Studi Deskriptif Mengenai Penyesuaian Sosial di Kampus Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Tahun Pertama Universitas "X" Bandung Yang Berasal Dari Luar Jawa Barat (Subyek Penelitian ini Adalah Mahasiswa Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknik Informatika).

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penyesuaian sosial

mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang

berasal dari luar Jawa Barat. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat, yang berjumlah 42 orang dari 74 jumlah total mahasiswa. Rancangan yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian sosial yang disusun oleh peneliti yang didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh

Schneiders (1964), dengan karakteristik responden dan terdiri dari 40 item, yang

mengukur lima aspek yaitu, menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik yang didukung pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor kondisi fisik dan kematangan emosi. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji validitas dan reliabilitas Spearman dengan menggunakan program SPSS 16.

Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa 64,3% responden memiliki penyesuaian sosial yang efektif dan 35,7% responden memiliki penyesuaian sosial yang tidak efektif. Kesimpulan yang diperoleh adalah

sebagian besar mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X”

Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat memiliki penyesuaian sosial yang efektif dan hanya sebagian kecil mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama yang memiliki penyesuaian sosial yang tidak efektif.

Peneliti mengajukan saran agar pada penelitian selanjutnya menggunakan sampel penelitian dari seluruh fakultas karena pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan sampel penelitian dari satu fakultas.


(2)

iii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research was conducted to determine the social adjustment of first-year students of the Faculty of Engineering who come from the outside West Java

in “X” University Bandung. The sample of this research are the first-year students of the Faculty of Engineering who come from the outside West Java in

“X” University Bandung, which amount to 42 people out of 74 total students. The design used for this study was descriptive reseacrh design.

The instrument was a questionnaire measuring social adjustment developed by researcher based on a theory developed by Schneiders (1964), which has been adapted to the characteristics of the respondents and consists of 40 items, which measure 5 aspects, namely, respect for and acceptance of duty constituted authority, interest and participation in campus functions and activities, wholesome, friendly relations with classmates, teachers, and counselors, willing acceptance of limitations and responsibilities, and helping the campus to realize both intrinsic and extrinsic objectives are ways in which adjustment to school life can be effectively realized, which are supported by the factors that influence, namely, phisically factor and emotional maturity factor.the data obtained were processed using the Spearman test validity and reliability using SPSS 16.

Based on the result of data processing found that there were 64,3% of respondents have an effective social adjustment and 35,7% of respondents have no effective social adjustment. The conclusion obtained are mostly first-year students of the Faculty of Engineering who come from the outside West Java in

“X” University Bandung have an effective social adjustment and only a small first-year students who has no effective social adjustment.

Researcher propose suggestion for the future research using sample of the entire faculty because in this study the researcher simply used the sample from one faculty.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ...i

ABSTRAK ...іi ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...іv DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR BAGAN ...x

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ...1

1. 2 Identifikasi Masalah ...9

1. 3 Maksud dan Tujuan 1. 3. 1 Maksud Penelitian ...9

1. 3. 2 Tujuan Penelitian...10

1. 4 Kegunaan Penelitian 1. 4. 1 Kegunaan Teoritik ...10

1. 4. 2 Kegunaan Praktis ...11

1. 5 Kerangka Pikir ...11


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Penyesuaian Sosial ...22

2. 1.1 Pengertian Penyesuaian Sosial ...22

2. 1. 2 Macam-macam Penyesuaian Sosial ...22

2.1.2.1 Penyesuaian Sosial di Lingkungan Rumah dan Keluarga ...23

2.1.2.2 Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah atau Kampus ...26

2.1.2.3 Penyesuaian Sosial di Lingkungan Masyarakat ...27

2. 1. 3 Penyesuaian Sosial yang Efektif ...30

2.1.4 Penyesuaian Sosial yang Tidak Efektif ...31

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial …...32

2. 2 Masa Dewasa Awal ...34

2. 2. 1 Pengertian Dewasa Awal ...34

2. 2. 2 Transisi dari sekolah Menengah Atas menuju Universitas ...35

2. 2. 3 Perkembangan Kognitif ...36

2. 2. 4 Perkembangan Sosio-Emosional ...38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian ...40

3. 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...41

3. 2. 1 Variabel Penelitian ...41

3. 2. 2 Definisi Operasional ...41


(5)

3. 3. 1 Kuesioner Penyesuaian Sosial ...43

3. 3. 2 Data Pribadi dan Data Penunjang ...46

3. 4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...46

3. 4 1 Validitas ...46

3. 4. 2 Reliabilitas ...47

3. 5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ...48

3. 5. 1 Populasi Sasaran ...48

3. 5. 2 Karakteristik Populasi ...48

3. 5. 3 Teknik Penarikan Sampel ...49

3. 6 Teknik Analisis Data ...49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ...51

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...51

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jurusan ...52

4.2 Gambaran Hasil Penelitian ...52

4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Mengenai Penyesuaian Sosial ...52

4.2.2 Tabulasi Aspek-aspek Penyesuaian Sosial ...53

4.2.3 Tabulasi Silang Antara Penyesuaian Sosial dan Jenis Kelamin ...55

4.2.4 Tabulasi Silang Antara Penyesuaian Sosial dan Jurusan ...56

4.2.5 Tabulasi Silang Antara Penyesuaian Sosial dan Kondisi Fisik ...56

4.2.6 Tabulasi Silang Antara Penyesuaian Sosial dan Kematangan Emosi ...57


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...65

5.2 Saran ...66

5.2.1 Saran Teoritis ...66

5.2.2 Saran Praktis ...66

DAFTAR PUSTAKA ...68

DAFTAR RUJUKAN ...69 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir ...20 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ...40


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur Penyesuaian Sosial ...44

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...50

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jurusan ...51

Tabel 4.3 Gambaran Hasil Penelitian Mengenai Penyesuaian Sosial ...51

Tabel 4.4 Tabulasi Mahasiswa dengan Penyesuaian Sosial yang Efektif berdasarkan Aspek-aspeknya ...52

Tabel 4.5 Tabulasi Mahasiswa dengan Penyesuaian Sosial yang Tidak Efektif berdasarkan Aspek-aspeknya ...53

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Penyesuaian Sosial dan Jenis Kelamin ...54

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Penyesuaian Sosial dan Jurusan ...55

Tabel 4.8 Penyesuaian Sosial dan Kondisi Fisik ...55


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 2 Surat Pernyataan

Lampiran 3 Data Penunjang

Lampiran 4 Kuesioner Penyesuaian Sosial Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, ia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi ini dapat berupa hubungan manusia dengan lingkungan keluarga, hubungan manusia di dalam lingkungan sekolah, kampus atau tempat bekerja maupun hubungan manusia dalam lingkungan masyarakat. Dalam menjalani hubungan-hubungan tersebut, manusia perlu melakukan penyesuaian sosial terhadap lingkungannya, sesuai situasi yang dihadapi yaitu di tempat individu tersebut hidup, tumbuh dan berkembang.

Lingkungan sosial tempat pertama kali individu tumbuh dan berkembang adalah dalam lingkungan keluarga, di mana individu mendapat kesempatan untuk belajar menyesuaikan diri. Untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan sosial, di dalam keluarga individu diantaranya diajarkan mengenai moralitas, yakni untuk memberi arahan kepada setiap anggota keluarga agar dapat bertingkah laku sesuai dengan moral yang berlaku. Keluarga berkewajiban membina dan membangun fondasi moral seorang individu, dengan cara memberikan ajaran agama, tata krama dan menanamkan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

Selain lingkungan keluarga, individu juga harus melakukan penyesuaian sosial di dalam lingkungan masyarakat di mana individu berkesempatan untuk


(11)

2

berinteraksi dan memahami pola pergaulan dan tingkah laku orang di luar rumah dan mengaplikasikan nilai-nilai yang dipegang individu, serta menyelaraskan nilai dan norma tersebut dengan nilai dan norma yang dipegang masyarakat pada umumnya. Selain di lingkungan keluarga dan masyarakat, individu yang sedang menuntut ilmu melakukan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah. Sekolah yang dimaksud ialah semua instansi yang memberikan pendidikan bagi individu, baik itu PAUD, TK, SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi negeri atau swasta. Dalam lingkungan sekolah atau kampus, individu dituntut untuk memahami bagaimana cara berelasi dengan orang-orang di sekitarnya, seperti teman, dosen, maupun pegawai kampus. Sekolah sebagai lembaga formal, dapat dijadikan sebagai tempat bergaul, beradaptasi dan berinteraksi di dalam berbagai aspek kehidupan yang pada akhirnya berpeluang untuk membentuk kepribadian individu.

Seorang siswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi biasa disebut mahasiswa. Pada dasarnya mahasiswa ialah individu yang beranjak dewasa dan dianggap mampu untuk mengambil keputusan serta bertanggung jawab terhadap masa depan pendidikannya sendiri. Pada umumnya, mahasiswa berada dalam rentang usia 18-25 tahun yang tergolong dalam tahap perkembangan remaja akhir dan dewasa awal. Individu yang menginjak usia tersebut akan berhadapan dengan perubahan dari seorang remaja menjadi seorang dewasa yang memiliki tuntutan berbeda dari tahap sebelumnya. (Piaget, 1954).

Mahasiswa juga didefinisikan sebagai siswa yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, yang akan menghadapi iklim


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha pembelajaran yang berbeda dengan sekolah. Masa transisi dari dunia sekolah menuju dunia perkuliahan menuntut untuk melakukan penyesuaian dengan lingkunganbaru(repository.upi.edu/operator/uploads/s_psi_043779_chapter1_2.pd f diakses pada tanggal 24 September 2011). Mahasiswa diharapkan mampu menuntut ilmu secara spesifik dan rinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu masyarakat di sekitarnya dengan ilmu yang dimiliki. Tugas utama seorang mahasiswa ialah belajar. Belajar dapat terganggu saat mahasiswa tidak dapat melakukan penyesuaian sosial. Hal ini mengakibatkan mahasiswa mengalami kendala dalam menjalin relasi saat diharuskan untuk bekerja sama dengan teman-teman sekelompok belajarnya di kampus. Selain itu apabila mahasiswa tidak dapat melakukan penyesuaian sosial, akan memengaruhi proses belajarnya di kampus, misalnya saat mahasiswa terlambat datang kuliah, materi yang telah disampaikan dosen akan terlewatkan oleh mahasiswa tersebut.

Kota-kota di Indonesia memiliki banyak sekali perguruan tinggi, salah satunya kota Bandung di Jawa Barat. Kota ini merupakan kota kedua setelah Yogyakarta, yang sering menjadi pilihan calon mahasiswa baru untuk menempuh pendidikan. Di Bandung, terdapat salah satu universitas swasta, yaitu Universitas

“X”, yang sering dipilih calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Banyak calon mahasiswa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia mendaftarkan diri

ke Universitas “X”. Menurut salah satu karyawan Universitas “X” bagian Badan

Administrasi Pusat (BAP), hampir setiap tahunnya universitas ini menerima 2500-3000 mahasiswa baru yang terbagi dalam tujuh fakultas. Setiap tahunnya, saat


(13)

4

penerimaan mahasiswa baru Universitas “X” selalu mengadakan orientasi

mahasiswa gabungan dari seluruh fakultas yang ada di universitas tersebut. Kegiatan masa orientasi mahasiswa yang dikenal dengan istilah “ospek” ini biasanya diadakan selama tiga sampai empat hari dengan tujuan untuk memperkenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru dan memberi kesempatan bagi mahasiswa baru untuk berelasi dengan mahasiswa lainnya.

Pada umumnya, tuntutan-tuntutan perkuliahan di Universitas “X” yang dihadapi mahasiswa antara lain ialah mahasiswa dituntut untuk dapat menyerap dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatnya selama menempuh pendidikan. Mahasiswa juga diharapkan untuk mengembangkan sikap dan nilai moral yang dimiliki, mematuhi otoritas dan peraturan yang berlaku, membina relasi yang baik dengan teman, dosen ataupun karyawan Tata Usaha (TU). Selain itu, mahasiswa dituntut untuk menerima tanggung jawab dan batasan yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikannya. Tanggung jawab yang harus dilakukan

mahasiswa di Universitas “X”, di antaranya ialah mengikuti perkuliahan dengan kehadiran minimal 75%, hadir tepat waktu, mengikuti ujian tengah semester, ujian akhir semester, mengikuti kegiatan praktikum, mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan dosen, hingga membuat tugas akhir sebagai mahasiswa.

Dengan adanya berbagai jurusan yang ditawarkan Universitas “X”,

individu dapat memilih sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.

Salah satu fakultas yang ada di Universitas “X” adalah Fakultas Teknik. Fakultas

Teknik merupakan fakultas yang lebih banyak mempelajari tentang ilmu yang berhubungan dengan mesin maupun teknologi ketimbang ilmu sosial. Bila


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha dibandingkan dengan fakultas-fakultas yang berhubungan dengan ilmu sosial, dalam melaksanakan tugas-tugasnya mahasiswa Fakultas Teknik lebih banyak dituntut untuk bekerja secara individual atau tidak berkelompok padahal dengan bekerja secara berkelompok mahasiswa cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman kelompoknya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam menjalani perkuliahan mahasiswa Fakultas Teknik kurang mendapatkan pembelajaran mengenai hubungan antar individu. Materi perkuliahan mahasiswa Fakultas Teknik juga tidak terkait dengan ilmu pengetahuan sosial yang di antaranya membahas proses interaksi dan sosialisasi sehingga dalam praktiknya mahasiswa Fakultas Teknik memerlukan upaya ekstra untuk melakukan proses penyesuaian terhadap individu lain, misalnya seperti mau manjalin relasi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Dalam lingkungan perkuliahan, mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama juga menghadapi tuntutan-tuntutan baru dalam melakukan penyesuaian terhadap sistem pendidikan yang berbeda dengan sistem pendidikan di SD, SMP, maupun SMA. Perbedaan sistem pendidikan dan tuntutan inilah yang dapat menyebabkan masalah pada mahasiswa yang baru lulus dari sekolah menengah atas dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap perbedaan tersebut. Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama tersebut dituntut untuk mampu bertingkah laku menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus agar mahasiswa baru dapat memenuhi tuntutan-tuntutan di lingkungan perkuliahan dan melatih keterampilan-keterampilan sosialnya.


(15)

6

Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama yang berasal dari luar daerah memiliki kebudayaan berbeda dengan tempat mahasiswa tersebut menempuh pendidikannya saat ini, misalnya mahasiswa yang berasal dari Sumatera memiliki budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat yang ada di kota Bandung, yaitu kebudayaan Sunda. Mahasiswa baru dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian sosial terhadap perbedaan kebudayaan, norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat tempat mahasiswa tersebut tinggal saat ini, yang berbeda dengan kebudayaan, norma dan nilai yang dianut di tempat tinggal terdahulu.

Penyesuaian sosial adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat bertingkah laku secara efektif dan sehat sesuai dengan kenyataan atau realitas, situasi dan relasi sehingga kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi (Schneiders, 1964). Penyesuaian sosial di lingkungan perkuliahan memiliki lima aspek. Kelima aspek tersebut ialah menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Mahasiswa yang mampu melakukan kelima aspek penyesuaian sosial di lingkungan kampus merupakan mahasiswa yang telah melakukan penyesuaian sosial secara efektif di kampus. Apabila mahasiswa tidak mampu melakukan kelima aspek penyesuaian sosial maka mahasiswa tersebut dikatakan belum dapat melakukan penyesuaian sosial secara efektif di kampus (Schneiders, 1964). Mahasiswa yang belum mampu melakukan penyesuaian sosial secara efektif


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan baru, khususnya di lingkungan kampus. Banyak mahasiswa yang juga mengalami masalah dalam penyesuaian sosial, seperti mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan dosen, penyesuaian akademis, serta penyesuaian dengan teman baru (http://r-doc.blogspot.com/2009/11/masalah-penyesuaian-diri-mahasiswa-di.html?m=1 diakses pada tanggal 24 September 2011).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2011 terhadap 10 mahasiswa Fakultas Teknik (Teknik Elektro, Teknik

Sipil, dan Teknik Informatika) tahun pertama Universitas “X” Bandung yang

berasal dari luar Jawa Barat didapatkan data bahwa 7 dari 10 mahasiswa (70%) merasa kesulitan saat pertama kali harus tinggal di kota Bandung karena mahasiswa tersebut dituntut untuk hidup mandiri, jauh dari sanak keluarga. Ketujuh orang mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama tersebut juga merasa mengalami hambatan saat harus melakukan penyesuaian dalam lingkungan baru, seperti kurang dapat menjalin relasi dengan teman-teman baru dan sungkan untuk mengajak berkenalan mahasiswa baru lainnya. Terdapat 3 dari 10 mahasiswa (30%) yang menyatakan berani dan mau untuk lebih dulu mengajak mahasiswa baru lainnya berkenalan di lingkungan kampus.

Enam dari 10 mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama (60%) menyatakan bahwa mereka merasa masih segan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan yang dilakukan pihak fakultas seperti lomba pada Pekan Olah Raga dan Seni Maranatha (POSEMATA), dalam kegiatan tersebut terdapat banyak mahasiswa senior. Terdapat 4 dari 10 orang mahasiswa (40%) mau ikut serta


(17)

8

dalam berbagai kegiatan yang dilakukan pihak fakultas seperti lomba pada POSEMATA dimana dalam kegiatan tersebut terdapat banyak mahasiswa senior. Mereka merasa apabila mereka ikut dalam kegiatan tersebut mereka dapat menjalin keakraban dengan mahasiswa-mahasiswa senior.

Selain itu, terdapat 5 dari 10 mahasiswa (50%) yang merasa sangat segan saat berpapasan dengan dosen yang mengajar mereka. Namun, 5 mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama lainnya (50%) menyatakan mau menegur sapa dosen dan karyawan Tata Usaha (TU) saat berpapasan disertai dengan sikap ramah tamah. Dengan sistem pembelajaran di perkuliahan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan saat SMA, terdapat 6 dari 10 mahasiswa (60%) dalam menjalani perkuliahan mengaku bahwa mereka belum pernah terlambat saat masuk perkuliahan dan mereka mau melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa di kampus dengan berusaha untuk hadir tepat waktu saat perkuliahan akan dimulai. Terdapat 4 dari 10 mahasiswa (40%) menyatakan tetap berusaha untuk hadir pada perkuliahan yang telah dijadwalkan walau sesekali tidak hadir tepat waktu.

Enam dari 10 mahasiswa (60%) menyatakan bahwa mereka akan bersedia apabila ditunjuk oleh dosen untuk mewakili pihak kampus untuk berlomba di kampus lain demi kepentingan kampus, sedangkan 4 dari 10 mahasiswa lainnya (40%) menyatakan kurang bersedia apabila ditunjuk oleh dosen untuk mewakili pihak kampus karena merasa kurang percaya diri untuk mewakili pihak kampus.

Dengan bervariasinya kemampuan penyesuaian sosial di kampus yang dialami mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha berasal dari luar Jawa Barat, hal-hal tersebut mencerminkan aspek-aspek penyesuaian sosial sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

terhadap mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung

yang berasal dari luar Jawa Barat untuk mengetahui bagaimana penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama tersebut berkaitan dengan perbedaan lingkungan akademis yang mahasiswa tahun pertama hadapi saat memasuki lingkungan perkuliahan yang baru.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa Fakultas

Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X”

Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama


(19)

10

aspek penyesuaian sosial di lingkungan kampus, yaitu menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoretis penelitian ini adalah:

1) Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai penyesuaian sosial.

2) Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat untuk pengembangan ilmu Psikologi Sosial dan Psikologi Pendidikan di Indonesia.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis penelitian ini adalah:

1) Memberikan informasi kepada pimpinan Fakultas Teknik (Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknik Informatika) mengenai gambaran penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat, sebagai bahan

pertimbangan untuk merancang program-program yang dapat membuat penyesuaian sosial mahasiswa menjadi lebih efektif.

2) Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat untuk

mengetahui gambaran penyesuaian sosial agar mereka dapat mengembangkan diri dalam melakukan penyesuaian sosial di lingkungan kampus.

1.5Kerangka Pemikiran

Menurut Santrock (2002) masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan, yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas serta penyesuaian diri pada pola hidup yang baru karena orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru dalam kehidupannya. Periode isolasi sosial adalah dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mau membuat kontrak.

Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang

berasal dari luar Jawa Barat berada pada tahap perkembangan dewasa awal dimana pada tahap ini individu memiliki kebutuhan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan untuk lebih terlibat dengan orang lain, mahasiswa Fakultas Teknik memerlukan keterampilan sosial


(21)

12

yang juga dibutuhkan dalam penyesuaian sosial di lingkungan kampus dimana di dalam penyesuaian sosial tersebut juga terdapat aspek yang melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik untuk menjalin relasi dengan orang-orang di lingkungan kampusnya.

Ketika mahasiswa Fakultas Teknik memasuki jenjang perguruan tinggi, mereka mulai dihadapkan dengan berbagai tuntutan, perubahan, serta aturan baru, baik dalam berperilaku maupun dalam bertanggung jawab. Tuntutan baru seperti mendapatkan indeks prestasi yang memuaskan, harapan dari orangtua untuk lulus tepat waktu, hingga mendapatkan pekerjaan. Hal-hal tersebut merupakan sebagian tuntutan bagi mahasiswa Fakultas Teknik.

Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang

berasal dari luar Jawa Barat mengalami perubahan dalam lingkungan sosial sehingga sebagian besar waktunya lebih banyak dihabiskan di lingkungan kampus untuk melakukan kegiatan lain, seperti kerja kelompok, mengikuti unit kegiatan kemahasiswaan, maupun sekadar bercerita dan mengobrol dengan teman-teman. Mahasiswa baru juga mendapat aturan mengenai jadwal belajar yang berbeda dengan jadwal belajar pada saat masih duduk di bangku SMA. Tuntutan, perubahan, dan aturan baru tersebut menyebabkan mahasiswa baru perlu memiliki kemampuan dalam melakukan penyesuaian sosial. Schneiders (1964) mengungkapkan pengertian penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk dapat bertingkah laku secara efektif dan sehat sesuai dengan kenyataan atau realitas, situasi dan relasi sehingga kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi secara memuaskan. Pada mahasiswa Fakultas Teknik penyesuain sosial terlihat


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha dari tingkah laku mahasiswa Fakultas Teknik yang efektif dan sehat sesuai dengan kenyataan atau realitas sehingga kebutuhan sosial dapat terpenuhi.

Menurut Schneiders (1964), aspek-aspek penyesuaian sosial di lingkungan kampus adalah menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Aspek penyesuaian sosial yang pertama adalah menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus. Mahasiswa Fakultas

Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering menghargai dosen yang mengajar di kelas dan menghormati orang yang lebih tua di lingkungan kampus seperti dosen, karyawan kampus maupun senior, sehingga saat melakukan penyesuaian sosial di lingkungan kampus hal tersebut

dapat mendukung mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X”

dalam bersosialisasi dengan pihak otoritas dan dapat memperhatikan dosen yang sedang mengajarkan materi di kelas dengan sungguh. Contohnya, mahasiswa Fakultas Teknik tetap mau memperhatikan dosen yang sedang mengajar di kelas walaupun materi yang diajarkan kurang dimengerti oleh mahasiswa Fakultas teknik tersebut.

Aspek penyesuaian sosial yang kedua adalah keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus. Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama


(23)

14

dalam berbagai kegiatan kampus secara aktif dan tertarik untuk memberi kontribusi dalam berbagai kegiatan di lingkungan kampus, sehingga saat melakukan penyesuaian sosial di lingkungan kampus hal tersebut dapat

mendukung mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” dalam

proses belajar di lingkup sosial. Contohnya, saat melakukan tugas kelompok di kelas mahasiswa Fakultas Teknik mengerjakan bagiannya dengan senang hati dengan sikap antusias.

Aspek penyesuaian sosial yang ketiga adalah relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus. Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering dan mau menerima pendapat atau masukan dari dosen dan merasa senang berelasi dengan teman satu angkatan, senior, dosen, maupun karyawan kampus. Hal ini

mendukung mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung

yang berasal dari luar Jawa Barat dalam proses belajar, baik yang berkaitan dengan bidang akademis maupun sosialisasi dengan orang lain. Contohnya, mahasiswa Fakultas Teknik tidak segan untuk menjalin komunikasi dan berhubungan baik dengan teman seangkatan, dosen dan karyawan kampus.

Aspek penyesuaian sosial yang keempat adalah menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering menjalankan

aturan yang dibuat pihak kampus dan bertanggungjawab sebagai mahasiswa dengan mengerjakan tugas semaksimal mungkin, sehingga hal tersebut mendukung mahasiswa dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa. Misalnya, saat mahasiswa Fakultas Teknik diberi tugas oleh dosen, mahasiswa tersebut mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

Aspek penyesuaian sosial yang kelima adalah bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik. Mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering mengikuti kegiatan yang dilaksanakan pihak kampus (intrinsik) dan bersedia ditunjuk oleh dosen untuk mewakili kampus dalam kompetisi penelitian dengan kampus lain (ekstrinsik). Hal tersebut mendukung mahasiswa Fakultas Teknik

tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dalam

meningkatkan kemampuannya untuk membantu orang di sekitarnya dan menambah pengalaman pendidikannya sebagai mahasiswa saat bersedia mewakili pihak kampus untuk berkompetisi dengan kampus lain. Misalnya, saat ditunjuk oleh dosen untuk mewakili pihak kampus dalam suatu perlombaan akademis di kampus lain mahasiswa Fakultas Teknik bersedia untuk melakukannya dengan senang hati.

Menurut Schneiders (1964) tuntutan tingkah laku pada mahasiswa

Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar

Jawa Barat dalam melakukan penyesuaian sosial yang efektif di kampus, yaitu kemampuan dalam menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, kemampuan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, kemampuan dalam berelasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, kemampuan dalam menerima batasan dan tanggung jawab


(25)

16

sebagai mahasiswa, serta kemampuan untuk bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik. Dengan kemampuan penyesuaian sosial

yang dimiliki mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X”

Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat hal tersebut akan membantu mahasiswa tersebut dalam proses pembelajaran dan sosialisasi dengan orang lain.

Sebaliknya, saat mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas

“X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat tidak mampu melakukan kelima

aspek penyesuaian sosial di lingkungan kampus, mahasiswa dapat dikatakan tidak efektif dalam melakukan penyesuaian sosial yang berarti bahwa mahasiswa

Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar

Jawa Barat belum mampu bertingkah laku secara sehat dan sesuai sehingga dapat diterima oleh lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada.

Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian sosial mahasiswa

Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar

Jawa Barat (Schneiders, 1964). Faktor pertama, yaitu kondisi fisik dan kesehatan yang meliputi sistem saraf, kelenjar dan otot, keadaan bawaan atau keturunan, termasuk juga penyakit yang diderita. Kondisi fisik mahasiswa yang diturunkan secara genetis memberikan perbedaan, misalnya daya tahan tubuh dan temperamen.

Mahasiswa dengan daya tahan tubuh yang lebih baik tidak akan mudah lelah sehingga memungkinkan untuk mengikuti berbagai aktivitas, tidak mudah sakit, serta dapat membantu mahasiswa lain dalam perkuliahan, seperti mampu membantu teman untuk mengajari materi yang tidak dipahami. Hal tersebut


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha berdampak pada aspek penyesuaian sosial, yaitu terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik. Dengan demikian, penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas

Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat

menjadi efektif apabila didukung oleh kondisi fisik yang fit dan penyesuaian sosial akan menjadi tidak efektif apabila kondisi fisik mahasiswa Fakultas Teknik tersebut tidak fit karena mahasiswa Fakultas Teknik tersebut menjadi terbatas dalam melakukan berbagai kegiatan. Saat mahasiswa Fakultas Teknik berada dalam kondisi tidak fit atau sakit maka hal tersebut akan memengaruhi mahasiswa tersebut dalan melakukan kelima aspek penyesuaian sosial, seperti menjadi tidak berkonsentrasi penuh saat memperhatikan otoritas dosen yang sedang mengajar, tidak maksimal dalam mengikuti kegiatan yang diadakan di kelas seperti diskusi kelompok, tidak maksimal dalam menjalin relasi dengan orang lain, tidak maksimal dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, serta tidak maksimal dalam membantu orang lain, khususnya dosen maupun teman-temannya.

Faktor kedua, yaitu kematangan emosi. Kurangnya kontrol emosi menunjukkan pelatihan yang salah, konflik, frustrasi dan ketidakmatangan psikologis dan cenderung merusak stabilitas emosional. Di lain sisi, kontrol emosi yang berlebihan atau emosi yang kaku adalah sama buruknya untuk kesehatan emosional. Hal ini berdampak pada aspek penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas Teknik, yaitu kemampuan dalam menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, kemampuan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam


(27)

18

berbagai kegiatan kampus, kemampuan dalam berelasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, kemampuan dalam menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta kemampuan membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Sebagai contoh, ketika mahasiswa Fakultas Teknik mengumpulkan tugas perkuliahan namun hasil pekerjaan mahasiswa tersebut ditolak oleh dosen yang mengajar karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan dosen, reaksi emosi yang muncul pada mahasiswa Fakultas Teknik tersebut mencerminkan kematangan emosi yang dimiliki mahasiswa tersebut. Melalui hal tersebut pula mahasiswa Fakultas Teknik dilatih untuk dapat mengontrol emosinya. Hal tersebut merupakan efek positif mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dalam melakukan penyesuaian sosial. Apabila mahasiswa Fakultas Teknik memiliki kematangan emosi yang baik atau stabil, hal tersebut dapat mendukung penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas Teknik menjadi efektif sehingga akan memengaruhi mahasiswa Fakultas Teknik tersebut dalam melakukan kelima aspek penyesuaian sosial, seperti mau menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, terlibat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, berelasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik. Contohnya, mahasiswa Fakultas Teknik mau menerima masukan dari dosen atau teman-temannya mengenai hasil tugas yang sudah dikerjakan mahasiswa Fakultas Teknik tersebut dengan senang hati dan


(28)

19

Universitas Kristen Maranatha tidak mudah tersinggung. Dengan kematangan emosi demikian, hal tersebut berindikasi pada relasi yang sehat yang dijalin mahasiswa Fakultas Teknik dengan orang lain.

Dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa Fakultas Teknik tahun

pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dalam

melakukan kelima aspek penyesuaian sosial dengan menyelaraskan tuntutan di dalam dirinya dan tuntutan lingkungan dengan cara-cara yang dapat diterima oleh lingkungannya tersebut, maka mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama

Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dapat melakukan

penyesuaian sosial secara efektif. Dengan demikian, mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat mampu bertingkah laku secara sehat dan sesuai sehingga dapat diterima oleh lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada. Sebaliknya, mahasiswa Fakultas Teknik tahun

pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dikatakan tidak memiliki penyesuaian sosial yang efektif apabila tidak mampu melakukan kelima aspek penyesuaian sosial dengan menyelaraskan tuntutan di dalam dirinya dan tuntutan lingkungan dengan cara-cara yang dapat diterima oleh lingkungannya tersebut (Schneiders, 1964).

Dengan penjelasan di atas, berikut ini skema kerangka pikir penyesuaian

sosial mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang


(29)

20

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penyesuaian Sosial

Faktor-faktor yang memengaruhi : - Kondisi fisik

- Kematangan emosi

Penyesuaian Sosial

Aspek-aspek :

1) Menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus.

2) Keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus.

3) Relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus.

4) Menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa.

5) Bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Mahasiswa Fakultas Teknik

tahun pertama Universitas “X”

Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat

Efektif


(30)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Penyesuaian sosial di lingkungan kampus memiliki aspek-aspek, yaitu menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

 Penyesuaian sosial yang dilakukan mahasiswa Fakultas Teknik tahun

pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat

dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan kematangan emosi.

 Penyesuaian sosial yang efektif memiliki ciri-ciri yaitu mahasiswa

Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering melakukan kelima aspek penyesuaian sosial di lingkungan perkuliahan atau kampus.

 Penyesuaian sosial yang tidak efektif memiliki ciri-ciri yaitu mahasiswa

Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat jarang melakukan kelima aspek penyesuaian sosial di lingkungan perkuliahan atau kampus.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat, didapatkan simpulan sebagai berikut:

 Sebagian besar (64,3%) mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat memiliki penyesuaian sosial yang efektif dan hanya sebagian kecil (35,7%) mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat yang memiliki penyesuaian sosial yang tidak efektif.

 Penyesuaian sosial yang efektif pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sebagian besar didukung oleh aspek keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus dan memiliki relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus.

 Terdapat penyesuaian sosial yang tidak efektif pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat karena kurangnya kesediaan untuk membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.


(32)

66

Universitas Kristen Maranatha  Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor-faktor yang memengaruhi

penyesuaian sosial yaitu, faktor kondisi fisik dan faktor kematangan emosi, kedua faktor tersebut memiliki keterkaitan terhadap penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

 Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan sampel penelitian dari satu angkatan yang berasal dari luar Jawa Barat, pada penelitian selanjutnya diharapkan agar menggunakan seluruh mahasiswa dari seluruh fakultas agar penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa tahun pertama lebih tergambar.

 Pada aspek kelima penyesuaian sosial di kampus pada penelitian ini pencapaian tujuan intrinsik dan ekstrinsik masih belum spesifik sehingga bagi peneliti yang akan meneliti penyesuaian sosial agar memperhatikan tujuan intrinsik dan ekstrinsik secara lebih luas dengan mengacu pada visi dan misi dari Universitas.

5.2.2 Saran Praktis

 Memberikan informasi kepada pimpinan Fakultas Teknik (Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknik Informatika) mengingat bahwa dari aspek-aspek penyesuaian sosial terdapat sebagian kecil mahasiswa Fakultas Teknik


(33)

67

tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat yang efektif dalam hal menerima batasan dan tanggungjawab sebagai mahasiswa, sehingga pihak pimpinan Fakultas Teknik sebaiknya mengadakan program-program pengenalan yang lebih mendalam mengenai tuntutan-tuntutan yang ada di Fakultas Teknik yang dapat meningkatkan perilaku mahasiswa Fakultas Teknik untuk menerima batasan dan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa.

 Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat agar tetap mempertahankan perilaku yang mencerminkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang efektif dan meningkatkan aspek-aspek dalam melakukan penyesuaian sosial yang belum efektif agar menjadi penyesuaian sosial yang efektif di lingkungan kampus dengan cara memberikan pelatihan atau konseling pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama tersebut.


(34)

68

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo.

Kumar, Ranjit. 2010. Research Methodology : A Step-By-Step Guide For

Beginners Third Edition. New Delhi : SAGE Publications, Inc.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Schneiders, Alexander A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt, Rinehart and Winston.


(35)

DAFTAR RUJUKAN

Fei, Kwee Lien A. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan “X” di Universitas

“X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Wisina, Chicha. 2007. Survey Mengenai Penyesuaian Sosial di Kampus Pada Mahasiswa TI Angkatan 05 Perguruan Tinggi ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

(http://r-doc.blogspot.com/2009/11/masalah-penyesuaian-diri-mahasiswa-di.html?m=1) diakses pada tanggal 24 September 2011

(repository.upi.edu/operator/uploads/s_psi_043779_chapter1_2.pdf) diakses pada


(1)

21

1.6 Asumsi

 Penyesuaian sosial di lingkungan kampus memiliki aspek-aspek, yaitu menerima dan menghormati pihak otoritas yang berwewenang di kampus, keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus, relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta bersedia membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

 Penyesuaian sosial yang dilakukan mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan kematangan emosi.

 Penyesuaian sosial yang efektif memiliki ciri-ciri yaitu mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sering melakukan kelima aspek penyesuaian sosial di lingkungan perkuliahan atau kampus.

 Penyesuaian sosial yang tidak efektif memiliki ciri-ciri yaitu mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat jarang melakukan kelima aspek penyesuaian sosial di lingkungan perkuliahan atau kampus.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 mahasiswa Fakultas Teknik

tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat,

didapatkan simpulan sebagai berikut:

 Sebagian besar (64,3%) mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat memiliki penyesuaian sosial yang efektif dan hanya sebagian kecil (35,7%) mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat yang memiliki penyesuaian sosial yang tidak efektif.

 Penyesuaian sosial yang efektif pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat sebagian besar didukung oleh aspek keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kampus dan memiliki relasi yang sehat dengan teman, dosen dan karyawan kampus.

 Terdapat penyesuaian sosial yang tidak efektif pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat karena kurangnya kesediaan untuk membantu kampus dalam mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.


(3)

66

 Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian sosial yaitu, faktor kondisi fisik dan faktor kematangan emosi, kedua faktor tersebut memiliki keterkaitan terhadap penyesuaian sosial mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

 Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan sampel penelitian dari satu angkatan yang berasal dari luar Jawa Barat, pada penelitian selanjutnya diharapkan agar menggunakan seluruh mahasiswa dari seluruh fakultas agar penyesuaian sosial di kampus pada mahasiswa tahun pertama lebih tergambar.

 Pada aspek kelima penyesuaian sosial di kampus pada penelitian ini pencapaian tujuan intrinsik dan ekstrinsik masih belum spesifik sehingga bagi peneliti yang akan meneliti penyesuaian sosial agar memperhatikan tujuan intrinsik dan ekstrinsik secara lebih luas dengan mengacu pada visi dan misi dari Universitas.

5.2.2 Saran Praktis

 Memberikan informasi kepada pimpinan Fakultas Teknik (Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknik Informatika) mengingat bahwa dari aspek-aspek penyesuaian sosial terdapat sebagian kecil mahasiswa Fakultas Teknik


(4)

67

tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat yang efektif dalam hal menerima batasan dan tanggungjawab sebagai mahasiswa, sehingga pihak pimpinan Fakultas Teknik sebaiknya mengadakan program-program pengenalan yang lebih mendalam mengenai tuntutan-tuntutan yang ada di Fakultas Teknik yang dapat meningkatkan perilaku mahasiswa Fakultas Teknik untuk menerima batasan dan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa.

 Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama Universitas “X” Bandung yang berasal dari luar Jawa Barat agar tetap mempertahankan perilaku yang mencerminkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang efektif dan meningkatkan aspek-aspek dalam melakukan penyesuaian sosial yang belum efektif agar menjadi penyesuaian sosial yang efektif di lingkungan kampus dengan cara memberikan pelatihan atau konseling pada mahasiswa Fakultas Teknik tahun pertama tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo.

Kumar, Ranjit. 2010. Research Methodology : A Step-By-Step Guide For Beginners Third Edition. New Delhi : SAGE Publications, Inc.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Schneiders, Alexander A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt, Rinehart and Winston.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Fei, Kwee Lien A. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan “X” di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Wisina, Chicha. 2007. Survey Mengenai Penyesuaian Sosial di Kampus Pada Mahasiswa TI Angkatan 05 Perguruan Tinggi ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

(http://r-doc.blogspot.com/2009/11/masalah-penyesuaian-diri-mahasiswa-di.html?m=1) diakses pada tanggal 24 September 2011

(repository.upi.edu/operator/uploads/s_psi_043779_chapter1_2.pdf) diakses pada tanggal 24 September 2011