Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada PT X).

(1)

vi

ABSTRACT

One of the largest state revenue comes from tax, but Indonesia’s self assessment system makes taxpayers use a variety of ways to avoid taxes, especially income tax. Tax planning can be one solution for taxpayers to continue pay the tax efficiently and without breaking the tax laws and regulations. Descriptive analysis method was used to describe variables systematically. The quantitative approach carried out by statistical tests that use financial statement data for three years to find out how big the role of tax planning to minimize income tax payable.The results of this study showed that the role of tax planning to minimize income taxes payable in PT X is not significant, because PT X is a new company established in 1988.


(2)

vii

ABSTRAK

Salah satu penerimaan pendapatan negara terbesar berasal dari sektor pajak. Akan tetapi self assessment system yang berlaku di Indonesia membuat Wajib Pajak menggunakan berbagai macam cara untuk menghindari pajak terutama pajak penghasilan. Perencanaan pajak dapat menjadi salah satu solusi bagi Wajib pajak untuk tetap membayar pajak dengan jumlah yang efisien dan tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang menggambarkan variabel-variabel secara sistematis. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pengujian data secara statistik melalui data laporan keuangan selama tiga tahun untuk mengetahui seberapa besar peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak penghasilan terutang. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak penghasilan terutang pada PT X tidak signifikan, karena PT X merupakan perusahaan yang baru berdiri tahun 1988.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………..………...

HALAMAN PENGESAHAN………....

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………... KATA PENGANTAR………

ABSTRACT………..

ABSTRAK………..

DAFTAR ISI………...

DAFTAR TABEL………...

DAFTAR LAMPIRAN……….………..

BAB I PENDAHULUAN………..………..

1.1 Latar Belakang………...

1.2 Identifikasi Masalah….………

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian….………

1.4 Kegunaan Penelitian………..………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS………..……….

2.1 Kajian Pustaka.………..………... 2.1.1 Definisi Perpajakan.……….. 2.1.2 Fungsi Pajak…..……… 2.1.3 Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak Formil…………. 2.1.4 Pengelompokkan Pajak.……….

i ii iii iv vi vii viii xiii xiv 1 1 4 4 5 6 6 6 7 8 8


(4)

ix

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak.……… 2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak.………... 2.1.7 Hambatan Pemungutan Pajak... 2.1.8 Tarif Pajak.………. 2.1.9 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak.………... 2.1.9.1 Timbulnya Utang Pajak.………..……. 2.1.9.2 Berakhirnya Utang Pajak………... 2.2 Pajak Penghasilan..………...

2.2.1 Subjek Pajak.……….. 2.2.2 Objek Pajak.………... 2.2.3 Penghasilan yang Dikecualikan dari Pajak.………... 2.2.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak.……….. 2.2.5 Pengurang Penghasilan Kena Pajak.……... 2.2.6 Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan.……….. 2.2.7 Pajak Penghasilan Pasal 21………... 2.2.7.1 Objek Pajak PPh Pasal 21.……….. 2.2.8 Pajak Penghasilan Pasal 22.………... 2.2.8.1 Objek Pemungutan PPh Pasal 22...……….. 2.2.8.2 Tarif Pemungutan PPh Pasal 22...……… 2.2.9 Pajak Penghasilan Pasal 23...………. 2.2.9.1 Objek Pemotongan PPh Pasal 23...………. 2.2.9.2 Tarif Pemotongan PPh Pasal 23……….. 2.2.10 Pajak penghasilan 24………..

2.2.10.1 Penggabungan Penghasilan………. 9 10 11 12 13 13 14 16 17 21 24 27 28 30 32 32 34 34 36 38 38 40 41 41


(5)

x

2.2.10.2 Batas Maksimum Kredit Pajak………. 2.2.11 Pajak Penghasilan Pasal 25...………. 2.2.11.1 Cara Menghitung Besarnya PPh Pasal 25………… 2.2.11.2 Hal-hal Tertentu untuk Penghitungan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25………...……… 2.3 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah………..………... 2.3.1 Barang Kena Pajak...………..…... 2.3.2 Jasa Kena Pajak…...……….…..………… 2.3.3 Pengusaha Kena Pajak...……….…..………. 2.3.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai…...…………. 2.3.5 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)... 2.3.6 Tarif PPN dan PPnBM………..….

2.4 Perencanaan Pajak……..………...

2.4.1 Definisi Perencanaan Pajak...………. 2.4.2 Pelaksanaan kewajiban Perpajakan (Tax Implementation).... 2.4.3 Faktor-faktor dalam Perencanaan Pajak..…...…...………. 2.5 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak………... 2.6 Perencanaan Pajak untuk Mengefisiensikan Beban Pajak…………. 2.7 Tahapan dalam Membuat Perencanaan Pajak (Tax Planning)... 2.8 Penghindaran Tarif PPh Tertinggi pada WP Badan...

BAB III METODE PENELITIAN……….……….

3.1 Objek Penelitian……….……… 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...

41 43 43 44 44 44 45 46 47 48 48 49 49 49 51 51 53 56 57 59 59 59


(6)

xi

3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan…………... 3.2 Metode Penelitian………...

3.2.1 Operasionalisasi Variabel…...…..……… 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….…… 3.2.3 Teknik Pengolahan Data………..…..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 4.1 Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perusahaan…………... 4.1.1 Pengakuan Penghasilan.………... 4.1.2 Pengakuan Biaya……….………... 4.1.3 Persediaan Bahan Baku………... 4.1.4 Penyusutan Aset Tetap……….……….. 4.1.5 Hutang Usaha………. 4.1.6 Fasilitas Karyawan……….……… 4.2 Perhitungan PPh Terutang Sebelum Penerapan Perencanaan Pajak..

4.2.1 Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan…………... 4.2.2 Koreksi Fiskal………..……….. 4.2.3 Perhitungan PPh Terutang Setelah Koreksi Fiskal………… 4.3 Penerapan Perencanaan Pajak………..………

4.3.1 Cara Penerapan Perencanaan Pajak………... 4.3.2 Perhitungan PPh Terutang Sesudah Penerapaan

Perencanaan Pajak... 4.4 Analisis Perencanaan Pajak dalam Meminimalkan Pajak

Penghasilan Terutang dengan Uji Statistika Paired Sample T-59 60 61 61 62 65 65 65 65 67 68 70 70 70 75 77 79 84 86 88


(7)

xii

Test……….

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..

5.1 Simpulan………...

5.2 Saran………...

DAFTAR PUSTAKA………. LAMPIRAN……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURICULUM VITAE)………..

93

98 98 99

100 101 108


(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Tabel II Tabel III Tabel IV Tabel V Tabel VI Tabel VII Tabel VIII Tabel IX Tabel X Tabel XI Tabel XII Tabel XIII Tabel XIV Tabel XV

Penyusutan Harta Berwujud……….. Amortisasi Harta Tidak Berwujud………... Laporan Laba Rugi PT X per 31 Desember 2008………. Laporan Laba Rugi PT X per 31 Desember 2009………. Laporan Laba Rugi PT X per 31 Desember 2010………. Koreksi Fiskal Tahun 2008………

Koreksi Fiskal Tahun 2009………

Koreksi Fiskal Tahun 2010... Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2008 Sebelum Penerapan

Perencanaan Pajak………...

Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2009 Sebelum Penerapan

Perencanaan Pajak... Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2010 Sebelum Penerapan Perencanaan Pajak... Penyusutan Aktiva PT X………. Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2008 Setelah Penerapan

Perencanaan Pajak………..……… Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2009 Setelah Penerapan

Perencanaan Pajak……….. Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2009 Setelah Penerapan

Perencanaan Pajak... 68 69 71 72 73 77 78 78 79 80 82 88 89 90 91


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN Daftar Beban Usaha Deductible/Non Deductible


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro, dalam Mardiasmo, 2009:1). Di Indonesia, pajak diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 yang berbunyi “bahwa segala pajak untuk keuangan Negara ditetapkan berdasarkan Undang-undang”. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun warganya. Dengan demikian kedudukan perpajakan di negara Indonesia sangat kuat karena berkaitan dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang tidak dapat diganggu gugat. Sejak Tahun 1983, pemerintah melakukan pembaharuan dalam sistem perpajakan nasional, yaitu dengan menetapkan self assessment system dimana Wajib Pajak diwajibkan menghitung, mengisi, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak, sehingga penentuan besarnya pajak terutang berada pada Wajib Pajak sendiri.(www.library.upnus.ac.id).

Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa pengertian penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dilihat dari mengalirnya


(11)

Bab 1 Pendahuluan 2

Universitas Kristen maranatha tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi: penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, penghasilan dari usaha dan kegiatan dari modal, serta penghasilan lain-lain. Atas penghasilan-penghasilan tertentu dikenakan Pajak Penghasilan yang diatur sendiri dengan Peraturan Pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yaitu penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan serta penghasilan tertentu lainnya.

Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya meminimalkan pajak secara eufimisme sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax sheltering. Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya. (Suandy, 2008:1)

Menurut Darussalam, (2009:1), istilah tax avoidance biasanya diartikan sebagai suatu skema transaksi yang ditunjukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan ketentuan perpajakan suatu Negara. Dengan demikian, banyak ahli yang menyatakan skema tersebut sah-sah saja (legal) karena tidak melanggar ketentuan perpajakan.


(12)

Bab 1 Pendahuluan 3

Universitas Kristen maranatha Menurut Suandy (2008:10-13) motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu:

1. Kebijakan Perpajakan (tax policy) 2. Undang-undang Perpajakan (tax law)

3. Administrasi perpajakan (tax administration)

Penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan pajak pada PT X karena penulis ingin mencoba menerapkan perencanaan pajak dalam proses perhitungan pajak penghasilan yang wajib dibayarkan agar lebih hemat. PT X ini merupakan perusahaan teskstil yang telah lama berdiri sejak tahun 1988. Penulis ingin membandingkan berapa besar penghematan pajak yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah perencanaan pajak.

Perusahaan yang diteliti oleh peneliti bergerak dalam bidang produksi tekstil sebesar 2 juta yard / bulan dengan konsumen distributor tekstil, industri garmen, dan pengolah produk tekstil dalam negeri. Produk yang dibuat oleh PT. X adalah kain tenun (woven) yang meliputi kain untuk fashion, gordyn, dan lain-lain. Penulis memilih PT. X karena perusahaan tekstil di Bandung menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar bagi Pendapatan Negara, khususnya di Kota Bandung. Akan tetapi sebagai pengusaha tentu saja tidak ingin pendapatannya berkurang untuk hasil yang tidak dirasakan langsung bagi perusahaan X tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pajak pada PT X, dengan judul

penelitian “Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalkan


(13)

Bab 1 Pendahuluan 4

Universitas Kristen maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa identifikasi masalah, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pajak dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang pada PT X?

2. Berapa besar tingkat perbedaan antara Pajak Penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak?

3. Berapa besar peranan perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai:

1. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang.

2. Untuk mengetahui berapa besar tingkat perbedaan antara pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak.

3. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang.


(14)

Bab 1 Pendahuluan 5

Universitas Kristen maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian, yaitu: 1. Bagi penulis:

a. Menambah pemahaman penulis mengenai peran perencanaan pajak dalam perhitungan Pajak Penghasilan.

b. Memberikan contoh nyata dalam menerapkan teori-teori mengenai perpajakan yang telah diterima selama di bangku perkuliahan.

2. Bagi perusahaan:

a. Memberikan bukti bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan Pajak Penghasilan terutang.

b. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pendekatan perencanaan pajak dalam perhitungan Pajak Penghasilan di masa yang akan datang.

3. Bagi Masyarakat:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat agar lebih memahami mengenai peran perencanaan pajak dalam proses penghitungan Pajak Penghasilan.


(15)

98

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui analisis data laporan keuangan mengenai perencanaan pajak, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pajak berperan dalam penghitungan pajak peghasilan terutang pada PT X dengan cara memaksimalkan biaya yang dapat diakui fiskal yang dapat mengurangi Pajak Penghasilan (PPh) terutang.

2. Tingkat perbedaan antara Pajak Penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak tidak jauh berbeda. Setelah perencanaan pajak yang penulis lakukan pada PT X, selisih PPh terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak Tahun 2008 adalah menurun sebesar Rp 29.247.743,04 (9,89%), sedangkan pada tahun 2009 menurun sebesar Rp 12.781.743,00 (2,77%), dan pada tahun 2010 menurun sebesar Rp 856.586,00 (0,12%).

3. Perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang tidak berperan terlalu besar. Perencanaan pajak yang diterapkan pada PT X dapat mengurangi pajak penghasilan terutang, akan tetapi perbedaan hasil perhitungan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak tidak signifikan. Metode penyusutan aktiva akan mempengaruhi besarnya biaya yang diakui. Metode penyusutan saldo menurun menyebabkan biaya penyusutan yang diakui pada tahun 2008 lebih besar dari tahun-tahun


(16)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 99

berikutnya. Hal ini mengakibatkan pengujian data statistik tidak signifikan sehingga perencanaan pajakpada PT X tidak berperan besar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dibahas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan yang mungkin dapat lebih meningkatkan efisiensi pembayaran pajak terutang, yaitu:

1. Pajak penghasilan terutang dihitung berdasarkan penghasilan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam usaha meminimalkan pajak penghasilan terutang tersebut, perusahaan harus mencari peluang dan memanfaatkan peraturan perpajakan yang berlaku serta menerapkan prinsip

taxable dan deductible sehingga pajak penghasilan terutang dapat diminimalkan.

2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan keahlian karyawan khususnya bagian akuntansi untuk lebih memhami mengenai perencanaan pajak (tax planning) dan mempelajari peraturan perpajakan serta selalu up to date dalam perubahan peraturan perpajakan yang sering terjadi.

3. Saran bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perencanaan pajak, namun masih banyak strategi mengenai perencanaan pajak yang lebih bervariasi, sehingga peneliti berikutnya harus lebih memperdalam pengetahuan dan strategi perencanaan pajak serta selalu mengikuti perubahan-perubahan peraturan perpajakan agar perencanaan pajak tersebut dapat diterapkan lebih baik. Peneliti berikutnya juga diharapkan dapat memperoleh data yang lebih banyak (lebih dari 3 tahun), sehingga pengujian data statistik kemungkinan dapat lebih signifikan.


(17)

100

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

________, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2008. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas

Undang-undang nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2008.

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2009. Ikatan

Konsultan Pajak Indonesia.

Darussalam.2009. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance

Rule. Diakses dari

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&hlm=2 pada tanggal 16 November 2 011

Jogiyanto.2007.Metodologi Penelitian Bisnis:Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman, Edisi 2007. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Muljono, Djoko. 2009. Tax Planning-Menyiasati Pajak dengan Bijak. Penerbit

ANDI. Yogyakarta.

Penulis. 2011. Penelitian Kualitatif. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif pada tanggal 28 November 2011.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 3

Universitas Kristen maranatha

Menurut Suandy (2008:10-13) motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu:

1. Kebijakan Perpajakan (tax policy) 2. Undang-undang Perpajakan (tax law)

3. Administrasi perpajakan (tax administration)

Penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan pajak pada PT X karena penulis ingin mencoba menerapkan perencanaan pajak dalam proses perhitungan pajak penghasilan yang wajib dibayarkan agar lebih hemat. PT X ini merupakan perusahaan teskstil yang telah lama berdiri sejak tahun 1988. Penulis ingin membandingkan berapa besar penghematan pajak yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah perencanaan pajak.

Perusahaan yang diteliti oleh peneliti bergerak dalam bidang produksi tekstil sebesar 2 juta yard / bulan dengan konsumen distributor tekstil, industri garmen, dan pengolah produk tekstil dalam negeri. Produk yang dibuat oleh PT. X adalah kain tenun (woven) yang meliputi kain untuk fashion, gordyn, dan lain-lain. Penulis memilih PT. X karena perusahaan tekstil di Bandung menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar bagi Pendapatan Negara, khususnya di Kota Bandung. Akan tetapi sebagai pengusaha tentu saja tidak ingin pendapatannya berkurang untuk hasil yang tidak dirasakan langsung bagi perusahaan X tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pajak pada PT X, dengan judul

penelitian “Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalkan


(2)

Bab 1 Pendahuluan 4

Universitas Kristen maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa identifikasi masalah, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pajak dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang pada PT X?

2. Berapa besar tingkat perbedaan antara Pajak Penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak?

3. Berapa besar peranan perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai:

1. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang.

2. Untuk mengetahui berapa besar tingkat perbedaan antara pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak.

3. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang.


(3)

Bab 1 Pendahuluan 5

Universitas Kristen maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian, yaitu: 1. Bagi penulis:

a. Menambah pemahaman penulis mengenai peran perencanaan pajak dalam perhitungan Pajak Penghasilan.

b. Memberikan contoh nyata dalam menerapkan teori-teori mengenai perpajakan yang telah diterima selama di bangku perkuliahan.

2. Bagi perusahaan:

a. Memberikan bukti bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan Pajak Penghasilan terutang.

b. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pendekatan perencanaan pajak dalam perhitungan Pajak Penghasilan di masa yang akan datang.

3. Bagi Masyarakat:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat agar lebih memahami mengenai peran perencanaan pajak dalam proses penghitungan Pajak Penghasilan.


(4)

98

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui analisis data laporan keuangan mengenai perencanaan pajak, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pajak berperan dalam penghitungan pajak peghasilan terutang pada PT X dengan cara memaksimalkan biaya yang dapat diakui fiskal yang dapat mengurangi Pajak Penghasilan (PPh) terutang.

2. Tingkat perbedaan antara Pajak Penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak tidak jauh berbeda. Setelah perencanaan pajak yang penulis lakukan pada PT X, selisih PPh terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak Tahun 2008 adalah menurun sebesar Rp 29.247.743,04 (9,89%), sedangkan pada tahun 2009 menurun sebesar Rp 12.781.743,00 (2,77%), dan pada tahun 2010 menurun sebesar Rp 856.586,00 (0,12%).

3. Perencanaan Pajak (tax planning) dalam meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang tidak berperan terlalu besar. Perencanaan pajak yang diterapkan pada PT X dapat mengurangi pajak penghasilan terutang, akan tetapi perbedaan hasil perhitungan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak tidak signifikan. Metode penyusutan aktiva akan mempengaruhi besarnya biaya yang diakui. Metode penyusutan saldo menurun menyebabkan biaya penyusutan yang diakui pada tahun 2008 lebih besar dari tahun-tahun


(5)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

99

berikutnya. Hal ini mengakibatkan pengujian data statistik tidak signifikan sehingga perencanaan pajakpada PT X tidak berperan besar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dibahas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan yang mungkin dapat lebih meningkatkan efisiensi pembayaran pajak terutang, yaitu:

1. Pajak penghasilan terutang dihitung berdasarkan penghasilan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam usaha meminimalkan pajak penghasilan terutang tersebut, perusahaan harus mencari peluang dan memanfaatkan peraturan perpajakan yang berlaku serta menerapkan prinsip taxable dan deductible sehingga pajak penghasilan terutang dapat diminimalkan. 2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan keahlian karyawan khususnya bagian akuntansi untuk lebih memhami mengenai perencanaan pajak (tax planning) dan mempelajari peraturan perpajakan serta selalu up to date dalam perubahan peraturan perpajakan yang sering terjadi.

3. Saran bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perencanaan pajak, namun masih banyak strategi mengenai perencanaan pajak yang lebih bervariasi, sehingga peneliti berikutnya harus lebih memperdalam pengetahuan dan strategi perencanaan pajak serta selalu mengikuti perubahan-perubahan peraturan perpajakan agar perencanaan pajak tersebut dapat diterapkan lebih baik. Peneliti berikutnya juga diharapkan dapat memperoleh data yang lebih banyak (lebih dari 3 tahun), sehingga pengujian data statistik kemungkinan dapat lebih signifikan.


(6)

100

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

________, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2008. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2008. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2009. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Darussalam.2009. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule. Diakses dari

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&hlm=2 pada tanggal 16 November 2 011

Jogiyanto.2007.Metodologi Penelitian Bisnis:Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, Edisi 2007. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Muljono, Djoko. 2009. Tax Planning-Menyiasati Pajak dengan Bijak. Penerbit

ANDI. Yogyakarta.

Penulis. 2011. Penelitian Kualitatif. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif pada tanggal 28 November 2011.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.