Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok pada PT. Pupuk Iskandar Muda dengan Pendekatan House Of Risk (HOR)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri
atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
retailer) yang bekerjasama dan terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan, dimana perusahaan-perusahaan
tersebut melakukan fungsi pengadaan material, proses transformasi material
menjadi produk setengah jadi dan produk jadi, serta distribusi produk jadi tersebut
hingga ke end customer (Geraldin, 2007). Aktivitas supply chain memiliki
peluang untuk timbulnya risiko. Oleh sebab itu manajemen risiko sangat
diperlukan dalam penanganan risiko dengan tujuan untuk meminimisasi tingkat
risiko dan dampak dari risiko tersebut (Hanafi, 2006).
PT. Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM adalah anak
perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang industri pupuk.
Produk utama yang dihasilkan adalah pupuk urea. Dalam proses produksinya,
pabrik didukung dengan sarana produksi yang sangat memadai dan teknologi
berstandar internasional. Kehadiran PT. PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk
untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara
(Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau).
Vendor merupakan bagian yang penting dalam manajemen supply chain di
PT Pupuk Iskandar Muda dikarenakan semua material baik bahan penolong untuk
Universitas Sumatera Utara
produksi, bahan kimia tambahan hingga spareparts mesin – mesin produksi
disupply oleh vendor terpilih setelah dilakukannya tender/lelang. Hasil
pengamatan awal terlihat adanya keterlambatan pengiriman bahan kimia penolong
dari vendor seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Pengiriman Vendor
Tanggal
Tanggal
Delivery
Terima
PO
Barang
1000000214 09/08/2016 24/10/2016 17/11/2016
1000007112 21/04/2016 09/05/2016 11/05/2016
1000009296 22/09/2016 13/10/2016 17/10/2016
1000009921 18/10/2016 09/11/2016 15/11/2016
1000009921 29/09/2016 25/10/2016 07/11/2016
1000009921 11/01/2017 02/02/2017 08/02/2017
1000009921 11/01/2017 02/02/2017 08/02/2017
2000000003 11/08/2016 25/10/2016 08/02/2017
4000000008 19/09/2016 30/11/2016 21/12/2016
Sumber: PT. Pupuk Iskandar Muda
Kode
Vendor
Tgl PO
Terbit
Status Supply
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
Jumlah
Terlambat
(Hari)
24
2
4
6
13
6
6
106
21
Dari Tabel 1.1. dapat dilihat keterlambatan pengiriman bahan yang
dilakukan oleh beberapa vendor berkisar sebanyak 2 hari terlambat hingga 106
hari terlambat.
Order Pemebelian atau Purchase Order (PO) adalah sebuah dokumen
yang dikirimkan ke pemasok untuk memasokan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Waktu yang ditentukan oleh manajemen PT. Pupuk Iskandar Muda untuk
penerbitan Purchase Order (PO) dari Purchase Request (PR) adalah sebanyak 54
hari kerja. Pada pengamatan ditemukan bahwa terjadinya kegagalan proses tender
sehingga tender dilakukan berulang dan mengakibatkan lamanya waktu proses PR
hingga terbit PO. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Waktu Penerbitan Purchase Order (PO) dari Purchase Request
(PR) dan Jumlah Dokumen Spesifikasi
No PR
2500001044
2500001044
2500001045
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
Tanggal
Create PR
Tanggal
Full
Release
Nomor PO
11/11/2016 22/11/2016 5400001082
11/11/2016 22/11/2016 5400001082
11/11/2016 23/11/2016 5400001083
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
Sumber: PT. Pupuk Iskandar Muda
PO Date
PO
Delivery
Date
03/03/2017
03/03/2017
03/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
24/05/2017
24/05/2017
24/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
Lama
Waktu
PO dari
PR
(Hari)
112
112
112
62
62
62
62
62
62
62
62
Jumlah
Dokumen
Konfirmasi
Spesifikasi
(Dokumen)
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Pada Tabel 1.2. dapat juga dilihat terdapatnya jumlah dokumen konfirmasi
spesifikasi. Adanya Purchase Request (PR) dengan spesifikasi yang tidak lengkap
mengakibatkan dilakukannya konfirmasi kelengkapan spesifikasi ke unit kerja
peminta barang. Sedangkan manajemen PT. Pupuk Iskandar Muda menargetkan
Purchase Request (PR) yang sudah siap untuk di tender tidak melakukan
konfirmasi kembali.
Berdasarkan data pada Tabel 1.1. dan Tabel 1.2. Supply chain perusahaan
mengalami permasalahan yang berkaitan dengan keterlambatan vendor dalam
memasok bahan kimia pembantu, lamanya waktu penerbitan Purchase Order
(PO) dari Purchase Request (PR) serta adanya dokumen konfirmasi spesifikasi
yang dapat menyebabkan gangguan dalam proses produksi di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan untuk melakukan analisis risiko
supply chain bagi perusahaan untuk mengetahui apa sajakah risiko yang dapat
ditimbulkan dan melakukan mitigasi atas risiko – risiko yang ada.
Perkembangnya konsep SCM melahirkan suatu perhatian khusus dari
dampak dan risiko dari sebuah supply chain dalam perusahaan. Definisi risiko
menurut Australian / New Zealand Standard Risk Management (AS/NZ
Standard), risiko adalah kemungkinan terjadinya hal yang dapat memberikan
dampak baik negatif maupun positif pada tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Munculnya risiko dalam aktivitas supply chain seharusnya dapat ditaksir dan
dilakukan mitigasi agar tidak mengganggu tujuan dari perusahaan. Sehingga
perusahaan harus mampu mengelola risiko yang terjadi. Supply Chain Risk
Management (SCRM) bertujuan untuk melakukan perkembangan dengan
pendekatan identifikasi, assessment, analisis, dan memberikan perlakuan khusus
yang berisiko pada supply chains.
Saat ini, PT Pupuk Iskandar Muda belum memiliki manajemen risiko yang
secara jelas membahas mengenai usulan pengelolaan risiko beserta strategi
penanganan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan melihat kondisi
perusahaan saat ini, agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan
memerlukan perencanaan supply chain yang baik diantaranya dengan cara
melakukan identifikasi risiko yang ada pada supply chain serta tindakan
pencegahan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi
kejadian risiko yang berpotensi timbul pada suatu supply chain, faktor apa saja
yang menyebabkan risiko tersebut terjadi, hubungan antar faktor dan risiko
Universitas Sumatera Utara
tersebut, serta bagaimana strategi penanganan yang dapat digunakan pada PT
Pupuk Iskandar Muda untuk menangani risiko yang terjadi dalam supply chain.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dan evaluasi risiko yang
berpotensi muncul pada supply chain perusahaan menggunakan tools HOR
(House Of Risk) yang dikembangkan oleh (Pujawan dan Geraldin, 2009). Konsep
HOR hampir sama dengan konsep House of Quality (HOQ) yang berasal dari
metode Quality Function Deployment (QFD). Menurut (Geraldin, 2007) konsep
HOQ
akan
membantu
untuk
perancangan
strategi,
sehingga
dapat
mengidentifikasi risiko dan memprioritaskan kejadian risiko yang harus ditangani
terlebih dahulu serta merancang strategi penanganan untuk mengurangi atau
mengeliminasi agen risiko yang telah teridentifikasi.
Penelitian terdahulu mengenai House of Risk (HOR) dapat dilihat pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu Mengenai House of Risk (HOR)
Pengarang
Maria Ulfah, dkk.
Judul
Tahun
Analisis Dan Perbaikan
2016
Manajemen Risiko Rantai
Pasok
Gula
Rafinasi
Metodologi
Pembahasan
House of
Terdapat 47 risiko dan 47
Risk (HOR)
sumber
risiko
teridentifikasi
yang
pada
Dengan Pendekatan House
keseluruhan
Of Risk
kegiatan rantai pasok
tahapan
proses
gula
rafinasi menggunakan model
SCOR. Terdapat 24 agen risiko
paling kritis. Diperoleh 22 aksi
mitigasi
yang diprioritaskan
untuk direalisasikan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu Mengenai House of Risk (HOR) (Lanjutan)
Pengarang
Judul
Tahun
Dewanti
Managing Quality Risk in
2015
Anggrahini, dkk.
A Frozen Shrimp Supply
Chain : A Case Study
Metodologi
Pembahasan
House of
Didapatkan 41 kejadian risiko
Risk (HOR)
dan
52
agen
risiko
diidentifikasi. Mengenai hasil
analisis risiko, terdapat 11 agen
risiko paling kritis yang berasal
dari Aggregate Risk Potential
(ARP).
Menurut
analisis
seleksi, ada 12 usulan tindakan
mitigasi
yang
akan
dilaksanakan di perusahaan X.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, adanya keterlambatan vendor
dalam memasok bahan kimia pembantu, lamanya waktu penerbitan Purchase
Order (PO) dari Purchase Request (PR) serta adanya dokumen konfirmasi
spesifikasi yang dalam hal ini merupakan kinerja dari supply chain, sangat perlu
dilakukan analisis risiko supply chain bagi perusahaan untuk mengetahui risiko
mana yang harus dikelola lebih lanjut untuk dilakukan mitigasi risiko pada supply
chain.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah merencanakan aksi mitigasi
dari penyebab risiko dominan pada supply chain dengan melakukan pendekatan
House of Risk (HOR).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Melakukan identifikasi kejadian risiko dan penyebab risiko supply chain di PT.
Pupuk Iskandar Muda
2. Menentukan penyebab risiko dominan pada supply chain di PT Pupuk Iskandar
Muda
3. Mendapatkan sejumlah rencana aksi mitigasi risiko supply chain PT. Pupuk
Iskandar Muda
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal
analisis dan mitigasi risiko supply chain menggunakan pendekatan House of
Risk (HOR)
2.
Manfaat bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan dan mitigasi risiko supply chain yang dapat
digunakan untik memperbaiki performansi supply chain secara keseluruhan.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Ruang lingkup pengukuran kinerja supply chain yang diteliti di PT. PIM
adalah pada proses produksi pupuk urea
b.
Identifikasi tahapan proses kegiatan rantai pasok menggunakan model SCOR
yang terdiri dari lima proses bisnis (source, plan, make, deliver dan return)
yaitu: Tahap I mengenai major processes dan Tahap II mengenai subprocesses
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian
misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan vendor
atau pelanggan selama penelitian.
b.
Manajemen perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian.
c.
Kegiatan didalam rantai pasokan tidak mengalami perubahan selama
penelitian.
1.5.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan
sistematika penulisan tugas sarjana.
Universitas Sumatera Utara
Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan PT.
Pupuk Iskandar Muda, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi,
tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan
sistem pengupahan,
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai Risiko, Supply Chain,
Supply Chain Management, Metode HOR
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional,
identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik
sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian
dan pengolahan data dengan metode.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisikan data primer dan
sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu
dalam pemecahan masalah.
BAB VI Analisis Pemecahan Masalah, berisikan hasil pengolahan data
yang digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah.
BAB VII Kesimpulan dan Saran, berisikan intisari yang diperoleh dari
hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri
atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
retailer) yang bekerjasama dan terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan, dimana perusahaan-perusahaan
tersebut melakukan fungsi pengadaan material, proses transformasi material
menjadi produk setengah jadi dan produk jadi, serta distribusi produk jadi tersebut
hingga ke end customer (Geraldin, 2007). Aktivitas supply chain memiliki
peluang untuk timbulnya risiko. Oleh sebab itu manajemen risiko sangat
diperlukan dalam penanganan risiko dengan tujuan untuk meminimisasi tingkat
risiko dan dampak dari risiko tersebut (Hanafi, 2006).
PT. Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM adalah anak
perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang industri pupuk.
Produk utama yang dihasilkan adalah pupuk urea. Dalam proses produksinya,
pabrik didukung dengan sarana produksi yang sangat memadai dan teknologi
berstandar internasional. Kehadiran PT. PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk
untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara
(Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau).
Vendor merupakan bagian yang penting dalam manajemen supply chain di
PT Pupuk Iskandar Muda dikarenakan semua material baik bahan penolong untuk
Universitas Sumatera Utara
produksi, bahan kimia tambahan hingga spareparts mesin – mesin produksi
disupply oleh vendor terpilih setelah dilakukannya tender/lelang. Hasil
pengamatan awal terlihat adanya keterlambatan pengiriman bahan kimia penolong
dari vendor seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Pengiriman Vendor
Tanggal
Tanggal
Delivery
Terima
PO
Barang
1000000214 09/08/2016 24/10/2016 17/11/2016
1000007112 21/04/2016 09/05/2016 11/05/2016
1000009296 22/09/2016 13/10/2016 17/10/2016
1000009921 18/10/2016 09/11/2016 15/11/2016
1000009921 29/09/2016 25/10/2016 07/11/2016
1000009921 11/01/2017 02/02/2017 08/02/2017
1000009921 11/01/2017 02/02/2017 08/02/2017
2000000003 11/08/2016 25/10/2016 08/02/2017
4000000008 19/09/2016 30/11/2016 21/12/2016
Sumber: PT. Pupuk Iskandar Muda
Kode
Vendor
Tgl PO
Terbit
Status Supply
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
TERLAMBAT
Jumlah
Terlambat
(Hari)
24
2
4
6
13
6
6
106
21
Dari Tabel 1.1. dapat dilihat keterlambatan pengiriman bahan yang
dilakukan oleh beberapa vendor berkisar sebanyak 2 hari terlambat hingga 106
hari terlambat.
Order Pemebelian atau Purchase Order (PO) adalah sebuah dokumen
yang dikirimkan ke pemasok untuk memasokan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Waktu yang ditentukan oleh manajemen PT. Pupuk Iskandar Muda untuk
penerbitan Purchase Order (PO) dari Purchase Request (PR) adalah sebanyak 54
hari kerja. Pada pengamatan ditemukan bahwa terjadinya kegagalan proses tender
sehingga tender dilakukan berulang dan mengakibatkan lamanya waktu proses PR
hingga terbit PO. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Waktu Penerbitan Purchase Order (PO) dari Purchase Request
(PR) dan Jumlah Dokumen Spesifikasi
No PR
2500001044
2500001044
2500001045
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
2500001317
Tanggal
Create PR
Tanggal
Full
Release
Nomor PO
11/11/2016 22/11/2016 5400001082
11/11/2016 22/11/2016 5400001082
11/11/2016 23/11/2016 5400001083
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
26/01/2017 02/02/2017 5400001149
Sumber: PT. Pupuk Iskandar Muda
PO Date
PO
Delivery
Date
03/03/2017
03/03/2017
03/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
29/03/2017
24/05/2017
24/05/2017
24/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
05/05/2017
Lama
Waktu
PO dari
PR
(Hari)
112
112
112
62
62
62
62
62
62
62
62
Jumlah
Dokumen
Konfirmasi
Spesifikasi
(Dokumen)
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Pada Tabel 1.2. dapat juga dilihat terdapatnya jumlah dokumen konfirmasi
spesifikasi. Adanya Purchase Request (PR) dengan spesifikasi yang tidak lengkap
mengakibatkan dilakukannya konfirmasi kelengkapan spesifikasi ke unit kerja
peminta barang. Sedangkan manajemen PT. Pupuk Iskandar Muda menargetkan
Purchase Request (PR) yang sudah siap untuk di tender tidak melakukan
konfirmasi kembali.
Berdasarkan data pada Tabel 1.1. dan Tabel 1.2. Supply chain perusahaan
mengalami permasalahan yang berkaitan dengan keterlambatan vendor dalam
memasok bahan kimia pembantu, lamanya waktu penerbitan Purchase Order
(PO) dari Purchase Request (PR) serta adanya dokumen konfirmasi spesifikasi
yang dapat menyebabkan gangguan dalam proses produksi di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan untuk melakukan analisis risiko
supply chain bagi perusahaan untuk mengetahui apa sajakah risiko yang dapat
ditimbulkan dan melakukan mitigasi atas risiko – risiko yang ada.
Perkembangnya konsep SCM melahirkan suatu perhatian khusus dari
dampak dan risiko dari sebuah supply chain dalam perusahaan. Definisi risiko
menurut Australian / New Zealand Standard Risk Management (AS/NZ
Standard), risiko adalah kemungkinan terjadinya hal yang dapat memberikan
dampak baik negatif maupun positif pada tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Munculnya risiko dalam aktivitas supply chain seharusnya dapat ditaksir dan
dilakukan mitigasi agar tidak mengganggu tujuan dari perusahaan. Sehingga
perusahaan harus mampu mengelola risiko yang terjadi. Supply Chain Risk
Management (SCRM) bertujuan untuk melakukan perkembangan dengan
pendekatan identifikasi, assessment, analisis, dan memberikan perlakuan khusus
yang berisiko pada supply chains.
Saat ini, PT Pupuk Iskandar Muda belum memiliki manajemen risiko yang
secara jelas membahas mengenai usulan pengelolaan risiko beserta strategi
penanganan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan melihat kondisi
perusahaan saat ini, agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan
memerlukan perencanaan supply chain yang baik diantaranya dengan cara
melakukan identifikasi risiko yang ada pada supply chain serta tindakan
pencegahan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi
kejadian risiko yang berpotensi timbul pada suatu supply chain, faktor apa saja
yang menyebabkan risiko tersebut terjadi, hubungan antar faktor dan risiko
Universitas Sumatera Utara
tersebut, serta bagaimana strategi penanganan yang dapat digunakan pada PT
Pupuk Iskandar Muda untuk menangani risiko yang terjadi dalam supply chain.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dan evaluasi risiko yang
berpotensi muncul pada supply chain perusahaan menggunakan tools HOR
(House Of Risk) yang dikembangkan oleh (Pujawan dan Geraldin, 2009). Konsep
HOR hampir sama dengan konsep House of Quality (HOQ) yang berasal dari
metode Quality Function Deployment (QFD). Menurut (Geraldin, 2007) konsep
HOQ
akan
membantu
untuk
perancangan
strategi,
sehingga
dapat
mengidentifikasi risiko dan memprioritaskan kejadian risiko yang harus ditangani
terlebih dahulu serta merancang strategi penanganan untuk mengurangi atau
mengeliminasi agen risiko yang telah teridentifikasi.
Penelitian terdahulu mengenai House of Risk (HOR) dapat dilihat pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu Mengenai House of Risk (HOR)
Pengarang
Maria Ulfah, dkk.
Judul
Tahun
Analisis Dan Perbaikan
2016
Manajemen Risiko Rantai
Pasok
Gula
Rafinasi
Metodologi
Pembahasan
House of
Terdapat 47 risiko dan 47
Risk (HOR)
sumber
risiko
teridentifikasi
yang
pada
Dengan Pendekatan House
keseluruhan
Of Risk
kegiatan rantai pasok
tahapan
proses
gula
rafinasi menggunakan model
SCOR. Terdapat 24 agen risiko
paling kritis. Diperoleh 22 aksi
mitigasi
yang diprioritaskan
untuk direalisasikan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu Mengenai House of Risk (HOR) (Lanjutan)
Pengarang
Judul
Tahun
Dewanti
Managing Quality Risk in
2015
Anggrahini, dkk.
A Frozen Shrimp Supply
Chain : A Case Study
Metodologi
Pembahasan
House of
Didapatkan 41 kejadian risiko
Risk (HOR)
dan
52
agen
risiko
diidentifikasi. Mengenai hasil
analisis risiko, terdapat 11 agen
risiko paling kritis yang berasal
dari Aggregate Risk Potential
(ARP).
Menurut
analisis
seleksi, ada 12 usulan tindakan
mitigasi
yang
akan
dilaksanakan di perusahaan X.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, adanya keterlambatan vendor
dalam memasok bahan kimia pembantu, lamanya waktu penerbitan Purchase
Order (PO) dari Purchase Request (PR) serta adanya dokumen konfirmasi
spesifikasi yang dalam hal ini merupakan kinerja dari supply chain, sangat perlu
dilakukan analisis risiko supply chain bagi perusahaan untuk mengetahui risiko
mana yang harus dikelola lebih lanjut untuk dilakukan mitigasi risiko pada supply
chain.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah merencanakan aksi mitigasi
dari penyebab risiko dominan pada supply chain dengan melakukan pendekatan
House of Risk (HOR).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Melakukan identifikasi kejadian risiko dan penyebab risiko supply chain di PT.
Pupuk Iskandar Muda
2. Menentukan penyebab risiko dominan pada supply chain di PT Pupuk Iskandar
Muda
3. Mendapatkan sejumlah rencana aksi mitigasi risiko supply chain PT. Pupuk
Iskandar Muda
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal
analisis dan mitigasi risiko supply chain menggunakan pendekatan House of
Risk (HOR)
2.
Manfaat bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan dan mitigasi risiko supply chain yang dapat
digunakan untik memperbaiki performansi supply chain secara keseluruhan.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Ruang lingkup pengukuran kinerja supply chain yang diteliti di PT. PIM
adalah pada proses produksi pupuk urea
b.
Identifikasi tahapan proses kegiatan rantai pasok menggunakan model SCOR
yang terdiri dari lima proses bisnis (source, plan, make, deliver dan return)
yaitu: Tahap I mengenai major processes dan Tahap II mengenai subprocesses
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian
misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan vendor
atau pelanggan selama penelitian.
b.
Manajemen perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian.
c.
Kegiatan didalam rantai pasokan tidak mengalami perubahan selama
penelitian.
1.5.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan
sistematika penulisan tugas sarjana.
Universitas Sumatera Utara
Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan PT.
Pupuk Iskandar Muda, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi,
tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan
sistem pengupahan,
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai Risiko, Supply Chain,
Supply Chain Management, Metode HOR
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional,
identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik
sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian
dan pengolahan data dengan metode.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisikan data primer dan
sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu
dalam pemecahan masalah.
BAB VI Analisis Pemecahan Masalah, berisikan hasil pengolahan data
yang digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah.
BAB VII Kesimpulan dan Saran, berisikan intisari yang diperoleh dari
hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.
Universitas Sumatera Utara