Perancangan Event Musik Sebagai Media Promosi Band-Band Baru di Bandung.

(1)

ABSTRAK

Perkembangan musik di Indonesia, khususnya band di kota Bandung sangat pesat. Band baru banyak yang bermunculan tetapi tidak di imbangi dengan promosi yang memadai untuk lebih memperkenalkan musik mereka kepada masyarakat luas. Hal ini menyebabkan band baru yang memiliki kualitas baik tidak dapat bersaing dengan band yang telah memasuki major label. Pada saat ini di Bandung banyak sekali diselenggarakan pergelaran musik maupun festival musik, namun kebanyakan dalam pergelaran tersebut yang ditampilkan kebanyakan adalah band yang telah dikenal masyarakat luas. Tentu saja hal tersebut kurang baik untuk perkembangan musik di Indonesia.

Salah satu solusi untuk permasalahan ini adalah merancang event musik sebagai media promosi band-band baru tersebut. Dalam festival musik tersebut semua band baru mendapatkan kesempatan mempromosikan musik mereka. Fungsi festival musik ini selain mempromosikan musik yang mereka bawakan, bisa juga menjadi wadah untuk menambah pengalaman para musisi-musisi muda dan sebagai ajang untuk menemukan bibit berkualitas penerus musik Indonesia. Dalam event ini, rancangan grafis promosi dapat berperan dalam mempublikasikan festival atau event tersebut. Hasil rancangan promosi di grafis meliputi poster-poster promosi, umbul-umbul, x-banner, spanduk,

catalugue, website, gimmick, tiket, panggung, booth, dan sign-system. Selain itu dapat

pula menjual memoriabilia maupun mini album dari setiap band yang tampil agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai peserta festival.


(2)

ABSTRAC

The development of music in Indonesia especially the Group Bands in Bandung are growing rapidly. There’s a lot of new Bands showing up, but their music did not get a proper promotion to the public. This problem cause several new Bands that has the potential cannot compete with the other Group Bands that’s already in Major Label. Currently there’s a lot of music performance and music festival held in Bandung, but the group bands that’s attending that show is only the group bands that’s already widely known by the public, and this of course is not good for the development of music in Indonesia.

One of the Solution for this problem is to prepare a Music event as a Promotion tools for all of the new bands. In this event, the Graphic Design for promotion can also be a tools for publicize the Festival or Event. This festival also functioned to give experience to all of those new bands, and as a place to search for new potential in order to preserve the Indonesian Music World. The Graphic Design can be shape as a Promotional Posters, Banners, X- Banners, Catalogue, Website, Gimmick, Tickets, Stage, Booth and sign-system. It can also sell memoriabilia or mini album from all bands that performed in the event so people can get more detailed information regarding the festival participants.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ………... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ………..…………... iii

KATA PENGANTAR………...………. iv

ABSTRACT ………...………...…... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI ………...………..……... viii

DAFTAR GAMBAR ………...……….……..….. xii

DAFTAR TABEL ………... xiv

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….……...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ………3

1.2.1 Identifikasi Masalah ………3

1.2.2 Rumusan Masalah ………...4

1.3 Tujuang Penelitian ……….………4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……….….………… 4

1.5 Skema Penelitian ……….………..5

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Desain Komunikasi Visual ……….……...7

2.1.1 Desain Komunikasi Visual ……….……7

2.1.2 Komunikasi Visual ……….………7

2.2 Promosi…… ………...……….. 8

2.2.1 Pengertian Promosi …….. ………..…………...8


(4)

2.2.3 Media Pendukung Promosi………..……… 9

2.2.3.1 Pengertian Media ………...……….. 9

2.2.3.2 Seleksi Media ………..………10

2.2.4 Jenis-Jenis Media ………..……….11

2.2.4.1 Above the Line ………..…………..11

2.2.4.2 Below the Line ………..………..16

2.3 Event .………..………..19

2.3.1 Jenis-jenis Event ………20

2.4 Musik……… ………..………..21

BAB III : Data dan Fakta 3.1 Data dan Fakta ………..………22

3.1.1 Data Lembaga yang Terkait ………..…….…22

3.1.2 Hasil Kuisioner ………...…26

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek atau Persoalan Sejenis .………33

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta …..….……..38

3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ………..…………..39

3.2.2 SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) …….….…..40

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………..………..41

4.1.1 Konsep Awarness ……….………41

4.1.2 Konsep Informing ………42


(5)

4.2.1 Gaya Gambar ………...42

4.2.2 Layout ………..42

4.2.3 Tipografi ………..43

4.2.4 Warna ………..43

4.3 Konsep Media ……….……….…...43

4.3.1 Media Primer ……….……….……..44

4.3.1.1 Poster ………/…….……..44

4.3.1.2 Spanduk ………..…….……..44

4.3.1.3 Umbul-umbul ………...…….44

4.3.1.4 Gimmick ………..…….…….44

4.4 Logo ………..………. 45

4.5 Hasil Karya ………..……….. 46

4.5.1 Perancangan Media ………..………….. 46

4.5.2 Perancangan Poster ………..………... 47

4.5.3 Umbul-umbul ………..……… 50

4.5.4 Spanduk ……….………. 51

4.5.5 X-Banner ……… 51

4.5.6 Catalogue ………... 52

4.5.7 Panggung ……… 53


(6)

4.5.9 Website ……….... 54

4.5.10 Booth ……….……… 55

4.5.11 Sign System ……….………….. 56

4.5.12 Gimmick ……….………... 57

4.6 Penerapan Karya ……… 58

4.6.1 Penerapan Poster ………. 58

4.6.2 Penerapan X-Banner ………... 59

4.6.3 Penerapan Spanduk ………. 59

4.6.4 Penerapan Umbul-umbul ……… 60

4.7 Timeline ……….……… 61

4.8 Budgeting ……….……….. 62

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………...63

5.2 Saran ……….64


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan..………6

Gambar 3.1 Logo www.indiebandung.com .………...………33

Gambar 3.2 Logo Symponesia ….………...………33

Gambar 3.3 Poster Symponesia 2012 ………..34

Gambar 3.4 Media Sosial Symponesia 2012 ………...………35

Gambar 3.5 Logo KickFest ………...…………..35

Gambar 3.6 Poster KickFest ………..……….36

Gambar 3.7 Website KickFest ……….37

Gambar 3.8 Media Sosial KickFest ………...………..38

Gambar 4.1 Font Caviar Dreams………...…………..43

Gambar 4.2 Logo Indie Session ………..………45

Gambar 4.3 Poster Indie Session ………47

Gambar 4.4 Seri Poster Indie Session ………48

Gambar 4.5 Invitation Poster Indie Session ……….. 49

Gambar 4.6 Umbul-umbul Indie Session ………...50

Gambar 4.7 Spanduk Indie Session ………51

Gambar 4.8 X-Banner Indie Session ………..52


(8)

Gambar 4.10 Panggung Indie Session ………53

Gambar 4.11 Tiket Indie Session ………53

Gambar 4.12 Website Indie Session ………54

Gambar 4.13 Booth Indie Session ………..55

Gambar 4.14 Sign System Indie Session ………56

Gambar 4.15 Gimmick Indie Session ……….57

Gambar 4.16 Penerapan Poster ………...58

Gambar 4.17 Penerapan X-Banner ……….59

Gambar 4.18 Penerapan Spanduk ………...59


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Responden Mengetahui Indie ……… 26

Tabel 3.2 Responden Pernah Melihat atau Mendengarkan Musik Indie …… …….. 26

Tabel 3.3 Responden Ingin Mendengarkan Musik Indie ………... 27

Tabel 3.4 Responden Mengetahui Indie ……….… ………27

Tabel 3.5 Respon dari Responden Terhadap Musik Indie ………. ……… 28

Tabel 3.6 Responden Pernah Datang ke Konser Musik ……….……… 28

Tabel 3.7 Responden Mengetahui Konser Musik ……….……… 29

Tabel 3.8 Respon dari Responden terhadap Konser Musiknya ……….………. 29

Tabel 3.9 Responden ingin Mendatangi Konser Musik ……….……… 30

Tabel 3.10 Kisaran Harga Tiket Konser Musik yang Diinginkan Responden …… .. 30

Tabel 3.11 Genre Musik yang Disukai Oleh Responden ……… 31

Tabel 3.12 Tanggapan Responden bila Ingin Mendengarkan Musik Indie …………. 32

Tabel 4.1 Timeline ………58


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dunia musik di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan seni lainnya. Kemajuan dunia musik di Indonesia dapat dilihat dari semakin banyaknya peminat musik di Indonesia dan acara musik di televisi, dari ajang pencarian penyanyi hingga acara musik yang biasa diadakan di stasiun televisi. Dan untuk perkembangan musik di kota Bandung, semakin banyak konser-konser offair dan semakin meningkat pula peminat konser-konser offair.

Perkembangan musik jaman dulu dengan sekarang berbeda. Perkembangan musik di Indonesia sangat pesat pada era 70 hingga era 90-an, dengan icon Koes Plus pada era 70-an, Ebit G Ade dan Franky and Jane pada era 80-an, Dedy Dores, Nike

Ardila, dan Inka Christy pada era 90-an. Perkembangan musik Indonesia tidak berhenti

sampai situ saja, pada tahun 2000 hingga 2009 banyak penyanyi dan band baru yang bermunculan, tetapi lebih di dominasi oleh grup-grup musik. Seperti Peterpan, Ungu,

Dewa, Gigi, Ten 2 Five, SHEILA ON 7, dan masih banyak yang lainnya.

Pada era 90-an, istilah Indie baru mulai dikenal. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground untuk musik yang “nyeleneh” dari trend budaya

mainstream.

Indie itu sendiri adalah singkatan yang berasal dari kata Independent yang berarti

merdeka, berdiri sendiri, berjiwa bebas, dan tidak suka bergantung kepada orang. Artinya musik di jalur Indie adalah istilah untuk bukan hanya membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Namun, Indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita miliki, Do It Yourself ( D.I.Y ),

etika yang dimiliki mulai dari rekaman, mendistribusikan dan mempromosikan albumnya dengan dana pribadi.

Perbedaan Major Label dan Indie Label biasanya terlihat dari tema lagu, penampilan panggung, jenis musik, kontrol penciptaan lagu, dan keuangan. Lagu dari


(11)

Major Label biasanya tentang artifisial dan platonis seperti cinta, perselingkuhan atau

sakit hati. Tetapi musik Indie Label mengangkat tentang isu gender, sosial, seksualitas, dan buruh, yang jarang ada di Major Label. Untuk jenis musik, Major Label terlalu di dominasi oleh Pop Romantis. Sedangkan Indie Label memiliki banyak jenis musik, dari

Jazz, rock n roll, country, pink, balada, tango, waltz, blues, dll.

Kota Bandung telah melahirkan banyak musisi terkenal di Indonesia, contohnya adalah Peterpan, MOCCA, Dygta, Hetty Koes Endang, Trie Utami, dan lain-lain. Kota Bandung merupakan “gudang”-nya musisi. Sekarang musisi baru asal Bandung sudah sangat banyak, tetapi mereka biasanya terhalang oleh beberapa kendala yang ada. Kendala yang biasanya terjadi adalah masalah promosi dan tempat untuk menambah jam terbang mereka. Tidak sedikit band baru di Bandung memakai label Indie dan menggunakan jalur Indie.

Band-band baru di Bandung yang melalui jalur Indie adalah band yang tidak ingin selamanya menjadi band Indie. Tetapi mereka mempunyai keinginan untuk masuk ke Major label. Sehingga jalur Indie dibuat sebagai batu loncatan untuk meraih popularitas.

Namun musisi di jalur Indie menyadari bahwa ada keterbatasan untuk dapat menembus industri musik sekarang. Karena mereka memainkan musik sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka menyebutnya sebagai idealisme. Dan band baru memakai jalur Indie biasanya dikarenakan terbatasnya dana yang mereka miliki. Karena band-band jalur Indie tidak selalu membuat musik yang sedang menjadi trend di pasaran. Maka sedikit major label yang ingin mempromosikan band tersebut.

Banyak cara untuk memberikan dukungan kepada band-band baru di Bandung. Dengan banyak mengadakan konser-konser di Bandung, sehingga band tersebut selain mudah untuk mempromosikan bandnya, juga dapat menambah pengalaman jam terbang agar dapat lebih profesional. Pemerintah juga dapat memberikan fasilitas yang baik untuk berlatih, dengan membangun sanggar-sanggar kesenian di Bandung.

Untuk mendukung gerakan mempromosikan band-band baru di Bandung dapat digunakan media baik media sosial, media poster, hingga mengadakan konser untuk


(12)

band-band baru. Kita harus mempromosikan band-band baru di Bandung dengan membuat konser-konser. Dan kita harus ikut mempromosikan konser-konser tersebut agar band-band baru tesebut tertarik dan ingin mengikuti konser tersebut.

Desain komunikasi dianggap mampu untuk memecahkan permasalahan atau topik tentang “Mempromosikan Band Baru di Jalur Indie Melalui Konser Musik”. Dipilih menjadi permasalahan yang akan dibahas dan diteliti karena dianggap sangat relevan dan berkolerasi dengan tema tugas akhir pada semester ini, yaitu “Hiburan”. Disamping itu, permasalahan ini dipilih untuk diteliti karena band-band baru di kota Bandung kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah yang berupa promosi dan wadah untuk menambah pengalaman.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan fenomena dan kendala yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah diatas, jalur Indie perlu lebih dipromosikan karena merupakan batu loncatan untuk band-band baru yang ingin terkenal.

1.2.1 Indentifikasi Masalah

Sesuai cuplikan data dan kejadian yang diperoleh dilapangan, berikut ini akan diindentifikasikan dan diregister permasalahan yang muncul jika tidak dicarikan solusi dan jalan pemecahannya akan mempengaruhi dunia musik di kota Bandung.

1. Perlunya wadah bagi musisi dan band alternatif di Bandung

2. Kurangnya fasilitas dan kesempatan band-band baru untuk mempromosikan band barunya.

3. Promosi untuk musik Indie tidak sebanyak promosi untuk musik mainstream 4. Masyarakat belum dapat memahami sepenuhnya tentang musik Indie.


(13)

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dirumuskan dan dibatasi pokok-pokok persoalan yang akan dibahas :

1. Bagaimana merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung? 2. Bagaimana caranya membantu mempromosikan band-band baru di Bandung? 3. Bagaimana desain grafis dapat membantu mempromosikan band baru / indie

di Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang diperoleh, setelah masalah dianalisis, diuji, dan dijawab, yaitu sebagai berikut :

1. merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung. 2. Membantu mempromosikan band-band baru di Bandung

3. Desain grafis membantu dalam hal mempromosikan band baru di Bandung

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan suatu penelitian atau pelaporan tugas akhir dilakukan penelitian dan pengamatan langsung ditempat pelaksanaan dan perencanaan sebuah karya desain yang memerlukan data yang harus memadai, konkret dan lengkap sebagai dasar pemikiran dan arahan konsep perancangan.

Berdasarkan informasi deskripsi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan jenis-jenis datanya.

1.Sumber Data Primer

Penulis melakukan observasi langsung yaitu melakukan pengamatan langsung kepada band-band yang baru. Dalam pengamatan, penulis melakukan wawancara langsung kepada band Indie itu sendiri, pemilik studio rekaman, pemilik studio musik, dan komunitasi musik Indie Bandung. Dan penulis membagikan kuisioner yang didistribusikan kepada orang yang mewakili kelompoknya secara representatif. Penulis


(14)

pun mewawancarai beberapa komunitas musik di Bandung, pemilik studio rekaman, dan studio musik.

2. Sumber Data Sekunder

Penulis melakukan tinjauan pustaka dan browsing mengenai definisi singkat tentang jalur Indie sebelum melakukan observasi langsung. Penulis pun meminta pendapat masyarakat tentang perkembangan musik, khususnya jalur Indie di Indonesia.

1.5Skema Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan tahan-tahap, langkah-langkah dan procedural yang runtun terurur sistematis, kronologis, dan berkesinambungan. Dimulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian yaitu ditandai dengan dihasilkannya karya peneliti yang akan dikomunikasikan kepada target atau audience yang telah ditentukan.

Berikut ini akan ditampilkan bagan / skema / alur proses / pemetaan / road map penelitian, yaitu sebagai berikut


(15)

(16)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Untuk mempromosikan festival musik dapat menggunakan media promosi seperti poster, flyer, x-banner, baliho, dan spanduk. Promosi melalui media sosial dapat menggunakan website. Penempatan media promosi di lokasi yang tepat bisa mempengaruhi kesuksesan event musik. Penempatan media promosi diharuskan di daerah yang banyak dilalui oleh target market.

Cara yang dapat ditempuh untuk mempromosikan band-band baru di Bandung adalah dengan membuat event musik yang dikhususkan untuk band-band baru di Bandung. Festival musik Indie dirasa perlu dirancang sebagai wadah baru sebagai band-band baru untuk mempromosikan band-band mereka. Didalam event musik tersebut, dapat dibuat lokasi khusus untuk stand supaya mereka dapat mempromosikan band mereka dengan menjual mini-album dan memoribilia.

Desain komunikasi visual dapat berperan penting dalam mempromosikan festival musik. Untuk mempromosikan suatu event musik di Bandung, kita memerlukan desain yang baik dan cocok untuk target pasar. Selain itu desain untuk event musik Indie, diperlukan suatu ciri khas yang unik, mencerminkan musik Indie yang unik. Selain itu, karena festival musik indie merupakan perkumpulan banyak genre musik, maka diperlukan desain yang dapat mencerminkan kemajemukan festival musik itu sendiri.


(17)

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan saran-saran yang perlu diperhatikan pada saat mendesain. Terutama yang berminat mendesain festival musik

indie.

5.2.1 Bagi Desainer Berikutnya

Desain yang digunakan untuk membuat festival musik harus menyesuaikan dengan selera target pasar dan harus mengikuti selera desain di kota tujuan. Bila desain sudah ditentukan, diusahakan agar desain tidak terlalu ramai dan juga tidak monoton untuk layout posternya. Agar dapat dibedakan poster mana yang digunakan sebagai informing dan poster yang digunakan sebagai ajakan untuk ikut serta didalam bagian dari festival musik tersebut.

Teori-teori yang dipakai dalam penulisan harus lengkap dan menjelaskan apa yang ingin dilakukan untuk membuat festival musik.

Penulis berharap agar kita dapat lebih menghargai band-band baru, dan pemerintah untuk dapat mendukung semua event musik yang akan diselenggarakan untuk membantu dan menjadi media promosi untuk band-band baru yang ada di Bandung ini. Dengan demikian diharapkan band-band baru yang ada di Bandung dapat lebih berkembang dan lebih cepat untuk menjadi terkenal.

Penulis juga berharap kepada pihak swasta untuk dapat ikut mendukung agar

event musik seperti ini dapat berlangsung, pihak swasta dapat mendukung melalui

mengiklankan and baru tersebut agar dapat menjadi alternatif lain untuk mempromosikan band tersebut.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Indonesia : Simbiosa Rekatama Media Soeharto, M. 1978. Kamus Musik. Indonesia : Gramedia

Academia.(2012), “11 Elemen Komunikasi Massa”

http://www.academia.edu369023/11_elemen _komunikasi_massa

Enggiagarcia’s Weblog, (2012), “Media Above the line dan Media Below the line” http://enggiagarcia.wordpress.com/2012/02/03/media-above-the-line-dan-media-below-the-line/

DeSaKovi (2012), “Definisi Desain Komunikasi Visual”


(1)

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dirumuskan dan dibatasi pokok-pokok persoalan yang akan dibahas :

1. Bagaimana merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung? 2. Bagaimana caranya membantu mempromosikan band-band baru di Bandung? 3. Bagaimana desain grafis dapat membantu mempromosikan band baru / indie

di Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang diperoleh, setelah masalah dianalisis, diuji, dan dijawab, yaitu sebagai berikut :

1. merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung. 2. Membantu mempromosikan band-band baru di Bandung

3. Desain grafis membantu dalam hal mempromosikan band baru di Bandung

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan suatu penelitian atau pelaporan tugas akhir dilakukan penelitian dan pengamatan langsung ditempat pelaksanaan dan perencanaan sebuah karya desain yang memerlukan data yang harus memadai, konkret dan lengkap sebagai dasar pemikiran dan arahan konsep perancangan.

Berdasarkan informasi deskripsi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan jenis-jenis datanya.

1.Sumber Data Primer

Penulis melakukan observasi langsung yaitu melakukan pengamatan langsung kepada band-band yang baru. Dalam pengamatan, penulis melakukan wawancara langsung kepada band Indie itu sendiri, pemilik studio rekaman, pemilik studio musik, dan komunitasi musik Indie Bandung. Dan penulis membagikan kuisioner yang didistribusikan kepada orang yang mewakili kelompoknya secara representatif. Penulis


(2)

pun mewawancarai beberapa komunitas musik di Bandung, pemilik studio rekaman, dan studio musik.

2. Sumber Data Sekunder

Penulis melakukan tinjauan pustaka dan browsing mengenai definisi singkat tentang jalur Indie sebelum melakukan observasi langsung. Penulis pun meminta pendapat masyarakat tentang perkembangan musik, khususnya jalur Indie di Indonesia. 1.5Skema Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan tahan-tahap, langkah-langkah dan procedural yang runtun terurur sistematis, kronologis, dan berkesinambungan. Dimulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian yaitu ditandai dengan dihasilkannya karya peneliti yang akan dikomunikasikan kepada target atau audience yang telah ditentukan.

Berikut ini akan ditampilkan bagan / skema / alur proses / pemetaan / road map penelitian, yaitu sebagai berikut


(3)

(4)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Untuk mempromosikan festival musik dapat menggunakan media promosi seperti poster, flyer, x-banner, baliho, dan spanduk. Promosi melalui media sosial dapat menggunakan website. Penempatan media promosi di lokasi yang tepat bisa mempengaruhi kesuksesan event musik. Penempatan media promosi diharuskan di daerah yang banyak dilalui oleh target market.

Cara yang dapat ditempuh untuk mempromosikan band-band baru di Bandung adalah dengan membuat event musik yang dikhususkan untuk band-band baru di Bandung. Festival musik Indie dirasa perlu dirancang sebagai wadah baru sebagai band-band baru untuk mempromosikan band-band mereka. Didalam event musik tersebut, dapat dibuat lokasi khusus untuk stand supaya mereka dapat mempromosikan band mereka dengan menjual mini-album dan memoribilia.

Desain komunikasi visual dapat berperan penting dalam mempromosikan festival musik. Untuk mempromosikan suatu event musik di Bandung, kita memerlukan desain yang baik dan cocok untuk target pasar. Selain itu desain untuk event musik Indie, diperlukan suatu ciri khas yang unik, mencerminkan musik Indie yang unik. Selain itu, karena festival musik indie merupakan perkumpulan banyak genre musik, maka diperlukan desain yang dapat mencerminkan kemajemukan festival musik itu sendiri.


(5)

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan saran-saran yang perlu diperhatikan pada saat mendesain. Terutama yang berminat mendesain festival musik

indie.

5.2.1 Bagi Desainer Berikutnya

Desain yang digunakan untuk membuat festival musik harus menyesuaikan dengan selera target pasar dan harus mengikuti selera desain di kota tujuan. Bila desain sudah ditentukan, diusahakan agar desain tidak terlalu ramai dan juga tidak monoton untuk layout posternya. Agar dapat dibedakan poster mana yang digunakan sebagai informing dan poster yang digunakan sebagai ajakan untuk ikut serta didalam bagian dari festival musik tersebut.

Teori-teori yang dipakai dalam penulisan harus lengkap dan menjelaskan apa yang ingin dilakukan untuk membuat festival musik.

Penulis berharap agar kita dapat lebih menghargai band-band baru, dan pemerintah untuk dapat mendukung semua event musik yang akan diselenggarakan untuk membantu dan menjadi media promosi untuk band-band baru yang ada di Bandung ini. Dengan demikian diharapkan band-band baru yang ada di Bandung dapat lebih berkembang dan lebih cepat untuk menjadi terkenal.

Penulis juga berharap kepada pihak swasta untuk dapat ikut mendukung agar

event musik seperti ini dapat berlangsung, pihak swasta dapat mendukung melalui

mengiklankan and baru tersebut agar dapat menjadi alternatif lain untuk mempromosikan band tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Indonesia : Simbiosa Rekatama Media Soeharto, M. 1978. Kamus Musik. Indonesia : Gramedia

Academia.(2012), “11 Elemen Komunikasi Massa”

http://www.academia.edu369023/11_elemen _komunikasi_massa

Enggiagarcia’s Weblog, (2012), “Media Above the line dan Media Below the line” http://enggiagarcia.wordpress.com/2012/02/03/media-above-the-line-dan-media-below-the-line/

DeSaKovi (2012), “Definisi Desain Komunikasi Visual”