STRATEGI PENINGKATAN MUTU MADRASAH :Studi Kualitatif Tentang Alternatif Manajemen Strategi Mutu Madrasah Aliyah Negeri Di Kota Jambi.

(1)

i DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. iv

ABSTRACT ………. v

KATA PENGANTAR ……….. vi

UCAPAN TERIMAKASIH ………. vii

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 11

C. Pembatasan Masalah ………. 11

D. Tujuan Penelitian ……….. 12

E. Manfaat Penelitian ……… 12

F. Penjelasan Istilah ……… 13

BAB II. KETERKAITAN ASESMEN FORMATIF DENGAN HABITS OF MIND A. Pentingnya Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ………. 16

B. Habits of Mind sebagai Karakter Perilaku Cerdas Tertinggi ………. 34


(2)

ii

D. Karakteristik Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati ………. 41

E. Pentingnya Menggugah Kepedulian Mahasiswa Terhadap Keanekaragaman Tumbuhan Indonesia ………. 42

F. Penelitian-penelitian yang Relevan ……… 45

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ……… 49

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 50

C. Definisi Operasional ……….. 51

D.Prosedur Penelitian ………. 52

E. instrumen Penelitian ……… 60

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 69

G. Teknik Pengolahan Data ……….. 70

H. Pengembangan Struktur Program PAFTHoM ………. 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 80

B. Temuan dan Pembahasan ……….. 105

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ……… 148

B. Implikasi Penelitian ………. …… 149

C. Rekomendasi ………. 150

DAFTAR PUSTAKA ………. 155


(3)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Deskripsi dari Habits of Mind ……….. 39

3.1. Desain Validasi Program PAFTHoM ……… 59

3.2. Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen ………. 60

3.3. Kriteria N-Gain ………. 72

3.4. Kriteria Ketercapaian HoM ……… 73

3.5. Hasil Uji Korelasi Tahap Ujicoba ……….. 76

3.6. Pengelompokan N-Gain Berdasarkan HoM Mahasiswa ……… 77

4.1. Rata-rata Persentase Pemahaman dan Retensi Mahasiswa Terhadap Konsep-konsep Morfologi Tumbuhan ……… 80

4.2. Hasil Analisis Tugas Menggambar pada Praktikum ………….. 94

4.3. Data Kemajuan Kelompok Mahasiswa dalam Membuat Laporan Praktikum ………. 96

4.4. Hasil Uji Korelasi Tahap Implementasi Program ..………….. 97

4.5. Kontribusi Komponen Asesmen Formatif terhadap Kategori HoM Setelah diterapkan Asesmen Formatif ………. 98

4.6. Kontribusi Asesmen Formatif terhadap Kategori HoM ………. 100

4.7. Pengelompokan N-Gain Berdasarkan HoM Mahasiswa ……… 100

4.8. Nilai Rata-rata UTS dan UAS Botani Phanerogamae pada kelas Ujicoba dan Implementasi Program ……….. 105


(4)

iv

Tabel Halaman 4.10. Hasil Uji Korelasi pada Tahap Ujicoba dan Tahap Implementasi.. 108


(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian ……… 10 2.1. Empat Langkah Asesmen Formatif (Popham, 2011) ……… 21 2.2. Interaksi Dimensi belajar (Marzano, 1993) ……… 36 2.3. Struktur Materi Ajar Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati… 43 3.1. Bagan Desain Penelitian dan Pengembangan (R & D) …….. 50 3.2. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan

Teori Botani Phanerogamae ………... 55 3.3. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Praktikum

Botani Phanerogamae ………. 56 3.4. Proses dan Pengembangan Program PAFTHoM ………. 79 4.1. Pelaksanaan Perkuliahan Botani Phanerogamae sebelum

Penerapan asesmen Formatif ………. 85 4.2. Program PAFTHoM pada Perkuliahan Botani Phanerogamae .. 85 4.3. Kesan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Mata Kuliah

Botani Phanerogamae ……… 104 4.4. Presentase Urutan Komponen Asesmen Formatif yang

berpengaruh pada HoM menurut Mahasiswa ……… 104 4.5. Persentase Kategori Gain Ternormalisasi pada Tahap


(6)

vi

Gambar Halaman 4.6. Habits of Mind yang Dikembangkan pada Kegiatan Presentasi

Kelompok dan Persentase Capaiannya ……….. 112 4.7. Profil Kinerja Mahasiswa pada Presentasi Kelompok ………… 113 4.8. Contoh Bagan Konsep yang Paling Mudah ……… 118 4.9. Contoh Bagan Konsep yang Lebih Sulit ……… 119 4.10. Capaian Persentase Habits of Mind yang Dikembangkan

Melalui Kinerja Praktikum ……….. 119 4.11. Habits of Mind yang Dikembangkan pada Presentasi

Kelompok Praktikum dan Presentase Capaiannya …………. 122 4.12. Kontribusi Masing-masing Komponen Asesmen Formatif

Masing-masing Kategori HoM dalam Persen (%) Sebelum

Dan Sesudah Penerapan Asesmen Formatif ……….. 131 4.13. Hubungan Kontribusi antara Komponen Asesmen Formatif

dan Kategori HoM ……….. 135 4.14. Urutan Kategori HoM yang dipengaruhi Asesmen Formatif


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 (A-C) Tes Pengetahuan Prasyarat Botani Phanerogamae

dan Hasil Analisisnya ……… 163 2 (A-C) Angket mahasiswa dan Hasil Analisisnya .……….. 172

3 (A-B) Angket Dosen dan Hasil Analisisnya ……….. 181 4 (A-D) Angket Penelusuran Habits of Mind dan Hasil

Analisisnya ………... 186 5 (A-C) Task Presentasi Teori Botani Phanerogamae dan hasil

Analisisnya ……… 199 6 (A-B) Lembar Observasi Presentasi Kelompok dan Hasil

Analisisnya……….. 204 7 (A-B) Bagan Konsep dan Hasil Analisisnya………. 209 8 (A-B) Lembar Observasi Kegiatan Praktikum Botani …………. 220 9 (A-B) Lembar Observasi Presentasi dan Hasil Analisisnya …… 224 10 (A-B) Task dan Rubric Tugas Menggambar ………. 227 11 Task dan Rubric Laporan Praktikum ……….. 229 12 Data Written Feedback Laporan Praktikum Mingguan ….. 230 13 (A-C) Angket Mahasiswa Setelah Mengikuti Mata kuliah

Botani Phanerogamae dan Pengolahan Datanya………….. 238 14 Hasil Analisis Data Angket Mahasiswa I ……… 273 15 Hasil Analisis Data Angket Mahasiswa II ………. 280


(8)

viii

Lampiran Halaman 16 Format Wawancara Mahasiswa ……… 283 17 Nilai Rata-rata UTS dan UAS Botani Phaneogamae Tahun

2003-2005 ……… 285 18 Hasil Rekapitulasi Data Individu dan Kelompok pada

Proses Pengembangan HoM melalui Berbagai Strategi

Asesmen Formatif ………. 286

19 Foto-foto Penelitian ………. .. 288


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan. Kedewasaan ini meliputi aspek kedewasaan intelektual, sosial dan moral. Tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan aspek intelektual atau penguasaan materi pengetahuan saja, akan tetapi juga harus diimbangi dengan sikap dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan tujuan hasil belajar yang menghendaki keseimbangan antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

Praktek pembelajaran di sekolah-sekolah masih banyak yang berorientasi semata-mata pada penguasaan materi pelajaran. Pengamatan terhadap praktek pendidikan sehari-hari menunjukkan bahwa pendidikan difokuskan agar siswa menguasai informasi yang terkandung dalam materi pelajaran (menghafal). Ukuran keberhasilan pembelajaran antara lain dilihat dari sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran tersebut. Apakah materi tersebut dipahami untuk kebutuhan hidup siswa, atau apakah siswa dapat menangkap hubungan materi yang dihafalnya itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya, atau bagaimana keterkaitan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari, tidaklah menjadi persoalan, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika proses pembelajaran tidak memperhatikan hakekat mata pelajaran yang disajikan. Kenyataan ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang dipaparkan di atas, yang menuntut adanya keseimbangan hasil belajar antara kemampuan intelektual, sikap dan keterampilan.


(10)

Dengan kata lain tujuan pendidikan menuntut adanya keseimbangan antara aktivitas intelektual, aktivitas mental termasuk emosional dan aktivitas fisik.

Tujuan yang paling penting dari pendidikan sebenarnya adalah mengembangkan kebiasaan mental yang memungkinkan individu untuk belajar mengenai segala hal yang mereka inginkan atau mereka butuhkan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya. Setiap individu dalam hidupnya akan berhadapan dengan berbagai masalah, baik masalah akademik atau masalah pribadi. Kadang-kadang masalah itu sederhana dan mudah diatasi, akan tetapi sering juga masalah tersebut sulit diatasi. Dalam situasi ketika seorang individu tidak mengetahui bagaimana merespon masalah tersebut, diperlukan perilaku cerdas untuk mengatasinya, dalam arti tidak hanya mengetahui informasi tetapi juga mengetahui bagaimana harus bertindak. Kemampuan berperilaku cerdas tersebut disebut sebagai habits of mind (Costa & Kallick, 2000a).

Habits of mind dikembangkan oleh Marzano (1993) dalam dimensions of learning yang meliputi: sikap dan persepsi terhadap belajar (dimensi 1), memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (dimensi 2), memperluas dan menghaluskan pengetahuan (dimensi 3), menggunakan pengetahuan secara bermakna (dimensi 4), dan memanfaatkan kebiasaan berfikir produktif (habits of mind) (dimensi 5). Dimensi pertama dan kelima menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam proses belajar, karena kedua dimensi tersebut menjadi penentu keberhasilan dari dimensi-dimensi lainnya. Oleh karena itu pembekalan

habits of mind menjadi hal yang menjadi penekanan untuk dikaji pada penelitian ini.

Para peneliti di bidang psikolog kognitif menemukan bahwa selain memiliki kemampuan proses berpikir, manusia juga memiliki kemampuan mengontrol


(11)

perilakunya, dengan menggunakan habits of mind secara efektif. Beberapa tokoh (Ennis, 1987; Paul, 1990; Costa, 1991; Perkins, 1984; Flavell 1976; Zimmerman, 1990; Amabile, 1983 dalam Marzano et al., 1993) menempatkan kebiasaan berpikir ke dalam tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Sementara itu beberapa tokoh lain (Costa dan Kallick, 2000a; Costa dan Kallick, 2000b; Carter, et al., 2005) membagi habits of mind menjadi 16 indikator yang kurang lebih serupa dengan yang dikembangkan oleh Marzano (1993).

Apabila dicermati indikator-indikator dari habits of mind yang dikemukakan oleh Marzano (1993), Costa dan Kallick (2000a dan 2000b) dan Carter, et al., (2005) terlihat bahwa indikator-indikator tersebut membekali individu dalam mengembangkan kebiasaan mental yang menjadi tujuan penting pendidikan. Bahkan Costa dan Kallick (2000b) serta Campbell (2006) mengklaim habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi untuk memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial.

Kemampuan habits of mind seorang individu dapat digali, dilatih, dikembangkan dan dibentuk menjadi lebih baik. Penelitian Anwar (2005) menunjukkan bahwa performance assessment dapat membentuk habits of mind

pada pembelajaran konsep lingkungan. Penelitian Cheung dan Hew (2008) menunjukkan indikator “menyadari pemikirannya sendiri“ dan “bersifat terbuka” dalam habits of mind bisa digali melalui partisipasi mahasiswa pada pembelajaran

online dibandingkan indikator lainnya. Carter, et al., (2005) dalam bukunya yang berjudul Keys to Effective Learning Developing Powerful Habits of Mind

mengungkapkan mengenai berbagai strategi untuk menggali, mengembangkan dan membentuk habits of mind seseorang.


(12)

Mencermati indikator-indikator dari habits of mind seperti yang dipaparkan di atas, dirasakan perlu untuk melatihkan indikator-indikator tersebut kepada siswa dalam upaya membentuk perilaku bertindak cerdas agar mereka sukses dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial sebagai bekal siswa dalam mengarungi hidupnya. Pertanyaannya adalah, melalui apa habits of mind ini akan dilatihkan dan dikembangkan?.

Asesmen formatif diinterpretasikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa yang dapat menyediakan informasi yang mana informasi ini dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan memodifikasi aktivitas belajar mengajar (Black dan William, 1998). Penilaian formatif sering digunakan sebagai alat diagnostik bagi siswa dan pengajar dalam memberi informasi sehingga perbaikan metode instruksional, materi, aktivitas dan pendekatan dapat dilakukan dengan tepat.

Fakta di lapangan di berbagai jenjang pendidikan masih terbatas guru yang melakukan asesmen formatif yang terjadi selama proses belajar, yang sering dilakukan adalah menilai hasil belajar (penilaian sumatif). Setelah guru selesai mengajarkan konten sains tertentu, guru memberikan tes pada siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes seringkali tidak ditindaklanjuti guru dengan menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui indikator apa yang belum dicapai siswa, siswa mana saja yang mendapat nilai kurang, apa penyebabnya dan bagaimana menanggulanginya. Padahal bila direnungkan alangkah tidak adilnya menilai siswa hanya berdasarkan hasil belajarnya tanpa menghiraukan kemampuan dan keterampilan yang mereka tunjukkan selama proses pembelajaran. Padahal sesuai dengan hakikat sains, sains itu meliputi produk dan proses. Jadi proses pembelajaran harus mendapat perhatian penting selain pencapaian produk


(13)

(pengetahuan). Di tingkat perguruan tinggipun hal yang sama terjadi, penentuan nilai akhir seringkali didasarkan pada nilai UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester), tugas-tugas mendapat porsi yang kecil dalam penentuan nilai.

Pembelajaran yang disarankan untuk siswa atau mahasiswa adalah pembelajaran yang memberi kesempatan mereka untuk membangun pengetahuannya melalui pengalaman konkrit di laboratorium atau diskusi dengan teman sekelas yang kemudian dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Pembelajaran itu seyogyanya: 1) mengutamakan proses, 2) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, 3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, dan 4) dilakukan dalam upaya membangun pengalaman (http://puslit.petra.ac.id/journal/interior). Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme Vigotsky yang menekankan pada hakikat belajar sosial kultur yang intinya adalah penerapan teknik saling tukar gagasan antar individu. Dalam mengkonstruksi pengetahuannya seringkali siswa memerlukan

scaffolding untuk mencapai zone of proximal development (ZPD). Bantuan yang diberikan melalui scaffolding dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke bentuk lain yang memungkinkan siswa bisa mandiri (McCulloch, B., 2010). Dorongan dosen sangat dibutuhkan agar pencapaian mahasiswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum. Pada penelitian ini mahasiswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya melalui strategi asesmen formatif yang diterapkan dengan scaffolding dari dosen, asisten praktikum dan teman sebayanya.

Teori perkembangan sosial dari Vygotsky menegaskan bahwa interaksi sosial


(14)

(http://tip.psychology.org/vygotsky.html dan http://www.learning-theories.com/). Teori perkembangan sosial Vygotsky memiliki kesamaan dengan teori belajar sosial dari Bandura. Teori belajar sosial dari Bandura (Cherry, 2008; Robert, 2008) menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan interaksi timbal balik antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kebanyakan manusia belajar dengan mengobservasi melalui pemodelan, yaitu dari mengamati seseorang, membentuk ide tentang bagaimana perilaku baru dibentuk dan menyimpan informasi ini sebagai petunjuk untuk digunakan selanjutnya.

Pendekatan dalam asesmen formatif dapat dilakukan harian, mingguan atau pertengahan jadwal program berupa: portofolio, jurnal, observasi selama proses dan hasil pembelajaran, diskusi kelompok, kinerja, self-assessment atau ujian. Mui (2004) menyebutkan bahwa strategi asesmen formatif dapat berupa performance assessment berbasis proyek atau penyelidikan, menulis jurnal ilmiah, peta konsep, portofolio dan tanya jawab. Menurut Black dan William, (1998) elemen kunci dari asesmen formatif adalah tugas, pertanyaan, observasi, umpan balik (feedback) dan

peer and self assessment. Menurut Zainul (2008) dua hal utama yang secara terus menerus dapat memperbaiki dalam asesmen formatif untuk meningkatkan proses, hasil dan standar pendidikan adalah (1) umpan balik dalam asesmen formatif, dan (2) swa asesmen (self assessment). Menurut Popham (2011), asesmen formatif adalah suatu strategi pembelajaran dan sebagaimana sebuah strategi, diperlukan perencanaan yang baik untuk menerapkannya.

Umpan balik pada asesmen formatif perlu dilakukan secara berkesinambungan oleh siswa dan guru agar diperoleh informasi tentang adanya kelemahan dalam hasil ataupun proses pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbaikan, penyesuaian, peningkatan bahkan perubahan saat itu juga. Umpan balik pada siswa


(15)

dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, memperbaiki kesalahan yang dibuat atau meninggalkan hal-hal negatif yang menjadi kelemahan mereka dalam belajar. Bagi guru, umpan balik akan memberi informasi tentang bagaimana hasil dari proses yang telah mereka rancang dan laksanakan selama proses pembelajaran (Zainul, 2008).

Penelitian yang berkaitan dengan pemberian asesmen formatif dan umpan balik telah banyak dilakukan (Gunn dan Pitt, 2003; Thin, 2006; Baggot & Rayne, 2007 dan Ziman, et al., 2007). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pemberian asesmen dan umpan balik secara umum dapat memotivasi belajar mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk tertarik pada topik yang diajarkan, meningkatkan hasil belajar dan menimbulkan optimisme, kepercayaan diri dan apresiasi mahasiswa.

Dampak positif dari pemberian asesmen formatif berupa faktor-faktor: motivasi, self regulated learning, optimisme, rasa percaya diri, apresiasi, dapat mengembangkan potensi metakognisi, berani mengambil resiko (bila umpan balik diberikan dengan benar) merupakan faktor-faktor yang juga dikembangkan dalam

habits of mind. Akan tetapi sejauh mana keterkaitan antara dampak positif asesmen formatif dengan pembentukan habits of mind belum pernah diteliti. Oleh karena itu dirasakan perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan penerapan asesmen formatif dalam membentuk habits of mind mahasiswa.

Penerapan asesmen formatif tidak lepas dari proses pembelajaran, oleh karena itu diperlukan wadah untuk mengimplementasinya. Pada penelitian ini implementasi asesmen formatif dilakukan pada mata kuliah Botani Phanerogamae yang merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI (Program Studi Pendidikan


(16)

Biologi dan Program Studi Biologi). Mata kuliah Botani Phanerogamae dipilih mewakili mata kuliah lain yang mempunyai karakteristik yang sama terutama dalam kajian materinya yaitu mempelajari keanekaragaman hayati. Mata kuliah-mata kuliah yang mempunyai karakter sama tersebut diantaranya adalah kuliah-mata kuliah Botani Cryptogamae, Zoologi Invertebrata, Zoologi Vertebrata, Mikrobiologi dan Entomologi.

Kesamaan karakteristik mata kuliah lain yang disebutkan di atas dengan mata kuliah Botani Phanerogamae dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, terdapat kesamaan kajian materi ajar yaitu mempelajari sistematik keanekaragaman hayati (Botani Cryptogamae mempelajari sitematik tumbuhan rendah, Botani Phanerogamae mempelajari sistematik tumbuhan tinggi, Zoologi Invertebrata mempelajari sistematik hewan tidak bertulang belakang, Zoologi Vertebrata mempelajari sistematik hewan bertulang belakang, Mikrobiologi mempelajari pengelompokan organisme mikroskopis, dan Entomologi mempelajari pengelompokan serangga). Kedua, mata kuliah tersebut terdiri dari perkuliahan teori dan praktikum yang berpotensi untuk penerapan strategi asesmen formatif yang bervariasi. Ketiga, terdapat tugas-tugas yang serupa, terutama dalam kegiatan praktikum (kinerja praktikum, presentasi kelompok, tugas menggambar dan membuat laporan praktikum atau jurnal praktikum), yang umumnya masih diberlakukan sebagai tugas sumatif. Berkaitan dengan tugas-tugas pada mata kuliah Botani Phanerogamae, Wulan (2007) pernah melakukan penelitian sebelumnya dan hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa memandang tugas-tugas yang diberikan (terutama pada praktikum) sebagai tugas biasa seperti tugas pada mata kuliah lain. Hal ini disebabkan karena mahasiswa merasa tidak memperoleh umpan balik dan berkesempatan melakukan self assessment tentang tugas-tugas


(17)

yang telah mereka kerjakan. Tugas-tugas tersebut diberlakukan sebagai tugas akhir (penilaian sumatif) sehingga kurang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki kinerjanya. Temuan Wulan (2007) merupakan masukan yang sangat berharga untuk perbaikan mata kuliah ini terutama dalam hal penerapan asesmen formatif. Penerapan asesmen formatif diharapkan akan membentuk habits of mind mahasiswa berkaitan dengan dampak positif dari asesmen formatif seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Keempat, pada kegiatan praktikum umumnya mahasiswa sudah dilatih untuk melakukan kerja ilmiah (observasi, klasifikasi, interpretasi, berkomunikasi, melaksanakan percobaan, menerapkan konsep dan yang lainnya), namun sejauh mana pembekalan pembelajaran tersebut dapat membentuk habits of mind mahasiswa belumlah diketahui. Kelima mata kuliah sistematika yang mempelajari keanekaragaman hayati, sering dianggap mata kuliah yang sulit, tidak menarik, membosankan dan bersifat hafalan (Rustaman, 2003), hal ini berkaitan dengan banyaknya istilah latin yang harus dikuasai mahasiswa. Mahasiswa biasanya disodorkan pada klasifikasi yang dibuat para ahli sehingga mahasiswa tidak merasa tertantang untuk mempelajari sistematik tersebut, karena dianggap hapalan. Hal senada dikemukakan oleh Cardoso et.al.,

(2009) bahwa materi sistematik dianggap materi yang kurang menarik dan mempunyai beberapa kesulitan untuk melibatkan siswa dalam mempelajarinya. Penerapan asesmen formatif pada penelitian ini berupaya menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesan mahasiswa terhadap mata kuliah sistematik seperti yang disebutkan di atas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, perlu dirancang program penerapan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa biologi (PAFTHoM), yang dimplementasikan pada mata kuliah Botani


(18)

Phanerogamae serta diketahui seberapa besar kontribusi asesmen formatif terhadap pembentukan habits of mind. Latar belakang yang telah diuraikan di atas dituangkan dalam kerangka berpikir penelitian pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Tujuan Pendidikan

Mental Keteram- pilan Pengeta-huan Pengua-saan konsep

Di lapangan : tidak ada keseimbangan

Perlu pembelajaran: mengembangkan kebiasaan mental dan keterampilan

Hakikat sains

Kurikulum Pendidikan Sains di LPTK

Pendidikan Biiologi

Perkuliahan Teori Praktikum -Perkulahan

teacher- centered -Penilaian ber- dasarkan UTS dan UAS

-Penilaian proses jarang dilakukan

-Porsi nilai praktikum kecil dibandingkan teori

Jarang dilakukan asesmen formatif

Asesmen formatif: -Umpan balik

(feedback) -Self Assessment -Peer Assessment Manfaat: -Memotivasi -Meningkatkan hasil belajar -Tertarik pada Materi -Optimisme -Percaya diri -Apresiasi

Peningkatan kualitas pembelajaran (hasil belajar)

Pengembangan habits of mind

Scaffolding Ada kesamaan aspek yang dikembangkan PENERAPAN ASESMEN FORMATIF UNTUK MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA

Habits of mind

Mengembangkan: Self regulation Critical thinking Creative thinking Botani Phanerogamae -Perkuliahan Teori -Praktikum

-Ada beberapa tugas mingguan

Habits of mind (indikator kesuksesan akademik, pekerjaan

dan hubungan sosial Mahasiswa program studi pendidikan Biologi dan program studi Biologi Pe- ning-katan habits of mind maha-siswa Strategi asesmen formatif


(19)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimana menerapkan asesmen formatif yang dapat berkonstribusi membentuk habits of mind mahasiswa Biologi?”

Rumusan masalah ini diuraikan ke dalam empat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa biologi?

2. Berapa besar kontribusi ketiga komponen asesmen formatif secara bersama- sama (umpan balik, self assessment dan peer assessment) dalam membentuk

habits of mind mahasiswa Biologi?

3. Bagaimana kontribusi masing-masing komponen asesmen formatif (umpan balik,

self assessment dan peer assessment) terhadap masing-masing kategori habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking) mahasiswa biologi?

4 . Bagaimana respon mahasiswa terhadap penerapan asesmen formatif pada mata kuliah Botani Phanerogamae?

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut.

1. Penelitian ini memilih mata kuliah Botani Phanerogamae sebagai wadah penerapan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa. Mata kuliah ini mewakili mata kuliah keanekaragaman hayati (sistematik). Mata


(20)

kuliah ini mengkaji keanekaragaman tumbuhan tinggi pada kuliah teori dan praktikumnya.

2. Komponen asesmen formatif berupa umpan balik, self assessment dan peer assessment diterapkan pada berbagai strategi asesmen formatif yang meliputi: presentasi kelompok dan bagan konsep pada perkuliahan teori. Observasi kinerja kelompok, presentasi kelompok, tugas menggambar dan laporan praktikum (portofolio) pada kegiatan praktikum.

3. Kategori habits of mind yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan tiga kategori yaitu:

self regulation, critical thinking dan creative thinking.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan asesmen formatif terhadap pembentukan habits of mind mahasiswa Biologi. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu untuk 1) menemukan komponen dan strategi asesmen formatif yang dapat membentuk

habits of mind mahasiswa Biologi; 2) mendeskripsikan seberapa besar kontribusi komponen asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment) membentuk habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking) mahasiswa Biologi; dan 3) mendeskripsikan respon mahasiswa terhadap penerapan asesmen formatif.

E. MANFAAT PENELITIAN


(21)

1. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran pada mata yang mempunyai karakteristik sama (keanekaragaman hayati) di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI terutama dalam penerapan asesmen formatif. Tugas-tugas, pelaksanaan praktikum dan karakteristik materi ajar pada mata kuliah sejenis memiliki karakteristik sama dengan mata kuliah Botani Phanerogamae. Mata kuliah sejenis tersebut meliputi mata kuliah Zoologi Invertebrata di semester II, Botani Cryptogamae di semester III, Zoologi Vertebrata di semester IV, Mikrobiologi di semester V yang merupakan mata kuliah wajib serta mata kuliah Entomologi di semester IV yang merupakan mata kuliah pilihan.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan habits of mind

mahasiswa, sehingga mereka mampu melakukan pilihan cerdas dan mengontrol perilakunya sebagai bekal dalam mengikuti mata kuliah selanjutnya serta bekal untuk kelak terjun ke masyarakat (pekerjaan dan hubungan sosial), baik bagi mahasiswa calon guru maupun mahasiswa calon peneliti.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mencari alternatif lain dalam membentuk habits of mind mahasiswa ataupun siswa.

F. PENJELASAN ISTILAH

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini maka di bawah ini diuraikan mengenai penjelasan istilah:


(22)

1. Asesmen formatif adalah asesmen dilakukan pada awal, proses dan akhir pembelajaran yang meliputi komponen: umpan balik, self assessment dan peer assessment. Ketiga komponen asesmen formatif tersebut diterapkan pada berbagai strategi asesmen formatif Pada perkuliahan teori, strategi asesmen formatif meliputi: presentasi kelompok dan bagan konsep. Pada perkuliahan praktikum, strategi asesmen formatif yang diterapkan berupa observasi kinerja kelompok, presentasi kelompok serta tugas berupa menggambar dan membuat laporan praktikum (portofolio).

2. Habits of mind yang maksud pada penelitian ini adalah habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) yang terdiri dari tiga kategori. Kategori self regulation meliputi: a) menyadari pemikirannya sendiri, b) membuat rencana secara efektif, c) menyadari dan menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, d) sensitif terhadap umpan balik dan mengevaluasi keefektifan tindakannya. Critical thinking meliputi: a) bersikap akurat dan mencari akurasi, b) jelas dan mencari kejelasan, c) bersifat terbuka, d) menahan diri dari sifat impulsif, e) mampu menempatkan diri ketika ada jaminan (keyakinan terhadap diri sendiri), (f) bersifat sensitif dan tahu kemampuan pengetahuan temannya. Creative thinking meliputi: a) dapat melibatkan diri dalam tugas meskipun jawaban dan solusinya tidak segera tampak, b) melakukan usaha memaksimalkan kemampuan dan pengetahuannya, c) membuat, menggunakan, memperbaiki standar evaluasi yang dibuatnya sendiri d) menghasilkan cara baru dalam melihat lingkungan dan batasan yang berlaku di masyarakat. Indikator-indikator dari ketiga kategori tersebut, dijabarkan menjadi pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan strategi asesmen formatif


(23)

yang diterapkan dalam bentuk instrumen. Habits of mind mahasiswa diukur dengan menggunakan rubrik habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993).


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asesmen formatif yang dapat berkontribusi membentuk habits of mind mahasiswa biologi. Asesmen formatif yang diterapkan disusun dalam bentuk program yaitu program penerapan asesmen formatif terhadap habits of mind (PAFTHoM). Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development atau R&D (Borg & Gall, 2003; Sugiyono, 2008).

Metode R & D memiliki desain yang meliputi empat langkah utama yaitu : 1) studi pendahuluan, 2) penyusunan dan pengembangan draf program, 3) ujicoba program dan 4) implementasi program. Tahap studi pendahuluan dilakukan studi literatur dan observasi di kelas Botani Phanerogamae. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan, pada tahap penyusunan dan pengembangan program dilakukan perumusan tujuan program dan pengembangan program serta instrumen yang diperlukan. Desain program dan instrumen penelitian kemudian divalidasi untuk memperoleh masukan-masukan dari dua orang ahli. Berdasarkan masukan para ahli dilakukan revisi terhadap program dan instrumennya. Tahap selanjutnya adalah ujicoba program dan instrumen. Berdasarkan hasil ujicoba program dan instrumen dilakukan revisi terhadap program dan instrumen. Pada tahap implementasi program dilakukan uji signifikansi agar diperoleh program yang teruji. Secara garis besar desain penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(25)

Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian dan Pengembangan (R & D)

B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI pada mata kuliah Botani Phanerogamae yang mewakili mata kuliah keanekaragaman hayati. Penelitian dilaksanakan selama empat semester mulai tahun ajaran 2008/2009 sampai 2009/2010. Pada tahun ajaran 2008/2009 dilakukan studi pendahuluan, pada

STUDI PENDAHULUAN

STUDI PUSTAKA Mengenai : -Habits of mind -Asesmen Formatif -Silabus, SAP Botani Phanerogamae - Penelitian yang relevan -Materi ajar Botani Phanerogamae OBSERVASI KELAS -Observasi pembelajaran (teori dan praktikum Botani Phanerogamae -Analisis instrumen evaluasi yang biasa digunakan -Wawancara dosen PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN DRAF PROGRAM DRAF RANCANGAN PROGRAM: - Membuat desain program PAFTHoM dengan menentukan komponen dan strategi asesmen formatif yang akan diterapkan - membuat

instrumen asesmen formatif dan habits of mind PENGEMBANGAN DRAF PROGRAM: -validasi draf program dan instrumen

-revisi program dan instrumen

UJICOBA PROGRAM

UJICOBA PROGRAM REVISI PROGRAM IMPLEMENTASI PROGRAM IMPLEMENTASI PROGRAM: Penelusuran Habits of mind

awal Penerapan asesmen formatif (komponen dan strategi) pada perkuliahan teori dan praktikum Penelusuran habits of mind

akhir

Analisis data


(26)

tahun ajaran 2009/2010 semester ganjil dilakukan ujicoba program dan pada semester genapnya dilakukan implementasi program.

Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI yang mengambil mata kuliah Botani Phanerogamae. Tahap uji coba program dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2008 kelas A pada tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah mahasiswa 51 orang. Implementasi program dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Biologi angkatan 2008 kelas C dengan jumlah mahasiswa 35 orang pada semester berikutnya. Pada semester ganjil mata kuliah Botani Phaneogamae diikuti oleh mahasiswa semester III, dan pada semester genap kuliah ini diikuti oleh mahasiswa semester IV Program Studi Biologi (kelas C).

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Asesmen formatif adalah semua kegiatan asesmen yang dilakukan pada awal, selama proses dan akhir dari pembelajaran yang melibatkan komponen umpan balik, self assessment dan peer assessment melalui berbagai strategi asesmen formatif (presentasi kelompok teori, bagan konsep, kinerja praktikum, presentasi kelompok, tugas menggambar dan laporan praktikum) dengan tujuan mengetahui kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan tugas-tugas mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas tugas-tugas. Kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan tugas-tugas mahasiswa dijaring melalui instrumen penelitian berupa: lembar observasi presentasi kelompok teori, bagan konsep, lembar observasi kinerja dan presentasi praktikum, task dan

rubric tugas menggambar dan laporan praktikum serta angket mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah Botani Phanerogamae.


(27)

2. Habits of mind yang dimaksud pada penelitian merujuk pada kategori habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) yang meliputi: self regulation,

critical thinking dan creative thinking. Kemampuan habits of mind mahasiswa dijaring melalui angket penelusuran habits of mind (Marzano, 1993)

D. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap dari desain penelitian R & D yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1) studi pendahuluan, 2) penyusunan dan pengembangan draf program, 3) ujicoba program dan 4) implementasi program. Berikut ini diuraikan masing-masing tahap dari setiap tahap R & D tersebut.

1. Tahap Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi pustaka dan observasi lapangan atau observasi ke dalam kelas yang berjalan secara bersamaan. Pada tahap studi pustaka dilakukan studi tentang habits of mind, asesmen formatif (feedback, self assessment dan peer assessment) dan strateginya, serta penelitian-penelitian yang relevan. Seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa penerapan asesmen formatif tidak terpisah dari proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan mata kuliah Botani Phanrogamae sebagai wadah penerapan asesmen formatif. Oleh karena itu pada studi pendahuluan dilakukan juga kajian mengenai silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) serta bahan ajar Botani Phanerogamae sebagai bahan pertimbangan pada perencanaan program. Dari kajian pustaka yang telah dilakukan belum ditemukan penelitian yang berkaitan dengan penerapan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind. Kebanyakan penelitian tentang penerapan asesmen formatif dikaitkan dengan peningkatan


(28)

hasil belajar dan motivasi belajar (Gunn & Pitt, 2003; Anwar, 2005; Thin 2006; Baggot & Rayne, 2007 dan Ziman et al., 2007).

2. Tahap Penyusunan dan Pengembangan Draft Program

Pada tahap penyusunan draf program terlebih dahulu ditentukan rumusan tujuan, sasaran dan komponen-komponen yang diperlukan untuk melaksanakan program yang dikembangkan berdasarkan temuan-temuan pada studi pendahuluan. Komponen-komponen dari program yang dikembangkan meliputi: a) menyiapkan SAP mata kuliah Botani Phanerogamae untuk menentukan pada bagian mana asesmen formatif akan disisipkan; b) menentukan strategi perkuliahan dengan menerapkan asesmen formatif, termasuk menentukan metode, bahan ajar dan media pembelajaran; c) membuat instrumen-instrumen untuk menjaring data berkaitan dengan penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori dan praktikum serta instrumen untuk menjaring habits of mind yang terbentuk akibat penerapan asesmen formatif.

Instrumen-instrumen tersebut kemudian divalidasi untuk mengetahui kelayakannya. Validasi instrumen dilakukan oleh dua orang validator ahli dalam bidang pendidikan dan bidang studi Biologi (tumbuhan). Berdasarkan analisis kelayakan instrumen kemudian dilakukan revisi terhadap draf program sehingga dihasilkan draf program yang siap diujicoba di lapangan.

a. Desain Penerapan Asesmen Formatif

Desain penerapan asesmen formatif terdiri dari desain pada perkuliahan teori dan perkuliahan praktikum. Di bawah ini diuraikan desain penerapan asesmen formatif yang dilaksanakan pada penelitian ini.


(29)

1). Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan Teori Botani Phanerogamae

Desain penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori berupaya menerapkan asesmen formatif dalam setiap langkah kegiatan belajar mahasiswa. Mahasiswa secara berkelompok diberi tugas untuk mempresentasikan bahan ajar yang menjadi bagiannya. Bahan ajar Botani Phanerogamae yang digunakan pada penelitian ini adalah Divisio Magnoliophyta yang terdiri dari 11 subclassis (Magnoliidae, Dileniidae, Hammamelidae, Caryophylidae, Rosidae, Asteriidae, Alismatidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae, Liliidae). Dibentuk 11 kelompok mahasiswa dengan jumlah anggota kelompok tidak sama tergantung dari banyak sedikitnya bahan ajar yang harus dipresentasikan (pembagian kelompok dilakukan oleh dosen). Secara garis besar desain penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori digambarkan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. menunjukkan komponen dan strategi asesmen formatif yang diterapkan pada tahap-tahap perkuliahan teori yang meliputi: tahap persiapan yaitu mengumpulkan buku sumber dan membuat bahan presentasi dalam bentuk media power point berdasarkan buku sumber, tahap pelaksanaan yaitu presentasi kelompok dan, tahap akhir yaitu setiap kelompok mengumpulkan

soft copy bahan presentasi yang sudah diperbaiki berdasarkan umpan balik, self assessment dan peer assessment serta mengikuti tes melengkapi bagan konsep. 2). Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Praktikum Botani

Phanerogamae

Desain penerapan asesmen formatif pada praktikum disajikan pada Gambar 3.3. terdiri dari tiga tahap. Pada tahap persiapan, mahasiswa secara berkelompok ditugaskan membawa jenis-jenis tumbuhan yang akan diamati


(30)

Tujuan mahasiswa membawa specimen adalah agar mahasiswa mencari tumbuhan yang akan dipelajari, tahu pada habitat apa tumbuhan tersebut bisa diperoleh dan bagaimana habitus tumbuhan tersebut. Pada tahap pelaksanaan,

mahasiswa secara berkelompok melakukan pengamatan dengan cermat, penyayatan, pengukuran, pertelaan, penskoran, pencatatan, inferensi dan pengambilan keputusan dalam melakukan klasifikasi-kategorisasi-seriasi tumbuhan serta mendiskusikan hasilnya dalam kelompok.

Gambar 3.2. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan Teori Botani Phanerogamae

PENERAPAN STRATEGI ASESMEN FORMATIF

Mahasiswa dalam kelompok diberi tugas mempresentasikan bahan ajar (satu kelompok satu subclass dari Magnoliophyta)

1. Tahap persiapan

Mengumpulkan buku sumber

Membuat bahan presentasi

dalam bentuk powerpoint

berdasarkan buku sumber 2. Tahap pelaksanaan

Setiap kelompok mahasiswa tampil presentasi

3. Tahap Akhir

Setiap kelompok mahasiswa

mengumpulkan soft copy

bahan ajar dalam bentuk

powerpoint setelah diperbaiki berdasarkan masukan dosen dan kelompok lain.

Tes bagan konsep Komponen Asesmen

formatif yang diterapkan

Written feedback dan self assessment

Written dan oral feedback, self assessment

Peer assessment berpedoman pada lembar observasi presentasi kelompok, oral feedback, self assessment

Umpan balik Self assessment

Terbentuk habits of mind (self regulation, critical thinking, creative thinking) mahasiswa


(31)

Gambar 3.3. DesainPenerapan Asesmen Formatif pada Praktikum Botani Phanerogamae

Pada waktu proses pengamatan tumbuhan berlangsung, biasanya mahasiswa bertanya pada tim dosen maupun asisten praktikum, sesuai kesepakatan dalam penelitian ini, ketika mahasiswa bertanya tentang sesuatu hal tim dosen dan asisten praktikum tidak langsung memberi jawabannya, tapi dilakukan penggalian konsep yang sudah dimiliki oleh mahasiswa. Misalnya,

mahasiswa meminta penegasan bahwa tipe urat daun PENERAPAN STRATEGI

ASESMEN FORMATIF Mahasiswa dalam kelompok melakukan pengamatan tumbuhan

1. Tahap Persiapan

Mahasiswa ditugaskan membawa specimen tumbuhan

2. Tahap Pelaksanaan Mahasiswa secara

berkelompok melakukan pengamatan terhadap tumbuhan berdasarkan skala filogeni yang sudah

disiapkan dan dilakukan diskusi kelompok

Diskusi kelas (satu kelompok presentasi)

3. Tahap akhir Tugas menggambar

Tugas membuat laporan Komponen Asesmen

formatif yang diterapkan

Oral feedback dan peer assessment, dan self assessment berdasarkan lembar observasi kegiatan praktikum

Oral feedback, self assessment dan peer assessment berdasarkan lembar observasi

Written feedback dan self assessment

Written feedback dan self assessment

Terbentuk habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinkling) mahasiswa


(32)

brachidoromous, dosen dan asisten praktikum tidak langsung menjawab ya atau tidak, tetapi menanyakan dulu konsep brachidodromous sesuai pemahaman mahasiswa tersebut, bila jawabannya masih salah, dosen dan asisten praktikum bisa menanyakan tipe urat daun lain yang dikenal mahasiswa, kemudian menuntun terus dengan pertanyaan-pertanyaan sampai mahasiswa yakin dengan pemahaman konsepnya. Disini dilakukan asesmen formatif (feedback dan self assessment) dengan tujuan menghindari miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang harus dikuasai mahasiswa. Praktikum diakhiri dengan presentasi kelompok. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil praktikum, dosen dan kelompok lain memberi umpan balik terhadap bahan presentasi.

Pada tahap akhir desain penerapan asesmen formatif pada praktikum, mahasiswa ditugaskan menggambar minimal satu jenis tumbuhan yang tidak diamati ketika praktikum, tetapi masih anggota famili yang dipelajari. Selain tugas menggambar, mahasiswa secara berkelompok diminta mengumpulkan laporan praktikum dengan sistematika tertentu.

3. Tahap Ujicoba Program

Tahap ujicoba program meliputi ujicoba draf program dan revisi draf program.

a. Ujicoba Draf Program

Setelah instrumen divalidasi oleh para ahli maka dilakukan ujicoba lapangan. Ujicoba dilakukan di kelas kelas A dengan jumlah mahasiswa 51 Ujicoba dilakukan selama satu semester dengan menerapkan strategi pembelajaran seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.


(33)

b. Revisi Draf Program

Berdasarkan ujicoba program PAFTHoM dan keberlangsungan implementasi strategi perkuliahan teori dan praktikum beserta kelayakan instumen untuk menjaring data yang diperlukan, dilakukan beberapa revisi terhadap draf program. Revisi dilaksanakan secara berkesinambungan, artinya hal-hal yang kurang pada pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, dan seterusnya. Hal utama yang direvisi dari tahap ujicoba program adalah strategi penerapan asesmen formatif yang lebih intensif dengan cara

microassessment (sering/berkesinambungan, tepat waktu, pendek dan terfokus). Akhir dari tahap uji coba program PAFTHoM, diperoleh strategi implementasi penerapan asesmen formatif dan instrumen-instrumen penelitian yang telah direvisi dan siap untuk di validasi pada tahap implementasi program. Hasil ujicoba program PAFTHoM diuraikan pada bagian akhir bab metodologi penelitian.

4. Tahap Implementasi Program PAFTHoM

Tahap implementasi program dilaksanakan pada mahasiswa tahun ajaran 2009/2010 kelas C. Tahap validasi program PAFTHoM meliputi penentuan desain tahap implementasi program dan prosedur implementasi program PAFTHoM.

a. Desain Implementasi Program

Untuk mendeskripsikan peningkatan habits of mind awal terhadap habits of mind akhir digunakan bentuk penelitian Pre eksperimen dengan desain one group pretest-postest design. Angket penelusuran habits of mind awal diberikan pada mahasiswa untuk mendeskripsikan habits of mind yang telah


(34)

terbentuk sebelum dilakukan penerapan asesmen formatif. Setelah selesai mengikuti perkuliahan Botani Phanerogamae selama satu semester dilakukan lagi penelusuran habits of mind akhir mahasiswa. Dari kedua data tersebut bisa diketahui peningkatan habits of mind yang terbentuk akibat penerapan asesmen formatif. Desain penelitian bisa digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Validasi Program PAFTHoM Pretest Perlakuan Postest

O1 X O1

Keterangan : O1 = angket penelusuran HoM awal X = penerapan asesmen formatif O1 = angket penelusuran HoM akhir

Untuk mengetahui peningkatan habits of mind awal dan akhir dilakukan penghitungan N-gain, sehingga dapat dikelompokkan mahasiswa dengan peningkatan HoM rendah, sedang dan tinggi berdasarkan kategori gain ternormalisasi (Meltzer, 2002).

b. Prosedur Implementasi Program PAFTHoM

Prosedur implementasi program meliputi tahapan sebagai berikut: Tahap pertama, dilakukan tes konsep prasyarat, penyebaran angket kepada mahasiswa dan dosen serta angket penelusuran habits of mind awal.

Tahap kedua, pelaksanaan program PAFTHoM pada perkuliahan Teori dan Praktikum Botani Phanerogamae sesuai dengan desain penerapan asesmen formatif pada Gambar 3.2 dan 3.3. dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat.

Tahap ketiga, setelah mahasiswa mengikuti kuliah teori dan praktikum selama satu semester, mahasiswa diberi lagi angket penelusuran habits of mind

akhir dan angket setelah mengikuti perkuliahan Botani Phanerogamae. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas program PAFTHoM. Dilakukan


(35)

juga wawancara terhadap tiga kelompok mahasiswa yang mewakili kelompok tinggi, sedang dan rendah.

Tahap keempat, analisis dan interpretasi data, Data yang diperoleh dari pelaksanaan program PAFTHoM dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif sehingga diketahui kelemahan dan kekuatan model yang diterapkan.

Tahap kelima, dilakukan penyusunan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan program PAFTHoM. Pembahasan disusun berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan dan mencari penguatan berdasarkan dalil-dalil maupun kajian teoritis yang mendukung hasil penelitian. Kemudian disusun rekomendasi yang merupakan saran-saran berkaitan dengan pengembangan hasil penelitian.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan berbagai instrumen. Jenis-jenis instrumen penelitian dan tujuan dari instrumen tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen

No. Jenis Instrumen Tujuan Instrumen

1. Tes Pengetahuan Prasayarat Botani Phanerogamae (Bophan)

Mendeskripsikan pengetahuan prasyarat Botani Phanerogamae untuk memperlancar mahasiswa mengikuti mata kuliah Botani Phanerogamae berdasarkan umpan balik dan kesempatan self assessment terhadap penguasaan konsep prasyarat morfologi tumbuhan

2. Angket Mahasiswa Mendeskripsikan penerapan asesmen formatif pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa

3. Angket Dosen Mendeskripsikan penerapan asesmen formatif oleh dosen (cross check) pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa.

4. Angket penelusuran Habits of mind (Marzano, 1993) awal dan akhir

Mendeskripsikan habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen formatif 5. Task dan rubric presentasi

perkuliahan teori Botani Phanerogamae (Bophan) I, II dan III

Menetapkan kriteria pada persiapan dan pembuatan bahan presentasi perkuliahan teori


(36)

No. Jenis Instrumen Tujuan Instrumen

6. Bagan konsep Memantau penguasaan konsep mahasiswa setelah membahas suatu subclass pada minggu

sebelumnya (umpan balik dan self assessment). 7. Lembar observasi presentasi

kelompok pada perkuliahan teori Botani Phanrogamae

Mendeskripsikan keterlaksanaan presentasi dengan menekankan pada jabaran-jabaran indikator habits of mind yang dilatihkan 8. Task dan rubric tugas

menggambar pada perkuliahan praktikum

Menetapkan kriteria yang harus dipenuhi pada tugas menggambar

9. Task dan rubric tugas laporan praktikum pada perkuliahan praktikum

Menetapkan kriteria yang harus dipenuhi dalam membuat tugas laporan praktikum

10. Data written feedback laporan praktikum

Memantau dan mendeskripsikan perkembangan mahasiswa per kelompok dalam menyusun laporan praktikum

11. Lembar observasi kinerja kelompok praktikum dan lembar observasipresentasi kelompok praktkum

Mendeskripsikan keterlaksanaan proses kegiatan praktikum dengan menekankan pada jabaran-jabaran indikator habits of mind yang dilatihkan.

12. Angket mahasiswa setelah mengikuti kuliah Botani Phanerogamae

Mendeskripsikan pengaruh penerapan asesmen formatif selama pembelajaran terhadap indikator-indikator habits of mind

13. Format wawancara kepada mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah

Mendeskripsikan kesan-kesan mahasiswa terhadap perkuliahan dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas

Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes Pengetahuan Prasyarat Botani Phanerogamae

Tes pengetahuan prasyarat ini terdiri dari 70 soal menjodohkan. Soal berupa gambar-gambar yang harus dicocokkan dengan istilah atau konsep tertentu. Pertanyaan berkaitan dengan konsep-konsep morfologi tumbuhan yang menjadi mata kuliah prasyarat sebelum mengambil mata kuliah Botani Phanerogamae.

Hasil tes pengetahuan prasyarat diperiksa oleh tim dosen dan lembar jawabannya dikembalikan pada mahasiswa beserta lembar soal dan jawabannya. Selanjutnya mahasiswa ditugasi mencocokkan lembar jawaban dan jawabannya. Untuk jawaban yang salah, mahasiswa harus mencari jawaban yang benarnya dari buku sumber dan melaporkannya kembali pada tim dosen pada selembar kertas. Tes dimaksudkan untuk memberikan asesmen formatif awal (umpan balik


(37)

dan self assessment). Dengan demikian mahasiswa mengingat kembali konsep-konsep morfologi tumbuhan yang harus mereka kuasai sebelum mengikuti perkuliahan Botani Phanerogamae.

Validitas dan reliabilitas tes dihitung dengan bantuan program Anates (Karno To & Wibisono, 2004). Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien korelasi (validitas) sebesar 0,74 yang dikategorikan tinggi (Sugiyono, 2008)) dan reliabilitasnya sebesar 0,85 yang juga dikategorikan tinggi (Karno To, 2004). Instrumen dan perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap tercantum pada Lampiran 1 (A-C).

2. Angket Mahasiswa

Angket mahasiswa terdiri dari 31 pertanyaan yang merupakan campuran pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan: mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa; mata kuliah yang menerapkan asesmen formatif; bentuk tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah tersebut; umpan balik yang diberikan dosen (bentuk/jenis); kesempatan

self assessment yang diberikan dosen; penilaian yang dilakukan dosen ketika pembelajaran; tugas-tugas yang membantu dalam pemahaman konsep; dan pertanyaan lainnya.

Data dari angket ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan penerapan asesmen formatif pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa sebagai dasar untuk mengetahui pelaksanaan asesmen formatif pada mata kuliah sebelumnya.

Reliabilitas angket dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha dan hasilnya menunjukkan bahwa angket ini mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,421 yang


(38)

termasuk kategori sedang (Karno To & Wibisono, 2004). Instrumen dan perhitungan reliabilitas secara lengkap tercantum pada Lampiran 2 (A-C).

3. Angket Dosen

Angket dosen terdiri dari 19 pertanyaan. Tiga belas pertanyaan bersifat tertutup, dan enam pertanyaan bersifat terbuka. Pertanyaan meliputi: bentuk asesmen formatif yang diterapkan pada mata kuliah yang diampu; umpan balik yang diberikan; kesempatan self assessment mahasiswa pada tugas-tugas yang diberikan; bentuk umpan balik yang diberikan pada tugas-tugas mahasiswa; dan pertanyaan lainnya.

Angket dosen tidak memungkinkan dilakukan penghitungan reliabilitas angket, karena jumlah angket yang diolah terlalu sedikit (lima buah) yang mewakili mata kuliah yang memberikan asesmen formatif pada penyelenggaraan perkuliahannya. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 3 (Adan B). 4. Angket Penelurusan Habits of Mind

Angket penelusuran habits of mind yang digunakan adalah habits of mind

berdasarkan Marzano (1993). Angket ini terdiri dari 15 pernyataan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: self regulation, critical thinking dan creative thinking.

Pernyataan habits of mind ini mempunyai rubric yang menunjukkan gradasi mutu terbaik (empat) menuju terburuk (satu). Indikator habits of mind dari Marzano (1993) diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia serta divalidasi keterbacaanya sebelum disebarkan pada mahasiswa.

Reliabilitas angket dihitung dengan bantuan program Anates (Karno To & Wibisono, 2004) dan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,77 yang termasuk kategori tinggi. Perhitungan reliabilitas dan instrumen lengkap tercantum pada Lampiran 4 (A-D).


(39)

5. Task dan Rubric Presentasi Perkuliahan Teori

Terdapat tiga task yang diberikan pada mahasiswa untuk tugas presentasi pada perkuliahan Teori. Task pertama adalah mencari dan

mengumpulkan buku-buku sumber mengenai subclassis pada tumbuhan yang ditugaskan pada tiap kelompok. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan self assessment pada tugas ini.

Task kedua adalah membuat bahan presentasi dalam media power point

yang memuat komponen: ciri-ciri subclassis, ciri-ciri ordo, ciri-ciri famili, ciri khas famili, manfaat tumbuhan dan contoh-contoh tumbuhan yang dilengkapi gambar-gambar contoh tumbuhan yang menunjang dan memperjelas bahan presentasi. Rubric disediakan untuk memeriksa kelengkapan komponen bahan presentasi. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan self assessment

pada tugas ini.

Task ketiga adalah mengumpulkan bahan presentasi dalam bentuk soft copy, sebagai tindak lanjut setelah setiap kelompok melakukan presentasi kelas. Bahan presentasi tersebut merupakan hasil perbaikan setelah mendapat masukan atau umpan balik dari kelompok lain (peer assessment) dan tim dosen. Rubric

disediakan untuk melihat kelengkapan komponen pada bahan presentasi yang sudah diperbaiki. Task dan rubric ini dimaksudkan untuk memberikan asesmen formatif yang meliputi umpan balik, self assessment dan peer assessment. Task

dan rubric selengkapnya tercantum pada Lampiran 5 (A, B). 6. Lembar Observasi Presentasi Kelompok Perkuliahan Teori

Lembar observasi presentasi kelompok berupa tabel yang diisi dengan cara memberi tanda centang √ ada jawaban yang sesuai (ya atau tidak) atau berupa check list. Tabel berisi 15 pernyataan tentang keterlaksanaan presentasi


(40)

kelompok berkaitan dengan indikator habits of mind yang harus dicapai. Pernyataan-pernyataan ini merupakan penjabaran dari indikator habits of mind

(self regulation, critical thinking dan creative thinking).

Lembar observasi presentasi kelompok diisi oleh dosen dan kelompok lain yang tidak presentasi untuk menerapkan umpan balik, self assessment dan peer assessment. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 6 (A dan B). 7. Bagan Konsep

Bagan konsep merupakan salah satu bentuk asesmen formatif yang diminta dari mahasiswa. Bagan konsep diberikan setiap minggu sebelum mahasiswa mempelajari materi (subclass) berikutnya, dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi ajar Botani Phanerogamae. Bagan konsep yang diberikan selama satu semester berjumlah 11 bagan konsep. Pemberian bagan konsep dilakukan secara bertahap berdasarkan tingkat kesulitannya, sampai mahasiswa secara mandiri dapat membuat bagan konsep sendiri. Melalui strategi asesmen formatif berupa bagan konsep mahasiswa diberi umpan balik dan kesempatan melakukan self assessment. Instrumen lengkap tercantum pada Lampiran 7 (A dan B).

8. Lembar Observasi Kinerja Praktikum dan Presentasi

Lembar observasi kegiatan praktikum terdiri dari dua macam, yaitu lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan praktikum dan lembar observasi presentasi kelompok. Kedua lembar obserevasi berupa tabel yang diisi dengan memberikan tanda centang pada jawaban yang sesuai (ya atau tidak) yang dilengkapi dengan kolom keterangan. Setelah mencentang jawabannya, observer dapat memperjelas hasil observasinya dengan mengisi kolom keterangan.


(41)

Pertanyaan pada tabel observasi kegiatan praktikum terdiri dari 10 pernyataan dan tabel observasi presentasi kelompok terdiri 11 pernyataan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan penjabaran dari indikator habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking). Lembar observasi kegiatan praktikum diisi oleh tiga orang dosen dan tiga orang asisten praktikum yang berbagi tugas melakukan pengamatan pada tiap-tiap kelompok.

Pada kegiatan presentasi kelompok, lembar observasi presentasi hanya diisi oleh dosen dan asisten praktikum pada tahap ujicoba program, akan tetapi pada tahap implemantasi program, selain dosen dan asprak, kelompok-kelompok lain yang tidak tampil diberi kesempatan untuk menilai kelompok-kelompok yang maju presentasi mengacu pada lembar observasi presentasi untuk memberi kesempatan mahasiswa melakukan umpan balik, self assessmen dan peer assessment. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 8 (A dan B) dan 9 (A dan B).

9. Task dan Rubric Tugas Menggambar

Mahasiswa diberi tugas menggambar minimal satu jenis tumbuhan anggota famili tertentu di luar yang diamati pada waktu praktikum dan dikerjakan di luar kelas. Tugas menggambar dikumpulkan tiga sampai empat hari setelah praktikum. Tugas menggambar diperiksa dan diberi umpan balik berupa written feedback oleh tim dosen dan dikembalikan pada mahasiswa ketika praktikum minggu berikutnya.

Rubric disediakan untuk mengecek ketercapaian indikator yang diharapkan, yaitu gambar memenuhi: format benar, klasifikasi benar, keakuratan gambar (kebenaran konsep, proporsi gambar, penonjolan ciri khas


(42)

famili, kelengkapan bagian), keterangan gambar, pemilihan specimen dari famili yang dipelajari.

Sebelumnya pada pelaksanaan tahap ujicoba program, pengumpulan, pemeriksaan dan pemberian umpan balik pada tugas menggambar tidak dilakukan secara rutin tiap minggu. Pada tahap implementasi program, pengumpulan, pemeriksaan dan pemberian umpan balik dilakukan secara rutin satu minggu sekali. Task dan rubric selengkapnya tercantum pada Lampiran 10 (A dan B).

10. Task dan Rubric Tugas Membuat Laporan Praktikum (Portofolio)

Setiap selesai melaksanakan praktikum, tiap kelompok mahasiswa ditugasi membuat laporan praktikum yang harus dikumpulkan pada minggu berikutnya. Tim dosen memeriksa dan memberi written feedback terhadap laporan praktikum mahasiswa.

Rubric disediakan untuk memeriksa ketercapaian indikator yang diharapkan yang meliputi sistematika laporan yang memenuhi adanya: tujuan praktikum, kajian teoritis disertai gambar contoh-contoh tumbuhan tiap famili yang dipelajari, alat dan bahan, data hasil pengamatan (tabel skala filogeni), diskusi dan pembahasan, jawaban pertanyaan dari buku petunjuk praktikum, kesimpulan dan daftar pustaka. Selama satu semester setiap kelompok mahasiswa mengumpulkan 11 laporan praktikum, pada akhir semester setiap kelompok memilih lima laporan dari 11 laporan yang dianggap paling baik untuk dinilai tim dosen. Mahasiswa diberi kesempatan memperbaiki laporan praktikum berdasarkan masukan yang diberikan tim dosen dan dilakukan penilaian kembali, sehingga mahasiswa mendapat kesempatan untuk


(43)

menampilkan karya terbaik untuk laporan praktikum. Task dan rubric secara lengkap tercantum pada Lampiran 11.

11. Lembar data Written Feedback Laporan Praktikum

Instrumen ini berupa tabel yang mencatat written feedback yang diberikan oleh dosen pada setiap laporan praktikum mahasiswa. Tujuannya untuk memantau dan mengikuti perkembangan mahasiswa per kelompok dalam menyusun laporan praktikum. Dari data ini terpantau kemajuan mahasiswa per kelompok dalam kemampuannya menyusun laporan praktikum dari minggu ke minggu. Instrumen dan hasilnya secara lengkap tercantum pada Lampiran 12. 12. Angket Mahasiswa Setelah Mengikuti Mata Kuliah Botani Phanerogamae

Angket diberikan pada mahasiswa setelah selesai menempuh mata kuliah Botani Phanerogamae. Angket terdiri dari 112 pertanyaan dengan jawaban sebagian besar merupakan jawaban tertutup yaitu dengan menjawab ya atau tidak, dilengkapi dengan kolom keterangan untuk menuliskan deskripsi berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang mengaitkan antara penerapan asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment) dengan habits of mind yang dilakukan dan dilatihkan kepada mahasiswa selama mengikuti mata kuliah ini.

Pertanyaan berkaitan dengan penerapan umpan balik berjumlah 50 pertanyaan, self assessment 30 soal dan peer assessment 21 pertanyaan, empat pertanyaan lain-lain yang berkaitan dengan pengerjaan tugas herbarium dan perikehidupan dan delapan pertanyaan terbuka berkaitan dengan kesan-kesan mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah Botani Phanerogamae.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 18. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui


(44)

validitas tiap butir item. Hasil secara lengkap tercantum pada Lampiran 14. Dan dengan rumus Alpha Cronbach’s diketahui nilai reliabilitas angket yaitu sebesar 0,62 yang termasuk kategori tinggi (Sugiyono, 2008). Instrumen, hasil analisis angket, serta perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap tercantum pada Lampiran 13 (A-D), 14 dan 15.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada studi pendahuluan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, studi dokumentasi, observasi kelas dan wawancara tidak formal serta angket mahasiswa. Studi pustaka yang dilakukan menghasilkan data mengenai kajian teoritis mengenai asesmen formatif, habits of mind dan penelitian-penelitian yang relevan berkaitan dengan asesmen formatif dan habits of mind. Studi dokumentasi yang dilakukan menghasilkan data mengenai silabus, SAP (Satuan Acara Perkuliahan) dan bahan ajar Botani Phanerogamae. Dari observasi kelas dan wawancara tidak formal dengan dosen pengampu mata kuliah ini diketahui proses pelaksanaan perkuliahan teori dan praktikumnya sebelum diterapkan asesmen formatif. Data yang dikumpulkan pada studi pendahuluan digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pelaksanaan mata kuliah ini untuk merancang program PAFTHoM.

Pada studi tahap ujicoba dan implementasi program PAFTHoM, teknik pengumpulan data terutama dilakukan melalui observasi kelas, baik pada perkuliahan teori maupun praktikum dan melalui angket. Data yang diperoleh pada tahap ini meliputi data penelusuran habits of mind awal dan akhir; data tentang mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa yang menerapkan asesmen formatif dan cara pelaksanaannya; data observasi pelaksanaan program


(45)

PAFTHoM; data kemajuan mahasiswa dalam membuat tugas laporan praktikum dan tugas menggambar serta kontribusi program PAFTHoM.

G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Di bawah ini dijelaskan mengenai teknik analisis data pada studi pendahuluan, penyusunan dan pengembangan program, tahap ujicoba dan implementasi program. Untuk menghitung kontribusi asesmen formatif terhadap pembentukan habits of mind digunakan uji korelasi analisis regresi dan analisis jalur. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statictical Package for Sosial Sciences (SPSS) for Window 18.

1. Teknik Pengolahan Data pada Studi Pendahuluan serta Penyusunan dan Pengembangan Draf Program

Data pada studi pendahuluan serta penyusunan dan pengembangan draf program berupa kajian-kajian teoritis, catatan dokumentasi dan catatan lapangan hasil observasi kelas, perumusan tujuan, sasaran, penentuan komponen dan strategi asesmen formatif yang akan diterapkan dan penentuan kategori habits of mind yang akan dilatihkan serta instrumennya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan dideskripsikan dengan rinci, sehingga dapat teridentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada pelaksanaan mata kuliah Botani Phanerogamae di kelas sebagai dasar atau landasan untuk menyusun dan mengembangkan program.

Dan draf rancangan program yang dihasilkan kemudian divalidasi oleh para ahli ditinjau dari aspek keterbacaan, kebenaran konsep dan kesesuaian


(46)

instrumen dengan tujuannya. Draf hasil judgement digunakan untuk melakukan revisi program dan instrumennya.

2. Teknik Pengolahan Data pada Tahap UjiCoba Program dan Tahap Implementasi Program

Data pada tahap ujicoba dan implementasi program meliputi: catatan lapangan dari keterlaksanaan program PAFTHoM yang diterapkan, data observasi kelas, data penelusuran habits of mind awal dan akhir, kontribusi program PAFTHoM, data kemajuan mahasiswa dalam membuat tugas-tugas, data respon mahasiswa terhadap program PAFTHoM yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data pada tahap ujicoba program dianalisis mengenai kelemahan dan kekuatan pelaksanaan program PAFTHoM untuk dilakukan revisi dan diterapkan pada tahap implementasi program.

a. Data Angket Mahasiswa dan Dosen

Data yang diperoleh dari angket mahasiswa tentang asesmen formatif yang diterapkan pada mata kuliah yang sudah ditempuh dan angket dosen tentang bagaimana asesmen formatif diterapkan pada mata kuliah yang diampu dosen tersebut dianalisis dengan cara menghitung persentasenya. b. Data Catatan Lapangan tentang Keterlaksanaan PAFTHoM

Data yang diperoleh dari catatan lapangan tentang keterlaksanaan program PAFTHoM dideskripsikan secara rinci terutama pada kelemahan dan kekuatan yang terjadi pada pelaksanaan program PAFTHoM.

c. Data Penelusuran Habits of Mind

Data hasil penelusuran habits of mind dianalisis dengan menggunakan

rubric habits of mind dari Marzano (1993). Rubric menetapkan nilai tertinggi empat dan terendah satu. Pengolahan dan analisis data habits of


(1)

Gijbel, D. and Dochy, F. (2006). “ Student’s assessment preferences and approaches to learning: can formative assessment make a difference?”. Educational Studies. 32 (4) pp. 399-409.

Glover, C. (2004). Report of research carried out at Sheffield Hallam University for the Formative Assessment in Science Learning Project (FAST) for the period 2002-2003. (Online). Tersedia:

http://www.open.ac.uk/science/fdtl/document/SHUfinal_report.pdf. (27 November 2005).

Glover, C and Brown, E. (2006). Written Feedback for Students: too much, too detailed or too incomprehensible to be effective?. BEE-Journal Volume 7 (3). (Online). Tersedia:

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol7/beej-7-3.pdf. (3 Maret 2011)

Gunn, A and Pitt, S.J. 2003. “ The effectiveness of computer-based teaching packages in supporting student learning of Parasitology”. Bioscience Education e- Journal. 2003. (Online). Tersedia:

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol1/beej-1-7aspx (22 November 2007)

Hill, J., Meyer, J., Sanders, K., Fyfe, G., Fyfe, S., Ziman, M and Koehler. (2008). “ Taking baby steps: The impact of test length on first year student engagement

with online formative assessment in human biology”. Teaching and Learning Forum 2008. (Online). Tersedia:

http://lsn.curtin.edu.au/tlf/tlf2008/refereed/hill.html. (15 Juni 2008)

Hollins, W. and Whitby, V. (1998). Progression in Primary Science. Great Britain. David Fulton Publishers.

Hughes, C. and Wade, W. (1996). Inspirations for Investigation in Science. Warwickshire; Scholastic.

Hylland, F. (1998). The impact of teacher written feedback on individual writers. Journal of Second Language Writing. 7, 255-286.

http://puslit.petra.ac.id/journal /interior

http://www.learning-theories.com/vygotsky-social-learning-theory.html (9 April 2011) http://tip.psychology.org/vygotsky.html (9 April 92011)

Indah, N.K. & Wisanti. (2005) Pembelajaran Portofolio pada Mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Makalah Lokakarya, Seminar dan Kongres Taksonomi Tumbuhan Indonesia. FPMIPA UPI. 17-19 November 2005.

Joice, B., Weil, M. and Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Boston: Pearson Education, Inc.


(2)

Karno, To dan Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian Versi 4.0. untuk Window. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Klenowski, V. (2002). Developing Portofolio for Learning and Assessment Processes and Principles. London: RoutledgeFalmer.

LazarowitZ, R & Lieb,C. (2006). Formative assessment pre-test to identify college student prior knowledge misconception and learning difficulties in biology. International Journal of Science and Mathematical Education. Vol 4, No.4, pp.741-762. (Online). Tersedia:

http://www.springerlink.com/content/530vpn0066x48123. (15 Mei 2008) \ Leakey, A. and Goldsworthy, A. (2001). Fantastic Feedback Primary Science Review.

68, 22-23.

Linsay, C. and Clarke, S. (2001). Enhancing Primary Science through Self and Paired Assessment. Primary Science Review. 68, 15-16.

Loughran, J., Berry, A. and Mulhall, P. (2006). Understanding and developing science Teacher’s Pedagogical Content Knowledge. Rotterdam, The Netherlands; Sense Publishers.

Lowery, L.F. (2000). NSTA Pathways to The Science Standard. Arlington: National Science Teacher Association.

Magnusson, S., Krajcik, J and Borko, H. (2003). Nature, Sources, and Development of Pedagogical Content Knowledgw for Science Teaching. In Gess-Newsome and Lederman, N.G (Ed.) Examining Pedagogical Content Knowledge. The Construct and its Implications for Science Education. New York: Kluwer Academic Publishers.

Markow, P.G. and Lonning, R.A. (1998). Usefulness of Concept Maps in College Chemistry Laboratories: Student? Perception and Effect on Achievment. Journal of Research in Science Teaching. 35(4), 1015-1029.

Marzano, R.J. (1992). A Different Kind of Classroom. Teaching with Dimensions of Learning. Alexandria : ASCD (Association for Supervision and Curriculum Development.

Marzano, Pickering and McTighe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model. Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.

Marzano, RJ. (2006). Classroom Assessment & Grading That Work. Alexandria, Virginia USA


(3)

McCallum. (2000). Formative assessment: implications for classroom practice. Whole-school development in assessment for learning: Crown. (Online). Tersedia: www.publication.education.gov.uk/default (4 Mei 2008)

.

McCulloch, B. (2010). Scaffolding and zone of proximal development. (Online) Tersedia:http://docstoc.com/docs/56913861/Scaffolding-and-zone-of-

proximal. (9 Oktober 2010).

Meier, D. (2004). Becoming educated. The power idea. Principal Leadership. 3(7), pp 16-19.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics preparation and conceptual learning gain in Physics: a Possible hidden variable in diagnostic pretest score. Am. J.Phys. 70(2). 1259-1267.Tersedia: http://www.physics.Iastate.edu/per/does/Addendum_on_normalizedgain.pdf. Milton, J. (2005). Exploration of The Nature of Feedback to Students. EAC : Learning

and Teaching Development. RMIT University. (Online). Tersedia: http://www.iml.uts.edu.au/EAC2005/paper/MiltonEAC 2005.pdf. (4 Mei 2008). Minium. E.W. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Evaluation. New York:

Jhon Willey & Sons Inc.

Morine-Dershimer and Kent, T. (2002). The complex nature and sources of teachers’ pedagogical knowledge In Gess-Newsome and Lederman, N.G (Ed.) Examining Pedagogical Content Knowledge. The Construct and its Implications for Science Education. New York: Kluwer Academic Publishers.

Mui SO, W.W. (2004). Formative and Summative Assessment. Different Strategies for The Assessment of Science Learning. The Important Qualitity Meaningful Assessment. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 5, Issue 2, Article 8.

Novak and Gowin. (1985). Learning How to Learn. Cambridge : Cambridge University Press.

NRC. (1996). National Science Education Standards. Washington DC: National Academy Press.

Ornstein, A.C. (1990). Strategi for Effective Teaching. Loyola University of Chicago: Harper Collin Publisers.

Orsmond, P., Merry, S. & Reiling, K. (2005). Biology students’ utilization of tutors’ formative feedback: a qualitative interview study. Assessment and Evaluation in Higher Education. 30, 369-386.


(4)

Peat, M., Franklin, S., Devlin, M., and Charles, M. (2004). “ Revisiting associations between student performance outcomes and formative assessment opportunities: Is there any impact on student learning?”. Assessment & Evaluation in Higher Education. 20 (2) pp. 141-152. (Online). Tersedia:

http://www.ascilite.org.au/conference/perth04/procs/peat. (15 November 2007). Popham & Shepard. (2006). Makalah dipresentasikan di FAT SCASS di Austin.

Tanggal 10 Oktober 2006. (Online). Tersedia:

www.republicschools.org/docs/accountability/.../fastattributes04081. (12 Mei 2008)

Popham, W.J. (2011). Classroom Assessment What Theachers Need to Know. Boston: Pearson Education, Inc.

Purwanto, Ng. (1994). Prinsip.prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya

Raaheim, A. (2006). Do Student Profit from Feedback?. (Online). Tersedia:

http://www.seminar.net/volume

-2-issue-2-2006/do-student-profit-from-feedback. (4 Juni 2008).

Ramaprasad, A. (1983). On the definition of feedback. Behavioral Science. 28 (1). 4-13.

Reinhartz, J & Beach, D.M. (1997). Teaching and Learning in The Elementary School: Focus on Curriculum. New Jersey: Practice-Hall.

Rifai, M. (2006). Sudah Siapkan Bangsa Indonesia Mengklasifikasikan Tanaman Budidayanya? Makalah pada KOSTERMANS CENTENNARY. Bogor, 3 Juli 2006.

Robert. (2008). Social Learning Theory (Bandura). (Online). Tersedia: http://www.learning-theories.com/social-learning-theory-bandura.html (9 April 2011)

Rustaman, N. (2001). Pengembangan Proses Berpikir Melalui Klasifikasi-Kategorisasi-Seriasi Tumbuhan Tinggi. Makalah pada Seminar Nasional Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia di Malang. 13-14 Juli 2001. Rustaman, N., Dirdjosoemart, S., Ahmad, Y., Yudianti, S.A., Rochintaniawati, D.,

Nurjhani, M., Suberkti, R. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Rustaman, N. (2003). Mengenal Keanekaragaman Tumbuhan Tinggi dalam Klasifikasi Rakyat Menuju Klasifikasi Ilmiah melalui Penelitian Untuk Mengembangkan Proses Berpikir. Makalah pada Kongres dan Seminar Nasional Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia di Surakarta, 19-20 Desember 2003.


(5)

Sadiman, Rahardjo, Haryono dan Rahardjito. (2005). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sadler, R. (1989). Formative Assessment and The Design of Instructional Systems. Instructional Science. 18, 119-144.

Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Silverius. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo. Sizer, T and Meier, D. (2004). Habits of Mind. (Online). Tersedia::

http: //www.essentialschools.org/lpt/ces_docs/210. (15 Oktober 2008)

Shepardson, D.P. (1997). Butterflies and Bettles: First Graders ways of Seeing and Talking about Insect Life Cycles. Journal of Research in Science Teaching. 34(9), 876-889.

Shepardson, D.P and Britsch, S. (1997). Children’s Science Journal: Tools for Teaching, Learning and Assessing. Science and Children. 34 (5), 13-17. Spandel, V. (1997). Reflections on Portofolio, in G.D. Phye (ed). Handbook of

Academic Learning. San Diego: Academic Press.

Sriyati, S., Rustaman, N., Amprasto, Hidayat, T. dan Yulianto, S.A. (2006). Penggunaan Multimedia Pada Pembelajaran Teori Botani Phanerogamae dalamUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Laporan Penelitian HibahProgram Pembelajaran dalam Rangka Implementasi SP4 Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak Diterbitkan.

Strgar, J. (2007). Increasing the interest of students in plants. Journal of Biological Education. 42 (1). 19-23.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suratno. T. (2007). Formative Assessment for Learning: Teacher’s Professionalism in Raising Standards. Makalah pada Seminar Nasional Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Mei 2007.

Swearingen, R. (2002). A Primer: Diagnostic, Formative & Summative Assessment. Heritage University.


(6)

Tastan, I., Dikmenli, M. & Cardak, O. (2008). Effectiveness of the conceptual change texts accompanied by concept maps about students’ understanding of the molecules carrying genetical information. Asia Pacific Forum on Science Learning and Teaching. Volume 9, Issue 1, Article 11.

Thin, A. G. (2006). “ Using Online Microassessment to Drive Student Learning”. Bioscience Education e- Journal.7-7 (Online). Tersedia:

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol9/beej 7-7.aspx.

UPI. (2010). Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Willerman, M. & MacHarg. (1991). The Concept Maps as an Advance Organizer. Journal of Research in Science Teaching. 28(8), 705-711.

Wulan, A.R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi. Bandung: PPs UPI. Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan Asesmen Formatif. Bahan kuliah Evaluasi

Pendidikan IPA di Prodi Pendidikan IPA Pascasarjana UPI.

Ziman, Meyer, Plastow, Fyfe,G., Fyfe S., Sanders, Hill, Brightwell. (2007). “Student optimism and appreciation of feedback”. Teaching and Learning Forum 2007. (Online). Tersedia: