UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013

Oleh:

Desi Winna Hutajulu NIM. 408111038

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati penulis mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Pokok Aritmatika Sosialdi Kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak T.A 2012/12013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan FMIPA UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapkan terima kasih kembali kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan kepada Ibu Drs. Nerli Khairani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Drs. W.L Sihombing, M.Pd dan Ibu Dr.Izwita Dewi,M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zulkifli selaku Kepala SMP N 1 Patumbak, Ibu Rappita Siahaan,S.Pd dan Bapak R. Manurung,S.Pd selaku guru Matematika serta staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Patumbak yang telah banyak membantu selama penelitian ini.


(4)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda S.Hutajulu, Ibunda R. Situmorang (Alm), abang dan kakak penulis beserta seluruh sanak keluarga yang sudah berdoa dan memberikan dorongan semangat dan dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk doa dan dukungan dari Frendy Sirait, teman-teman terbaikku, Christina EW Manalu, Ervides Samosir dan teman-teman seangkatan 2008 terkhusus untuk kelas B – R. Terima kasih buat semua teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu karena kalian semua memiliki andil yang sangat besar dalam hidupku.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sederhana dan jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik. Semoga skripsi ini berguna bagi penulis maupun pihak yang memerlukan.

Medan, Januari 2013 Penulis


(5)

ii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013

Desi Winna Hutajulu ( 408111038) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning pada materi Aritmatika Sosial di SMP Negeri 1 Patumbak Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Patumbak yang berjumlah 35 orang. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII-1 SMP Negeri 1 Patumbak.

Alat yang digunakan untuk menggumpulkan data adalah tes dan lembar observasi. Tes yang diberikan adalah tes awal, tes kemampuan pemecahan masalah I, dan tes kemampuan pemecahan masalah II sedangkan observasi yang digunakan adalah observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2 x 40 menit.

Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning. Hasil analisis data adalah (1) Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa adalah 50,60% (kategori kurang aktif) dan secara klasikal terdapat 8 siswa (11,43%) yang memperoleh PAS ≥ 60% (2) Hasil rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah 58,07% (kategori kurang baik) dan secara klasikal terdapat 17 siswa (48,57%) siswa yang memperoleh nilai ≥ 65%. Karena rata-rata aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa belum terselesaikan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning disertai upaya-upaya yang diperbaiki dari hasil refleksi pada siklus I dan hasil analisis data adalah (1) Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa adalah 72,14% (kategori aktif) secara klasikal terdapat 31 siswa (88,57%) yang memperoleh PAS ≥ 60% (2) Hasil rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah 83,61% secara klasikal terdapat 31 siswa (86,11%) siswa yang memperoleh nilai ≥ 65%. Karena rata-rata aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah sudah terselesaikan maka pembelajaran hanya sampai siklus ini. Berdasarkan hasil tindakan I dan II, disimpulkan bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial.


(6)

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Batasan Masalah 9

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 10

1.6 Manfaat penelitian 10

1.7 Definisi Operasional 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 12

2.1.1 Pengertian Belajar 12 2.1.1 Pembelajaran Matematika Sekolah 13 2.1.3 Aktivitas Belajar 15 2.1.4 Masalah dalam Matematika 18 2.1.5 Pemecahan Masalah Matematika 21 2.1.6 Kemampuan Pemecahan Masalah 22 2.1.7 Model Pembelajaran Problem Based Learning 26 2.1.7.1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 29


(8)

vii

2.1.7.1 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran 31

Problem Based Learning

2.1. 8 Kajian Materi Aritmatika Sosial 32 2.2 Kerangka Konseptual 38 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan 40 2.4 Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 42 3.2 Subjek dan Objek Penelitian 42 3.2.1 Subjek Penelitian 42

3.2.2 Objek Penelitian 42

3.3 Jenis Penelitian 42 3.4 Prosedur Penelitian 43 3.5 Instrumen Pengumpulan Data 47

3.5.1 Tes 47

3.5.2 Observasi 49

3.6 Teknik Analisis Data 49

3.6.1 Reduksi Data 49

3.6.2 Interpretasi Data 49

3.6.3 Paparan Data 56

3.6.4 Simpulan Data 56

3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian Siklus I 58

4.1.1 Permasalahan I 58

4.1.2 Perencanaan Tindakan I 59 4.1.3 Pelaksanaan tindakan I 60


(9)

viii

4.1.4 Observasi I 61

4.1.5 Analisis Data I 62

4.1.5.1 Analisis Data Hasil observasi Aktivitas Guru I 62 4.1.5.2 Analisis Data Hasil observasi Aktivitas Siswa I 63 4.1.5.3 Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I 66

4.1.6 Refleksi I 69

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 70

4.2.1 Permasalahan II 70

4.2.2 Perencanaan Tindakan II 70 4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 71

4.2.4 Observasi II 73

4.2.5 Analisis Data II 74 4.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru II 74 4.2.5.2 Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa II 75 4.2.5.3 Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II 78

4.2.6 Refleksi II 80

4.3 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar dan Kemampuan 81 Pemecahan Masalah Siswa

4.3.1 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 81 4.3.2 Deskripsi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 84 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 90

5.2 Saran 91


(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks model pembelajaran 29

Problem Based Learning

Tabel. 3.1 Pedoman penskoran aktivitas guru 50 mengelolah pembelajaran

Tabel 3.2 Kriteria penilaian observasi guru 52 Tabel 3.3 Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa 53 Tabel 3.4 Pedoman penskoran pemecahan masalah matematika 55 Tabel 3.5 Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah 56 Tabel 4.1 Deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa pada 58

tes diagnostik

Tabel 4.2 Deskripsi observasi aktivitas guru mengelolah 63 pembelajaran siklus I

Tabel 4.3 Deskripsi observasi aktivitas siswa siklus I 64 Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I 65 Tabel 4.5 Deskriptif tingkat penguasaan siswa pada tes 67

kemampuan pemecahan masalah I

Tabel 4. 6 Deskripsi tingkat penguasaan siswa pada siklus I 68 Tabel 4.7 Deskripsi observasi aktivitas guru mengelolah 74

pembelajaran siklus II

Tabel 4.8 Deskripsi hasil observasi aktivitas siswa siklus II 75 Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II 77 Tabel 4.10 Deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa pada 78

siklus II

Tabel 4.11 Deskripsi tingkat penguasaan siswa pada tes 80 kemampuan pemecaahan masalah II

Tabel 4.12 Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan aktivitas siklus II 81 Tabel 4.13 Perbandingan nilai siklus I dan siklus II 84 Tabel 4.14 Perbandingan rata-rata tahapan pemecahan masalah siklus I 86


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Jawaban siswa 1 5 Gambar 1.2 Jawaban siswa 2 6 Gambar 1.3 Jawaban siswa 3 6 Gambar 3.1 Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas 43 Gambar 4.1 Diagram rata-rata aktivitas siswa 83 Gambar 4.2 Diagaram persentase jumlah siswa yang memiliki 83

PAS ≥ 60%

Gambar 4.3 Diagram nilai rata-rata tes kemampuan 85 pemecahan masalah

Gambar 4.4 Diagaram persentase jumlah siswa yang memiliki tes 86 kemampuan pemecahan masalah dengan nilai tuntas


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Siklus I 94 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Siklus I 104 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III Siklus II 114 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV Siklus II 122 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 131 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 136 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III Siklus II 140 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV Siklus II 144 Lampiran 9 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 148 Lampiran 10 Kisi- Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 149

Matematika (TKPM) I

Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TPKM) I 150 Lampiran 12. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan 152

Masalah (TPKM) I

Lampiran 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 156 Lampiran 14 Kisi- Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 162

Matematika (TKPM) II

Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TPKM) II 163 Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan 165

Masalah (TPKM) I

Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 168 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 174 Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengelola 178

Pembelajaran Siklus I

Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 180 Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengelola 184

Pembelajaran Siklus II


(13)

xii

Lampiran 23 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 192 Berdasarkan Langkah- Langkah Pemecahan Masalah

Lampiran 24 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 193 Berdasarkan Langkah- Langkah Pemecahan Masalah


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir logis, sistematis, kritis, dan teliti untuk mengolah informasi, atau memecahkan suatu masalah sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Seperti dikemukan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) bahwa :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Selanjutnya Hudojo (1988:3) juga mengatakan bahwa :

“Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”.

Berdasarkan kutipan di atas disimpulkan bahwa matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis, teliti dan penuh perhitungan yang nantinya akan bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tidak diragukan lagi bahwa setiap anak didik harus mendapat pelajaran matematika di sekolah. Jadi, penting bagi kita terutama siswa untuk menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga di Perguruan Tinggi.


(15)

2

Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Dan berbicara masalah peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Karena pada kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara lain, terutama pada bidang studi matematika. Hal tersebut ditunjukkan dari beberapa fakta, seperti Hasil Programme for Internasional Student Assessment (PISA) 2009, kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 61 dari 65 negara untuk bidang matematika, dan juga peringkat 60 dari 65 negara untuk bidang Sains. Ini menujukkan bahwa pengajaran matematika yang sekarang belum mampu mengangkat kualitas pendidikan Indonesia terutama pada bidang matematika. Senada dengan keterangan di atas, Saripudin (dalam (http://www.tubasmedi.com.2011) mengemukakan bahwa:

“Analisa mendalam terhadap Ujian Nasional (UN) 2011 matematika menjadi mata pelajaran tersulit, disusul Bahasa Indonesia, kemudian Bahasa Inggris. Sebanyak 2.391 siswa atau 51,44 persen dinyatakan tidak lulus matematika. Sementara 1.780 siswa atau 38,43 persen tidak lulus Bahasa Indonesia. Dan sebanyak 152 siswa atau 3,27 persen tak lulus Bahasa Inggris.

Rendahnya kualitas pendidikan khususnya dibidang matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari sehingga banyak siswa yang tidak merespon pelajaran dan merasa bosan. Abdurrahman (2003:252) mengemukakan bahwa: “Dari bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih yang berkesulitan belajar”.

Kesulitan terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Abdurarahman (2003 : 257) mengemukakan bahwa “Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang mengalami banyak kesulitan. Kesulitan tersebut tampak terkait dengan pengajaran yang menutut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih dahulu memeberikan


(16)

3

petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh”. Kesulitan belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan hanya mencatat, meskipun mereka tidak memahami apa yang mereka hapal dan catat sehingga sewaktu siswa diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hafal.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan cenderung monoton yang melibatkan siswa pasif dan tidak termotivasi. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian kemampuan dan hasil belajar tidak optimal. Oleh karean itu, guru harus dituntut untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran yang mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Pemecahan masalah meminta siswa untuk mengenal dan merumuskan masalah, menetapkan kecukupan dan kekonsistenan data, menggunakan strategi-strategi, data, model dan matematika yang relevan, menggunakan penalaran dalam seting baru, menilai kebenaran dan kelayakan jawaban. Situasi pemecahan masalah meminta siswa untuk mengaitkan semua pengetahuan matematik mereka tentang konsep, prosedur, penalaran dan ketrampilan representasi/komunikasi. Proses pembelajaran di kelas yang mengkondisikan siswa untuk belajar memecahkan dan menemukan kembali ini akan membuat para siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan para siswa akan dapat memahami konsep, rumus, prinsip, dan teori-teori matematika sambil belajar memecahkan masalah. Intinya, suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogianya ditemukan kembali oleh para siswa di bawah bimbingan guru.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, untuk


(17)

4

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dibutuhkan peran aktif siswa. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu perlu diusahkan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti yang dikemukan Sadirman (2009:97) “dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik”. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak memberi ruang kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pusat dalam pembelajaran sementara siswa hanya melakukan sesuai dengan yang dipikirkan oleh guru. Siswa hanya bersifat pasif, hanya mengikuti langkah-langkah penyelesaian soal yang mirip dengan soal yang dikerjakan guru, dan apabila soal diganti dengan yang lain maka siswa akan kebingungan mengerjakannya.

Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono,2009:13) berpendapat bahwa: “pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang”. Ini berarti bahwa dalam belajar dibutuhkan aktivitas secara sadar oleh individu sebab belajar berarti melakukan perubahan pengetahuan untuk mencapai tujuan. Perubahan pengetahuan merupakan hasil interaksi dari aktivitas belajar dalam bentuk reaksi terhadap kondisi lingkungan belajar. Bila kondisi lingkungan belajar kondusif maka respon yang akan diberikan siswa akan menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih efektif.

Rohani (2004:7) mengemukan bahwa: “pada sekolah yang bercorak klasik, gurulah yang aktif, yang melakukan segala sesuatu untuk peserta didik. Peserta didik pasif, menekan apa yang diberikan dan telah dipikirkan oleh guru”. Banyak fakta menunjukkan pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya, siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapatnya. Kondisi aktivitas siswa yang rendah juga di temukan di kelas VII SMPN 1 Patumbak, melalui hasil observasi yang


(18)

5

dilakukan pada 15 Maret 2012, jika ditinjau dari cara belajar yang dilakukan oleh siswa, diketahui bahwa dari 37 jumlah siswa tidak ada siswa yang memberikan tanggapan terhadap materi yang dipelajari guru yang aktif dalam pembelajaran. Jika guru memberikan pertanyaan hanya 2 orang saja yang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tidak jarang pula aktivitas yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab pertanyaan gurunya bila sudah mendapat perintah dan ditunjuk oleh gurunya. Tidak ada siswa yang berani bertanya kepada guru tentang hal yang kurang dipahaminya. Peneliti juga menemukan beberapa fakta, terdapat kendala kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang ditemukan peneliti dari jawaban siswa pada materi pokok aritmatika sosial. Sebelumnya peneliti memberikan soal yaitu:

Budi membeli sepeda seharga Rp200.000,00, kemudian dijual kepada Amir dengan harga Rp240.000,00, berapakah persentase untung yang diperoleh Budi? Dari jawabn yang diberikan siswa diperoleh:

(1)Siswa tidak dapat memahami soal sehinga siswa tidak dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal.

Gambar 1.1 Jawaban siswa 1

(2)Siswa tidak dapat memilih konsep yang benar untuk menyelesaikan masalah meskipun siswa telah dapat memahami masalah


(19)

6

Gambar 1.2 Jawaban siswa 2

(3) Siswa tidak melaksanakan pemecahan masalah dengan baik

Gambar 1.3 Jawaban siswa 3

Dari keseluruhan jawaban siswa peneliti menemukan kendala pada kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak yang berjumlah 37 siswa yang diberi tes tentang materi pokok aritmatika sosial yaitu: 48,6% (18 siswa) menulis yang diketahui dan ditanya pada soal dengan benar , 48,6% (18 siswa) menulis rumus yang relevan dengan soal dengan lengkap, 16,2% (6 siswa) yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian dan memiliki solusi yang benar, dan 97,3% (36 siswa) tidak ada pemeriksaan kembali terhadap jawabannya. Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak R.Manurung,S.Pd salah satu guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak, diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang menggambarkan masalah yang berhubungan dengan aritmatika sosial dan banyak siswa yang bermain dan tidak serius ketika guru menerapkan metode diskusi. Hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh aktivitas dan kemampuan pemecahan


(20)

7

masalah matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak pada materi pokok aritmatika sosial masih rendah dan diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika khususnya materi pokok aritmatika sosial. Model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan alternative yang diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan masalah sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam menyelesaikan masalah pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan aktivitas siswa. Dalam prosesnya PBL dilaksanakan sistematis dan adanya interaksi seperti yang dikemukan Howard (dalam Amir 2009:21) :

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah yang siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”.

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran masalah adalah melibatkan masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, memampukan siswa terampil memecahkan masalah, mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan dan penyediaan sumber belajar. Model ini dilakukan secara berkelompok untuk merumuskan masalah dan memecahkan masalah. Seperti yang dikemukan Arends (2008:43) “PBL ditandai oleh siswa-siswa yang bekerja bersama siswa-siswa lain,


(21)

8

paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk kelompok-kelompok kecil”. Sementara guru lebih banyak menfasilitasi dibanding memberikan materi.

Dalam pembelajaran matematika di SMP, materi pokok aritmatika sosial merupakan materi yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran PBL yang memberikan masalah yang dekat dengan dunia siswa sangat cocok untuk materi aritmatika sosial ini karena simulasi transaksi jual beli dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dalam penelitian ini akan diberikan kepada siswa masalah-masalah tentang proses jual – beli, bagaimana memperoleh keuntungan/laba dan kerugian dari proses jual–beli tersebut, bagaimana menentukan bunga pada bank dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar seseorang sehingga menjadi pengalaman tersendiri bagi siswa. Soal-soal yang sering ditemui pada aritmatika sosial juga merupakan soal cerita yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Dalam proses memecahkan masalah, siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk memecahkan masalah yang disediakan oleh guru. Siswa harus mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir sesuai dengan langkah-langkah yang ada pemecahan masalah agar dapat memecahkan soal yang diberikan. Akibatnya mau tidak mau siswa harus ikut andil didalamya dan turut serta aktif . Secara tidak langsung selama siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencari pemecahan masalah, siswa telah belajar matematika dengan baik dan memahami materi pelajaran yang dikerjakannya dan akhirnya siswa berhasil mencari pemecahan dari masalah yang disediakan. Setelah siswa berhasil mencari pemecahan masalahnya siswa akan merasa senang karena merasa bahwa mereka dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik dan dapat memotivasi mereka untuk selalu turut aktif dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak Tahun Ajaran 2012/2013”.


(22)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagi berikut :

1. Mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada umumnya masih rendah.

3. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang melibatkan siswa sehingga aktivitas siswa terbatas dalam mempelajari matematika pada materi pokok aritmatika sosial.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak pada materi aritmatika sosial masih rendah.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan sehingga terfokus dan spesifik akan lebih baik jika dilakukan pembatasan masalah. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013? 2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013?


(23)

10

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang di capai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial.

2. Diharapkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya pada materi pokok aritmatika social.

3. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam menjalankan tugas pengajar sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.

4. Bagi sekolah: sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran matematika.


(24)

11

5. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan memilih permasalahan yang sama.

1.7 Definisi Operasional

Beberapa penjelasan istilah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dan melibatkan siswa untuk memecahkan masalah, biasanya pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah-masalah.


(25)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas siswa 50,60% (kategori kurang aktif) dan siswa yang memperoleh PAS ≥ 60% ada 8 siswa (22,86%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong kurang aktif. Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning dengan pembagian waktu yang lebih efektif, memperbanyak sesi tanya-jawab, dan menghampiri siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Dari hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas siswa 72,14% (kategori aktif) dan jumlah siswa yang memperoleh PAS ≥ 60% ada 31 siswa (88,57%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong aktif. 2. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 58,07% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 17 siswa (48,57%) secara klasikal kemampuan pemecahan masalah belum tuntas. Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning dengan lebih dulu menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan media charta. Dari hasil tes nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 83,61% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 31 siswa (86,11%) secara klasikal kemampuan pemecahan masalah telah tuntas. Dari empat tahap-tahap pemecahan masalah yang diukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang paling besar terjadi pada tahap perencanaan strategi penyelesaian soal yaitu sebesar 3,83.


(26)

91

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini. yaitu:

1. Kepada siswa SMP Negeri 1 Patumbak hendaknya berlatih lagi dalam menyelesaikan soal-soal dan berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide..

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning hendaknya guru lebih dulu menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah, menggunakan waktu secara efektif, memperbanyak sesi tanya jawab dan menghampiri siswa yang kurang aktif dalam diskusi.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Patumbak agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerpakan model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satunya model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk selanjutnya menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(27)

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Arends,Richard., (2008)., Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogjakarta.

Arikunto, S., dkk (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Dewi., Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Penerbit PT Madju Medan, Jakarta.

Dimyati., Mudjiono., (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah,Syaiful., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), BukuPedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Girsang,M., (2005), Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Pokok Bahasan Volume Bangun Ruang di Kelas V SD Free Methodist T.A 2004/2005, skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Gulo,W., (2002), Strategi Belajar Mengajar,Penerbit PT Grasindo, Jakarta

Hudojo, H., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.

Hasugian, Turian., (2009) Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Kunandar. (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT RajaGrafindo, Jakarta


(28)

93

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sadirman.,A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Saripudin., (2011), http://www.tubasmedia.com/ (accessed 22 Juni 2012)

Siantar,(2003), Penerapan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) dengan Menggunakan LAS Untuk Meningkatkan aktivitas dan Hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X-1 SMA Swasta HKBP Sidorame tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sidabarida, Linda., (2010), Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjan, Nana.,(1989), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumardyono ., (2012), http:/P4tkmatematika.org/file/ promblensolving/Tahapan memecahkan Masalah.pdf) (accessed 07 Mei 2012)

Sumarmo,U., Dedy, E., Rahmat., (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk MeningkatkanPemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian, FPMIPA, IKIP Bandung.

Tim Instruktur UNIMED., (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, UNIMED, Medan.

Trianto., (200), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wardhani S., (2004), Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Diskursus terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Matematika, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung.


(1)

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang di capai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial.

2. Diharapkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya pada materi pokok aritmatika social.

3. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam menjalankan tugas pengajar sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.

4. Bagi sekolah: sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran matematika.


(2)

5. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan memilih permasalahan yang sama.

1.7Definisi Operasional

Beberapa penjelasan istilah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dan melibatkan siswa untuk memecahkan masalah, biasanya pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah-masalah.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas siswa 50,60% (kategori kurang aktif) dan siswa yang memperoleh PAS ≥ 60% ada 8 siswa (22,86%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong kurang aktif. Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning dengan pembagian waktu yang lebih efektif, memperbanyak sesi tanya-jawab, dan menghampiri siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Dari hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas siswa 72,14% (kategori aktif) dan jumlah siswa yang memperoleh PAS ≥ 60% ada 31 siswa (88,57%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong aktif. 2. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 58,07% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 17 siswa (48,57%) secara klasikal kemampuan pemecahan masalah belum tuntas. Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning dengan lebih dulu menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan media charta. Dari hasil tes nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 83,61% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 31 siswa (86,11%) secara klasikal kemampuan pemecahan masalah telah tuntas. Dari empat tahap-tahap pemecahan masalah yang diukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang paling besar terjadi pada tahap perencanaan strategi penyelesaian soal yaitu sebesar 3,83.


(4)

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini. yaitu:

1. Kepada siswa SMP Negeri 1 Patumbak hendaknya berlatih lagi dalam menyelesaikan soal-soal dan berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide..

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning hendaknya guru lebih dulu menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah, menggunakan waktu secara efektif, memperbanyak sesi tanya jawab dan menghampiri siswa yang kurang aktif dalam diskusi.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Patumbak agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerpakan model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satunya model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk selanjutnya menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Arends,Richard., (2008)., Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogjakarta.

Arikunto, S., dkk (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Dewi., Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Penerbit PT Madju Medan, Jakarta.

Dimyati., Mudjiono., (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah,Syaiful., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), BukuPedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Girsang,M., (2005), Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Pokok Bahasan Volume Bangun Ruang di Kelas V SD Free Methodist T.A 2004/2005, skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Gulo,W., (2002), Strategi Belajar Mengajar,Penerbit PT Grasindo, Jakarta

Hudojo, H., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.

Hasugian, Turian., (2009) Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Kunandar. (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT RajaGrafindo, Jakarta


(6)

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sadirman.,A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Saripudin., (2011), http://www.tubasmedia.com/ (accessed 22 Juni 2012)

Siantar,(2003), Penerapan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) dengan Menggunakan LAS Untuk Meningkatkan aktivitas dan Hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X-1 SMA Swasta HKBP Sidorame tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sidabarida, Linda., (2010), Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjan, Nana.,(1989), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumardyono ., (2012), http:/P4tkmatematika.org/file/ promblensolving/Tahapan memecahkan Masalah.pdf) (accessed 07 Mei 2012)

Sumarmo,U., Dedy, E., Rahmat., (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk MeningkatkanPemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian, FPMIPA, IKIP Bandung.

Tim Instruktur UNIMED., (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, UNIMED, Medan.

Trianto., (200), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wardhani S., (2004), Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Diskursus terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Matematika, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung.