuk kalangan non-profesional (signification others) seperti : keluarga, teman dekat, atau rekan . hubungan dengan


(31)

kalangan non-profesional atau significant others merupakan hubungan yang menempati bagian terbesar dari kehidupan seseorang individu dan menjadi sumber dukungan sosial yang sangat potensial.

2 Profesional , seperti psikologi atau dokter, yang brguna untuk menganalisis secara klinis maupun psikis.

3 Kelompok-kelompok dukungan sosial (social support group) 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Tidak semua orang mendapatkan dukungan sosial seperti yang diharapkannya. Setidaknya ada 3 faktor yang menyebabkan seseorang menerima dukungan (Sarafino, 1994). a. Potensi penerima dukungan

Tidak mungkin seseorang memperoleh dukungan sosial seperti yang diharapkan jika dia tidak sosial, tidak pernah menolong orang lain, dan tidak membiasakan orang lain mengetahui bahwa dia sebenarnya memerlukan pertolongan . beberapa orang tidak perlu assertive untuk meminta bantuan orang lain atau merasa bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan menyusahkan orang lain.

b. Potensi penyedia dukungan

Seseorang yang seharusnya menjadi penyedia dukungan bisa saja tidak mempunyai sesuatu yang dibutuhkan orang lain, atau mungkin mengalami stress sehingga tidak memikirkan orang lain, atau bisa saja tidak sadar akan kebutuhan orang lain.

c. Komposisi dan struktur jaringan sosial

Maksud dari jaringan sosial adalah hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya. Hubungan ini dapat bervariasi dalam ukuran (jumlah orang yang sering berhubungan dengan individu), frekuensi hubungan (seberapa sering individu berteman dengan orang-orang tersebut), komposisi ( apakah


(32)

orang-orang tersebut keluarga, teman, rekan kerja, dan sebagainya ), dan kedekatan hubungan.

4. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesehatan

Menerut Sarafino (2006), ada dua model teori untuk mengetahui bagaimana dukungan sosial ini bekerja dalam diri individu, yaitu :

1. The Buffering Hypothesis

Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan efek -efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara berikut:

a. Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh stress, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan menolong individu tersebut.

b. Dukungan sosial dapat merubah respon seseorang terhadap stressor yang telah diterima sebelumnya. Contohnya, individu dengan dukungan sosial yang tinggi mungkin memeliki seseorang yang dapat memberikan solusi terhadap masalah individu, atau melihat masalah tersebut sebagai suatu yang tidak terlalu penting, atau membuat individu dapat menemukan titik terang dari masalah tersebut. 2. The Direct Effect Hypothesis

Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargai. Individu dengan dukungan sosial tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat.


(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel yang ingin diteliti atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dukungan sosial sedangkan variabel independennya adalah kecemasan pasien kanker payudara.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel dependen Variabel independen

Skema 1. Kerangka konsep B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah: Hipotesa alternatif (Ha), yaitu: ada hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara

Dukungan Sosial  Baik  Cukup  Kurang

Kecemasan Pasien Kanker Payudara

 Tidak cemas  Ringan  Sedang  Berat  Berat Sekali


(34)

C. Definisi Operasional

No .

Variabel Definisi Operasinal

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Kecemasan Kecemasan

merupakan seseorang yang menderita gangguan cemas yang tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya .

Kuesioner yang digunakan adalah untuk menilai kecemasan pasien kanker payudara yang terdiri dari 14 pernyataan

Kuesioner ini menggunakan skala HRS-A dengan pilihan jawaban : 1. Tidak

ada =0 2. Jarang sekali=1 3. Kadang- kadang =2 4. Sering =3 5. Sering

sekali =4

1. Tidak ada kecema san (>14) 2. Ringan (14-20) 3. Sedang (21-27) 4. Berat (28-41) 5. Berat sekali (42-56) Rasio

2. Dukungan Sosial Dukungan sosial merupakan dukungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar dalam menjaga keseimbang an kondisi fisik dan juga

psikologis.

Kuesioner yang digunakan berupa pernyataan-pernyataan yang memberikan gambaran kebutuhan dukungan sosial yang terdiri dari 33 butir pernyataan yaitu pernyataan tentang dukungan psikologis 9 pernyataan nomer (1-9), dukungan material 8 pernyataan nomer (10-17), dukungan tenaga kesehatan 8 pernyataan nomer (18-25), dan dukungan masyarakat 8 pernyataan nomer (26-33). Kuesioner Penilaian jawaban : 1. Tidak Setuju =1 2. Ragu-ragu= 2 3. Setuju =3

1. Baik (77-99) 2. Cukup (55-76) 3. Kurang (33-54) Interval


(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif corelational dengan pendekatan studi cross sectional yaitu studi yang dilakukan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah seluruh subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008).

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu dengan cara mengambil sampel dengan kriteria yang sudah ditentukan dan waktu yang ditentukan peneliti. Sampel pada penelitian ini diambil dari bulan April sampai Juni 2015 yaitu sebanyak 32 orang dengan kriteria yang telah ditentukan :


(36)

a. Kriteria Inklusi

1. Pasien kanker payudara yang belum mendapatkan psikoterapi 2. Pasien kanker payudara yang di rawat inap di RSU Haji Medan

3. Pasien kanker payudara yang menderita kanker payudara yang dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

4. Pasien yang menderita kanker payudara yang bersedia memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan atau dengan sukarela.

b. Kriteria Eklusi

1. Pasien kanker payudara yang koperatif 2. Pasien kanker payudara yang depresi

3. Pasien kanker payudara yang tidak bersedia menjadi responden 4. Pasien kanker ayudara yang tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di RSU Haji Medan. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, lokasi mudah dijangkau, serta belum pernah dilakukan penelitian yang sama sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan November Tahun 2014 yaitu dimulai dari pengajuan judul proposal hingga penyusunan Proposal dan dilanjutkan dengan penelitian hingga hasil penelitian pada bulan Juni Tahun 2015.

E. Etika Penelitian


(37)

1) Beneficence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan/menyakiti responden (freedom from harm). Dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk pasien mengisi kuessioner (freedom from exploitation)

2) Respect freom human dignity (menghargai marbatat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan member tahu calon responden maksud dan tujuan penelitian

3) Justice (keadilan) yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua aseptor untuk menjadi responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden (polit & hungler, 1999) . F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini berupa kuesioner. Pengumpulan data penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapat dari penyebaran kuesioner. Dalam kuesioner sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memili h jawaban yang tepat.

Kuesioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi responden yang meliputi usia, pendidikan, status perkawinan dan pekerjaan.

Kuesioner juga digunakan untuk mengidentifikasi dukungan sosial pada pasien kanker payudara. Kuesioner dukungan sosial diadopsi dari Denewer A, dkk (2011) kemudian diterjemahkan di Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara. Kuesioner dukungan sosial


(38)

adalah berupa pernyatan-pernyatan dukungan sosial responden. Kuesioner ini terdiri dari 33

pernyataan yaitu pernyataan possitif nomer

(1,2,3,4,5,6,8,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,32,33) dan pernyataan negatif nomer (7,9,16,17,31) dan terdiri dari pernyataan tentang dukungan psikologis 9 pernyataan nomer (1-9), dukungan material 8 pernyataan nomer (10-17), dukungan tenaga kesehatan 8 pernyataan nomer (18-25), dan dukungan masyarakat 8 pernyataan nomer (26-33) dengan pilihan jawaban pernyataan positif yaitu : tidak setuju = 1, ragu-ragu = 2, setuju = 3 dan pernyataan negatif tidak setuju = 3, ragu-ragu = 2, setuju = 1 . Kuesioner dukungan sosial terdiri dari 33 pernyataan dengan hasil jawaban untuk dukungan sosial baik = 77-99, cukup = 55-76, kurang = 33-54.

Selain itu kuesioner juga digunakan untuk mengetahui kecemasan pasien kanker payudara menggunakan kuesioner ukur HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang diadopsi dari Zigmond dan Snaith (1983) kemudian diterjemahkan di Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara. Kuesioner HRS-A terdiri dari 14 pernyataan untuk menilai kecemasan pasien kanker payudara dengan pilihan jawaban tidak ada = 0, Jarang sekali =1 kadang-kadang = 2, sering = 3, sering sekali 4 . Kuesioner HRS terdiri dari 14 pertanyaan kecemasan dengan hasil jawaban untuk kecemasan , tidak ada kecemasan = <14 ringan =14- 20 sedang = 21-27 , berat = 28-41, berat sekali = 42-56.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2010). Kuesioner dukungan sosial diadopsi dari Denewer A,dkk.(2011) dengan uji validitasnya 0,732. Kuesioner untuk kecemasan ini


(39)

merupakan terjemahan dari kuesioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang diadopsi dari Zigmond dan Snaith tahun 1983 dengan validitas 0,76 .

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Data dikatakan reliabel apabila diperoleh hasil cronbach alpha >0,07.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer. Data primer di peroleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan.Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan (Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

2. Mengantar permohonan izin yang diperoleh ke RSU Haji Medan

3. Setelah mendapatkan izin penelitian dari rumah sakit, peneliti mengumpulkan data 4. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga calon responden tentang tujuan dan manfaat

penelitian

5. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan sebagai responden dengan menanda tangani surat persetujuan penelitian.

6. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

7. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

8. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan,selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksakan jawaban


(40)

responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

I. Analisa Data

Menurut (Hidayat, 2007) dalam melakukan analisis data yaitu setelah semua data terkumpul, diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan data responden.

b. Coding (Pengkodean Data)

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

c. Processing

Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi

d. Cleansing (Pembersihan data)

Data yang telah di tabulasi, diperiksa kembali kelengkapan dan kebenarannya.

Setelah data terkumpul, kemudian data diolah secara komputerisasi dengan analisa data sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univarat digunakan untuk mencari frekuensi dan proporsi data demografi yang meliputi usia, pendidikan, status perkawinan, agama, suku dan pekerjaan dan hasil data disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi


(41)

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan pada penelitian ini adalah Korelasi Pea rson Product Moment yang digunakan untuk menguji hipotesis assosiasi/hubungan (korelasi) dua variabel bila datanya berbentuk interval.


(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara Di RSU Haji Medan Tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai November sampai dengan Juni 2015 di RSU Haji Medan dengan jumlah responden sebanyak 32 orang. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015 Tabel 5.1

Distribusi frekuensi karakteristik pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

Karakteristik Responden

Frekuensi Persentase (%) Umur ibu <45 Tahun 45-55 Tahun >55 Tahun 12 14 6 37,5 43,8 18,8

Jumlah 32 100

Pendidikan SD SMP SMA PT 9 11 8 4 28,1 34,4 25 12,5

Jumlah 32 100

Pekerjaan PNS Wiraswasta IRT 5 8 19 15,6 25 59,4


(43)

Status pernikahan

Menikah Janda Belum menikah

24 7 1

75 21,9

3,1

Jumlah 32 100

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa karakteristi dari 32 responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan. Mayoritas umur 45-55 tahun sebanyak 14 orang (43,8%), mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 11 orang (34,4%), mayoritas responden bekerja sebagai IRT sebanyak 19 orang (59,4%) dan mayoritas responden status pernikahannya adalah menikah sebanyak 24 orang (75%).

b. Dukungan sosial pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015 Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dukungan sosial pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

Dukungan sosial Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang

27 5

84,4 15,6

Jumlah 32 100

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 32 responden mayoritas responden mendapat dukungan sosial baik yaitu sebanyak 27 orang (84,4%).


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Y.(2006). Kebutuhan Dukungan Sosial Pasien Kanker Payudara Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Arikunto,S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Dalami,E.dkk.(2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: CV

Trans Info Media

Denewer A.dkk. (2011) Social Support And Hope Among Egyptian Women With Breast Cancer After Mastectomy. Libertas Academic

Dhita,M.F.(2013). Peran Dukungan Sosial Emosional Yang Diberikan Kepada Penderita Kanker Payudara. http://www.risetkualitatif2012.blogspot.com/2013/01/peran-dukungan-sosial-emosional-yang-11-html (Diambil 20 November 2014)

Hartaningsih, & Wayan, S.(2002-2012). Kanker Payudara Pada Wanita Usia Muda Di Bagian Bedah Onkologi RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2002-2012. Jurnal . Dipublikasi. Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana SMF Bedah RSUP Sanglah

Hartati,A.S.(2008). Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi. Dipublikasi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hawari,D.(2001). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI (2004). Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: FKUI

Herien, Y.(2010). Penelitian Hubungan Berbagai Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi Penderita Kanker Payudara Di Irna Bedah RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2010.

Hidayat,A.A.(2007). Metodelogi Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Maylaura.(2009-2010). Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun (2009-2010). Skripsi. Dipublikasi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas sumatera Utara

Mulyani,N.S, & Nuryani.(2013). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wa nita. Yogyakarta: Nuha Medika


(45)

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta Olfah,Y.dkk.(2013). Kanker Payudara Dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika

Oetami F. dkk. (2014). Analisis Dampak Psikologis Pengobatan Kanker Payudara Di RS. DR. Wahidin Sudirohusodo Kota Makasar. Jurnal . Dipublikasi. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Pamungkas,Z.(2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Buku Biru

Sarafino,E.P.(2006).Health Psycology : Biopsychosocial Interaction.Australia : John Willy & Sons

(1994). Health Psycology. New York : Jhon Willey & Sons, Inc

Sari,Q.N.R.(2004). Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudar Di Masa Dewasa . Jurnal. Dipublikasi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Setiati, E.(2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: ANDI

Setyaningsih.dkk.(2011) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Yang Sudah Mendapatkan Terapi Di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis Universitas Jendrral Sudirman Purwokerto.

Suliswati.dkk.(2012). Konsep Dasar Kepera watan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Rineka Cipta. Tasripiyah.dkk.(2012).Hubungan Koping Dan Dukungan Sosial Dengan Body Image Pasien

Kanker payudara Post Mastektomi Di Poli Bedah Onkologi RSHS Bandung. Jurnal. Dipublikasi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

Taylor, E S. (2003). Health psychology. McGrraw-Hill Hinger Education 5 ed

WHO.(2008). Breast cancer prevention and control

Introduction.http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index5.html (Diambil 15 Januari 2015)

Wijayanti,T.(2007). Dampak Psikologis Pada Perempuan Penderita Kanker Payudara Skripsi .Dipublikasi . Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semaran


(46)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara Di RSU Haji Medan Tahun 2015”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan,...2015


(47)

Lampiran 2

Kuisioner Data Demografi Petunjuk pengisian:

Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan, semua pertanyaan harus dijawab, setiap satu pertanyaan disisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

Umur :... Pendidikan : 1. ( ) SD 2. ( ) SMP 3. ( ) SMU

4. ( ) Perguruan Tinggi

Pekerjaan

:

1. ( ) PNS, TNI, POLRI 2. ( ) Pegawai BUMN/swasta 3. ( ) Wiraswasta

4. ( ) Lain-lain, sebutkan... Status Pernikahan : 1. ( ) Menikah

2. ( ) Belum Menikah 3. ( ) Janda


(48)

Lampiran 3

Kuesioner Dukungan Sosial

Di bawah ini daftar dukungan sosial yang sering diberikan baik berupa dukungan psikologis, dukungan materi, dukungan dari tenaga kesehatan dan dukungan dari masyarakat kepada orang yang sakit. Tolong beri tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi saudari. Semua pernyataan harus dijawab, setiap satu pernyataan disisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

No. Pernyataan

Dukungan psikologis Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju 1. Kasih sayang orang lain membantu kesembuhan

saya

2. Pengertian dari teman-teman menambah harapan hidup saya

3. Saya merasa bahwa semua teman saya mendukung saya

4. Saya percaya dengan pribahasa yang mengatakan bahwa “Teman Terbaik Sama Dengan saudara Kandung”, hanya Tuhan tidak membuatnya menjadi saudara kandung.

5. Saya percaya ungkapan, “Orang Harus Tolong Menolong”

6. Kunjungan teman-teman membuat saya merasa lebih baik lagi

7. Menjauh dari orang lain itu perlu

8. Dukungan teman-teman memberikan kekuatan kepada saya dalam menghadapi kesulitan

9. Saya merasa tidak nyaman dengan hadirnya orang di sekeliling saya

Dukungan Material Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju 10. Saya selamanya mendapat pertolongan disaat saya

memerlukannya

11. Saya banyak menerima bantuan di kesempatan yang berbeda

12. Saya percaya pribahasa yang mengatakan , “Meskipun kaya, tetap saja mengharapkan pemberian orang”

13. Manakala saya sakit, saya selalu mendapat bantuan dana

14. Bantuan keuangan teman-teman membuat saya merasa lebih baik

15. Perawatan memang mahal, untunglah ada bantuan dari keluarga


(49)

16. Saya kecewa karena keluarga tidak membantu 17. Tidak adanya bantuan teman-teman membuat saya

merasa kecewa

Dukungan Tenaga Kesehatan Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju 18. Perlakuan dokter terhadap saya membuat saya

merasa cepat sembuh

19. Perawatan dokter membuat saya lebih baik 20. Saya benar-benar merasa bahwa para perawat

selalu membantu saya

21. Saya merasa bahwa semua kebutuhan saya terpenuhi di rumah sakit

22. Selama saya dirawat di rumah sakit, saya merasa bahwa kami merupakan keluarga.

23. Saya merasa bahwa semua staf rumah sakit sangat membantu

24. Saya merasa bahwa tanpa bantuan dokter , penyakit saya tidak akan sembuh

25. Buruknya layanan perawat membuat saya merasa putus asa untuk sembuh

Dukungan Masyarakat Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju 26. Dukungan keluarga menimbulkan harapan

kesembuhan saya

27. Kepedulian keluarga meringankan rasa sakit saya 28. Kunjungan teman-teman meningkatkan saya akan

arti hidup

29. Ketidak hadiran keluarga membuat sakit saya semakin parah

30. Keluarga saya tidak membiarkan saya mengalami kesulitan

31. Saya senang sendirian

32. Teman-teman saya sering mengunjungi saya 33. Anggota keluarga saya sangat mendukung saya


(50)

Lampiran 4

Kuesioner Kecemasan

NO PERNYATAAN JAWABAN

Tidak Ada Jarang Sekali Kada ng-Kada ng Serin g Sering Sekali

1. Perasaan cemas seperti: Khawatir

Rasa tidak aman (firasat buruk) Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung 2. Ketegangan seperti :

Tidak mampu untuk rileks Merasa gugup

Badan terasa tegang Gemetar

Lesu Gelisah

Mudah menangis 3. Ketakutan seperti:

Keramaian terhadap binatang Ditinggal sendirian Gelap

Kerumunan orang banyak Orang asing

4. Gangguan tidur seperti: Susah untuk tidur Terbangun malam hari Tidur tidak nyenyak Bangun dengan lesu Banyak mimpi-mimpi Mimpi buruk

Mimpi menakutkan

5. Gangguan kecerdasan seperti: Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun Daya ingat buruk

6. Perasaan tertekan seperti: Putus asa

Sedih

Perasaan berubah-ubah sepanjang hari Kurangnya kesenangan pada hobi Tak punya daya


(51)

7. Gangguan tubuh otot seperti: Sakit dan nyeridi otot-otot Terasa kaku

Kedutan otot Lemah

Sakit disalah satu otot

8. Gangguan panca indra seperti: Telinga berdenging

Penglihatan kabur Muka merah atau pucat Perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala sakit jantung dan pembuluh darah Jantung berdenyut cepat

Jantung berdebar-debar Nyeri di dada

Denyut nadi menguat Rasa ingin pingsan

Denyut jantung berhennti sebentar 10. Gejala pernafasan

Rasa tertekan dan sempit di dada (sesak) Sulit bernafas

Rasa tersedak Susah bernafas 11. Gejala pencernaan

Sulit menelan Perut mulas

Gangguan pencernaan

Nyeri sebelum dan sesudah makan Perasaan terbakar di perut

Perut terasa penuh/kembung Mual

Muntah Mencret

Sulit buang air besar 12. Gejala kelamin

Sulit buang air besar/kecil Haid tidak teratur

Tidak ada nafsu seksual Tidak datang bulan Haid berlebihan Haid sedikit


(52)

13 Gangguan sistem syaraf Mulut kering

Muka merah Mudah berkeringat Kepala pusing Kepala terasa berat

Kepala terasa sakitbulu-bulu berdiri/merinding

14 Tingkah laku Gelisah Tidak tenang Jari gemetar Muka tegang Otot tegang

Nafas pendek dan cepat Muka merah


(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eka Nuraini

T.T.Lahir : Pelita Kec. Kubu, 16 November 1992

Agama : Islam

Nama Ayah : Parno

Nama Ibu : Surini

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat : Bagan Batu - Riau

Pendidikan Formal

Tahun 1999-2005 : SD Negeri 004 Bagan Sinembah Tahun 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bagan Sinembah Tahun 2008-2011 : SMA Negeri 1 Bagan Sinembah

Tahun 2011-2014 : D-III Akademi Kebidanan Indah Medan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eka Nuraini

T.T.Lahir : Pelita Kec. Kubu, 16 November 1992 Agama : Islam

Nama Ayah : Parno Nama Ibu : Surini

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara Alamat : Bagan Batu - Riau Pendidikan Formal

Tahun 1999-2005 : SD Negeri 004 Bagan Sinembah Tahun 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bagan Sinembah Tahun 2008-2011 : SMA Negeri 1 Bagan Sinembah

Tahun 2011-2014 : D-III Akademi Kebidanan Indah Medan

Tahun 2014-2015 : Program D-IV Bidan Pendidik Fak. Keperawatan USU