Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus : PT. BPR KS Cabang Malabar Bandung).

(1)

ABSTRACT

In order to enhance organizational performance, alignment of organizational and individual objectives within the organization is important. Accordingly, the performance appraisal system is needed that describes the condition of the company's performance accurately. The Balanced Scorecard is one of the alternative performance measure that aims to combine the size of financial and non financial performance. The purpose of this research is to know the performance measurement system that has been implemented by BPR KS Branch Malabar and to know the application of a method of balanced scorecards as an apparatus for measuring performance on the company. An object of this research is Balanced Scorecard and System of Measurement Performance. The location of this research conducted at the BPR KS Branch Malabar, Bandung. The research method used by writer is descriptive research with a case study approach and using questionnaires and literature study as the primary data collection with sampling as much as 30 peoples. The conclusion that there is significant influence between the application of balanced scorecards toward the system of measurement of the company performance. From the calculation value by using the Pearson correlation coefficient can be concluded that the variable X (Application of the Balanced Scorecard) have a significant influence of 46,51%, while the rest equal to 53,49% influenced by other factors is not observed.


(2)

vi

ABSTRAK

Dalam upaya peningkatan kinerja organisasi, keselarasan tujuan organisasi dan tujuan setiap individu yang ada di dalam organisasi merupakan hal penting. Sehubungan dengan itu, diperlukan sistem penilaian kinerja yang menggambarkan kondisi kinerja perusahaan yang akurat. Balanced Scorecard adalah salah satu alternative pengukuran kinerja yang bertujuan menggabungkan ukuran kinerja keuangan dan non-keuangan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja yang selama ini telah diterapkan oleh Bank BPR KS cabang Malabar dan untuk mengetahui penerapan metode Balanced Scorecard sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja pada perusahaan. Objek penelitian ini dilakukan adalah Balanced Scorecard dan Sistem Pengukuran Kinerja. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. BPR KS Cabang Malabar. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus serta menggunakan penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan sebagai pengumpulan data primer dengan pengambilan sampel sebanyak 30 orang. Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan antara Penerapan Balanced Scorecard terhadap Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan. Dari perhitungan nilai koefisien korelasi dengan menggunakan Pearson dapat disimpulkan bahwa variabel X (Penerapan Balanced Scorecard) dengan persentase pengaruh sebesar 46,51%, sedangkan sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ……….... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

ABSTRACT ……….... v

ABSTRAK ………. vi

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ………... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2. Perumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian ………. 4

1.4. Manfaat Penelitian ………... 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori ………. 5

2.1.1. Balanced Sccorecard ………. 5

2.1.1.1. Pengertian Balanced Scorecard ……….. 5

2.1.1.2. Konsep Balanced Scorecard ……….. 6

2.1.1.3. Manfaat Balanced Scorecard ………. 7

2.1.1.4. Perspektif-perspektif Balanced Scorecard …………. 7

2.1.1.5 Keunggulan Balanced Scorecard ……….. 13

2.1.1.6. Kelemahan Balanced Scorecard ……….. 15

2.1.1.7. Membangun Balanced Scorecard ……… 15

2.1.2. Kinerja ………. 17

2.1.2.1. Pengertian Kinerja ………... 17

2.1.2.2. Pengertian Pengukuran Kinerja dan Penilaian Kinerja ………... 18


(4)

viii

2.1.2.3. Tujuan Pengukuran Kinerja ………. 19

2.1.2.4. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ……… 19

2.1.2.5. Ukuran Kinerja ………. 21

2.2. Penelitian Terdahulu ……….. 22

2.3. Kerangka Penelitian ………... 23

2.4. Pengujian Hipotesis ………... 25

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ………. 26

3.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan ………. 26

3.2.2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ……….. 26

3.2. Metode Penelitian ……….. 27

3.2.1. Teknik Pengumpulan Data ……….. 27

3.2.2. Populasi dan Sampel ………... 28

3.2.3. Operasional Variabel ……….. 28

3.3. Jenis Data ………... 32

3.4. Pengujian Hipotesis ………... 32

3.5. Metode Analisis Data ………. 32

3.6. Tahapan Atau Prosedur Analisis ……… 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……….. 43

4.1.1. Deskriptif Statistik terhadap Kuesioner ……….. 43

4.1.2. Variabel Penerapan Balanced Scorecard (X) ……….. 45

4.1.3. Variabel Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan (Y) ……… 56

4.1.4. Pengujian Hipotesis ……… 65

4.1.4.1. Uji Regresi Sederhana ……….. 65

4.1.4.2. Uji Korelasi ……….. 67

4.2. Pembahasan ……… 69

4.2.1. Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard dengan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan ……..………... 72


(5)

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ……… 74 5.2. Saran ……….. 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Independent Variable ………... 29

Tabel 3.2. Dependent Variable ………. 30

Tabel 3.3. Skala Litert ……….. 31

Tabel 3.4. KMO and Bartlett’s Test ……….. 33

Tabel 3.5. Component Matrix ………... 33

Tabel 3.6. Rotated Component Matrix ………. 34

Tabel 3.7. Component Transformation Matrix ………. 34

Tabel 3.8. KMO and Bartlett’s Test ……….. 34

Tabel 3.9. Component Matrix ………... 35

Tabel 3.10. Rotated Component Matrix ………... 35

Tabel 3.11. Component Transformation Matrix ………... 36

Tabel 3.12. Reliability Statistics ………... 37

Tabel 3.13. Item Statistics ………. 38

Tabel 3.14. Item-Total Statistics ………... 38

Tabel 3.15. Scale Statistics ………... 39

Tabel 3.16. Case Processing Summary ………. 39

Tabel 3.17. Reliability Statistics ………... 39

Tabel 3.18. Item Statistics ………. 40

Tabel 3.19. Item-Total Statistics ………... 40

Tabel 3.20. Scale Statistics ………... 41

Tabel 4.1. Karakteristik Responden ……….. 44

Tabel 4.2. Variabel Penerapan Balanced Scorecard ………. 46

Tabel 4.3. Pertumbuhan pendapatan di perusahaan sesuai dengan target perusahaan ………. 47

Tabel 4.4. Perusahaan telah meminimalkan pengeluaran biaya dengan kualitas yang baik pada produk perusahaan tersebut ………. 47

Tabel 4.5. Meningkatnya Return on Investment ………... 48

Tabel 4.6. Perusahaan pernah melaksanakan penelitian kepuasan pada konsumennya ………... 49


(7)

Tabel 4.7. Perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggannya ……... 49 Tabel 4.8. Perusahaan telah memperbaiki pelayanan pada konsumen dengan

memberikan kecepatan pelayanan terhadap konsumennya ………..50 Tabel 4.9. Perusahaan memberikan tanggapan dan tindakan setiap keluhan

konsumennya ………... 51 Tabel 4.10. Perusahaan melakukan pemasaran produk yang baik, sehingga target

pencapaiannya konsumen dapat tercapai ……… 51 Tabel 4.11. Perusahaan telah melengkapi produk/jasa dengan kelengkapan seperti

fungsi, mutu, harga sesuai keinginan konsumen untuk menciptakan kepuasan pada konsumennya ……….. 52 Tabel 4.12. Perusahaan mempertahankan dan mempengaruhi permintaan pelanggan

di masa mendatang ………. 53 Tabel 4.13. Manajemen perusahaan menggunakan riset pusat untuk mengenali indikator pasar, sifat pilihan pelanggan dan harga produk sasaran …... 53 Tabel 4.14. Perusahaan mempertahankan melibatkan karyawan dalam proses

pengambilan keputusan ……….. 54 Tabel 4.15. Perusahaan memberikan kemudahan akses karyawan terhadap informasi

Yang menunjang pekerjaannya ……….. 55 Tabel 4.16. Perusahaan memperhatikan tingkat produktivitas karyawannya ……... 55 Tabel 4.17. Perusahaan meningkatkan sistem dan teknologi informasi dan

meluruskan kebiasaan-kebiasaan dan prosedur yang menyimpang di perusahaan ……….. 56 Tabel 4.18. Variabel Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan ………. 58 Tabel 4.19. Pelaksanaan sistem pengukuran kinerja mudah dipahami oleh

karyawan ……… 59 Tabel 4.20. Sistem Pengukuran Kinerja berhubungan dengan tujuan perusahaan ... 59 Tabel 4.21. Sistem Pengukuran Kinerja menggambarkan aktivitas kunci

manajemen ………. 60 Tabel 4.22. Sistem pengukuran kinerja di perusahaan bertujuan logis dan

merupakan pengukuran yang mudah ……….. 61 Tabel 4.23. Sistem pengukuran kinerja di perusahaan secara konsisten dan


(8)

xii

Tabel 4.24. Sistem pengukuran kinerja di perusahaan dilaksanakan dengan cukup

Praktis tanpa mengganggu waktu kerja ………. 62

Tabel 4.25. Sistem Pengukuran Kinerja dipengaruhi oleh tindakan karyawan …… 63

Tabel 4.26. Sistem Pengukuran Kinerja mendukung strategi organisasi dan faktor sukses penting yang digunakan oleh manajemen ……… 63

Tabel 4.27. Sistem Pengukuran Kinerja mempertimbangkan faktor non-finansial juga faktor finansial ………... 64

Tabel 4.28. Faktor-faktor yang dinilai dalam sistem pengukuran kinerja diketahui dan dipahami oleh semua karyawan ……….. 65

Tabel 4.29. Model Summary ……… 66

Tabel 4.30. Coeefficients ……….. 66

Tabel 4.31. Correlations ……… 68

Tabel 4.32. Korelasi antara Penerapan Balanced Scorecard dengan Sistem Pengukuran Kinerja di Perusahaan ……… 68


(9)

Bab I. Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tingkat persaingan global ini, suatu keuntungan kompetitif perusahaan sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan kompetitif ini akan memperkuat posisi persaingan dalam persaingan bisnis dalam jangka panjang. Pihak manajemen mungkin berhasil memaksimalkan laba bersih dan membuat rasio keuangan secara baik seperti ROA, ROI, Residual Income dan EPS. Namun sering melupakan apakah perusahaan dapat bertahan dalam kurun waktu yang panjang (Monika, 2000). Selama ini yang umum dipergunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 1996).

Dalam rangka memenangkan persaingan dalam abad informasi diperlukan kemampuan baru dari perusahaan yaitu kemampuan untuk mengelola aset tak berwujudnya. Kemampuan baru ini lebih menguntungkan perusahaan daripada melakukan investasi pada pengelolaan aset fisik atau berwujud. Pengelolaan aset-aset tak berwujud tersebut memungkinkan organisasi untuk : 1) Membangun customer relationship dengan cara mempertahankan kesetiaan dari pelanggan lama dan memungkinkan untuk melayani segmen pelanggan serta pangsa pasar baru secara efisien dan efektif, 2) Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diharapkan


(10)

Bab I. Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha oleh segmen pelanggan sasaran, 3) Menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat harga serta waktu tunggu yang singkat dan, 4) Menyebarkan teknologi informasi, data bases dan system (Kaplan dan Norton 1996).

Beberapa perusahaan mencoba mengimplementasikan konsep Balanced Scorecard dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja mereka, serta untuk mempengaruhi perubahan kultur yang ada dalam perusahaan. Terjadinya perubahan kultur dalam perusahaan ini disebabkan karena adanya perubahan dari sistem yang telah lama diterapkan oleh perusahaan kepada suatu sistem baru. Sistem yang baru ini dirancang untuk melipatgandakan kinerja dengan empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis (internal) dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Wardhani, 1999). Perhitungan Balanced Scorecard dilakukan dengan penetapan target-target oleh perusahaan untuk masing-masing divisi usaha. Target-target masing-masing-masing-masing divisi tersebut sudah dikelompokkan dalam tiap perspektif komponen pengukuran Balanced Scorecard. Target ini akan menjadi acuan pemberian skor, yaitu dengan membandingkan antar hasil kerja divisi menurut masing-masing perspektif. Hasil perolehan skor menurut perspektif menjadi cerminan kinerja masing-masing divisi. Untuk mengetahui kinerja secara keseluruhan perusahaan dapat dilakukan dengan menjumlahkan hasil skor masing-masing perspektif (Lipe dan Salterio, 2002).

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu perbankan. Sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, lembaga keuangan Bank dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan Bank di Indonesia terutama kegiatan Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis Bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan


(11)

Bab I. Pendahuluan

menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan resmi fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah. Jenis layanan yang diberikan Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan tu dan memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi.

Konsep balanced scorecard membantu memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan (Mulyadi, 1999). Karyawan BPR sebagai bagian dari stakeholders perusahaan, dapat menilai bagaimana kinerja BPR di tempat karyawan tersebut bekerja berdasarkan persepsi mereka menyangkut Balanced Scorecard sehingga para karyawan akan dapat menilai diri sendiri, menilai instansi tempat bekerja yang diharapkan hasil penilaian ini akan menjadi feed back untuk proses pembelajaran internal bagi BPR itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil topik “PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus: PT. BPR KS Cabang Malabar)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan berkaitan dengan persepsi karyawan sebagai berikut :


(12)

Bab I. Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagaimana sistem pengukuran kinerja yang selama ini telah diterapkan oleh

Bank BPR KS cabang Malabar?

2. Bagaimana penerapan metode Balanced Scorecard sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja pada perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja yang selama ini telah diterapkan oleh Bank BPR KS cabang Malabar.

2. Untuk mengetahui penerapan metode Balanced Scorecard sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja pada perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank BPR KS Cabang Malabar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang penilaian kinerja dengan Balance Scorecard sebagai pertimbangan dalam pengukur kinerja perusahaan.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau wawasan mengenai pengaruh perspektif-perspektif Balanced Scorecard di Bank BPR KS Cabang Malabar.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya pada bidang yang sama.


(13)

Bab V. Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis di PT. BPR KS Cabang Malabar melalui observasi dan penyebaran kuesioner terhadap karyawan di perusahaan tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menerapkan metode Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaanya, karena metode Balanced Scorecard memberikan suatu framework yaitu suatu bahan yang mengkomunikasikan misi dan strategi, kemudian menginformasikan pada seluruh pegawai tentang apa yang terjadi penentu sukses saat ini dan masa yang akan datang dan juga Balanced Scorecard diharapkan dapat menjadi pemicu peningkat kinerja perusahaan. 2. Penerapan Balanced Scorecard yang terjadi di PT. BPR KS Cabang Malabar

termasuk dalam kategori baik, karena dari hasil 100% responden yang telah diteliti oleh penulis, sebanyak 46,67% menyatakan netral, 23,33% menyatakan setuju dan hanya 10% yang menyatakan tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa penerapan Balanced Scorecard di PT. BPR KS sudah baik.

3. Pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap sistem pengukuran kinerja pada PT. BPR KS Cabang Malabar sudah termasuk dalam kategori cukup baik artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan Balanced Scorecard terhadap sistem pengukuran kinerja perusahaan. Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel X (Penerapan Balanced Scorecard) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Sistem Pengukuran Kinerja) dengan persentase pengaruh sebesar 46,51%, sedangkan sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(14)

Bab V. Simpulan dan Saran

75

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

1. Bagi Perusahaan

• Meski dalam penelitian pengaruh Penerapan Balanced Scorecard memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap sistem pengukuran kinerja, sebaiknya perusahaan terus menerapkan proses strategi dan tujuan perusahaan kepada seluruh manajemen agar kinerja perusahaan dapat terus ditingkatkan.

• Untuk mempermudah menentukan perspektif mana pada Balanced Scorecard yang perlu diperbaiki dan perlu mendapat perhatian manajemen, keempat perspektif Balanced Scorecard perlu disimulasikan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat secara kuantitatif dan kualitatif antara masing-masing perspektif.

• Keikutsertaan karyawan dalam pengembangan Balanced Scorecard perlu ditingkatkan melalui sosialisasi Balanced Scorecard perusahaan sehingga seluruh karyawan akan lebih dapat memahami kondisi perusahaannya dan dapat meminimalkan keluhan-keluhan dari konsumen.

• Sebaiknya perusahaan lebih mempermudah sistem pengukuran kinerja yang ada agar karyawan dapat dengan mudah memahami sistem pengukuran kinerja tersebut sehingga karyawan dapat melaksanakan sistem pengukuran kinerja tersebut dengan lebih baik lagi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dengan topik penelitian yang sama, sebaiknya menambah populasi penelitian. Tidak hanya satu perusahaan saja, tetapi membandingkan dengan beberapa perusahaan, karena tingkat penerapan Balanced Scorecard yang dapat dicapai masing-masing perusahaan akan berbeda-beda.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A., R.D. Banker., R.S. Kaplan dan Y.S. Mark. (2001). Management Control System, 3 Edition, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Anthony, Govindarajan. (2001). Management Control System, Tenth Edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Brigham, E.F dan J.F. Houston. (1998). Manajemen Keuangan: Fundamental of Financial Management, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Edisi 8, Jakarta: Erlangga.

Cascio, Wayne F.(1999).Managing Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profit, 6th Edition, New York: Mc Graw Hill.

Hansen dan Mowen. (1999), Cost Management: Accounting and Control, 3th Edition, South-Western College Publishing, a Division of Thomson Learning.

Hongren, Charles T., Datar, Srikant M., and Foster, George.(2003). Cost Accounting: A Manajerial. 11th Edition. Uppler Saddler River. New Jersey: Prentice Hall, Inc. New York.

Kaplan, Robert S., Norton. (1999). Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, Harvard Business School Press.

Mulyadi. (1998). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga, Yogyakarta: STIE YKPN.

Nur, Indriantoro., dan Bambang, Supomo. (1999). Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi kesatu, Yogyakarta (BPFE).


(16)

Universitas Kristen Maranatha Rizki, Erna. (2006). Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat pengukuran

kinerja yang memadai. Skripsi S-1. Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Wijaya, Amin. (2000). Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard. Jakarta: Harvindo.


(1)

Bab I. Pendahuluan

menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan resmi fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah. Jenis layanan yang diberikan Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan tu dan memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi.

Konsep balanced scorecard membantu memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan (Mulyadi, 1999). Karyawan BPR sebagai bagian dari stakeholders perusahaan, dapat menilai bagaimana kinerja BPR di tempat karyawan tersebut bekerja berdasarkan persepsi mereka menyangkut Balanced Scorecard sehingga para karyawan akan dapat menilai diri sendiri, menilai instansi tempat bekerja yang diharapkan hasil penilaian ini akan menjadi feed back untuk proses pembelajaran internal bagi BPR itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil topik “PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus: PT. BPR KS Cabang Malabar)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan berkaitan dengan persepsi karyawan sebagai berikut :


(2)

Bab I. Pendahuluan

1. Bagaimana sistem pengukuran kinerja yang selama ini telah diterapkan oleh Bank BPR KS cabang Malabar?

2. Bagaimana penerapan metode Balanced Scorecard sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja pada perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja yang selama ini telah diterapkan oleh Bank BPR KS cabang Malabar.

2. Untuk mengetahui penerapan metode Balanced Scorecard sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja pada perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank BPR KS Cabang Malabar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang penilaian kinerja dengan Balance Scorecard sebagai pertimbangan dalam pengukur kinerja perusahaan.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau wawasan mengenai pengaruh perspektif-perspektif Balanced Scorecard di Bank BPR KS Cabang Malabar.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya pada bidang yang sama.


(3)

Bab V. Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis di PT. BPR KS Cabang Malabar melalui observasi dan penyebaran kuesioner terhadap karyawan di perusahaan tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menerapkan metode Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaanya, karena metode Balanced Scorecard memberikan suatu

framework yaitu suatu bahan yang mengkomunikasikan misi dan strategi, kemudian menginformasikan pada seluruh pegawai tentang apa yang terjadi penentu sukses saat ini dan masa yang akan datang dan juga Balanced Scorecard diharapkan dapat menjadi pemicu peningkat kinerja perusahaan. 2. Penerapan Balanced Scorecard yang terjadi di PT. BPR KS Cabang Malabar

termasuk dalam kategori baik, karena dari hasil 100% responden yang telah diteliti oleh penulis, sebanyak 46,67% menyatakan netral, 23,33% menyatakan setuju dan hanya 10% yang menyatakan tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa penerapan Balanced Scorecard di PT. BPR KS sudah baik.

3. Pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap sistem pengukuran kinerja pada PT. BPR KS Cabang Malabar sudah termasuk dalam kategori cukup baik artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan Balanced Scorecard terhadap sistem pengukuran kinerja perusahaan. Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel X (Penerapan Balanced Scorecard) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Sistem Pengukuran Kinerja) dengan persentase pengaruh sebesar 46,51%, sedangkan sisanya sebesar 53,49% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(4)

Bab V. Simpulan dan Saran

5.2 Saran

1. Bagi Perusahaan

• Meski dalam penelitian pengaruh Penerapan Balanced Scorecard memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap sistem pengukuran kinerja, sebaiknya perusahaan terus menerapkan proses strategi dan tujuan perusahaan kepada seluruh manajemen agar kinerja perusahaan dapat terus ditingkatkan.

• Untuk mempermudah menentukan perspektif mana pada Balanced Scorecard yang perlu diperbaiki dan perlu mendapat perhatian manajemen, keempat perspektif Balanced Scorecard perlu disimulasikan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat secara kuantitatif dan kualitatif antara masing-masing perspektif.

• Keikutsertaan karyawan dalam pengembangan Balanced Scorecard perlu ditingkatkan melalui sosialisasi Balanced Scorecard perusahaan sehingga seluruh karyawan akan lebih dapat memahami kondisi perusahaannya dan dapat meminimalkan keluhan-keluhan dari konsumen.

• Sebaiknya perusahaan lebih mempermudah sistem pengukuran kinerja yang ada agar karyawan dapat dengan mudah memahami sistem pengukuran kinerja tersebut sehingga karyawan dapat melaksanakan sistem pengukuran kinerja tersebut dengan lebih baik lagi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dengan topik penelitian yang sama, sebaiknya menambah populasi penelitian. Tidak hanya satu perusahaan saja, tetapi membandingkan dengan beberapa perusahaan, karena tingkat penerapan Balanced Scorecard yang dapat dicapai masing-masing perusahaan akan berbeda-beda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A., R.D. Banker., R.S. Kaplan dan Y.S. Mark. (2001). Management Control System, 3 Edition, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Anthony, Govindarajan. (2001). Management Control System, Tenth Edition, New

York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Brigham, E.F dan J.F. Houston. (1998). Manajemen Keuangan: Fundamental of Financial Management, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Edisi 8, Jakarta: Erlangga.

Cascio, Wayne F.(1999).Managing Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profit, 6th Edition, New York: Mc Graw Hill.

Hansen dan Mowen. (1999), Cost Management: Accounting and Control, 3th Edition, South-Western College Publishing, a Division of Thomson Learning.

Hongren, Charles T., Datar, Srikant M., and Foster, George.(2003). Cost Accounting: A Manajerial. 11th Edition. Uppler Saddler River. New Jersey: Prentice Hall, Inc. New York.

Kaplan, Robert S., Norton. (1999). Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, Harvard Business School Press.

Mulyadi. (1998). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga, Yogyakarta: STIE YKPN.


(6)

Rizki, Erna. (2006). Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat pengukuran kinerja yang memadai. Skripsi S-1. Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Wijaya, Amin. (2000). Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard. Jakarta: Harvindo.