ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN
PT XYZ
Dyah Lintang Trenggonowati
†
Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon, Banten 42435
Nur Atmi Pertiwi
Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon, Banten 42435
ABSTRAK
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelabuhan. Dalam menjalankan proses bisnis di bidang jasa
pelabuhan, PT XYZ memerlukan suplai barang serta jasa dari mitra-mitra kerja terkait untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Namun tidak jarang perusahaan menemui risiko-risiko saat melakukan proses pengadaan barang
dan jasa, seperti kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS), keterlambatan pembuatan dokumen dan
lain sebagainya. Metode House of Risk merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh Laudine H. Geraldin
(2005) dan I. Nyoman Pujiawan (2005) dengan melakukan pengembangan metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) dan metode QFD (Quality Function Deployment). Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
seputar hubungan keterkaitan antara kejadian risiko, hubungan keterkaitan antara penyebab risiko, hubungan keterkaitan
antara risiko dengan penyebab risiko serta aksi mitigasi risiko yang akan dilakukan.
Kata Kunci : Penyebab Risiko, Mitigasi Risiko, House of Risk.
†
Corresponding Author
1
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
1.
Pendahuluan
2.
Pada dasarnya setiap perusahaan memerlukan
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode House of
barang dan jasa untuk menunjang seluruh kegiatan di
Risk
dalam perusahaan. Untuk memperoleh barang dan jasa
dikembangkan oleh Laudine H. Geraldin (2005) dan I.
tersebut perusahaan melakukan kegiatan pengadaan.
Nyoman
Dalam menjalankan proses bisnisnya, bagian pengadaan
pengembangan metode FMEA (Failure Mode and Effect
akan menghadapi berbagai jenis risiko dan penyebab
Analysis)
risiko yang mungkin dapat timbul pada proses bisnisnya
Deployment).
dan
mengakibatkan
dampak
yang
yang
merupakan
Pujawan
dan
sebuah
(2005)
metode
dengan
QFD
yang
framework
melakukan
(Quality
Function
mengganggu
Dalam FMEA, penilaian risiko dapat diperhitungkan
kelancaran dalam menjalankan proses bisnis kegiatan
melalui perhitungan RPN (Risk Potential Number) yang
pengadaan. Jenis risiko dan penyebab risiko tersebut bisa
diperoleh dari perkalian tiga faktor yaitu probabilitas
saja berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar
terjadinya risiko, dampak kerusakan yang dihasilkan, dan
perusahaan.
deteksi risiko. Namun dalam pendekatan house of risk
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak
perhitungan nilai RPN diperoleh dari probabilitas sumber
dibidang jasa pelabuhan. Dalam menjalankan proses
risiko dan dampak kerusakan terkait risiko itu terjadi.
bisnis di bidang jasa pelabuhan, PT XYZ memerlukan
Dalam hal ini untuk mencari kemungkinan sumber risiko
suplai barang serta jasa dari mitra-mitra kerja terkait
dan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
kemungkinan dari kejadian sumber risiko j, Si adalah
Namun tidak jarang perusahaan menemui risiko-risiko
keparahan dari pengaruh jika kejadian risiko i, dan Rj
saat melakukan proses pengadaan barang dan jasa, seperti
adalah korelasi antara sumber risiko j dan kejadian risiko
kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri
i (dimana menunjukkan seberapa kemungkinan besar
(HPS), keterlambatan pembuatan dokumen dan lain
sumber risiko j yang masuk kejadian risiko i) kemudian
sebagainya.
ARPj (Aggregate Risk Potential of risk agent j) dapat
Hal-hal
tersebut
tentu
saja
dapat
mengakibatkan terganggunya proses pengadaan barang
keparahan
kejadian
risiko.
Jika
Oi
adalah
dihitung dengan rumus:
ARPj = Oj Σ Si Rj
dan jasa.
(1)
Penelitian-penelitian mengenai house of risk antara
HOR fase 1 digunakan untuk menentukan sumber
lain Ulfah et al. (2012) yang menggunakan metode house
risiko mana yang diprioritaskan untuk dilakukan tindakan
of risk untuk menganalisis perbaikan manajemen risiko
pencegahan sedangkan HOR
fase 2 adalah untuk
rantai pasok gula rafinasi dan Kristanto et al. (2014)
memberikan
tindakan
dalam memitigasi risiko pada supply chain bahan baku
mempertimbangkan sumber daya biaya yang efektif.
kulit.
prioritas
dengan
Dalam model House of Risk fase 1 menghubungkan
Metode house of risk akan direkomendasikan pada
suatu set kebutuhan (what) dan satu set tanggapan (how)
PT XYZ, khususnya pada Divisi Pengadaan untuk
yang menunjukkan satu atau lebih keperluan/kebutuhan.
menyelesaikan
hubungan
Derajat tingkat korelasi secara khusus digolongkan sama
keterkaitan antara kejadian risiko, hubungan keterkaitan
sekali tidak ada hubungan dengan memberi nilai (0),
antara penyebab risiko, hubungan keterkaitan antara
rendah (1), sedang (3) dan tinggi (9).
permasalahan
seputar
risiko dengan penyebab risiko serta aksi mitigasi risiko
Mengadopsi
yang akan dilakukan.
prosedur
diatas
maka
dikembangkan melalui tahap-tahap berikut:
2
HOR
1
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
1.
2.
3.
2.
Mengidentifikasi kejadian risiko yang bisa terjadi
pada setiap bisnis proses. Kejadian risiko diletakkan
untuk pencegahan sumber risiko. Tindakan ini
di kolom kiri dan dinyatakan dengan Ei.
diletakkan dibaris atas sebagai how pada HOR 2.
3.
Memperkirakan dampak dari beberapa kejadian
Tentukan hubungan antar masing-masing tindakan
risiko (jika terjadi). Tingkat keparahan dari kejadian
pencegahan dan masing-masing sumber risiko, Ejk.
risiko diletakkan di kolom sebelah kanan dari tabel
Hubungan ini (Ejk) dapat dipertimbangkan sebagai
dan dinyatakan sebagai Si.
tingkat dari keefektifan pada tindakan k dalam
Identifikasi sumber risiko dan menilai kemungkinan
mengurangi kemungkinan kejadian sumber risiko.
4.
kejadian tiap sumber risiko. Sumber risiko (risk
agent)
ditempatkan
dibaris
atas
tabel
TEk =Σj ARPi Ejk ∀k
notasi Oj.
Perkirakan
4.
Kembangkan hubungan matriks.
5.
Hitung kumpulan potensi risiko (Aggregate Risk
sumber lain yang diperlukan dalam melakukan tindakan
tersebut. Hitung total efektif pada rasio kesulitan dengan
seperti dalam persamaan diatas.
menggunakan rumus:
Buat ranking sumber risiko berdasarkan kumpulan
ETDk = TEk/Dk
potensi risiko dalam penurunan urutan (dari besar ke
3.
nilai terendah).
untuk
dalam
skala Likert atau skala lain), dan mencerminkan dana dan
kejadian risiko yang disebabkan oleh sumber risiko j
digunakan
kesulitan
Tingkat kesulitan yang ditunjukkan dengan skala (seperti
dan kumpulan dampak penyebab dari setiap
2
derajat
nilai-nilai itu berturut-turut pada baris bawah total efektif.
hasil dari kemungkinan kejadian dari sumber risiko j
fase
tingkat
(2)
melakukan masing-masing tindakan, Dk dan meletakkan
Potential of agent j = ARPj) yang ditentukan sebagai
HOR
Hitung total efektivitas dari tiap tindakan sebagai
berikut:
dan
dihubungkan dengan kejadian baris bawah dengan
6.
Identifikasi pertimbangan tindakan yang relevan
(3)
Hasil dan Pembahasan
3.1 Pemetaan Aktivitas Pengadaan Barang dan Jasa
menentukan
dilakukan,
Pemetaan aktivitas pengadaan barang dan jasa
mempertimbangkan perbedaan secara efektif seperti
didapatkan melalui observasi dan hasil wawancara
keterlibatan sumber dan tingkat
kesukaran dalam
dengan Kepala Divisi Pengadaan PT XYZ. Setelah itu
pelaksanaannya. Langkah-langkahnya adalah sebagai
aktivitas pengadaan barang dan jasa dipetakan di model
berikut:
SCOR (Supply Chain Operations Reference) untuk
tindakan/kegiatan
1.
Pilih/seleksi
yang
sejumlah
pertama
sumber
risiko
mengklasifikasi
dengan
aktivitas
supply
chain.
Berikut
rangking prioritas tinggi, nyatakan pada HOR yang
merupakan hasil pemetaan aktivitas pengadaan barang
kedua. Hasil seleksi akan ditempatkan dalam (what)
dan jasa dengan model SCOR.
di sebelah kiri dari HOR 2.
Tabel 1Aktivitas Pengadaan Barang dan Jasa
Major Processes
Plan
Source
Aktivitas
Seleksi dokumen user oleh Dinas Perencanaan Pengadaan
Penerimaan dokumen permintaan user dalam bentuk Memo Realisasi Anggaran (MRA)
atau Term of Reference (TOR) atau Memo Dinas
Pengecekan Purchase Request, Owner Estimate dan Daftar Rekanan Terseleksi
Penerimaan dokumen Receiving Inspection Report (RIR)
Proses penunjukkan dan pemilihan vendor
Proses negoisasi
Penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) atau Job Order (JO) atau Purchase Contract (PC)
atau Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
Pengecekan jasa dari vendor terkait
Inspeksi barang dan jasa
Penerbitan Laporan Serah Terima Pekerjaan (LTSP)
3
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
Proses pengiriman barang ke perusahaan
Proses pengiriman jasa
Proses pengiriman barang dari perusahaan ke user
Proses bongkar muat barang
Pengembalian barang yang tidak sesuai Purchase Contract (PC)
Penghentian proses pengerjaan jasa yang tidak sesuai dengan Owner Estimate (OE)
Make
Delivery
Return
diukur dengan menggunakan skala severity. Severity
3.2 Identifikasi Kejadian Risiko
adalah langkah pertama untuk menganalisa risiko yaitu
Kejadian risiko (Ei) merupakan semua kejadian yang
mungkin
timbul
pada
proses
rantai
pasok
menghitung seberapa besar dampak atau intensitas
yang
kejadian mempengaruhi proses operasional. Berikut
mengakibatkan kerugian pada perusahaan yang dapat
merupakan kejadian risiko beserta skala severity.
Tabel 2 Kejadian Risiko
Kejadian Risiko (Risk Event)
Kode
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
E15
E16
Severity
Kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS)
Proses pengadaan terkendala dana
Terjadi fluktuasi harga
Pengadaan barang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh user
Pelaksanaan pengadaan harus memberi prioritas pada vendor lokal
Tidak tersedianya material pada vendor lokal
Susah mencari vendor yang memenuhi kualifikasi
Vendor tidak dapat memenuhi order
Keterlambatan dalam pembuatan PC/JO
Keterlambatan dalam penerimaan material
Pelaksaan tender tidak berhasil
Negoisasi terhambat karena masalah teknis
Kegagalan dalam negoisasi
Proses negoisasi berjalan terlalu lama
Monitoring kontrak masih bersifat manual
Pelaksanaan pekerjaan tanpa dokumen perikatan kerja
4
3
3
1
1
1
6
2
1
4
1
2
7
3
8
10
Tabel 2 Kejadian Risiko (Lanjutan)
Kejadian Risiko (Risk Event)
Kode
E17
E18
E19
E20
E21
E22
E23
E24
E25
Severity
Perbedaan jumlah bahan baku dan penolong antara fisik dengan dokumen pengirimannya
Tidak tersedianya alat angkut
Terjadi overstock material di gudang
Kesalahan dalam pengecekan material
Tidak teratur dalam menyimpan material dan peralatan
Kesalahan dalam membuat perhitungan stock
Terjadi kekurangan stock
Terjadi kerusakan mesin atau material
Terjadi bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan lain-lain
1
4
6
2
5
3
7
8
1
occurrence. Occurrence adalah kemungkinan bahwa
3.3 Identifikasi Agen Risiko
Agen risiko (Ai) merupakan faktor apa saja yang
risiko tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk
dapat menyebabkan terjadinya kejadian risiko yang telah
kegagalan selama proses operasional. Berikut merupakan
teridentifikasi yang diukur dengan menggunakan skala
agen risiko beserta skala occurrence.
Tabel 3 Agen Risiko
Kode
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
Agen Risiko (Risk Agent)
Informasi harga di pasaran tidak tersedia
Nilai kurs tidak menentu
Ketidaksesuaian rancangan anggaran dengan kondisi real time
Dokumen syarat kelengkapan proses pengadaan tidak lengkap dan mendadak
Kesalahan dalam pemilihan vendor yang ikut tender
Barang atau jasa yang dikirim tidak sesuai dengan spek atau jumlah
Adanya aturan daerah yang mengatur tentang kewajiban menggunakan vendor lokal untuk pengadaan barang
tertentu sampai besaran tertentu
Ketidaklengkapan vendor yang digunakan
Ketidaksiapan vendor
Kurangnya update Daftar Rekanan Terseleksi
Jumlah peserta tender yang memasukkan dokumen penawaran tidak memenuhi batas minimal
Hasil negoisasi tidak mencapai harga terbaik
Sistem yang digunakan dalam proses negoisasi mengalami maintenance
Vendor mengulur waktu negoisasi
Perusahaan belum memiliki sistem untuk dapat memonitoring kontrak
Permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak dan dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi breakdown
Kedatangan bahan tidak sesuai jadwal yang sudah ditentukan terkait waktu, situasi dan kondisi
4
Occurrence
4
2
6
4
7
2
1
6
3
7
6
2
1
1
7
6
4
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
Alat angkut yang tersedia atau disediakan tidak memadai
User mengambil barang di gudang terlalu lama
Kurangnya informasi stock barang yang berada di gudang
Perancangan tata letak gudang tidak sesuai
Luas gudang yang terlalu sempit
Kurang teliti dalam melakukan pengecekan barang
Kurangnya perawatan barang/mesin
Cuaca yang tidak menentu atau ekstrim
3
4
2
6
6
4
3
1
probabilitas sumber risiko dan dampak kerusakan terkait
3.4 House of Risk Fase 1
House of Risk (HOR) fase 1 digunakan untuk
risiko itu terjadi.
menentukan sumber risiko mana yang diprioritaskan
Setelah
melakukan
identifikasi
korelasi
dan
untuk dilakukan tindakan pencegahan. Hal pertama yang
melakukan perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP),
dilakukan yaitu identifikasi korelasi. Hubungan antara
maka langkah terakhir dalam metode House of Risk fase 1
agen risiko dan kejadian risiko lainnya diidentifikasi dan
adalah membuat tabel House of Risk fase 1 dengan
diberi nilai 0, 1, 3 atau 9 sebagai tanda dari masing-
menggabungkan data kejadian risiko, agen risiko, korelasi
masing hubungan/kombinasi.
dan hasil perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP)
Langkah selanjutnya adalah menghitung Aggregate
kedalam sebuah tabel. Berikut merupakan tabel House of
Risk Potentials (ARP) yang diperoleh dari hasil perkalian
Risk fase 1.
Tabel 4 House of Risk Fase 1
Risk Agent
Risk
Event
A1
A2
A3
E1
3
1
3
E2
1
E3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10 A11 A12 A13 A14
A15
3
A16
A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25
3
3
3
1
3
E4
1
3
3
E5
3
3
3
3
1
1
3
E6
E7
E8
1
E9
1
1
3
3
3
3
3
3
9
3
3
3
3
9
3
3
3
3
E10
E11
1
1
3
1
3
3
3
9
E14
3
3
3
1
3
6
1
3
1
3
3
3
E12
E13
Severity
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
E15
2
1
3
3
4
3
1
2
9
7
3
3
9
E16
9
E17
3
E18
8
9
9
3
3
10
1
3
3
E19
3
3
9
3
E20
E21
3
E22
3
E23
3
E24
3
E25
1
1
Occurence
4
2
6
4
7
2
ARP
60
14
204
392
546
Priority
18
25
13
9
4
1
3
1
1
3
1
3
3
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
6
2
3
5
3
3
3
3
3
3
3
4
7
3
3
8
1
1
1
6
3
7
6
2
1
1
7
6
4
3
4
2
6
6
4
3
1
102
24
648
531
420
36
60
39
30
1449
882
432
135
184
264
450
234
360
117
29
17
24
3
5
8
21
19
20
22
1
2
7
15
14
11
6
12
10
16
23
Dari Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa prioritas
dapat memonitoring kontrak dan A16 yang merupakan
agen risiko yang harus ditangani yaitu A15 yang
permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak dan
merupakan perusahaan belum memiliki sistem untuk
dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi breakdown.
3.5 House of Risk Fase 2
mempertimbangkan sumber daya biaya yang efektif.
Setelah menyelesaikan tahapan pada House of Risk
Tahapan pertama yang harus dilakukan yaitu mengukur
fase 1, maka langkah selanjutnya memasuki tahap House
nilai korelasi antara strategi mitigasi dengan agen risiko
of Risk fase 2 berupa perancangan strategi untuk
terpilih. Berikut merupakan strategi mitigasi yang telah
memberikan
dirancang terkait prioritas agen risiko.
prioritas
tindakan
dengan
Tabel 5 Strategi yang Akan Dirancang
Strategi Mitigasi
Membuat sistem manajemen untuk memonitoring kontrak
Membuat acuan monitoring yang paten
Membuat kebijakan strategis pengambil keputusan (management plan)
Melakukan sosialisasi mengenai dokumen apa saja yang dibutuhkan
Memperketat seleksi vendor
Melakukan perancangan kembali tata letak gudang
Melakukan monitoring pengiriman
Melakukan pembaruan Daftar Rekanan Terseleksi
Melakukan pelatihan pada petugas pengecekan barang
5
Kode
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA9
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
Membuat sistem manajemen untuk informasi persediaan barang
Langkah selanjutnya yaitu mengukur skala derajat
PA10
keefektifan derajat kesulitan bertujuan untuk menentukan
kesulitan (Dk). Tujuannya adalah untuk mengetahui
rangking prioritas dari semua strategi mitigasi.
derajat kesulitan. Selanjutnya adalah menghitung total
Setelah
melakukan
perencanaan
strategi,
keefektifan (total effectiveness). Total keefektifan (total
pengukuran skala derajat kesulitan (D k), perhitungan total
effectiveness) didapatkan dari hasil perkalian nilai
keefektifan
korelasi antara agen risiko (j) dengan strategi mitigasi (k).
keefektifan derajat kesulitan, maka langkah terakhir
Perhitungan total keefektifan bertujuan untuk menilai
dalam metode House of Risk fase 2 adalah membuat tabel
keefektifan dari strategi mitigasi.
House of Risk fase 2 dengan menggabungkan data
Setelah didapatkan nilai total keefektifan, maka
(total
perencanaan
dan
effectiveness)
strategi,
agen
risiko,
perhitungan
korelasi,
hasil
setelah itu dilakukan perhitungan keefektifan derajar
perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP), skala
kesulitan. Keefektifan derajat kesulitan didapatkan dari
derajat
membagi nilai total keefektifas (TEk) dengan derajat
effectiveness) dan keefektifan derajat kesulitan kedalam
kesulitan
sebuah tabel. Berikut merupakan tabel House of Risk fase
melakukan
strategi
mitigasi.
Perhitungan
kesulitan
(Dk),
total
keefektifan
(total
2.
Tabel 6 House of Risk Fase 2
Strategi yang Akan Dirancang
Agen
Risiko
PA1
PA2
PA3
A15
9
9
1
A16
9
A8
9
A5
9
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA10
882
9
3
1
648
9
3
546
9
531
A21
9
A17
9
450
9
A10
432
9
A4
9
420
3
392
A23
9
A20
1
13041
13041
27549
ARPj
1449
A9
TEk
PA9
8601
11637
4314
360
9
3888
4428
3240
264
2376
Dk
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
ETD
3260,25
4347
6887,25
2867
3879
1438
972
1476
1080
594
Priority
4
2
1
5
3
7
9
6
8
10
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa
memiliki sistem untuk dapat memonitoring kontrak,
dari 10 strategi mitigasi yang akan diterapkan, didapatkan
permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak
hasil prioritas perencanaan strategi tertinggi yaitu PA3
dan dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi
atau membuat kebijakan strategis pengambil keputusan
breakdown.
(management plan) dengan nilai ETD sebesar 6887,25.
3.
Strategi mitigasi yang harus dilakukan untuk
Sedangkan prioritas perencanaan strategi terendah yaitu
menangani prioritas agen risiko membuat kebijakan
PA10 atau membuat sistem manajemen untuk informasi
strategis pengambil keputusan (management plan),
persediaan barang dengan nilai ETD sebesar 594.
membuat
4.
memperketat seleksi vendor.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan antara lain:
1.
5.
Terdapat 25 kejadian risiko dan agen risiko yang
yang
paten
dan
Nurlailah.
Surjasa,
Dadang.,
dan
Yuda
Trinugraha. 2012. Analisa Supply Chain Risk
jasa.
2.
monitoring
Daftar Pustaka
Badariah,
mungkin terjadi pada proses pengadaan barang dan
acuan
Management Berdasarkan Metode Failure Mode
Prioritas agen risiko berdasarkan nilai Aggregate
Risk Potentials (ARP) antara lain perusahaan belum
6
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
And Effects Analysis (FMEA). Jurnal Teknik
Industri. ISSN: 1411-6340.
Geraldin, L. H. 2007. Manajemen Risiko dan Aksi
Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang
Robust. Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Kristanto, Bayu Rizki dan Ni Luh Putu Hariastuti. 2014.
Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk
Mitigasi Risiko pada Supply Chain Bahan Baku
Kulit. JITI, 13(2), Des 2014, pp.(149-157).
Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management.
Surabaya: Gunawidya.
Ulfah, Maria. Maarif, Muhammad Syamsul. Sukardi dan
Sapta Raharja. 2015. Analisis dan Perbaikan
Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi
dengan Pendekatan House of Risk. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian. 26 (1):87-103 (2016).
6.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1.
Fakultas
Teknik
Universitas
Sultan
Ageng
Tirtayasa.
2.
Jurusan Teknik Industri FT UNTIRTA.
7
ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN
PT XYZ
Dyah Lintang Trenggonowati
†
Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon, Banten 42435
Nur Atmi Pertiwi
Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon, Banten 42435
ABSTRAK
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelabuhan. Dalam menjalankan proses bisnis di bidang jasa
pelabuhan, PT XYZ memerlukan suplai barang serta jasa dari mitra-mitra kerja terkait untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Namun tidak jarang perusahaan menemui risiko-risiko saat melakukan proses pengadaan barang
dan jasa, seperti kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS), keterlambatan pembuatan dokumen dan
lain sebagainya. Metode House of Risk merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh Laudine H. Geraldin
(2005) dan I. Nyoman Pujiawan (2005) dengan melakukan pengembangan metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) dan metode QFD (Quality Function Deployment). Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
seputar hubungan keterkaitan antara kejadian risiko, hubungan keterkaitan antara penyebab risiko, hubungan keterkaitan
antara risiko dengan penyebab risiko serta aksi mitigasi risiko yang akan dilakukan.
Kata Kunci : Penyebab Risiko, Mitigasi Risiko, House of Risk.
†
Corresponding Author
1
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
1.
Pendahuluan
2.
Pada dasarnya setiap perusahaan memerlukan
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode House of
barang dan jasa untuk menunjang seluruh kegiatan di
Risk
dalam perusahaan. Untuk memperoleh barang dan jasa
dikembangkan oleh Laudine H. Geraldin (2005) dan I.
tersebut perusahaan melakukan kegiatan pengadaan.
Nyoman
Dalam menjalankan proses bisnisnya, bagian pengadaan
pengembangan metode FMEA (Failure Mode and Effect
akan menghadapi berbagai jenis risiko dan penyebab
Analysis)
risiko yang mungkin dapat timbul pada proses bisnisnya
Deployment).
dan
mengakibatkan
dampak
yang
yang
merupakan
Pujawan
dan
sebuah
(2005)
metode
dengan
QFD
yang
framework
melakukan
(Quality
Function
mengganggu
Dalam FMEA, penilaian risiko dapat diperhitungkan
kelancaran dalam menjalankan proses bisnis kegiatan
melalui perhitungan RPN (Risk Potential Number) yang
pengadaan. Jenis risiko dan penyebab risiko tersebut bisa
diperoleh dari perkalian tiga faktor yaitu probabilitas
saja berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar
terjadinya risiko, dampak kerusakan yang dihasilkan, dan
perusahaan.
deteksi risiko. Namun dalam pendekatan house of risk
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak
perhitungan nilai RPN diperoleh dari probabilitas sumber
dibidang jasa pelabuhan. Dalam menjalankan proses
risiko dan dampak kerusakan terkait risiko itu terjadi.
bisnis di bidang jasa pelabuhan, PT XYZ memerlukan
Dalam hal ini untuk mencari kemungkinan sumber risiko
suplai barang serta jasa dari mitra-mitra kerja terkait
dan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
kemungkinan dari kejadian sumber risiko j, Si adalah
Namun tidak jarang perusahaan menemui risiko-risiko
keparahan dari pengaruh jika kejadian risiko i, dan Rj
saat melakukan proses pengadaan barang dan jasa, seperti
adalah korelasi antara sumber risiko j dan kejadian risiko
kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri
i (dimana menunjukkan seberapa kemungkinan besar
(HPS), keterlambatan pembuatan dokumen dan lain
sumber risiko j yang masuk kejadian risiko i) kemudian
sebagainya.
ARPj (Aggregate Risk Potential of risk agent j) dapat
Hal-hal
tersebut
tentu
saja
dapat
mengakibatkan terganggunya proses pengadaan barang
keparahan
kejadian
risiko.
Jika
Oi
adalah
dihitung dengan rumus:
ARPj = Oj Σ Si Rj
dan jasa.
(1)
Penelitian-penelitian mengenai house of risk antara
HOR fase 1 digunakan untuk menentukan sumber
lain Ulfah et al. (2012) yang menggunakan metode house
risiko mana yang diprioritaskan untuk dilakukan tindakan
of risk untuk menganalisis perbaikan manajemen risiko
pencegahan sedangkan HOR
fase 2 adalah untuk
rantai pasok gula rafinasi dan Kristanto et al. (2014)
memberikan
tindakan
dalam memitigasi risiko pada supply chain bahan baku
mempertimbangkan sumber daya biaya yang efektif.
kulit.
prioritas
dengan
Dalam model House of Risk fase 1 menghubungkan
Metode house of risk akan direkomendasikan pada
suatu set kebutuhan (what) dan satu set tanggapan (how)
PT XYZ, khususnya pada Divisi Pengadaan untuk
yang menunjukkan satu atau lebih keperluan/kebutuhan.
menyelesaikan
hubungan
Derajat tingkat korelasi secara khusus digolongkan sama
keterkaitan antara kejadian risiko, hubungan keterkaitan
sekali tidak ada hubungan dengan memberi nilai (0),
antara penyebab risiko, hubungan keterkaitan antara
rendah (1), sedang (3) dan tinggi (9).
permasalahan
seputar
risiko dengan penyebab risiko serta aksi mitigasi risiko
Mengadopsi
yang akan dilakukan.
prosedur
diatas
maka
dikembangkan melalui tahap-tahap berikut:
2
HOR
1
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
1.
2.
3.
2.
Mengidentifikasi kejadian risiko yang bisa terjadi
pada setiap bisnis proses. Kejadian risiko diletakkan
untuk pencegahan sumber risiko. Tindakan ini
di kolom kiri dan dinyatakan dengan Ei.
diletakkan dibaris atas sebagai how pada HOR 2.
3.
Memperkirakan dampak dari beberapa kejadian
Tentukan hubungan antar masing-masing tindakan
risiko (jika terjadi). Tingkat keparahan dari kejadian
pencegahan dan masing-masing sumber risiko, Ejk.
risiko diletakkan di kolom sebelah kanan dari tabel
Hubungan ini (Ejk) dapat dipertimbangkan sebagai
dan dinyatakan sebagai Si.
tingkat dari keefektifan pada tindakan k dalam
Identifikasi sumber risiko dan menilai kemungkinan
mengurangi kemungkinan kejadian sumber risiko.
4.
kejadian tiap sumber risiko. Sumber risiko (risk
agent)
ditempatkan
dibaris
atas
tabel
TEk =Σj ARPi Ejk ∀k
notasi Oj.
Perkirakan
4.
Kembangkan hubungan matriks.
5.
Hitung kumpulan potensi risiko (Aggregate Risk
sumber lain yang diperlukan dalam melakukan tindakan
tersebut. Hitung total efektif pada rasio kesulitan dengan
seperti dalam persamaan diatas.
menggunakan rumus:
Buat ranking sumber risiko berdasarkan kumpulan
ETDk = TEk/Dk
potensi risiko dalam penurunan urutan (dari besar ke
3.
nilai terendah).
untuk
dalam
skala Likert atau skala lain), dan mencerminkan dana dan
kejadian risiko yang disebabkan oleh sumber risiko j
digunakan
kesulitan
Tingkat kesulitan yang ditunjukkan dengan skala (seperti
dan kumpulan dampak penyebab dari setiap
2
derajat
nilai-nilai itu berturut-turut pada baris bawah total efektif.
hasil dari kemungkinan kejadian dari sumber risiko j
fase
tingkat
(2)
melakukan masing-masing tindakan, Dk dan meletakkan
Potential of agent j = ARPj) yang ditentukan sebagai
HOR
Hitung total efektivitas dari tiap tindakan sebagai
berikut:
dan
dihubungkan dengan kejadian baris bawah dengan
6.
Identifikasi pertimbangan tindakan yang relevan
(3)
Hasil dan Pembahasan
3.1 Pemetaan Aktivitas Pengadaan Barang dan Jasa
menentukan
dilakukan,
Pemetaan aktivitas pengadaan barang dan jasa
mempertimbangkan perbedaan secara efektif seperti
didapatkan melalui observasi dan hasil wawancara
keterlibatan sumber dan tingkat
kesukaran dalam
dengan Kepala Divisi Pengadaan PT XYZ. Setelah itu
pelaksanaannya. Langkah-langkahnya adalah sebagai
aktivitas pengadaan barang dan jasa dipetakan di model
berikut:
SCOR (Supply Chain Operations Reference) untuk
tindakan/kegiatan
1.
Pilih/seleksi
yang
sejumlah
pertama
sumber
risiko
mengklasifikasi
dengan
aktivitas
supply
chain.
Berikut
rangking prioritas tinggi, nyatakan pada HOR yang
merupakan hasil pemetaan aktivitas pengadaan barang
kedua. Hasil seleksi akan ditempatkan dalam (what)
dan jasa dengan model SCOR.
di sebelah kiri dari HOR 2.
Tabel 1Aktivitas Pengadaan Barang dan Jasa
Major Processes
Plan
Source
Aktivitas
Seleksi dokumen user oleh Dinas Perencanaan Pengadaan
Penerimaan dokumen permintaan user dalam bentuk Memo Realisasi Anggaran (MRA)
atau Term of Reference (TOR) atau Memo Dinas
Pengecekan Purchase Request, Owner Estimate dan Daftar Rekanan Terseleksi
Penerimaan dokumen Receiving Inspection Report (RIR)
Proses penunjukkan dan pemilihan vendor
Proses negoisasi
Penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) atau Job Order (JO) atau Purchase Contract (PC)
atau Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
Pengecekan jasa dari vendor terkait
Inspeksi barang dan jasa
Penerbitan Laporan Serah Terima Pekerjaan (LTSP)
3
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
Proses pengiriman barang ke perusahaan
Proses pengiriman jasa
Proses pengiriman barang dari perusahaan ke user
Proses bongkar muat barang
Pengembalian barang yang tidak sesuai Purchase Contract (PC)
Penghentian proses pengerjaan jasa yang tidak sesuai dengan Owner Estimate (OE)
Make
Delivery
Return
diukur dengan menggunakan skala severity. Severity
3.2 Identifikasi Kejadian Risiko
adalah langkah pertama untuk menganalisa risiko yaitu
Kejadian risiko (Ei) merupakan semua kejadian yang
mungkin
timbul
pada
proses
rantai
pasok
menghitung seberapa besar dampak atau intensitas
yang
kejadian mempengaruhi proses operasional. Berikut
mengakibatkan kerugian pada perusahaan yang dapat
merupakan kejadian risiko beserta skala severity.
Tabel 2 Kejadian Risiko
Kejadian Risiko (Risk Event)
Kode
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
E15
E16
Severity
Kesalahan dalam menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS)
Proses pengadaan terkendala dana
Terjadi fluktuasi harga
Pengadaan barang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh user
Pelaksanaan pengadaan harus memberi prioritas pada vendor lokal
Tidak tersedianya material pada vendor lokal
Susah mencari vendor yang memenuhi kualifikasi
Vendor tidak dapat memenuhi order
Keterlambatan dalam pembuatan PC/JO
Keterlambatan dalam penerimaan material
Pelaksaan tender tidak berhasil
Negoisasi terhambat karena masalah teknis
Kegagalan dalam negoisasi
Proses negoisasi berjalan terlalu lama
Monitoring kontrak masih bersifat manual
Pelaksanaan pekerjaan tanpa dokumen perikatan kerja
4
3
3
1
1
1
6
2
1
4
1
2
7
3
8
10
Tabel 2 Kejadian Risiko (Lanjutan)
Kejadian Risiko (Risk Event)
Kode
E17
E18
E19
E20
E21
E22
E23
E24
E25
Severity
Perbedaan jumlah bahan baku dan penolong antara fisik dengan dokumen pengirimannya
Tidak tersedianya alat angkut
Terjadi overstock material di gudang
Kesalahan dalam pengecekan material
Tidak teratur dalam menyimpan material dan peralatan
Kesalahan dalam membuat perhitungan stock
Terjadi kekurangan stock
Terjadi kerusakan mesin atau material
Terjadi bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan lain-lain
1
4
6
2
5
3
7
8
1
occurrence. Occurrence adalah kemungkinan bahwa
3.3 Identifikasi Agen Risiko
Agen risiko (Ai) merupakan faktor apa saja yang
risiko tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk
dapat menyebabkan terjadinya kejadian risiko yang telah
kegagalan selama proses operasional. Berikut merupakan
teridentifikasi yang diukur dengan menggunakan skala
agen risiko beserta skala occurrence.
Tabel 3 Agen Risiko
Kode
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
Agen Risiko (Risk Agent)
Informasi harga di pasaran tidak tersedia
Nilai kurs tidak menentu
Ketidaksesuaian rancangan anggaran dengan kondisi real time
Dokumen syarat kelengkapan proses pengadaan tidak lengkap dan mendadak
Kesalahan dalam pemilihan vendor yang ikut tender
Barang atau jasa yang dikirim tidak sesuai dengan spek atau jumlah
Adanya aturan daerah yang mengatur tentang kewajiban menggunakan vendor lokal untuk pengadaan barang
tertentu sampai besaran tertentu
Ketidaklengkapan vendor yang digunakan
Ketidaksiapan vendor
Kurangnya update Daftar Rekanan Terseleksi
Jumlah peserta tender yang memasukkan dokumen penawaran tidak memenuhi batas minimal
Hasil negoisasi tidak mencapai harga terbaik
Sistem yang digunakan dalam proses negoisasi mengalami maintenance
Vendor mengulur waktu negoisasi
Perusahaan belum memiliki sistem untuk dapat memonitoring kontrak
Permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak dan dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi breakdown
Kedatangan bahan tidak sesuai jadwal yang sudah ditentukan terkait waktu, situasi dan kondisi
4
Occurrence
4
2
6
4
7
2
1
6
3
7
6
2
1
1
7
6
4
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
Alat angkut yang tersedia atau disediakan tidak memadai
User mengambil barang di gudang terlalu lama
Kurangnya informasi stock barang yang berada di gudang
Perancangan tata letak gudang tidak sesuai
Luas gudang yang terlalu sempit
Kurang teliti dalam melakukan pengecekan barang
Kurangnya perawatan barang/mesin
Cuaca yang tidak menentu atau ekstrim
3
4
2
6
6
4
3
1
probabilitas sumber risiko dan dampak kerusakan terkait
3.4 House of Risk Fase 1
House of Risk (HOR) fase 1 digunakan untuk
risiko itu terjadi.
menentukan sumber risiko mana yang diprioritaskan
Setelah
melakukan
identifikasi
korelasi
dan
untuk dilakukan tindakan pencegahan. Hal pertama yang
melakukan perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP),
dilakukan yaitu identifikasi korelasi. Hubungan antara
maka langkah terakhir dalam metode House of Risk fase 1
agen risiko dan kejadian risiko lainnya diidentifikasi dan
adalah membuat tabel House of Risk fase 1 dengan
diberi nilai 0, 1, 3 atau 9 sebagai tanda dari masing-
menggabungkan data kejadian risiko, agen risiko, korelasi
masing hubungan/kombinasi.
dan hasil perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP)
Langkah selanjutnya adalah menghitung Aggregate
kedalam sebuah tabel. Berikut merupakan tabel House of
Risk Potentials (ARP) yang diperoleh dari hasil perkalian
Risk fase 1.
Tabel 4 House of Risk Fase 1
Risk Agent
Risk
Event
A1
A2
A3
E1
3
1
3
E2
1
E3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10 A11 A12 A13 A14
A15
3
A16
A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25
3
3
3
1
3
E4
1
3
3
E5
3
3
3
3
1
1
3
E6
E7
E8
1
E9
1
1
3
3
3
3
3
3
9
3
3
3
3
9
3
3
3
3
E10
E11
1
1
3
1
3
3
3
9
E14
3
3
3
1
3
6
1
3
1
3
3
3
E12
E13
Severity
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
E15
2
1
3
3
4
3
1
2
9
7
3
3
9
E16
9
E17
3
E18
8
9
9
3
3
10
1
3
3
E19
3
3
9
3
E20
E21
3
E22
3
E23
3
E24
3
E25
1
1
Occurence
4
2
6
4
7
2
ARP
60
14
204
392
546
Priority
18
25
13
9
4
1
3
1
1
3
1
3
3
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
6
2
3
5
3
3
3
3
3
3
3
4
7
3
3
8
1
1
1
6
3
7
6
2
1
1
7
6
4
3
4
2
6
6
4
3
1
102
24
648
531
420
36
60
39
30
1449
882
432
135
184
264
450
234
360
117
29
17
24
3
5
8
21
19
20
22
1
2
7
15
14
11
6
12
10
16
23
Dari Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa prioritas
dapat memonitoring kontrak dan A16 yang merupakan
agen risiko yang harus ditangani yaitu A15 yang
permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak dan
merupakan perusahaan belum memiliki sistem untuk
dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi breakdown.
3.5 House of Risk Fase 2
mempertimbangkan sumber daya biaya yang efektif.
Setelah menyelesaikan tahapan pada House of Risk
Tahapan pertama yang harus dilakukan yaitu mengukur
fase 1, maka langkah selanjutnya memasuki tahap House
nilai korelasi antara strategi mitigasi dengan agen risiko
of Risk fase 2 berupa perancangan strategi untuk
terpilih. Berikut merupakan strategi mitigasi yang telah
memberikan
dirancang terkait prioritas agen risiko.
prioritas
tindakan
dengan
Tabel 5 Strategi yang Akan Dirancang
Strategi Mitigasi
Membuat sistem manajemen untuk memonitoring kontrak
Membuat acuan monitoring yang paten
Membuat kebijakan strategis pengambil keputusan (management plan)
Melakukan sosialisasi mengenai dokumen apa saja yang dibutuhkan
Memperketat seleksi vendor
Melakukan perancangan kembali tata letak gudang
Melakukan monitoring pengiriman
Melakukan pembaruan Daftar Rekanan Terseleksi
Melakukan pelatihan pada petugas pengecekan barang
5
Kode
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA9
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
Membuat sistem manajemen untuk informasi persediaan barang
Langkah selanjutnya yaitu mengukur skala derajat
PA10
keefektifan derajat kesulitan bertujuan untuk menentukan
kesulitan (Dk). Tujuannya adalah untuk mengetahui
rangking prioritas dari semua strategi mitigasi.
derajat kesulitan. Selanjutnya adalah menghitung total
Setelah
melakukan
perencanaan
strategi,
keefektifan (total effectiveness). Total keefektifan (total
pengukuran skala derajat kesulitan (D k), perhitungan total
effectiveness) didapatkan dari hasil perkalian nilai
keefektifan
korelasi antara agen risiko (j) dengan strategi mitigasi (k).
keefektifan derajat kesulitan, maka langkah terakhir
Perhitungan total keefektifan bertujuan untuk menilai
dalam metode House of Risk fase 2 adalah membuat tabel
keefektifan dari strategi mitigasi.
House of Risk fase 2 dengan menggabungkan data
Setelah didapatkan nilai total keefektifan, maka
(total
perencanaan
dan
effectiveness)
strategi,
agen
risiko,
perhitungan
korelasi,
hasil
setelah itu dilakukan perhitungan keefektifan derajar
perhitungan Aggregate Risk Potentials (ARP), skala
kesulitan. Keefektifan derajat kesulitan didapatkan dari
derajat
membagi nilai total keefektifas (TEk) dengan derajat
effectiveness) dan keefektifan derajat kesulitan kedalam
kesulitan
sebuah tabel. Berikut merupakan tabel House of Risk fase
melakukan
strategi
mitigasi.
Perhitungan
kesulitan
(Dk),
total
keefektifan
(total
2.
Tabel 6 House of Risk Fase 2
Strategi yang Akan Dirancang
Agen
Risiko
PA1
PA2
PA3
A15
9
9
1
A16
9
A8
9
A5
9
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA10
882
9
3
1
648
9
3
546
9
531
A21
9
A17
9
450
9
A10
432
9
A4
9
420
3
392
A23
9
A20
1
13041
13041
27549
ARPj
1449
A9
TEk
PA9
8601
11637
4314
360
9
3888
4428
3240
264
2376
Dk
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
ETD
3260,25
4347
6887,25
2867
3879
1438
972
1476
1080
594
Priority
4
2
1
5
3
7
9
6
8
10
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa
memiliki sistem untuk dapat memonitoring kontrak,
dari 10 strategi mitigasi yang akan diterapkan, didapatkan
permintaan user atas pekerjaan sifatnya mendadak
hasil prioritas perencanaan strategi tertinggi yaitu PA3
dan dibutuhkan segera penyelesaian atau kondisi
atau membuat kebijakan strategis pengambil keputusan
breakdown.
(management plan) dengan nilai ETD sebesar 6887,25.
3.
Strategi mitigasi yang harus dilakukan untuk
Sedangkan prioritas perencanaan strategi terendah yaitu
menangani prioritas agen risiko membuat kebijakan
PA10 atau membuat sistem manajemen untuk informasi
strategis pengambil keputusan (management plan),
persediaan barang dengan nilai ETD sebesar 594.
membuat
4.
memperketat seleksi vendor.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan antara lain:
1.
5.
Terdapat 25 kejadian risiko dan agen risiko yang
yang
paten
dan
Nurlailah.
Surjasa,
Dadang.,
dan
Yuda
Trinugraha. 2012. Analisa Supply Chain Risk
jasa.
2.
monitoring
Daftar Pustaka
Badariah,
mungkin terjadi pada proses pengadaan barang dan
acuan
Management Berdasarkan Metode Failure Mode
Prioritas agen risiko berdasarkan nilai Aggregate
Risk Potentials (ARP) antara lain perusahaan belum
6
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
And Effects Analysis (FMEA). Jurnal Teknik
Industri. ISSN: 1411-6340.
Geraldin, L. H. 2007. Manajemen Risiko dan Aksi
Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang
Robust. Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Kristanto, Bayu Rizki dan Ni Luh Putu Hariastuti. 2014.
Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk
Mitigasi Risiko pada Supply Chain Bahan Baku
Kulit. JITI, 13(2), Des 2014, pp.(149-157).
Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management.
Surabaya: Gunawidya.
Ulfah, Maria. Maarif, Muhammad Syamsul. Sukardi dan
Sapta Raharja. 2015. Analisis dan Perbaikan
Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi
dengan Pendekatan House of Risk. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian. 26 (1):87-103 (2016).
6.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1.
Fakultas
Teknik
Universitas
Sultan
Ageng
Tirtayasa.
2.
Jurusan Teknik Industri FT UNTIRTA.
7