Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Tehadap Telur Ayam Ras di Kota Medan (Kasus: Kecamatan Medan Kota)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
Di Indonesia dikenal dengan istilah ayam ras dan ayam bukan ras. Dalam pengertian “ayam ras”
menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya adalah ras yang dikembangkan untuk usaha
komersial misal seperti Leghorn. Ayam dengan tipe pedaging atau petelur disebut juga tipe
dwifungsi, sebab ayam tersebut fungsi atau kegunaannya lebih dari satu tujuan yang bisa
diharapkan, yakni sebagai petelur dan pedaging. Sesudah ayam-ayam tersebut tidak lagi bertelur,
maka ayam diafkir, tetapi dagingnya masih cukup baik. Itulah mengapa ayam ini disebut ayam
dwifungsi.
Ayam petelur adalah ayam yang tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan telur. Tipe ayam
petelur ini adalah memiliki karakteristik nervous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping,
telinga berwarna putih dan kerabang telur berwarna putih. Karakteristik lainnya yaitu produksi
telur tinggi (200 butir/ekor/tahun), efisien dalam ransum untuk membentuk telur dan tidak
memiliki sifat mengeram. Berdasarkan nilai tujuan dan nilai ekonomisnya tipe ayam petelur
memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikosumsi selain daging, ikan dan susu.
Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung seperti ayam, bebek dan angsa,
akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai
campuran dalam hidangan. Selain itu dikonsumsi juga telur yang berukuran besar seperti telur

burung unta, ataupun sedang, misalnya telur penyu.
Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang yang tidak disterilkan,
mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi ayam pejantan. Telur yang

Universitas Sumatera Utara

disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan
dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung
embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel
dalam telur.
Dari beragam telur yang dihasilkan berbagai jenis hewan, telur unggas (ayam kampung, ayam
ras, puyuh dan itik) merupakan jenis telur yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi orang.
Unggas-unggas ini relative mempunyai siklus hidup yang pendek, sehingga dalam waktu singkat
bisa berproduksi (misalnya umur 5-6 bulan ayam sudah bertelur) (Sarwono et all, 1985).
Telur yang normal mempunyai berat 57,6 gram dengan volume besar dan bersih. Klasifikasi
telur dibagi menjadi empat kualitas dimana penilaiannya berdasarkan pada kulit telur, celah
udara didalam telur, putih telur dan kuning telur, pengklasifikasiannya yaitu:
a. Kualitas AA
Kualitas telur untuk ini harus bersih, tidak boleh retak atau berkerut, bentuk kulit normal dan
halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. putih telur putih dan kental serta

kuning telurnya bersih tanpa ada kotoran.
b. Kualitas A
Kulit telur harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga udara 0,48 cm
dan harus ada bagian yang tumpul dari telur. Bagian putih telurnya bersih dan tidak boleh
agak encer sedangkan kuning telurnya normal dan bersih.
c. Kualitas B
Kualitas telur bersih tidak pecah atau retak dan boleh agak tidak normal, misalnya sedikit
lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan sudah lebih banyak yang
encer. Kuning telur normal tetapi boleh ada retak.

Universitas Sumatera Utara

d. Kualitas C
Kulit telur bersih dan boleh kotor sedikit, kulit tidak pecah atau retak dan boleh tidak normal.
Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak
normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak yang tidak sedap, bentuk telur tidak
normal lagi atau sudah pipih (Buckle,et all, 1985).
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan itu antara lain
mengandung hampir semua zat makanan yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna,
menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, dan dapat diolah menjadi berbagai masakan. Telur

merupakan sumber protein yang mudah sekali diperoleh. Pentingnya telur sebagai bahan
makanan semata-mata karena banyaknya zat-zat pembangun (protein) yang terdapat didalamnya.
Selain itu, telur juga merupakan bahan makanan yang digemari banyak orang mulai dari anakanak sampai lanjut usia. Hampir setiap bagian telur mempunyai unsur yang sangat bermanfaat
bagi tubuh. Bahan makan ini mengandung protein sekitar 13 persen dan lemak sekitar 12 persen
Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur juga
mengandung 10 macam asam amio esensial dari 18 macam asam amino yang ada (Sarwono,
1994).
Menurut Sarwono (1994), nilai tertinggi telur sebagai bahan makanan terdapat pada bagian
kuning telurnya. Bagian kuning telur ini mengandung asam amino esensial yang sangat
diperlukan manusia. Pada bagian ini juga terkandung mineral seperti fosfor, besi, dan kalsium.
Selain itu juga terkandung vitamin B kompleks dan vitamin A dalam jumlah yang cukup, serta
karbohidrat dalam jumlah sedikit sekali.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Yang Ada Pada Telur Ayam Buras dan Ayam Ras
Per Butir
Jenis Ayam
Protein (%)
Lemak (%) Karbohidrat(%)

Air (%)
Ayam Buras

12,80

11,50

0,75

74,00

Ayam Ras

12,10

10,50

1,00

65,60


Sumber: Triharyanto, 2001

Protein telur tersusun dari asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Dari sebutir telur
berbobot 50 gram, total proteinnya adalah 6 gram. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun
sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu
pertumbuhan badan dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan untuk mengganti sel
yang rusak. Sementara itu lemak telur hanya sekitar 5 gram.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Permintaan
Menurut Kartasapoetra et all (1988), permintaan merupakan maksud dan keinginan para
pembeli/konsumen untuk memiliki suatu kuantitas produk atau jasa pada harga tertentu di dalam
pasaran tertentu dan pada waktu tertentu. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada
berbagai tingkat harga pada periode tertentu dan pasar tertentu. Atau dalam pengertian seharihari, permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yan diminta atau dibutuhkan.
Atas dasar kebutuan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang dan jasa, dimana
makin banyak jumlah penduduk maka semakin besar permintaan masyarakat akan sesuatu jenis
barang. Akan tetapi kenyataannya barang di pasar mempunyai nilai atau harga. Jadi permintaan
baru mempunyai arti apabila didukung oleh “daya beli” permintaan barang sehingga merupakan
permintaan absolut/potensial (absolute/potential demand) (Sudarsono, 1985).


Universitas Sumatera Utara

Dalam menganalisis permintaan perlu dibedakan dua pengertian : permintaan dari jumlah barang
yang diminta. Didalam analisis ekonomi, permintaan menggambarkan keseluruhan daripada
hubungan anatara harga dan permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta berarti jumlah
barang yang diminta pada suatu tingkat tertentu (Sukimo, 2000).
Permintaan menunjukkan jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada
berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu dan hal lain diasumsikan konstan.
Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode tertentu
berubah berlawanan dengan harganya jika hal lain diasumsikan konstan (McEachern, 2000).
Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-komoditi lain dan
menambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah
memungkinkan pembeli yang lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditi tersebut
untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu komoditi mendorong para konsumen yang
sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi dalam jumlah yang besar.
Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat digunakan
sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping itu kenaikan harga
menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas komoditi yang mengalami
kenaikan harga (Sugiarto,dkk, 2000).
Faktor-faktor lain (selain harga) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu

barang (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah :
1. Jumlah pembeli.
2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan.
3. Harga barang-barang lain.
4. Pengaruh musim, mode, kebiasaan, selera, pengaruh lingkungan atau perubahan jaman.

Universitas Sumatera Utara

5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.
Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang
mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi misalnya karena pertambahan penduduk.
Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali terhadap
permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dari
segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya ada satu pengecualian, yaitu yang disebut
Inferior goods atau Giffen goods, yaitu barang-barang yang permintaannya justru berkurang bila

penghasilan konsumen naik.
Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu
memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu
tergantung apakah barang itu barang pelengkap (komplementer), barang pengganti (substitusi)

atau barang lepas (independent) (Gilarso, 1993).
2.2.2 Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah semakin rendah harga dari suatu barang, maka semakin banyak
jumlah permintaan terhadap harga barang itu, sebaliknya semakin tinggi harga dari suatu barang,
semakin sedikit jumlah permintaan barang tersebut (Suhartati, 2006:10).
Hukum permintaan tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi
kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa
manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimiliki terbatas.
Karena setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan utilitas masing-masing
sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan
kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas yang dikonsumsinya.

Universitas Sumatera Utara

Hukum permintaan berbunyi : apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah harga yang diminta akan berbanding
terbalik dngan tingkat harga barang. Kenaikan harga akan menyebabkan berkurangnya jumlah
barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli
konsumen dan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang akan

menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
2.2.3 Teori Konsumen
Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk
memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa barang-barang konsumsi.
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah
bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli terhadap berubahnya jumlah
pendapatan yang ia peroleh terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan.
Fungsi utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung pemakainya.
Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa konsumsi disebut
konsumen (Soediyono, 1981).
Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan
pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimumkan kesejahteraan
mereka. Dimana dalam pengalokasiannya konsumen menentukan permintaan untuk beragam
barang dan jasa. Keputusan pembelian konsumen akan membantu kita memahami bagaimana
perubahan pendapatan dan harga mempengaruhi permintaan untuk barang dan jasa (Pindyck dan
Rubinfeld, 2001).

Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda oleh peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya.
Jadi analis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2
(Sugiyono, 2006).
2.2.5 Korelasi Rank Spearman
Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur seberapa erat hubungan antara dua
variabel. Kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y diukur dengan nilai yang
disebut Koefisien Korelasi “r” (Maulim Silitonga, 2001)
2.3 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap
Permintaan Telur Ayam Kampung” oleh Hotmaida Veronica (2008). Hasil penelitian
menyatakan bahwa permintaan telur ayam kampung serempak dan signifikan dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, selera dan harga telur ayam lain.
Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga, jumlah tanggungan,
pendapatan, selera dan harga telur ayam lain. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur
dan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Terdapat hubungan yang signifikan
antara pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam membeli
telurayam kampung. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
perilaku konsumen telur ayam kampung.

Penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras
Oleh Konsumen di Pasar Pabaeng-Baeng Makassar” oleh Veronica Sri Lestari (2011),

Universitas Sumatera Utara

pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras sedangkan jumlah
keluarga dan harga telur ayam ras tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur
ayam ras jika dilihat secara parsial tetapi secara bersama-sama harga, pendapatan dan jumlah
anggota keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam
ras oleh konsumen di Pasar Pabaeng-Baeng, Makassar.
Penelitian yang berjudul “Analisis Permintaan dan Penawaran Ayam Ras di Sumatera Utara”
oleh Nurhidayati Ma’rifah Sitompul (2014), secara serempak harga telur ayam ras,dan populasi
ayam ras petelur memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Sementara secara
parsial harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur berpengaruh nyata terhadap
penawaran telur ayam ras. Secara serempak harga telur ayam ras, populasi ayam ras petelur dan
pendapatan perkapita memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Secara
parsial harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras dan pendapatan perkapita berpengaruh
nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Keseimbangan permintaan dan penawaran telur ayam
ras terjadi pada saat harga telur ayam ras sebesar Rp. 6.879.506/Ton dan jumlah telur ayam ras
sebesar 81.460.892 Ton.
Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan
Penawaran Telur Ayam Ras di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara” oleh Vicha (2011), bahwa
metode permintaan dan penawaran domestik yang dibangun telah menentukan kriteria ekonomi
statistik dan ekonometrika dengan baik sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
ekonomi komoditas telur ayam ras di Kota Binjai. Perilaku permintaan telur ayam ras
dipengaruhi oleh faktor harga beli konsumen, pendapatan dan jumlah tanggungan, sedangkan
harga komoditi yaitu telur itik tidak mempengaruhi permintaan telur ayam ras. Pada penawaran
telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga beli pedagang, biaya pemasaran, dan keuntungan.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Karakteristik Konsumen
Menurut Irawan dan Faried (1996), setiap konsumen dalam membeli produk mempunyai
perilaku yang berbeda antar satu dengan yang lain. Karakteristik pembeli/konsumen adalah sifatsifat yang membedakan konsumen yang satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh usia,
pendapatan, selera, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan iklan. Perbedaan konsumen
tersebut meliputi 6O yaitu, Objek (apa yang dibeli), Objektif (mengapa membeli), Occupant
(siapa konsumennya), Operation (bagaimana membelinya), dan Organization (siapa yang terlibat
dalam pembelian).
Pembelian konsumen amat dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Sebagian besar pemasar
tidak dapat mengendalikan faktor-faktor itu, tetapi mereka harus memperhitungkan semua.
1. Umur
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidupnya, umur juga berhubungan
dengan selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi. Membeli juga dibentuk oleh tahap
daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannya.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha
mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk barang dan
jasa (Kotler dan Amstrong, 1996).
3. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminnkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya
pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan
yang lebih rendah berarti secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga

Universitas Sumatera Utara

masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap
sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan
berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (Normal good). Pendapatan seseorang
akan mempengaruhi pilihan produk, pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat.
4. Tingkat Pendidikan
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah
laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan
seseorang sangat mempengaruhi pilihannya, apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan
lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan
terakhir konsumen (Setiadi, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen adalah :
1. Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang akan mempengaruhi sedikit banyaknya terhadap jumlah
barang yang diminta. Kualitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang
diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat diartikan dengan kuantitas yang diminta
berhubungan negatif (negative related) dengan harga. Hubungan antara harga dan kuantitas
yang diminta seperti ini berlaku untuk sebagian besar barang dalam perekonomian, memang
begitu nyata terjadi sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of
demand). Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang yang diminta

akan menurun.

Universitas Sumatera Utara

2. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya
pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk
dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit untuk beberapa dan
mungkin pula terhadap sebagian besar barang.
3. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak penduduk maka
makin meningkat pula jumlah permintaan. Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan
kebutuhan akan kecukupan setiap individu yang ada di suatu tempat.
4. Barang Pengganti (Substitusi)
Apabila penurunan harga barang yang satu menurunkan permintaan terhadap barang laian,
maka kedua barang tersebut dinamakan barang substitusi. Adanya barang pengganti akan
berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat barang naik, jika ada barang pengganti
maka jumlah permintaan barang tersebut akan dipengaruhinya (Setiadi, 2003).
2.5 Kerangka Pemikiran
Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan
memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuh sehingga tidak akan kekurangan apapun karena
tubuh yang sehat akan memudahkan proses beraktivitas.
Adapun hal yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap telur ayam ras dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, selera, harga telur ayam lain dan
harga telur itu sendiri hingga mempertimbangkannya untuk membeli ataupun tidak membeli.

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini, karakteristik konsumen mempengaruhi permintaan konsumen terhadap telur ayam
ras. Karakteristik konsumen tersebut meliputi, kebutuhan, jumlah tanggungan, dan jumlah
pendapatan.

Konsumen

Pasar Swalayan

Pasar Tradisional

Karakteristik Konsumen

Karakteristik Konsumen
Permintaan

1. Umur
2. Jumlah Tanggungan
3. Pendapatan

1. Umur
2. Jumlah Tanggungan
3. Pendapatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan konsumen :
1. Harga telur ayam ras
2. Rata-rata pendapatan
3. Jumlah tanggungan
: menyatakan pengaruh
: menyatakan hubungan

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara

2. 6 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Ada perkembangan positif permintaan telur ayam ras di Kota Medan dalam 5 tahun
terakhir.
2. Karakteristik konsumen terhadap telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota beragam.
3. Ada perkembangan positif permintaan telur ayam ras di Kota Medan.
4. Ada hubungan pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras dengan
permintaan konsumen telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota.
5. Pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras berpengaruh nyata terhadap
permintaan konsumen telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota.

Universitas Sumatera Utara