KOMPARASI BENTUK MUSIK GUBANG DAN BENTUK MUSIK GONDANG PORANG DALAM IRINGAN BAPUNCAK DIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN.

(1)

KOMPARASI BENTUK MUSIK GUBANG DAN BENTUK

MUSIK GONDANG PORANG DALAM IRINGAN

BAPUNCAK DIKOTA TANJUNGBALAI

ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MELAN SARI

NIM 2111542013

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan, keselamatan, berkah, dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.

Skripsi ini berjudul “Komparasi Bentuk Musik Gubang Dan Bentuk Musik

Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak” diselesaikan dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penulisan maupun dari penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai

kesulitan. Namun berkat do’a dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Disini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas


(7)

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sedratasik, dan Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Penguji Skripsi I.

4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan Musik, dan Dosen Pembimbing Skripsi II

5. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi I 6. Wiflihani, M.Pd Penguji Skripsi II

7. Bapak/ Ibu Dosen, Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan. 8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarkan kepada

kedua orang tua tercinta Ayahanda Sofyan dan Ibunda Fatmah Sinaga yang selalu sabar, setia, memberikan perhatian, dukungan dan yang tak

pernah lelah mendo’akan dari proses perkuliahan hingga menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Teman-teman seperjungan Siti Hajar Panjaitan, Arrini Shabrina Anshor, Amalia Putri Jayanti dan Dara Arigustika AZ, terima kasih buat semuanya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

Medan, September 2015


(8)

ABSTRAK

MELAN SARI. NIM. 2111542013. Komparasi Bentuk Musik Gubang Dan Bentuk Musik Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak Di Kota Tanjungbalai Asahan. Program Studi Pendidikan Musik. Jurusan Sendratasik. Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan Musik Gubang dan musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan, bentuk Musik Gubang dalam mengiringi Bapuncak, bentuk musik Gondang Porang dalam mengiringi Bapuncak, serta komparasi atau perbandingan dari bentuk Musik Gubang dan bentuk musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori musik, teori analisa musik, teori komparasi sebagai teori perbandingan, Musik Gubang, Musik Gondang Porang, dan Bapuncak sebagai acuan dasar dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang di inginkan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tanjungbalai Asahan. Dengan populasi terdiri dari: File rekaman Musik Gubang dan Musik Gondang Porang, Pelatih Musik, Empat orang pemusik, Pelatih Silat, Pesilat/ pemain pencak silat. Sementara sample yang di ambil adalah: File rekaman Musik Gubang dan Musik Gondang Porang, Pelatih musik sekaligus pelatih silat,dan Empat orang pemusik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:, observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan kerja laboratorium. Tehnik pengolahan dan analisis data menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa keberadaan Musik Gubang memiliki banyak fungsi pada zaman dahulu, namun berangsur menjadi iringan untuk hiburan pada zaman sekarang. Sedangkan keberadaan musik Gondang Porang dari dahulu hingga sekarang tetap sebagai musik iringan Bapuncak. Bentuk Musik Gubang terdiri dari dua motif m1 dan m2, tidak memiliki frase dan kalimat, karena keseluruhan merupakan ritem pengulangan. Bentuk musik Gondang Porang terdiri dari dua kalimat yaitu kalimat A dengan a frase pertanyaan dan x sebagai frase jawaban. Pada motif A terdapat dua motif yaitu m1 dan m2. Kalimat B juga terdapat dua frase yaitu b kalimat pertanyaan dan y sebagai jawaban, terdapat dua motif pada kalimat B yaitu m3 dan m4. Kata Kunci: Musik Gubang, Gondang Porang, Iringan, Bapuncak.


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN MODEL PENELITIAN ... 12

A. Landasan Teoritis ... 12

1. Teori Musik ... 13

2. Teori Analisa Bentuk Musik ... 17

3. Komparasi ... 20

4. Musik Gubang ... 21

5. Musik Gondang Porang ... 22

6. Bapuncak (Pencak silat) ... 23

B. Kerangka Konseptual ... 28


(10)

A. Metode Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi Lapangan ... 32

2. Wawancara ... 33

3. Dokumentasi ... 34

4. Kerja Laboratorium ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 38

A. Bentuk Musik Gubang Dalam Iringan Bapuncak ... 38

B. Bentuk Musik Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak 47

1. Bentuk bagian A-A ... 54

2. Bentuk bagian B-B ... 56

C. Komparasi Bentuk Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan ... 58

BAB V. KESIMPULAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Komparasi Bentuk Musik Gubang Dan Bentuk


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ritme ... 14

Gambar 2.2 Melodi ... 15

Gambar 2.3 Harmoni ... 16

Gambar 2.4 Contoh Frase ... 19

Gambar 2.5 Contoh Motif ... 19

Gambar 2.6 Contoh Kalimat ... 20

Gambar 4.1 Gendang Induk/ Rebana ... 39

Gambar 4.2 Gendang Patam-patam ... 40

Gambar 4.3 Tawak-tawak/ Gong ... 41

Gambar 4.4 Notasi Gubang ... 42

Gambar 4.5 Gendang Patam-patam ... 49

Gambar 4.6 Tawak-tawak/ Gong ... 50

Gambar 4.7 Sarune ... 51


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat, hal ini berarti kebudayaan itu beragam jenisnya. Keragaman budaya ini terjadi karena banyaknya etnis atau suku yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat Indonesia sangat dikenal dengan keragaman suku bangsanya, dari Sabang sampai Merauke begitu banyak terdapat suku beserta ragam tradisi seperti tradisi yang ada pada suku Jawa, suku Batak, suku Melayu, suku Dayak dan sebagainya.

Beragam jenis suku/ etnis dan tradisi dari keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan musik-musik daerah yang dikembangkan disetiap daerah di Nusantara. Di Sumatera Utara ada berbagai jenis musik etnis dan instrumentnya yang masih digunakan dalam memenuhi kebutuhan acara adat. Musik etnik dan instrument tradisional yang ada di Sumatera Utara mengandung makna tersendiri dan memiliki karakteristik yang berbeda disetiap daerahnya, seperti halnya Senandung Bilah yang dimiliki masyarakat melayu Rantau Prapat, Gordang Sembilan dari suku Mandailing, Gondang Sabagunan dari suku Batak, Musik Gubang, Gondang Porang dari suku Melayu Pesisir di Kota Tanjungbalai Asahan serta masih banyak lagi.

Etnis Melayu termasuk etnis yang sangat banyak terdapat di Sumatera Utara, bahkan secara umum etnis Melayu terpecah ke dalam beberapa sub-etnis, yaitu: sub-etnis Melayu Langkat, Melayu Deli, Melayu Serdang, Melayu Asahan,


(14)

Melayu Batubara dan Melayu Labuhan Batu. Dibeberapa daerah di Sumatera Utara seperti di Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan Kota Tanjungbalai Asahan yang masih sering menggunakan serta melestarikan adat dan budaya Melayu di daerah masing-masing.

Kota Tanjungbalai Asahan termasuk daerah yang mayoritas suku Melayu atau etnis Melayu yang sampai saat ini masih kental dalam tradisi serta kebudayaannya. Tradisi dan kebudayaan yang dimiliki tersebut tumbuh dan berkembang dipengaruhi juga oleh kesenian lain yang ada. Kota ini merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir pantai Sumatera Utara terletak dipinggir pantai Selat Malaka. Kota Tanjungbalai Asahan merupakan kota yang strategis untuk dijadikan kota persinggahan bagi masyarakat dari daerah lain yang berpergian menggunakan jalur laut.

Tidak sedikit masyarakat dari daerah lain yang tinggal dan menetap di Kota Tanjungbalai. Hal ini menyebabkan Kota Tanjungbalai memiliki keragaman budaya dan kesenian tradisional, seperti “Bapuncak” (Pencak silat) yang ada di kota Tanjungbalai Asahan ini menjadi kesenian lokal dan diiringi oleh musik khas masyarakat Melayu Kota Tanjungbalai Asahan.

Kegiatan Bapuncak atau Pencak silat ini selain menjadi sarana bela diri, juga sering digunakan sebagai hiburan tarian pembukaan dan penyambutan dalam menerima pengantin laki-laki yang akan tiba kepelaminan. Namun walau begitu prinsip utamanya tetaplah silat dan bela diri, dahulunya dikeranakan ketika sering berlatih banyak orang yang suka datang dan melihat proses latihan maka muncul


(15)

ide untuk mengiringi Bapuncak dengan iringan musik. Musik Gubang dan Gondang Porang, adalah musik yang sangat identik dengan Pencak Silat di Tanjungbalai Asahan, karena Musik Gubang dan Gondang Porang memiliki struktur ritme dan melodi yang rancak.

Musik Gubang merupakan fenomena budaya yang masih tetap terjadi dan hidup ditengah-tengah masyarakat di Kabupaten Asahan. Musik Gubang ini lahir sebagai perwujudan ritual nelayan pesisir pantai yang ingin pergi kelaut agar angin bertiup membawa nelayan kearah dimana banyak terdapat ikan, dan para nelayan bisa membawa banyak ikan saat pulang. Awalnya Musik Gubang ini mengiringi ritual Jamu Laut yang ada di Kota Tanjungbalai Asahan, namun lambat laun dijadikan pengiring tarian bela diri Bapuncak, karena Musik Gubang memiliki perpaduan irama, melodi, serta ritme yang rancak. Musik Gubang juga dapat menggerakkan batin dan raga, yang dapat menyebabkan penari terus menerus menari atau bersilat tanpa merasa lelah sedikitpun.

Bentuk Musik Gubang di Tanjungbalai Asahan dimainkan dengan instrument/ alat musik yang terdiri dari alat musik pembawa melodi dan ritme. Tidak semua alat Musik Gubang tersebut dalam penyajian Musik Gubang selalu ada. Dalam penyajian Musik Gubang sekarang ini sudah mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan didalam alat musik yang digunakan ketika tampil di acara-acara besar. Pelaksanaan pertunjukan pencak silat (Bapuncak) Musik Gubang ini diiringi oleh alat musik Gendang Induk/ Rebana, Gendang Patam-patam dan Tawak-tawak / Gong. Gendang Induk/ Rebana adalah alat musik yang menjadi ciri khas sehingga terciptanya Musik Gubang. Irama dan ritme dari Musik


(16)

Gubang sangat cocok untuk dijadikan sebagai pengiring dalam Pencak silat, sehingga hal inilah yang menyebabkan Musik Gubang di gunakan dalam iringan kegiatan seni bela diri yang dikemas dalam bentuk pertunjukan ini.

Biasanya kegiatan atraksi pencak silat Musik Gubang ini sering diadakan pada acara seperti peresmian pernikahan, khitanan, syukuran, penyambutan tamu besar dan lain-lain yang menyangkut dengan kebutuhan hiburan masyarakat Tanjungbalai Asahan.

Masyarakat Kota Tanjungbalai Asahan yang mayoritar suku Melayu mencoba untuk tetap melestarikan budaya ini dengan cara menjadikannya adat pembuka dalam menerima mempelai pria yang akan naik ke singgasana pelaminan. Biasaya diselingi dengan berbalas pantun terlebih dahulu oleh kedua belah pihak, yg diwakili oleh dua orang penari pencak silat. Namun hal ini berangsur surut dan jarang digunakan lagi, karena beberapa persoalan terkait materi serta rasa enggan atau malu dengan budaya kuno yang memperlambat acara. Kurangnya minat para pemuda daerah setempat juga menjadi pengaruh besar yang akan menyebabkan minimnya penerus bagi kebudayaan ini.

Sama halnya dengan Musik Gubang, Gondang Porang juga merupakan musik pengiring Pencak silat yang di dipadukan dari musik Melayu dan musik Minangkabau. Kombinasi ini sangat efektif, sehingga menjadi suatu musik baru yang terdengar berbeda. Hal ini terjadi karena perpindahan beberapa orang atau kelompok dari suku/ etnis Minangkabau yang berpindah dan bermukim di Kota Tanjungbalai Asahan serta menetap dan membangun perguruan Pencak silat


(17)

sehingga terjadilah perpaduan musik yang dinamakan dengan musik pengiring Gondang Porang.

Terciptanya musik ini tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat yang gemar menyaksikan penampilan para penari Pencak silat. Hal ini pula lah yang mendorong para pemain musik untuk memberikan hal berbeda pada gerakan tari serta warna baru dalam musik yang mengiri Pencak silat.

Pada dasarnya, bentuk Musik Gondang Porang tidak jauh berbeda dengan bentuk Musik Gubang, baik dari segi musikalitas dan instrumen. Pelaksanaannya juga diiringi oleh alat musik Gendang Patam-patam , Sarune dan Tawak-tawak / Gong, dalam musik pengiring Gondang Porang tidak menggunakan Gendang Induk/ Rebana yang menjadi ciri khas dari Musik Gubang. Atraksi pencak silat (Bapuncak) bukanlah merupakan pertandingan, melainkan tarian yang terdiri dari gerakan pencak silat.

Gondang Porang berfungsi sebagai pemberi irama, membantu mengatur waktu, memberi ilustrasi atau gambaran suasana, mempertegas ekspresi gerak, dan rangsangan bagi pesilat. Iringan musik Gondang Porang memegang peranan utama dan memiliki fungsi penting dalam terlaksananya gerakan silat. Sama halnya dengan Musik Gubang, biasanya kegiatan atraksi pencak silat Gondang Porang sering diadakan pada acara seperti peresmian pernikahan, khitanan, syukuran, penyambutan tamu besar dan lain-lain yang menyangkut dengan kebutuhan hiburan masyarakat Tanjungbalai Asahan.

Gondang Porang serta Musik Gubang diwariskan dan diajarkan secara lisan. Hal itulah yang membuat catatan tertulis asal mula Gondang Porang dan


(18)

Musik Gubang sulit ditemukan. Disetiap penampilannya, komposisi musik Gondang Porang selalu berubah tanpa ada bentuk baku dari komposisi musiknya dan diakui sebagai aturan dalam memainkan musik Gondang Porang. Sangat disayangkan sekali apabila kesenian musik yang ada hilang begitu saja karena tidak dilestarikan. Melihat kurangnya minat pemuda-pemudi di Kota Tanjungbalai Asahan untuk mempelajari musik ini, serta kurangnya pembinaan dan perhatian khusus dari pemerintah Kota Tanjungbalai Asahan mengenai musik tradisional.

Para peserta atau murid yang ada di sanggar pencak silat yang ada di Kota Tanjungbalai Asahan biasanya lebih memilih menjadi pemain silat dari pada pemain musik baik itu Musik Gubang atau Gondang Porang, karena proses belajar bela diri Pencak silat lebih sederhana dibandingkan dengan proses belajar bermain musik.

Sangat dikhawatirkan keberlangsungan Musik Gubang dan Gondang Porang dapat terlupakan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada dasarnya tidak semua kesenian rakyat ditulis atau dicatat dan menjadi sebuah dokumen untuk mempermudah dalam mengingat dan menghindari sesuatu yang mungkin hilang.

Perbedaan yang ada pada atraksi Bapuncak yang diiringi Musik Gondang Porang memiliki perbedaan dengan Bapuncak yang diiringi Musik Gubang, yaitu terlihat pada bentuk musik, ritme, tempo, dan gerakan yang dihasilkan.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada mengenai Musik Gubang dan Gondang Porang dalam mengiri Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan, maka peneliti


(19)

tertarik untuk meneliti kedua jenis musik ini dengan topik perbandingan yang diberi judul “Komparasi Bentuk Musik Gubang Dan Bentuk Musik Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak Di Kota Tanjungbalai Asahan”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk kepentingan karya ilmiah ada baiknya apabila dibuat identifikasi masalah agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas namun tidak pula terlalu sempit. Diharapkan dengan adanya identifikasi masalah penulis akan lebih mudah mengenal permasalahan yang akan diteliti, sehingga penulisan dapat mencapai sasaran yang tepat. Dalam pendapatnya Hadeli (2006:23) mengatakan bahwa: “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”.

Untuk itu dari uraian latar belakang yang ada, penulis mencoba membuat identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang sejarah Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

2. Bagaimana bentuk Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

3. Bagaimana fungsi Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

4. Bagaimana keberadaan Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?


(20)

5. Bagaimana latar belakang sejarah Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

6. Bagaimana bentuk musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

7. Bagaimana fungsi Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

8. Bagaimana keberadaan Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

9. Bagaimana komparasi Bentuk Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas dari rumusan masalah yang telah ditentukan, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa. Sukardi (2003:30) mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi masalah permasalahan

dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada peneliti. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Dari keterangan di atas serta rumusan yang ada maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :


(21)

1. Bagaimana bentuk Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

2. Bagaimana bentuk musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

3. Bagaimana komparasi Bentuk Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan?

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dicarikan jalan keluar. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi dan pembatasan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Idrus (2009:48) yang mengatakan bahwa :

“Rumusan penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang dijadikan dasar pijakan bagi peneliti untuk menentukan berbagai desain dan strategi penelitiannya. Adapun untuk lebih oprasionalnya, rumusan masalah penelitian harus dituliskan dalam wujud kalimat tanya dengan bahasa yang singkat dan jelas”.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Komparasi Bentuk Musik Gubang Dan Bentuk Musik Gondang Porang Dalam Iringan Bapuncak Di Kota Tanjungbalai Asahan”.

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Seperti pendapat Cholid (2009:170) yang mengatakan bahwa : “Tujuan


(22)

penelitian adalah untuk menemukan masalah-masalah yang menimbulkan hambatan terhadap pembangunan dan mencari penanggulangan hambatan itu, supaya usaha pembangunan dapat berhasil secara optimal”.

Berdasarkan penjelasan dan pendapat tersebut serta sesuai dengan pembatasan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk Musik Gubang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan.

2. Untuk mengetahui bentuk Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan.

3. Untuk mengetahui bagaimana komparasi Bentuk Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Jiika dalam sebuah penelitian memiliki tujuan, maka akan ada manfaat yang dapat di berikan untuk pengembangan ilmu atau pengetahuan baru yang diharapkan dapat bermanfaat serta dapat memenuhi segala komponen bagi masyarakat atau instansi terkait, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Hal ini sejalan dengan pendapat Hariwijaya (2008:50) yaitu: “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut, manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu: kegunaan dalam pengembangan ilmu atau manfaat dibidang praktik”.


(23)

Dari pemapamaran diatas manfaat dalam penelitian ini juga mencakup dua hal tersebut, yaitu kegunaan dan pengembangan diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya bagi masyarakat

Kota Tanjungbalai Asahan untuk mengetahui komparasi bentuk Musik Gubang dan bentuk musik Gondang Porang yang ada di Kota Tanjungbalai Asahan.

2. Dapat mendorong dan memberi kesempatan kepada generasi-generasi yang akan datang terutama di wilayah Tanjungbalai Asahan untuk dapat melestarikan kesenian-kesenian yang ada.

3. Sebagai sumbangan tulisan ilmiah mengenai perbandingan bentuk Musik Gubang dan bentuk Musik Gondang Porang dalam Iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Asahan.

4. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis dalam menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis.

5. Sebagai bahan acuan dan referensi bagi penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan topik.

6. Sebagai bahan masukan bagi peneliti pada permasalahan yang sama atau terkait.


(24)

1

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Komparasi Musik Gubang dan Gondang Porang dalam iringan Bapuncak di Kota Tanjungbalai Kabupaten Asahan, peneliti membuat beberapa kesimpulan yaitu :

1. Musik Gubang merupakan musik yang dimainkan dengan alat musik

ritmis, dan dimainkan secara berulang-ulang. Hal ini menyebabkan tidak terdapat ritem pembawa melodi didalam partitur musik ini. Tidak ada bagian bentuk lagu serta kalimat dan frase, hanya terdapat dua motif pada musik ini yaitu: Motif 1 (m1) yaitu pada bar 1-4 dan pengulangan harafiah pada bar 60-63 secara terbalik sebagai m1’. Motif 2 (m2) yaitu pada bar 5 -6 dan diulang kembali dari bar 7-59 secara harafiah sebagai m2’.

2. Musik Gondang Porang memiliki dua bagian lagu yaitu bagian A dan B. Kalimat A pada musik Gondang Porang diatas dimulai dari bar 1-4, selanjutnya terdapat pengulangan pada bar 17-19 . Pada kalimat A terdapat dua frase, frase pertanyaan (a) dan frase jawaban (x). frase a dimulai dari bar 2-4, frase x dimulai dari bar 5-9. Selanjutnya pada pengulangan kalimat A frase a dimulai dari bar 17-19, dan frase x dimulai dari bar 20-24. Pada kalimat A terdapat motif 1 (m1), dan motif 2 (m2), pada motif 1

(m1) terdapat pembalikan motif bebas (m1’) dan pengulangan motif m1’ dengan pembalikan pemerkecilan m1’’ yang didalam musik melayu


(25)

2

dikatakan sebagai cengkok. Pada bar 1-4 merupakan bagian dari m1, m1’

dan m1’’. Selanjutnya pengulangan harafiah pada kalimat A m1, m1’ dan

m1’’ dimulai dari bar 17-19. Kemudian pada bagian ending bar 32-33

terdiri dari motif m1’ dan m1’’. Motif 2 (m2) terdapat pada bar 5-9

dimana terdapat m2’ pada bar 6-8 pengulangan motif secara harafiah dan bar 9 sebagai penyambung kalimat pertama dengan kalimat kedua. Setelah

itu pada m2 terjadi pengulangan harafiah pada bar 20, serta m2’ pada bar

21-24. Kalimat B pada musik Gondang Porang diatas dimulai dari 10-12 selanjutnya terdapat pengulangan dari kalimat B dimulai dari bar 25-31. Pada kalimat B terdapat dua frase, frase pertanyaan (b) dan frase jawaban (y). frase b dimulai dari bar 10-12, frase y dimulai dari bar 13-16. Selanjutnya pada pengulangan kalimat B, frase b dimulai dari bar 25-27 dan frase y dari bar 28-31. Pada kalimat B terdapat dua motif yaitu motif 3 (m3) dan motif 4 (m4). Motif 3 (m3) terdapat pada bar 10 dan motif 4 (m4) terdapat pada bar 11 dan pengulangan harafiah pada bar 12. Motif

m4’ pada bar 13 dengan sekuens naik pengembangan elongated, bar 14

merupangan m4 pengulangan harafiah serta bar 15 merupakan

pengulangan dari m4’ dan bar 16 pengulangan harafiah dari m4.

Selanjutnya pengulangan harafiah kalimat B pada bar 25-31, yaitu motif 3 (m3) dan motif 4 (m4). Motif 3 (m3) terdapat pada bar 25 dan motif 4 (m4) terdapat pada bar 26 dan pengulangan harafiah pada bar 27. Motif


(26)

3

merupangan m4 pengulangan harafiah serta bar 30 merupakan

pengulangan dari m4’ dan bar 31 pengulangan harafiah dari m4.

3. Komparasi Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang adalah : Musik Gubang dimainkan dengan tiga alat musik yaitu Gendang Induk/ Rebana, Gendang Patam-patam dan Tawak-tawak/ Gong. Terdiri dari ritem sehingga tidak terdapat frase dan kalimat didalamnya, dikarenakan hanya ada dua motif Motif 1 (m1) yaitu pada bar 1-4 dan pengulangan harafiah pada bar 60-63 secara terbalik sebagai m1’. Motif 2 (m2) yaitu pada bar 5-6 dan diulang kembali dari bar 7-59 secara harafiah sebagai

m2’. Sedangkan Gondang Porang dimainkan dengan tiga alat musik yaitu: Gendang Patam-patam, Tawak-tawak/ Gong dan Sarune sebagai pembawa melodi. Sehingga pada musik Gondang Porang terdapat kalimat A yang terdiri dari frase pertanyaan a dan frase jawaban x kemudian pada kalimat B terdiri atas frase pertanyaan b dan frase jawaban y. music Gondang

Porang terdiri atas empat motif yaitu: m1 dengan m1’ dan m1’’, m2 terdiri dari m2 dan m2’, m3, dan m4 terdiri dari m4 dan m4’.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Melihat Keberadaan Musik Gubang dan Gondang Porang memiliki peran yang sangat penting, diharapkan tradisi ini tetap dapat dilaksanakan


(27)

4

sebagai salah satu identitas seni budaya pada masyarakat Tanjungbalai Kabupaten Asahan.

2. Melihat pengaruh dan dampak perkembangan zaman yang begitu deras mempengaruhi generasi muda untuk berpaling dari tradisi seni budayanya, hendaknya perlu dilakukan pembinaan untuk generasi muda. Generasi muda diharapkan dapat menggali dan meneruskan tradisi masyarakat Tanjungbalai Asahan agar tidak hilang begitu saja, dan tradisi Melayu dapat diorbitkan.

3. Penulis sangat mengharapkan dukungan dari instansi terkait, agar ikut serta peduli terhadap tradisi masyarakat Tanjungbalai Asahan.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ary, D, Jacob, L. C, & Razavieh. A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian

Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional. Banoe, Pono. 2003. Kamus musik. Yogyakarta: kasinus

Budilinggono, I. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Daliman A. 2012. Manusia Dan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Teaching. Hariwijaya. 2008. Metode dan Tehnik Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Elematera

Publishing.

Harahap, Muhammad Faisal. 2011. Perbandingan Tari Gubang Di Kota Tanjungbalai Dengan Tari Gubang Di Medan. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Hasibuan, Melayu S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan

Hidayat, Azis Alimut. 2007. Metode Penelitian dan tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga Ikbar, Yanuar. 2013. Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: PT.Refika

Aditama.

Iskandar, Atok M. 1992. Pencak Silat. Medan: Universitas STOK Bina Guna. Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Bandung : Bumi Aksara. Miles, M. B. 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(29)

Muchtar. H. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah, Jambi: Gaung Persada Press.

Naburko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraha R. Adrian. 2010. Mengenal Aneka Cabang Olahraga. Bekasi: PT. Cahaya Pustaka Raga.

Nuhriansyah. 2013. Komposisi Musik Iringan Silat Gondang Porang Di Sanggar Silat Keluarga Jaya Lintau Kota Tanjung Balai. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Satria, Harry. 2013. Tinjauan Varian Ritme Musik Gubang di Kota Tanjung Balai. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Jakarta

Silitonga, Pita Hotma Dameria. 2014. Teori musik. Medan: Unimed Prees. Situmorang, Jaulahan. 1992. Penuntun Adat Praktis. Pematang Siantar. Soeharto. 2004. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.

Stanley, S. 2009. The Grove Concise Dictionary Of Music. Oxford University Press.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sukardi. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suryono. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta : Pranada. Sutioso. 2006. Komparasi merupakan perbandingan. Jakarta : Cakrawala

Tharisna, Rizky. 2014. Komparasi Pola Permainan Cello Dalam Suite No. 1 Prelude J.S Bach Versi Pierre Fournier Dengan Steven Sharp Nelson. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Tanjung dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(30)

http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/pengertian-laboratorium.html Senin 22- Juni- 2015, 11:25 Wib)


(1)

2

dikatakan sebagai cengkok. Pada bar 1-4 merupakan bagian dari m1, m1’ dan m1’’. Selanjutnya pengulangan harafiah pada kalimat A m1, m1’ dan m1’’ dimulai dari bar 17-19. Kemudian pada bagian ending bar 32-33 terdiri dari motif m1’ dan m1’’. Motif 2 (m2) terdapat pada bar 5-9 dimana terdapat m2’ pada bar 6-8 pengulangan motif secara harafiah dan bar 9 sebagai penyambung kalimat pertama dengan kalimat kedua. Setelah itu pada m2 terjadi pengulangan harafiah pada bar 20, serta m2’ pada bar 21-24. Kalimat B pada musik Gondang Porang diatas dimulai dari 10-12 selanjutnya terdapat pengulangan dari kalimat B dimulai dari bar 25-31. Pada kalimat B terdapat dua frase, frase pertanyaan (b) dan frase jawaban (y). frase b dimulai dari bar 10-12, frase y dimulai dari bar 13-16. Selanjutnya pada pengulangan kalimat B, frase b dimulai dari bar 25-27 dan frase y dari bar 28-31. Pada kalimat B terdapat dua motif yaitu motif 3 (m3) dan motif 4 (m4). Motif 3 (m3) terdapat pada bar 10 dan motif 4 (m4) terdapat pada bar 11 dan pengulangan harafiah pada bar 12. Motif m4’ pada bar 13 dengan sekuens naik pengembangan elongated, bar 14 merupangan m4 pengulangan harafiah serta bar 15 merupakan pengulangan dari m4’ dan bar 16 pengulangan harafiah dari m4. Selanjutnya pengulangan harafiah kalimat B pada bar 25-31, yaitu motif 3 (m3) dan motif 4 (m4). Motif 3 (m3) terdapat pada bar 25 dan motif 4 (m4) terdapat pada bar 26 dan pengulangan harafiah pada bar 27. Motif m4’ pada bar 28 dengan sekuens naik pengembangan elongated, bar 29


(2)

3

merupangan m4 pengulangan harafiah serta bar 30 merupakan pengulangan dari m4’ dan bar 31 pengulangan harafiah dari m4.

3. Komparasi Musik Gubang dan Bentuk Musik Gondang Porang adalah : Musik Gubang dimainkan dengan tiga alat musik yaitu Gendang Induk/ Rebana, Gendang Patam-patam dan Tawak-tawak/ Gong. Terdiri dari ritem sehingga tidak terdapat frase dan kalimat didalamnya, dikarenakan hanya ada dua motif Motif 1 (m1) yaitu pada bar 1-4 dan pengulangan harafiah pada bar 60-63 secara terbalik sebagai m1’. Motif 2 (m2) yaitu pada bar 5-6 dan diulang kembali dari bar 7-59 secara harafiah sebagai m2’. Sedangkan Gondang Porang dimainkan dengan tiga alat musik yaitu: Gendang Patam-patam, Tawak-tawak/ Gong dan Sarune sebagai pembawa melodi. Sehingga pada musik Gondang Porang terdapat kalimat A yang terdiri dari frase pertanyaan a dan frase jawaban x kemudian pada kalimat B terdiri atas frase pertanyaan b dan frase jawaban y. music Gondang Porang terdiri atas empat motif yaitu: m1 dengan m1’ dan m1’’, m2 terdiri dari m2 dan m2’, m3, dan m4 terdiri dari m4 dan m4’.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Melihat Keberadaan Musik Gubang dan Gondang Porang memiliki peran yang sangat penting, diharapkan tradisi ini tetap dapat dilaksanakan


(3)

4

sebagai salah satu identitas seni budaya pada masyarakat Tanjungbalai Kabupaten Asahan.

2. Melihat pengaruh dan dampak perkembangan zaman yang begitu deras mempengaruhi generasi muda untuk berpaling dari tradisi seni budayanya, hendaknya perlu dilakukan pembinaan untuk generasi muda. Generasi muda diharapkan dapat menggali dan meneruskan tradisi masyarakat Tanjungbalai Asahan agar tidak hilang begitu saja, dan tradisi Melayu dapat diorbitkan.

3. Penulis sangat mengharapkan dukungan dari instansi terkait, agar ikut serta peduli terhadap tradisi masyarakat Tanjungbalai Asahan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ary, D, Jacob, L. C, & Razavieh. A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian

Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional. Banoe, Pono. 2003. Kamus musik. Yogyakarta: kasinus

Budilinggono, I. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Daliman A. 2012. Manusia Dan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Teaching. Hariwijaya. 2008. Metode dan Tehnik Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Elematera

Publishing.

Harahap, Muhammad Faisal. 2011. Perbandingan Tari Gubang Di Kota Tanjungbalai Dengan Tari Gubang Di Medan. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Hasibuan, Melayu S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan

Hidayat, Azis Alimut. 2007. Metode Penelitian dan tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga Ikbar, Yanuar. 2013. Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: PT.Refika

Aditama.

Iskandar, Atok M. 1992. Pencak Silat. Medan: Universitas STOK Bina Guna. Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Bandung : Bumi Aksara. Miles, M. B. 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(5)

Muchtar. H. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah, Jambi: Gaung Persada Press.

Naburko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraha R. Adrian. 2010. Mengenal Aneka Cabang Olahraga. Bekasi: PT. Cahaya Pustaka Raga.

Nuhriansyah. 2013. Komposisi Musik Iringan Silat Gondang Porang Di Sanggar Silat Keluarga Jaya Lintau Kota Tanjung Balai. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Satria, Harry. 2013. Tinjauan Varian Ritme Musik Gubang di Kota Tanjung Balai. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Jakarta

Silitonga, Pita Hotma Dameria. 2014. Teori musik. Medan: Unimed Prees. Situmorang, Jaulahan. 1992. Penuntun Adat Praktis. Pematang Siantar. Soeharto. 2004. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.

Stanley, S. 2009. The Grove Concise Dictionary Of Music. Oxford University Press.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sukardi. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suryono. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta : Pranada. Sutioso. 2006. Komparasi merupakan perbandingan. Jakarta : Cakrawala

Tharisna, Rizky. 2014. Komparasi Pola Permainan Cello Dalam Suite No. 1 Prelude J.S Bach Versi Pierre Fournier Dengan Steven Sharp Nelson. Medan: Skripsi S1 Unimed.

Tanjung dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/pengertian-laboratorium.html Senin 22- Juni- 2015, 11:25 Wib)