Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

(1)

BAB I

ANALISIS TEKSTUAL DAN MUSIKALNANGAN MENDEDAH PAKPAK

DI DESA KUTA MERIAH, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, PROVINSI SUMATERA UTARA

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki masyarakat yang heterogen. Setiap wilayah tertentu mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda-beda satu sama lain. Dari perbedaan kebudayaan tersebut menjadi ciri khas suatu masyarakat tertentu dimana mereka beradaptasi dengan lingkungan. Dengan adanya kebudayaan maka dapat terjalin hubungan kebersamaan didalam anggota masyarakat. Disamping itu seni budaya dapat dikatakan sebagai suatu sejarah manusia itu sendiri, yakni sebagai mahkluk individu dan sosial artinya manusia itu dapat hidup secara individu ataupun bersamaan. Manusia adalah mahkluk yang berbudaya dalam kebersamaan dengan sesamanya.1

Masyarakat di Sumatera Utara terbagi beberapa suku yaitu suku Batak Toba, Simalungun, Karo, Nias, Mandailing, Pakpak. Setiap etnis yang ada di Sumatera Utara, baik dari kelompok etnis Batak maupun etnis lainnya pastinya memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang masing masing memiliki ciri khastersendiri dan setiap kebudayaan tersebut tidak dapat dibandingkan mana yang lebih baik. Demikian halnya dengan etnis Pakpak, juga memiliki kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhurnya, baik secara

1

Lihat Tri Meyani Malau. Pertunjukan Sendratari Bahoela dan Kini Dalam Acara Horas Samosir Fiesta Di Kabupaten Samosir Skripsi S1 SENDRATASIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2015:1


(2)

lisan maupun tulisan. Kesenian pada masyarakat Pakpak diantaranya terdiri atas seni rupa, seni tari, seni ukir, dan seni musik. Dalam tulisan ini, penulis lebih terfokus untuk mengkaji salah satu dari seni musiknya.

Seni musik dalam masyarakat Pakpak dibagi ke dalam tiga kategori : vokal, instrumen, dan gabungan antara vokal dan instrumen. Dalam hal ini penulis tertarik mengkaji tentang salah satu vokal Pakpak.Untuk semua jenis musik vokal masyarakat Pakpak memberi nama ende-ende. Kemudian untuk membedakan jenis nyanyian yang satu dengan yang lain, dibelakang kata ende-ende tersebut dicantumkan nama nyanyian yang dimaksudkan. Misalnya ende mendedah yaitu sejenis nyanyian lullaby yang dipakai oleh sipendedah (pengasuh) baik pria maupun wanita, yang terdiri atas orih-orih yaitu nyanyian untuk menidurkan anak dimana si anak digendong dan sambil dinina bobokan dengan nyanyian yang liriknya berisi tentang nasehat, harapan, cita–cita, ataupun curahan kasih sayang terhadap si anak tersebut. 2

Berikutnya ada juga disebut oah-oah(kodeng-kodeng) yang merupakan jenis nyanyian dimana teksturnya sama dengan orih-orih. Yang membedakan adalah cara dalam menina bobokan si anak. Oah-oah disajikan dengan mengayunkan si anak pada ayunan yang digantungkan pada sebatang kayu di rumah maupun di gubuk. Selanjutnya ada juga yang disebut dengannangan yaitu nyanyian yang disajikan pada waktu mersukut-sukuten (dongeng atau cerita rakyat). 3

2

Lihat Torang Naiborhu. “Ende ende Merkemenjen : Nyanyian Ratap Penyadap Kemenyan Di Hutan Rimba Pakpak-Dairi Sumatera Utara Tesis S2 Pengkajian Seni Pertunjukan Dann Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2002. Hal. 62.


(3)

Dalam hal ini penulis akan mengkaji Nangan Mendedahyaitu nyanyian untuk menina bobokkan si anak (lullaby) dimana teks berisi tentang curahan hati, harapan, cita cita, dan keinginan seorang ibu terhadap anak. Konon menurut cerita nyanyian ini bermula dari peperangan pada zaman kerja paksa (Romusha) yang dijajah Jepang. Pada zaman kerja paksa, sang suami dibawa para penjajah ikut berperang dan kerja paksa. Sang suami meninggalkan sang istri dan anaknya yang masih kecil pergi berperang. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, namun sang suami tak kunjung kembali, dan sang istri menganggap sang suami sudah meninggal. Pekerjaan mencari nafkah secara otomatis menjadi tanggung jawab sang istri, dia lah yang menjadi kepala rumah tangga dan bertanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup keluarga tersebut.

Sebagai nyanyian jenis lullaby penggarapan teks dilakukan spontanitas penyampaian teks dilakukan secara oleh penyaji, dalam hal ini penyajinya itu adalah ibu nya sendiri. Melodi Nangan Mendedah merupakan bentuk strofic logogenic yaitu nyanyian yang mengutamakan pesan melalui teks daripada garapan melodi lagunya. Teks selalu berubah ubah sedangkan melodi cenderung diulang ulang. 4

4Strofic logogenic

ialah di mana melodi yang sama dinyanyikan dengan teks yang berbeda-beda.

Secara tekstual nyanyian ini banyak mengandung makna-makna tersirat, sebagai gambaran dari sesuatu hal ataupun representasi dari situasi sosial kemasyarakatan pemilik budaya ini.


(4)

Nangan dalam masyarakat Pakpak pewarisannya berlangsung secara lisan atau tradisi oral dari orang tua yang menceritakannya kepada anak-anaknya dan setelah anak-anaknya menjadi orang tua dan mengingat cerita tersebut dia akan menceritakannya kembali kepada anak-anaknya. Dalam tradisi oral kita pasti menemukan kendala terhadap yang menceritakan berikutnya terhadap orang yang akan mendengarkan, dikatakan kendala karena orang yang menceritakan berikutnya akan menambah atau mengurangi cerita yang ada, dan cerita yang dari awalnya akan berbeda dengan cerita yang berikutnya. Pengaruh tradisi oral dalam seni sangatlah berdampak pada seni itu sendiri. Berdasarkan alasan di atas penulis tertarik untuk membahasnya dan akan menuliskan dalam bentuk skripsi yang berjudul ANALISIS TEKSTUAL DAN MUSIKALNANGAN MENDEDAH

PAKPAK DI DESA KUTA MERIAH, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, PROVINSI SUMATERA UTARA

1.2 Pokok Permasalahan

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah makna tekstual yang terkandung dalam Nangan Mendedah? 2. Bagaimana struktur dan garapan melodi Nangan Mendedah?


(5)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis makna tekstual yang terkandung dalam Nangan Mendedah.

2. Untuk menganalisis struktur dan garapan melodi Nangan Mendedah.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Menjadi salah satu sarana dalam memperluas ilmu pengetahuan tentang Nangan Mendedah dari kesenian masyarakat Pakpak.

2. Menjadi salah satu bahan dokumentasi tambahan tentang informasi Nangan Mendedah.

3. Sebagai suatu perwujudan tentang ilmu yang telah diperoleh penulis selama menjalani perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.


(6)

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit (KBBI, Balai Pustaka, 991 : 431). Dalam membahas suatu topik haruslah ada sebuah konsep yang digunakan sebagai pembatas pemahaman dengan tujuan agar pembahasan tidak keluar dari topik yang sudah ditentukan. Konsep merupakan suatu defenisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala (Mely G. Tan dalam Koentjaraningrat, 1991 : 21).

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI edisi 4, 2008 : 58).

Tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau tulisan atau isi dari suatu karangan. Dalam musik vokal, teks disebut dengan lirik/syair. Lirik merupakan susunan kata dalam suatu nyanyian yang berisi curahan perasaan. Lirik tersebut akan menghasilkan makna yang tersirat (KBBI edisi kedua tahun 1995). Makna yang dimaksud dalam tulisan ini merupakan curahan hati sipendedah yang disajikan dalam bentuk teks nyanyian.

Musikal, kata sifat dari kata musik. Dikatakan bersifat musik karena di dalamnya terdapat hal-hal yang dapat kita anggap sebagai musik, walaupun masyarakat pendukung budaya tersebut tidak mengakui bahwa sesuatu itu adalah musik (Malm, 1977 : 4). Dalam tulisan ini yang menjadi aspek musikalnya ialah rangkaian nada dan melodi Nangan Mendedah, keras lembutnya suara sipendedah (intonasi), ritem, dan durasi nada.


(7)

Konsep NanganMendedah di sini merupakan sebuah nyanyian yang berisikan tentang curahan hati, harapan, cita-cita, dan keinginan sipendedah. Dalam nangan mendedah diceritakan bahwa sipendedah hidup bersama anaknya yang ditinggal suaminya pergi untuk berperang dan ditunggu-tunggu tidak kunjung kembali. Konsep sipendedah disini adalah seorang istri yang ditinggal suami dan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan si anak.

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat yang bersifat kontiniu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 2002 : 146-147). Masyarakat yang penulis maksud disini adalah masyarakat Pakpak yang berada di desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

1.4.2 Teori

Malm (1977 : 9) mengatakan bahwa musik juga mempunyai hubungan dengan tekstual. Hal ini juga terlihat dari nyanyian Nangan Mendedah yang menyesuaikan cara bernyanyinya dengan makna dalam teks yang saat itu sedang dinyanyikannya.

Dalam musik vokal nangan, teks merupakan karakteristik yang penting lainnya, di mana melodi nangan yang sama dinyanyikan dengan teks yang berbeda-beda (strophic). Studi teks juga memberikan kesempatan dalam menemukan hubungan-hubungan antara aksen bahasa dan aksen musik sebagai reaksi musikal (Nettl, 1977:9).


(8)

Untuk memahami dan menganalisis makna-makna teks dalam Nangan Mendedah penulis menggunakan teori semiotika. Teori semiotika adalah sebuah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan. Panuti Sudjiman dan Van Zoest (dalam Bakar 2006:45-51) menyatakan bahwa semiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih besar. Dalam bahasa sebuah kalimat dapat dikaji berdasarkan pendekatan konotatif dan denotatif. Konotatif ialah kajian terhadap suatu kalimat berdasarkan maksud atau makna yang terkandung pada kalimat tersebut berdasarkan konteksnya, sedangkan denotatif ialah kajian terhadap suatu kalimat berdasarkan arti sebenarnya. Teori semiotika juga dapat dikatakan sebagai kajian terhadap tanda-tanda (sign) serta tanda-tanda yang digunakan dalam perilaku manusia. Menurut pakar linguistik, Ferdinand De Sausurre, semiotika adalah kajian mengenai “kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang menggunakan tanda-tanda itu.” Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu sendiri dari sebuah imaji bunyi (soundimage) atau signifieryang berhubungan dengan konsep (signifed). 5

1. tangga nada 5. Jumlah interval

Untuk menganalisis struktur melodi Nangan Mendedah penulis menggunakan teori weighted scale (bobot tangga nada) yang dikemukakan oleh William P. Malm(Malm dalam terjemahan Takari 1995:15). Dikatakan bahwa yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi ialah:

2. nada dasar (pitch center) 6. Pola-pola kadensa

3. wilayah nada 7. Formula-formula melodik

5

Lihat Usaha Ginting. Katoneng-Katoneng Pada Upacara Cawir Metua Dalam Budaya Karo: Kajian Fungsi, Struktur Melodi, Dan Makna Tekstual Tesis S2 Penciptaan Dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara, 2014. Hal.41.


(9)

4. jumlah nada-nada 8. Kontur

Untuk mendukung analisis struktur melodi Nangan Mendedah, penulis menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses penotasian bunyi yang didengar dan dilihat. Dalam mengerjakan transkripsi penulis menggunakan notasi musik yang dinyatatakan Seeger yaitu notasi preskriptif dan deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang dimaksudkan sebagai alat pembantu untuk penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik, sedangkan notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005). Sementara penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005).

Menurut Koetjaraningrat (2009:35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu


(10)

pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis 2006:24).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif(Taylor dan Bogdan 1984) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diperhatikan dari subjek itu sendiri. Jadi penelitian ini lebih menekankan kepada apa-apa yang ada di dalam persepsi dan pikiran para informannya. 6

1.6Studi Kepustakaan

Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis juga terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung tulisan.

Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. Dengan adanya studi pustaka, penulis sebagai peneliti pemula atau awam diperkaya dengan informasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Ilmu Etnomusikologi mengajarkan bahwa ada dua sistem kerja dalam penelitian, yaitu desk work (kerja laboratorium) dan field work (kerja lapangan).

6

Lihat Usaha Ginting. Katoneng-Katoneng Pada Upacara Cawir Metua Dalam Budaya Karo: Kajian Fungsi, Struktur Melodi, Dan Makna Tekstual Tesis S2 Penciptaan Dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara, 2014. Hal.55.


(11)

Studi kepustakaan tergolong ke dalam kerja laboratorium. Di mana sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah didapat.

Beberapa buku yang berbicara tentang budaya Pakpak secara umum antara lain adalah “Tinjauan Nilai Budaya Yang Terdapat Dalam cerita rakyat pada masyarakat Pakpak Dairi di Desa Kecupak.” FPIPS IKIP MEDAN tahun 1986 yang ditulis oleh Tandak Berutu. Dalam tulisan ini dikaji hal hal yang berkaitan dengan nilai nilai budaya yang terkandung di dalam cerita cerita rakyat pada masyarakat Pakpak Dairi.

“ Songs of the Pakpak of North Sumatra.” Disertai for Degree of Doctorof Philosophy Departement of Music, Monash University,1985 yang ditulis oleh Lynette M, Moore. Di dalam disertasi ini dibahas secara umum nyanyian tradisional dan nyanyian rakyat Pakpak Dairi secara umum. Penulis akan menjadikan tulisan ini sebagai salah satu sumber referensi untuk mendukung skripsi ini.

“Ende ende merkemenjen: nyanyian ratap penyadap kemenyan di hutan rimba Pakpak Dairi Sumatera Utara. Analisis Semiotik teks dan konteks tesis S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada 2002. Walaupun secara khusus skripsi ini membahas nyanyian ratap penyadap kemenyan pada masyarakat Pakpak Dairi namun banyak informasi yang berkaitan dengan budaya musik Pakpak dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan untuk skripsi ini.


(12)

“Nangan” dalam konteks penuturan sukut sukutenSitagandera. Skripsi S1 Etnomusikologi USU yang ditulis oleh Masta Hutagaol tahun 1986. Secara khusus di dalam tulisan ini diulas nyanyian yang terdapat di dalam cerita rakyat. Di dalam skripsi ini dikatakan bahwa Nangan adalah ucapan tokoh tokoh cerita yang terdapat dalam sukut sukuten (cerita rakyat). Berbagai hal dari isi tulisan ini juga akan dijadikan bahan untuk memperkaya skripsi ini. Selanjutnya tulisan Wiliam P Malm (Malm dalam terjemahan Takari 1995:15) juga akan dijadikan referensi untuk menganalisis struktur melodi Nangan Mendedah ini melalui teori Weigthed scale.

Buku lainnya ialah tulisan Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest (ed) yang berjudul Serba serbi Semiotika dan tulisan Arthur Asa Berger yang berjudul Tanda tanda dalam Kebudayaan Kontemporer juga akan dijadikan pedoman untuk mengkaji aspek aspek semiotik yang terdapat dalam Nangan Mendedah. Serta buku buku lainnya yang relevan dengan topik skripsi ini.

1.7 Penelitian Lapangan

Menurut Harsja W. Bachtiar (1985:108), bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan teknik observasi untuk melihat, mengamati objek penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data melalui observasi merupakan metode yang dipakai dengan menggunakan pengamatan dan penginderaan untuk menghimpun


(13)

data penelitian. Menurut Bungin (2007:115) metode observasi merupakan kerja pancaindra mata dengan dibantu pancaindera lainnya.

1.7.1 Wawancara

Salah satu teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu membuat pertanyaanyang berpusat terhadap pokok permasalahan. Selain itu penulis juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu mengajukan pertanyaan yang tidak hanya terfokus pada pokok permasalahan saja tetapi berkembang terhadap pokok permasalahan lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan (Koentjaraningrat1985:139). Dalam hal ini penulis tidak hanya berpatokan terhadap hal-hal yang akan diteliti, namun penulis juga melakukan wawancara bebas untuk mengetahui bagaimana kehidupan informan sehari-hari.

1.7.2 Kerja Laboratorium

Di dalam pengerjaan Laboratorium, penulis melakukan pengumpulan seluruh data data yang didapat dari hasil wawancara, perekaman atau dokumentasi, dan observasi. Dalam kerja laboratorium ini kita juga akan melakukan pentranskripsian, yaitu mengubah musik vokal NanganMendedahkedalam simbol notasi musik barat (notasi balok). Dalam proses pentranskripsian penulis menggunakan simbol-simbol yang sederhana yang dapat dipahami pembaca dan dapat mewakili bunyi tersebut.


(14)

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya dalam sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah karya ilmiah yang sesuai dengan disiplin ilmu Etnomusikologi.

1.8 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian penulis ini adalah di rumah Bapak Pandapotan Solin di Desa Kuta Meriah, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan penulis memilih lokasi ini dikarenakan masih ada anggota masyarakat yang pernah mengalami peristiwa ini di Desa Kuta Meriah. Penetapan lokasi ini juga didukung oleh situasi kultural masyarakat penduduknya yang secara umum adalah etnis Pakpak.


(1)

4. jumlah nada-nada 8. Kontur

Untuk mendukung analisis struktur melodi Nangan Mendedah, penulis menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses penotasian bunyi yang didengar dan dilihat. Dalam mengerjakan transkripsi penulis menggunakan notasi musik yang dinyatatakan Seeger yaitu notasi preskriptif dan deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang dimaksudkan sebagai alat pembantu untuk penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik, sedangkan notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005). Sementara penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005).

Menurut Koetjaraningrat (2009:35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu


(2)

pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis 2006:24).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif(Taylor dan Bogdan 1984) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diperhatikan dari subjek itu sendiri. Jadi penelitian ini lebih menekankan kepada apa-apa yang ada di dalam persepsi dan pikiran para informannya. 6

1.6Studi Kepustakaan

Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis juga terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung tulisan.

Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. Dengan adanya studi pustaka, penulis sebagai peneliti pemula atau awam diperkaya dengan informasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Ilmu Etnomusikologi mengajarkan bahwa ada dua sistem kerja dalam penelitian, yaitu desk work (kerja laboratorium) dan field work (kerja lapangan).

6


(3)

Studi kepustakaan tergolong ke dalam kerja laboratorium. Di mana sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah didapat.

Beberapa buku yang berbicara tentang budaya Pakpak secara umum antara lain adalah “Tinjauan Nilai Budaya Yang Terdapat Dalam cerita rakyat pada masyarakat Pakpak Dairi di Desa Kecupak.” FPIPS IKIP MEDAN tahun 1986 yang ditulis oleh Tandak Berutu. Dalam tulisan ini dikaji hal hal yang berkaitan dengan nilai nilai budaya yang terkandung di dalam cerita cerita rakyat pada masyarakat Pakpak Dairi.

“ Songs of the Pakpak of North Sumatra.” Disertai for Degree of Doctorof Philosophy Departement of Music, Monash University,1985 yang ditulis oleh Lynette M, Moore. Di dalam disertasi ini dibahas secara umum nyanyian tradisional dan nyanyian rakyat Pakpak Dairi secara umum. Penulis akan menjadikan tulisan ini sebagai salah satu sumber referensi untuk mendukung skripsi ini.

“Ende ende merkemenjen: nyanyian ratap penyadap kemenyan di hutan rimba Pakpak Dairi Sumatera Utara. Analisis Semiotik teks dan konteks tesis S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada 2002. Walaupun secara khusus skripsi ini membahas nyanyian ratap penyadap kemenyan pada masyarakat Pakpak Dairi namun banyak informasi yang berkaitan dengan budaya musik Pakpak dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan untuk skripsi ini.


(4)

“Nangan” dalam konteks penuturan sukut sukutenSitagandera. Skripsi S1 Etnomusikologi USU yang ditulis oleh Masta Hutagaol tahun 1986. Secara khusus di dalam tulisan ini diulas nyanyian yang terdapat di dalam cerita rakyat. Di dalam skripsi ini dikatakan bahwa Nangan adalah ucapan tokoh tokoh cerita yang terdapat dalam sukut sukuten (cerita rakyat). Berbagai hal dari isi tulisan ini juga akan dijadikan bahan untuk memperkaya skripsi ini. Selanjutnya tulisan Wiliam P Malm (Malm dalam terjemahan Takari 1995:15) juga akan dijadikan referensi untuk menganalisis struktur melodi Nangan Mendedah ini melalui teori Weigthed scale.

Buku lainnya ialah tulisan Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest (ed) yang berjudul Serba serbi Semiotika dan tulisan Arthur Asa Berger yang berjudul Tanda tanda dalam Kebudayaan Kontemporer juga akan dijadikan pedoman untuk mengkaji aspek aspek semiotik yang terdapat dalam Nangan Mendedah. Serta buku buku lainnya yang relevan dengan topik skripsi ini.

1.7 Penelitian Lapangan

Menurut Harsja W. Bachtiar (1985:108), bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan teknik observasi untuk melihat, mengamati objek penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data melalui observasi merupakan metode yang dipakai dengan menggunakan pengamatan dan penginderaan untuk menghimpun


(5)

data penelitian. Menurut Bungin (2007:115) metode observasi merupakan kerja pancaindra mata dengan dibantu pancaindera lainnya.

1.7.1 Wawancara

Salah satu teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu membuat pertanyaanyang berpusat terhadap pokok permasalahan. Selain itu penulis juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu mengajukan pertanyaan yang tidak hanya terfokus pada pokok permasalahan saja tetapi berkembang terhadap pokok permasalahan lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan (Koentjaraningrat1985:139). Dalam hal ini penulis tidak hanya berpatokan terhadap hal-hal yang akan diteliti, namun penulis juga melakukan wawancara bebas untuk mengetahui bagaimana kehidupan informan sehari-hari.

1.7.2 Kerja Laboratorium

Di dalam pengerjaan Laboratorium, penulis melakukan pengumpulan seluruh data data yang didapat dari hasil wawancara, perekaman atau dokumentasi, dan observasi. Dalam kerja laboratorium ini kita juga akan melakukan pentranskripsian, yaitu mengubah musik vokal NanganMendedahkedalam simbol notasi musik barat (notasi balok). Dalam proses pentranskripsian penulis menggunakan simbol-simbol yang sederhana yang dapat dipahami pembaca dan dapat mewakili bunyi tersebut.


(6)

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya dalam sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah karya ilmiah yang sesuai dengan disiplin ilmu Etnomusikologi.

1.8 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian penulis ini adalah di rumah Bapak Pandapotan Solin di Desa Kuta Meriah, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan penulis memilih lokasi ini dikarenakan masih ada anggota masyarakat yang pernah mengalami peristiwa ini di Desa Kuta Meriah. Penetapan lokasi ini juga didukung oleh situasi kultural masyarakat penduduknya yang secara umum adalah etnis Pakpak.