Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Tehadap Telur Ayam Ras di Kota Medan (Kasus: Kecamatan Medan Kota)
MATRIKS PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN
(STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA) Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Data Yang
Dibutuhkan
Analisis Data 1. Bagaimana
perkembangan tingkat permintaan telur ayam ras dalam 5 tahun terakhir di Kota Medan?
Untuk menganalisis perkembangan tingkat permintaan telur ayam ras dalam 5 tahun terakhir di Kota Medan.
Ada perkembangan positif perrmintaan telur ayam ras dalam 5 tahun terakhir di daerah penelitian.
Data permintaan konsumsi dan produksi telur ayam ras daalam 5 tahun terakhir di daerah penelitian.
Analisis deskriftif.
2. Bagaimana karakteristik konsumen telur ayam ras di daerah penelitian?
Untuk menganalisis karakteristik
konsumen telur ayam ras di daerah peneltian.
Karakteristik konsumen telur ayam ras di daerah penelitian beragam.
Harga,pendapatan dan jumlah tanggungan konsumen telur ayam ras. Analisis deskriftif. 3. Bagaimana permintaan pertahun
konsumen telur ayam ras di daerah penelitian?
Untuk menganalisis permintaan pertahun konsumen telur ayam ras di daerah penelitian.
Adanya perkembangan positif permintaan pertahun konsumen telur ayam ras didaerah penelitian.
Jumlah beli telur ayam ras. Analisis deskriftif. 4. Bagaimana pengaruh karakteristik konsumen dengan permintaan telur ayam ras di daerah penelitian?
Untuk menganalisis pengaruh
karakteristik dengan permintaan telur ayam ras di daerah penelitian.
Adanya pengaruh karakteristik
konsumen terhadap telur ayam ras di daerah penelitian
Kuisioner. Korelasi Rank spearman.
5. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen dengan permintaan telur ayam ras di daerah penelitian?
Untuk menganalisis hubungan
karakteristik
konsumen dengan permintaan telur ayam ras di daerah penelitian.
Adanya hubungan karakteristik
konsumen dengan permintaan telur ayam ras di darah penelitian.
Kuisioner. Regresi Linier Berganda.
(2)
Lampiran 1.1 Karakteristik Konsumen Telur Ayam Ras di Kota Medan Pasar Swalayan Pasar No. Sampel Jumlah Permintaan/bulan Pendapatan
(Rp/bulan) Tanggungan Harga/butir
1 15 1200000 2 1100
2 25 1000000 4 1100
3 40 3000000 6 1100
4 40 2000000 5 1300
5 25 2000000 3 1300
6 15 1130000 2 1100
7 19 1100000 3 1100
8 15 1300000 2 1100
9 15 4500000 3 1100
10 12 1000000 1 1100
11 22 2000000 3 1100
12 19 2000000 2 1100
13 41 4000000 5 1300
14 12 1500000 1 1300
Swalayan 15 30 1800000 4 1300
16 19 1000000 2 1300
17 12 2000000 1 1300
18 20 2000000 3 1300
19 15 2000000 2 1300
20 40 5000000 5 1300
21 12 1100000 2 1300
22 20 3000000 3 1100
23 20 2000000 2 1100
24 15 2000000 3 1100
25 25 3000000 2 1300
26 40 1000000 3 1300
27 23 3000000 3 1300
28 21 3000000 3 1300
29 30 2500000 4 1300
30 30 3000000 4 1300
Jumlah 685 67350000 88 36400
(3)
Lampiran 1.2 Karakteristik Konsumen Telur Ayam Ras di Kota Medan Pasar Swalayan Pasar No. Sampel Jumlah Permintaan (butir/bulan) Pendapaan (Rp/bulan) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Harga beli telur ayam ras
(Rp/butir)
1 30 1700000 4 1300
2 15 900000 2 1100
3 12 2000000 2 1100
4 19 3700000 4 1100
5 21 2000000 4 1300
6 22 4000000 2 1300
7 22 2000000 2 1300
8 26 2500000 3 1300
9 20 1500000 3 1300
Tradisional 10 34 4000000 4 1300
11 31 3000000 3 1300
12 21 2000000 3 1300
13 21 2000000 3 1300
14 30 2000000 3 1300
15 32 1000000 4 1300
16 33 4000000 4 1300
17 28 3000000 3 1300
18 40 2500000 5 1300
19 40 5000000 3 1300
20 34 4000000 4 1300
21 40 3000000 4 1300
22 23 2500000 4 1300
23 28 3000000 4 1300
24 30 3000000 3 1300
25 50 5000000 5 1300
26 34 4000000 4 1250
27 25 3000000 3 1300
28 25 2000000 3 1100
29 30 3500000 5 1300
30 25 3000000 2 1550
Jumlah 839 74600000 102 38400
(4)
Lampiran 2.1 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras di Kecamatan Medan Kota Pasar Swalayan
No. Sampel Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan Jumlah
Tanggungan Penghasilan (Rp/bulan)
1 22 12 2 1200000
2 45 9 4 1000000
3 40 12 6 3000000
4 48 17 5 2000000
5 53 6 3 2000000
6 45 12 2 1300000
7 25 12 3 1100000
8 21 15 2 1350000
9 37 6 3 4500000
10 21 12 1 1000000
11 29 6 3 2000000
12 40 15 2 2000000
13 60 5 5 4550000
14 60 12 1 1500000
15 56 15 4 1800000
16 52 12 2 1000000
17 30 12 1 2000000
18 46 12 3 2000000
19 35 12 2 2000000
20 56 15 5 5000000
21 33 17 2 1100000
22 29 12 3 3000000
23 35 17 2 2000000
24 29 12 3 2000000
25 48 12 2 3000000
26 42 12 3 1000000
27 25 12 3 3000000
28 32 12 3 3000000
29 40 12 4 3000000
30 32 12 4 3000000
Jumlah 1166 359 88 65050000
(5)
Lampiran 2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras di Kecamatan Medan Kota Pasar Tradisional
No. Sampel Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan Jumlah
Tanggungan Penghasilan (Rp/bulan)
1 66 12 4 1700000
2 55 0 2 900000
3 26 6 2 2000000
4 37 12 4 3700000
5 38 17 4 2000000
6 49 9 2 4000000
7 53 12 2 2000000
8 48 17 3 2500000
9 46 12 3 1500000
10 32 12 4 4000000
11 22 15 3 3000000
12 45 17 3 2000000
13 30 15 3 2000000
14 46 12 3 2000000
15 35 15 4 1800000
16 47 12 4 3500000
17 27 17 3 3000000
18 25 1517 5 3500000
19 26 17 3 5000000
20 37 17 4 4000000
21 32 12 4 2500000
22 47 17 4 2500000
23 49 17 4 3000000
24 37 17 3 3000000
25 43 15 5 5000000
26 47 17 4 4000000
27 42 12 3 3000000
28 28 17 3 2000000
29 31 17 5 3500000
30 37 17 2 3000000
Jumlah 1183 1921 102 8560000
(6)
Lampiran 3. Hasil Output SPSS Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras di Kota Medan
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Permintaan 3.0673E2 111.36014 60 Pendapatan 3.0490E7 1.32694E7 60 Tanggungan 3.1667 1.10724 60 Harga 1.2467E3 98.66338 60 Correlations
Permintaan Pendapatan Tanggungan Harga Pearson Correlation Permintaan 1.000 .596 .781 .399
Pendapatan .596 1.000 .509 .291
Tanggungan .781 .509 1.000 .160
Harga .399 .291 .160 1.000
Sig. (1-tailed) Permintaan . .000 .000 .001
Pendapatan .000 . .000 .012
Tanggungan .000 .000 . .111
Harga .001 .012 .111 .
N Permintaan 60 60 60 60
Pendapatan 60 60 60 60
Tanggungan 60 60 60 60
Harga 60 60 60 60
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Harga,
Tanggungan, Pendapatana
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Permintaan
(7)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change F Change df1 df2
1 .846a .716 .701 60.93054 .716 47.027 3 56
a. Predictors: (Constant), Harga, Tanggungan, Pendapatan b. Dependent Variable: Permintaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 523762.040 3 174587.347 47.027 .000a
Residual 207901.693 56 3712.530
Total 731663.733 59
a. Predictors: (Constant), Harga, Tanggungan, Pendapatan b. Dependent Variable: Permintaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Collin
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Pa
1 (Consta
nt) -284.164 102.158 -2.782 .007 -488.810 -79.518
Pendap
atan 1.685E-6 .000 .201 2.353 .022 .000 .000
Tanggu
ngan 64.474 8.322 .641 7.748 .000 47.804 81.145
Harga .269 .084 .238 3.201 .002 .101 .437
a. Dependent Variable: Permintaan
Coefficient Correlationsa
Model Harga Tanggungan Pendapatan
1 Correlations Harga 1.000 -.015 -.246 Tanggungan -.015 1.000 -.489 Pendapatan -.246 -.489 1.000 Covariances Harga .007 -.011 -1.481E-8 Tanggungan -.011 69.252 -2.916E-6 Pendapatan -1.481E-8 -2.916E-6 5.131E-13 a. Dependent Variable: Permintaan
(8)
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Pendapatan Tanggungan Harga
1 1 3.832 1.000 .00 .01 .01 .00
2 .106 6.021 .01 .57 .02 .01
3 .059 8.052 .00 .37 .97 .00
4 .003 36.214 .98 .05 .00 .99
a. Dependent Variable: Permintaan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 96.4250 489.0169 3.0673E2 94.21955 60 Std. Predicted Value -2.232 1.935 .000 1.000 60 Standard Error of Predicted
Value 9.192 28.583 15.118 4.389 60
Adjusted Predicted Value 90.7830 490.0976 3.0657E2 94.01520 60 Residual -1.16453E2 2.00828E2 .00000 59.36125 60
Std. Residual -1.911 3.296 .000 .974 60
Stud. Residual -2.090 3.423 .001 1.014 60
Deleted Residual -1.39617E2 2.16626E2 .16672 64.36820 60 Stud. Deleted Residual -2.157 3.815 .007 1.049 60
Mahal. Distance .359 12.001 2.950 2.421 60
Cook's Distance .000 .230 .022 .049 60
Centered Leverage Value .006 .203 .050 .041 60 a. Dependent Variable: Permintaan
(9)
(10)
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian
IDENTITAS KONSUMEN
*Data ini digunakan untuk penelitian tugas akhir
Identitas Konsumen
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan Formal : SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) D III ( ) SI ( ) 5. Penghasilan perbulan
Suami :
Istri :
6. Jumlah Tanggungan :
7. Harga beli telur ayam ras :
8. Harga telur ayam lainnya (buras) : 9. Konsumsi telur ayam ras per bulan :
a. Konsumsi telur ayam lainnya :
Ada, sebutkan……... b. Tidak ada
10.Tingkat selera terhadap telur ayam ras a. Sangat tidak suka d. suka
b. Tidak suka e. sangat suka
(11)
Lampiran 5. Tabel Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk penyebut (N2) df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246 2 18.5
1 19.0 0 19.1 6 19.2 5 19.3 0 19.3 3 19.3 5 19.3 7 19.3 8 19.4 0 19.4 0 19.4 1 19.4 2 19.4 2 19.4 3 3 10.1
3
9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09 26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07 27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06 28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04 29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01 31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00 32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99 33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98 34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97 35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96 36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95 37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95 38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94 39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92 41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92 42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91 43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91 44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90 45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89 46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89 47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88 48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88 49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
(12)
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87 51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87 52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86 53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86 54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86 55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85 56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85 57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85 58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84 59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84
(13)
Lampiran 6. Tabel Distribusi t
Titik Persentase Distribusi t (dk = 1 – 40) Pr
df
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
(14)
Titik Persentase Distribusi t (dk = 41 – 80) Pr
df
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, S. dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2012. Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Medan.
Buckle, et all. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.
Bungin, Triton. 2005. SPSS 13.0. Terapan : Riset Statistik Parametrik. ANDI. Yogyakarta. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Dinas Peternakan, 2014. Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Gilarso, 1993. Pengantar Ilmu Ekonomi. Kanisius. Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. PT. Gelora Aksara Pratama. Bandung. Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia. Bogor. Irawan dan Faried Wijawa. 1996. Prinsip-Prinsip Pemasaran. BPFE. Yogyakarta.
Kartasapoetra, 1988. Pengantar Ilmu Ekonomi Produksi. Bna Aksara. Jakarta
Kotler, P dan Amstrong, G. 1996. Dasar- Dasar Pemasaran Jilid I. PT. Perhallindo. Jakarta. Maulim, S. 2001. Statistik. FMIPA UNIMED. Medan.
McEachern. 2000. Ekonomi Makro. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Nachrowi, Usman. 2005. Penggunaan Teknik Ekonometrika Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada. Yogyakarta
.
Nurhidayati. 2014. Analisis Penawaran dan Permintaan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Pindyck et all. 2001. Mikro Ekonomi. PT. Index. Jakarta.
(16)
Soediyono, R., M., 1981. Ekonomi Mikro “Perilaku Harga pasar dan Konsumen”, Edisi kedua.
Liberty. Yogyakarta.
Sugiarto, dkk , 2000., Ekonomi Mikro “ Suatu Pendekatan Praktis”. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
Veronica. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian permintaan konsumen telur ayam ras yaitu Kota Medan, dimana ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur ayam ras di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di beberapa Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan yang ada di Kota Medan.
Berikut ini beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan di kota Medan yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel konsumen pada saat penelitian.
Tabel 3.1. Jenis dan Alamat Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan.
Jenis Pasar Nama dan Alamat Pasar
Pasar Tradisional
Pusat Pasar di Kec. Medan Kota Pasar Halat
Pasar Sambas
Pasar Swalayan Carefour di Kec. Medan Petisah
Sumber :BPS, Medan Dalam Angka 2014
Tabel 3.1 diatas menunjukkan terdapat 2 jenis daerah penelitian pasar pada penelitian ini, yaitu
pasar tradisional dan pasar swalayan. Penelitian untuk jenis pasar tradisional dilakukan di 3 pasar di kecamatan Medan Kota yakni : Pusat Pasar, Pasar Halat dan Pasar Sambas. Sedangkan penelitian di pasar swalayan dilakukan di 1 pasar di Kota Medan yakni : Carefour.
(18)
3.2 Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sehingga sampel memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Apakah sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya (Azwar, 2004).
Metode pengambilan sampel konsumen dilakukan dengan metode penulusuran (Accidental). Metode pengambilan sampel, terlebih dahulu menentukan pasar menurut kategori pasar tradisional dan pasar swalayan. Pengambilan sampel dari konsumen yang sedang membeli telur ayam ras.
Konusmen diambil dari kelompok populasi pembeli telur ayam ras di Kota Medan yang menjadi anggota sampel sebagian dari sub populasi dan tiap anggota populasi mempunyai probability yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel (Bungin,2005).
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Konsumen
Jenis Pasar Jumlah Pasar (Unit)
Sampel Pasar (Unit)
Populasi Penduduk (Rumah
Tangga)
Sampel Konsumen Pasar
Tradisional 56 3
17.197 60
Pasar
Swalayan 30 1
Jumlah 86 4
Sumber :BPS, Medan Dalam Angka 2014
Tabel 3.2 di atas menunjukkan jumlah populasi penduduk konsumen telur ayam ras di pasar
tradisional dan pasar swalayan yang adalah populasi penduduk Kota Medan. Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel konsumen telur ayam ras. Sampel yang
(19)
diambil dalam penelitian adalah ≥30 sampel sesuai dengan Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Hasan,2002).
3.3 Metode Pengambilan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan responden (konsumen) dengan menggunakan kuisioner yang telah disediakan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan penelitian yang dilakukan seperti Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statisik (BPS) serta dari literature dan sumber pendukung lainnya.
3.4 Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji.
Untuk Identifikasi Masalah 1 digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati
perkembangan permintaan telur ayam ras dalam 5 tahun terakhir di Kota Medan.
Untuk Identifikasi Masalah 2 digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan
sifat-sifat konsumen dalam mengkonsumsi telur ayam ras.
Untuk Identifikasi Masalah 3 digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan
bagaiamana permintaan konsumen telur ayam ras dari hasil wawancara dengan konsumen.
Untuk Identifikasi Masalah 4 dianalisis dengan menggunakan metode Korelasi Rank Spearman.
Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan.
(20)
Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan.
Jika angka koefisien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat.
Jika angka koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah.
Jika angka koefisien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif.
Jika angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.
Interpretasi berikutnya melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan dengan ketentuan. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak.
Interpretasi ketiga melihat arah korelasi. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefisien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah.
(21)
Untuk Identifikasi Masalah 5 digunakan metode Regresi Linier Berganda, data yang
dibutuhkan adalah endapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras dengan menggunakan rumus :
Y = a + bΌXΌ + bX + bΎXΎ+e Keterangan :
Y = Jumlah permintaan telur ayam ras (butir/tahun) a = Konstanta
bΌ,b,bΎ = Koefisien variabel regresi XΌ = Pendapatan rata-rata (Rp/tahun) X = Jumlah anggota keluarga (Jiwa) XΎ = Harga telur ayam ras (Rp/butir) e = Kesalahan pengganggu
Pengambilan keputusan :
Jika : th ≤ t tabel, tolak H1 ; terima H0 th > t tabel, tolak H0 ; terima H1 H0 : tidak ada pengaruh
H1 : ada pengaruh
Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah bagian dari variabel total dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana model
(22)
regresi mampu menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan. Besarnya koefisien determinasi merupakan besaran yang paling baik digunakan untuk mengukur kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. R2 terletak antara 0 dan 1. Jika R2 sama dengan 1, berarti bahwa regresi yang dicocokan menjelaskan 100 persen variasi dalam Y. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 0, model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam Y. Kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin dekat dengan 1 (Gujarati, 1995).
b. Nilai t hitung
Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α) yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai (Gujarati, 1995).
Kriteria pengujian :
Jika Sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1ditolak. Jika Sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolakdan H1 diterima. c. Nilai F hitung
Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit (Gujarati, 1995).
(23)
Kriteria pengujian :
Jika sig F > 0,05 maka H0 diterima dan H1ditolak. Jika sig F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. d. Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari sampel sesuai dengan distribusi teoritik tertentu.
Uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal (Ajija, 2011).
Menurut (Gujarati, 1995), uji asumi linearitas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya ataukah tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan beberapa kesimpulan penelitian yang diperlukan. Salah satu cara mendeteksi normalitas adalah dengan plot probabilitas normal. Melalui plot ini masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dan distribusi normal, maka nilai-nilai data (titik-titik dalam grafik) akan terletak disekitar garis diagonal (Gujarati, 1995).
e. Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda atau multikolinearitas (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya : Statistical confluence analysis by mean of Complete Regression Systems. Istilah tersebut berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di
(24)
antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri adalah hubungan linear tunggal (single linier relationship), sedangkan kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna (Supranto, 2004).
Menurut Sudarmanto (2005), uji asumsi multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Dalam analisis regresi linier berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas (independen) yang diduga akan mempengaruhi variabel tergantungnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel bebasnya (independen).
Menurut Gujarati (1995), multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, antara lain : 1. Jika nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Faktor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF
melebihi 10.
2. Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8. 3. Jika nilai F hitung melebihi nila F tabel dari regresi antara variabel bebas.
f. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Menurut Nachrowi dan Usman (2005), dampak heteroskedastisitas terhadap OLS (Ordinary
Least Square) adalah :
1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran.
(25)
2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentunya akan berpengaruh pada uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan uji F) karena kedua uji tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya, kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.
3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard error taksiran juga lebih besar sehingga interval kepercayaan menjadi sangat besar.
4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan.
3.5. Definisi
1. Konsumen adalah konsumen yang mengkonsumsi langsung telur ayam ras untuk keluarga. 2. Permintaan adalah jumlah telur ayam ras yang dibeli konsumen dalam jumlah tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu.
3. Sampel adalah konsumen yang membeli telur ayam ras di pasar tradisional dan pasar swalayan.
4. Konsumsi telur ayam ras dihitung dalam jumlah butir/bulan.
5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
(26)
3.6Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di pasar tradisional dan pasar swalayan yang menjual telur ayam ras di Kota Medan.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2015.
3. Responden yang dijadikan sampel penelitian adalah konsumen yang membeli telur ayam ras dipasar tradisional dan pasar swalayan di Kota Medan.
4. Data yang diambil adalah data produksi dan konsumsi telur ayam ras di Kota Medan periode 2010-2014.
(27)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Medan, Kecamatan Medan Kota. Berikut ini deskripsi daerah penelitian :
4.1.1 Luas dan Letak Geografis
Kota Medan merupakan Ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 3º 30′
– 3º 43’ LU dan 98º 35’ –98º 44’ BT dengan ketinggian 2,537,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim yang tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia berkisar antara 22,49ºC–23,97ºC dan suhu maksimum berkisar antara 32,15 ºC – 34,21 ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 22,50 ºC – 24,10 ºC dan suhu maksimumnya berkisar antara 31,40 ºC – 33,30 ºC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 76% – 81% dan kecepatan angin berkisar antara 1,75 m/sec, sedangkan rata-rata laju penguapan tiap bulannya 81,74 mm.
Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,10 Km2. Secara administratif, Kota medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan sera memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Selatan : Kabupaten Deli Serdang Barat : Kabupaten Deli Serdang Timur : Kabupaten Deli Serdang
(28)
4.2 Keadaan Penduduk
Garis-garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai.
Program kependudukan di Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi: pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan.
Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antardaerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2011 sebanyak 2.117.224 jiwa, jika dibandingkan dengan lahan seluas 265,10 Km² dapat digambarkan kepadatan penduduk Kota Medan adalah sebanyak 7.987 jiwa/Km². Angka ini menggambarkan bahwa setiap 1 Km² terdapat 7.987 jiwa. Secara rinci, kepadatan penduduk Kota Medan menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.1.
(29)
Tabel 4.2.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011
No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)
Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa) Penduduk (Jiwa/ Km²) 1. Medan Tuntungan 20,68 81.798 3.955 2. Medan Johor 14,58 125.456 8.605
3. Medan Amplas 11,19 115.543 10.326
4. Medan Denai 9,05 141.866 15.676 5. Medan Area 5,52 96.647 17.509 6. Medan Kota 5,27 72.663 13.788 7. Medan Maimun 2,98 39.646 13.304 8. Medan Polonia 9,01 53.384 5.925 9. Medan Baru 5,84 39.564 6.775 10. Medan Selayang 12,81 99.982 7.805 11. Medan Sunggal 15,44 112.918 7.313 12. Medan Helvetia 13,16 145.239 11.036 13. Medan Petisah 6,82 61.832 9.066 14. Medan Barat 5,33 70.881 13.298 15. Medan Timur 7,76 108.758 14.015 16. Medan Perjuangan 4,09 93.483 22.856 17. Medan Tembung 7,99 133.784 16.744 18. Medan Deli 20,84 170.013 8.158 19. Medan Labuhan 36,67 112.316 3.063 20. Medan Marelan 23,82 145.788 6.130 21. Medan Belawan
Total 26,25 265,10
95.663 3.644 2.117.224 7.987 Sumber : Medan Dalam Angka, 2012
Dari Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebesar 22.856 Jiwa/ Km². Wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Perjuangan relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar 3.063 Jiwa/Km², padahal Kecamatan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah terluas diantara kecaman-kecamatan lainnya di Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Labuhan relatif sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya.
(30)
4.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Penduduk Kota Medan yang berjumlah 2.117.224 jiwa tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Jumlah penduduk Kota Medan menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam Tabel berikut ini.
Tabel 4.3.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4 96.545 91.044 187.589
5 – 9 99.946 93.487 193.433
10 – 14 97.101 91.411 188.512
15 – 19 102.913 107.751 210.664
20 – 24 115.983 126.476 242.459
25 – 29 98.368 10.788 199.156
30 – 34 87.666 89.331 176.997
35 – 39 78.091 81.543 159.634
40 – 44 70.080 72.575 142.655
45 – 49 59.180 61.495 120.675
50 – 54 49.206 50.291 99.497
55 – 59 36.707 36.411 73.118
60 – 64 22.310 24.687 46.997
65 – 69 14.373 17.311 31.684
70 – 74 11.337 14.627 25.964
75+ 6.754 11.436 18.190
Jumlah 1.046.560 1.070.664 2.117.224
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Tabel 4.3.1. menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011 sebesar
2.117.224 orang yang terdiri dari 1.046.560 orang laki-laki dan 1.070.664 orang perempuan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Dari Tabel diatas juga menunjukkan jumlah usia non produktif bayi, balita, anak-anak dan remaja (0 – 14 tahun) sebesar dan manula sebesar 645.372 orang. Jumlah usia produktif (15
– 64 tahun) adalah sebesar 1.471.852 orang. Usia produktif adalah usia dimana seseorang memiliki nilai ekonomi yang tinggi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa
(31)
dengan efektif. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan cukup besar.
4.3.1 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut ini.
Tabel 4.3.2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. SD 266.756 31,7
2. SLTP 116.076 13,8
3. SLTA 125.639 15,0
4. Perguruan Tinggi 331.567 39,5
Jumlah 840.038 100
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Dari Tabel 4.3.2 dapat dilihat bahwa perguruan tinggi merupakan tingkat pendidikan paling besar di Kota Medan, yaitu sebanyak 331.567 orang (39,5%). Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah SLTP, yaitu 116.076 orang (13,8%).
4.4 Pasar Menurut Sarana Tempat Berjualan
Kota Medan memiliki beberapa pasar yang tergolong banyak. Masyarakat dapat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional ataupun di pasar modern. Pasar tradisional dan pasar modern yang tersebar di Kota Medan mempunyai keunggulan dan kelengkapan yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hari atau sore hari, sedangkan pasar modern buka dari pagi hingga malam hari.
(32)
Tabel 4.4.1 Banyaknya Pasar Dirinci Menurut Sarana Tempat Berjualan Tahun 2009-2013
No. Kecamatan Banyaknya Pasar
Kios Stan Toko Informal
1. Medan Tuntungan 1 693 241 - 1
2. Medan Johor 2 577 407 - 37
3. Medan Amplas - - - - -
4. Medan Denai - - - - -
5. Medan Area 5 1.321 370 - 167
6. Medan Kota 9 2.859 1.282 4 386
7. Medan Maimun 1 23 39 - 5
8. Medan Polonia 1 - - - 36
9. Medan Baru 3 273 210 40 64
10. Medan Selayang - - - - -
11. Medan Sunggal 2 147 396 - 282
12. Medan Helvetia 2 417 770 - 167
13. Medan Petisah 3 1.743 728 - 113
14. Medan Barat 5 366 742 9 215
15. Medan Timur 4 268 875 - 150
16. Medan
Perjuangan
3 570 360 - 112
17. Medan Tembung 2 - - - 154
18. Medan Deli - - - - -
19. Medan Labuhan 5 644 650 10 179
20. Medan Marelan 1 - - - 130
21. Medan Belawan 4 561 351 - -
Jumlah 53 10.409 7.421 63 2.196
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2014
Tabel 4.4.1 diatas menunjukkan jumlah pasar yang ada di Kota Medan dari 21 Kecamatan.
Dimana Kecamatan Medan Kota merupakan Kecamatan dengan jumlah pasar yang paling banyak diantara Kecamatan lainnya.
4.5 Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi telur ayam ras di kota Medan. Berikut adalah jumlah sampel yang diambil dari tiap-tiap pasar, dimana jumlah sampel yang diambil dari pasar tradisional dan pasar swalayan masing-masing 30 responden.
(33)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Tingkat Permintaan Telur Ayam Ras Dalam 5 Tahun Terakhir di Kota Medan
Perkembangan permintaan telur ayam ras selama tahun 2009–2013 di Kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Konsumsi Telur Unggas Butir Per Kapita Kota Medan Tahun 2009-2013
No
Jenis
Komoditi Satuan
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 1 Telur Ayam
Buras Butir 0,71 0,73 0,75 0,74 0,95 2 Telur Ayam
Ras Butir 5,48 6,10 6,15 8,17 10,55
3 Telur Itik Butir 0,70 1,05 1,06 1,01 0,86
Total 6,89 7,88 7,96 10,08 12,86
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2014
Pada Tabel 5.1 terlihat di Kota Medan konsumsi telur ayam ras mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya, pada tahun 2009 hingga 2010 konsumsi telur ayam ras di Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 11,31% atau sebesar 0,62 kg/kapita/tahun. Kenaikan konsumsi telur ayam ras ini berturut-turut dari tahun 2010 sebesar 0,05 kg/kapita/tahun
kemudian pada tahun 2011 naik sebanyak 2,02 kg/kapita/tahun hingga konsumsi telur ayam ras naik menjadi 2,38 kg/kapita/tahun.
5.2 Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota yang dibagi pada pasar tradisional dan pasar swalayan.
(34)
Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan.
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan konsumen erat hubungnnya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian Kota Medan Kecamatan Medan Kota dari SD hingga Perguruan Tinggi.
Tabel 5.2 Pendidikan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 SD 7 11.66%
2 SLTP 2 3.33%
3 SLTA 25 41.66%
4 Diploma 11 18.33%
5 Sarjana 15 25%
Jumlah 60 100%
Sumber: Analisis Data Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen samel rata-rata SLTA dan Perguruan Tinggi. Untuk jumlah konsumen sampel yang terbesar adalah pada SLTA yaitu sebanyak 25 orang atau 41,66% sedangkan terkecil berada pada tingkat SLTP yaitu sebanyak 2 orang atau 3,33%.
b. Jumlah Tanggungan
Dalam membeli dan mengkonsumsi telurayam ras, jumlah konsumsi sampel sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya.Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
(35)
Tabel 5.3 Jumlah Tanggungan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras
No Jumlah Tanggungan
Keluarga
Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0 – 2 32 53.33%
2 3 – 5 26 43.33%
3 ≥6 2 3.33%
Jumlah 60 100%
Sumber: Analisis Data Lampiran 1
Dari Tabel 5.3 dapat dilihat presentase jumlah tanggungan terbanyak ada pada kelompok yang memiliki jumlah tanggungan 0-2 yaitu sebesar 53.33% dan yang presentase jumlah tanggungan terkecil pada kelompok yang memiliki jumlah tanggungan ≥6 yaitu sebesar 3.33%.
c. Pendapatan
Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan konsumen telur ayam ras di daerah penelitian digolongkan berdasarkan penggolongan pengeluaran perkapita per bulan cukup bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Jumlah Pendapatan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras
No Pendapatan Sample Presentase(%)
1 <Rp. 900.000 12 20%
2 Rp. 900.000 – Rp. 2000.000 25 41.67%
3 >Rp. 2000.000 23 38.33%
Jumlah 60 100
Sumber: Analisis Data Lampiran 1
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa presentase pendapatan konsumen terbanyak ada pada kelompok dengan rentang pendapatan Rp. 900.000 – Rp. 2000.000 atau sebesar 41.67%.
(36)
Sedangkan presentase pendapatan konsumen terkecil ada pada kelompok dengan rentang pendapatan >Rp. 900.000 atau sebesar 20%.
d. Umur
Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah pola pembeliannya selama umurnya terus bertambah demikian pula pada sampel komsumen telur ayam ras. Adapun keadaan umur konsumen sampel di daerah penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5 Umur Sampel Konsumen Telur Ayam Ras
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1 20-24 4 6.66
2 25-29 10 16.6
3 30-34 8 13.33
4 35-39 9 15
5 40-44 6 10
6 45-49 14 23.33
7 50-54 3 5
8 ≥55 6 10
Jumlah 60 100
Sumber : Data Lampiran 1
Pada Tabel 5.5 di atas dapat dilihat jumlah komsumen sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 45-49 tahun dengan jumlah sampel 14 orang atau sebesar 23.33% dan jumlah konsumen sampel yang terkecil berada pada kelompok umur 50-54 tahun dengan jumlah 3 orang atau sebesar 5%.
(37)
5.3 Perkembangan Permintaan Konsumen Telur Ayam Ras
Usaha peternakan ayam petelur sudah saangat banyak diusahakan. Dari Tabel 5.6 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2013 produksi telur ayam ras mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti iklim, pemberian makanan yang kurang tepat, adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh virus flu burung atau terjadinya kesalahan dalam pencatatan data dan sebagainya. Pada tahun 2014 produksi telur ayam ras bertambah dari produksi tahun 2013.
Tabel 5.6 Produksi Telur Ayam di Kota Medan Tahun 2010 – 2014 Per Butir/Tahun
No Jenis Komoditi Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Telur Ayam
Buras 148,75 152,46 153,84 155,61 159,53 2 Telur Ayam Ras 736,74 749,64 1.004,51 779,91 793,16
Tot
al 885,49 902,1 154,844,51 935,522 952,69
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2014
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan penjual telur ayam ras, diketahui bahwa jumlah telur ayam ras yang dibeli dari pedagang cukup memenuhi jumlah yang dibutuhkan konsumen. Untuk melihat perkembangan permintaan konsumen terhadap telur ayam ras dapat juga dilihat dari jumlah rata-rata konsumsi telur ayam ras pada tabel 5.1 yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Dibawah ini dapat dilihat permintaan konsumen terhadap telur ayam ras telur ayam ras :
Tabel 5.7 Permintaan Telur Ayam Ras
Pasar Jumlah Permintaan
(Butir/Bulan)
Presentase (%)
Tradisional 839 55.05
Swalayan 685 44.95
Jumlah 1524 100
(38)
5.4Hubungan Karakteristik Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras a. Hubungan Pendapatan dengan Harga Beli Telur Ayam Ras
Hasil pengujian yang dilakukan menggunakan SPSS pada Lampiran 3, didapat korelasi antara pendapatan dengan harga beli telur ayam ras sebesar 0,291 dan nilai signifikansinya adalah 0,12.
b. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Harga Beli Telur Ayam Ras
Hasil pengujian yang dilakukan menggunakan SPSS pada Lampiran 3, didapat korelasi antara jumlah tanggungan dengan harga beli telur ayam ras sebesar 0,16 dan nilai signifikansinya adalah 0,11.
5.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras 5.5.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota diananlisis dengan metode regresi linier berganda.
Permintaan telur ayam ras (Y) diduga dipengaruhi oleh pendapatan (X1), jumlah tanggungan
(X2) dan harga telur ayam ras (X3). Data yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yakni
data primer yang didapat dengan cara mewawancara konsumen telur ayam ras.
Pendapatan Konsumen Telur Ayam Ras
Pendapatan konsumen dalah keseluruhan pendapatan yang diterima konsumen. Pekerjaan konsumen terdiri atas beberapa jenis yakni : karyawan swasta, pedagang, buruh dan PNS. Dalam penelitian ini rata-rata jumlah pendapatan sampel adalah Rp. 2.365.833/bulan dengan range Rp. 900.000 – Rp. 5.000.000
Jumlah Tanggungan Konsumen Telur ayam Ras
Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab konsumen sampel secara ekonomi seperti istri, anak dan saudara yang menjadi tanggungan konsumen.
(39)
Dalam penelitian ini rata-rata jumlah tanggungan sampel adalah 3,1 orang dengan range 1-6 orang.
Harga Beli Telur Ayam Ras
Harga beli telur ayam ras adalah nilai yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh suatu barang yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini rata-rata harga beli telur ayam ras adalah Rp. 1.246/butir dengan range Rp. 1.100- Rp. 1.500.
5.5.2 Pengaruh Variabel Penelitian Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras Pengaruh Pendapatan Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras
Faktor ini diduga sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras, karena pendapatan yang didapatkan konsumen untuk menghidupi kebutuhan konsumen dan keluarganya. Dengan kata lain apabila pendapatan tinggi maka jumlah permintaan telur ayam ras juga juga meningkat.
Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Permintaan Telur ayam Ras
Faktor ini diduga sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras, karena jumlah tanggungan menentukan biaya kebutuhan pribadi keluarga konsumen, sehingga diduga semakin banyak jumlah tanggungan konsumen maka pengeluaran konsumen semakin tinggi.
Pengaruh Harga Telur Ayam Ras Terharap Permintan Telur Ayam Ras
Faktor ini diduga sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras, karena harga telur ayam ras menentukan seberapa banyak kemampuan konsumen untuk dapat membeli telur ayam ras, sehingga diduga semakin tinggi harga telur ayam ras maka semakin sedikit telur ayam ras yang dapat dibeli oleh konsumen.
(40)
5.5.2 Hasil Interpretasi Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk pemaparan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota akan dijelaskan menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Data primer yang didapatkan melalui kuisioner ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan SPSS 16 sehingg menghasilkan Lampiran 4 dan dirangkum dalam Tabel 5.8 berikut :
Tabel 5.8 Pengaruh Variabel Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras
Variabel Koefisien T Hitung Signifikan
Konstanta -284.164 -2.782 .007
Pendapatan 1.658E-6 2.353 .027
Tanggungan 64.474 7.748 .000
Harga .269 3.201 .002
Sumber : Data diolah dari lampiran 4
R2 = 0.716 F Hitung = 47.02 Ftabel = 2.77
Ttabel = 1.67
Signifikan = .000
Dari Tabel 5.8 diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y= -284.164+0.000001658EX1+64.474X2+0.269X3+e Keterangan :
Y = Permintaan Telur Ayam Ras (Butir) X1 = Pendapatan (Rp/bulan)
X2 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)
(41)
Model persamaan yang dilampirkan di atas menjelaskan faktor yang paling mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota yakni, pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras .
Kemudian hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa R2 = 0,716 yang bermakna bahwa variabel penelitian seperti pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras mampu menjelaskan variasi variabel permintaan telur ayam ras sebesar 71,6% sisanya 28,4% dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi.
Dari hasil uji simultan (uji serempak) yang dilakukan dengan melihat signifikansi secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat (dependent variable), dari estimasi tersebut diperoleh nilai Fhit sebesar 47,02 lebih besar dari Ftabel 2,77 (dapat dilihat pada Lampiran 5). Nilai signifikansi uji F pada Tabel 5.8 sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas
kesalahan yang ditolerir yaitu 5%. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti pendapatan (X1), jumlah tanggungan (X2) dan harga beli telur ayam ras (X3) secara
serempak berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota dengan tingkat keyakinan 95%.
Pengujian dilakukan dengan memandingkan nilai Fhit dengan ftabel. Untuk Degree of Freedom
pada pengujian F adalah v1 = (k-1) = 4-1 =3) dan v2 = (n-k) = 60-4 = 56), dijumpai F-tabel pada α = 0,05 sebesar 2,77 (dapat dilihat pada Lampiran 5).
Pengujian secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai thit dengan nilai ttabel. Selain itu
juga dilihat berdasarkan nilai signifikansi (sig) pada hasil estimasi.
Berdasarkan uji paarsial (Uji t-statistik) dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan telur ayam ras (Y), pada jumah sampel (n) 60, variabel bebas (k) = 3. Koutsoyiannis (1981) menjelaskan bahwa besarnya k adalah variabel bebas
(42)
termasuk konstanta. Dengan demikian k = 4 dijumpai Degree of Freedom (df) = 60-4 = 56. Pada df dan jumlah parameter 4 dijumpai ttabel pada pengujian = 0,05 sebesar 1.67 (dapat dilihat pada Lampiran 6).
Kemudian hasil estimasi diperoleh hasil uji parsial sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -284.164, secara teoritis nilai ini menunjukkan bahwa permintaan telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota adalah sebesar -284.164 apabila tidak dipengaruhi oleh pendapatan (X1), jumlah tanggungan (X2) dan harga beli telur ayam ras (X3).
2. Nilai thit pendapatan (X1) sebesar 2,353 lebih besar dari ttabel (1,67) dan nilai signifikan t (0,022) lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 dengan demikian H0 diterima H1 ditolak. Hal
ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni pendapatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota.
3. Nilai thit jumlah tanggungan (X2) sebesar 7,748 lebih besar dari ttabel (1,67) dan nilai signifikan t (0,000) lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05 dengan demikian H0 ditolak H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Kcamatan Medan Kota.
4. Nilai thit harga beli telur ayam ras (X3) sebesar 3,201 lebih besar dari ttabel (1,67) dan nilai signifikan t (0,02) lebih dari nilai α sebesar 0,05 dengan demikian H0 ditolak H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa harga beli telur ayam ras secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Kcamatan Medan Kota.
5.5.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Dalam suatu model regresi linier berganda ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistic dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan
(43)
kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.
Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel berikut ini :
Tabel 5.9 Nilai Tolerance dan VIF permintaan Telur Ayam Ras
Variabel Tolerance VIF
Pendapatan 0.696 1.436
Tanggungan 0.741 1.349
Harga 0.915 1.093
Sumber : Analisa data primer dari lampiran 3
Gejala multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF <10 dan nilai Tolerance >0,1. Berdasarkan
Tabel 5.9, dapat dilihat bahwa variabel pendapatan, tanggungan dan harga masing-masing nilai
VIF-nya sebesar 1.436, 1.349, 1.093 <10. Sedangkan masing-masing nilai Tolerance-nya sebesar 0.696, 0.741, 0.915 >0.1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas didalam model persamaan ini.
Uji Normalitas
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic tidak menjadi valid untuk sampel kecil. Uji normalitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut:
(44)
Gambar 5.1 Grafik Normal Plot Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras
Berdasarkan tampilan grafik normal plot diatas terlihat bahwa titik menyebar dekat garis di sekitar garis diagonal. Ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal memenuhi asumsi normalitas atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Pada penelitian ini untuk pengujian heterokedastisitas akan diuji koefisien spearman”s rho.
Menurut Priyatno (2008) uji Spearman”s rho adalah mengorelasikan variabel independen dengan
residualnya. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual memberikan nilai :
a. Tingkat signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Tingkat signifikansi < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS berikut ini :
(45)
Gambar 5.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras
Dari grafik Scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dikarenakan pada grafik terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
(46)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
1. Perkembangan permintaan telur ayam ras di Kota Medan dalam 5 tahun terakhir cenderung mangalami peningkatan setiap tahunnya. Selisih konsumsi telur ayam ras di Kota Medan dari tahun 2009 hingga 2013 diperoleh sebesar 5,07 kg/kapita/tahun.
2. Konsumen yang membeli telur ayam ras didominasi oleh konsumen yang berada pada rentang usia 45-49 tahun. Tingkat pendidikan konsumen terbesar ada pada tingkat pendidikan SLTA. Jumah tanggungan konsumen terbesar ada pada rentang 0-2 orang sedangkan jumlah tanggungan
konsumen terkecil ada pada rentang ≥6 orang. Jumlah pendapatan konsumen terbesar ada pada kelompok Rp.900.000 – Rp. 2.000.000.
3. Perkembangan permintaan telur ayam ras di daerah penelitian cenderung mengalami peningkatan dikarenakan dalam kurun waktu satu tahun terdapat beberapa kali hari-hari besar. 4. Permintaan telur ayam ras secara serempak dan signifikan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu pendapatan, jumlah tanggungan dan harga telur ayam ras. Secara parsial permintaan telur ayam ras dipengaruhi oleh jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras tetapi tidak dipengaruhi oleh pendapatan.
5. Hubungan korelasi antara variabel pendapatan dengan harga beli telur ayam ras sebesar 0,291 dengan nilai signifikansi sebesar 0,12 dan terdapat juga hubungan korelasi antara jumlah tanggungan dengan harga beli telur ayam ras sebesar 0,16 dengan nilai signifikansi sebesar 0,11.
(47)
6.2 Saran
6.2.1 Kepada Konsumen
Disarankan konsumen mengikuti program pemerintah dengan memilih telur sebagai sumber protein untuk pemenuhan kebutuhan gizi.
6.2.1 Kepada Pemerintah
Memberikan informasi kepada konsumen tentang bagaimana manfaat dalam mengkonsumsi telur ayam ras serta mengawasi keadaan pasar agar pasokan telur ayam ras di pasar tradisional dan swalayan tetap terpenuhi.
6.2.3 Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar melakkukan penelitian mengenai apa saja faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras yang diperoleh sebesar 28.4%
(48)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Di Indonesia dikenal dengan istilah ayam ras dan ayam bukan ras. Dalam pengertian “ayam ras”
menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya adalah ras yang dikembangkan untuk usaha komersial misal seperti Leghorn. Ayam dengan tipe pedaging atau petelur disebut juga tipe dwifungsi, sebab ayam tersebut fungsi atau kegunaannya lebih dari satu tujuan yang bisa diharapkan, yakni sebagai petelur dan pedaging. Sesudah ayam-ayam tersebut tidak lagi bertelur, maka ayam diafkir, tetapi dagingnya masih cukup baik. Itulah mengapa ayam ini disebut ayam dwifungsi.
Ayam petelur adalah ayam yang tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan telur. Tipe ayam petelur ini adalah memiliki karakteristik nervous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, telinga berwarna putih dan kerabang telur berwarna putih. Karakteristik lainnya yaitu produksi telur tinggi (200 butir/ekor/tahun), efisien dalam ransum untuk membentuk telur dan tidak memiliki sifat mengeram. Berdasarkan nilai tujuan dan nilai ekonomisnya tipe ayam petelur memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikosumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung seperti ayam, bebek dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan. Selain itu dikonsumsi juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta, ataupun sedang, misalnya telur penyu.
Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang yang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi ayam pejantan. Telur yang
(49)
disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.
Dari beragam telur yang dihasilkan berbagai jenis hewan, telur unggas (ayam kampung, ayam ras, puyuh dan itik) merupakan jenis telur yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi orang. Unggas-unggas ini relative mempunyai siklus hidup yang pendek, sehingga dalam waktu singkat bisa berproduksi (misalnya umur 5-6 bulan ayam sudah bertelur) (Sarwono et all, 1985).
Telur yang normal mempunyai berat 57,6 gram dengan volume besar dan bersih. Klasifikasi telur dibagi menjadi empat kualitas dimana penilaiannya berdasarkan pada kulit telur, celah udara didalam telur, putih telur dan kuning telur, pengklasifikasiannya yaitu:
a. Kualitas AA
Kualitas telur untuk ini harus bersih, tidak boleh retak atau berkerut, bentuk kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. putih telur putih dan kental serta kuning telurnya bersih tanpa ada kotoran.
b. Kualitas A
Kulit telur harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga udara 0,48 cm dan harus ada bagian yang tumpul dari telur. Bagian putih telurnya bersih dan tidak boleh agak encer sedangkan kuning telurnya normal dan bersih.
c. Kualitas B
Kualitas telur bersih tidak pecah atau retak dan boleh agak tidak normal, misalnya sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan sudah lebih banyak yang encer. Kuning telur normal tetapi boleh ada retak.
(50)
d. Kualitas C
Kulit telur bersih dan boleh kotor sedikit, kulit tidak pecah atau retak dan boleh tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak yang tidak sedap, bentuk telur tidak normal lagi atau sudah pipih (Buckle,et all, 1985).
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan itu antara lain mengandung hampir semua zat makanan yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, dan dapat diolah menjadi berbagai masakan. Telur merupakan sumber protein yang mudah sekali diperoleh. Pentingnya telur sebagai bahan makanan semata-mata karena banyaknya zat-zat pembangun (protein) yang terdapat didalamnya. Selain itu, telur juga merupakan bahan makanan yang digemari banyak orang mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Hampir setiap bagian telur mempunyai unsur yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Bahan makan ini mengandung protein sekitar 13 persen dan lemak sekitar 12 persen Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur juga mengandung 10 macam asam amio esensial dari 18 macam asam amino yang ada (Sarwono, 1994).
Menurut Sarwono (1994), nilai tertinggi telur sebagai bahan makanan terdapat pada bagian kuning telurnya. Bagian kuning telur ini mengandung asam amino esensial yang sangat diperlukan manusia. Pada bagian ini juga terkandung mineral seperti fosfor, besi, dan kalsium. Selain itu juga terkandung vitamin B kompleks dan vitamin A dalam jumlah yang cukup, serta karbohidrat dalam jumlah sedikit sekali.
(51)
Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Yang Ada Pada Telur Ayam Buras dan Ayam Ras Per Butir
Jenis Ayam Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat(%) Air (%)
Ayam Buras 12,80 11,50 0,75 74,00
Ayam Ras 12,10 10,50 1,00 65,60
Sumber: Triharyanto, 2001
Protein telur tersusun dari asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Dari sebutir telur berbobot 50 gram, total proteinnya adalah 6 gram. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan untuk mengganti sel yang rusak. Sementara itu lemak telur hanya sekitar 5 gram.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Permintaan
Menurut Kartasapoetra et all (1988), permintaan merupakan maksud dan keinginan para pembeli/konsumen untuk memiliki suatu kuantitas produk atau jasa pada harga tertentu di dalam pasaran tertentu dan pada waktu tertentu. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu dan pasar tertentu. Atau dalam pengertian sehari-hari, permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yan diminta atau dibutuhkan. Atas dasar kebutuan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang dan jasa, dimana makin banyak jumlah penduduk maka semakin besar permintaan masyarakat akan sesuatu jenis barang. Akan tetapi kenyataannya barang di pasar mempunyai nilai atau harga. Jadi permintaan
baru mempunyai arti apabila didukung oleh “daya beli” permintaan barang sehingga merupakan
(52)
Dalam menganalisis permintaan perlu dibedakan dua pengertian : permintaan dari jumlah barang yang diminta. Didalam analisis ekonomi, permintaan menggambarkan keseluruhan daripada hubungan anatara harga dan permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta berarti jumlah barang yang diminta pada suatu tingkat tertentu (Sukimo, 2000).
Permintaan menunjukkan jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu dan hal lain diasumsikan konstan. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode tertentu berubah berlawanan dengan harganya jika hal lain diasumsikan konstan (McEachern, 2000). Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-komoditi lain dan menambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli yang lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu komoditi mendorong para konsumen yang sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi dalam jumlah yang besar.
Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas komoditi yang mengalami kenaikan harga (Sugiarto,dkk, 2000).
Faktor-faktor lain (selain harga) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah :
1. Jumlah pembeli.
2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan. 3. Harga barang-barang lain.
(53)
5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.
Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi misalnya karena pertambahan penduduk. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali terhadap permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya ada satu pengecualian, yaitu yang disebut
Inferior goods atau Giffen goods, yaitu barang-barang yang permintaannya justru berkurang bila
penghasilan konsumen naik.
Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang itu barang pelengkap (komplementer), barang pengganti (substitusi) atau barang lepas (independent) (Gilarso, 1993).
2.2.2 Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah semakin rendah harga dari suatu barang, maka semakin banyak jumlah permintaan terhadap harga barang itu, sebaliknya semakin tinggi harga dari suatu barang, semakin sedikit jumlah permintaan barang tersebut (Suhartati, 2006:10).
Hukum permintaan tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimiliki terbatas. Karena setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan utilitas masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas yang dikonsumsinya.
(54)
Hukum permintaan berbunyi : apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah harga yang diminta akan berbanding terbalik dngan tingkat harga barang. Kenaikan harga akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
2.2.3 Teori Konsumen
Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa barang-barang konsumsi. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang ia peroleh terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan.
Fungsi utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung pemakainya. Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa konsumsi disebut konsumen (Soediyono, 1981).
Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dimana dalam pengalokasiannya konsumen menentukan permintaan untuk beragam barang dan jasa. Keputusan pembelian konsumen akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga mempengaruhi permintaan untuk barang dan jasa (Pindyck dan Rubinfeld, 2001).
(1)
DAFTAR ISI
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1.2 Identifikasi Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Kegunaan Penelilian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ... 2.2 Landasan Teori... 2.2.1 Permintaan ... 2.2.2 Hukum Permintaan ...
(2)
2.2.3 Teori Konsumen... 2.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda . ... 2.2.5 Korelasi Rank Spearman . ... 2.3 Penelitian Sebelumnya ... ... 2.4 Karakteristik Konsumen . ... 2.5 Kerangka Pemikiran ... 2.6 Hipotesis Penelitian ...
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 3.2 Metode Penelitian Sampel ... 3.3 Metode Pengumpulan Data ... 3.4 Metode Analisis Data ... 3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 3.5.1 Defenisi ...
3.5.2 Batasan Operasional ... BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ...
4.1.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah ...
4.2 Keadaan Penduduk...
(3)
4.4 Pasar Menurut Sarana Tempat Berjualan ...
4.5 Sampel Penelitian ...
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Tingkat Permintaan Telur Ayam Ras ... 5.2 Karakteristik sampel Penelitian ... 5.3 Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras ... 5.4 Hubungan Karakteristik Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras
5.5 Pengaruh Karakteristik Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 6.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA
(4)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kota Medan
2. Konsumsi Telur Unggas Butir Per Kapita Kota Medan Tahun 2009-2013
3. Produksi Telur Ayam di Kota Medan Tahun 2010-2014 4. Perbandingan Kandungan Yang Ada Pada Telur Ayam
Buras dan Telur Ayam Ras per Butir 5. Jenis dan Alamat Pasar Daerah Penelitian 6. Jumlah Sampel Konsumen Telur ayam Ras
7. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011
8. Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 9. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
10. Banyaknya Pasar Dirinci Menurut Sarana Tempat Berjualan Tahun 2009-2013
11. Konsumsi Telur Unggas Butir Per Kapita Kota Medan
Tahun 2009-2013
12. Pendidikan Sampel Konsumen Telur Ayam Ras
13. Jumlah Tanggungan Sampel Konsumen Telur ayam Ras 14. Jumlah Pendapatan Sampel Konsumen Telur ayam Ras 15. Umur Sampel Konsumen Telur Ayam Ras
16. Produksi Telur Ayam di Kota Medan Tahun 2010-2014 17. Permintaan Telur Ayam Ras
18. Pengaruh Variabel Terhadap Permintaan Telur Ayam Ras 19. Nilai Tolerance dan VIF Permintaan Telur Ayam Ras
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
1 Skema Kerangka Pemikiran
2 Grafik Normal Plot Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras
3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Jumlah Permintaan
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Judul Hal
1 Karakteristik Konsumen Telur Ayam Ras
2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras di Kecamatan Medan Kota 3 Hasil Output SPSS
4 Kuisioner Penelitian 5. Daftar Distribusi Tabel F