Media Online Dan Keterbukaan Informasi Publik Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Terdahulu
Telaah terhadap tesis dan jurnal yang terkait dengan variabel penelitian
dengan maksud penelitian yang peneliti lakukan fokus terhadap sejumlah variabel
yang mengacu kepada teori yang sama mengenai citra pemerintah. Dari hasil
telaah tersebut diharapkan dapat menjadi gambaran bagi peneliti dalam rangka
mempertegas teori-teori yang telah ada, sekaligus menjadi acuan untuk kemudian
diturunkan kedalam butir-butir pernyataan yang nantinya akan disebarkan kepada
responden. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dan dapat
dijadikan perbandingan oleh peneliti dalam memahami kualitas pelayanan
diantaranya sebagai berikut:
Viviane Tanzaq (2011) dengan judul: Pengaruh Media Sosial Youtube
terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”. Tujuan penelitian ini
ialah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh media sosial YouTube terhadap
Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Dari hasil analisis data yang
dilakukan, disimpulkan bahwa secara keseluruhan semua yang telah diteliti oleh
peneliti dengan menggunakan SPSS 19 menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta sebesar 0.648 dan pengaruhnya sebesar 42%. Hasil analisis Regresi Linear
diperoleh persamaan Y’= 5.036 + 0.481X. Kesimpulannya ialah terdapat

hubungan yang cukup berarti antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika Media Sosial YouTube nilainya 0, maka

15
Universitas Sumatera Utara

Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nilainya sebesar 5.036. Jika Media
Sosial YouTube mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Instansi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan.
Maisya Elvisa (2013) Peranan Humas Pemerintah Dalam Membangun
Citra Melalui Slogan “Gerbang Raja” Di Kabupaten Kutai Kartanegara. Artikel
ini menjelaskan peranan humas pemerintah dalam membangun citra melalui
slogan “Gerbang Raja” di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari hasil penelitian
tentang “Peranan Humas Dalam Membangun Citra Melalui Slogan Gerbang Raja
Kabupaten Kutai Kartanegara” dalam usahanya untuk membangun citra positif
daerah Kutai Kartanegara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: sebagai
komunikator humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam membangun
citra Kabupaten Kutai Kartanegara melalui slogan “Gerbang Raja” sudah berjalan
dengan baik. Hal ini terbukti dari masyarakat yang ikut mensukseskan programprogram humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara serta updatenya
informasi yang diterima masyarakat mengenai program pembangunan “Gerbang

Raja”.Humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai penyampai pesan
maksud dan tujuan dari program slogan “Gerbang Raja” hal ini dapat dilihat dari
humas pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara agar masyarakat percaya dan
mau ikut serta mensosialisasikan slogan “Gerbang Raja” ke khalayak ramai
sebagai salah satu ciri khas daerah sudah cukup baik dilihat dari suksesnya setiap
event daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara
seperti erau, pesta rakyat dan sebagainya. Ini menandakan bahwa peran humas
dalam membangun citra melalui slogan Gerbang Raja di Kabupaten Kutai
Kartanegara dapat dikatakan berhasil.

Universitas Sumatera Utara

Edwi Arief Sosiawan (2012) Evaluasi Implementasi E-Government Pada
Situs Web Pemerintah Daerah di Indonesia: Perspektif Content Dan Manajemen.
Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional
pengembangan Egovernment merupakan “angin segar” bagi penerapan teknologi
komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Saat ini telah banyak instansi
pemerintah

pusat


dan

pemerintah

daerah

otonom

yang

berinisiatif

mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi
dalam bentuk situs web. Namun, implementasi mayoritas situs web Pemerintah
Daerah Otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya
sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat
tiga

(pemantapan)


dan

empat

(pemanfaatan)

belum

tercapai.

Artinya,

implementasi e-government di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak
lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan egovernment, ternyata baru pada tahap web presence. Tantangan utama terletak
pada kemampuan dan kesiapan manajemen serta para pelaku dan bukannya
teknologi pendukung e-government Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dapat
mengakibatkan timbulnya digital divide. Lebih jauh lagi transparansi kebijakan
dan pelaksanaan otonomi daerah akan semakin sulit dikelola dan akan menutup
jalan ke arah demokratisasi yang sempurna.


2.2.Komunikasi
Menurut Effendy (2004:5), komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan atau mengubah
sikap, pendapat dan perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

Universitas Sumatera Utara

Sementara
komunikasi

itu

Hovland dalam Ruslan (2003: 69). mendefenisikan

sebagai

suatu

proses mengubah


perilaku

orang

lain

proses
yang

disampaikan melalui perangsang-perangsang atau lambang -lambanng dalam
kata-kata.
Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2000:197) komunikasi didefinisikan
sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima
baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.
Ruslan (2003: 69-70) menyatakan bahwa proses komunikasi dapat
diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim
pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan yang
bertujuan


(feed back)

untuk

mencapai

saling

pengertian (mutual

understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum komunikator mengirimkan
pesan/informasi kepada pikah komunikan, terlebih dahulu memberikan makna
dalam pesan-pesan tersebut (decode). Pesan tersebut ditangkap oleh komunikasi
dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).
Proses komunikasi terdiri dari dua tahap yaitu secara primer dan sekunder.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol).
Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Karena

proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer
untuk menembus ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang
untuk

memformulasikan

isi

pesan

komunikasi,

komunikator

harus

memperhitungkan ciri-ciri atau sifat media yang akan digunakan. Penentuan

Universitas Sumatera Utara


media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif
perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju
(Effendy, 2004: 12-17).
Sendjaja dalam Bungin (2008: 252), menjelaskan lima konteks atau
tingkatan dalam Komunikasi, yaitu :
a. Komunikasi Intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi
dalam diri seseorang.
b. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar perorangan dan
bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium)
ataupun tidak langsung (melalui medium).
c. Komunikasi Kelompok memfokuskan pembahasannya pada
interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.
d. Komunikasi Organisasi menunjuk kepada pola dan bentuk komunikasi
yang terjadi dalam konteks dan jariangan organisasi.
e. Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar
Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud
memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita simbolis, dapat
menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan
bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.

Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
a. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti.
b. Suatu sarana pengaliran informasi.
c. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
Pandangan tradisional tentang komunikasi telah banyak diubah oleh
perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua
atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan
mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya. Komunikasi dapat
terjadi

karena

adanya

komponen-komponen,

yaitu

komunikator


yang

Universitas Sumatera Utara

mengirimkan pesan yang diekspresikan (encoded) melalui berbagai lambang
dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan melalui perantara yaitu
media komunikasi. Pesan diterima oleh penerima pesan (recipients) yang
selanjutnya pesan tersebut ditafsirkan (decoded) (Umar, 2005:26).
Effendy (2004 : 3) mengungkapkan bahwa terjadinya komunikasi adalah
sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling
sedikit berhubungan dengan dua orang yang saling berhubungan satu sama
lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction).
Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunications).
Menurut Lasswell dalam Effendy (2004:12), komunikasi

adalah proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus
ada

agar

komunikasi

bisa

berlangsung

dengan

baik.

Menurut

Laswellkomponen-komponen komunikasi adalah:
a. Komunikator (source) adalah pihak yang menyampaikan pesan.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan.
d. Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain.
e. Umpan balik (effect) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
Jadi

berdasarkanparadigmatersebut,

komunikasi

adalahproses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu. Dengan perkataan lain, pesan (message)
yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content)
dan lambang (symbol).Dalam penelitian

ini

lebih

memfokuskan pada

komunikasi massayang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

2.3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, misalnya
surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Pesan yang
disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada
umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada
perseorangan atau sekelompok orang tertentu (Effendy, 2004: 20-23).
Komunikasi
communication,

massa

sebagai

diambil
kependekan

dari

istilah

dari

mass

bahasa
media

Inggris,

mass

communication

(komunikasi massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau
komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications dapat diartikan
sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari
media massa(Wiryanto, 2005: 69).
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola
oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesanpesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas
khususnya media elektronik (Mulyana, 2005: 75).
Menurut Nurudin (2007: 2) pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti
komunikasi massa lebih menunjukan pada penerima pesan yang berkaitan dengan
media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya
berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjukan
kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.

Universitas Sumatera Utara

Pengertian komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses di mana
organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas
dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak
maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 31)
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan untuk khalayak luas dan
bukan hanya tertuju untuk satu orang atau pun perorangan, yang isi pesan atau
informasinya umum dan berguna untuk banyak orang.
Menurut Wright dalam Wiryanto (2005: 11), dari awal komunikasi massa
(media massa) mempunyai fungsi yang sama yaitu:
1. Surveillance, menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar
maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan
Handling of News.
2. Correlation, meliputi fungsi intepretasi pesan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi
editorial atau propaganda.
3. Transmission, menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,
nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke
generasi lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada
pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi
pendidikan.
4. Entertainment, menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efekefek tertentu.
Efek komunikasi massa merupakan perubahan yang terjadi di dalam diri
penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber. Efek dari komunikasi massa
adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Efek kognitif
Efek kognitif adalah bagaimana media massa membantu khalayak
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitif.
2. Efek afektif
Efek afektif adalah efek media massa pada pembentukan dan perubahan
sikap khalayak.
3. Efek behavioral
Efek behavioral adalah efek media massa yang mempengaruhi perilaku
khalayak (Rakhmat, 2005: 223).
Blumler (1979) dalam Rakhmat (2005: 265) menyatakan dalam asumsi ini
tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi
media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan
kepentingan kepentingan preferensi (selectivity); dan sebenarnya khalayak
merupakan kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi
ketika kebutuhan itu terpenuhi.
Dari sekian banyak definisi yang bisa dikatakan media massa bentuknya
antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah
sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni
ditemukannya internet (Nurudin, 2007: 5). Sedangkan media online termasuk
dalam media baru yaitu internet.

Universitas Sumatera Utara

2.4.Teknologi Komunikasi
Hakikat teknologi adalah the systematic application of scientific or other
kowledge to practical task(aplikasi sistematik dari ilmu pengetahuan atau
pengetahuan lainnya ke bentuk praktis). Selanjutnya perkembangan teknologi
komunikasi secara langsung telah memberikan efek terhadap perkembangan
masyarakat. Straubhar & Rose (2000: 281) mengatakan bahwa dulu bangsabangsa berjuang menguasai wilayah atau berjuang untuk kemerdekaan
wilayahnya, sekarang orang mulai berjuang untuk menguasai “bidang baru” yaitu
informasi agar tidak dikendalikan oleh yang menguasai informasi. Penguasaan
informasi harus dimulai dengan penguasaan dan pengendalian terhadap
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri. Ciri-ciri dari
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT, Information and
Commnication Technogy) dewasa ini ditandai dengan:1) the rise of internet,
munculnya web dengan informationsuper high way, 2) convergencing industries,
munculnya industri digital yang mengglobal, dan 3)convergecing technologies,
seperti CD digital, TV transmitte in digital format dan telepon seluler.
Kemunculan internet telah mempermudah komunikasi dan penyaluran
informasi ke seluruh dunia, teknologi world wide web sebagai multimedia
portions, dengan HTMLnya dapat membuat halaman-halaman web. Teknologi
Satelit telah melahirkan siaran TV-DBS (Direct Broadcating System) dan
dilengkapi dengan kemunculan kabel optik yang bisa menyalurkan informasi
dalam jumlah besar dan cepat, information super highway (Zulkarimen, 2005:
102).

Universitas Sumatera Utara

Keuntungan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang patut disyukuri karena
dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan tugas
yang harus dikerjakan.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan
dalam pemerintahan atau yang disebut dengan e-goverment membuat masyarakat
semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program yang
dirancangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar. E-goverment juga dapat
mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien dan bisa meningkatkan
komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri. Masyarakat dapat
memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai
kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya.
Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah
melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai
world wide web (www) (Kaihatu, 2006: 235).
Secara

lebih

mendalam

departemen

instansi

pemerintah

dalam

mempersiapkan visi dan misi kebijakan teknologi informasi, lebih melihat pada
faktor equity (menjadikan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bagi penggunaan umum). Untuk mencapai target penerapan teknologi
informasi yang efektif perlu diadakan komputerisasi pemerintahan atau egovernment dan sumber daya manusia dan pendidikan. Alasannya karena
penerapan teknologi informasi akan menjadi optimal apabila pengetahuan para

Universitas Sumatera Utara

pemakai atau pengguna jasa teknologi benar-benar memahami teknologi sehingga
sasaran penerapan teknologi informasi tercapai.
Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang
dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Manfaat egovernmentmenurut Zulkarimen (2005: 109) yang dapat dirasakan antara lain:
1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat
Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu,
tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan
masyarakat umum
Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan
antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini
menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan
belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data
tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan
sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang
tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui
e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas
areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab,
koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa
kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi
semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya
berlangsung satu atau dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat
mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu
solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan
pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi
pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan
informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan
kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk
mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja
birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah
yang baik (good governance).

Universitas Sumatera Utara

Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan
pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan,
oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus
data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara
pemerintah dengan pihak pengguna lainnya.
2.5.Media Online
Sekarang ini kita tidak bisa lagi menyamakan “komunikasi massa” atau
“media massa” dengan “jurnalisme” dalam menyebut media selain koran dan
majalah. Tentu saja setiap komunikasi membutuhkan medium atau sarana
pengirim pesan seperti kolom di koran atau gelombang siaran. Namun,
komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusinya yang merupakan pembawa
pesan koran, majalah, stasiun pemancar yang mampu menyampaikan pesan-pesan
ke jutaan orang nyaris serentak. Oleh sebab itu komunikasi massa dapat diartikan
dalam dua cara, yakni pertama, komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi
untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk
setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula
sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Rivers, Jensen dan Peterson,
2003: 18)
Dengan media massa manusia memenuhi kebutuhannya akan berbagai hal.
Salahsatunya dengan media online yang tergolong media paling baru. Media
massa

onlinetidak

pernah

menghilangkan

media

massa

lama

tetapi

mensubtitusinya. Media onlinemerupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki
sejumlah fitur dan karakteristik darijurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya
mengemuka dalam teknologinya, menawarkankemungkinan-kemungkinan tidak
terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita(Santana, 2005:137).

Universitas Sumatera Utara

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and
MassCommunication: The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel
Lang (2009),menyebutkan:
The new media have also affected culture. There has been a farreachingtransformation of the general way of life, particularly in how
people spend their leisurehours and how they take part in celebratory
occasions. Traditional folk art and customaryrecreational activities have
been partly replaced by an unprecedented flood of symbolicgoods
produced for the market or sold to media organizations for dissemination
to theiraudiences. The viability of artistic creations today is less dependent
on aristocratic orstate patronage than so-called “high” culture had been
in the past. Without momentousadvances in communication technology,
such a transformation would have beeninconceivable.
Maksudnya dengan adanya media baru, seperti halnya media online akan
bisamerubah kebiasaan orang dalam cara hidup, menghabiskan waktu luang
mereka denganadanya kemajuan tenologi komunikasi.Santana

(2005:137)

menyebutkan, terdapat lima perbedaan utamaantara media massa online dan
media massa tradisional yang sekaligus menjadikarakteristik media massa online
yaitu:
1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media
2. Kurangnya tirani peneliti atas pembaca
3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak
4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung
5. Kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan
Dalam Jurnal Komunikasi Internasional, oleh Brett Hutchinsdan David
Rowe (2010), menyebutkan:
Digital media are available 24 hours, seven days per week (unlike live- toairbroadcast platforms), Platforms and applications are constantly
evolving, Newtechnologies are being developed every day, Time offers no
bounds, Geographical reachand storage capacity are unlimited, The
public can access with ease, Updating of materialis possible at any time
and as often as desired, Aggregation of material is easy andpossible by
anyone, not just “news”organizations

Universitas Sumatera Utara

Maksudnya, media digital tersedia dalam 24 jam, tujuh hari per
minggu,senantiasa berkembang, waktu tidak terbatas, jangkauan geografis dan
kapasitaspenyimpanan tidak terbatas, materi yang disajikan selalu baru dan dapat
diakses siapasaja.
Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi
Surveillance,yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Tetapi bukan itu
saja, media onlinejuga mencakup semua fungsi komunikasi massa yang
lain.Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa.
Jadikhalayak media massa mempunyai sifat dan karakteristik, yaitu khalayak
massa terdiridari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif
kecuali dengan bantuankomunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang
sangat heterogen, tidakterorganisir dan bergerak sendiri (Bungin, 2008:75).

2.5.1. Model Komunikasi Online
Gambar dibawah ini menggambarkan hubungan dasar antara media
internet dengan konsumen pada satu sisi dan pemerintahan pada sisi yang lain.
Internet dapat diakses atau ditampilkan dalam bentuk media komunikasi massal
(many to many) dan tidak seperti media cetak (one to many). Oleh karena itu,
media menjadi faktor utama dalam menentukan apa yang dilihat konsumen dan
bagaimana cara pandangnya.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2
Model Komunikasi Internet

(Sumber : Subramaniam, 2000: 71)
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa komunikasi dengan media internet
tidak hanya menyampaikan pesan dari pengirim (sender) ke penerima pesan
(receiver), tapi juga menciptakan pengalaman dan lingkungan sendiri. Bentuk
baru interaksi muncul antara masyarakat dan internet, serta antara pemerintah dan
internet.
2.6. Website
Faktor utama dalam pertumbuhan internet adalah diperkenalkannya
teknologi dan piranti lunak (software) yang menyediakan akses tunjuk dan klik ke
world wide web (www). Boone dan Kurtz (2007:330) “web merupakan kumpulan
sumber di internet yang menawarkan akses yang mudah ke teks, grafis, suara dan
sumber-sumber multimedia lainnya”. Web pada awalnya adalah ruangan informasi
dalam internet dengan menggunakan teknologi hyperteks. Kode-kode khusus
disisipkan ke dalam web sehingga memungkinkan pemakainya untuk meloncat

Universitas Sumatera Utara

dari satu dokumen ke dokumen lainnya pada layar dengan memilih sebuah
hyperlink. Saat ini, internet cenderung identik dengan web karena kepopuleran
web sebagai standar interface pada layananlayanan yang ada di internet, dari
awalnya sebagai penyedia informasi, kini digunakan juga untuk komunikasi dari
email, chatting, sampai dengan transaksi bisnis.
Sari (2009) menyatakan bahwa “website atau situs juga dapat diartikan
sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar
diam atau bergerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya,
baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman (hyperlink)”.
Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah-ubah, dan
isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi
informasi website berubah-ubah dan isi informasinya bersifat interaktif dua arah
berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi
profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah facebook, twiter dan lainlain. Dalam pengembangannya website statis hanya diupdate oleh pemiliknya
saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.
Menurut Turban, Rainer and Potter (2003: 210) “web adalah sebuah sistem
dengan standar universal dalam penyimpanan, penerimaan, bentuk dan
penyampaian informasi melalui client atau server”. Pembuatan web didasarkan
pada sebuah standar hypertext language yang disebut Hypertext Markup
Language (HTML). Sebuah perusahaan dapat menciptakan kehadiran elektronik
pada web dengan membeli ruang pada jasa online komersial atau membuka situs
webnya sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Website banyak diperlukan untuk berbagai kepentingan berkaitan dengan
penyampaian informasi mulai dari perusahaan besar, perusahaan kecil, lembaga
pemerintahan, pendidikan, dunia hiburan dan masih banyak lagi. Website
merupakan saran yang efektif untuk melakukan promosi produk dan jasa sehingga
cukup banyak perusahaan penjualan barang dan jasa yang membuat website atau
dapat disebut dengan istilah e-commerce. Website juga terbukti sebagai media
informasi yang diminati selain media informasi lainnya, hal ini disebabkan karena
sifat website interaktif, menarik, jangkauan global dan informasinya yang up to
date.
2.7.Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis
web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Media sosial adalah media yang digunakan dalam kegiatan interaksi sosial
yang memakai teknik dan daya akses tinggi. Media sosial memakai teknologi
berbasis web dan mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Kaplan dan
Haenlein (2010: 109) mengatakan bahwa
“a group of Internet-based applications that build on the ideological
and technological foundations of Web 2.0, which allows the creation
and exchange of user-generated content.” (sebuah kumpulan aplikasi
berbasis internet yang dibuat berdasarkan pondasi ide dan teknologi dari
Web 2.0, yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten
pengguna.”

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penjelasan di atas, media sosial merupakan sekumpulan
aplikasi

interaktif

yang

terdiri

dari

berbagai

aplikasi tentunya,

yang

tergabung dalam satu wadah induk aplikasi yang kita kenal dengan nama
media sosial. Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk
diakses (aksesibel) untuk siapa saja untuk menyampaikan serta mendapat
informasi, dibanding dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang
lebih mahal serta sulit untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi.
Menurut Kaplan dan Haenlein (2010: 119) media sosial memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa
untuk banyak orang
2) Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu gatekeeper
3) Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya
4) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Dengan demikian, media sosial adalah salah satu perkembangan teknologi
yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi. Diawali dengan era Friendster dan MySpace,
era Facebook dan Twitter, serta yang terbaru Google Plus, media ini memicu
banyak perubahan manusia dalam bersosialisasi. Hal ini sesuai dengan tujuan
awal mengapa media sosial dibuat yaitu memungkinkan seseorang untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia untuk mencari
teman baru, pasangan hidup, berbisnis, bahkan berpolitik.
Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast,
maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang

Universitas Sumatera Utara

tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat
dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone semakin maju, maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter
misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di
negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial
juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam
menyebarkan berita-berita.
Sesuai dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, media sosial mampu
memberikan kemudahan bagi para pengguna untuk berkomunikasi dan
bersosialisasi. Dengan kemudahan-kemudahan yang disediakan, tentu saja media
sosial lebih diminati oleh masyarakat dibanding dengan media tradisional.
Kemudahan-kemudahan yang dimaksud yaitu media sosial tidak dibatasi oleh
tempat dan waktu, yang artinya siapapun dapat menggunakan media sosial di
mana saja dan kapan saja, asalkan memiliki akses internet. Dengan demikian,
pengguna dapat selalu meng-update informasi kapan saja, dimana hal seperti ini
akan sangat sulit dilakukan pada media tradisional. Selain itu, media sosial juga
sangat diminati oleh masyarakat karena biayanya yang terjangkau bagi siapapun
untuk menggunakan media sosial.
Karena manusia sangat suka memperoleh sesuatu dengan cara yang
mudah, maka saat ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang saling

Universitas Sumatera Utara

berlomba untuk menciptakan media sosial yang menyediakan berbagai
kemudahan dalam menyampaikan informasi. Dari sinilah, media sosial semakin
berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat.
Dengan hadirnya media sosial sebagai teknologi baru, tentu saja cara
hidup manusia juga akan mengalami perubahan. Salah satu perubahan adalah
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu media sosial menjadi sebuah
bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan teknologi informasi di dunia. Selain itu,
individu atau perusahaan lainnya juga bisa memanfaatkan kebebasan dan
kemudahan dari media sosial sebagai sebuah sarana yang baru untuk berbisnis.
Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap media sosial, maka
masyarakat akan semakin tergantung dengan media sosial, dan hal ini akan
mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Mengakses media sosial setiap saat
telah menjadi kebutuhan manusia yang baru untuk selalu meng-update informasi
karena media sosial telah menjadi sumber informasi yang lebih aktual
dibandingkan media lainnya.Selain itu, karena semakin mudahnya manusia
berinteraksi melalui media sosial, maka interaksi sosial di dunia nyata akan turut
berkurang. Manusia tidak perlu lagi saling bertemu secara langsung untuk
berkomunikasi, sehingga hal ini akan membentuk pola hidup masyarakat yang
semakin tertutup.

2.8.Konsep E-government
E-government

adalah

istilah

yang

menurut

beberapa

kalangan,

didefinisikan secara beragam. Intinya adalah proses pemanfaatan teknologi
informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahansecara

Universitas Sumatera Utara

lebih efisien. Karena itu, dalam melihat e-government, jangan terpaku oleh unsur
“e”-nya semata, tetapiyang lebih penting lagi adalah proses dan jalannya
pemerintahan melalui fasilitas internet atau media online (Kaihatu, 2006: 229).
Sehingga terdapat dua hal utama dalam pengertian e-government di atas,
pertama adalah penggunaan teknologikomunikasi informasi (salah satunya adalah
internet) sebagai alat bantu, dan kedua adalah tujuanpemanfaatannya sehingga
jalannya

pemerintahan

dapat

lebih

efisien.

Melalui

teknologi

informasi/internet,seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat
dilalui dengan lebih cepat sesuai dengan aturan mainyang telah ditetapkan. Egovernment bukan berarti mengganti cara pemerintah dalam berhubungan
denganmasyarakat.

Pada

konsep

e-government,

masyarakat

masih

bisa

berhubungan dengan pos-pos pelayanan,berbicara melalui telepon untuk
mendapatkan pelayanan pemerintah atau mengirim surat. E-government
hanyaberfungsi pada konteks penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara pemerintahdan pihak-pihak lain (Kaihatu, 2006:
230).
Pada pelaksanaan e-government, informasi, komunikasi dan transaksi
antara masyarakat danpemerintah dilakukan via internet. Sehingga ada beberapa
manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasidalam sistem administrasi
berlangsung

dalam

hitungan

jam,

bukan

hari

atau

minggu.

Artinya,

pelayananpemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan
informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuhhari dalam seminggu. Informasi
dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus secarafisik
datang ke kantor pemerintahan atau tempat-tempat pelayanan umum. Akselerasi

Universitas Sumatera Utara

kecepatan pelayananberarti juga merupakan penghematan dalam waktu, energi
maupun sumber daya (Argenti, 2010: 92)
Selain manfaat tersebut, akses informasi ke pemerintah menjadi terbuka
sangat sangat lebar sehinggatidak ada lagi istilah “warga kelas satu” dan “warga
kelas dua” di hadapan pemerintah. Baik pemerintah danmasyarakat dari semua
golongan saling terbuka dalam interaksi dan komunikasinya yang mengarah
padaketerbukaan. Terciptanya keterbukaan (transparansi) diharapkan akan terjadi
proses demokratisasi dantransparansi politik serta administrasi. Dengan demikian
cara ini akan mampu meminimalisir penyelewengankebijakan pemerintah, karena
transparansi

kebijakan

dan

pelaksanaan

otonomi

daerah

akan

makin

mudahdikelola dan diawasi (Argenti, 2010: 92)
Manfaat lainnya, pada konteks agenda pembangunan nasional, penerapan
e-government dapatmembuka peluang bagi pemerintah untuk melakukan reinventing untuk dapat menjadi lembaga sosial yanglebih dekat (up close) dengan
masyarakat, membangun aliansi dan partnership yang lebih erat dengan
beberapakomunitas dalam masyarakat yang memiliki kepentingan, praktek dan
keahlian yang berbeda-beda (Argenti, 2010: 93)
Model e-government yang diterapkan di negara-negara luar adalah
menggunakan model empat tahapanperkembangan yang meliputi:
a. Fase pertama, berupa penampilan website (web presence) yang berisi
informasi dasar yang dibutuhkanmasyarakat.
b. Fase kedua, fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih
bervariasi, seperti fasilitas downloaddan komunikasi e-mail dalam website
pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

c. Fase ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi/formulir untuk secara
online mulai diterapkan.
d. Fase Keempat, fase transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak
hanya menghubungkan pemerintahdengan masyarakat tetapi juga dengan
organisasi

lain

yang

terkait

(pemerintah

ke

antarpemerintah,

sektornonpemerintah, serta sektor swasta) (Argenti, 2010: 94)
Di negara-negara maju, hasil dari pemanfaatan teknologi digital
(Electronic Digital Services) telah melahirkan sebuah bentuk mekanisme birokrasi
pemerintahan yang baru, yang mereka istilahkan sebagai Electronic Goverment
(E-government). Berbagai defenisi yang ada mengenai E-government (tergantung
dari negara yang bersangkutan) memperlihatkan sebuah keinginan yang sama,
yaitu bertransformasinya bentuk-bentuk interaksi antara pemerintah dengan
masyarakatnya yang terlampau birokratis, menjadi mekanisme hubungan interaksi
yang jauh lebih bersahabat.
Dengan demikian pemerintah harus melaksanakan proses tranformasi
menuju e-goverment.E-government juga disebut E-Gov, digital government,
online government atau dalam konteks tertentu transformational government)
yang dimana adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal
lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Melalui proses transformasi tersebut,
pemerintah

dapat

mengoptimalisasikan

pemanfaatan

kemajuan

teknologi

informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk
jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi
pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses kesemua

Universitas Sumatera Utara

informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Oleh karena
itu, seluruh lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah secara optimal.
Kondisi itu pula yang kemudian dijadikan pertimbangan bagi pemerintah
untuk membuat kebijakan dalam rangka pengembangan e-goverment di Indonesia.
Agar dalam pelaksanaannya terdapat kesamaan pemahaman dan keterpaduan
langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka pemerintah
memandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) bagi
pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan e-goverment secara nasional.
Melalui Inpres RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-goverment, setiap lembaga pemerintahan baik ditingkat pusat
maupun daerah diwajibkan untuk membuat konsep, mengembangkan serta
menerapkan mekanisme e-goverment bagi lembaganya masing-masing, terutama
dalam kaitannya pada penyediaan informasi kepada publik. Sesuai dengan Inpres
RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-goverment,

diupayakan

untuk

mengembangkan

penyelenggaraan

kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Pengembangan e-goverment tersebut
dilakukan dengan melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi
informasi.
Dalam era keterbukaan informasi ini, terutama dalam hal pelayanan
informasi publik mengharuskan adanya komitmen dan konsistensi yang tinggi

Universitas Sumatera Utara

dari seluruh aparat pemerintah yang dapat memahami hakekat misi pemerintahan
sebagai aparat pelayanan (Service), pemberdayaan (Empowerment), dan
pembangunan (Development). Oleh karena itu keberadaan e-goverment di
pemerintah, selain untuk memanfaatkan perkembangan terknologi internet, hal
tersebut juga dilakukan sebagai cara untuk menyatukan komitmen dan konsistensi
seluruh aparat pemerintah untuk mewujudkan good governance.
Untuk menuju good governance serta mempercepat penyelenggaraan
otonomi daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap
penyelenggaraan pemerintahan, merupakan kebutuhan yang mendesak, dalam
rangka mendukung pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita secara
cepat, tepat, dan akurat. Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia
yang terdiri dari ribuan pulau dan kepulauan, maka keberadaan teknologi
informasi dan komunikasi mempunyai peranan penting dan strategis khususnya EGovernment. Dalam e-book disebutkan bahwa good governance mempunyai
delapan karakteristik utama dalam memimpin pemerintahan yaitu : Participation,
Transparency, Effectiveness and efficiency, Responsiveness, Accountability,
Equity and inclusiveness, Rule of Law.
Menurut Hidayat (2006: 45) penerapan e-government menjanjikan
setidaknya tiga perubahan dasar, yaitu :
1. Proses otomatisasi : mengubah peran manusia dalam menjalankan
proses yang meliputi menerima, menyimpan, processing, output, dan
mengirimkan informasi.
2. Proses informasi : mendukung peran manusia dalam menjalankan
proses informasi tersebut, misalnya : mendukung alur proses
pengambilan keputusan, komunikasi, dan implementasi.
3. Proses transpormasi : membuat ICT baru untuk menjalankan proses
informasi atau mendukung proses informasi. Contohnya adalah
membuat metode baru dalam pelayanan publik.

Universitas Sumatera Utara

Apa yang telah diuraikan di atas, peneliti berharap agar suatu
pemerintahan dapat menunjukkan eksistensi sebagai pemerintah yang baik (good
governance), salah satunya yaitu dengan menerapkan Cyber PR. Hal tersebut
disesuaikan dengan perkembangan zaman (globalisasi) yang ditandai dengan
berkembangnya teknologi online yaitu internet, dimana hal itu merupakan realitas
kehidupan yang tidak mungkin dihindari. Globalisasi menjadikan dunia tidak lagi
dibatasi secara tegas berdasarkan wilayah teritorial, globalisasi memungkinkan
manusia secara mudah untuk melakukan kegiatan di setiap Negara di dunia ini,
terutama dalam kegiatan untuk memperoleh informasi.
Dengan menerapkan e-government juga merupakan salah satu cara
mengimplementasikan karakteristik good governance tersebut. E-government
dapat dijadikan sebagai model baru dalam gaya kepemimpinan, cara baru
pengambilan keputusan, cara baru dalam akses pendidikan, cara baru dalam
pengambilan kebijakan dan investasi, sarana baru dalam menerima keluhan
masyarakat, cara baru dalam akuntabilitas ke publik, dan cara baru dalam
mengelola pengiriman dan pelayanan semua informasi pemerintah ke publik.
Dengan cara ini rasa kepercayaan publik ke pemerintah akan benar-benar
terwujud, karena yang sangat diharapkan oleh publik adalah transparansi dan
pelayanan yang baik dari pemerintah.
Indonesia masuk dalam posisi ketujuh negara pengimplementasian EGovernment dari 11 negara di Asia Tenggara. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Pasal 7 Ayat 1
menyatakan, setiap Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau

Universitas Sumatera Utara

menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada
Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan
ketentuan. Untuk itu E-Government merupakan satu-satunya cara untuk dapat
memberikan informasi pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Data dari Ditjen Depkominfo menyebutkan bahwa dari 491 pemda di
Indonesia, 423 pemda atau sekitar 86% baru memiliki situs web pada Januari
2008. Padahal teknologi informasi telah berkembang di Indonesia lebih dari 20
tahun yang lalu. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti birokrasi mulai dari
perundang-undangan sampai kebijakan-kebijakan yang ada di pusat maupun daerah
belum mampu mendukung perkembang e-government di Indonesia. Hal lain yang
mempengaruhi adalah masalah keterbatasan, baik itu dalam hal anggaran maupun
keterbatasan kemampuan untuk menjalankan e-government tersebut. Gordon B.
Davis mengemukakan bahwa Informasi adalah data yang sudah diproses menjadi
bentuk yang berguna bagi pemakai serta mempunyai/mengandung nilai pikir yang
nyata bagi pembuatan keputusan, baik ketika sedang berlangsung maupun untuk
proses masa yang depan. (Rudy, 2005 : 16).
Informasi yang diterima merupakan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat. Informasi ini pada dasarnya
bersumber dari data yang sudah diolah sehingga mempunyai nilai tambah bagi
penerimanya. Pentingnya informasi tentang sumber daya manusia terdapat dalam
suatu organisasi merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam
kehidupan organisasional. Dikatakan tantangan, karena tanpa informasi tersebut
suatu organisasi tidak mungkin terjadi atau sulit untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan untuk memanfaatkan sumberdaya manusia semaksimal

Universitas Sumatera Utara

mungkin. Oleh karena itu keterbukaan informasi melalui kemudahan komunikasi
dan transportasi akibat pesatnya perkembangan teknologi dapat mempengaruhi
pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat. Adapun Pemerintah Kabupaten Nias
Utara dalam hal ini berupaya mengembangan kegiatan humasnya melalui media
online untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat guna memberikan
pelayanan informasi publik.

2.8.1. Aplikasi E-government
Wujud nyata dari aplikasi e-government yang telah umum dilaksanakan
dan diatur pelaksanaannyaadalah pembuatan situs web pemerintah daerah. Situs
web pemerintah daerah merupakan salah satu strategididalam melaksanakan
pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik
danterukur. Situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam
pengembangan e-government diIndonesia yang memiliki sasaran agar masyarakat
Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepadainformasi dan layanan
pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi
diIndonesia dengan menggunakan media internet (Kominfo, 2003: 3)
Dari aplikasi tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan e-government
di Indonesia dilaksanakanmelalui 4 (empat) tingkatan, yaitu:
a. Tingkat 1 merupakan tingkat persiapan berupa pembuatan situs web sebagai
media informasi dan komunikasipada setiap lembaga serta sosialisasi situs
web untuk internal dan publik.
b. Tingkat 2 merupakan tingkat pematangan yang berupa pembuatan situs web
informasi publik yang bersifatinteraktif dan pembuatan antar muka
keterhubungan dengan lembaga lain.

Universitas Sumatera Utara

c. Tingkat 3, tingkat pemantapan yang berisi pembuatan situs web yang bersifat
transaksi pelayanan publik danpembuatan interoperabilitas aplikasi dan data
dengan lembaga lain.
d. Tingkat 4 adalah tingkat pemanfaatan yang berisi pembuatan aplikasi untuk
pelayanan yang bersifatGovernment to Government (G2G), Government to
Business (G2B), Government to Consumers (G2C).
Pada situs web pemerintah daerah ada sejumlah kriteria yang ditetapkan
oleh Kementerian Komunikasidan Informasi Republik Indonesia (Kominfo)
dalam buku panduan penyelenggaran situs web pemerintahdaerah. Kriteria yang
diberikan merupakan gambaran ciri-ciri kunci bentuk dasar situs web pemerintah
daerahyang terdiri dari:
1. Fungsi, aksesibilitas, kegunaan: Isi informasi situs web pemerintah
daerah berorientasi pada keperluanmasyarakat, yaitu menyediakan
informasi dan pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat. Pada
kriteria iniditekankan adanya anti diskriminasi bagi pengguna, artinya
situs web pemerintah daerah dapat dibuka tanpamembedakan fasilitas
dan kemampua