Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar Terhadap Profitabilitas dan Return Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

(1)

TESIS

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI

TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN

RETURN

SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK

INDONESIA

ALVITA CHATARINE

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

i

TESIS

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR

TERHADAP PROFITABILITAS DAN

RETURN

SAHAM

PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ALVITA CHATARINE NIM. 1490661043

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(3)

ii

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABLITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA

EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Progran Magister, Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

ALVITA CHATARINE NIM. 1490661043

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(4)

iii

Lembar Pengesahan

Tesis ini Telah Disetujui Tanggal 21 Juli 2016

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,MSi Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., MSi

NIP. 19630801 198702 2 001 NIP. 19720804 199702 2 001

Mengetahui

Direktur Ketua Program Studi Magister

Program Pascasarjana Manajemen Program Pascasarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi


(5)

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 20 Juli 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 3187/UN14.4/HK/2016, Tanggal : 12 Juli 2016

Ketua : Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,M.Si

Anggota :

1. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si 2. Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE.,M.S 3. Dr. I.B. Panji Sedana, SE.,Msi


(6)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : ALVITA CHATARINE

NIM : 1490661043

PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN

JUDUL TESIS : PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI

TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN

RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,


(7)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., Msi., sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., MSi. Sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD,KEMD., selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.

Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program MM Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. I.G.B Wiksuana. SE.,MS, Dr. I.B. Panji Sedana, SE.,Msi., dan Dr. Henny Rahyuda, SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada semua guru dan dosen yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Andi Sudarsono dan Linawati yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas serta adik-adik dan keluarga besar yang selalu memberi dukungan. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Ida Ayu Putu Megawati, Gani Chandra Putra, dan rekan mahasiswa mahasiswi Program Magister Manajemen angkatan XXXII A, khususnya Niluh Sri Andayani, Ni Putu Trisna Dewanthi, Artisania Mandarini, Ida Bagus Adi Nugraha, serta IGN Agung Ariwiantara, yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk kelancaran tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, Penulis


(8)

vii ABSTRAK

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA

EFEK INDONESIA

Return adalah hasil yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukannya. Penilaian terhadap return yang akan diterima oleh investor yang akan berinvestasi di industry perbankan dapat menggunakan informasi-informasi keuangan bank yang tersedia dalam laporan keuangan bank guna mengukur kinerja bank. Kinerja bank tidak terlepas dari risiko yang dapat mengganggu keuntungan bank, seperti risiko kredit dan risiko nilai tukar dan kedua risiko ini merupakan risiko yang berpengaruh terhadap ketahanan perbankan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap profitabilitas dan return saham perbankan. Sampel penelitian berjumlah

28 bank yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data

penelitian diperoleh dari publikasi laporan keuangan perbankan pada tahun 2011-2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) dan uji Sobel (Sobel test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham dan berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas, risiko nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Uji Sobel (Sobel test) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas mampu memediasi risiko kredit terhadap return saham.


(9)

viii ABSTRACT

CREDIT RISK AND EFFECT OF EXCHANGE RATE RISK AND RETURN TO PROFITABILITY OF BANKING STOCKS IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

Return is the result obtained by investors from its investments. Assessment of the returns to be received by investors in banking industry can use the information of bank that provided in the financial statements in order to measure the performance of the bank. The bank's performance is inseparable from risks that can disrupt the bank's profits, such as credit risk and exchange rate risk and the risk influence the resilience of Indonesian banks. The purpose of this study was to determine the significance of the effect of credit risk and exchange rate risk on profitability and returns of banking stocks. These samples included 28 banks which were determined using purposive sampling method. Data were obtained from published financial reports of banks in 2011-2014. The analytical tool used in this research is path analysis and Sobel test.

The results showed that the credit risk have insignificant negative effect on stock returns and significant negative effect on profitability, exchange rate risk have significant positive effect on stock returns and insignificant positive effect on profitability, profitability has significant positive effect on stock returns. Sobel test in this study showed that the profitability variable capable of mediating the credit risk on stock returns.


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERSYARATAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 11

1.4.2 Manfaat Praktis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 12

2.1.1 Analisis Fundamental ... 15

2.1.2 Analisis Teknikal ... 18

2.2 Return Saham ... 19

2.3 Profitabilitas ... 21

2.4 Risiko ... 22

2.4.1 Risiko Perbankan ... 25

2.6 Risiko Kredit ... 27

2.7 Risiko Nilai Tukar ... 30

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual ... 33

3.1.1 Kerangka Berpikir ... 33

3.1.2 Kerangka Konseptual ... 33

3.2 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 41

4.1.1 Rancangan Penelitian ... 41

4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 41

4.2 Variabel Penelitian ... 41

4.2.1 Identifikasi variabel ... 41

4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 42


(11)

x

4.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 45

4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

4.3.3 Cara Pengumpulan Data ... 46

4.4 Metode Analisis Data ... 46

4.4.1 Analisis Desktiptif ... 46

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.4.3 Analisis Jalur ... 48

4.4.4 Uji Sobel (Sobel Test) ... 52

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 55

5.1.1 Analisis Deskriptif ... 55

5.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 56

5.1.2 Analisis Jalur ... 63

5.1.3 Pengujian Hipotesis ... 66

5.1.4 Uji Sobel (Sobel Test) ... 68

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

5.2.1 Pengaruh Risiko Kredit terhadap Return Saham ... 70

5.2.2 Pengaruh Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham ... 71

5.2.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Profitabilitas ... 72

5.2.4 Pengaruh Risiko Kredit terhadap Profitabilitas ... 73

5.2.5 Pengaruh Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham ... 74

5.2.6 Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi ... 75

5.3 Implikasi Penelitian ... 76

5.3.1 Implikasi Teoritis ... 76

5.3.2 Implikasi Praktis ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 78

6.2 Saran ... 80


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir ... 34

3.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar

terhadap Profitabilitas dan Return Saham ... 35

4.1 Diagram Jalur Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap

Profitabilitas dan Return Saham ... 50

5.1 Gambar grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Struktural 1... ... 57

5.2 Gambar grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Substruktural 2 ... ... 58 5.3 Validasi Model Gambar Jalur Akhir ... 64


(13)

xii

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

1.1 Risiko Kredit, Risiko Nilai Tukar, Profitabilitas, dan Indeks Saham

Sektor Keuangan Periode 2011-2014 ... 9

4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 46

5.1 Descriptive Statistic ... 55

5.2 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Struktural 1 ... 59

5.3 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Substruktural 2 ... 59

5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Struktural 1 ... 60

5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Substruktural 2 ... 61

5.6 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Struktural 1 ... 62

5.7 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Substruktural 2... 62

5.8 Hasil Regresi Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap Profitabilitas dan Return Saham ... 63

5.9 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Risiko Kredit (X1), Risiko Nilai Tukar (X2), Profitabilitas (X3), dan Return Saham (Y2) 65 5.10 Ringkasan Koefisien Regresi dan Tingkat Signifikansi Hubungan Antarvariabel... ... 66

5.11 Ringkasan Unstandardized Coefficient, Standard Error, dan Tingkat Signifikansi Hubungan Antarvariabel... 69


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Nama Tabel Halaman

1 Daftar Nama Sampel Perbankan 2011-2014 ... 88

2 Data Sampel Perbankan Tahun 2011-2014... 89

3 Analisis Output SPSS 1 (Descriptive Statistic) ... 100

4 Analisis Output SPSS 2 (Regresi Struktural 1)... 102

5 Hasil Uji Asumsi Klasik (Regresi Struktural 1) ... 104

6 Analisis Output SPSS 3 (Regresi Substruktural 2) ... 105


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat telah memberikan dampak pada memburuknya kondisi perekonomian global. Pemulihan terhadap kondisi ekonomi global yang buruk bergerak secara lambat, sehingga mendorong melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, Indonesia masih mampu mengendalikan stabilitas sistem keuangan yang ditopang oleh ketahanan perbankan yang tetap terjaga dan kinerja pasar keuangan yang membaik. Hal ini juga ditunjukkan dengan optimisme investor asing terhadap perbaikan ekonomi domestik Indonesia sehingga meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia (Bank Indonesia, 2014).

Investasi adalah komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:1). Salah satu bentuk instrumen investasi yang meningkat dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia adalah saham yang ditunjukkan oleh peningkatan kinerja pasar saham domestik (Bank Indonesia, 2014). Pergerakan harga saham yang fluktuatif dapat mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi investor. Pergerakan harga saham ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fundamental perusahaan, lingkungan usaha, indikator ekonomi lainnya, atau permintaan dan penawaran saham di bursa. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah informasi yang bersifat ekspektasi, yaitu informasi tentang


(16)

2

proyeksi keuangan atau forecasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan informasi didasarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa mendatang (Sunariyah, 2011:177). Harga saham merupakan cermin pengelolaan perusahaan yang baik oleh manajemen perusahaan untuk menciptakan dan memanfaatkan prospek usaha, sehingga memperoleh keuntungan dan mampu memenuhi tanggung jawabnya terhadap pemilik saham.

Proses pengambilan keputusan investasi adalah bagian penting dari investasi dimana investor harus membuat keputusan yang paling efisien untuk memaksimalkan keuntungan dan kekayaannya. Semua keputusan di pasar sekuritas yang berkaitan dengan investasi dipengaruhi oleh sumber-sumber informasi. Informasi adalah faktor yang paling penting dalam prosedur pengambilan keputusan yang dikumpulkan dari beberapa sumber seperti media berita, analis keuangan, atau laporan keuangan perusahaan. Informasi juga dianggap sebagai tolok ukur dalam pengambilan keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return dan risiko suatu investasi, karena tujuan utama investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor (Tandelilin, 2010:9). Hubungan risiko dan return dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear, yaitu

semakin besar return, semakin besar pula tingkat risiko yang harus

dipertimbangkan.

Perbankan adalah salah satu sektor keuangan yang menarik untuk melakukan investasi, karena kinerja yang efisien dan efektif industri perbankan dari waktu ke


(17)

3

waktu adalah indeks stabilitas keuangan setiap negara. Sektor bank juga menarik karena setiap kegiatan individual maupun perusahaan menggunakan jasa perbankan dan struktur industri keuangan Indonesia didominasi oleh perbankan walaupun mengalami sedikit perlambatan pada kinerjanya (Bank Indonesia, 2015). Bank dalam membantu pembangunan ekonomi, bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber dana dari pihak ketiga kepada investor (Sukcharoensin, 2013). Ketahanan industri perbankan tercermin pada risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat (Bank Indonesia, 2015). Faktor risiko ini mempengaruhi efisiensi dalam penyediaan layanan perbankan, kinerja bank, serta return saham bank tersebut (Sukcharoensin, 2013).

Return adalah tingkat keuntungan investasi (Tandelilin, 2010:9). Investor harus melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi. Return yang diberikan berbeda antar perusahan yang satu dan lainnya. Return saham adalah ukuran terbaik untuk memperkirakan penciptaan nilai bagi kekayaan pemegang saham (Vardar, 2013). Return dibedakan menjadi dua, yaitu return harapan (expected return) dan return aktual atau return yang terjadi (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi oleh investor dimasa datang, sedangkan return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.

Perbedaan antara return harapan dengan return yang benar-benar diterima merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi sehingga dalam berinvestasi di samping memperhatikan tingkat return, investor


(18)

4

harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi. Return atas investasi umumnya mempunyai dua komponen, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh investor apabila investor berinvestasi dalam saham. Capital gain (loss) adalah imbal hasil yang diperoleh dari perubahan harga saham (Tandelilin, 2010:102).

Secara fundamental, harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perbankan dapat dicerminkan melalui tingkat profitabilitas yang diperoleh. Profitabilitas menurut Brigham & Joel (2009:107) adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas bank yang tinggi mencerminkan bahwa bank memiliki sistem yang baik pada manajemen risiko, pemeriksaan kredit dan pemantauan risiko yang diharapkan dapat mengurangi risiko bank. Pertumbuhan profitabilitas merupakan indikator penting dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang, karena profitabilitas berguna untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor pada suatu

perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang

disyaratkan investor (Tandelilin, 2010:372). Profitabilitas diproksikan

menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan ukuran profitabilitas yang memiliki arti penting karena menunjukkan penggunaan total aset yang efektif dan efisien untuk menghasilkan laba untuk setiap unit investasi aset sehingga sering diperhatikan oleh perusahaan dan investor.


(19)

5

Return On Asset (ROA) yang semakin tinggi menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat atau semakin

meningkatnya harga maupun return saham (Susilowati dan Tri, 2011).

Muhammad dan Frank (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Return On

Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham dan ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Witkowska (2006), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Tri (2011) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh tidak signifikan terhadap return.

Profitabilitas berdampak pada perilaku pengambilan risiko yang dilakukan oleh bank. Risiko adalah peluang akan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan (Brigham dan Joel, 2009:216). Risiko yang mempengaruhi ketahanan bank, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar (Bank Indonesia, 2015). Risiko kredit adalah risiko yang erat hubungannya dengan operasional bank, karena salah satu sumber utama pendapatan bank diperoleh dari bunga kredit yang disalurkan

bank kepada masyarakat. Basel Committee on Banking Supervision

mendefinisikan risiko kredit sebagai kemungkinan kehilangan saldo pinjaman sebagian atau seluruhnya, karena peristiwa kredit (Kolapo et al, 2012).

Risiko kredit merupakan faktor penentu internal kinerja bank. Semakin tinggi eksposur bank terhadap risiko kredit, semakin tinggi kecenderungan bank mengalami krisis keuangan. Risiko kredit memiliki peran penting pada profitabilitas bank karena penurunan dari pendapatan bank timbul dari pinjaman bunga yang diperoleh. Setiap pinjaman yang diberikan bank mengalami


(20)

6

kemacetan dalam pembayarannya, akan mengurangi keuntungan dan ekuitas bank, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan bank apabila bank tidak dapat melunasi kewajibannya.

Risiko kredit dilihat dengan proksi Non Performing Loan (NPL), yaitu perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan bank kepada debitur (Attar dkk, 2014). Non Performing Loan (NPL) Melalui upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko ini diharapkan dapat mengukur dan mengendalikan risiko yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan usahanya baik sebagai jasa keagenan dan/atau kustodian. Terdapat beberapa faktor yang terkandung didalam rasio Non Performing Loan (NPL), yaitu pinjaman yang tidak dibayar pokok pinjamannya lebih dari tiga bulan, pinjaman yang jaminannya ditiadakan, pinjaman yang pembayaran bunganya tidak dibayar lebih dari enam bulan. Semakin besarnya rasio Non Performing Loan (NPL) maka resiko kredit macet dari suatu perusahaan perbankan terhadap pinjaman yang diberikan akan semakin besar sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja bank tersebut (Syauta dan Indra, 2009). Risiko ini menyebabkan harapan investor memperoleh keuntungan dari investasinya berubah menjadi kerugian apabila bank jatuh bangkrut bila harga saham/obligasi jatuh.

Penurunan kinerja bank akan berdampak pada buruknya persepsi investor karena citra bank yang menurun. Semakin tinggi nilai Non Performing Loan (NPL), maka akan menurunkan nilai return saham bank tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Sigid (2014) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan didukung oleh penelitian yang


(21)

7

dilakukan oleh Abiola dan Awoyemi (2014), sedangkan penelitian yang dilakukan Haneef et al (2012) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas dan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kolapo et al (2012) dan Malik et al (2015). Gunawan dan

Agustinus (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Non Performing Loan

(NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2007). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Drobetz et al (2007) risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan didukung oleh penelitian Ekinci (2016).

Risiko pasar adalah fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi tingkat return suatu investasi (Tandelilin, 2010:103). Jenis risiko ini berpengaruh langsung terhadap dua unsur penting bank, yaitu tingkat profitabilitas serta reputasi atau citra baik bank. Risiko suku bunga dan risiko nilai tukar adalah bagian utama dari risiko pasar. Risiko pasar pada penelitian ini diukur menggunakan nilai tukar atau kurs. Nilai tukar atau kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Menurut Fahmi (2012:189) risiko nilai tukar adalah naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, dan apabila perusahaan membutuhkan mata uang asing dalam setiap transaksi bisnisnya.

Terjadinya fluktuasi perubahan kurs rupiah menimbulkan risiko nilai tukar dimana semakin tinggi fluktuasinya semakin besar risiko yang muncul sehingga risiko nilai tukar uang akan menimbulkan laba dan rugi bagi perusahaan (Dewi, 2016). Hal ini memberikan dampak pada pertumbuhan kredit bank dan penagihan


(22)

8

terhadap kredit yang diberikan ketika perusahaan mengalami kerugian, khususnya pada perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Bank akan mengalami perlambatan pada pertumbuhan kreditnya karena perusahaan akan mengurangi melakukan pinjaman pada bank karena kondisi perusahaan yang merugi dan bank juga akan mengalami kredit macet pada pembayaran pinjaman yang diberikan. Gunawan dan Agustinus (2012) menjelaskan bahwa nilai tukar merupakan semacam harga di dalam pertukaran tersebut. Efek dari risiko nilai tukar terhadap return saham bank yang signifikan secara statistik disebabkan karena bank kurang sempurna dalam lindung nilai posisi mata uang asing mereka (Ekinci, 2016).

Informasi pasar mengenai melemahnya nilai tukar rupiah pada pasar ekuitas membawa pengaruh negatif pada pasar ekuitas karena pasar ini menjadi kurang menarik bagi investor. Pialang saham, investor dan pelaku pasar modal biasanya sangat berhati-hati dalam menentukan posisi beli atau posisi jual jika nilai tukar mata uang tidak stabil. Hal ini berarti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berpengaruh terhadap return saham. Ekinci (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa risiko nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2015) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Sadorsky (2001) menyatakan bahwa risiko nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Boyer dan Didier (2007), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ekinci (2016) menyatakan bahwa risiko


(23)

9

nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap return dan didukung oleh Mouna dan Jarboui (2013).

Fenomena yang terlihat pada Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata NPL pada tahun 2013 mengalami penurunan yang diikuti oleh penurunan profitabilitas bank yang diproksikan menggunakan ROA. Tabel 1.1 juga menunjukkan ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar dan terjadi penurunan rata-rata ROA pada tahun 2014, namun indeks saham sektor keuangan cenderung meningkat.

Tabel 1.1

Risiko Kredit, Risiko Nilai Tukar, Profitabilitas, dan Indeks Saham Sektor Keuangan Periode 2011-2014

Risiko Kredit, Risiko Nilai Tukar dan Profitabilitas

Tahun

2011 2012 2013 2014

Rata-rata NPL 2.20 1.87 1.77 2.00

Kurs rupiah terhadap dolar 8779.49 9380.39 10451.37 11933.83

Rata-rata ROA 2.94 3.02 3 2.68

Indeks saham sektor keuangan

491.78 550.10 540.33 731.64

Sumber: Data Diolah, www.bi.go.id dan www.idx.co.id

Pertumbuhan kredit bank mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan lending standard yang diterapkan bank karena terjadinya peningkatan Non Performing Loan (NPL). Meningkatnya Non Performing Loan (NPL) juga dikarenakan penurunan kemampuan membayar utang oleh perusahaan akibat penurunan pendapatan yang dipengaruhi oleh terdepresiasinya rupiah. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pada profitabilitas bank. Perlambatan pertumbuhan pada sektor perbankan yang merupakan cermin perekonomian Indonesia tersebut ternyata tidak mengurangi minat investor untuk berinvestasi,


(24)

10

bahkan kegiatan investasi semakin meningkat karena investor percaya pada perbaikan ekonomi Indonesia di masa mendatang (Bank Indonesia, 2015). Berdasarkan uraian latar belakang dan adanya perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap profitabilitas dan return saham, maka dilakukan kembali penelitian mengenai pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap terhadap profitabilitas dan return saham pada perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2014.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1) Apakah risiko kredit berpengaruh signifikan terhadap return saham? 2) Apakah risiko nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham? 3) Apakah risiko kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 4) Apakah risiko nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko kredit terhadap return saham 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko nilai tukar terhadap return

saham


(25)

11

4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko nilai tukar terhadap

profitabilitas

5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap return saham

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1) Manfaat teoritis dalam penelitian ini diberikan dalam bentuk kajian empiris terhadap ilmu manajemen keuangan tentang pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap profitabilitas dan return saham perbankan.

2) Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai informasi bagi investor untuk menilai kinerja perbankan dalam kemampuannya mengelola risiko kredit dan risiko nilai tukar sehingga mampu memberikan return sesuai dengan ekspektasi investor dan bagi manajemen perbankan sebagai bahan pertimbangan untuk mengkaji kembali kinerja perusahaan dalam manajemen risiko guna mensejahterakan pemegang sahamnya.


(26)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:2). Investasi berkaitan dengan berbagai macam aktivitas, seperti menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi). Tujuan suatu investasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan investor dalam bentuk kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan jumlah pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.

Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah sebagai berikut (Tandelilin 2010:8-9).

1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke wwaktu atau setidaknya berusaha bagaumana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan

perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.


(27)

13

3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi untuk memahami proses investasi. Hal mendasar dalm proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return harapan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return harapan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear, artinya, semakin besar return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang

berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu (Tandelilin 2010:12):

1) Penentuan tujuan investasi 2) Penentuan kebijakan investasi 3) Pemilihan strategi portofolio 4) Pemilihan aset


(28)

14

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Return merupakan alasan utama orang berinvestasi untuk memperoleh keuntungan. Return harapan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Return dalam konteks manajemen investasi dibedakan menjadi dua, yaitu return harapan (expected return) dan return aktual (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang dan return actual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Perbedaan antara return harapan dengan return yang benar-benar diterima merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi sehingga dalam berinvestasi di samping memperhatikan tingkat return, investor harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.

Salah satu bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh investor adalah saham. Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi

yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.Ada tiga jenis saham

yang diperdagangkan di pasar modal menurut Jogiyanto (2015:169-178), antara lain:

1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah satu kelas saham yang dikelurakan oleh perusahaan. Beberapa hal yang dimilki oleh pemegang saham biasa adalah hak control,


(29)

15

hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive, dan hak klaim sisa.

2) Saham Preferen (Preferren Stock)

Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.

3) Saham Treasuri (Treasury Stock)

Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Menurut Husnan (2009:307) terdapat dua pendekatan dasar dalam melakukan analisis dan memilih saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

2.1.1 Analisis Fundamental

Analisis fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2009:307). Investor bisa melakukan analisis secara top-down untuk menilai prospek perusahaan. Tahapan analisis yang dilakukan dalam analisis fundamental menurut Tandelilin (2010:338) adalah sebagai berikut.


(30)

16

Investor pada tahap ini melakukan analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang dimana alokasi investasi akan dilakukan, serta dalam bentuk apa investasi tersebut dilakukan. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal.

Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor dan ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro.

2) Analisis Industri

Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental. Analisis industri biasanya dilakukan setelah melakukan analisis ekonomi. Analisis ini membantu investor untuk mencoba membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk bisa mengetahui jenis industry apa saja yang memberikan prospek palig menjanjikan. Analisis industri merupakan tahap penting yang harus dilakukan oleh investor karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industry yang


(31)

17

mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor.

3) Analisis Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis industri, maka akan ditentukan perusahaan-perusahaan dalam industri terpilih yang memiliki prospek baik. Analisis perusahaan bertujuan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis tersebut harus memberikan gambaran kepada investor tentang nilai perusahaan tersebut, karakteristik internalnya, kualitas perusahaan dan kinerja manajemennya, serta prospek perusahaan di masa mendatang. Bagi para investor yang akan melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah didapatkan dan cukup menggambarkan perkembangan kondisi suatu perusahaan.

Analisis perusahaan di samping melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilihat menggunakan rasio keuangan. Salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat disyaratkan investor. Rasio profitabilitas utama yang biasa digunakan, yaitu return on equity (ROE) yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa


(32)

18

diperoleh pemegang saham, dan return on asset (ROA) yang

menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.

2.1.2 Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data historis seperti informasi harga dan volume. Data historis harga dan aktivitas volume transaksi diolah dalam bentuk chart untuk meramalkan tren harga masa depan. Keputusan investasi dalam analisis teknikal berdasarkan pada data pasar di masa lalu, oleh karena itu tidak perlu lagi melakukan analisis terhadap variabel ekonomi dan variabel perusahaan untuk mengestimasi nilai saham. informasi harga saham di masa lalu mendasari keputusan analisis teknikal dengan beberapa asumsi sebagai berikut (Tandelilin, 2010:394-395).

1) Nilai pasar barang dan jasa ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan.

2) Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik itu berupa variabel ekonomi dan variabel fundamental, serta faktor-faktor seperti opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalan nvestor.

3) Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara

keresluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu tren selama jangka waktu relatif panjang.


(33)

19

4) Tren perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.

Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-asumsi para analis teknikal yang percaya bahwa jika seorang investor mampu mengakses informasi secara cepat, mempunyai kemampuan analitis yang tinggi dan punya insting yang tajam atas apa yang akan terjadi terhadap harga pasar jika ada informasi bar, maka investor tersebut akan memperoleh abnormal return yang melebihi return pasar dan return investor lainnya. Bagi para analis teknikal, dengan menggunakan data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengambil tindakan membeli atau menjual saham, untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bisa memperoleh keuntungan.

2.2 Return Saham

Investor yang melakukan kegiatan investasi ini berharap akan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut dan hal ini disebut dengan return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukannya (Halim, 2015:24). Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.


(34)

20

Return realisasi (realized return ) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return ) dan risiko di masa datang. Return ekspektasi (expected return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.

Tandelilin (2010:102) menyatakan sumber-sumber return dalam investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Investasi pada saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Dengan kata lain, capital gain (loss) merupakan perubahan harga sekuritas. Berdasarkan kedua sumber return tersebut, maka dapat dihitung return total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang diperoleh dari suatu investasi. Yield hanya akan berupa angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss) berupa angka minus (-), nol (0), dan positif (+)..

Berdasarkan pengertian return dalam Jogiyanto (2015:263-264), bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi, maka dapat ditulis rumus:


(35)

21

2) Menggunakan komponen capital gain

3) Menggabungkan kedua komponen di atas

Keterangan:

Rt = Return saham pada periode ke-t

Pt = Harga saham periode pengamatan

Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan

Dt = Dividen periodik

1.3 Profitabilitas

Menurut Brigham & Joel (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Sartono (2014:123) menyatakan bahwa profitabiltas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bagi perusahaan maupun perbankan tingkat profitabilitas lebih penting dibandingkan dengan laba, karena laba yang lebih besar bukan merupakan ukuran perusahan telah memiliki kinerja yang efektif dan efisien. Cara untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu perusahaan atau perbankan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dapat diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak terhadap total asset. Tandelilin (2010:372) menyatakan ada dua rasio profitabilitas utama yang dapat digunakan, yaitu:


(36)

22

1) Return on Asset (ROA)

Rasio ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Secara umum ROA diformulasikan sebagai berikut.

2) Return on Equity (ROE)

Rasio ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Secara umum ROE diformulasikan sebagai berikut.

Bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas. Salah satu parameter untuk mengukur kinerja suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga nantinya dapat menarik minat investor dengan memberikan capital gain yang besar.

2.4 Risiko

Risiko menurut Tandelilin (2010:102-103) merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Investasi yang berisiko tinggi akan diambil jika hasil yang akan diperoleh sebanding dengan risikonya. Investor yang menginginkan kepastian return akan


(37)

23

memilih investasi berisiko rendah atau tidak berisiko seperti deposito atau obligasi pemerintah. Secara relatif return yang diperoleh tidak besar tetapi tetap. Keputusan investasi juga mempertimbangkan kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang besar pada tingkat risiko tertentu. Beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya suatu investasi menurut Zubir (2011:20-23), antara lain.

1) Risiko suku bunga, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi berisiko rendah seperti deposito lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi seperti saham.

2) Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak return suatu investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan. Risiko pasar disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bersifat menyeluruh yang mempengaruhi kegiatan pasar secara umum, seperti resesi, peperangan, perubahan struktur keuangan, dan perubahan selera keuangan. 3) Risiko inflasi, yaitu risiko yang disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara umum. Hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan karena permintaan terhadap barang yang diproduksi menurun, sehingga penjualan juga menurun dan harga saham melemah.

4) Risiko bisnis, yaitu risiko yang disebabkan oleh tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan makin berat, baik akibat tingkat persaingan yang


(38)

24

ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun klaim dari masyarakat terhadap perusahaan karena merusak lingkungan.

5) Risiko finansial, yaitu risiko keuangan ang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai utang besar mempunyai risiko yang besar juga di mata pemegang sahamnya karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman tersebut. Akibatnya, bagian laba atau dividen yang diterima oleh pemegang saham menjadi kecil. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil, maka makin besar pula kemungkinan pemegang saham tidak menerima dividen dan hal ini akan mengakibatkan saham perusahaan menjadi tidak menarik, sehingga harga sahamnya akan jatuh.

6) Risiko likuiditas, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut. Risiko likuiditas juga berkaitan dengan kondisi perusahaan seperti menghadapi kesulitan keuangan. Investor yang memegang saham perusahaan tidak likuid akan menanggung risiko yang tinggi karena harganya akan jatuh pada waktu dijual, sehingga real return akan berada jauh di bawah expected return.

7) Risiko nilai tukar mata uang, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan nilai mata uang suatu Negara. Hal ini menjadi faktor penyebab real return lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap mata uang suatu Negara dalam


(39)

25

perdagangan internasional dan mata uang sebagai “komoditas” yang diperjualbelikan.

8) Country risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan investasi lintas Negara yang disebabkan oleh kondisi politk, keamanan, dan stabilitas perekonomian suatu negara. Semakin tidak stabil keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara, makin tinggi risiko berinvestasi di negara tersebut, karena return investasi jadi makin tidak pasti, sehingga kompensasi atau return yang dituntut atas suatu investasi makin tinggi. Oleh karena itu, stabilitas negara tujuan investasi menjadi pertimbangan yang sangat penting sebelum memutuskan melakukan investasi di negara lain.

2.4.1 Risiko Perbankan

Bank memiliki izin untuk melakukan kegiatan usaha jasa keuangan di luar fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi, seperti perdagangan dan jasa keuangan. Kedua kegiatan tersebut saat ini telah menjadi sumber pendapatan bagi banyak bank. Kegiatan perdagangan meliputi jual beli valuta asing, surat utang, saham, dan harga komoditas. Kegiatan perdagangan memberikan pendapatan berupa selisih antara harga jual dan harga beli. Bank-bank besar dan beroperasi secara internasional sangat banyak melakukan bisnis perdagangan valuta dan surat-surat berharga (Idroes, 2011:22).

Aktivitas bank untuk memperoleh pendapatan selalu dihadapkan dengan risiko. Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika


(40)

26

tidak dideteksi dan dikelola. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang dapat menarik minat investasi. Jenis-jenis risiko utama yang dihadapi oleh perbankan menurut Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 adalah sebagai berikut.

1) Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank.

2) Risiko pasar, yaitu risiko pada posisi neraca dan rekening administrative termasuk transaksi derivative, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.

3) Risiko likuiditas, yaitu risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

4) Risiko operasional, yaitu risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

5) Risiko kepatuhan, yaitu risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. 6) Risiko hukum, yaitu risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan

aspek yuridis.

7) Risiko reputasi, yaitu risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.


(41)

27

8) Risiko stratejik, yaitu risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Pengaruh risiko terhadap pemegang saham merupakan pengaruh langsung. Pengaruh risiko tersebut menurut Idroes (2011:25) antara lain:

1) Penurunan nilai investasi yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan harga dan/atau penurunan keuntungan. Turunnya harga saham menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunnya kesejahteraan pemegang saham.

2) Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai

akibat dari turunnya keuntungan perusahaan.

3) Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga paling parah adalah kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua modal disetor. Penelitian ini menggunakan risiko kredit dan risiko nilai tukar karena merupakan risiko yang sangat berpengaruh terhadap return dan profitabilitas bank. Risiko pasar berpengaruh langsung terhadap dua unsur penting bagi bank, yaitu tingkat profitabilitas serta reputasi atau citra baik bank dan risiko kredit

dapat menurunkan modal bank yang nantiya akan berpengaruh pada capital gain

yang diperoleh investor.

2.7 Risiko Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban


(42)

28

kepada bank. Secara umum eksposur risiko kredit merupakan salah satu eksposur risiko utama sehingga kemampuan bank untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko kredit serta menyediakan modal yang cukup bagi risiko tersebut sangat penting. Analis kredit dalam dunia perbankan sering menggunakan kerangka 3R dan 5C dalam menganalisis kemampuan melunasi kewajiban dari calon nasabah bank (Hanafi, 2009:167-168).

Pedoman 3R dijelaskan sebagai berikut. 1) Return

Return berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi utang dan bunganya.

2) Repayment capacity

Repayment capacity berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.

3) Risk-bearing ability

Risk-bearing ability berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur dalam kaitannya dengan risk-bearing ability.


(43)

29

Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Character menunjukkan kemauan peminjam untuk memenuhi kewajibannya.

2) Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya melalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. 3) Capital adalah posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang dapat

dilihat melalui analisis laporan keuangan.

4) Collateral adalah aset yang dijaminkan untuk suatu pinjaman.

5) Conditions adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.

Risiko kredit diproksikan menggunakan Non Performing Loan (NPL). NPL adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan bank kepada debitur. Rumus NPL ditulis sebagai berikut.

Peningkatan kredit bermasalah tersebut menyebabkan pendapatan dan laba menurun, kinerja bank juga akan menurun dan hal ini akan menimbulkan persepsi buruk bagi investor. Oleh karena itu, perbankan perlu meningkatkan pengelolaan terhadap terhadap risiko kredit agar tingkat kredit bermasalah atau NPL tidak melebihi dari ketentuan dari Bank Indonesia sesuai PBI No.13/3/2011, yang menetapkan bahwa rasio NPL maksimal 5% dari total kredit. Apabila rasio NPL berada dibawah ketentuan Bank Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa bank dapat mengelola risiko kreditnya dengan baik karena mampu meminimalkan


(44)

30

kredit macetnya, tetapi kenaikan NPL diatas 5% akan mengindikasikan bank kurang berhasil dalam mengelola kredit bermasalahnya.

Investor enggan untuk membeli saham milik bank dengan risiko kredit yang tinggi. Drobetz et al (2007) menyatakan risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Agustinus (2012) menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2007) dan Scott (2001).

2.8Risiko Nilai Tukar

Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain (Fahmi, 2012:242). Secara umum dalam lingkup ilmu moneter dikenal dua sistem nilai tukar yang diterapkan, yaitu fixed exchange rate dan flexible exchange rate atau yang biasa dikenal dengan floating exchange rate. Penerapan kurs nilai tukar dengan fixed exchange rate mengharuskan negara yang

bersangkutan memiliki dana yang mencukupi atau jumlah reserve yang memadai

dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran terhadap jumlah uang yang beredar di pasaran. Penerapan flexible exchange rate merupakan konsep nilai tukar yang diserahkan pada pasar tanpa ada kontrol, dimana naik turunnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing diserahkan pada pasar untuk menentukan (Fahmi, 2012: 242-248).

Risiko nilai tukar menurut Ali (2006:133) adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk


(45)

31

dari foreign exchange rate terhadap posisi foreign exchange bank. Menurut Fahmi (2012:189) risiko nilai tukar adalah naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, dan apabila perusahaan membutuhkan mata uang asing dalam setiap transaksi bisnisnya. Kemerosotan nilai tukar rupiah atas valas dapat menimbulkan krisis dan kerugian besar pada bank-bank devisa, termasuk pula unit-unit usaha yang memiliki pinjaman valas dan tidak dilindungi hedging.

Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan menyebabkan real return lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap mata uang suatu negara dalam perdagangan internasional dan mata uang sebagai komoditas yang diperjualbelikan. Jika permintaan terhadap dolar Amerika Serikat tinggi, maka nilai tukarnya terhadap mata uang yang membutuhkan akan naik. Return yang diperoleh dari investasi saham di bursa asing dapat tergerus habis oleh kerugian akibat perubahan nilai tukar mata uang negara investor dengan negara di mana investasi dilakukan (Zalmi, 2011:22). Penelitian yang dilakukan oleh Yumardi (2014),menyatakan bahwa risiko pasar yang diukur menggunakan nilai tukar memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Subalno (2009). Janoudi (2014) dalam penelitiannya menyatakan hasil yang berbeda, yaitu bahwa risiko pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cao dan Lubomir (2014) menyatakan bahwa risiko pasar tidak berpengaruh tidak


(46)

32

berpengaruh terhadap return saham dan pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ozbay (2009).


(1)

8) Risiko stratejik, yaitu risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Pengaruh risiko terhadap pemegang saham merupakan pengaruh langsung. Pengaruh risiko tersebut menurut Idroes (2011:25) antara lain:

1) Penurunan nilai investasi yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan harga dan/atau penurunan keuntungan. Turunnya harga saham menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunnya kesejahteraan pemegang saham.

2) Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai akibat dari turunnya keuntungan perusahaan.

3) Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga paling parah adalah kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua modal disetor. Penelitian ini menggunakan risiko kredit dan risiko nilai tukar karena merupakan risiko yang sangat berpengaruh terhadap return dan profitabilitas bank. Risiko pasar berpengaruh langsung terhadap dua unsur penting bagi bank, yaitu tingkat profitabilitas serta reputasi atau citra baik bank dan risiko kredit dapat menurunkan modal bank yang nantiya akan berpengaruh pada capital gain yang diperoleh investor.

2.7 Risiko Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban


(2)

kepada bank. Secara umum eksposur risiko kredit merupakan salah satu eksposur risiko utama sehingga kemampuan bank untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko kredit serta menyediakan modal yang cukup bagi risiko tersebut sangat penting. Analis kredit dalam dunia perbankan sering menggunakan kerangka 3R dan 5C dalam menganalisis kemampuan melunasi kewajiban dari calon nasabah bank (Hanafi, 2009:167-168).

Pedoman 3R dijelaskan sebagai berikut. 1) Return

Return berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi utang dan bunganya.

2) Repayment capacity

Repayment capacity berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.

3) Risk-bearing ability

Risk-bearing ability berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur dalam kaitannya dengan risk-bearing ability.


(3)

Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Character menunjukkan kemauan peminjam untuk memenuhi kewajibannya.

2) Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya melalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. 3) Capital adalah posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang dapat

dilihat melalui analisis laporan keuangan.

4) Collateral adalah aset yang dijaminkan untuk suatu pinjaman.

5) Conditions adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.

Risiko kredit diproksikan menggunakan Non Performing Loan (NPL). NPL adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan bank kepada debitur. Rumus NPL ditulis sebagai berikut.

Peningkatan kredit bermasalah tersebut menyebabkan pendapatan dan laba menurun, kinerja bank juga akan menurun dan hal ini akan menimbulkan persepsi buruk bagi investor. Oleh karena itu, perbankan perlu meningkatkan pengelolaan terhadap terhadap risiko kredit agar tingkat kredit bermasalah atau NPL tidak melebihi dari ketentuan dari Bank Indonesia sesuai PBI No.13/3/2011, yang menetapkan bahwa rasio NPL maksimal 5% dari total kredit. Apabila rasio NPL berada dibawah ketentuan Bank Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa bank dapat mengelola risiko kreditnya dengan baik karena mampu meminimalkan


(4)

kredit macetnya, tetapi kenaikan NPL diatas 5% akan mengindikasikan bank kurang berhasil dalam mengelola kredit bermasalahnya.

Investor enggan untuk membeli saham milik bank dengan risiko kredit yang tinggi. Drobetz et al (2007) menyatakan risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Agustinus (2012) menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2007) dan Scott (2001).

2.8Risiko Nilai Tukar

Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain (Fahmi, 2012:242). Secara umum dalam lingkup ilmu moneter dikenal dua sistem nilai tukar yang diterapkan, yaitu fixed exchange rate dan flexible exchange rate atau yang biasa dikenal dengan floating exchange rate. Penerapan kurs nilai tukar dengan fixed exchange rate mengharuskan negara yang bersangkutan memiliki dana yang mencukupi atau jumlah reserve yang memadai dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran terhadap jumlah uang yang beredar di pasaran. Penerapan flexible exchange rate merupakan konsep nilai tukar yang diserahkan pada pasar tanpa ada kontrol, dimana naik turunnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing diserahkan pada pasar untuk menentukan (Fahmi, 2012: 242-248).

Risiko nilai tukar menurut Ali (2006:133) adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk


(5)

dari foreign exchange rate terhadap posisi foreign exchange bank. Menurut Fahmi (2012:189) risiko nilai tukar adalah naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, dan apabila perusahaan membutuhkan mata uang asing dalam setiap transaksi bisnisnya. Kemerosotan nilai tukar rupiah atas valas dapat menimbulkan krisis dan kerugian besar pada bank-bank devisa, termasuk pula unit-unit usaha yang memiliki pinjaman valas dan tidak dilindungi hedging.

Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan menyebabkan real return lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap mata uang suatu negara dalam perdagangan internasional dan mata uang sebagai komoditas yang diperjualbelikan. Jika permintaan terhadap dolar Amerika Serikat tinggi, maka nilai tukarnya terhadap mata uang yang membutuhkan akan naik. Return yang diperoleh dari investasi saham di bursa asing dapat tergerus habis oleh kerugian akibat perubahan nilai tukar mata uang negara investor dengan negara di mana investasi dilakukan (Zalmi, 2011:22). Penelitian yang dilakukan oleh Yumardi (2014),menyatakan bahwa risiko pasar yang diukur menggunakan nilai tukar memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Subalno (2009). Janoudi (2014) dalam penelitiannya menyatakan hasil yang berbeda, yaitu bahwa risiko pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cao dan Lubomir (2014) menyatakan bahwa risiko pasar tidak berpengaruh tidak


(6)

berpengaruh terhadap return saham dan pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ozbay (2009).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Likuiditas terhadap Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 41 76

Analisis Pengaruh Efisiensi, Rasio Profitabilitas Dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham Bank di Bursa Efek Indonesia

3 55 93

Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

1 42 108

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 29

ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 16 59

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Dan Permodalan Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Ind

0 3 13

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 42

Pengaruh indikator kesehatan bank dan risiko sistematik terhadap return saham perbankan di bursa efek Indonesia Scan Indri

0 1 1

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

1 1 13