Materi Bimbingan Teknis ISO IEC 17021-9 Bagi LS SMAP
BIMBINGAN TEKNIS
ISO/IEC 17021-9
Bagi Lembaga Sertifikasi
SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti
Penyuapan
Jakarta
28 September 2017
The better the question. The better the answer.
The better the world works.
Agenda Pelatihan
►
Hasil Survei Terbaru
►
Konsep Fraud dan Penyuapan
►
Skema Penyuapan
►
Peraturan Terkait Penyuapan
►
Struktur Korporasi
Page 2
Hasil Survei
Terbaru
Page 3
Tahukah Anda?
63% responden di Asia Pasifik berpendapat bahwa
praktek penyuapan atau korupsi
terjadi secara meluas di negara mereka. Tren terbaru ini
meningkat dari hasil di tahun 2013 dan 2015.
63%
2017
Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017
Page 4
Tahukah Anda?
Di Indonesia, 32%
responden mengatakan
pernah melakukan suap
Sumber: Global Corruption Barometer 2017
Page 5
Merupakan Hal yang Umum untuk Melakukan
Penyuapan
Responden di Asia Pasifik berpendapat merupakan
hal yang umum untuk melakukan penyuapan demi
memenangkan kontrak pada industri atau sektor
tempat mereka bekerja.
35%
31%
14%
2017
2015
2013
Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017
Page 6
Pengguna Jasa yang Mengatakan Telah
Membayarkan Suap Di Indonesia
Kasus suap tertinggi
dilakukan untuk Polisi, dan
kedua tertinggi dilakukan
untuk membuat ID dan
Perizinan
Polisi
Police
Sekolah Negeri
Sumber: Global Corruption
Barometer 2017
Page 7
Rumah Sakit Umum
Utilitas
ID dan Perizinan
Pengadilan
Karyawan Percaya Bahwa Perilaku Tercela
Dibenarkan Dalam Menjaga Kelangsungan Bisnis
Page 8
Organisasi Dinilai dari Nilai Etika yang
Diterapkan
dari responden
mempertimbangkan budaya
kepatuhan sebagai salah
satu faktor yang penting dalam
memilih tempat kerja
dari responden menyatakan jika
organisasi terlibat dalam
kecurangan, penyuapan dan
korupsi akan memengaruhi
keinginan mereka untuk
bekerja bagi organisasi
tersebut
Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017
Page 9
Manajemen Puncak dan Perilaku Tidak Etis
45%
44%
perilaku tidak etis
dibenarkan untuk
meningkatkan
penjualan dan
mencatat pendapatan
demi memenuhi
target keuangan
jangka pendek
Bersedia menawarkan
uang tunai untuk
memenangkan atau
mempertahankan
bisnis
51%
manajemen
puncak merasa
tertekan
menyembunyikan
informasi terkait
perbuatan tercela
49%
responden berpendapat bahwa
manajemen puncak mereka akan
mengabaikan perilaku tidak etis
untuk mencapai target pendapatan
perusahaaan
Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017
Page 10
Konsep Kecurangan dan Penyuapan
Page 11
Apakah Kecurangan?
Kecurangan adalah tindakan atau
kelalaian yang disengaja, yang dirancang
untuk mengelabui orang lain,
menyebabkan kerugian bagi orang lain
dan/atau pelaku memperoleh
keuntungan
(AICPA and ACFE, 2008)
Kecurangan meliputi elemen-elemen berikut
ini:
1. Sebuah gambaran
2. mengenai suatu hal material,
3. yang salah,
4. dan disengaja,
5. yang diyakini
6. dan ditindaklanjuti oleh korban
7. terhadap kerugian korban
Page 12
KECURANGAN – NIAT =
EROR
Kecurangan Tidak Terjadi Begitu Saja…
Tekanan /
Motivasi
Kecurangan
Kesempatan
Page 13
Rasionalisasi
Fenomena Gunung Es
20% - kecurangan diinvestigasi dan diadili
20% - kecurangan ditemukan namun tidak
diinvestigasi dan diadulu
60% - kecurangan belum terungkap
Page 14
Profil Pelaku Kecurangan
►
Pria (umumnya)
►
Usia di atas 30 tahun
►
Riwayat pendidikan yang tinggi
►
Kecil kemungkinan memiliki catatan
kriminal
►
Menempati posisi kepercayaan
►
Memiliki pengetahuan terkait sistem
►
Memiliki pengalaman/pengetahuan
terkait akuntansi
►
Memiliki perilaku konsumtif
►
Kondisi mental baik
Page 15
Occupational Fraud Classification System –
ACFE
FRAUD
Corruption
Bribery
Asset
Misappropriation
Fraudulent
Statement
Cash Misappropriation
Fraudulent Financial
Statement
Other Asset
Misappropriation
Non-financial
Misstatement
Conflict of Interest
Illegal Gratuities
Economic Extortion
Page 16
Korupsi (Corruption)
Corruption
Korupsi, dimana pelaku menyalahgunakan pengaruhnya dalam suatu
transaksi bisnis untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau
bagi orang lain, bertentangan dengan tanggung jawab mereka kepada
pemberi kerja mereka atau dengan hak milik orang lain (contohnya antara
lain menerima suap dan terlibat dalam konflik kepentingan).
Page 17
Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Asset Missapropriation
Penyalahgunaan Aset, yang melibatkan pencurian atau penyalahgunaan
aset organisasi (contohnya antara lain menggelapkan keuntungan,
mencuri persediaan dan payroll fraud).
Page 18
Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan
(Fraudulent Statement)
Pemalsuan Informasi
Laporan Keuangan
Page 19
Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan,
yang secara umumnya melibatkan pemalsuan
laporan keuangan organisasi (contohnya
adalah mencatat pendapatan lebih besar dari
seharusnya, atau mencatat liabilitas/beban
lebih rendah dari seharusnya).
Mana yang Paling Berisiko?
FRAUD
Corruption
Siapa yang
memantau korupsi?
Page 20
Asset
Misappropriation
Fokus dari Auditor
Internal
Fraudulent
Statement
Fokus dari Auditor
Eksternal
Apakah Penyuapan?
Dalam SNI ISO 37001, definisi
Penyuapan terdiri dari beberapa unsur,
antara lain:
1. melibatkan aktivitas menawarkan,
menjanjikan, memberikan, menerima
atau meminta
2. keuntungan yang tidak semestinya dari
nilai apapun, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan
3. dilakukan secara langsung atau tidak
langsung, dan terlepas dari lokasi
4. merupakan pelanggaran peraturan
perundangan
5. sebagai bujukan atau hadiah untuk orang
yang bertindak atau menahan diri dari
bertindak terkait kinerja dari tugas orang
tersebut
Page 21
Bentuk-bentuk “Keuntungan yang Tidak
Semestinya”
… merupakan segala bentuk pemberian yang tidak patut, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan
Non Keuangan
Keuangan
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Page 22
Uang tunai dan bentuk lain setara
uang (voucher, diskon, rabat, dll)
Valuta Asing
Saham
Donasi
Premi Asuransi
Hadiah dengan nilai yang tidak
wajar dan tidak sesuai dengan
kebijakan organisasi/common
courtesy (misal: mobil, apartemen,
dll)
Kartu Kredit
Pinjaman
Dan lain sebagainya
►
►
►
►
►
►
►
Tawaran pekerjaan untuk anggota
keuarga
Beasiswa untuk anggota keluarga
Kesempatan untuk melakukan
bisnis
Club Membership
Jamuan makan dan
keramahtamahan yang tidak wajar
Biaya perjalanan dan akomodasi
yang ditanggung
Dan lain sebagainya
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung
LANGSUNG
PEMBERI
Page 23
PENERIMA
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung
TIDAK LANGSUNG
PEMBERI
Page 24
PERANTARA
PENERIMA
Penyuapan Menggunakan Pihak Ketiga (Tidak
Langsung)
►
►
►
Bahayakah?
Skema
Lakukan Ini
Perlu Diingat
Modus Operandi
Langkah yang
Perlu Dilakukan
Hukuman penyuapan tidak
langsung sama beratnya
dengan penyuapan secara
langsung
Merupakan skema penyuapan
paling umum dan banyak
digunakan
SNI ISO 37001
mempersyaratkan uji tuntas
dan penilaian risiko penyuapan
atas rekan bisnis/pihak ketiga
Page 25
►
Melalui anggota keluarga,
teman, relasi dekat penerima
suap
►
Pengecekan reputasi pihak
ketiga yang bertransaksi
dengan organisasi
►
Melalui konsultan yang disewa
pemberi suap
►
►
Menggunakan anak perusahaan
untuk menyewa pihak ketiga
dalam menyalurkan suap
Analisis kesesuaian porsi fee
yang ditagihkan oleh pihak
ketiga
►
Pengecekan kesesuaian dan
kecukupan dokumen
pendukung transaksi mulai dari
proses pengadaan hingga
pembayaran
►
Menggunakan perantara
berlapis (multiple agents)
►
Menggunakan slush funds, atau
perusahaan offshore
Facilitation Payment dan Extortion
Apa itu
Facilitation
Payment?
Apa itu
Extortion?
Bolehkah?
Page 26
Pembayaran tidak resmi atas jasa yang seharusnya
diterima pembayar tanpa melakukan pembayaran yang
secara hukum merupakan hak pembayar.
Misal: biaya yang dibayarkan untuk mempercepat kinerja pejabat publik tertentu seperti
penerbitan visa, izin kerja, penyelesaian bea cukai, dll.
Pembayaran yang secara terpaksa dilakukan
dikarenakan adanya ancaman nyata atau dirasakan,
terhadap kesehatan, keselamatan, dan kebebasan
individu/organisasi terkait.
•
Berdasarkan UU Tipikor Indonesia, facilitation payment tidak
diperbolehkan dan disetarakan dengan suap.
•
Extortion, bila tidak dapat dihindari maka dapat dibayarkan,
namun harus segera dilaporkan kepada manajemen atau apgakum
sesuai dengan ketentuan berlaku.
Konflik Kepentingan
Kapan Terjadi?
Perbedaan
Konflik
Kepentingan dan
Penyuapan
Page 27
Terjadi saat seseorang memiliki
kepentingan pribadi atau ekonomis
dalam hal yang dapat memengaruhi
peran profesionalnya
Perbedaan utamanya terletak pada
motif pelaku.
Misal: Apabila seorang karyawan menyetujui pembayaran
atas tagihan palsu dengan harapan menerima kickback,
maka itu penyuapan. Apabila dia menyetujui dikarenakan
vendor miliknya sendiri, maka itu konflik kepentingan.
Red Flags
Page 28
Tanda Peringatan – Fraud Red Flags
Petunjuk peringatan berdasarkan sistem dan
perilaku serta aspek yang tidak biasa dari
dokumen dan proses bisnis yang tertangkap oleh
manajer, rekan kerja, auditor internal atau
bawahan yang menginfokan bahwa karyawan yang
bersangkutan mungkin terlibat dalam suatu
perbuatan yang tidak benar atau tidak patut.
Salah satu cara terbaik dalam mengidentifikasi dan
mendeteksi kecurangan adalah dengan belajar dari
suatu anomali – mencari:
Page 29
►
Apa yang tidak sesuai standar
►
Apa yang tidak biasa
►
Apa yang tidak masuk akal
Red Flags - Umum
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Perilaku tidak biasa
Jumlah keluhan
Jumlah penjualan saat direkonsiliasi
Meningkatkan item yang
direkonsiliasi
Nilai Buku Besar tidak seimbang
Pembatalan yang melampaui batas
Nilai Credit Memo yang melampaui
batas
Nama dan/atau alamat vendor yang
sama
Pembelian yang berlebihan
Pembayaran ganda
Dokumentasi tidak ada atau tidak
memenuhi standar yang ditentukan
Page 30
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Karyawan fiktif
Nilai lembur karyawan yang
melampaui batas
Kekurangan persediaan
Peningkatan jumlah scrap
Pembayaran besar pada individuindividu tertentu
Nilai piutang besar/tidak terdapat
penghapusbukuan piutang
PO BOX sebagai alamat pengiriman
Pemisahan/delegasi pekerjaan yang
tidak memadai
Konflik Kepentingan
Red Flags - Karyawan
►
►
►
►
►
►
Tingkat kesuksesan tinggi dalam
menjalankan bisnis pada industri yang umum
dalam melakukan suap
Memiliki reputasi dalam menerima hadiah
yang tidak pantas secara teratur
Gaya hidup yang berlebihan/konsumtif
Memiliki reputasi untuk mengambil tindakan
tanpa ada instruksi dari atasan atau
memerintahkan bawahan untuk mengabaikan
atau melanggar prosedur operasional yang
dapat menguntungkan pembayar
Karyawan memiliki kecenderungan untuk
memasukkan dirinya pada area-area yang
normalnya karyawan terkait tidak pernah
terlibat
Kecenderungan untuk mengambil keputusan
pada area dimana karyawan terkait tidak
memiliki tanggung jawab atau otoritas pada
hal tersebut
Page 31
►
►
►
►
►
Peningkatan pemberian alasan atas
kekurangan/ketidakmampuan pihak ketiga
dalam memberikan produk/layanan
seperti, kualitas buruk, keterlambatan
pengiriman, atau harga yang tinggi
Terdapat historis pengabaian pengisian
formulir konflik kepentingan
Pemberian keramahtamahan dan
penanggungan biaya perjalanan bagi
karyawan pemerintah
Memiliki hubungan yang terlalu akrab
dengan vendor
Kondisi-kondisi yang memberikan tekanan
personal tinggi, seperti: anggota keluarga
yag sakit keras
Red Flags – Pihak Ketiga
►
►
►
►
►
►
►
►
Secara rutin menawarkan hadiah yang tidak
pantas, menyediakan jamuan bisnis mewah,
atau bentuk lainnya dalam rangka
mendapatkan sesuatu dari organisasi
Secara rutin menerima kontrak walaupun
tidak memiliki keunggulan kompetitif yang
jelas
Memberikan produk/layanan dengan kualitas
rendah namun tetap mendapatkan kontrak
dari organisasi secara rutin
Menagihkan harga yang tinggi untuk jenis
barang atau jasa yang umum
Menerima atau membayar fee secara tunai
Tidak menawarkan keunggulan yang jelas
pada organisasi
Menagihkan komisi dengan nilai tinggi
Mengaku memiliki pengaruh khusus terhadap
pembeli tertentu
Page 32
►
►
►
►
►
►
Memiliki kualifikasi yang tidak/kurang baik
Memiliki alamat atau nomor telepon yang
sama dengan alamat karyawan, alamat
bisnis yang dimiliki karyawan di luar
organisasi, atau alamat saudara karyawan
Memberikan alamat yang tidak lengkap
Memberikan beberapa alamat
Memiliki reputasi tidak baik terkait
kecurangan atau beroperasi pada industri
yang banyak melibatkan perbuatan korup
Tidak berhubungan baik dengan
kompetitor lain
Red Flags – Pengendalian Internal
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Memiliki pengendalian internal yang buruk untuk area-area penting seperti
pembelian, penerimaan persediaan, dan gudang
Pencatatan yang buruk
Pembagian peran dan tanggung jawab yang tidak terdefinisi dengan baik
Tidak memiliki kapasitas yang cukup dalam melakukan pengawasan atas
divisi/karyawan yang memiliki tingkat risiko tinggi
Tidak memiliki rencana pengendalian korupsi/kecurangan yang cukup
Pembagian tugas yang tidak jelas pada bagian pembelian
Kurangnya transparansi dalam pencatatan beban dan akuntansi
Kurangnya penegakan atas kebijakan yang sudah ada terkait konflik kepentingan
dan penerimaan gratifikasi
Buruknya dokumentasi pendukung atas proses pengadaan
Kurangnya prosedur pengawasan dalam organisasi
Page 33
Skema Penyuapan
Page 34
Skema Penyuapan Secara Umum
►
Nilai entertainment expense (beban jamuan) yang besarannya di atas normal dan
tidak dapat dijustifikasi/dijelaskan (berlaku juga untuk pengeluaran terkait donasi,
sponsor, dan konsultan)
►
Penggunaan jasa agen/pihak ketiga tanpa alasan jelas
►
Pembayaran yang tidak biasanya dilakukan ke rekening pribadi
►
Pengajuan klaim penggantian biaya (reimbursement) yang tidak dapat dijustifikasi
oleh karyawan
►
Pembayaran uang belanja harian (per diem) kepada pihak eksternal
►
Pemberian hadiah yang mewah atau tidak biasa
►
Kurangnya penjelasan dan dokumen pendukung atas pembayaran terhadap suatu
transaksi
Page 35
Skenario 1
Suap Kepada Pejabat
Publik
Pengajuan
penggantian
untuk “Cash
Advance Custom
Clearance”
Detail pembayaran
yang diberikan
kepada pejabat bea
cukai
Page 36
Skenario 2
Perjanjian dari PT Seller, Harga yang disepakati USD 300k
Konflik
Kepentingan
(1/2)
1
Kota a
2
Tagihan dari PT Seller ke PT Buyer sebesar USD 220 k
PT Buyer
PT Buyer
PT Buyer’s address
PT Buyer
Yang
Mencurigakan?
Dijual di bawah harga
Perjanjian
PT Seller
Bank ABC
USD Acc 123
Page 37
PT Seller
Skenario 2 (lanjutan)
Konflik
Kepentingan (2/2)
3
4
Ms. A dari PT Seller juga merupakan pemilik dari PT Buyer
PT Buyer
Catatan pengiriman barang dari PT Seller ke PT Buyer
PT Seller
Mr. Z
Yang
Mencurigakan?
PT Seller
PT Buyer
Ms. A
PT Buyer
PT Seller
PT Buyer
PT Seller’s stamp
Ms. A
PT Buyer’s stamp
Mr. Y
PT Buyer’s stamp
Mr. X
Mr. Z
Page 38
Direktur dari PT
Penjual merupakan
Pemilik PT Buyer.
Skenario 3
Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2017/09/23/19322641/modussuap-wali-kota-cilegon-dana-csr-untuk-klub-sepak-bola
Page 39
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) menetapkan Wali Kota Cilegon Iman Ariyadi sebagai
tersangka. Iman diduga menerima suap Rp 1,5 miliar terkait
izin pembangunan Transmart di Kota Cilegon.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, ada modus
baru dalam penyerahan uang dari pihak swasta kepada Iman
dan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira.
"Kami temukan modus operandi baru menggunakan saluran
CSR (Corporate Social Responsibility) pada klub sepak bola di
daerah," ujar Basaria dalam jumpa pers di Gedung KPK
Jakarta, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Basaria, uang Rp 1,5 miliar yang berasal dari PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan PT Brantas
Abipraya ditransfer kepada rekening Cilegon United Football
Club. Pengiriman uang itu tercatat sebagai donasi atau
sponsorship.
Basaria mengatakan, awalnya dua perusahaan pemberi suap
tersebut kebingungan mengenai mekanisme penyerahan uang
agar dapat disamarkan.
Iman kemudian menyuruh agar uang dikirimkan ke rekening
klub sepak bola. Penyerahan dilakukan dua kali, masing-masing
Rp 700 juta dari PT KIEC dan Rp 800 juta dari PT Brantas
Abipraya.
Skenario 4
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M
Syarif menuturkan, peran Soetikno Soedarjo (SS)
dalam kasus dugaan suap pengadaan mesin
pesawat airbus A330 seperti perantara. Sebab,
SS menerima uang senilai Rp 20 miliar itu dari
perusahaan Rolls-Royce, lalu dimasukan terlebih
dulu ke perusahaannya, Connaught International
Pte. Ltd.
"Pemberi (SS) ini seperti perantara, dan dari
Rolls-Royce itu dia menerima dana tertentu dan
dimasukan ke dalam perusahaan tadi, bernama
Connaught International Pte Ltd," ujar dia di
Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/1).
Dari rekening perusahaan Connaught ini, kata
Laode, kemudian ditransfer ke beberapa
rekening bank di Singapura, termasuk rekening
milik Emirsyah. "Rolls-Royce memberi uang lewat
SS itu dan dimasukan ke perusahannya, dan dari
perusahaan itulah masuk ke beberapa rekening,
itulah yang kami dapatkan," kata dia.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/19/ok17ah361kpk-soetikno-berperan-sebagai-perantara-suap-emirsyah
Page 40
Skenario 5
1
Formulir persetujuan pemberian sponsor untuk dr. I
2
Cover depan dokumen pendukung formulir yang diajukan
dr. I
Sponsor diajukan bagi dr. I untuk
menghadiri seminar pendidikan
kesehatan di Bali, dan telah
disetujui oleh Manager dan CEO
PT Obat Oke (pemberi sponsor)
Manager PT Obat OK
Page 41
CEO PT Obat OK
Skenario 5 (Lanjutan)
1
Itinerary dari Supporting Document Formulir Persetujuan Sponsor
1
Bukti bayar PT Obat OK dari PT Agen Travel untuk paket tur dr. I dan Istri
PT Agen
Travel
dr. I & Istri
Realisasi sponsor menjadi paket
tur ke Guanxi, China untuk dr. I
dan istri tanpa ada agenda
seminar pendidikan
Page 42
PT Obat OK
Peraturan Terkait Penyuapan
Page 43
Peraturan Pada Sektor Publik
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi
3.
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No.52 Tahun 2014
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah
4.
PP-RI No. 60 Tahun 2008
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
5.
PP-RI No. 53 Tahun 2010
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
6.
PP-RI No. 11 Tahun 2017
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
7.
Inpres No. 10 Tahun 2016
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2016 dan 2017
8.
Perpres No. 54 Tahun 2010
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9.
UU RI No. 28 Tahun 1999
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme
10.
Permen Kementerian Keuangan RI No.
237/PMK.09/2016
Tata Kelola Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
11.
Perpres No. 7 Tahun 2015
Organisasi Kementerian Lembaga
12.
Permen Bappenas No. 5 Tahun 2013
Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran (Whistleblowing System)
13.
Peraturan Kepala LKPP No. 11 Tahun 2015
Whistleblowing Pengadaan Barang/Jasa Di Pemerintah
14.
Permen ESDM No. 37 Tahun 2014
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
15.
Pedoman Umum KNKG Tahun 2008
Good Public Governance
16.
Buku Saku KPK Tahun 2010
Buku Saku Memahami Gratifikasi
Page 44
Peraturan Pada Sektor Publik
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
17.
Peraturan Menkes No. 14 Tahun 2014
Pengendalian Gratifikasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
18.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36
Tahun 2015
Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
pada Sistem Jaminan Sosial Nasional
19.
UU No. 5 Tahun 2014
Aparatur Sipil Negara
20.
Peraturan Presiden RI No. 192 tahun 2014
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
21.
Pedoman Umum KNKG
Pedoman Manajemen Risiko Berbasis GCG
Page 45
Peraturan Pada Sektor Swasta
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor swasta
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor swasta
3.
U.S. Foreign Corrupt Practice Act
Foreign Corrupt Practice Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4.
U.K. Bribery Act
Bribery Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5.
UU No. 8 Tahun 2010
Tindak Pidana Pencucian Uang
Seluruh sektor swasta
6.
Surat Edaran Bank Indonesia No.
13/28/DPNP tahun 2011
Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi Bank Umum
Bank Umum
7.
Permen BUMN No.Per-01/MBU/2011
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN
Swasta BUMN
8.
Perma No. 13 Tahun 2016
Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi
Seluruh sektor swasta
9.
UU No. 40 tahun 2007
Perseroan Terbatas
Seluruh sektor swasta
10.
UU No. 17 tahun 2012
Perkoperasian
Koperasi
11.
UU No. 5 tahun 1962
Perusahaan Daerah
BUMD
12.
UU No. 19 tahun 2003
Badan Usaha Milik Negara
BUMN
13.
POJK No. 4/POJK.03/2015
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat
BPR
14.
POJK No. 73 /POJK.05/2016
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan
Perasuransian
Sektor Asuransi
Page 46
Peraturan Pada Sektor Swasta
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
15.
POJK No. 36/POJK.05/2015
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Modal
Ventura
Perusahaan Modal Ventura
16.
SEOJK No. 32/SEOJK.04/2015
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka
Seluruh sektor swasta
17.
POJK No. 30/POJK.05/2014
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan
Pembiayaan
Perusahaan Pembiayaan
18.
POJK No. 3/POJK.05/2017
Tata Kelola yang Baik Bagi Lembaga Penjamin
Lembaga Penjamin
19.
SEOJK No 35/SEOJK.03/2017
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank
Umum
Bank Umum
20.
POJK No. 12 tahun 2017
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan
Sektor Jasa Keuangan
21.
Permen BUMN No.
PER05/BUMN/2008
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Badan Usaha Milik Negara
BUMN
22.
SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016
Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik
Seluruh perusahaan publik
23.
Panduan Umum KNKG Tahun 2006
Good Corporate Governance
Seluruh sektor swasta
24.
COSO, 2013
Pedoman Internal Control – Integrated Framework
Seluruh sektor swasta
25.
PTK 007
Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai
Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Seluruh sektor migas
Page 47
Peraturan Pada Sektor Nirlaba
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor nirlaba, antara
lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor nirlaba
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor nirlaba
3.
U.S. Foreign Corrupt Practice Act
Foreign Corrupt Practice Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4.
U.K. Bribery Act
Bribery Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5.
UU No. 16 Tahun 2001
Yayasan
Yayasan
6.
UU No. 17 Tahun 2013
Organisasi Kemasyarakatan
Ormas
7.
Perpu No. 2 Tahun 2017
Perubahan atas UU No. 17 Tahu 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan
Ormas
8.
COSO, 2013
Pedoman Internal Control – Integrated Framework
Seluruh sektor nirlaba
Page 48
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 13 Tahun
2016 - Implikasi
Pasal 4 Paragraf 2
Hakim dapat menilai kesalahan korporasi dengan mempertimbangkan
beberapa hal, antara lain:
Korporasi tidak melakukan tahapan
yang dibutuhkan untuk melakukan
pencegahan, mencegah dampak
yang lebih besar dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan
hukum yang berlaku guna
menghindari tindak pidana
Korporasi mendapatkan
keuntungan dan manfaat
dari tindak pidana tersebut
atau tindak pidana dilakukan
untuk kepentingan
Korporasi
Page 49
Korporasi membiarkan
terjadinya tindak pidana
Struktur Korporasi
Page 50
Bentuk-bentuk Badan Usaha
Page 51
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha
02
01
Akuisisi
Merger
penggabungan dua perseroan
dengan salah satu perseroan tetap
berdiri dengan nama
perseroannya sementara yang lain
melebur dalam perseroan yang
tetap berdiri
pengambilalihan sebuah
perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan
tersebut. Perusahaan yang
diambil alih tetap berdiri
03
04
Kartel
bentuk kerja sama antara
beberapa perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha
yang sama untuk meningkatkan
keuntungan, memperkecil
persaingan, dan memperluas atau
menguasai pasar
Page 52
Holding
Company
suatu perseroan terbatas yang
menguasai sebagian besar saham
dari badan usaha lainnya. Badan
usaha yang dikuasai sahamnya,
diatur dan dijalankan sesuai
dengan kebijakan PT yang
menguasai
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha
06
05
Trust
Joint Venture
kerja sama beberapa pihak untuk
menyelenggarakan usaha
bersama dalam jangka waktu
tertentu. Biasanya kerja sama
berakhir setelah tujuan tercapai
atau pekerjaan selesai
peleburan beberapa badan usaha
menjadi sebuah perusahaan yang
baru, sehingga diperoleh
kekuasaan yang besar dan dapat
memonopoli
07
08
Sindikat
kerja sama sementara oleh
beberapa badan usaha untuk
menjual atau mengerjakan suatu
proses produksi
Page 53
Corner
& Ring
penggabungan beberapa badan
usaha yang bertujuan mencari
keuntungan besar, dengan cara
menguasai penawaran barang
untuk memperoleh monopoli dan
menaikkan harga
Bentuk-bentuk Investasi (Investment Vehicles)
Bentuk-bentuk investasi antara lain:
Page 54
Blue Chip
Stock
Term Deposit
Future
Contracts
Put and Call
Option
Treasury
Bonds
Warrants
Treasury
Notes
Business
Partnership
Saving Bonds
Real Estate
Investment Trust
Certificates of
Deposit
Bankers’
Acceptance
Stock Mutual
Funds
Forex
Whole Life
Insurance
Whole Life
Insurance
Terima Kasih
Page 55
ISO/IEC 17021-9
Bagi Lembaga Sertifikasi
SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti
Penyuapan
Jakarta
28 September 2017
The better the question. The better the answer.
The better the world works.
Agenda Pelatihan
►
Hasil Survei Terbaru
►
Konsep Fraud dan Penyuapan
►
Skema Penyuapan
►
Peraturan Terkait Penyuapan
►
Struktur Korporasi
Page 2
Hasil Survei
Terbaru
Page 3
Tahukah Anda?
63% responden di Asia Pasifik berpendapat bahwa
praktek penyuapan atau korupsi
terjadi secara meluas di negara mereka. Tren terbaru ini
meningkat dari hasil di tahun 2013 dan 2015.
63%
2017
Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017
Page 4
Tahukah Anda?
Di Indonesia, 32%
responden mengatakan
pernah melakukan suap
Sumber: Global Corruption Barometer 2017
Page 5
Merupakan Hal yang Umum untuk Melakukan
Penyuapan
Responden di Asia Pasifik berpendapat merupakan
hal yang umum untuk melakukan penyuapan demi
memenangkan kontrak pada industri atau sektor
tempat mereka bekerja.
35%
31%
14%
2017
2015
2013
Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017
Page 6
Pengguna Jasa yang Mengatakan Telah
Membayarkan Suap Di Indonesia
Kasus suap tertinggi
dilakukan untuk Polisi, dan
kedua tertinggi dilakukan
untuk membuat ID dan
Perizinan
Polisi
Police
Sekolah Negeri
Sumber: Global Corruption
Barometer 2017
Page 7
Rumah Sakit Umum
Utilitas
ID dan Perizinan
Pengadilan
Karyawan Percaya Bahwa Perilaku Tercela
Dibenarkan Dalam Menjaga Kelangsungan Bisnis
Page 8
Organisasi Dinilai dari Nilai Etika yang
Diterapkan
dari responden
mempertimbangkan budaya
kepatuhan sebagai salah
satu faktor yang penting dalam
memilih tempat kerja
dari responden menyatakan jika
organisasi terlibat dalam
kecurangan, penyuapan dan
korupsi akan memengaruhi
keinginan mereka untuk
bekerja bagi organisasi
tersebut
Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017
Page 9
Manajemen Puncak dan Perilaku Tidak Etis
45%
44%
perilaku tidak etis
dibenarkan untuk
meningkatkan
penjualan dan
mencatat pendapatan
demi memenuhi
target keuangan
jangka pendek
Bersedia menawarkan
uang tunai untuk
memenangkan atau
mempertahankan
bisnis
51%
manajemen
puncak merasa
tertekan
menyembunyikan
informasi terkait
perbuatan tercela
49%
responden berpendapat bahwa
manajemen puncak mereka akan
mengabaikan perilaku tidak etis
untuk mencapai target pendapatan
perusahaaan
Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017
Page 10
Konsep Kecurangan dan Penyuapan
Page 11
Apakah Kecurangan?
Kecurangan adalah tindakan atau
kelalaian yang disengaja, yang dirancang
untuk mengelabui orang lain,
menyebabkan kerugian bagi orang lain
dan/atau pelaku memperoleh
keuntungan
(AICPA and ACFE, 2008)
Kecurangan meliputi elemen-elemen berikut
ini:
1. Sebuah gambaran
2. mengenai suatu hal material,
3. yang salah,
4. dan disengaja,
5. yang diyakini
6. dan ditindaklanjuti oleh korban
7. terhadap kerugian korban
Page 12
KECURANGAN – NIAT =
EROR
Kecurangan Tidak Terjadi Begitu Saja…
Tekanan /
Motivasi
Kecurangan
Kesempatan
Page 13
Rasionalisasi
Fenomena Gunung Es
20% - kecurangan diinvestigasi dan diadili
20% - kecurangan ditemukan namun tidak
diinvestigasi dan diadulu
60% - kecurangan belum terungkap
Page 14
Profil Pelaku Kecurangan
►
Pria (umumnya)
►
Usia di atas 30 tahun
►
Riwayat pendidikan yang tinggi
►
Kecil kemungkinan memiliki catatan
kriminal
►
Menempati posisi kepercayaan
►
Memiliki pengetahuan terkait sistem
►
Memiliki pengalaman/pengetahuan
terkait akuntansi
►
Memiliki perilaku konsumtif
►
Kondisi mental baik
Page 15
Occupational Fraud Classification System –
ACFE
FRAUD
Corruption
Bribery
Asset
Misappropriation
Fraudulent
Statement
Cash Misappropriation
Fraudulent Financial
Statement
Other Asset
Misappropriation
Non-financial
Misstatement
Conflict of Interest
Illegal Gratuities
Economic Extortion
Page 16
Korupsi (Corruption)
Corruption
Korupsi, dimana pelaku menyalahgunakan pengaruhnya dalam suatu
transaksi bisnis untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau
bagi orang lain, bertentangan dengan tanggung jawab mereka kepada
pemberi kerja mereka atau dengan hak milik orang lain (contohnya antara
lain menerima suap dan terlibat dalam konflik kepentingan).
Page 17
Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Asset Missapropriation
Penyalahgunaan Aset, yang melibatkan pencurian atau penyalahgunaan
aset organisasi (contohnya antara lain menggelapkan keuntungan,
mencuri persediaan dan payroll fraud).
Page 18
Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan
(Fraudulent Statement)
Pemalsuan Informasi
Laporan Keuangan
Page 19
Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan,
yang secara umumnya melibatkan pemalsuan
laporan keuangan organisasi (contohnya
adalah mencatat pendapatan lebih besar dari
seharusnya, atau mencatat liabilitas/beban
lebih rendah dari seharusnya).
Mana yang Paling Berisiko?
FRAUD
Corruption
Siapa yang
memantau korupsi?
Page 20
Asset
Misappropriation
Fokus dari Auditor
Internal
Fraudulent
Statement
Fokus dari Auditor
Eksternal
Apakah Penyuapan?
Dalam SNI ISO 37001, definisi
Penyuapan terdiri dari beberapa unsur,
antara lain:
1. melibatkan aktivitas menawarkan,
menjanjikan, memberikan, menerima
atau meminta
2. keuntungan yang tidak semestinya dari
nilai apapun, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan
3. dilakukan secara langsung atau tidak
langsung, dan terlepas dari lokasi
4. merupakan pelanggaran peraturan
perundangan
5. sebagai bujukan atau hadiah untuk orang
yang bertindak atau menahan diri dari
bertindak terkait kinerja dari tugas orang
tersebut
Page 21
Bentuk-bentuk “Keuntungan yang Tidak
Semestinya”
… merupakan segala bentuk pemberian yang tidak patut, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan
Non Keuangan
Keuangan
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Page 22
Uang tunai dan bentuk lain setara
uang (voucher, diskon, rabat, dll)
Valuta Asing
Saham
Donasi
Premi Asuransi
Hadiah dengan nilai yang tidak
wajar dan tidak sesuai dengan
kebijakan organisasi/common
courtesy (misal: mobil, apartemen,
dll)
Kartu Kredit
Pinjaman
Dan lain sebagainya
►
►
►
►
►
►
►
Tawaran pekerjaan untuk anggota
keuarga
Beasiswa untuk anggota keluarga
Kesempatan untuk melakukan
bisnis
Club Membership
Jamuan makan dan
keramahtamahan yang tidak wajar
Biaya perjalanan dan akomodasi
yang ditanggung
Dan lain sebagainya
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung
LANGSUNG
PEMBERI
Page 23
PENERIMA
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung
TIDAK LANGSUNG
PEMBERI
Page 24
PERANTARA
PENERIMA
Penyuapan Menggunakan Pihak Ketiga (Tidak
Langsung)
►
►
►
Bahayakah?
Skema
Lakukan Ini
Perlu Diingat
Modus Operandi
Langkah yang
Perlu Dilakukan
Hukuman penyuapan tidak
langsung sama beratnya
dengan penyuapan secara
langsung
Merupakan skema penyuapan
paling umum dan banyak
digunakan
SNI ISO 37001
mempersyaratkan uji tuntas
dan penilaian risiko penyuapan
atas rekan bisnis/pihak ketiga
Page 25
►
Melalui anggota keluarga,
teman, relasi dekat penerima
suap
►
Pengecekan reputasi pihak
ketiga yang bertransaksi
dengan organisasi
►
Melalui konsultan yang disewa
pemberi suap
►
►
Menggunakan anak perusahaan
untuk menyewa pihak ketiga
dalam menyalurkan suap
Analisis kesesuaian porsi fee
yang ditagihkan oleh pihak
ketiga
►
Pengecekan kesesuaian dan
kecukupan dokumen
pendukung transaksi mulai dari
proses pengadaan hingga
pembayaran
►
Menggunakan perantara
berlapis (multiple agents)
►
Menggunakan slush funds, atau
perusahaan offshore
Facilitation Payment dan Extortion
Apa itu
Facilitation
Payment?
Apa itu
Extortion?
Bolehkah?
Page 26
Pembayaran tidak resmi atas jasa yang seharusnya
diterima pembayar tanpa melakukan pembayaran yang
secara hukum merupakan hak pembayar.
Misal: biaya yang dibayarkan untuk mempercepat kinerja pejabat publik tertentu seperti
penerbitan visa, izin kerja, penyelesaian bea cukai, dll.
Pembayaran yang secara terpaksa dilakukan
dikarenakan adanya ancaman nyata atau dirasakan,
terhadap kesehatan, keselamatan, dan kebebasan
individu/organisasi terkait.
•
Berdasarkan UU Tipikor Indonesia, facilitation payment tidak
diperbolehkan dan disetarakan dengan suap.
•
Extortion, bila tidak dapat dihindari maka dapat dibayarkan,
namun harus segera dilaporkan kepada manajemen atau apgakum
sesuai dengan ketentuan berlaku.
Konflik Kepentingan
Kapan Terjadi?
Perbedaan
Konflik
Kepentingan dan
Penyuapan
Page 27
Terjadi saat seseorang memiliki
kepentingan pribadi atau ekonomis
dalam hal yang dapat memengaruhi
peran profesionalnya
Perbedaan utamanya terletak pada
motif pelaku.
Misal: Apabila seorang karyawan menyetujui pembayaran
atas tagihan palsu dengan harapan menerima kickback,
maka itu penyuapan. Apabila dia menyetujui dikarenakan
vendor miliknya sendiri, maka itu konflik kepentingan.
Red Flags
Page 28
Tanda Peringatan – Fraud Red Flags
Petunjuk peringatan berdasarkan sistem dan
perilaku serta aspek yang tidak biasa dari
dokumen dan proses bisnis yang tertangkap oleh
manajer, rekan kerja, auditor internal atau
bawahan yang menginfokan bahwa karyawan yang
bersangkutan mungkin terlibat dalam suatu
perbuatan yang tidak benar atau tidak patut.
Salah satu cara terbaik dalam mengidentifikasi dan
mendeteksi kecurangan adalah dengan belajar dari
suatu anomali – mencari:
Page 29
►
Apa yang tidak sesuai standar
►
Apa yang tidak biasa
►
Apa yang tidak masuk akal
Red Flags - Umum
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Perilaku tidak biasa
Jumlah keluhan
Jumlah penjualan saat direkonsiliasi
Meningkatkan item yang
direkonsiliasi
Nilai Buku Besar tidak seimbang
Pembatalan yang melampaui batas
Nilai Credit Memo yang melampaui
batas
Nama dan/atau alamat vendor yang
sama
Pembelian yang berlebihan
Pembayaran ganda
Dokumentasi tidak ada atau tidak
memenuhi standar yang ditentukan
Page 30
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Karyawan fiktif
Nilai lembur karyawan yang
melampaui batas
Kekurangan persediaan
Peningkatan jumlah scrap
Pembayaran besar pada individuindividu tertentu
Nilai piutang besar/tidak terdapat
penghapusbukuan piutang
PO BOX sebagai alamat pengiriman
Pemisahan/delegasi pekerjaan yang
tidak memadai
Konflik Kepentingan
Red Flags - Karyawan
►
►
►
►
►
►
Tingkat kesuksesan tinggi dalam
menjalankan bisnis pada industri yang umum
dalam melakukan suap
Memiliki reputasi dalam menerima hadiah
yang tidak pantas secara teratur
Gaya hidup yang berlebihan/konsumtif
Memiliki reputasi untuk mengambil tindakan
tanpa ada instruksi dari atasan atau
memerintahkan bawahan untuk mengabaikan
atau melanggar prosedur operasional yang
dapat menguntungkan pembayar
Karyawan memiliki kecenderungan untuk
memasukkan dirinya pada area-area yang
normalnya karyawan terkait tidak pernah
terlibat
Kecenderungan untuk mengambil keputusan
pada area dimana karyawan terkait tidak
memiliki tanggung jawab atau otoritas pada
hal tersebut
Page 31
►
►
►
►
►
Peningkatan pemberian alasan atas
kekurangan/ketidakmampuan pihak ketiga
dalam memberikan produk/layanan
seperti, kualitas buruk, keterlambatan
pengiriman, atau harga yang tinggi
Terdapat historis pengabaian pengisian
formulir konflik kepentingan
Pemberian keramahtamahan dan
penanggungan biaya perjalanan bagi
karyawan pemerintah
Memiliki hubungan yang terlalu akrab
dengan vendor
Kondisi-kondisi yang memberikan tekanan
personal tinggi, seperti: anggota keluarga
yag sakit keras
Red Flags – Pihak Ketiga
►
►
►
►
►
►
►
►
Secara rutin menawarkan hadiah yang tidak
pantas, menyediakan jamuan bisnis mewah,
atau bentuk lainnya dalam rangka
mendapatkan sesuatu dari organisasi
Secara rutin menerima kontrak walaupun
tidak memiliki keunggulan kompetitif yang
jelas
Memberikan produk/layanan dengan kualitas
rendah namun tetap mendapatkan kontrak
dari organisasi secara rutin
Menagihkan harga yang tinggi untuk jenis
barang atau jasa yang umum
Menerima atau membayar fee secara tunai
Tidak menawarkan keunggulan yang jelas
pada organisasi
Menagihkan komisi dengan nilai tinggi
Mengaku memiliki pengaruh khusus terhadap
pembeli tertentu
Page 32
►
►
►
►
►
►
Memiliki kualifikasi yang tidak/kurang baik
Memiliki alamat atau nomor telepon yang
sama dengan alamat karyawan, alamat
bisnis yang dimiliki karyawan di luar
organisasi, atau alamat saudara karyawan
Memberikan alamat yang tidak lengkap
Memberikan beberapa alamat
Memiliki reputasi tidak baik terkait
kecurangan atau beroperasi pada industri
yang banyak melibatkan perbuatan korup
Tidak berhubungan baik dengan
kompetitor lain
Red Flags – Pengendalian Internal
►
►
►
►
►
►
►
►
►
►
Memiliki pengendalian internal yang buruk untuk area-area penting seperti
pembelian, penerimaan persediaan, dan gudang
Pencatatan yang buruk
Pembagian peran dan tanggung jawab yang tidak terdefinisi dengan baik
Tidak memiliki kapasitas yang cukup dalam melakukan pengawasan atas
divisi/karyawan yang memiliki tingkat risiko tinggi
Tidak memiliki rencana pengendalian korupsi/kecurangan yang cukup
Pembagian tugas yang tidak jelas pada bagian pembelian
Kurangnya transparansi dalam pencatatan beban dan akuntansi
Kurangnya penegakan atas kebijakan yang sudah ada terkait konflik kepentingan
dan penerimaan gratifikasi
Buruknya dokumentasi pendukung atas proses pengadaan
Kurangnya prosedur pengawasan dalam organisasi
Page 33
Skema Penyuapan
Page 34
Skema Penyuapan Secara Umum
►
Nilai entertainment expense (beban jamuan) yang besarannya di atas normal dan
tidak dapat dijustifikasi/dijelaskan (berlaku juga untuk pengeluaran terkait donasi,
sponsor, dan konsultan)
►
Penggunaan jasa agen/pihak ketiga tanpa alasan jelas
►
Pembayaran yang tidak biasanya dilakukan ke rekening pribadi
►
Pengajuan klaim penggantian biaya (reimbursement) yang tidak dapat dijustifikasi
oleh karyawan
►
Pembayaran uang belanja harian (per diem) kepada pihak eksternal
►
Pemberian hadiah yang mewah atau tidak biasa
►
Kurangnya penjelasan dan dokumen pendukung atas pembayaran terhadap suatu
transaksi
Page 35
Skenario 1
Suap Kepada Pejabat
Publik
Pengajuan
penggantian
untuk “Cash
Advance Custom
Clearance”
Detail pembayaran
yang diberikan
kepada pejabat bea
cukai
Page 36
Skenario 2
Perjanjian dari PT Seller, Harga yang disepakati USD 300k
Konflik
Kepentingan
(1/2)
1
Kota a
2
Tagihan dari PT Seller ke PT Buyer sebesar USD 220 k
PT Buyer
PT Buyer
PT Buyer’s address
PT Buyer
Yang
Mencurigakan?
Dijual di bawah harga
Perjanjian
PT Seller
Bank ABC
USD Acc 123
Page 37
PT Seller
Skenario 2 (lanjutan)
Konflik
Kepentingan (2/2)
3
4
Ms. A dari PT Seller juga merupakan pemilik dari PT Buyer
PT Buyer
Catatan pengiriman barang dari PT Seller ke PT Buyer
PT Seller
Mr. Z
Yang
Mencurigakan?
PT Seller
PT Buyer
Ms. A
PT Buyer
PT Seller
PT Buyer
PT Seller’s stamp
Ms. A
PT Buyer’s stamp
Mr. Y
PT Buyer’s stamp
Mr. X
Mr. Z
Page 38
Direktur dari PT
Penjual merupakan
Pemilik PT Buyer.
Skenario 3
Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2017/09/23/19322641/modussuap-wali-kota-cilegon-dana-csr-untuk-klub-sepak-bola
Page 39
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) menetapkan Wali Kota Cilegon Iman Ariyadi sebagai
tersangka. Iman diduga menerima suap Rp 1,5 miliar terkait
izin pembangunan Transmart di Kota Cilegon.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, ada modus
baru dalam penyerahan uang dari pihak swasta kepada Iman
dan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira.
"Kami temukan modus operandi baru menggunakan saluran
CSR (Corporate Social Responsibility) pada klub sepak bola di
daerah," ujar Basaria dalam jumpa pers di Gedung KPK
Jakarta, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Basaria, uang Rp 1,5 miliar yang berasal dari PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan PT Brantas
Abipraya ditransfer kepada rekening Cilegon United Football
Club. Pengiriman uang itu tercatat sebagai donasi atau
sponsorship.
Basaria mengatakan, awalnya dua perusahaan pemberi suap
tersebut kebingungan mengenai mekanisme penyerahan uang
agar dapat disamarkan.
Iman kemudian menyuruh agar uang dikirimkan ke rekening
klub sepak bola. Penyerahan dilakukan dua kali, masing-masing
Rp 700 juta dari PT KIEC dan Rp 800 juta dari PT Brantas
Abipraya.
Skenario 4
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M
Syarif menuturkan, peran Soetikno Soedarjo (SS)
dalam kasus dugaan suap pengadaan mesin
pesawat airbus A330 seperti perantara. Sebab,
SS menerima uang senilai Rp 20 miliar itu dari
perusahaan Rolls-Royce, lalu dimasukan terlebih
dulu ke perusahaannya, Connaught International
Pte. Ltd.
"Pemberi (SS) ini seperti perantara, dan dari
Rolls-Royce itu dia menerima dana tertentu dan
dimasukan ke dalam perusahaan tadi, bernama
Connaught International Pte Ltd," ujar dia di
Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/1).
Dari rekening perusahaan Connaught ini, kata
Laode, kemudian ditransfer ke beberapa
rekening bank di Singapura, termasuk rekening
milik Emirsyah. "Rolls-Royce memberi uang lewat
SS itu dan dimasukan ke perusahannya, dan dari
perusahaan itulah masuk ke beberapa rekening,
itulah yang kami dapatkan," kata dia.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/19/ok17ah361kpk-soetikno-berperan-sebagai-perantara-suap-emirsyah
Page 40
Skenario 5
1
Formulir persetujuan pemberian sponsor untuk dr. I
2
Cover depan dokumen pendukung formulir yang diajukan
dr. I
Sponsor diajukan bagi dr. I untuk
menghadiri seminar pendidikan
kesehatan di Bali, dan telah
disetujui oleh Manager dan CEO
PT Obat Oke (pemberi sponsor)
Manager PT Obat OK
Page 41
CEO PT Obat OK
Skenario 5 (Lanjutan)
1
Itinerary dari Supporting Document Formulir Persetujuan Sponsor
1
Bukti bayar PT Obat OK dari PT Agen Travel untuk paket tur dr. I dan Istri
PT Agen
Travel
dr. I & Istri
Realisasi sponsor menjadi paket
tur ke Guanxi, China untuk dr. I
dan istri tanpa ada agenda
seminar pendidikan
Page 42
PT Obat OK
Peraturan Terkait Penyuapan
Page 43
Peraturan Pada Sektor Publik
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi
3.
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No.52 Tahun 2014
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah
4.
PP-RI No. 60 Tahun 2008
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
5.
PP-RI No. 53 Tahun 2010
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
6.
PP-RI No. 11 Tahun 2017
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
7.
Inpres No. 10 Tahun 2016
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2016 dan 2017
8.
Perpres No. 54 Tahun 2010
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9.
UU RI No. 28 Tahun 1999
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme
10.
Permen Kementerian Keuangan RI No.
237/PMK.09/2016
Tata Kelola Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
11.
Perpres No. 7 Tahun 2015
Organisasi Kementerian Lembaga
12.
Permen Bappenas No. 5 Tahun 2013
Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran (Whistleblowing System)
13.
Peraturan Kepala LKPP No. 11 Tahun 2015
Whistleblowing Pengadaan Barang/Jasa Di Pemerintah
14.
Permen ESDM No. 37 Tahun 2014
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
15.
Pedoman Umum KNKG Tahun 2008
Good Public Governance
16.
Buku Saku KPK Tahun 2010
Buku Saku Memahami Gratifikasi
Page 44
Peraturan Pada Sektor Publik
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
17.
Peraturan Menkes No. 14 Tahun 2014
Pengendalian Gratifikasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
18.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36
Tahun 2015
Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
pada Sistem Jaminan Sosial Nasional
19.
UU No. 5 Tahun 2014
Aparatur Sipil Negara
20.
Peraturan Presiden RI No. 192 tahun 2014
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
21.
Pedoman Umum KNKG
Pedoman Manajemen Risiko Berbasis GCG
Page 45
Peraturan Pada Sektor Swasta
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor swasta
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor swasta
3.
U.S. Foreign Corrupt Practice Act
Foreign Corrupt Practice Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4.
U.K. Bribery Act
Bribery Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5.
UU No. 8 Tahun 2010
Tindak Pidana Pencucian Uang
Seluruh sektor swasta
6.
Surat Edaran Bank Indonesia No.
13/28/DPNP tahun 2011
Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi Bank Umum
Bank Umum
7.
Permen BUMN No.Per-01/MBU/2011
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN
Swasta BUMN
8.
Perma No. 13 Tahun 2016
Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi
Seluruh sektor swasta
9.
UU No. 40 tahun 2007
Perseroan Terbatas
Seluruh sektor swasta
10.
UU No. 17 tahun 2012
Perkoperasian
Koperasi
11.
UU No. 5 tahun 1962
Perusahaan Daerah
BUMD
12.
UU No. 19 tahun 2003
Badan Usaha Milik Negara
BUMN
13.
POJK No. 4/POJK.03/2015
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat
BPR
14.
POJK No. 73 /POJK.05/2016
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan
Perasuransian
Sektor Asuransi
Page 46
Peraturan Pada Sektor Swasta
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
15.
POJK No. 36/POJK.05/2015
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Modal
Ventura
Perusahaan Modal Ventura
16.
SEOJK No. 32/SEOJK.04/2015
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka
Seluruh sektor swasta
17.
POJK No. 30/POJK.05/2014
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan
Pembiayaan
Perusahaan Pembiayaan
18.
POJK No. 3/POJK.05/2017
Tata Kelola yang Baik Bagi Lembaga Penjamin
Lembaga Penjamin
19.
SEOJK No 35/SEOJK.03/2017
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank
Umum
Bank Umum
20.
POJK No. 12 tahun 2017
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan
Sektor Jasa Keuangan
21.
Permen BUMN No.
PER05/BUMN/2008
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Badan Usaha Milik Negara
BUMN
22.
SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016
Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik
Seluruh perusahaan publik
23.
Panduan Umum KNKG Tahun 2006
Good Corporate Governance
Seluruh sektor swasta
24.
COSO, 2013
Pedoman Internal Control – Integrated Framework
Seluruh sektor swasta
25.
PTK 007
Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai
Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Seluruh sektor migas
Page 47
Peraturan Pada Sektor Nirlaba
Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor nirlaba, antara
lain:
No.
Nomor Peraturan/Pedoman
Judul Peraturan/Pedoman
Berlaku Pada
1.
UU RI No. 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor nirlaba
2.
UU RI No. 20 Tahun 2001
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi
Seluruh sektor nirlaba
3.
U.S. Foreign Corrupt Practice Act
Foreign Corrupt Practice Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4.
U.K. Bribery Act
Bribery Act
Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5.
UU No. 16 Tahun 2001
Yayasan
Yayasan
6.
UU No. 17 Tahun 2013
Organisasi Kemasyarakatan
Ormas
7.
Perpu No. 2 Tahun 2017
Perubahan atas UU No. 17 Tahu 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan
Ormas
8.
COSO, 2013
Pedoman Internal Control – Integrated Framework
Seluruh sektor nirlaba
Page 48
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 13 Tahun
2016 - Implikasi
Pasal 4 Paragraf 2
Hakim dapat menilai kesalahan korporasi dengan mempertimbangkan
beberapa hal, antara lain:
Korporasi tidak melakukan tahapan
yang dibutuhkan untuk melakukan
pencegahan, mencegah dampak
yang lebih besar dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan
hukum yang berlaku guna
menghindari tindak pidana
Korporasi mendapatkan
keuntungan dan manfaat
dari tindak pidana tersebut
atau tindak pidana dilakukan
untuk kepentingan
Korporasi
Page 49
Korporasi membiarkan
terjadinya tindak pidana
Struktur Korporasi
Page 50
Bentuk-bentuk Badan Usaha
Page 51
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha
02
01
Akuisisi
Merger
penggabungan dua perseroan
dengan salah satu perseroan tetap
berdiri dengan nama
perseroannya sementara yang lain
melebur dalam perseroan yang
tetap berdiri
pengambilalihan sebuah
perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan
tersebut. Perusahaan yang
diambil alih tetap berdiri
03
04
Kartel
bentuk kerja sama antara
beberapa perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha
yang sama untuk meningkatkan
keuntungan, memperkecil
persaingan, dan memperluas atau
menguasai pasar
Page 52
Holding
Company
suatu perseroan terbatas yang
menguasai sebagian besar saham
dari badan usaha lainnya. Badan
usaha yang dikuasai sahamnya,
diatur dan dijalankan sesuai
dengan kebijakan PT yang
menguasai
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha
06
05
Trust
Joint Venture
kerja sama beberapa pihak untuk
menyelenggarakan usaha
bersama dalam jangka waktu
tertentu. Biasanya kerja sama
berakhir setelah tujuan tercapai
atau pekerjaan selesai
peleburan beberapa badan usaha
menjadi sebuah perusahaan yang
baru, sehingga diperoleh
kekuasaan yang besar dan dapat
memonopoli
07
08
Sindikat
kerja sama sementara oleh
beberapa badan usaha untuk
menjual atau mengerjakan suatu
proses produksi
Page 53
Corner
& Ring
penggabungan beberapa badan
usaha yang bertujuan mencari
keuntungan besar, dengan cara
menguasai penawaran barang
untuk memperoleh monopoli dan
menaikkan harga
Bentuk-bentuk Investasi (Investment Vehicles)
Bentuk-bentuk investasi antara lain:
Page 54
Blue Chip
Stock
Term Deposit
Future
Contracts
Put and Call
Option
Treasury
Bonds
Warrants
Treasury
Notes
Business
Partnership
Saving Bonds
Real Estate
Investment Trust
Certificates of
Deposit
Bankers’
Acceptance
Stock Mutual
Funds
Forex
Whole Life
Insurance
Whole Life
Insurance
Terima Kasih
Page 55