PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH MABLIEN PADA MASYARAKAT DESA SAWANG, KEC. SAMUDERA, ACEH UTARA.

(1)

PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH

MA’BLIEN

PADA

MASYARAKAT DESA SAWANG, KEC. SAMUDERA,

ACEH UTARA

SKRIPSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN

OLEH:

RINANDA RAHAYU BATUBARA

308 322 050

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Pelayanan pertolongan persalinan oleh ma’blien merupakan pemberian jasa pelayanan kepada ibu yang melahirkan, sehingga sikap dan tindakan yang dilakukan ma’blien dari awal proses persalinan, saat persalinan, sampai pada proses persalinan selesai bahkan pasca persalinan menjadi acuan dalam diri ibu melahirkan dan keluarganya dalam mengukur peran dan rasa kepercayaan kepada ma’blien dalam pertolongan persalinan.

Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui pertolongan persalinan oleh ma’blien di desa Sawang Kecamatan Samudera, Aceh Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Sawang, sampel penelitian yakni purposive sampling, dalam teknik ini pengambilan sampel di sesuaikan dengan tujuan penelitian. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah ma’blien, ibu hamil, juga kepada orang terdekat yang terdiri dari suami atau orang tua/mertua.

Hasil penelitian menunjukkan di desa Sawang terdapat tiga orang ma’blien, dan yang masih aktif dalam proses persalinan hanyalah dua orang saja. Ma’blien yang merupakan

seorang dukun bayi atau bidan kampung, adalah seorang wanita yang karena keahliannya, mempunyai tugas sosial sebagai penolong persalinan secara tradisional. Pengetahuan dan keterampilannya tidak diperoleh dari pendidikan formal, melainkan karena bentukan proses sosial semata. Dalam prakteknya, sebagian besar mempergunakan bantuan kekuatan spiritual yakni doa-doa yang mereka panjatkan. Masyarakat percaya bahwa kekuatan itu akan dapat memperlancar pekerjaannya.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih adanya rasa kepercayaan masyarakat desa Sawang kepada ma’blien dalam pertolongan persalinan, faktor kepercayaan masyarakat bukan merupakan satu-satunya alasan masyarakat menggunakan ma’blien. Rasa kepercayaan masyarakat karena pertolongan persalinan yang dilakukan oleh ma’blien merupakan tradisi secara turun-temurun oleh keluarga mereka. Masyarakat desa Sawang menganggap ma’blien sebagai orang yang diberikan kemampuan untuk membantu persalinan yang berpengalaman memberikan pertolongan persalinan. Terdapat beberapa faktor lain yakni faktor ekonomi, geografis, dan pendidikan.


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Sawang, Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara termasuk salah satu desa yang telah mendapatkan sentuhan pembangunan di berbagai sektor, salah satunya adalah bantuan layanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, berupa PUSTU (Puskesmas Pembantu), Bidan dan lain-lain. Puskesmas tersebut juga telah ditempatkan beberapa tenaga medis yang melayani keluhan penyakit masyarakat, termasuk dalam layanan persalinan.

Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan demi terwujudnya masyarakat yang sehat. Tersedianya layanan kesehatan di masyarakat dikarenakan untuk dapat mempermudah dan membantu masyarakat. Namun ditemukan satu fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat adalah masyarakat masih banyak yang menggunakan pengobatan tradisional, salah satunya adalah penggunaan jasa dukun bayi dalam persalinan.

Seperti diketahui pengetahuan yang bersumber dari kesehatan modern berupa konsultasi atau anjuran dari dokter dan bidan, tidak sepenuhnya dapat diterima serta dipahami oleh masyarakat, sebagai bentuk antisipasi selama masa kehamilan. Hal ini karena berbagai pertimbangan baik dari segi biaya ataupun pengetahuan sosial budaya masyarakat.


(10)

2

Faktor inilah yang menyebabkan masih banyak masyarakat berorientasi pada pertolongan persalinan oleh dukun dengan segala keterbatasannya. Pelayanan dukun yang dirasa lebih baik membuat masyarakat desa Sawang cenderung meminta pertolongan pada dukun bayi.

Pengetahuan budaya yang berkembang di masyarakat selama ini juga mempengaruhi masa kehamilan hingga persalinan cukup banyak seperti pantangan untuk melindungi ibu hamil yang ternyata dibuat oleh dukun bayi maupun kerabat ibu hamil tersebut. Analisis pantangan tidak hanya dalam batasan untuk melakukan sesuatu tetapi juga pantangan yang diciptakan untuk membatasi makanan yang layak dan tidak layak selama masa kehamilan hingga persalinan berlangsung. Sistem pengetahuan tersebut dipercayai dan wajib diturunkan kepada generasi berikutnya yang sedang menjalani proses kehamilan hingga persalinan.

Pantangan tersebut ternyata tidak terlepas dari kehadiran seorang aktor yang berperan dalam proses persalinan. Masyarakat desa Sawang menyebutnya dengan Ma’blien. Peran Ma’blien, tidak jauh berbeda dengan peran dukun bayi di daerah lainnya, karena Ma’blien juga membantu proses persalinan. Bahkan tidak hanya dalam membantu proses persalinan saja, tetapi mulai dari memberikan pantangan yang wajib dipatuhi tidak hanya oleh ibu hamil tetapi juga oleh suami dan orang-orang terdekat.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang “Pertolongan Persalinan Oleh Ma’blien di


(11)

3

mayoritas masyarakat di desa tersebut lebih memilih menggunakan jasa seorang dukun bayi daripada memilih pelayanan kesehatan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mendiskripsikan beberapa data awal yang merupakan identifikasi masalah yaitu:

1. Faktor apa yang timbul di dalam diri maupun di luar diri seseorang yang menggunakan jasa Ma’blien.

2. Peran tenaga persalinan yang ada di desa Sawang.

3. Aktor yang berperan dalam mengambil keputusan persalinan. 4. Akibat tidak menggunakan jasa Ma’blien.

5. Pantangan kehamilan dan persalinan di desa Sawang. 6. Waktu yang diperlukan Ma’blien pada proses persalinan.

7. Persiapan khusus yang dilakukan Ma’blien pada proses persalinan. 8. Hubungan tenaga kesehatan dengan masyarakat desa Sawang.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti khususnya Persalinan Oleh Ma’blien Pada Masyarakat Desa Sawang.


(12)

4 1.4. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Siapakah yang di sebut dengan M’blien (dukun bayi)?

2. Faktor apa yang mempengaruhi masyarakat desa Sawang masih percaya kepada Ma’blien (dukun bayi)?

3. Bagaimana peran Ma’blien selama proses dan sesudah persalinan?

4. Pantangan-pantangan apa saja yang diberikan oleh Ma’blien kepada calon ibu dan keluarganya selama masa kehamilan?

5. Bagaimana hubungan tenaga kesehatan dengan masyarakat desa Sawang?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui siapa Ma’blien.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat desa Sawang masih percaya kepada Ma’blien.

3. Untuk mengetahui bagaimana peran Ma’blien selama proses dan sesudah persalinan.

4. Untuk mengetahui pantangan-pantangan apa saja yang diberikan oleh

Ma’blien kepada calon ibu dan keluarganya selama masa kehamilan. 5. Untuk mengetahui hubungan tenaga kesehatan dengan masyarakat desa


(13)

5 1.6. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah tulisan ilmiah mengenai persalinan yang menggunakan jasa dukun bayi.

2. Sebagai penambah khasanah keilmuan di bidang Antropologi khususnya yang membahas tentang Antropologi kesehatan.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan perbandingan bagi peneliti lain.

4. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Antropologi.


(14)

66 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

Ma’blien merupakan sebutan yang digunakan masyarakat Aceh Utara

untuk menyebut dukun bayi, ma’blien merupakan penduduk asli yang sudah sejak lama tinggal di daerah Aceh dan bertugas sebagai penolong persalinan bayi.

Ma’blien yang ada di desa Sawang sudah memulai pekerjaannya sebagai dukun bayi setelah mereka berkeluarga. Karena setelah berkeluargalah ma’blien mengetahui dan merasakan setidaknya bagaimana cara ataupun proses yang harus dilakukan pada persalinan. Ma’blien tidak berpendidikan formal, ilmu yang mereka dapatkan adalah ilmu turun temurun yang diberikan dari orang tua sebelumnya. Ma’blien yang ada di desa Sawang hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD), yang dulunya disebut dengan Sekolah Rakyat (SR). Metode persalinan yang mereka gunakan juga masih ada yang menggunakan alat-alat tradisional sebagai bahan untuk melakukan pertolongan persalinan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih adanya rasa kepercayaan masyarakat desa Sawang kepada ma’blien dalam pertolongan persalinan, faktor kepercayaan masyarakat bukan merupakan satu-satunya alasan masyarakat menggunakan ma’blien. Rasa kepercayaan masyarakat karena pertolongan persalinan yang dilakukan oleh ma’blien merupakan tradisi secara turun-temurun oleh keluarga mereka. Masyarakat desa Sawang menganggap


(15)

67

yang berpengalaman memberikan pertolongan persalinan. Terdapat beberapa faktor lain yakni faktor ekonomi, geografis, dan pendidikan.

Hubungan emosional antara masyarakat dengan ma’blien sudah terjalin dengan baik, karena pemakaian jasa ma’blien sebelumnya juga digunakan oleh orang tua ataupun keluarga sebelumnya. Sehingga rasa kepercayaan masyarakat kepada ma’blien sangat kuat.

Pantangan-pantangan yang ada untuk menjaga si ibu dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pantangan tersebut ada bersamaan dengan adanya mitos dan pantangan turut mempengaruhi bagaimana para ibu dan anggota keluarga lainnya menjaga kehamilan hingga pada proses persalinan tiba.

Mitos dan pantangan tidak hanya ditujukan kepada ibu semata tetapi juga kepada suami, orang tua dan orang-orang terdekat yang tinggal bersama. Orang yang paling banyak harus mentaati pantangan selain ibu adalah suami. Ma’blien menjelaskan bahwa suami wajib mematuhi semua pantangan yang ditentukan jika ingin kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik-baik saja hingga proses persalinan tiba.

Dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat Sawang, dibandingkan dengan harga persalinan oleh tenaga kesehatan yang ada di Sawang membuat masyarakat Sawang lebih baik menggunakan jasa ma’blien, karena dengan menggunakan jasa ma’blien masyarakat lebih merasa beruntung. Sebab pelayanan yang diberikan oleh ma’blien bukan hanya sebatas membantu proses persalinan saja tetapi juga termasuk membersihkan ari-ari si bayi, memandikan si bayi dan mengurut pasca persalinan.


(16)

68

Mengurut adalah salah satu pertolongan yang diberikan oleh ma’blien setelah pasca melahirkan kepada bayi, ma’blien tidak ada alat khusus yang digunakan untuk mengurut, tetapi hanya dengan ramuan yang berasal dari minyak kelapa yang digunakan untuk memudahkan proses mengurut. Selain mengurut,

ma’blien juga memandikan bayi dan membantu ibu yang baru melahirkan. Baik itu membersihkan rumah, mencuci pakaian kotor si bayi. Tetapi tidak semua masyarakat yang mau menerima pertolongan ma’blien seperti membersihkan rumah dan mencuci pakaian kotor si bayi, karena melihat keadaan fisik ma’blien yang sudah tua, keluarga ibu bersalin tidak tega kalau harus ma’blien lah yang mencuci pakaian kotor si bayi.

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting, guna menyelenggarakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan kualitas kesehatan juga perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan memadai. Tetapi dari hasil penelitian, tenaga kesehatan yang ada di desa Sawang hanyalah berjumlah tiga orang saja. Dan hanya satu orang bidan yang tinggal menetap di PUSTU, sedangkan dua orang bidan lainnya hanya sesekali yang datang ke PUSTU. Apabila mereka di butuhkan, mereka bersedia datang ke PUSTU dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa bidan yang bertugas di desa Sawang berasal dari luar daerah desa Sawang. Sehingga hubungan masyarakat dengan bidan desa tidak begitu baik, dan sebagian masyarakat juga tidak begitu yakin terhadap pertolongan persalinan yang diberikan, di samping usia bidan yang


(17)

69

masih muda, dan tidak semua bidan tinggal di desa. Serta kurangnya kesabaran dalam melayani ibu bersalin juga menjadi faktor yang turut mempengaruhi rendahnya keyakinan masyarakat terhadap bidan desa.

Biaya yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang ada di desa sangat mahal. Rasa ketidakmampuan masyarakat untuk membayar jasa tenaga kesehatan, bahwa kemampuan masyarakat dalam membayar biaya persalinan oleh ma’blien, umumnya tidak ada kendala, karena lebih murahnya biaya persalinan oleh

ma’blien dibandingkan dengan biaya persalinan tenaga kesehatan yang ada di desa. Biaya persalinan oleh ma’blien juga dapat dipermudah, misalnya suami ataupun keluarga ibu bersalin dapat membayar ma’blien dengan cara menyicil apabila keluarga tersebut benar-benar tidak dapat membayar ma’blien secara langsung.

Ma’blien lebih menyatu dengan masyarakat dibandingan dengan hubungan masyarakat dengan tenaga kesehatan yang ada. Artinya akses untuk memperoleh jasa ma’blien lebih mudah dan adanya rasa kenyamanan masyarakat dibandingkan dengan memperoleh jasa pelayanan tenaga kesehatan seperti bidan yang ada di desa. Keberadaan tenaga kesehatan seperti bidan desa tidak serta merta mengubah pilihan keluarga untuk memilihnya sebagai tenaga penolong persalinan bagi ibu bersalin.


(18)

70 2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah agar setiap program yang akan ditawarkan kepada masyarakat harus terlebih dahulu memahami apa sebenarnya yang ada dan berkembang di masyarakat. Bagaimana mereka memberlakukann budaya yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, Sehingga apa yang ditawarkan oleh pemerintah dapat sepenuhnya optimal dalam penggunaanya di masyarakat.

Dan bagi pemerintah maupun pihak tenaga kesehatan setidaknya mencoba merasakan keterbatasan ekonomi masyarakat, dengan cara mempertimbangkan memberikan harga pelayanan kesehatan. Harga yang cukup mahal membuat masyarakat tidak memilih tenaga kesehatan yang ada dan tetap menggunakan jasa

ma’blien.

Kepada tenaga kesehatan yang ada perlunya memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yakni perbaikan sikap dengan masyarakat desa Sawang baik itu berhubungan dengan masyarakat dalam kehidupan sehar-hari dan selama melakukan pertolongan persalinan. Dan perlunya kerjasama antara tenaga kesehatan yang ada di desa dengan ma’blien dalam pelayanan pertolongan persalinan, sehingga dapat menjamin terlaksananya pelayanan persalian yang baik dan aman kepada ,masyarakat.


(19)

Daftar Pustaka

Alwisol dan Sianipar,T dan Yusuf Munawir. 1899. Dukun, Mantra, dan

Kepercayaan Masyarakat. Jakarta: PT Pustakakarya Grafikatama.

Anderson dan Foster. 2008. Antropologi Kesehatan. Universitas Indonesia.

Fukuyama, Francis. 2002. TRUST: Kebajikan Sosial dan Penciptaan

Kemakmuran. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: University Pers.

Royston, Erica, dkk. 1989. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta: Organisasi Kesehatan Sedunia.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suyono, Aryono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Residu.

Swasono, Meutia. 1998. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam

Konteks Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Aceh Utara. http://www.acehutara.go.id/?pilih=hal&id=3

Cendika,Graha. “Pengetahuan Sikap Ibu dengan Dukun Bersalin”.

http://grahacendikia.wordpress.com/2011/07/05/hubungan-tingkat-pengetahuan-dengan-sikap-ibu-bersalin-ke-dukun-bayi-di-dusun-xx/


(20)

Nurdianti,Rini. “Persalinan Oleh Dukun Bayi”. http://rini-nurdianti.blogspot.com/2011/02/persalinan-oleh-dukun-bayi.html

http://kti-akbid-bidan.blogspot.com/2011/10/definisi-dukun-bayi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Bidan

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://www.scribd.com/doc/27313625/6/Definisi-Mitos

http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/23%20Kab_Kota/PDF/ACEH%20 UTARA.pdf


(1)

yang berpengalaman memberikan pertolongan persalinan. Terdapat beberapa faktor lain yakni faktor ekonomi, geografis, dan pendidikan.

Hubungan emosional antara masyarakat dengan ma’blien sudah terjalin dengan baik, karena pemakaian jasa ma’blien sebelumnya juga digunakan oleh orang tua ataupun keluarga sebelumnya. Sehingga rasa kepercayaan masyarakat kepada ma’blien sangat kuat.

Pantangan-pantangan yang ada untuk menjaga si ibu dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pantangan tersebut ada bersamaan dengan adanya mitos dan pantangan turut mempengaruhi bagaimana para ibu dan anggota keluarga lainnya menjaga kehamilan hingga pada proses persalinan tiba.

Mitos dan pantangan tidak hanya ditujukan kepada ibu semata tetapi juga kepada suami, orang tua dan orang-orang terdekat yang tinggal bersama. Orang yang paling banyak harus mentaati pantangan selain ibu adalah suami. Ma’blien menjelaskan bahwa suami wajib mematuhi semua pantangan yang ditentukan jika ingin kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik-baik saja hingga proses persalinan tiba.

Dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat Sawang, dibandingkan dengan harga persalinan oleh tenaga kesehatan yang ada di Sawang membuat masyarakat Sawang lebih baik menggunakan jasa ma’blien, karena dengan menggunakan jasa ma’blien masyarakat lebih merasa beruntung. Sebab pelayanan yang diberikan oleh ma’blien bukan hanya sebatas membantu proses persalinan saja tetapi juga termasuk membersihkan ari-ari si bayi, memandikan si bayi dan mengurut pasca persalinan.


(2)

68

Mengurut adalah salah satu pertolongan yang diberikan oleh ma’blien setelah pasca melahirkan kepada bayi, ma’blien tidak ada alat khusus yang digunakan untuk mengurut, tetapi hanya dengan ramuan yang berasal dari minyak kelapa yang digunakan untuk memudahkan proses mengurut. Selain mengurut, ma’blien juga memandikan bayi dan membantu ibu yang baru melahirkan. Baik itu membersihkan rumah, mencuci pakaian kotor si bayi. Tetapi tidak semua masyarakat yang mau menerima pertolongan ma’blien seperti membersihkan rumah dan mencuci pakaian kotor si bayi, karena melihat keadaan fisik ma’blien yang sudah tua, keluarga ibu bersalin tidak tega kalau harus ma’blien lah yang mencuci pakaian kotor si bayi.

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting, guna menyelenggarakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan kualitas kesehatan juga perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan memadai. Tetapi dari hasil penelitian, tenaga kesehatan yang ada di desa Sawang hanyalah berjumlah tiga orang saja. Dan hanya satu orang bidan yang tinggal menetap di PUSTU, sedangkan dua orang bidan lainnya hanya sesekali yang datang ke PUSTU. Apabila mereka di butuhkan, mereka bersedia datang ke PUSTU dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa bidan yang bertugas di desa Sawang berasal dari luar daerah desa Sawang. Sehingga hubungan masyarakat dengan bidan desa tidak begitu baik, dan sebagian masyarakat juga tidak begitu yakin terhadap pertolongan persalinan yang diberikan, di samping usia bidan yang


(3)

masih muda, dan tidak semua bidan tinggal di desa. Serta kurangnya kesabaran dalam melayani ibu bersalin juga menjadi faktor yang turut mempengaruhi rendahnya keyakinan masyarakat terhadap bidan desa.

Biaya yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang ada di desa sangat mahal. Rasa ketidakmampuan masyarakat untuk membayar jasa tenaga kesehatan, bahwa kemampuan masyarakat dalam membayar biaya persalinan oleh ma’blien, umumnya tidak ada kendala, karena lebih murahnya biaya persalinan oleh ma’blien dibandingkan dengan biaya persalinan tenaga kesehatan yang ada di desa. Biaya persalinan oleh ma’blien juga dapat dipermudah, misalnya suami ataupun keluarga ibu bersalin dapat membayar ma’blien dengan cara menyicil apabila keluarga tersebut benar-benar tidak dapat membayar ma’blien secara langsung.

Ma’blien lebih menyatu dengan masyarakat dibandingan dengan hubungan masyarakat dengan tenaga kesehatan yang ada. Artinya akses untuk memperoleh jasa ma’blien lebih mudah dan adanya rasa kenyamanan masyarakat dibandingkan dengan memperoleh jasa pelayanan tenaga kesehatan seperti bidan yang ada di desa. Keberadaan tenaga kesehatan seperti bidan desa tidak serta merta mengubah pilihan keluarga untuk memilihnya sebagai tenaga penolong persalinan bagi ibu bersalin.


(4)

70 2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah agar setiap program yang akan ditawarkan kepada masyarakat harus terlebih dahulu memahami apa sebenarnya yang ada dan berkembang di masyarakat. Bagaimana mereka memberlakukann budaya yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, Sehingga apa yang ditawarkan oleh pemerintah dapat sepenuhnya optimal dalam penggunaanya di masyarakat.

Dan bagi pemerintah maupun pihak tenaga kesehatan setidaknya mencoba merasakan keterbatasan ekonomi masyarakat, dengan cara mempertimbangkan memberikan harga pelayanan kesehatan. Harga yang cukup mahal membuat masyarakat tidak memilih tenaga kesehatan yang ada dan tetap menggunakan jasa

ma’blien.

Kepada tenaga kesehatan yang ada perlunya memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yakni perbaikan sikap dengan masyarakat desa Sawang baik itu berhubungan dengan masyarakat dalam kehidupan sehar-hari dan selama melakukan pertolongan persalinan. Dan perlunya kerjasama antara tenaga kesehatan yang ada di desa dengan ma’blien dalam pelayanan pertolongan persalinan, sehingga dapat menjamin terlaksananya pelayanan persalian yang baik dan aman kepada ,masyarakat.


(5)

Daftar Pustaka

Alwisol dan Sianipar,T dan Yusuf Munawir. 1899. Dukun, Mantra, dan Kepercayaan Masyarakat. Jakarta: PT Pustakakarya Grafikatama.

Anderson dan Foster. 2008. Antropologi Kesehatan. Universitas Indonesia.

Fukuyama, Francis. 2002. TRUST: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: University Pers.

Royston, Erica, dkk. 1989. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta: Organisasi Kesehatan Sedunia.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suyono, Aryono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Residu.

Swasono, Meutia. 1998. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Aceh Utara. http://www.acehutara.go.id/?pilih=hal&id=3

Cendika,Graha. “Pengetahuan Sikap Ibu dengan Dukun Bersalin”.

http://grahacendikia.wordpress.com/2011/07/05/hubungan-tingkat-pengetahuan-dengan-sikap-ibu-bersalin-ke-dukun-bayi-di-dusun-xx/


(6)

Nurdianti,Rini. “Persalinan Oleh Dukun Bayi”. http://rini-nurdianti.blogspot.com/2011/02/persalinan-oleh-dukun-bayi.html

http://kti-akbid-bidan.blogspot.com/2011/10/definisi-dukun-bayi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bidan

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://www.scribd.com/doc/27313625/6/Definisi-Mitos

http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/23%20Kab_Kota/PDF/ACEH%20 UTARA.pdf


Dokumen yang terkait

Pengambilan Keputusan Keluarga terhadap Pemilihan Bidan Desa sebagai Penolong Persalinan di Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara

2 54 145

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Dukun Bayi terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara

2 40 79

Perilaku Ibu PUS Terhadap Pelayanan Kehamilan Dan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Desa Di Desa Barbaran Kecamalan Panyabungan

1 55 85

Hubungan Sosiodemografi dan sosiopsikologi Dengan Pencarian Pertolongan Persalinan Terakhir Di Desa Tanjung Lipat I Kec. Bendahara Kab. Aceh Tamiang Tahun 2005

0 29 96

Pengetahuan Keluarga Dalam Penatalaksanaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Yang Terjadi Pada Balita Di Rumah Di Lingkungan VI Kelurahan Pasar Merah Timur Medan.

2 59 97

Faktor-faktor Penyebab Tingginya Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan (dukun) di Kecamatan Sumay Desa Teluk Singkawang Kabupaten Tebo, Jambi.

21 196 69

Persepsi Stakeholders Tentang Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

5 49 97

Persepsi Masyarakat Terhadap Bidan Dan Dukun Bayi Terlatih Dalam Memberikan Pertolongan Persalinan

1 47 1

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10