Pengaruh Marketing Mix terhadap Minat Beli pada Ritel Kagum Fashion Sepanjang Jalan Cihampelas.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori kausal yang dilakukan secara kuantitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara dengan alat bantu kuisioner. Sampel penelitian adalah 152 pengunjung yang akan melakukan proses pembelian atau hanya berkunjung saja di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung. Hasil observasi akan di analisis dengan menggunakan metode Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

Hasil analisis menggunakan Statistical product and Service Solutions (SPSS) menyimpulkan bahwa unsur marketing mix yang dimiliki oleh Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung


(2)

ABSTRACT

This research is explanatory causal research conducted in a quantitative manner. All existing data in these studies obtained through the method of interview with AIDS questionnaire. The research sample are 152 visitors will make the process of buying or just visiting in Kagum Fashion along the Cihampelas street Bandung. The data is then processed using Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

The results of the analysis using the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) concluded that marketing mix elements has a significant effect on customer Purchase Decision on Kagum Fashion along the Cihampelas street Bandung.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Manajemen Pemasaran………...7

2.1.2 Pemasaran………...7

2.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)………...8

2.1.3.1 Produk (Product)…………..………..…………..10

2.1.3.2 Harga (Price)………11

2.1.3.3 Tempat (Place)……….12

2.1.3.4 Promosi (Promotion)………14

2.1.3.5 Orang (People)……….16

2.1.3.6 Lingkungan Fisik (Physical Evidence)………17

2.1.3.7 Proses (Process)………...19


(4)

2.1.5 Minat Beli………...………..24

2.1.6 Riset Empiris………..………..27

2.1.7 Rerangka Teoritis……….………...28

2.2. Rerangka Pemikiran ... 29

2.3. Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1. Jenis Penelitian... 30

3.2. Populasi dan Sampel ... 30

3.3. Teknik Analisis Sampel ... 31

3.4. Definisi Operasional Variabel……….32

3.5. Metode Pengumpulan Data……….36

3.6. Teknik Analisis Data………...………...36

3.6.1 Uji Intrumen………..……....36

3.6.2 Uji Validitas………...………..……37

3.6.4 Uji Reliabilitas………...….37

3.6.5 Metode Analisis Data………..…....38

3.6.6 Pengujian Hipotesis………..…...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Hasil Penelitian ... 40

4.1.1. Hasil Uji Validitas ... 40

4.1.2. Uji Reliabilitas ... 41

4.1.3. Profil Responden ... 42

4.1.3.1 Jenis Kelamin………43

4.1.3.2 Usia………44

4.1.3.3 Penghasilan Per Bulan………...45

4.1.4 Hasil Tanggapan Responden……….46

4.1.4.1 Tanggapan Responden Tentang Responden Marketing Mix (X)……….46

4.1.4.2 Tanggapan Responden Tentang Minat Beli (Y)…….66

4.1.5 Uji Asumsi Klasik……….71

4.1.5.1 Uji Normalitas………..71


(5)

4.1.6 Metode Analisis Data……….73

4.1.6.1 Regresi Linear Sederhana………..73

4.1.6.2 Pengujian Hipotesis………75

4.1.6.3 Uji Koefisien Determinasi………..76

BAB V PENUTUP ... 77

5.1. Simpulan ... 77

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 77

5.3. Saran ... 78


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rerangka Teoritis ... 28 Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ... 29 Gambar 2.3 Model Penelitian ... 30


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Riset Empiris ... 27

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 32

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Marketing Mix (X) ... 40

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli (Y) ... 41

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 42

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran Per Bulan .. 45

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Produk Pernyataan 1 ... 46

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Produk Pernyataan 2 ... 47

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Produk Pernyataan 3 ... 48

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang Harga Pernyataan 1 ... 49

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Harga Pernyataan 2 ... 50

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Tempat Pernyataan 1 ... 51

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Tempat Pernyataan 2 ... 52

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Tentang Tempat Pernyataan 3 ... 53

Tabel 4.15Tanggapan Responden Tentang Tempat Pernyataan 4 ... 54

Tabel 4.16Tanggapan Responden Tentang Promosi Pernyataan 1 ... 55

Tabel 4.17Tanggapan Responden Tentang Promosi Pernyataan 2 ... 56

Tabel 4.18Tanggapan Responden Tentang Orang Pernyataan 1 ... 57

Tabel 4.19Tanggapan Responden Tentang Orang Pernyataan 2 ... 58

Tabel 4.20Tanggapan Responden Tentang Orang Pernyataan 3 ... 59

Tabel 4.21Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Fisik Pernyataan 1 .. 60

Tabel 4.22Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Fisik Pernyataan 2 .. 61

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Fisik Pernyataan 3 .. 62

Tabel 4.24Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Fisik Pernyataan 4 .. 63

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Proses Pernyataan 1 ... 64

Tabel 4.26Tanggapan Responden Tentang Proses Pernyataan 2 ... 65


(8)

Tabel 4.28Tanggapan Responden Tentang Minat Beli Pernyataan 2 ... 67

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Tentang Minat Beli Pernyataan 3 ... 68

Tabel 4.30Tanggapan Responden Tentang Minat Beli Pernyataan 4 ... 69

Tabel 4.31Tanggapan Responden Tentang Minat Beli Pernyataan 5 ... 70

Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas ... 71

Tabel 4.33 Hasil Regresi Sederhana ... 73


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Uji Validitas (Marketing Mix) ... 81

LAMPIRAN B Uji Validitas (Minat Beli) ... 84

LAMPIRAN C Uji Reliabilitas X ... 84

LAMPIRAN D Uji Reliabilitas Y ... 85

LAMPIRAN E Uji Normalitas ... 85

LAMPIRAN F Uji Heteroskedastisitas ... 86

LAMPIRAN G Regresi Linear Sederhana ... 86

LAMPIRAN H Profil dan Tanggapan Responden ... 88

LAMPIRAN I Profil Responden ... 89


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bisnis Ritel secara umum adalah kegiatan usaha menjual aneka barang atau jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung.Pengertian retail menurut Ma’ruf (2005) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga. Dalam matarantai perdagangan bisnis ritel merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu barang atau jasa dan bersentuhan langsung dengan konsumen. Sedangkan, peritel adalah sebuah bisnis yang menjual produk dan jasa kepada konsumen untuk kegunaan pribadi keluarga konsumen (Michael Levy, Phd, Barton A.Weitz, Phd, Retailing Management 6th edition, New York: Mc Graw Hill, 2007, 7). Definisi Retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk penggunaan pribadi atau keluarga (Levy, 2009). Usaha eceran adalah suatu usaha yang kegiatannya menyangkut penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan nir-bisnis (Kotler dan Armstrong, 2003)

Industri ritel khususnya factoty outlet terus mengalami pertumbuhan dilihat dari jumlah yang terus meningkat. Jumlah factory outlet di Bandung cukup banyak sehingga persaingan diantaranya terjadi dengan ketat. Segmentasi factory outlet di Bandung relatif sama sehingga diantaranya saling bersaing dan pasar factory outlet di Bandung sangat dinamis. Industri factory outlet awalnya bertujuan untuk menjual


(11)

produk yang berlebih atau cacat hanya kepada pegawainya, selanjutnya produk tersebut dijual langsung kepada konsumen. Saat ini industri factory outlet tidak hanya menjual produk yang berlebih, akan tetapi melakukan diversifikasi produk dengan produk pelengkap seperti sepatu, aksesoris, tas, pakain dalam dan sebagainya, sehinggga lini produk yang ditawarkan lebih beragam. Semakin banyak factory outlet baru yang dibuka di berbagai pelosok kota, membuat Bandung menjadi pilihan objek wisata utama untuk berbelanja. Dilihat dari dari bentuk perdagangan eceran factory outlet dirancang untuk melayani kebutuhan pelanggan seperti pakaian, aksesoris dan produk rumah tangga lainya. Pengusaha factory outlet bergerak kesegala arah dengan menyediakan fasilitas gedung yang lebih besar, menjual banyak dan beragam produk, meningkatkan fasilitas, meningkatkan operasional dan promosi untuk meningkatkan daya saing (Kotler, 2003). Factory Outlet adalah tempat penjualan barang-barang eks pabrik yang dijual dengan diskon karena ada cacat, karena itu tidak menyediakan produk berdiskon sepanjang tahun

(Hendri Ma’ruf, 2006). Untuk memenangkan persaingan tersebut sangat diperlukan

yang namanya strategi bisnis, manajerial produk, dan pemasaran yang tepat sehingga bisnis factory outlet tersebut dapat memperebutkan persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Noviana (2013) dalam hal ini aktivitas-aktivitas pemasaran yang merupakan usaha-usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan dan membujuk konsumen agar menggunakan produk tertentu sangatlah diperlukan. Usaha-usaha tersebut meliputi 7P atau bauran pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat/ lokasi (place), promosi (promotion), orang / partisipan (people), sarana / bukti fisik (physical evidence), proses (process).


(12)

produk maka bisa dikuatkan dengan meningkatkan performance bauran pemasaran (marketing mix). Sebagaimana pendapat Kotler (2003) menjelaskan bahwa bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi mampu membangun reputasi merek yang bisa mempertahankan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap sebuah produk. Sedangkan menurut Assauri (2011) marketing mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Berdasarkan pendapat ini, maka peneliti ini akan mengungkapkan pengaruh Marketing Mix terhadap minat beli ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas.

Kagum Fashion Cihampelas sendiri adalah Factory Outlet yant terletak ditengah kota Bandung yang tempatnya berada di dekat Cihampelas Walk Mall. Kagum Fashion kini menguasai sepanjang jalan Cihampelas dengan keunikan outlet-outletnya yang tematik. Dalam perjalanannya, Kagum Fashion terus berkembang, dan sekarang memilik kurang lebih 14 outlet di jalan Cihampelas. Bukan outlet biasa, yang di ciptakan oleh Kagum Fashion diciptakan tematik dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Selain tematik superhero yang menguasai kawasan Cihampelas, Bandung, Kagum Fashion juga memiliki factory outlets lainnya yang bertema serupa, yakni tokoh-tokoh kartun yang lebih ‘girly’, seperti, pinokio, Mr. Bean, Aladin & Jasmine, Catwoman, dan lainnya. Kagum Fashion memiliki visi misi melestarikan, mengembangkan dan memperkenalkan pariwisata kota Bandung kepada para wisatawan baik domestik maupun internasional, dengan menyediakan keunikan dan kreativitas sebagai pelopor di bidang fashion. Kagum Fashion kini menjadi sebuah perusahaan retailer terbesar di


(13)

kota Bandung.( http://www.mensobsession.com/, tanggal 15 september 2015). Tidak hanya itu Factory outlet milik Kagum Fashion itu juga memiliki ciri khas yang unik dari penampilan eksterior bangunan hingga interior bangunan memilik tema yang sama seperti nama ritel factory outlet nya. Dimana para pelanggan bisa menikmati suasana dalam toko sambil berbelanja di dalam factory outlet.

Factory outlet Kagum Fashion ini memiliki bangunan yang sangat luas didalamnya serta dari satu ritel milik kagum fashion lainnya sangat berdekatan. Setiap Papan nama factory outlet ini sangat terlihat jelas di sepanjang jalan Cihampelas, walupun memiliki parkir yang kurang memadai. Hal ini menjadi kendala bagi konsumen terutama untuk konsumen yang mengandarai mobil.

Selain itu, berdasarkan wawancara dari para pegawai yang berkerja di factory outlet tersebut, tingkat penjualan disetiap factory outlet dijalan Cihampelas itu mengalami penurunan. Padahal produk yang dijual oleh factory outlet tersebut memiliki harga terjangkau serta kualitas produk yang baik. Sehingga peneliti menilai bahwa adanya faktor-faktor lain dalam marketing mix yang mempengaruhi minat beli yang membuat tingkat penjualan ritel Kagum Fashion tersebut mengalami penurunan.

Berdasarkan pendapat peneliti seperti yang dipaparkan dalam fenomena yang terjadi pada factoty outlet milik Kagum Fashion yang berada disepanjang jalan Cihampelas bahwa faktor-faktor dalam marketing mix apakah memiliki pengaruh terhadap minat beli. Hal ini yang akan memnjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah terdapat pengaruh Marketing Mix terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

Menguji dan menganalisi apakah Marketing Mix berpengaruh terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama menempuh perkuliahan serta untuk menambah wawasan peneliti mengenai pengaruh marketing mix terhadap minat beli 2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi masukanyang berharga dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan variable bauran pemasaran.

b. Perusahaan dapat mempunyai informasi yang dapat di gunakan untuk membuat strategi pemasaran yang baru terhadap Marketing Mix faktor 7P ( product, price, place, promotion, people, physical, process )


(15)

c. Perusahaan dapat mengetahui seberapa besar minat beli konsumen pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas.

3. Manfaat bagi Pembaca

Menjadi bahan referensi atau bacaan bagi pihak yang mengadakan penelitian sejenis supaya dapat digunakan untuk membuat strategi pemasaran yang baru terhadap faktor 7P 7P (product, price, place, promotion, people, physical, process).


(16)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang pengaruh marketing mix terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas, penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh Marketing Mix terhadap minat beli konsumen pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. variabel marketing mix sebesar 0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian sebesar 0,05. Adapun tingkat pengaruh marketing mix terhadap minat beli konsumen pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas adalah sebesar 57,7%, sedangkan sisanya 42,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor selain marketing mix.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mengalami kendala keterbatasannya waktu.

2. Kurangnya kesungguhan dari beberapa responden dalam menjawab pernyataan. Hal ini dikarenakan responden memiliki banyak aktivitas dan ingin terburu-buru dalam menyelesaikan transaksi.

3. Masih tingginya keengganan responden dalam menjawab pernyataan-pernyataan penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.


(17)

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka penulis mencoba memberikan saran:

1. Tinggi rendahnya minat beli konsumen pada ritel Kagum fashion sepanjang jalan Cihampelas terbukti dipengaruhi oleh marketing mix yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu melakukan evaluasi strategi pemasarannya dengan cermat terutama dalam strategi penetapan harga dan promosi produk. Untuk mempertahankan dan meningkatkan minat beli konsumennya, perusahaan perlu memahami dengan baik kondisi persaingan dan perilaku konsumen yang menjadi target sasaran. Dengan strategi marketing mix yang lebih kompetitif dan bisa memenuhi harapan kosumen, maka minat beli konsumen bisa terus ditingkatkan dan perusahaan akan dapat memenangkan persaingan bisnis di industri fashion.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menganalisis variabel marketing mix menjadi beberapa sub variabel sehingga bisa diketahui elemen bauran pemasaran yang paling mempengaruhi minat beli konsumen pada perusahaan ritel fashion. Di samping itu, juga bisa memasukkan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi minat beli konsumen di bidang fashion.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, (2008). Pengantar Bisnis, Edisi Revisi. Bandung: Penerbit ALFABETA.

Assauri Sofjan, (2011). Manajemen Pemasaran. Cetakan Ke 11. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dharmesta, B. S., & T. H.Handoko. (2011). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: ed. BPFE UGM.

Djakarta, D. (2012).Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce eBay) . Skripsi, Semarang: Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hurriyati, Ratih (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Cetakan Pertama. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Hurriyati, Ratih (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen : Fokus Pada Konsumen Kartu Kredit Perbankan. Bandung : Penerbit CV.Alfabeta. Kasmir.(2006). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Kotabe, Masaaki, dan Kristiaan Helsen .(2011). Global Marketing Management. Fifth Edition. Asia : John Wiley & Sons, Inc.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


(19)

Kotler, P. & Amstrong, G. (2003).Principles of Marketing (11thed).New Jersey:Prenhallindo.

Kotler, P., & Keller K. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta: PT. Indeks.

Malhotra. N. K.(2005). Riset Pemasaran : Pendekatan terapan. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Men obsession (2015). Diakses pada, tanggal 15 september 2015 dari http://www.mensobsession.com/KagumFashion.

Nirwana.(2004). Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. Malang:Dioma.

Oentoro Deliyanti. (2012). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta, Prehalindo, Penerbit LaksBang PRESSindo, Yogyakarta.

Payne, Adrian, (2007). Pemasaran Jasa. Terjemahan Fandi Tjiptono. Jakarta: Andi Putra, Lapian dan Lumanauw. (2014). Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap

Minat Membeli KembaliVoucher Isi Ulang Telkomsel. Jurnal EMBA Vol.2 No.3.

Simamora, B. (2004). Paduan riset perilaku konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Penerbit: Alfabeta. Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta, Penerbit: Andi.

Sunjoyo, dkk, (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta. Wowor.V.R. (2012). Bauran Pemasaran Jasa, Pengaruhnya Terhadap Kepuasan

Konsumen Pengguna Mobil Toyota Avanza Veloz P.T Hasjrat Abadi Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.4.

Zeithmal, Valerie A. (2006). Consumer Perceptions of Price, Quality and Value.New York: Free Press.


(1)

B A B 1 P E N D A H U L U A N | 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah terdapat pengaruh Marketing Mix terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

Menguji dan menganalisi apakah Marketing Mix berpengaruh terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama menempuh perkuliahan serta untuk menambah wawasan peneliti mengenai pengaruh marketing mix terhadap minat beli 2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi masukanyang berharga dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan variable bauran pemasaran.

b. Perusahaan dapat mempunyai informasi yang dapat di gunakan untuk membuat strategi pemasaran yang baru terhadap Marketing Mix faktor 7P ( product, price, place, promotion, people, physical, process )


(2)

B A B 1 P E N D A H U L U A N | 6

Universitas Kristen Maranatha c. Perusahaan dapat mengetahui seberapa besar minat beli konsumen

pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas. 3. Manfaat bagi Pembaca

Menjadi bahan referensi atau bacaan bagi pihak yang mengadakan penelitian sejenis supaya dapat digunakan untuk membuat strategi pemasaran yang baru terhadap faktor 7P 7P (product, price, place, promotion, people, physical, process).


(3)

B A B V P E N U T U P | 77

Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang pengaruh marketing mix terhadap minat beli pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas, penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh Marketing Mix terhadap minat beli konsumen pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. variabel marketing mix sebesar 0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian sebesar 0,05. Adapun tingkat pengaruh marketing mix terhadap minat beli konsumen pada ritel Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas adalah sebesar 57,7%, sedangkan sisanya 42,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor selain marketing mix.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mengalami kendala keterbatasannya waktu.

2. Kurangnya kesungguhan dari beberapa responden dalam menjawab pernyataan. Hal ini dikarenakan responden memiliki banyak aktivitas dan ingin terburu-buru dalam menyelesaikan transaksi.

3. Masih tingginya keengganan responden dalam menjawab pernyataan-pernyataan penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.


(4)

B A B V P E N U T U P | 78

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka penulis mencoba memberikan saran:

1. Tinggi rendahnya minat beli konsumen pada ritel Kagum fashion sepanjang jalan Cihampelas terbukti dipengaruhi oleh marketing mix yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu melakukan evaluasi strategi pemasarannya dengan cermat terutama dalam strategi penetapan harga dan promosi produk. Untuk mempertahankan dan meningkatkan minat beli konsumennya, perusahaan perlu memahami dengan baik kondisi persaingan dan perilaku konsumen yang menjadi target sasaran. Dengan strategi marketing mix yang lebih kompetitif dan bisa memenuhi harapan kosumen, maka minat beli konsumen bisa terus ditingkatkan dan perusahaan akan dapat memenangkan persaingan bisnis di industri fashion.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menganalisis variabel marketing mix menjadi beberapa sub variabel sehingga bisa diketahui elemen bauran pemasaran yang paling mempengaruhi minat beli konsumen pada perusahaan ritel fashion. Di samping itu, juga bisa memasukkan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi minat beli konsumen di bidang fashion.


(5)

D A F T A R P U S T A K A | 79

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, (2008). Pengantar Bisnis, Edisi Revisi. Bandung: Penerbit ALFABETA.

Assauri Sofjan, (2011). Manajemen Pemasaran. Cetakan Ke 11. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dharmesta, B. S., & T. H.Handoko. (2011). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: ed. BPFE UGM.

Djakarta, D. (2012).Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce eBay) . Skripsi, Semarang: Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hurriyati, Ratih (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Cetakan Pertama. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Hurriyati, Ratih (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen : Fokus Pada Konsumen Kartu Kredit Perbankan. Bandung : Penerbit CV.Alfabeta. Kasmir.(2006). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Kotabe, Masaaki, dan Kristiaan Helsen .(2011). Global Marketing Management. Fifth Edition. Asia : John Wiley & Sons, Inc.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


(6)

D A F T A R P U S T A K A | 80

Universitas Kristen Maranatha Kotler, P. & Amstrong, G. (2003).Principles of Marketing (11thed).New

Jersey:Prenhallindo.

Kotler, P., & Keller K. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta: PT. Indeks.

Malhotra. N. K.(2005). Riset Pemasaran : Pendekatan terapan. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Men obsession (2015). Diakses pada, tanggal 15 september 2015 dari http://www.mensobsession.com/KagumFashion.

Nirwana.(2004). Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. Malang:Dioma.

Oentoro Deliyanti. (2012). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta, Prehalindo, Penerbit LaksBang PRESSindo, Yogyakarta.

Payne, Adrian, (2007). Pemasaran Jasa. Terjemahan Fandi Tjiptono. Jakarta: Andi Putra, Lapian dan Lumanauw. (2014). Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap

Minat Membeli KembaliVoucher Isi Ulang Telkomsel. Jurnal EMBA Vol.2 No.3.

Simamora, B. (2004). Paduan riset perilaku konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Penerbit: Alfabeta. Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta, Penerbit: Andi.

Sunjoyo, dkk, (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta. Wowor.V.R. (2012). Bauran Pemasaran Jasa, Pengaruhnya Terhadap Kepuasan

Konsumen Pengguna Mobil Toyota Avanza Veloz P.T Hasjrat Abadi Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.4.

Zeithmal, Valerie A. (2006). Consumer Perceptions of Price, Quality and Value.New York: Free Press.