Peranan Perencanaan Pajak dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus Pada CV. JPM).

(1)

  vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The title of my research is “The Role of Tax Planning in Minimazing The Payment of Corporate Income Tax (Case Study on CV. JPM Sumedang”. This aim of this research is to identify about description of tax planning in minimizing the tax payment for CV. JPM Sumedang, and also to find applying of tax planning policy to adjust income tax in CV. JPM Sumedang, based on the tax regulation nowadays. Company used in this research is CV. JPM Sumedang in one year observation (2011). The data are collected using case study in CV. JPM Sumedang. The component of financial statement used is the Income Statement. Effectivenes of tax paid is measured using two method, based on the tax rate in tax regulation mode, and use statistical method “T-Test”. The result of T-Test shows that tax planning makes the income before tax smaller, so that reduces the tax liabilities for the company. Thus, the hypothesis of the research is empirically supported.

T

Keywords: Tax Planning, Income Statement, Income Before Tax, Tax Liabilities, Tax


(2)

  viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian yang saya lakukan berjudul “Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Badan (Studi Kasus Pada CV. JPM)” .Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran pajak penghasilan terhutang (PPh) Badan, serta pengaplikasian kebijakan perencanaan pajak di CV. JPM Sumedang, berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah CV. JPM Sumedang, dalam satu tahun pengamatan (2011). Laporan keuangan CV. JPM yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Laba Rugi. Peminimalan PPh Badan diukur (diuji) dengan menggunakan perhitungan secara perpajakan dan alat uji statistik yaitu “uji t”. Kedua pengujian tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh badan terhutang. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini telah terbukti secara empiris.

Kata kunci: Perencanaan Pajak, Laporan Laba Rugi, Penghasilan Sebelum Pajak, PPh Badan Terutang, Peraturan Perpajakan


(3)

  ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Bagi Akademisi ... 5

1.4.2 Manfaat Bagi Praktisi Bisnis ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pajak ... 6

2.1.1 Fungsi Pajak ... 9


(4)

  x Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 11

2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak ... 14

2.2 Pokok-Pokok pikiran UU PPh No 36 Tahun 2008 ... 15

2.3 Manajemen Pajak ... 18

2.3.1 Perencanaan Pajak ... 20

2.3.2 Aspek Formal dan Administratif Perencanaan Pajak ... 23

2.3.3 Aspek Material Dalam Perencanaan Pajak ... 23

2.3.4 Strategi Perencanaan Pajak ... 23

2.3.5 Tahapan Perencanaan Pajak ... 24

2.4 Karakteristik Perencanaan Pajak ... 26

2.5 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan ... 26

2.6 Risiko Perusahaan ... 27

2.7 Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan ... 28

2.8 Pengendalian Pajak ... 30

2.9 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak ... 30

2.10 Pengembangan Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 35

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 35

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.2.2 Teknik pengumpulan data ... 41


(5)

  xi Universitas Kristen Maranatha

3.2.4 Penetapan Populasi dan Sampel ... 45

3.2.5 Analisis Data ... 45

3.2.6 Pengujian Hipotesis ... 49

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Pajak pada CV. JPM ... 51

4.1.1 Biaya Operasional CV. JPM Tahun 2011 ... 54

4.1.2 Biaya Penyusutan CV. JPM Tahun 2011 ... 55

4.2 Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Badan ... 60

4.2.1 Analisis Regresi ... 61

4.2.2 Analisis Korelasi ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 70


(6)

  xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Kriteria Nilai Korelasi ... 48 Tabel II Laporan Laba Rugi Fiskal CV. JPM Tahun 2011 (Sebelum

Perencanaan Pajak) ... 51 Tabel III Perhitungan PPh CV. JPM Tahun 2011 Sebelum Perencanaan Pajak .... 53 Tabel IV Biaya Operasional CV. JPM Tahun 2011 ... 54 Tabel V Biaya Penyusutan CV. JPM Tahun 2011 ... 55 Tabel VI Laporan Laba Rugi Fiskal CV. JPM Tahun 2011 (Setelah

Perencanaan Pajak) ... 56 Tabel VII Perhitungan PPh CV. JPM Tahun 2011 Setelah Perencanaan Pajak ... 59 Tabel VIII Perhitungan Penghematan Pajak CV. JPM Sebelum dan

Sesudah Perencanaan Pajak ... 60 Tabel IX Hubungan Perencanaan Pajak Dengan PPh Badan Terhutang ... 62


(7)

  xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR


(8)

  xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Keterangan Melakukan Penelitian di CV. JPM ... 70


(9)

BAB I – Pendahuluan

 

  1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, Pajak merupakan penerimaan yang sangat penting bagi pembangunan nasional Indonesia, Pajak merupakan sektor terbesar dari penerimaan negara, yang tercermin dalam APBN Indonesia. Dimana dalam kurun waktu 2006-2011, penerimaan perpajakan berkontribusi rata-rata 70% terhadap total pendapatan negara dan hibah. Perpajakan ini terdiri dari pajak dalam negeri (PPh,PPN, Cukai, PBB, BPHTB, dan pajak lainnya) dan pajak perdagangan internasional (bea masuk dan bea keluar). Sementara, pajak dalam negeri menguasai rata-rata 96% dari total penerimaan perpajakan dalam kurun waktu 2006-2011, sementara pajak perdagangan internasional sebesar rata-rata 4%.Secara keseluruhan pencapaian target penerimaan pajak naik menjadi 45 % pada semester I/2012 dibanding realisasi 42% pada semester I/2011. Penerimaan perpajakan semester 1/2012 mencapai Rp 456,8 triliun dari target APBN-P sebesar Rp.1.016,2 triliun. Realisasi ini meliputi penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp 432,2 triliun atau 48,7 % dari target Rp 885,02 triliun, sedangkan pajak perdagangan luar negeri Rp 24,6 triliun atau mencapai 51,3 % dari Rp 47,9 triliun. Secara khusus, realisasi penerimaan pajak selain cukai pada semester I/2012 mencapai Rp387,7 triliun atau lebih besar 19,51% dari realisasi penerimaan pajak selain cukai semester I/2011 yang sebesar Rp324,4 triliun. Sedangkan untuk RAPBN tahun 2013 diproyeksikan penerimaan perpajakan adalah sebesar Rp 1.178,98 triliun atau naik 16 persen dari target APBN-P 2012. Dengan peningkatan


(10)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha target ini, berarti penerimaan perpajakan akan menyumbang hampir 80 persen dari total pendapatan negara (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, http://www.setkab.go.id/artikel-5247-.html)

Menurut Muhammad Mansur dan Teguh Hadi Wardoyo dalam bukunya yang berjudul “Pajak Terapan Brevet A&B” (2004:2), pajak memiliki fungsi sebagai berikut: (a) Fungsi penerimaan (Budgeter), yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. (b) Fungsi mengatur (Reguler), yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Peranan pemerintah yang sangat menonjol dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan ekonomi sangat membutuhkan biaya atau dana yang cukup besar, menyebabkan pemerintah cenderung untuk memungut pajak sampai mencapai tingkat penerimaan pajak yang sangat optimal.

Karena besarnya pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak, maka tak heran beban pajak uang harus dipenuhi oleh perusahaan selaku wajib pajak tidaklah ringan.

Perencanaan pajak adalah upaya untuk mengatur pembayaran pajak atau meminimalkan kewajiban pajak dengan tidak melanggar perundang – undangan yang berlaku, agar pajak yang dibayarkan tidak lebih dari jumlah yang seharusnya.

Perencanaan pajak merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber


(11)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha daya secara optimal Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.

Pada dasarnya, Perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut: (1) tidak melanggar ketentuan perpajakan, (2) secara bisnis dapat diterima, dan (3) bukti-bukti pendukungnya memadai.

Adapun tahapan dari perencanaan pajak adalah:

a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)

b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing

one or more possible tax plans)

c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)

d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans)

e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan).

Perencanaan pajak mengacu pada penghematan pajak tetapi tanpa melanggar peraturan perpajakan, yakni UU PPh No. 36 tahun 2008.

Tujuan dari perencanaan pajak adalah untuk membuat agar beban pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan perpajakan yang ada, akan tetapi menurut pembuat Undang–undang perencanaan disini sama dengan penghindaran pajak (Tax Avoidance), karena secara hakikat ekonomis kedua–duanya adalah untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan unsur pengurang laba.

Berdasarkan alasan diatas, maka saya menyusun skripsi yang berjudul ”PERANAN PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM MEMINIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (Studi


(12)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha Kasus Pada CV JPM)” untuk menjabarkan peranan Perencanaan Pajak untuk meminimalkan pembayaran pajak penghasilan badan, yang mungkin dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah perusahaan membuat perencanaan pajak?

2. Seberapa jauh peranan perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh terutang?

1.3 Maksud Penelitian

Untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan skripsi.

1.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan membuat Perencanaan Pajak.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan Perencanaan Pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh terutang.


(13)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian, yaitu:

1.4.1. Manfaat Bagi Akademisi

a) Bagi penulis sendiri, sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan mengenai perencanaan pajak, dan pengaruhnya dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan.

b) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh positif perencanaan pajak dalam meminimalkan pembayaran PPh badan.

1.4.2. Manfaat Bagi Praktisi Bisnis

a) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat Perencanaan Pajak dalam proses operasi perusahaan dan pelaporan keuangannya.

b) Dapat menerapkan Perencanaan Pajak yang benar dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat menefisienkan pajak penghasilan badan.

c) Dapat membuka wawasan lebih lagi mengenai penerapan Perencanaan Pajak dalam berbagai macam kondisi di perusahaan.


(14)

BAB V– Simpulan dan Saran

 

  67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di CV. JPM Sumedang mengenai peranan perencanaan pajak (tax planning) dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh CV JPM untuk meminimalkan PPh terutangnya, yaitu diantaranya:

• Memasukkan biaya penyusutan aktiva tetap perusahaan

• Memasukkan biaya-biaya operasional selama tahun 2011 yang ada daftar nominatifnya.

2. Perencanaan pajakberperan dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 23,06291898%. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pada besarnya PPh Badan dipengaruhi oleh perencanaan pajak

Dengan demikian maka keputusan statistiknya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi diterima. Hal ini mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis “Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Badan” dapat diterima.


(15)

68 

BAB V – Simpulan dan Saran

     

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di CV. JPM dapat dijalankan dengan lebih lancar, maka CV. JPM sebaiknya:

a. Membuat sistem administrasi yang lebih tertib dan teratur, dimana pembagian tugas dan wewenang antar bagian diperjelas sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih tepat waktu dan terorganisir serta tidak ada pengerjaan ganda.

b. Mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa dapat melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat, sehingga dapat membayar PPh Badan seminimal mungkin, tanpa melanggar peraturan-peraturan perpajakan.

c. Merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusaahaan, karena tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan, sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian pembayaran PPh Badan yang terhutang.

d. Menambahkan lagi beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto, seperti beban makan siang karyawan, beban voucher pulsa karyawan, dan lain-lain.


(16)

69  

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aviantara, Aris. (2008). Perencanaan Pajak : Upaya Meminimalkan Beban Pajak. Aris Aviantara & Associates. Jakarta.

Gunadi. (2007). Akuntansi Pajak. Gramedia. Yogyakarta.

H. M. , Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman – Pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Lumbantoruan, Sophan. (1996). Akuntansi Pajak. Grasindo. Jakarta.

Lumbantoruan, Sophan. (1987). Ensiklopedi Perpajakan Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Mansur, Mohammad, Teguh Hadi Wardoyo. (2004). Pajak Terapan Brevet A&B. Taxsys, Jakarta.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Muhammad, Zain. (2008). Manajemen Perpajakan, Edisi Ketiga Salemba Empat, Jakarta.

Muljono, Djoko. (2009). Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak. Andi. Yogyakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung.

Suhayati, Eli, Siti Kurnia Rahayu.2006. Pengantar Perpajakan. Unikom. Bandung. Tim Modul Statistika II. (2010). Modul Statistika II. FE UKM Bandung. Bandung. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. www. pajak-kita.blogspot.com.

www.scribd.com. www.setgab.go.id.


(1)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha daya secara optimal Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.

Pada dasarnya, Perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut: (1) tidak melanggar ketentuan perpajakan, (2) secara bisnis dapat diterima, dan (3) bukti-bukti pendukungnya memadai.

Adapun tahapan dari perencanaan pajak adalah:

a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)

b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing

one or more possible tax plans)

c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)

d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans)

e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan).

Perencanaan pajak mengacu pada penghematan pajak tetapi tanpa melanggar peraturan perpajakan, yakni UU PPh No. 36 tahun 2008.

Tujuan dari perencanaan pajak adalah untuk membuat agar beban pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan perpajakan yang ada, akan tetapi menurut pembuat Undang–undang perencanaan disini sama dengan penghindaran pajak (Tax Avoidance), karena secara hakikat ekonomis kedua–duanya adalah untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan unsur pengurang laba.

Berdasarkan alasan diatas, maka saya menyusun skripsi yang berjudul ”PERANAN PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM MEMINIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (Studi


(2)

BAB I – Pendahuluan

Kasus Pada CV JPM)” untuk menjabarkan peranan Perencanaan Pajak untuk meminimalkan pembayaran pajak penghasilan badan, yang mungkin dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah perusahaan membuat perencanaan pajak?

2. Seberapa jauh peranan perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh terutang?

1.3 Maksud Penelitian

Untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan skripsi.

1.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan membuat Perencanaan Pajak.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan Perencanaan Pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh terutang.


(3)

BAB I – Pendahuluan

     

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian, yaitu:

1.4.1. Manfaat Bagi Akademisi

a) Bagi penulis sendiri, sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan mengenai perencanaan pajak, dan pengaruhnya dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan.

b) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh positif perencanaan pajak dalam meminimalkan pembayaran PPh badan.

1.4.2. Manfaat Bagi Praktisi Bisnis

a) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat Perencanaan Pajak dalam proses operasi perusahaan dan pelaporan keuangannya.

b) Dapat menerapkan Perencanaan Pajak yang benar dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat menefisienkan pajak penghasilan badan.

c) Dapat membuka wawasan lebih lagi mengenai penerapan Perencanaan Pajak dalam berbagai macam kondisi di perusahaan.


(4)

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di CV. JPM Sumedang mengenai peranan perencanaan pajak (tax planning) dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh CV JPM untuk meminimalkan PPh terutangnya, yaitu diantaranya:

• Memasukkan biaya penyusutan aktiva tetap perusahaan

• Memasukkan biaya-biaya operasional selama tahun 2011 yang ada daftar nominatifnya.

2. Perencanaan pajakberperan dalam meminimalkan pembayaran PPh Badan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 23,06291898%. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pada besarnya PPh Badan dipengaruhi oleh perencanaan pajak

Dengan demikian maka keputusan statistiknya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi diterima. Hal ini mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis “Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Badan” dapat diterima.


(5)

68  BAB V – Simpulan dan Saran

     

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di CV. JPM dapat dijalankan dengan lebih lancar, maka CV. JPM sebaiknya:

a. Membuat sistem administrasi yang lebih tertib dan teratur, dimana pembagian tugas dan wewenang antar bagian diperjelas sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih tepat waktu dan terorganisir serta tidak ada pengerjaan ganda.

b. Mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa dapat melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat, sehingga dapat membayar PPh Badan seminimal mungkin, tanpa melanggar peraturan-peraturan perpajakan.

c. Merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusaahaan, karena tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan, sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian pembayaran PPh Badan yang terhutang.

d. Menambahkan lagi beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto, seperti beban makan siang karyawan, beban voucher pulsa karyawan, dan lain-lain.


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Aviantara, Aris. (2008). Perencanaan Pajak : Upaya Meminimalkan Beban Pajak. Aris Aviantara & Associates. Jakarta.

Gunadi. (2007). Akuntansi Pajak. Gramedia. Yogyakarta.

H. M. , Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman – Pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Lumbantoruan, Sophan. (1996). Akuntansi Pajak. Grasindo. Jakarta.

Lumbantoruan, Sophan. (1987). Ensiklopedi Perpajakan Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Mansur, Mohammad, Teguh Hadi Wardoyo. (2004). Pajak Terapan Brevet A&B. Taxsys, Jakarta.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Muhammad, Zain. (2008). Manajemen Perpajakan, Edisi Ketiga Salemba Empat, Jakarta.

Muljono, Djoko. (2009). Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak. Andi. Yogyakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung.

Suhayati, Eli, Siti Kurnia Rahayu.2006. Pengantar Perpajakan. Unikom. Bandung. Tim Modul Statistika II. (2010). Modul Statistika II. FE UKM Bandung. Bandung. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. www. pajak-kita.blogspot.com.

www.scribd.com. www.setgab.go.id.