PENGARUH KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA DAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA TERHADAP CITRA LEMBAGA PENDIDIKAN : Survey pada mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia yang melaksanakan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit.

(1)

iii

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 21

C. Tujuan Penelitian ... 21

D. Manfaat Penelitian ... 22

Bab II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ... 23

a. Visi Program ... 23

b. Misi Program ... 24

c. Tujuan Program ... 24

d. Tujuan Khusus Program ... 24

e. Desain Program ... 25

f. Bidang Ilmu ... 25

2. Kompetensi... 26

a. Pengertian Kompetensi ... 26

b. Kompetensi Akademik ... 31


(2)

iv

3. Citra ... 41

a. Definisi Citra ... 41

b. Citra Lembaga ... 44

c. Citra Lembaga Pendidikan atau Perguruan Tinggi ... 50

d. Komponen Citra Lembaga Pendidikan ... 54

B. Kerangka Pemikiran... 58

C. Penelitian Terdahulu ... 61

D. Hipotesis Penelitian ... 64

BAB III Metode Penelitian A. Objek dan Subjek Penelitian ... 65

B. Metode Penelitian ... 65

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 67

1. Kompetensi Akademik ... 68

2. Kompetensi Sosial ... 69

3. Citra Lembaga Pendidikan ... 70

D. Populasi dan SampelPenelitian ... 72

1. Populasi Penelitian ... 72

2. Sampel Penelitian ... 73

E. Teknik Pengambilan Data ... 74

F. Instrumen Penelitian ... 76

1. Uji Validasi ... 89

2. Uji Realibilitas ... 90

G. Tehnik Analisis Data ... 92

1. Tehnik Analisis Deskriptif ... 92

2. Tehnik Pengujian Persyaratan Data ... 92

3. Analisis Korelasi, Koefisien Determinasi dan Tehnik Pengujian Hipotesi ... 93

4. Analisis Regresi dan Tehnik Pengujiannya ... 96


(3)

v

A. Hasil Penelitian ... 102

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 102

b. Institut Pertanian Bogor (IPB) ... 102

c. Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) ... 104

d. Institut Seni Indonesia Surakarta ... 107

e. Universitas Ahmad Dahlan ... 110

f. Universitas Gadjah Mada ... 113

g. Universitas Indonesia (UI) ... 114

h. Universitas Bina Nusantara ... 119

i. Universitas Kristen Maranatha Bandung ... 120

j. Universitas Pendidikan Indonesia ... 122

k. Universitas Sebelas Maret ... 126

l. Universitas Sriwijaya ... 127

2. Karakteristik Mahasiswa Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ... 130

3. Kompetensi Akademik Mahasiswa dan Kompetensi Sosial Mahasiswa ... 131

a. Kompetensi Akademik Mahasiswa (X1) ... 131

b. Kompetensi Sosial Mahasiswa (X2) ... 132

c. Citra Lembaga Pendidikan (Y) ... 133

4. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 134

a. Uji Asumsi (Uji Prasyarat Analisis) ... 134

1. Uji Normalitas Sebaran ... 135

2. Uji Keberartian Regresi dan Linieritas ... 136

3. Uji Multikolinieritas ... 137

4. Uji Heteroskedastisitas ... 137

b. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 137

B. Pembahasan Penelitian ... 142

1. Pengaruh Kompetensi Akademik Mahasiswa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan ... 143


(4)

vi

2. Pengaruh Kompetensi Sosial Mahasiswa Terhadap Citra

Lembaga Pendidikan ... 153

3. Pengaruh Kompetensi Mahasiswa dan Kompetensi Sosial Mahasiswa terhadap Citra Lembaga Pendidikan... 161

C. Keterbatasan Penelitian ... 168

BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 171

B. Saran-saran ... 171

Daftar Pustaka ... 173


(5)

vii

1.1 Peringkat Pendidikan tinggi versi webometrics ... 6 2.1 Daftar Perguruan Tinggi di Indonesia Program Mobilitas

Mahasiswa dan Transfer Kredit ... 25 2.2 Penelitian Terdahulu ... 62 3.1 Jumlah Mahasiswa di Indonesia Program Mobilitas Mahasiswa

dan Transfer Kredit Tahun 2010-2011 ... 73 3.2 Rekapitulasi Validitas ... 77 3.3 Rekap Uji Realibilitas ... 92 4.1 Karakteristik Mahasiswa Program Mobilitas dan Transfer Kredit

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 130 4.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Akademik Indonesia Peserta

Program Perkuliahan Program Mobilitas Mahasiswa dan

Transfer Kredit ... 132 4.3 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Indonesia Peserta Program

Perkuliahan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ... 133 4.4 Distribusi Frekuensi Citra Lembaga Pendidikan Indonesia Peserta

Program Perkuliahan Program Mobilitas Mahasiswa dan

Transfer Kredit ... 134 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran ... 135 4.6 Ringkasan Hasil Uji Keberartian Regresi dan Linieritas Hubungan .. 136 4.7 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ... 137 4.8 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 138 4.9 Koefisien Korelasi Product Moment antara X1 dan X2 dengan

Citra Lembaga Pendidikan (Y) ... 138 4.10 Hasil Regresi Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Citra Lembaga

Pendidikan (Y) ... 139 4.11 Hasil Angket Kompetensi Akademik mahasiswa ... 146 4.12 Hasil Angket Kompetensi Sosial Mahasiswa Intrapersonal Skills .... 153


(6)

viii

4.13 Hasil Angket Kompetensi Sosial Mahasiswa Interpersonal Skills .... 154 4.14 Hasil Angket Citra Lembaga Indonesia ... 166 4.15 Hasil Angket Citra perguruan Tinggi Indonesia ... 167


(7)

ix

2.1 Jejaring Keteramilan Sosial ... 38 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kompetensi Akademik Mahasiswa

dan Kompetensi Mahasiswa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan ... 61 3.1 Variabel Penelitian ... 67 4.1 Karakteristik Mahasiswa Program Mobilitas dan Transfer Kredit


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Lembaga perguruan tinggi selama ini dicitrakan sebagai institusi pendidikan yang mengutamakan social obligation, yang mengembangkan kajian keilmuan secara mendalam karena mentabukan hal-hal yang bersentuhan dengan pertimbangan ekonomis praktis. Akibatnya ruang gerak menjadi sangat elite dan eksklusif (Muktiyo, Widodo, 2002:8). Perkembangan kebijakan otonomi perguruan tinggi yang diterapkan di semua perguruan tinggi negeri saat ini, membuat orientasi perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran orientasi, yaitu mengarah pada orientasi entreprenourship.

Lembaga perguruan tinggi bukan lagi sebagai lembaga non-profit yang ‘hanya’ bergerak dalam bidang ilmu dan ‘transfer of knowledge’, tetapi menjadi lembaga profit dengan misi ‘transfer of knowledge’ dan ilmu menjadi produk yang diperjual belikan. Citra perguruan tinggi dalam tataran ini menjadi satu hal yang penting sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa ketika mereka akan memutuskan perguruan tinggi mana yang akan mereka pilih.

Lembaga pendidikan berperan serta memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang


(9)

melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja, corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut (Nasution, 2001: 152)

Sumber daya manusia merupakan pilar dalam dalam upaya meningkatkan mutu untuk mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989 yaitu undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.

Lembaga pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi sebagai sistem sosial, harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Perguruan tinggi memiliki dua karakter secara umum, pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem, kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan (Hamalik, 2005:23).


(10)

3

Perguruan tinggi merupakan penyelenggara pendidikan dengan tujuannya menyiapkan hasil lulusannya menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik atau profesional dalam bidang keahliannya dengan menerapkan, mengembangkan serta memperkaya ilmu pengetahuan, tekhnologi, kesenian dan kebudayaan untuk meningkatkan taraf diri sendiri maupun masyarakat disekelilingnya.

Perkembangan jaman dan pergeseran nilai-nilai yang ada dimasyarakat serta dinamika internasional harus disikapi oleh perguruan tinggi agar dapat berkembang menjadi agen perubahan bagi pengembangan pribadi dalam hal ini mahasiswa sebagai pengguna langsung dari perguruan tinggi, pengembangan masyarakat atau warga serta pengembangan budaya dan bangsa.

Perubahan sosial budaya masyarakat sekarang ini tidak akan terhindari, sehinga akan menuntut lembaga pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi sebagai agen perubahan untuk dapat menjawab segala permasalahan yang ada. Lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip yang jelas demi terwujudnya cita-cita tersebut, kiranya maka perlu diadakanya pembentukan kurikulum yang telah disesuaikan dengan tuntutan jaman. Konsep dari perguruan tinggi dalam menjawab perubahan sosial budaya dan tantangan di jaman sekarang dengan salah satu caranya adalah dengan menerapkan kompetensi-kompetensi yang dapat meningkatkan karakteristik dan mutu lembaga pendidikan tersebut.


(11)

Citra atau image menjadi satu hal yang sangat penting untuk di jual kepada calon konsumen, seperti yang dikatakan Kotler (2005:607), “citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”. Keyakinan terhadap suatu objek ini dapat dimiliki oleh seseorang apabila ada transfer pesan yang tepat, dengan kata lain cara mengkomunikasikan suatu pesan tentang suatu objek akan menghasilkan efek yang positif dan menimbulkan citra yang positif bagi calon konsumen yakni mahasiswa apabila penyampaian pesan itu menggunakan kemasan yang tepat.

Citra lembaga positif yang tampil tentunya bukan sekedar citra yang sifatnya semu, tetapi benar–benar merupakan suatu citra lembaga yang harus dimiliki suatu lembaga pendidikan tinggi sesuai dengan kompetensi dan berbagai sumber daya yang dimilikinya.

Kemampuan untuk menampilkan citra yang positif bahwa perguruan tinggi suatu lembaga yang layak dipercaya, akan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan untuk mempertahankan keberadaan dan pengembangan berbagai programnya.

Citra terhadap lembaga pendidikan berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu lembaga pendidikan. Konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa dengan citra yang positif terhadap suatu lembaga pendidikan lebih memungkinkan untuk melakukan penetapan keputusan untuk memilih.

Citra merek (Brand Image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa


(12)

5

lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:180).

Citra terhadap lembaga pendidikan berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu lembaga pendidikan. Konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa dengan citra yang positif terhadap suatu lembaga pendidikan lebih memungkinkan untuk melakukan penetapan keputusan untuk memilih.

Citra lembaga pendidikan sering sekali dikaitkan dengan keberhasilan lembaga pendidikan dalam meraih peringkat atau rangking baik domestik maupun internasional. Lembaga pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi berkeinginan menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional, dengan tujuan agar citra dari perguruan tinggi tersebut meningkat. Dibawah ini adalah tabel peringkat atau rangking dari perguruan tinggi di indonesia berdasarkan metode pemeringkatan Webometrics Ranking of World Universities (WRWU) yang dikeluarkan pada Januari 2012. Perangkingan berdasarkan Webometrics seringkali dijadikan salah satu parameter bagi perguruan tinggi untuk melihat citra lembaga pendidikan tersebut. Perangkingan melalui Webometrics dipelopori oleh Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información y Documentación (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mereka mulai melakukan perangkingan universitas pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking


(13)

universitas setiap enam bulan sekali yaitu bulan Januari dan Juli. Webometrics menentukan rangking universitas berdasarkan pada empat faktor utama yaitu: Visibility, Size, Rich Files, dan Scholar.

Tabel 1.1

Peringkat Pendidikan Tinggi Versi Webometrics Indonesia

Rank

World Rank

University Top

South East Asia

1 249 Universitas Gadjah Mada 8

2 277 Institute of Technology Bandung 9

3 365 University of Indonesia 10

4 898 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 26 5 1024 Bogor Agricultural University 27 6 1031 Indonesia University of Education 28

7 1186 Universitas Sebelas Maret 31

8 1237 Gunadarma University 33

9 1310 Diponegoro University 36

10 1323 Universitas Sriwijaya 37

11 1342 Petra Christian University 39

12 1354 Airlangga University 40

13 1381 Universitas Islam Indonesia 41

14 1394 Universitas Negeri Malang 43

15 1397 Universitas Negeri Semarang 44

16 1439 Universitas Muhammadiyah Malang 47

17 1479 Universitas Mercu Buana 49

18 1493 Universitas Padjadjaran 50

19 1497 Universitas Sumatera Utara 51

20 1564 Universitas Hasanuddin University 54

30 2004 Universitas Udayana 77

31 2100 Ahmad Dahlan University 83

32 2216 ISI Denpasar 90

33 2251 Universitas Surabaya 93

34 2258 Universitas Lampung 94

35 2313 STMIK Jakarta 96


(14)

7

Indonesia Rank

World Rank

University Top

South East Asia

38 2748 Andalas University -

39 2864 Universitas Terbuka -

40 2884 Maranatha Christian University - 41 3432 Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel -

42 3570 Universitas Pancasila -

43 3575 Universitas Dian Nuswantoro -

44 3608 Universitas Jember -

45 3670 Institut Sains & Teknologi Akprind - 46 3673 Duta Wacana Christian University -

47 3702 UPN Veteran Yogyakarta -

48 3747 Bina Nusantara University -

49 3820 UPN Veteran Jawa Timur -

50 3857 Universitas Katolik Parahyangan -

120 9642 STMIK STIE Asia -

121 9803 Universitas Widya Kartika -

122 9833 Universitas Pasundan -

123 9870 Universitas Semarang -

124 9887 Universitas Mahammadiyah Purwokerto -

125 9887 YAI Universitas Persada -

126 9939 STISI Telkom -

127 10097 Universitas Tanjungpura -

128 10168 Lembaga Pendidikan Perkebunan -

129 10261 ISI Surakarta -

130 10306 STMIK & AMIK Logika -

(Sumber : Diolah dari Webometrics Ranking of World Universities)

Metode perangkingan selain dari Webometrics yang saat ini masih sering dijadikan acuan yakni Academic Ranking of World Universities (ARWU) dari Shanghai Jia Tong University, Times Higher Education Supplement (THES,) QS World Universities Rankings (THES=QS), dan


(15)

Performance Ranking of Scientific Papers for World Universities (SPWU) dari National Taiwan University.

Kompetensi akademik mahasiswa merupakan salah satu unsur penting bagi peningkatan Citra Lembaga Pendidikan. Keberhasilan mahasiswa dalam akademik dengan tercapainya kompetensi yang ditetapkan merupakan nilai yang diperhitungakan untuk mengukur sejauh mana lembaga pendidikan tersebut menjalankan fungsinya.

Rasa keberhasilan di bidang akademik didefinisikan oleh Bandura (2002:10) sebagai “personal judgments of one’s capabilities to organize and execute courses of action to attain designated types of educational performances”. Rasa keberhasilan bidang akademik ialah penilaian diri seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisir dan menjalankan rangkaian perilaku dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, “rasa keberhasilan ialah rasa percaya diri akan kemampuan mengorganisir dan menjalankan serangkaian tindakan yang diperlukan mengatur situasi prospektif” (Bandura, 1997:17). Rasa keberhasilan dalam konteks pembelajaran ialah upaya untuk mencoba supaya mahasiswa bersungguh-sungguh straight in self untuk belajar lebih baik sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman keberhasilan.

Bandura (2002:20) memberikan hipotesa bahwa rasa keberhasilan mempengaruhi tingkat usaha, ulet, dan memilih aktivitas. Rasa keberhasilan yang tinggi akan membuat: 1) Mahasiswa siap berpartisipasi lebih banyak menyelesaikan tugas belajar, 2) Bekerja keras, 3) Memiliki ketekunan lebih


(16)

9

lama ketika menghadapi kesulitan dibanding mereka yang meragukan kemampuannya sendiri, 4) Mendorong dirinya mencari berbagai macam usaha meningkatkan prestasi dan kesejahteraan personal, 5) Mahasiswa di dalam dirinya mempercepat ketertarikan pada satu hal dan larut dalam keasyikan beraktivitas, 6) Mahasiswa merasa tenang karena self-efficacy, 7) Menjadikan tugas-tugas sulit sebagai tantangan, dan terpacu untuk memecahkannya, 8) Merencanakan tujuan yang menantang dan memelihara komitmen dengan kuat, 9) Berusaha keras secara terus menerus melawan kemalasan, 10) Jika mahasiswa mengalami kegagalan, maka ia dengan cepat memperbaikinya dan menata diri kembali.

Citra lembaga pendidikan tidak terlepas dilihat juga dari kompetensi sosial mahasiswa dari lembaga pendidikan tersebut. Kompetensi sosial mahasiswa adalah kemampuan, kecakapan atau keterampilan individu dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan memberi pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya, lingkungan, situasi yang dihadapai serta nilai yang dianut oleh individu.

Kompetensi sosial mahasiswa tidak terlepas dari pengembangan Social

Studies atau IPS dengan fungsi mempunyai tugas mulia dan menjadi pondasi

penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Selain itu IPS pun bertugas mengembangkan


(17)

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang di masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di lembaga pendidikan diorganisasikan secara baik (Maryani dan Syamsudin, 2009, tersedia di http://jurnal.upi.edu/file/Enok_Maryani.pdf).

Hubungan sosial yang dijalin oleh mahasiswa baik terhadap antara mahasiswa dan mahasiswa, mahasiswa dan dosen, mahasiswa dengan lembaga pendidikan, maupun mahasiswa dengan masyarakat secara umum merupakan cerminan dari citra untuk lembaga pendidikan dimana mahasiswa tersebut berada untuk tercapainya tujuan individu dan lembaga. Kompetensi sosial merupakan kemampuan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan memberi pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya, lingkungan dan situasi yang dihadapi serta nilai individu (Gullota dkk, 1990:70). Individu mahasiswa dengan kompetensi sosial yang lebih baik akan bisa lebih memahami diri sendiri, memahami norma sosial, senang menjaga ketentraman, terbuka, bersikap penuh dengan pertimbangan pada orang lain dan mampu mengatur emosinya. Individu mahasiswa yang memiliki kempotensi sosial disukai oleh orang lain disekitarnya karena secara emosional menyenangkan.

Kompetensi sosial yang dimiliki individu mahasiswa akan membawa individu dan lembaga pendidikan kearah positif dan efektif sehingga mampu


(18)

11

mencapai tujuan yang diinginkan sehingga akan berdampak kepada citra lembaga pendidikan tersebut.

Institusi pendidikan terlebih pendidikan tinggi sesuai dengan perkembangan waktu, saat ini dihadapkan dengan tantangan global. Kondisi pasar bebas yang saat inidihadapi Indonesia menimbulkan berbagai pengaruh pada keberadaan perguruan tinggi di tanah air. Keberadaan perguruan tinggi dalam masyarakat di masa kini di era segala sesuatu begitu terbuka, namun sekaligus juga begitu rentan dengan berbagai pengaruh, baik positif maupun negatif, menuntut perguruan tinggi harus mampu menampilkan citra yang positif sebagai lembaga berkualitas yang peduli dengan kondisi masyarakat dan adaptif terhadap berbagai perkembangan maupun tuntutan masyarakat.

General Agreement on Trade and Tariff in Services (GATTS) atau Perjanjian umum tentang perdagangan, tarif dan jasa yang telah diterima oleh pemerintah Indonesia merupakan pintu masuknya perguruan tinggi asing untuk menyediakan jasa layanan pendidikan tinggi di Indonesia. Sebagai konsekuensi Undang-undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 65, Bab XVIII tentang Penyelenggaraan Pendidikan Oleh Lembaga Negara Lain, maka perguruan tinggi asing dapat menyelenggarakan pendidikannya di Indonesia.

Ekspansi perguruan tinggi asing ke Indonesia saat ini telah dimulai, berbagai cara dilakukan mulai dari hanya dalam bentuk kerjasama dengan konsultan pendidikan yang ada di Indonesia, kemudian dengan cara mendirikan cabang unit pendidikannya di Indonesia, sampai dengan melalui


(19)

mekanisme kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia hanya untuk tujuan mendapatkan mahasiswa unggulan dari Indonesia.

Upaya perguruan tinggi Indonesia untuk mengantisipasi persaingan globalisasi pendidikan tersebut dengan salah satu upaya melalui kolaborasi yang kuat antar perguruan tinggi baik secara nasional maupun regional untuk menghadapi tantangan bersama. Peningkatan mutu perguruan tinggi melalui kerjasama saling menguntungkan diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan daya saing bangsa dalam bidang pendidikan yang pada gilirannya akan memperkuat masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 16 November 2007 sesuai dengan ide yang di gagas oleh UNESCO dalam upaya menjamin kesetaraan dan pengakuan pendidikan tinggi, ijazah dan gelar di kawasan Asia dan Pasifik maka Presiden RI telah mengeluarkan PP No 103 tahun 2007 tentang pengesahan Regional Convention on the Recognition of Studies, Diplomas, and Degrees in Higher

Education in Asia and the Pacific (tersedia di http: //www.

depdagri.go.id/produk-hukum/category/peraturan-presiden/000031). Untuk itu setiap perguruan tinggi di Indonesia harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri dan mengantisipasi konsekuensi dari konvensi tersebut.

Di negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan mengikuti program Erasmus Mundos, yaitu pola kerjasama antar beberapa universitas yang menghasilkan konsorsium beberapa perguruan tinggi dalam suatu bidang studi tertentu dengan membebaskan mahasiswa yang terdaftar dalam program


(20)

13

ini diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikannya dengan setidak-tidaknya mengambil kuliah di tiga universitas anggota konsorsium.

Namun sebetulnya selain program tersebut, telah terdapat suatu kegiatan yang dikenal dengan skema Bologna Accord, yaitu konsep kerjasama antara perguruan tinggi yang dilakukan oleh universitas-universitas di negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Dimana mahasiswa yang terdaftar di suatu universitas dapat mengambil dan mengikuti bagian dari program pendidikan (kuliah) di universitas lain sebagai bagian dari program pendidikannya. Hal itu mengakibatkan mobilitas dan akses dari mahasiswa menjadi lebih luas, dengan demikian menimbulkan suatu konsekuensi umum dimana otomatis harus ada standarisasi dari universitas-universitas yang tergabung di dalamnya, yang telah disepakati secara bersama sehingga menjamin keselarasan diantara negara anggota.

Indonesia sendiri, sebagai upaya menindaklanjuti hal tersebut, maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupaya membuat suatu strategi Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (Higher Education Long Term Strategy, HELTS) tahun 2003-2010. Dengan penekanan penempatan perguruan tinggi sebagai kunci untuk memperkuat daya saing bangsa melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi agar mampu mengembangkan potensi mahasiswa secara optimal. Untuk dapat menjalankan fungsinya tersebut maka perguruan tinggi harus bersifat otonom dan memiliki tata sehingga dapat mengantisispasi hal-hal yang terjadi secara cepat dan fleksibel. Hal tersebut berdampak pada daya saing perguruan tinggi yang


(21)

mendorong terciptanya kemandirian dalam memobilisasi sumber daya yang dimilikinya, pengembangan program serta pendayagunaan segala aset yang dimilikinya secara optimal. Melalui kemitraan tersebut diharapkan akan terjadi resource sharing di antara perguruan tinggi yang berkolaborasi.

Kenyataannya, saat ini di lingkup nasional sendiri telah banyak perguruan tinggi yang menyelenggarakan program kerjasama pendidikan baik dengan perguruan tinggi lokal maupun dengan peguruan tinggi dari negara lain. Adapun program kerja yang dilakukan adalah antara lain dapat berupa program kembaran, dual degree, hingga mekanisme feeder. Namun demikian sejauh ini kerjasama pendidikan antara perguruan tinggi tersebut belum berlandaskan suatu kebijakan dan atau ketentuan baku yang mampu memberikan jaminan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat.

Upaya meningkatkan daya saing maka adalah baik bila perguruan tinggi di Indonesia mencoba membangun kerjasama dengan universitas lain di lingkup regional untuk menghadapi pesaing. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dengan kerjasama antara universitas di daerah regional yang sama pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di semua negara peserta dan pada akhirnya akan menimbulkan suatu penguatan bagi regional tersebut.

Satu terobosan yang dilakukan Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta menuju world class university adalah menyelenggarakan kerjasama dalam “Student Mobility and Credit Transfer Programme in Malaysia-Indonesia-Thailand” atau Program


(22)

15

Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit yang direalisasikan pada tahun 2010. Program ini telah disepakati oleh tiga Negara yaitu Malaysia, Indonesia dan Thailand (MIT). Kesepakatan tiga negara dalam transfer kredit meliputi bidang perkebunan, bahasa dan budaya, perhotelan dan pariwisata, bisnis internasional, dan ilmu teknologi pangan. Kerjasama ketiga negara, dilakukan dalam bentuk pertukaran mahasiswa untuk studi pada ketiga negara tersebut dan diakui kredit semesternya, dengan tuitition fee ditanggung oleh masing-masing perguruan tinggi penerima, sedangkan biaya perjalanan dan biaya hidup ditanggung oleh pemerintah masing-masing negara pengirim.

Tujuan program transfer kredit adalah diakuinya sistem pembelajaran yang ditawarkan oleh perguruan tinggi di Indonesia dalam wujud pengakuan kredit oleh perguruan tinggi di negara lain. Terbangunnya jejaring dengan masing-masing perguruan tinggi dalam rangka menciptakan peluang dan kerjasama sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan mutu pendidikan masing-masing perguruan tinggi. Terciptanya citra baik dari masyarakat terhadap perguruan tinggi karena adanya pengakuan dari perguruan tinggi asing. Terdorongnya iklim akademik yang lebih berkembang dan bermutu karena adanya pertukaran budaya belajar dari mahasiswa yang berkesempatan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi negara masing-masing. Diperolehnya nilai tambah wawasan internasional dan pengakuan dengan adanya kredit yang diberikan oleh perguruan tinggi asing. Bertambahnya pengalaman belajar, wawasan mahasiswa masing-masing negara dalam mengenal lebih dekat kultur kehidupan masyarakat maupun kultur pendidikan


(23)

masing-masing negara, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pola pikir masing-masing.

Student Mobility and Credit Transfer Programme atau disebut Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ini menerapkan kompetensi akademik dan kompetensi sosial yang sangat ketat bagi mahasiswa yang akan mengikuti program ini, sesuai dengan yang telah disepakati oleh perguruan tinggi yang mengikuti kegiatan ini dari tiga negara yaitu Malaysia-Indonesia-Thailand.

Penetapan makna kompetensi dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, seorang yang kompeten harus dapat memenuhi persyaratan: 1) Landasan kemampuan pengembangan kepribadian, 2) Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan (know how and know why), 3) Kemampuan berkarya (know to do), 4) Kemampuan mensikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai dan mengambil keputusan secara bertanggungjawab (to be), dan 5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live together).

Seseorang akan dikatakan kompeten pada suatu bidang, jika telah memenuhi 3 domain kompetensi pada bidang tersebut, yaitu domain Skill


(24)

17

(Ketrampilan/Psikomotorik), domain Knowledge (Pengetahuan/Kognitif) serta domain Attitude (Sikap/Afektif).

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggidi Pasal 1, dalam keputusannya yang dimaksud dengan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu. Pasal 2, 1) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas: (a). kompetensi utama; (b). kompetensi pendukung; (c). kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama. 2) Elemen-elemen kompetensi terdiri atas: (a). landasan kepribadian; (b). penguasaan ilmu dan keterampilan; (c). kemampuan berkarya; (d). sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; (e). pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Kompetensi akademik mahasiswa yang diterapkan di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit adalah unsur-unsur dari kompetensi akademik mahasiswa yang dihasilkan dari program ini dapat diterima dan diakui oleh perguruan tinggi negara lain, sehingga kapasitas dan mutu dari mahasiswa yang dihasilkan dapat bersaing di dunia internasional. Salah satu kompetensi akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan mengikuti program ini adalah kemampuan berbahasa asing yaitu bahasa Inggris yang menjadi suatu keharusan, dikarenakan dalam proses


(25)

pembelajaran dan dalam berinteraksi dengan mahasiswa asing yang akan datang untuk belajar (inbound students) dalam menggunakan bahasa Inggris.

Ketentuan mata kuliah yang dapat ditempuh oleh mahasiswa internasional di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ini adalah mata kuliah yang sudah disepakati oleh perguruan tinggi yang menerima dengan perguruan tinggi yang mengirim mahasiswa, dengan demikian kompetensi akademik mahasiswa dari program ini sudah mengarah kepada internasionalisasi kurikulum pendidikan yang nantinya mahasiswa dapat bersaing di dunia internasional.

Kompetensi sosial mahasiswa lebih dititik beratkan kepada kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan baik lingkungan kampus, maupun lingkungan kerja atau masyarakat. Kompetensi sosial ini dapat diamati gejalanya lewat intensitas hubungan antara sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan masyarakat baik orang-orang pekerja maupun masyarakat umum

Mulyadi (1999:53) mengatakan bahwa keberhasilan dalam perkembangan sosial remaja salah satunya ditunjukkan dengan kemampuan sosial yang tinggi. Individu yang sukses biasanya memiliki kepandaian bergaul, pandai mencari teman, dan mampu menjaga perasaan orang-orang yang menjadi temannya. Proses sosialisasi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : keluarga dan pola asuh orang tua, teman sebaya, sekolah dan sistem pendidikan nasional. Kemampuan sosial remaja mendorong berkembangnya kompetensi sosial remaja. Kompetensi sosial merupakan


(26)

19

keterampilan yang mengacu pada keterampilan sosial, emosional, kognitif serta keterampilan berperilaku yang membuat remaja akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri (Sarason, dalam Berman, 1992:27).

Program pendidikan di suatu perguruan tinggi mampu mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kepribadian karena manusia tidak membutuhkan kepandaian saja, namun juga membutuhkan kemampuan sosial dan emosi. Kemampuan sosial disini adalah kemampuan untuk memahami situasi sosial, yang kemudian mempengaruhi kemampuan memilih perilaku yang tepat guna menghadapi situasi sosial tertentu, sehingga individu akan dapat membawakan diri sesuai dengan tuntutan situasi sosial. Individu yang mempunyai kemampuan tersebut dikatakan mempunyai kompetensi sosial. Coleman dan Haneman (dalam Rahmat, 2003:54). Kompetensi sosial akan membantu dalam melakukan penyesuaian sosial dan membangun hubungan antar pribadi yang berkualitas.

Kompetensi sosial merupakan hal yang dipelajari sedikit demi sedikit dari pengalaman seseorang dan mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi seseorang, karena kompetensi sosial merupakan indeks dan prediktor untuk penyesuaian diri yang sehat. Kompetensi sosial juga ikut menentukan proses penyesuaian sosial dan kualitas hubungan antar pribadi. Perkembangan kompetensi sosial dipengaruhi bimbingan di rumah (anggota keluarga), di sekolah termasuk di perguruan tinggi, dan juga adanya kesempatan untuk menggunakan keterampilan yang dimiliki di masyarakat (Hurlock, 1995:25).


(27)

Kompetensi sosial mahasiswa yang diterapkan di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit adalah mahasiswa yang mampu mengembangkan kepribadian dalam berinteraksi di lingkungannya, terlebih di iklim pendidikan internasional dimana terdapat mahasiswa asing dengan budaya yang berbeda, sehingga mahasiswa yang akan ikut dalam program ini haruslah mahasiwa yang mempunyai kompetensi sosial yang lebih. Mahasiswa yang akan dipilih diprogram ini adalah mahasiswa yang mendaftar dengan memiliki selain prestasi akademik, prestasi non akademik yang unggul akan diutamakan, dengan dibuktikan peenghargaan-penghargaan non akademik selama studi. Keahlian dalam bidang seni dan budaya mahasisawa yang dapat dipertunjukkan atau dipublikasikan dinegara lain merupakan kompetensi sosial mahasiswa yang dapat dipertimbangkan untuk dapat mengikuti Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit. Selain itu kemampuan dalam bidang olahraga apabila dimiliki oleh mahasiswa jauh lebih baik agar selama masa perkuliahan para mahasiswa dapat menjaga kondisi kesehatan dengan berolahraga untuk dapat mengikuti perkuliahan secara prima.

Penelitian ini sangat ingin mengetahui tentang "Pengaruh Kompetensi Akademik Mahasiswa dan Kompetensi Sosial Mahasiswa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan, survey pada mahasiswa perguruan tinggi Indonesia yang melaksanakan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit”.


(28)

21

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi akademik mahasiswa dan kompetensi

sosial mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit terhadap citra lembaga pendidikan yang melaksanakan program tersebut? 2. Bagaimana kompetensi akademik mahasiswa di Program Mobilitas

Mahasiswa dan Transfer Kredit?

3. Bagaimana kompetensi sosial mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh kompetensi akademik mahasiswa dan kompetensi sosial mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit, terhadap citra lembaga pendidikan di Indonesia yang melaksanakan program tersebut.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh kompetensi akademik mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit terhadap citra lembaga pendidikan.

3. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh kompetensi sosial mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit terhadap citra lembaga pendidikan.


(29)

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai kompetensi akademik mahasiswa, kompetensi sosial mahasiswa, citra lembaga pendidikan dan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit. Selain itu dapat memberikan masukan kepada peneliti lain yang akan meneliti berkenaan dengan kompetensi akademik mahasiswa, kompetensi sosial mahasiswa, citra lembaga pendidikan dan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit.

2. Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan bagi lembaga pendidikan di Indonesia khususnya lembaga pendidikan yang melaksanakan Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit dalam upaya meningkatkan citra lembaga melalui kompetensi akademik mahasiswa dan kompetensi sosial mahasiswa.


(30)

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian menurut Arikunto (2001:29) yaitu “sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian”. Objek penelitan dari penelitian ini adalah kompetensi akademik mahasiswa dan komptensi sosial mahasiswa sebagai variabel independent (variabel bebas). Kompetensi akademik mahasiwa dibentuk melalui kompetensi dasar dan penunjang, sedangkan kompetensi sosial mahasiswa dibentuk oleh intrapersonal skills dan interpersonal skills mahasiswa. Untuk variabel dependent (variabel terikat) yakni citra lembaga pendidikan dibentuk oleh aspek kognitif dan afektif dari kompenen lembaga pendidikan tersebut baik mahasiswa, dosen, staff administrasi maupun dari lembaga itu sendiri.

Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa Program Mobilitas Mahasiswa dan Tranfer Kredit di 11 perguruan tinggi yang melaksanakan program tersebut pada tahun 2010-2011. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus 2011 hingga Januari 2012.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan “usaha yang dilakukan seseorang secara sistematis mengikuti aturan-aturan yang guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti” (Sukardi, 2004:19). Menurut Sugiyono (2009:2) metode


(31)

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk tujuan atau kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:3) mengungkapkan bahwa :

“Penelitian memiliki ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh pikiran atau penalaran manusia. Empiris adalah cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu telah teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang akan digunakan. Sistematis merupakan proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi. Eksplanasi merupakan penelitian yang menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain (Bungin, 2001:38). Penjelasan yang dimaksud untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan, menguji pengaruh (hubungan sebab-akibat) antar variabel, melakukan evaluasi, dan mengetahui perbedaan atau komparasi satu atau lebih kelompok (yang dikenai perlakuan dengan yang tidak dikenai perlakuan) atau perbedaan kondisi satu atau lebih kelompok. Penelitian eksplanasi dapat dilakukan untuk menguji hipotesis dengan statistik infrensial (korelasi, regresi, regresi multi variate/path analysis) untuk generalisasi data sampel pada populasi dengan menarik sampel random dari suatu populasi.

Oleh karena itu, penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Dalam penelitian ini menggunakan format eksplanasi, peneliti akan


(32)

67

meneliti dua variabel yang saling berhubungan dengan menguji hipotesis, sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Kompetensi Akademik Mahasiswa

2. Kompetensi Sosial Mahasiswa 3. Citra Lembaga Pendidikan

C. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Variabel Penelitian Keterangan:

X1 : Kompetensi Akademik Mahasiswa

X2 : Kompetensi Sosial Mahasiswa

Y : Citra Lembaga Pendidikan

Menurut Sugiyono (2010:2) definisi variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

X1

Y X2


(33)

Agar konsep dapat dipergunakan dalam penelitian menjadi terarah maka perlu dibahas kata kata kunci yang terdapat dalam judul penelitian, sebagai berikut.

1. Kompetensi Akademik

Menurut PP No.17 tahun 2005 sebagai agen pembelajaran harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, professional serta sosial. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang agen pendidikan dan dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan

Kompetensi menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional/Kemendiknas No.045/U/2002 kompetensi diartikan sebagai “seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Kompetensi dapat pula diartikan sebagai ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk mencapai performansi (kinerja) yang tinggi.

Kompetensi Akademik itu sendiri dalam penelitian dibagi dua, yaitu: 1. Kompetensi Dasar dengan indikator :

- Berpikir reflektif.

- Menguasai materi perkuliahan. - Kreatif.

- Berpikir kritis.

- Mampu berkomunikasi.


(34)

69

2. Kompetensi Penunjang

- Memiliki kemampuan dalam bidang seni. - Kemampuan dalam bidang Olahraga.

2. Kompetensi sosial

Keterampilan sosial menurut Maryani (2011:18) adalah “keterampilan untuk berinteraksi, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam kelompok”. Kompetensi sosial dibagi menjadi dua bagian yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri. Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain, (Aribowo dalam Sailah, 2008).

Indikator dari Kompetensi Sosial adalah : 1. Intrapersonal skill:

- Transforming character

- Transforming beliefs

- Change management

- Stress management

- Time management

- Creative thinking processes - Goal settings and life purpose

- Accelerated learning technique

2. Interpersonal skill:

- Communication skill

- Relationship building

- Motivation skills - Leadership skills - Self marketing skills - Negotiation skills - Public Speaking Skills


(35)

Menurut Rubin & Kramoe (1992:111) kompetensi sosial di gambarkan sebagai suatu kemampuan untuk mencapai tujuan personal dalam interaksi sosial dengan tetap memelihara relasi yang positif dengan orang lain dalam setiap waktu dan setiap situasi.

3. Citra Lembaga Pendidikan

Menurut Asuncion Beerli Palacio, Gonzalo dan Meneses Diaz Pedro J. Perez (2002:486-505), berdasarkan pemikiran dari O'Neil dan Jasper (1992) yang merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut dari hubungan antara respon yang bersifat kognitif pada mereka yang memiliki karakter afektif. Terdapat dua komponen untuk membentuk citra secara keseluruhan khususnya di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yaitu:

1. Komponen kognitif yaitu perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan. berpikir. Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang melibatkan tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dari pengalamannya dan yang tercamkan dalam ingatan mereka. Termasuk juga di dalamnya proses psikologis yang terkait dengan pemberian perhatian dan pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan, ingatan kejadian masa lalu, pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan pembelian. Pada konteks ini aspek-aspek kognitif adalah proses berpikir, di mana proses kognisi


(36)

71

lainnya dilakukan secara tak sadar dan otomatis. Dikatakan pula terdapat lima faktor yang menggambarkan komponen kognitif pembentuk citra Perguruan Tinggi yaitu:

a. University orientation and preparation

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan orientasi universitas terhadap masyarakat, mahasiswa dan perusahaan, serta persiapan menyediakan semua hal bagi siswa termasuk proses belajar mengajar yang ditawarkan serta memiliki sumber daya atau fasilitas untuk belajar mengajar yang baik bagi mahasiswa.

b. Reputation

Pada dasarnya dicirikan oleh variabel mengenai prestise dan reputasi universitas seperti universitas telah dikenal dengan baik atau universitas memiliki peringkat internasional dan pada tingkatan yang lain adalah yang berkaitan dengan fasilitas dan berbagai mata kuliah.

c. Crowding

Didefinisikanoleh atribut terkait dengan jumlah siswa, biaya studi, karakter teoretis atau praktis mereka dan bagaimana mereka menuntutnya. Hal ini dijelaskan dengan kecenderungan bagi siswa untuk mempertimbangkan bahwa biaya tinggi harus berarti mengajar lebih praktis atau mahasiswa lebih sedikit, sementara permintaan tinggi/rendah tercermin dari derajat yang diperoleh dan jumlah siswa yang mengulang, sehingga menyiratkan bahwa semakin tinggi permintaan, maka universitas semakin penuh atau ramai.

d. Entrance

Ditentukan oleh kemudahan masuk universitas untuk melakukan studi, lebih mudah mendapatkan akses, dan sebagainya termasuk universitas sudah mempunyai layanan pendukung bimbingan karir yang baik.


(37)

e. Youth/Mature

Dijelaskan oleh variabel tunggal yang mengacu pada usia perguruan tinggi termasuk didalamnya program studi sudah memiliki program akademik atau departemen yang dikenal secara internasional.

2. Komponen afektif merupakan perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu, seperti memiliki hasrat untuk mengikuti program-program internasional, keinginan memiliki nilai di tingkat internasional, penilaian anda terhadap program univeristas ini dan kemampuan anda berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya di universitas ini

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:80), Sedangkan menurut Kuncoro (2003:103) populasi adalah “element yang lengkap, yang biasanya orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana peneliti tertatik mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari program studi dari perguruan tinggi yang melaksanakan Program Mobilitas Mahasiswa


(38)

73

dan Transfer Kredit yang difasilitasi oleh DIKTI tahun 2010-2011. Perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit sebanyak 11 perguruan tinggi sebanyak 93 mahasiswa. Perguruan tinggi tersebut dan jumlah mahasiswa yang mengikuti program tersebut sebagai berikut :

Tabel : 3.1

Jumlah Mahasiswa di Indonesia

Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit Tahun 2010-2011

No Perguruan Tinggi Jumlah Populasi

1 Institut Pertanian Bogor 15

2 Institut Seni Indonesia Denpasar 5 3 Institut Seni Indonesia Surakarta 5

4 Universitas Ahmad Dahlan 3

5 Universitas Bina Nusantara 15

6 Universitas Gadjah Mada 2

7 Universitas Indonesia 11

8 Universitas Kristen Maranatha 9 9 Universitas Pendidikan Indonesia 12 10 Universitas Sebelas Maret 10

11 Universitas Sriwijaya 6

Total Populasi 93

(Sumber : Hasil pengolahan data dari DIKTI)

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel dalam penelitian ini


(39)

merupakan subjek yang dilibatkan secara langsung sehingga diperoleh gambaran yang diharapkan dapat mewakili keseluruhan populasi.

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Ali 1996: 54). Riduwan (2007: 241) berpendapat pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Kriteria sampel diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi dari populasi. Dalam hal ini teknik sampling yang digunakan simple random sampling, yaitu cara pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) anggota populasi karena anggota populasi dianggap homogen. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 67 mahasiswa.

E. Teknik Pengambilan Data

Menurut Sugioyono (2009:308) teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah pengumpulan data”. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :


(40)

75

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan daftar penelitian dalam pembuatan analisis teori. Studi pustaka perlu dilakukan dengan pertimbangan bahwa studi pustaka dapat dijadikan sebagai jembatan yang ada dilapangan sehingga dapat membantu penulis memperoleh pendalaman yang lebih terhadap obyek yang diteliti. Studi pustaka yang dilakukan di penelitian ini yang berhubungan dan sebagai penunjang dari variabel-variabel dengan kompetensi akademik mahasiswa, kompetensi sosial mahasiswa dan citra lembaga pendidikan.

2. Teknik Angket atau Kuesioner

Pengertian angket atau kuesioner menurut Arikunto (2005:151) adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pronadi tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat mahasiswa tentang kompetensi dasar dan kompetensi penunjang dari kompetensi akademik mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit, pendapat mahasiswa terhadap kompetensi sosial mahasiswa di Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit baik secara intrapersonal skill dan interpersonal skill, serta mengetahui pendapat mahasiswa tentang citra lembaga pendidikan baik dari segi fisik dan manajemen dari lembaga itu sendiri maupun dari sumber daya manusia manusianya yaitu dosen dan staff administrasi. Mahasiswa juga


(41)

diberikan kesempatan untuk menilai cita perguruan tinggi yang bersifat internal dan external di dalam angket ini.

Angket yang dilakukan adalah dengan menggunakan skala likert untuk mengukur kompetensi akademik dan kompetensi sosial yang dialami oleh mahasiswa untuk mengikuti program tersebut serta citra lembaga. Skala likert digunakan dengan pembobotan sebagai berkut: 1 untuk “Sangat Rendah”, 2 untuk “Rendah”, 3 untuk “Sedang”, 4 untuk “TInggi” dan 5 untuk “Sangat Tinggi”. Selanjutnya untuk mengetahui citra perguruan tinggi dimana jawaban yang terkumpul menggunakan alternatif jawaban jika “Ya” maka diberikan bobot 1 (satu) dan jika “Tidak” diberikan bobot 0 (nol).

F. Instrumen Penelitian

Menurut Anderson dalam Arikunto (2009:87) menyatakan bahwa persyaratan tes yang baik ada dua, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas sangat penting untuk mendukung sebuah tes dikatakan baik dan reliabilitas merupakan syarat perlu bagi sebuah tes. Reliabilitas sebuah tes sangat mendukung terbentuknya validitas pada soal yang digunakan. Sebuah tes mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi sebuah tes yang valid biasanya reliabel.


(42)

77


(43)

(44)

79


(45)

(46)

81


(47)

(48)

83


(49)

(50)

85


(51)

(52)

87


(53)

(54)

89

1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto (2009:168) adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson’s (dalam Arikunto, 2002:146) sebagai berikut:

rxy

{

}{

}

( )

( )

                ∑ − = ∑ ∑ ∑ N N N y x xy y y x

x2 2 2 2

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek X : Skor item Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item


(55)

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan

regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil

dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.

Hasil dari uji coba intrument penelitian terhadap 35 responden untuk variabel kompetensi akademik mahasiswa (X1) dari 26 butir instrumen,

dinyatakan 2 yang tidak valid dengan tingkat signifikasi 5 %. Variabel kompetensi sosial mahasiswa (X2) 33 butir instrumen dinyatakan

semuanya valid. Instrumen variabel citra Lembaga 88 butir dan citra perguruan tinggi (Y) sebanyak 36 butir instrument dinyatakan valid semua. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi dari validasi.

2. Uji Realibilitas

Realibilitas menurut Arikunto (2006:178) adalah “Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α.


(56)

91

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Syaifuddin Azwar, 2000:3). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS.

Rumus : α = 

     ∑ − − S x

j S k k 2 2 1 1 Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000:312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:

0,8-1,0 = Reliabilitas baik 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Hasil dari uji realibilitas dari intrument penelitian terhadap 35 responden untuk variabel Kompetensi Akademik Mahasiswa (X1), variabel

Kompetensi Sosial Mahasiswa (X2), Citra Lembaga dan Citra Perguruan


(57)

Tabel 3.3 Rekap Uji Realibilitas

No Item alpha Keterangan

1 Kompetensi Akademik 0.924 Reliabel

2 Kompetensi Sosial 0.953 Reliabel

3 Citra Lembaga Pendidika 0.942 Reliabel 4 Citra Perguruan Tinggi 0.743* Reliabel Ket : * : nilai r hitung dengan rumus Spearman Brown (kategori item

“ya” dan “tidak”)

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya ditabulasikan untuk dianalisis sesuai dengan arah dan tujuan penelitian. Tabulasi tersebut terdiri dari tabel deskripsi data angket Program Mobilitas Mahasiswa dan Transfer Kredit dan kompetensi akademik mahasiswa dan komptensi sosial mahasiswa serta citra lembaga pendidikan dianalisis dengan menghitung Rata-rata, Median, Simpangan baku, Interval, dan Table frekuensi data.

2. Teknik Pengujian Persyaratan Data

Pengujian persyaratan analisis yang digunakan yaitu:

1) Uji normalitas dengan menggunakan liliefors. Data dinyatakan normal jika harga Fhitung < F tabel diuji dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Sedangkan data linear apabila Fhitung < F tabel diuji dengan taraf


(58)

93

2) Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji bartlett. Varians dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel, diuji dengan

taraf signifikan α= 0,05.

3) Uji linearitas data keberartian regresi dimaksudkan untuk melihat apakah regresi yang diperoleh berarti apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel “ANAVA”, regresi linier apabila Fhitung < F tabel, diuji dengan taraf signifikan α= 0,05.

3. Analisis Korelasi, Koefisien Determinasi dan Teknik Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Korelasi

1) Korelasi Partial (Satu Variabel Bebas dan Satu Variabel Terikat) Rumus koefisien korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation) (Sudjana, 1995:369), yaitu:

2 2 2 2 ) ( ) ( . .

∑ ∑

− − − = y y n x x n y x y x n r

dimana x adalah variabel bebas dan y adalah variabel terikat.

2) Korelasi Ganda (Antara Dua Variabel Bebas dan Satu Variabel Terikat).

Misal variabel bebas adalah X1 dan X2, sedangkan variabel terikat

adalah Y, maka rumus korelasi ganda tersebut adalah (Sudjana, 1996: 385):


(59)

2 12 12 2 1 2 2 2 1 2 . 1 .

1

2

r

r

r

r

r

r

R

y y y y y

+

=

; dimana:

Ry.1 = korelasi ganda antara variabel bebas x1 dan x2 dengan variabel

y

ry1 = korelasi parsial antara variabel bebas x1 dengan variabel y

ry2 = korelasi partial antara variabel bebas x2 dengan variabel y

r12 = korelasi partial antara variabel bebas x1 dengan variabel x2

Adapun kriteria dari koefisien korelasi adalah:

r = 0 berarti tidak ada hubungan

0 < r < 0,2 berarti hubungan sangat lemah 0,2 < r < 0,4 berarti hubungan lemah

0,4 < r < 0,6 berarti hubungan sedang 0,6 < r < 0,8 berarti hubungan kuat

0,8 < r < 1 berarti hubungan sangat kuat r = 1 berarti hubungan sempurna b. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persentase faktor variabel penyebab mempengaruhi faktor akibat. Rumus Koefisien Determinasi (Sudjana, 1996: 372) adalah:

% 100

2 x r

KD = ; dimana r adalah koefisien korelasi 1) Teknik Pengujian Signifikansi (Keberartian) Korelasi

Signifikansi koefisien korelasi dalam penelitian ini diuji melalui hiposesis berikut (Sudjana, 1995:380):


(60)

95

a. Korelasi partial antara Variabel X1 dan Y

H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Yang berarti:

H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi akademik mahasiswa

terhadap citra lembaga pendidikan.

H1 : Terdapat pengaruh kompetensi Akademik Mahasiswa

terhadap Citra Lembaga Pendidikan b. Korelasi partial antara Variabel X2 dan Y

H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Yang berarti:

H0 : Tidak terdapat pengaruh Kompetensi Sosial Mahasiswa

terhadap Citra Lembaga Pendidikan.

H1 : Terdapat pengaruh Kompetensi Sosial Mahasiswa terhadap

Citra Lembaga Pendidikan.

Hipotesis tersebut sekaligus merupakan hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan uji t dengan tarap nyata (α) sebesar 5 % dan derajat kepercayaan (dk) = N-1. Nilai thitung dicari melalui rumus:

2 1

2 r n r thitung

− − =


(61)

dimana r adalah koefisien korelasi, dan n adalah banyaknya data. Sedangkan kriteria penerimaan dan penolakan H0 adalah:

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

c. Teknik Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda.

Untuk menguji signifikansi (keberartian) koefisien korelasi ganda digunakan uji F untuk taraf nyata 5%, derajat kebebasan (dk) pembilang = k, dan dk penyebut = (n – k – 1), dimana k adalah banyaknya variabel bebas.

Sedangkan rumus Fhitung (Sudjana, 1996: 385) adalah sebagai

berikut:

1

1 2

2

− −

− =

k n

R k R

F ; dimana:

R adalah koefisien korelasi ganda atau Ry.12 , n adalah banyaknya

anggota sampel, dan k adalah banyaknya variabel bebas.

Kriteria dari pengujian tersebut adalah: “jika Fhitung > Ftabel maka koefisien regresi tersebut signifikan (berarti)”. Dengan kata lain bahwa variabel bebas X1 dan X2 memang mempengaruhi variabel terikat Y secara signifikan.

4. Analisis Regresi dan Teknik Pengujiannya.

a. Persamaan Garis Regresi

1. Persamaan Regresi Partial (antara X1 dengan Y, antara X2 dengan Y).


(62)

97

Rumus persamaan regresi yang digunakan adalah persamaan regresi linier metode kuadrat terkecil rumusnya adalah (Sudjana, 1996: 314):

Persamaan Garis Regresi adalah Yˆ = a + b X, dimana ; dan a = X

b

Y − dimana X dan Ymasing-masing adalah rata-rata untuk variabel X dan Y.

2. Persamaan Regresi Ganda (antara X1 dan X2 dengan Y)

Rumus persamaan regresi yang digunakan adalah persamaan regresi linier metode kuadrat terkecil rumusnya adalah (Sudjana, 1996: 314):

Persamaan Garis Regresi: Yˆ =a0 +a1*X1 +a2X2, dimana ao, a1 dan a2 merupakan penyelesaian Sistem persamaan:

ΣYi = aon + a1ΣX1i + a2ΣX2i

ΣYi X1i = aoΣX12i + a1ΣX1i + a2Σ X1i X2i

ΣYi X2i = aoΣX22i + a2Σ X1i X2i + a1ΣX2i

atau jika x1 = X1i – X1, x2 = X2i – X2 , dan y = Yi – Yi dimana

1

X , X2dan Y masing-masing adalah rata-rata untuk variabel X1,

X2 dan Y maka ao , a1dan a2 dapat dihitung dengan rumus: 2

2 1

1X a X

a Y

ao = − −

2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 ) ( ) )( ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i x x x x y x x x y x x a

− − = 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 ) ( ) )( ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i x x x x y x x x y x x a

− − =


(63)

b. Pengujian Keberartian (Signifikansi) Koefisien Regresi

Pengujian keberartian (signifikansi) koefisien regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai koefisien regresi (Nilai b dari persamaan Yˆ = a + bX ) tersebut signifikan atau tidak.

1. Untuk Regresi Partial (antara Y dengan X1 dan antara Y dengan X2)

Pengujian keberartian (signifikansi) koefisien regresi partial dalam penelitian ini digunakan uji analisis varian (ANAVA) untuk taraf nyata 5% dan derajat kebebasan (dk) pembilang satu (yaitu sesuai banyaknya variable bebas) dan dk penyebut (n–2), rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 326):

2 2 res reg S S F =

; dimana

        − = − − = = n Y X Y X b Y Y X X b a b JK

Sreg2 ( | ) ( i )( i ) i i ( i)( i)

disebut jumlah kuadrat-kuadrat regresi (b|a).

2 ) ˆ ( ) ( 2 2 − − = =

n Y Y res JK

Sres i i disebut jumlah

kuadrat-kuadratresidu, dan Yˆ adalah nilai Y berdasarkan perhitungan sesuai

persamaan regresi yang diperoleh.

Disamping itu dihitung juga jumlah kuadrat-kuadrat regresi (a)

yaitu:

= (

) + ( | )+ ( ) 2 2 res JK a b JK n Y


(64)

99

Kriteria pengujian adalah “jika Fhitung > Ftabel maka koefisien

regresi tersebut signifikan, atau jelas bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat”.

2. Untuk Regresi Ganda (antara X1 dengan Y dan antara X2

dengan Y)

Pengujian keberartian (signifikansi) koefisien regresi ganda dalam penelitian ini digunakan uji analisis varian (ANAVA) untuk taraf nyata 5% dan derajat kebebasan (dk) pembilang k = 2 (sesuai dengan banyaknya variable bebas) dan dk penyebut (n – k – 1), rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 326):

1 − − = k n JK k JK F res reg ; dimana

+

= i i i i reg a x y a x y

JK 1 1 2 2 disebut jumlah kuadrat-kuadrat regresi, xi = Xi – X dan yi = Yi - Yˆ

2

) ˆ ( )

(res Yi Yi

JK =

− disebut jumlah kuadrat-kuadrat residu, dan

Yˆ adalah nilai Y berdasarkan perhitungan sesuai persamaan regresi

yang diperoleh.

Nilai F yang diperoleh disebut nilai Fhitung. Kriteria pengujiannya adalah “jika Fhitung > Ftabel maka koefisien regresi tersebut signifikan.


(65)

c. Pengujian Linieritas Regresi

Pengujian kelilieran (linieritas) garis regresi dalam penelitian ini hanya dilakukan pada regresi partial, antara Y dengan X1, dan Y

dengan X2. Untuk regresi ganda diasumsikan merupakan regresi

linier.

Pengujiannya digunakan Uji F, rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:327):

Persamaan Garis Regresi: Y = a + bX

k n E JK k TC JK S S F E TC − − = = ) ( 2 ) ( 2 2

dimana JK(TC) = JKres – JK(E), disebut jumlah

kuadrat ketidakcocokan (tuna cocok),

∑ ∑

        − = k i i n Y Y E JK 2

2 ( )

) (

disebut sebagai jumlah kuadrat kesalahan, sedangkan k adalah pengelompokan ulang untuk data x.

disebut sebagai jumlah kuadrat residu,

          − =

∑ ∑

n Y X Y X b a b JK i i i i

| , disebut sebagai kuadrat regresi

(b|a), dan

( )

n Y a JK i 2 )

( =

disebut sebagai jumlah kuadrat regresi (a).

Nilai F yang diperoleh disebut Fhitung dan dan akan dibandingkan dengan nilai F dari tabel (Ftabel) untuk α = 5% . Kriteria linieritasnya adalah “jika Fhitung < Ftabel maka garis regresi tersebut linier.


(66)

101

H. Hipotesis Statistik 1. Hipotesis pertama.

H0 : ρу1 = 0

H1 : ρу1 > 0

2. Hipotesis kedua.

H0 : ρу2 = 0

H1 : ρу2 > 0

3. Hipotesis ketiga.

H0 : ρу3 = 0

4. H1 : ρу3 > 0

Keterangan : H0 = Hipotesis 0

H1 = Hipotesis alternatif

ρу1 = Hipotesis Korelasi X1 dengan Y

ρу2 = Hipote Hipotesis Korelasi X2 dengan Y ρу3 = Hipotesis Korelasi X1, X2 dengan Y

Pengujian atas statistik dalam penilitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dimana data yang dihasilkan dan dapat diterjemahkan ke dalam analisis yang relevan. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisa data, melakukan perhitungan statistik baik parametik maupun non parametik (Ghozali, 2001:14).


(67)

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian menurut Arikunto (2001:29) yaitu “sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian”. Objek penelitan dari penelitian ini adalah kompetensi akademik mahasiswa dan komptensi sosial mahasiswa sebagai variabel independent (variabel bebas). Kompetensi akademik mahasiwa dibentuk melalui kompetensi dasar dan penunjang, sedangkan kompetensi sosial mahasiswa dibentuk oleh intrapersonal skills dan interpersonal skills mahasiswa. Untuk variabel dependent (variabel terikat) yakni citra lembaga pendidikan dibentuk oleh aspek kognitif dan afektif dari kompenen lembaga pendidikan tersebut baik mahasiswa, dosen, staff administrasi maupun dari lembaga itu sendiri.

Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa Program Mobilitas Mahasiswa dan Tranfer Kredit di 11 perguruan tinggi yang melaksanakan program tersebut pada tahun 2010-2011. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus 2011 hingga Januari 2012.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan “usaha yang dilakukan seseorang secara sistematis mengikuti aturan-aturan yang guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti” (Sukardi, 2004:19). Menurut Sugiyono (2009:2) metode


(1)

173

DAFTAR PUSTAKA

Adam, G, R, 1(983). Social Competence During Adolescence: Social Sensitivity,

Locus Of Control, And Peer Popularity. Journal Of Yoauth And

Adolescence. Vol. 12, No 03, 203-211.

Aeker, A.D, (1997). Managing Brand Equity. New York: The Fre Press

Adiyanti, M. G. (1999). Skala ketrampilan sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Alma, B, Hurriyati, R, (2008), Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Amstrong, Michael, 1990, Manajemen Sumber Daya Manusia Seri Pedoman Manajemen, (Alih Bahasa: Sofyan dan Haryanto), Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Arikunto, S (2003), Manajemen Penelitian. Dikti, Jakarta.

_______, (2006) , Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta _______, (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi

Aksara.

Assael, H, (1995). Costumer Behavior And Marketing Action. Boston: Keat Publishing Company

Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: A Social

Cognitive Theory. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J.

Pretice-Hall.

_______, (1993). Perceived Self-Efficacy in Cognitive Development and

Functioning. Educational Psychlogist, 28, 117-148.

_______, (1994). Self-efficacy. In V.S. Ramachaudran (Ed.), Enclopedia of

Human Behavior. (Online). Vol.4, pp.71-81). New York: Academic Press.

(Reprinted in H. Friedman (Ed, Encyclopedia of Mental Health. Sandiego: Academic Press, 1998. (http://www.emory.edu/education/mfp/self-efficacy.html, (27 Desember 2011).

_______, (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H. Freeman Company.

_______, (2002). Self-Efficacy in Changing Societies. Cambridge University Press.


(2)

_______, and Locke, Edwin. A. (2003). Negative Self-Efficacy and Goal Effects

Revisited. Journal of Applied Psychology. (Online). Vol. 88, No.1, 87-99.

(http://www.emory.edu/education/ (27 Desember 2011).

Boyd, Harperiw Walker O. C. and Lurneche, Jean. Chide (2000), Manajemen Pemasaran; Suatu pendekatan Strategi dengan Orientasi Global, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.

Cece Widjaya, (1997), Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung, Remaja Rosda Karya.

Curledge, G & Milburn, J.F (1995). Teaching social skill to children & youth :

Innovative approaches (3rd ed). Massachussetts : Allyn and Bacon.

Sallis, E, (2010), Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCiSod Denham, S., A., & Queenan, P., (2003). Preschool Emotional Competence:

Pathway To Social Competence. Journal Of Child Development. Vol. 74,

No 1, 238-256.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional RI, 2011, Buku Pedoman Program Mobilitas Mahasiswa Malaysia–Indonesia– Thailand.

Dirgantari, P.D (2011), Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Pendidikan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Serta Dampaknya Terhadap Upaya Peningkatan Citra Perguruan Tinggi Negeri Menuju World Class University (Studi Pada Mahasiswa Asing di ITB, UNPAD dan UPI). Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Pascasarjana UPI.

Fombrun, J Charles, 2006, Reputation, Realizing Value from The Coporate Image, USA.

Gordon, A. Mand Browne. K.W. (1985). Beginning and beyond fondation in early

childhood education. New York: Delmer Publisher.

Gullotta, T. P.; Adams, G, R.; Montemayor, R. (1990). Developing Social

Competence In Adolescent. California: Sage Publications, Inc.

Hamalik, O (2005), Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:PT Bumi Aksara. Hurlock, E.B, (1995), Psikologi Perkembangan, Alih Bahasa Sijabat,M.R. Jakarta:

Erlangga.

Jarolimek, J (1993). Social Studies in Elementary Education. New York: McMilan publishing.


(3)

Joyce. Bruce, Weil. Marsha, Emily. Calhoun, 2009, Models of Teaching, Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kotler, P and Keller, K.L, (2006). Marketing Management, twelfth edition, New Jersey: Pearson Education, Inc.

_______, Bowen, T John, Makens, C James, 2010, Marketing for Hospitality and

Tourism, Pearson Education, New Jersey.

_______, (1997), Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kesembilan, PT. Dadi Jakarta: PT. Dadi Kaguna Abadi

_______, (2002), Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Milenium. Jakarta: PT. Prebalindo.

_______, (2002). Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Latifah, L., (2000). Kompetensi Sosial, Status Sosial, Dan Viktimisasi Disekolah Dasar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Martani, W., & Adiyanti, M., G., (1990). Kompetensi Sosial Dan Kepercayaan Diri Remaja. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. (Online) Tersedia http://www.scribd.com/doc/60538977/kompetensi-sosial.

Maryani, E, (2011), Pengembangan Program Pemebelajaran IPS untuk Peningkatan Keterampilan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Mangunhardja, A.M (1987), Kepemimpinan: Teori dan Pengembangannnya, Yogyakarta: Kanisius.

Munandar, Utami (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution, S. 2001, Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo Muktiyo. 2002. “PR Perguruan Tinggi”, Berita Kagama, No. 14 XXVI / April.

Mathis, R and Jackson, J (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat.


(4)

Papalia, D., E., Olds, S., W., & Feldman, R., D., (2002). A Chlid’s World, Infancy

Through Adolescence. Ninth Edition. New York, USA: Mcgraw- Hill

Companies, Inc.

Parasuraman, A., Valarie, A., Zeithaml and Leonard, L., Berry, 1988. SERQUAL: AMULTI-Item Scale For Measuring Consumers Perseptions of Service

Quality, Journal of Retailing, Vol. 65 (1): 12-36.

Richey, C Rita and Klein, D James, (2007), Design and Development Research

Metdhods, Strategies and Issues, Lawrence Erbaum Associates, Inc.

Riduwan, (2008), Metode dan Teknis Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rubin, K.H, Bukowski, M, & Parker. J.G. (1998). Peer Interaction, Relationship

& Group. Dalam Damon, W. & Eisenberg, N. Handbook of Child

Psychology volume 3 : Social, Emotional and Personality Development.

New York : John Wiley & Sons, Inc.

Sahlan, S.M, (1988). Multi Dimensi Sumber Kreativitas. Bandung: Sinar Baru Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.

Setiyorini, D, (2010) Student Mobility and Credit Transfer Model Pembelajaran

Student Mobility and Credit Transfer, Laporan Penelitian, Bandung,

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

Siswanto, S (2004), Membangun Citra Perusahaan, Jakarta, Damar Mulia Pustaka. Sailah, I, (2008). Pengembangan Soft Skill di Perguruan Tinggi. Tim Kerja

Pengembangan Soft Skill Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Jakarta Soemirat, S dan Elvinaro A, (2004), Dasar-dasar Public Relation, Bandung,

Rosda.

Spencer, Lyle, M. Jr. And Spencer, M.Signe. 1993. Competence At Work Models

For Superior Performance, United State of America: John Wiley & Sons,

Inc.

Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. _______. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, F, (2001). Prinsip-prinsip Total Quality Service, Edisi Kedua, Yogyakarta Cetakan Pertama, Penerbit Andi.


(5)

Wibowo, (2007). Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.

Jurnal

Maryani E, Syamsudin H (2009) “Pengembangan Program Pembelajaran IPSUntuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial”. Jurnal Penelitian Vol. 9 No. 1 April 2009

Sugiyanto, dkk (2009). Penentuan Kompetensi mahasiswa Berdasarkan Prestasi Akademik, Sertifikasi Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. 5 No 2, Okt 2009, ISSN 1414-9999. Mahmood Nooraei dan Iraj Saie Arasi (online). Tersedia di

http://www.academicjournals.org/IJEAPS/ contents/2011cont/Apr.htm) (30 Desember 2011)

Internet

http://www.depdagri.go.id/produk-hukum/category/peraturan-presiden/000031 http://www.ipb.ac.id/ (2 Januari 2012)

http://www.isi-dps.ac.id/ (2 Januari 2012) http://isi-ska.ac.id/ (2 Januari 2012) http://uad.ac.id/ (2 Januari 2012) http://www.ugm.ac.id/ (2 Januari 2012) http://www.ui.ac.id/ (2 Januari 2012) http://binus.ac.id/ (2 Januari 2012)

http://www.maranatha.edu/ (2 Januari 2012) http://www.upi.edu/ (2 Januari 2012)

http://www.uns.ac.id/ (2 Januari 2012) http://www.unsri.ac.id/ (2 Januari 2012) http://www.webometrics.info/ (10 Januari)


(6)

Peraturan Pemerintah

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan

Nasional.

Peraturan Pemerintah RI No.17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Penyelenggaran Pendidikan.


Dokumen yang terkait

Mahasiswa dan Tridharma Perguruan Tinggi

0 7 4

Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa perguruan tinggi X

1 9 126

ANALISIS PERENCANAAN KARIER BERDASARKAN KOMPETENSI MAHASISWA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Analisis Perencanaan Karier Berdasarkan Kompetensi Mahasiswa Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univ

0 4 13

ANALISIS PERENCANAAN KARIER BERDASARKAN KOMPETENSI MAHASISWA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Analisis Perencanaan Karier Berdasarkan Kompetensi Mahasiswa Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univ

0 4 15

KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X DI SURAKARTA Ketidakjujuran Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X di Surakarta.

0 4 21

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FKIP UM

0 2 19

PENGARUH KUALIFIKASI, KOMPETENSI, DAN RASIO DOSEN DAN MAHASISWA TERHADAP KINERJA DOSEN TETAP PERGURUAN TINGGI PARIWISATA DI KOTA BANDUNG.

5 29 96

PENGARUH KOMPETENSI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PERSONAL TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN IPS FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN.

0 0 50

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DAN KEPUASAN MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI:Analisis Pengaruh Efektivitas Penerimaan Mahasiswa Baru dan Registrasi Mahasiswa, Efektivitas Bimbingan Akademik, Suasana Akademik, Komitmen Institusi terhadap Efektivitas Pembelajaran da

3 9 93

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA

0 0 11