Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang Jalan Cihampelas Bandung.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori kausal yang dilakukan secara kuantitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara dengan alat bantu kuisioner. Sampel penelitian adalah 150 pengunjung yang akan melakukan proses pembelian atau hanya berkunjung saja di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung. Hasil observasi akan di analisis dengan menggunakan metode Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

Hasil analisis menggunakan Statistical product and Service Solutions (SPSS) menyimpulkan bahwa unsur store atmosphere yang dimiliki oleh Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung memiliki pengaruh sebesar 13,7% terhadap minat beli konsumen di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is explanatory causal research conducted in a quantitative manner. All existing data in these studies obtained through the method of interview with AIDS questionnaire. The research sample are 150 visitors will make the process of buying or just visiting in Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung. The

data is then processed using Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

The results of the analysis using the Statistical Product and Service Solutions

(SPSS) concluded that store atmosphere elements has a 13,7% impact on consumer purchase intention at Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1.1 Pemasaran ... 7

2.1.1.2 Manajemen Pemasaran... 8

2.1.1.3 Marketing Mix ... 8

2.1.1.4 Perilaku Konsumen ... 11

2.1.1.5 Store Atmosphere ... 14

2.1.1.6 Minat Beli ... 25

2.1.2 Riset Empiris ... 27


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.2 Rerangka Pemikiran ... 31

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 32

2.3.1 Model Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Analisis Data ... 39

3.5.1 Uji Instrumen ... 39

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 42

4.1.2 Hasil Persepsi Responden ... 46

4.1.3 Hasil Uji Instrumen ... 64

4.1.4 Hasil Uji Normalitas ... 67

4.2 Pembahasan ... 68

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 69

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi... 70

4.2.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t) ... 71

BAB V PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 75


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rerangka Teoritis ... 30 Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ... 31 Gambar 2.3 Model Penelitian ... 33


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Riset Empiris ... 27

Tabel 3.3 Tabel Definisi Operasional Variabel... 35

Tabel 3.4 Skala Likert ... 39

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan ... 45

Tabel 4.4 Tanggapan Responden SA 1 ... 46

Tabel 4.5 Tanggapan Responden SA 2 ... 47

Tabel 4.6 Tanggapan Responden SA 3 ... 47

Tabel 4.7 Tanggapan Responden SA 4 ... 48

Tabel 4.8 Tanggapan Responden SA 5 ... 49

Tabel 4.9 Tanggapan Responden SA 6 ... 50

Tabel 4.10 Tanggapan Responden SA 7 ... 50

Tabel 4.11 Tanggapan Responden SA 8 ... 51

Tabel 4.12 Tanggapan Responden SA 9 ... 52

Tabel 4.13 Tanggapan Responden SA 10 ... 52

Tabel 4.14 Tanggapan Responden SA 11 ... 53

Tabel 4.15 Tanggapan Responden SA 12 ... 54

Tabel 4.16 Tanggapan Responden SA 13 ... 54

Tabel 4.17 Tanggapan Responden SA 14 ... 55

Tabel 4.18 Tanggapan Responden MB 1 ... 56

Tabel 4.19 Tanggapan Responden MB 2 ... 57

Tabel 4.20 Tanggapan Responden MB 3 ... 57

Tabel 4.21 Tanggapan Responden MB 4 ... 58

Tabel 4.22 Tanggapan Responden MB 5 ... 59


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.24 Tanggapan Responden MB 7 ... 61

Tabel 4.25 Tanggapan Responden MB 8 ... 61

Tabel 4.26 Tanggapan Responden MB 9 ... 62

Tabel 4.27 Tanggapan Responden MB 10 ... 63

Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Untuk SA ... 64

Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Untuk MB ... 65

Tabel 4.30 Hasil Uji Reliabilitas Untuk SA ... 66

Tabel 4.31 Hasil Uji Reliabilitas Untuk MB ... 66

Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 69

Tabel 4.35 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 71


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner ... 81

Rekap Kuesioner ... 84

Hasil SPSS ... 92


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta perubahan teknologi dan arus informasinya pun semakin cepat. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong terciptanya persaingan ketat di dalam dunia bisnis, terutama bisnis fashion. Pasar yang semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis untuk secara terus-menerus berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya.

Kota Bandung yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai Entertainment City (Kota Hiburan) menawarkan berbagai macam pilihan hiburan wisata untuk semua kalangan tanpa batasan usia. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner, dan yang pastinya wisata belanja yang ditawarkan kota ini.

Bandung memang sudah sejak lama dikenal sebagai barometer fashion di Indonesia. Di kota ini perkembangan fashion selalu bergerak dinamis dengan segala kreativitas didalamnya. Pada pertengahan 1990 sampai sekarang, tren distro (distribution outlet) dan FO (factory outlet) membentuk identitas kota ini sebagai kiblat utama di bidang fashion Indonesia. Bisnis ini tumbuh subur di kota Bandung.

Bisnis yang dijalankan dewasa ini tidak lagi berorientasi kepada laba dan keuntungan. Namun, pemasaran aktif yang lebih berorientasi kepada pelanggan lebih banyak digunakan oleh para pelaku bisnis. Hal ini membuat para pelaku


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha bisnis mengharuskan para pelaku bisnis mendefinisikan “want and need” dari sudut pandang konsumen.

Dalam setiap kegiatan usaha, pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan. Perusahaan harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat menguntungkan perusahaan tersebut. Seiring semakin berkembangnya industri fashion yang ada di Kota Bandung membuat menjamurnya factory outlet/departement store/distro yang tersebar di Kota Bandung. Bahkan, saat ini fenomena baru yang sedang digemari oleh masyarakat adalah berbelanja dengan sistem online, karena dinilai lebih praktis dan efisien. Banyaknya pesaing di bidang fashion ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja perusahaanya agar dapat bersaing di pasar.

Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap bisnis ritel modern perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaanya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. (Durianto & Liana, 2004) mengatakan bahwa minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menyikapi hal ini, peritel yang bermain di bisnis ini dituntut untuk selalu melakukan inovasi agar minat beli konsumen tetap terjaga dan bahkan meningkat. Menarik minat beli konsumen untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan store atmosphere yang menyenangkan bagi konsumen.


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Citra toko yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam membentuk pelanggan yang loyal. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Minimal konsumen akan merasa betah saat berada di toko tersebut dan hal ini akan membuat konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut.

Mowen & Minor (2002) mengatakan bahwa suasana toko merupakan unsur senjata yang dimiliko toko. (Utami, 2008) suasana toko merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik serta aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana yang dengan sengaja diciptakan, sebuah toko berusaha untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan layanan, harga, maupun ketersediaan barang dagangan yang bersifat fashionable. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar didalamnya. Store Layout yang baik akan membantu retailer agar bisa menampilkan produknya dengan baik, memudahkan konsumen berbelanja dan meningkatkan efisiensi kinerja petugas, menarik minat beli dan meningkatkan keuntungan bagi pemilik toko (Setiadi, 2010). Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli. Namun, banyak pemilik


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha toko yang tidak mempedulikan suasana tokonya dengan menaruh display toko yang sembarangan sehingga membuat konsumen bingung untuk mencari barang yang akan dibeli sehingga tidak dapat menarik minat beli konsumen. Dengan melihat barang dagangan, konsumen akan tertarik serta memudahkan konsumen dalam memilih barang yang diinginkan. Display yang baik akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Penciptaan suasana yang menyenangkan, menarik, serta bisa membuat konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara agar bisa menarik konsumen untuk melakukan tindakan pembelian (Levy & Weitz, 2001).

Kotler (2009) mengatakan identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan kepada konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari suasananya. Meskipun sebuah suasana toko tidak secara langsung mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan dengan iklan, suasana toko merupakan komunikasi secara diam-diam yang dapat menunjukan kelas sosial dari produk-produk yang ada di dalamnya.

Sejak dijuluki sebagai Paris Van Java, Industri fashion di Kota Bandung terus berkembang. Ditandai dengan banyaknya toko-toko yang menjual pakaian dengan berbagai macam model. Namun ada yang menarik, di tengah banyaknya toko yang sama, Kagum Group memiliki ciri khas tersendiri bagi setiap tokonya. Selain bergerak di bidang properti dan hotel, Kagum Group juga sudah lama berkontribusi di industri fashion Kota Bandung, toko toko yang di bangun dengan konsep ikonik turut menjadi daya tarik dari factory outlet milik Kagum Group. Pada zamannya, Bandung sempat menjadi kiblat fashion di Indonesia. Namun


(13)

5 Universitas Kristen Maranatha seiring dengan berjalannya waktu pandangan mengenai fashion dan kebutuhan dalam berbelanja pun berubah.

Menurut Marketing Team dari Kagum Fashion Group, industri fashion sejak tahun 2000 memang sangat berkembang pesat. Semakin berkembangnya ekonomi dan semakin mudahnya akses informasi yang berkembang di masyarakat kita, fashion tidak lagi sebagai kebutuhan sekunder saja, namun beralih fungsi sebagai penunjang gaya hidup. Gengsi dalam berbusana juga sangat di junjung tinggi bagi kalangan tertentu. Untuk kalangan menengah, banyak bermunculan local brand yang tidak kalah bersaingan baik dari segi kualitas maupun gengsi. Kualitas produk yang di sediakan oleh factory outlet milik Kagum Group pun cukup baik dan tidak kalah dibanding department store. Namun minat beli konsumen bila dibandingkan beberapa tahun silam dinilai menurun.

Hal ini dirasa sangat kontras melihat lokasi toko yang sangat strategis dan berada di pusat Kota Bandung dengan kualitas produk yang cukup baik dan harga yang bersaing namun tidak begitu menarik konsumen untuk membeli produk mereka, pengunjung factory outlet ini justru didominasi oleh turis domestik. Berdasarkan pemaparan di atas kita bisa ketahui bahwa penurunan minat beli konsumen pasti disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor eksternal yaitu dari pesaing dan perubahan sudut pandang konsumen, namun faktor interal pun perlu di tinjau lebih jauh. Store atmosphere mempunyai peranan cukup penting karena hal inilah yang terlihat kasat mata dan dapat dirasakan oleh konsumen secara langsung.


(14)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada factory outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada factory outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi :

Penelitian ini dapat menambah referensi pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti lain mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen.

2. Bagi Praktisi Bisnis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli. Sehingga dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi para pelaku pasar terutama pemilik toko pakaian sehingga dapat memaksimalkan store atmosphere agar dapat menarik konsumen.


(15)

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh

Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang

Jalan Cihampelas Bandung”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari analisis statistik data responden diketahui bahwa mayoritas responden

adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 77 orang atau 51,3% dan minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 73 orang atau 48,7%.

2. Dilihat dari uji validitas ditemukan bahwa item yang valid adalah item SA1, SA2, SA3, SA4, SA5, SA6, SA7, SA8, SA9, SA10, SA11, SA12, SA13, SA14, MB1, MB2, MB3, MB4,MB5, MB6, MB7, MB8, MB9, MB10.

3. Dari hasil uji reliabilitas, instrumen dinyatakan reliabel karena lebih besar dari nilai cronbach alpha. Variabel store atmosphere dengan cronbach

alpha = 0,635 ≥ 0,50. Variabel minat beli dengan cronbach alpha = 0,642

≥ 0,50. Dari hasil uji reliabilitas seluruh variabel yang telah dinyatakan

valid, juga dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha ≥ 0,50 dan nilai cronbach alpha if item deleted ≤ cronbach alpha.

4. Dari hasil persamaan regresi didapatkan nilai standardized beta SA sebesar 0,171 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

5. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa variabel store atmosphere dipengaruhi oleh variabel minat beli sebesar


(16)

74 Universitas Kristen Maranatha 13,7% sedangkan sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti price, place, promotion, service.

6. Dari hasil uji-t diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dapat dinyatakan bahwa p value ≤ α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Untuk manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas agar lebih meningkatkan perkembangan mengenai store atmosphere agar dapat menciptakan minat beli yang lebih baik dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

2. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas sebaiknya membuat brosur dan media promosi lainnya agar menarik perhatian pengunjung. 3. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas perlu membuat

gebrakan strategi marketing yang baru agar dapat lebih mendorong minat beli konsumen.


(17)

75 Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Adanya keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan hanya menggunakan kuesioner sehingga data responden kurang akurat dan peneliti kurang mendapatkan informasi secara langsung dari responden.

2. Pada penelitian ini tidak diteliti pekerjaan dari masing-masing responden sehingga hasil yang didapat tidak mewakili.

5.4 Implikasi Penelitian

1. Implikasi penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa store atmosphere harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan, dimana dalam hal ini yaitu FO Kagum Group di Jalan Cihampelas.

2. Di saat FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas mengelola store atmosphere dengan baik dalam hal ini untuk pengaturan musik di FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas, pencahayaan, rak display yang rapi, kebersihan, dan keramahan karyawan FO Kagum Group di Jalan Cihampelas, maka pengunjung pun akan tertarik untuk membeli.


(18)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Ashari, A. (2012). Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group Blackberry Messanger Terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin. Makassar: Skripsi.

Astuti, Sri Rahayu Tri. (2010). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2001). Retail Management. A Strategic Approach. New Jersey: Prentice Hall.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2006). Retail Management. A Strategic Approach. New Jersey: Prentice Hall.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S. (2011). Business Research Methods. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Durianto, D. Dan C, Liana. (2004). Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumen

Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.11 (no.1): 44

Dharmesta dan Handoko, T. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dharmesta dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.

Engel, James F, Blackwell, Roger D, and Miniard, Paul W. (2005). Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.


(19)

Universitas Kristen Maranatha Ferdinand, Augusty. (2007). Metode Penelitian Manajemen Edisi 2.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2011). Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hidayat, Elita, Setiaman. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Universitas Padjajaran. Vol 1. No 1

Hurlock, Elizabeth, B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Amstrong. (2009). Marketing an Introduction, Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Amstrong. (2010). Principles Of Marketing. 13th Edition. New Jersey. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Kotler, Philip & Keller, Kevin, L. (2012). Marketing Management, 14th edition. New Jersey: Prentice Hall.


(20)

Universitas Kristen Maranatha Lamb, Charles W, Jr, Hair, Joseph F, Jr dan McDaniel, Carl. (2001). Pemasaran.

Jakarta: Salemba Empat.

Levy & Weitz. (2001). Retailing Management, 4th edition. New York: Mc. Graw Hill, Irwin.

Meldarianda dan Lisan. (2010). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Niat Beli pada Resort Café Atmosphere Bandung. Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha.

Mowen, John, C., dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ruane, Janet M. (2013). Dasar- dasar Metodologi Penelitian. Bandung: Nusa Media.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Setiadi, Nugroho. (2010). Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana Preneda Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.


(21)

Universitas Kristen Maranatha Sutisna dan Pawitra. (2001). Perlikau Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy. (2011). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia

Utami, Widya Christina. (2006). Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

Purwaningsih, A. (2013). Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal.

Zimmer, Marry R. 2001. Impression of store atmosphere.Journal of retailing. Vol. 9, No 3, hal 568-569


(1)

74 Universitas Kristen Maranatha

13,7% sedangkan sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti price, place, promotion, service.

6. Dari hasil uji-t diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dapat dinyatakan bahwa p value ≤ α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Untuk manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas agar lebih meningkatkan perkembangan mengenai store atmosphere agar dapat menciptakan minat beli yang lebih baik dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

2. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas sebaiknya membuat brosur dan media promosi lainnya agar menarik perhatian pengunjung. 3. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas perlu membuat

gebrakan strategi marketing yang baru agar dapat lebih mendorong minat beli konsumen.


(2)

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Adanya keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan hanya menggunakan kuesioner sehingga data responden kurang akurat dan peneliti kurang mendapatkan informasi secara langsung dari responden.

2. Pada penelitian ini tidak diteliti pekerjaan dari masing-masing responden sehingga hasil yang didapat tidak mewakili.

5.4 Implikasi Penelitian

1. Implikasi penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa store atmosphere harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan, dimana dalam hal ini yaitu FO Kagum Group di Jalan Cihampelas.

2. Di saat FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas mengelola store atmosphere dengan baik dalam hal ini untuk pengaturan musik di FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas, pencahayaan, rak display yang rapi, kebersihan, dan keramahan karyawan FO Kagum Group di Jalan Cihampelas, maka pengunjung pun akan tertarik untuk membeli.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Ashari, A. (2012). Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group Blackberry Messanger Terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin. Makassar: Skripsi.

Astuti, Sri Rahayu Tri. (2010). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2001). Retail Management. A Strategic Approach. New Jersey: Prentice Hall.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2006). Retail Management. A Strategic Approach. New Jersey: Prentice Hall.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S. (2011). Business Research Methods. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Durianto, D. Dan C, Liana. (2004). Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumen

Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.11 (no.1): 44

Dharmesta dan Handoko, T. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dharmesta dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.

Engel, James F, Blackwell, Roger D, and Miniard, Paul W. (2005). Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.


(4)

Ferdinand, Augusty. (2007). Metode Penelitian Manajemen Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2011). Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hidayat, Elita, Setiaman. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Universitas Padjajaran. Vol 1. No 1

Hurlock, Elizabeth, B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Amstrong. (2009). Marketing an Introduction, Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Amstrong. (2010). Principles Of Marketing. 13th Edition. New Jersey. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Kotler, Philip & Keller, Kevin, L. (2012). Marketing Management, 14th edition. New Jersey: Prentice Hall.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

Lamb, Charles W, Jr, Hair, Joseph F, Jr dan McDaniel, Carl. (2001). Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.

Levy & Weitz. (2001). Retailing Management, 4th edition. New York: Mc. Graw Hill, Irwin.

Meldarianda dan Lisan. (2010). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Niat Beli pada Resort Café Atmosphere Bandung. Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha.

Mowen, John, C., dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ruane, Janet M. (2013). Dasar- dasar Metodologi Penelitian. Bandung: Nusa Media.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Setiadi, Nugroho. (2010). Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana Preneda Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sutisna dan Pawitra. (2001). Perlikau Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy. (2011). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia

Utami, Widya Christina. (2006). Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

Purwaningsih, A. (2013). Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal.

Zimmer, Marry R. 2001. Impression of store atmosphere.Journal of retailing. Vol. 9, No 3, hal 568-569