PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKNUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI SMPN 1 LEMBANG.
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK BOLA DI SMPN 1 LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh : HERIYANA
0906753
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK BOLA DI SMPN 1 LEMBANG
Oleh Heriyana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Heriyana 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK BOLA DI SMPN 1 LEMBANG
Skripsi ini telah disahkan dan disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Nuryadi, M.Pd NIP. 197101171998021001
Pembimbing II
Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 197207112001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI
Dr. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001
(4)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Heriyana (0906753). “THE EFFECT DIFFERENTIAL OF INQUIRY AND CONVENTIONAL LEARNING MODELS TOWARD STUDENTS’ LEARNING OUTCOME OF FOOTBALL SKILL IN SMPN 1 LEMBANG”. Supervisor 1 Dr. Nuryadi, M.Pd. Supervisor II Drs. Sucipto, M.Kes.AIFO.
A learning model innovation is required and it ought to be applied by a
teacher in football learning process to improve students’ learning outcome of
football skill. In addition, a learning model that can be used is inquiry learning model. Inquiry learning model is one of the learning models in physic education which more focus on students. This method involves students in learning process.
It is used in order to make students’ learning outcome better if it is compared with
conventional method (teacher-centered method). The purpose of this study, namely: 1.To find out the effect differential of inquiry learning model toward
students’ learning outcome of football skill; 2.To find out the effect of
conventional learning method toward football skill. 3. To discover how much the effect differential between inquiry and conventional learning models toward
students’ learning outcome of football skill.
The method is used in this study is experimental method. The population of this study is second grade students of SMPN 1 Lembang in academic year 2013/2014. The sample of this study is taken randomly by using random sampling technique to 60 students which is divided into two groups (experimental and control groups). This study uses pretest-posttest only control group design by using playing observation research instrument. Statistical analysis that is used of this study is t-test analysis with similar mean is two of one part and two parts.
Based on the result found that t calculated 4.871 > t1- α (2.002). It means that Ho
is rejected. In other word, inquiry learning model give more effect toward learning outcome of football skill. The writer suggests that it will be better if conducted further research related to learning models that encourage students to more improve their learning outcome and achieving the expected competence.
Keywords: Inquiry Learning Model, Students’ Learning Outcome of Football Skill
(5)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Heriyana (0906753). “PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKNUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI SMPN 1 LEMBANG”. Pembimbing I Dr. Nuryadi, M.Pd. Pembimbing II Drs. Sucipto, M.Kes.AIFO.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan bermain sepakbola dalam proses pembelajaran sepakbola diperlukan sebuah inovasi model pembelajaran yang harus diterapkan oleh seorang pengajar. Antara lain model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Inkuri. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang lebih menekankan kepada siswa untuk terlibat dan berperan lebih dalam suatu pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil nelajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensiaonal (teacher centred). Penelitian ini bertujuan: 1.Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola. 2.Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola. 3.Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh model pembelajaran Inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VIII di SMPN 1 Lembang tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak menggunakan teknik random sampling sebanyak 60 siswa dan siswi yang dibagi ke dalam dua kelompok (eksperimen dan kontrol). Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-postest only control group design, dengan instrument penelitian observasi pengamatan bermain. Analisi statistik yang digunakan adalah analisis uji t dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak dan dua pihak.
Dari hasil pengujian pada tabel 4.7 diperoleh bahwa t hitung 4.871 lebih besar
dari t1- α (2.002). Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika t > t1 – α pada taraf
nyata α = 0,05 dengan (dk) = 58. Dalam hal ini t hitung berada pada daerah
penolakan Ho, jadi Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya model pembelajaran
inkuiri lebih berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola. Saran berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut terkait model-model pemebelajaran yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan
(6)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB 1 ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Penelitian ... 7
F. Anggapan Dasar ... 7
G. Hipotesis ... 8
H. Definisi Istilah ... 8
BAB II ... 10
KAJIAN TEORITIS ... 10
A. Hakikat Belajar ... 10
1. Pengertian Belajar ... 10
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 12
3. Jenis dan Bentuk Belajar ... 13
B. Model Pembelajaran ... 16
1. Konsep Model ... 16
2. Pentingnya Penggunaan Model ... 17
3. Konsep Pembelajaran ... 18
4. Model – model Pembelajaran ... 19
5. Karakteristik Model Pembelajaran ... 21
6. Unsur – unsur Model Pembelajaran ... 22
C. Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani ... 23
(7)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Konsep Model Pembelajaran Inkuiri ... 24
2. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri ... 25
3. Tahap Pembelajaran Inkuiri ... 27
4. Hal Penting Dalam Model Inkuiri ... 29
E. Model Pembelajaran Konvensional (Teacher Centerd) ... 31
F. Hasil Belajar ... 32
1. Pengertian Hasil Belajar ... 32
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 34
3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani ... 35
4. Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola ... 37
5. Mengukur Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola ... 38
6. Teknik Dasar Permainan Sepakbola ... 39
7. Pengaruh Inkuiri terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain . 44 BAB III ... 46
METODE PENELITIAN ... 46
A. Metode Penelitian ... 46
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 47
C. Populasi dan Sampel ... 47
D. Desain Penelitian ... 48
E. Langkah – langkah Penelitian ... 49
F. Instrumen Penelitian ... 51
G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 54
a. Menghitung Rata-rata (mean) ... 54
b. Simpangan Baku (standar deviation) ... 54
c. Uji Normalitas ... 55
d. Uji Homogenitas ... 55
e. Uji Hipotesis ... 56
BAB IV ... 58
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA ... 58
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58
(8)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Pengolahan dan Analisis Data ... 59
1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 60
2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 61
3. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 62
4. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 62
D. Diskusi Penemuan ... 64
BAB V ... 68
KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ROGRAM PEMBELAJARAN ... 72
LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI ... 73
LAMPIRAN DATA HASIL PENELITAN ... 74
LAMPIRAN ANALISIS DATA ... 75
LAMPIRAN FOTO-FOTO ... 76
LAMPIRAN SURAT-SURAT ... 77
(9)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri ... 27
Table 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 50
Table 4.1 Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 58
Table 4.2 rata-rata dan Simpangan Baku ... 59
Table 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 60
Table 4.4 Hasil Uji Homoogenitas Postest ... 61
Table 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Eksperimen ... 62
Table 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kontrol ... 63
(10)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-postest control group ... 46 Gambar 3.2 Tahapan Penelitian ... 49
(11)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa kini pendidikan jasmani merupakan komponen yang sangat penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam setiap bangsa, pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia sepanjang hayat, mempunyai peranan begitu penting yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Melalui pendidikan jasmani pula diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menumbuhkan serta memelihara kegiatan yang berorientasi positif bagi peningkatan kualitas individu anak, baik secara aspek fisik, mental, emosional, intelektual dan moral. Oleh karena itu pendidikan jasmani dianggap begitu penting, sehingga pemerintah menetapkan tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) dalam pasal 42 Undang-undang No.20 tahun (2003). Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran sebagai berikut:
1).Pendidikan Agama, 2)Pendidikan Kewarganegaraan, 3).Bahasa, 4).Matematika, 5).Ilmu Pengetahuan Alam, 6).Ilmu pengetahuan Sosial, 7).Seni dan Budaya, 8).Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 9).Keterampilan dan Kejuruan, 10).Muatan Lokal.
Berpijak dari pernyataan diatas bahwa pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang wajib diadakan disetiap tingkatan satuan pendidikan, dan wajib diikuti oleh setiap peserta didik.
Olahraga permainan sepakbola adalah jenis permainan serangan (invasion game), sepakbola sendiri sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, di Inggris olahraga ini mulai dimainkan pada abad ke -19 kemudian pada tanggal 21 Mei 1904 berdiri FIFA di Paris, cabang olahraga ini termasuk salah satu permainan beregu bola besar yang paling digemari di dunia selain itu, permainan sepakbola juga merupakan materi yang biasa disampaikan dan dimainkan oleh siswa disekolah, adapun pengertian sepakbola sendiri menurut Sucipto dkk (2000:7):
(12)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnhya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya.
Tidak sedikit komponen yang ditekankan harus dikuasai oleh siswa dalam proses pembelajarannya, ada beberapa hasil belajar yang dianjurkkan kepada siswa untuk dikuasai, dapat dideskripsikan melalui suasana bermain bahwa pemain tidak hanya memerlukan keterampilan dasar permainan sepakbola saja, melainkan membuthkan aspek aspek lain untuk menunjang kegiatan bermain. Dalam domain kognitif misalnya, kemampuan intelektual siswa dalam berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah dalam bermain sepakbola dibutuhkan, pengetahuan dalam mencari ruang yang kosong dalam suasana mendukung pembawa bola ketika melakukan gerakan tanpa bola, pemahaman terhadap peraturan bermain sepakbola yang telah ditetapkan, penerapan dari konsep gerak yang telah diketahui sebelumnya, serta analisis gerakan-gerakan terkait melakukan keterampilan dasar bermain sepakbola, dan Ketika dikaitkan dalam bermain sepakbola, beberapa kategori dalam domain afektif diperlukan pada saat melakukan kegiatan bermain sepakbola, seperti misalnya sikap penerimaan keunggulan lawan pada saat bermain sampai kepada domain psikomotor, keterampilan dasar bermain sepakbola diperlukan demi menunjang keberhasilan bermain sepakbola, dalam hal ini keterampilan bermain yang di amati hanya mencakup 3 kategori, yaitu: Stoping-Passing, dribbling (mengiring), shooting (menendang). Berikut penjelasan terkait ketiga kategori tersebut.
Hasil belajar yang dipaparkan diatas dituntut dapat tercapai secara maksimal dalam setiap penyelengaraan pembelajaran sepakbola, akan tetapi pada kenyataan dilapangan untuk mencapai hal itu sangatlah tidak mudah, kemampuan siswa untuk memahami materi permainan sepakbola dirasa sulit dan kurang maksimal, dikarenakan minimnya seorang guru melakukan inovasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, terutama sekali dalam pemilihan model pembelajaran, terlihat kegiatan pembelajaran masih merujuk kepada guru, situasi dimana jika dianalogikan seorang guru masih mendominasi keberlangsungan proses pembelajaran, seolah-olah peran sebagai guru disini menyerupai
“tuhan” dimana seluruh sumber pengetahuan berpusat kepada sosok guru (teacher center), sehingga sosok siswa didalam pelaksanaannya hanya berperan sebagai objek pelaksana perintah guru semata, yang pada akhirnya situasi dalam proses pembelajaran
(13)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
seperti itu menjadikan siswa kurang memahami tujuan pembelajaran yang diorientasikan oleh guru, yang merujuk kepada hasil belajar yang kurang maksimal.
Dari berbagai permasalahan yang terjadi, guru pendidikan jasmani seolah dituntut untuk dapat terus berinovasi dalam hal membenahi proses pembelajaran permainan sepakbola, sehingga hasil belajar yang maksimal bukan hanya menjadi impian lagi, lebih dari itu agar pembelajaran permainan sepakbola ini dapat lebih melibatkan siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih baik dalam memahami tujuan pembelajaran dan menjadikan hasil belajar menjadi jauh lebih baik.
Mengajar sendiri adalah perbuatan yang kompleks, perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan sejumlah komponen secara integratif yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh pengajar dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana, (1989: 28) menerangkan bahwa :
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.
Segala hal baik diupayakan dapat tercapai dalam pembelajaran penjas dan mampu dikuasai oleh siswa, melalui beberapa pendekatan bermain, startegi mengajar, modifikasi media pembelajaran dan terobosan - terobosan lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru dalam mengupayakan hal tersebut. Dalam upaya untuk menyokong keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani, maka beberapa aspek harus sangat diperhatikan dan dilaksanakan, salah satunya aspek model. Dalam kaitan dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan satu protipe dari suatu teori atau model, Juliantine Tite (2011
: 3) “secara umum model diartikan sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan”.
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dirasa tepat digunakan pada pembelajaran permainan sepak bola. Trianto (2007) dalam Juliantine, dkk (2011:79) mengemukakan bahwa:
(14)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Inkuiri pada dasarnya memang berfokus terhadap pengembangan kemampuan intelektual siswa, dimana dalam hal ini domain kognitif yang lebih dapat ditingkatkan, akan tetapi peneliti berkeyakinan ketika kemampuan intelektual siswa dibangun, secara otomatis akan mempengaruhi terhadap tingkat pemahaman siswa mengenai konsep gerak keterampilan sepakbola yang diajarkan pada setiap pembelajaran. Siswa akan lebih mampu melakukan gerakan keterampilan sepakbola secara maksimal karena pemamahan mereka lebih luas dan lebih mumpuni terkait konsep gerak keterampilan dasar sepakbola. Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik gambaran bahwa model pembelajaran inkuiri lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut berpartisipasi dan mengembangkan kemampuan intelektual siswa pada sebuah proses kegiatan pembelajaran, sehingga dimungkinkan hasil belajarpun akan lebih optimal. Hal tersebut sesuai seperti sasaran utama model pembelajaran inkuiri itu sendiri, Trianto (2007) dalam Juliantine, dkk (2011 : 81) bahwa :
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Berangkat dari esensi uraian tersebut, muncul permasalahan yang ingin penulis ketahui lebih jauh, yaitu tentang keingintahuan mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola di SMPN 1 Lembang, dan sejauh mana model pembelajaran inkuiri akan lebih memberikan hasil yang baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (teacher centred).
Diharapkan sasaran utama kegiatan pembelajaran ikuiri dapat terlaksana dengan baik sehingga mampu meningkatkan hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
(15)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti memberikan rumusan masalah yaitu:
1. Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola?
2. Apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola?
3. Seberapa besar perbedaan pengaruh model pembelajaran Inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas penulis menjabarkan bentuk tujuan yang akan dicapai.:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
3. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh model pembelajaran Inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
D. Manfaat Penelitian
Kegiatan Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:
1. Teoritis
a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan jasmani dan bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
b. Dapat menguatkan teori-teori sebelumnya yang berkaitan dengan model pembelajaran maupun hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Secara Praktis
a. Dapat digunakan sebagai sarana informasi dan solusi untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan model pembelajaran dan pembelajaran pendidikan jasmani.
(16)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Batasan Penelitian
Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis perlu membatasi penelitian ini agar lebih terarah dan tidak terjadi salah penafsiran, maka penulis membatasi penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya membahas sejauh mana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah, model pembelajaran inkuiri. 3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan
bermain sepakbola.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar yang dapat diartikan sebagai titik tolak pemikirian peneliti
sebagaimana menurut Arikunto (2010:104) mengatakan bahwa : “anggapan dasar atau
postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik.” Teori ini merupakan titik tolak bagi peneliti dalam laporan hasil penelitian. Juliantine Tite, dkk. (2011) menjelaskan bahwa : “ inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Dengan alasan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti berkeyakinan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangakn pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran sepakbola dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan model Inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada suatu kesimpulan. Hal ini diperkuat oleh Metzler (2000) dalam Juliantine, Tite, dkk. (2011:68) yang menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, membantu siswa untuk menjadi ekspresif, kreatif, dan mempunyai keterampilan dalam bidang psikomotor.
Dimana dalam pembelajaran sepakbola dibutuhkan beberapa aspek tersebut untuk dapat menunjang keberhasilan hasil belajar sepakbola.
(17)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2012 : 159) “hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan melalui data
yang terkumpul”.
Berdasarkan anggapan dasar yang telah dikemukakan oleh penulis, penulis menduga bahwa :
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola
3. Model pembelajaran inkuiri lebih berpengaruh daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
H. Definisi Istilah
Untuk lebih memahami dan memudahkan istilah-istilah penelitian, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang,benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia offline versi 1.5) 2. Model pembelajaran menurut Nurulwati (2000) dalam Juliantine Tite 2011:7) adalah
suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
3. Inkuiry menurut Ahli lain, Ellis (1977) dalam Juliantine Tite (2011:79) menyatakan bahwa inquiry adalah : “ the process of selecting, gathering, and processing data related to a particular problem in order to make inferences from those data.” Maksud dari penjelasan tersebut adalah bahwa inkuiri merupakan suatu proses menyeleksi, mengumpulkan, dan memproses data yang berhubungan dengan suatu masalah tertentu untuk menarik kesimpulan berdasarkan data-data tersebut.
4. Hasil belajar adalah suatu tujuan yang dicapai dalam proses belajar mengajar.
5. Permainan sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnhya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Sucipto dkk (2000 : 7)
(18)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Ketika seseorang bermaksud melakukan sebuah penelitian tentu diperlukan sebuah langkah-langkah yang dapat menunjang keberhasilan suatu penelitian, seperti hal-hal yang dapat membantu mengungkapkan permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, sampai ke proses mengumpulkan sejumlah data. Namun posedur-prosedur yang ditempuh haruslah bersifat ilmiah, dalam artian kegiatan penelitian tersebut harus didasari oleh ciri-ciri keilmuan, penelitian tersebut juga harus dilakukan dengan cara yang masuk akal, dilakukan dengan cara-cara yang dapat diamati oleh panca indera manusia, dan langkah-langkah penelitiannya harus menggunakan langkah-langkah-langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Hal tersebut memberikan gambaran bahwa sebuah metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan pengumpulan data. Adapun
penjelasan Sugiyono (2012:3) tentang metode penelitian bahwa “metode penelitian
adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Sugiyono (2010:9) menjelaskan “jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang akan diteliti. Dalam hal ini berkaitan dengan maslah yang ingin dikaji oleh penulis maka metode yang akan digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Arikunto (2010) dalam Malik (2013:54) :
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subyek selidik. Dengan kata
lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Dari penjelasan tersebut memberikan gambaran yang jelas kenapa penulis menjatuhkan pilihan terhadap motode penelitian eksperimen, diakibatkan secara garis besar dalam proses penelitiannya peneliti ingin mengetahui adanya sebuah akibat yang
dapat disebabkan oleh “sesuatu”. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini
bertujuan ingin mencari tahu ada tidaknya pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
(19)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negri 1 Lembang. 2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur yang harus ditempuh yaitu dengan mengajukan proposal hingga penyusunan laporan. Penelitian ini dilaksanakan di luar jadwal jam pelajaran siswa, dan dilaksanakan terhitung dari bulan Juni 2013 sampai dengan September 2013.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dijelaskan oleh Arikunto (2010:173) adalah “sebagai keseluruhan subyek
penelitian”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Lebih lanjut Sugiyono (2012:117) menjelaskan:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditark kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Maka setelah memahami berbagai pemaparan diatas, dalam penelitian ini peneliti menentukan populasi yaitu siswa dan siswi kelas VIII di SMP Negri 1 Lembang.
2. Sampel
Sugiyono (2012:117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong
kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan ampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
Sampel untuk penelitian ditentukan menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai simple random sampling (sampel acak) menurut Sugiyono 2012:120 adalah “dikatakan simple karena sederhana, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
(20)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen”.
Jumlah sampel sendiri penulis menetapkan 60 orang, yang kemudian dibagi menjadi 30 orang untuk kelompok eksperimen dan 30 orang untuk kelompok kontrol.
D. Desain Penelitian
Disain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group design. Dalam disain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, berikut penjelasan mengenai desain penelitian pretest-postest control group design, berikuit menurut Sugiyono (2011:112):
Gambar 3.1 Gambar 3.1
Paradigma pretest-postest control group design
Keterangan :
R : Random (sampel dipilih secara acak) O1 : Tes awal untuk kelompok eksperimen O2 : Test akhir untuk kelompok eksperimen X : perlakuan (treatment)
O3 : Test awal kelompok kontrol O4 : Tes akhir kelompok kontrol
E. Langkah-langkah Penelitian
Gay (1996) dalam Malik (2013:56) menuliskan secara hitam tentang langkah-langkah penelitian: "umumnya diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpensi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran".
Dari penjelasan tersebut penulis mencoba menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan tahap-tahap penelitian, dimuli dari tahap persiapan, pelaksanaan penelitian sampai ke tahap akhir penelitian.
1. Tahap persiapan
R O1 X O2
(21)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Langkah pertama pada penelitian adalah melakukan persiapan, dimulai dengan studi pendahuluan, melakukan survey tempat untuk mendapatkan kejelasan tentang tempat penellitian mulai dari sarana dan prasarana penunjang kegiatan, data pustaka serta data empirik, dilanjutkan dengan mengajukan sebuah proposal penelitian. Langkah selanjutnya membuat program pembelajaran dan menentukan instrument penelitian berdasarkan tujuan yang ingin diketahui dalam pelaksanaan penelitian. Setelah itu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah perihal akan dilaksanakannya penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Sebelum masuk kedalam langkah penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan kelompok sampel dari sebuah populasi yang dipilih secara acak, kemudian menentukan kelompok eksperimen dan kelompok control dari sebuah sampel. Selanjutnya melakukan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok. Setelah didapatkkan data melalui tes awal (pretest), dilanjutkan dengan memberikan perlakuna kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran ikuiri dan memberikan perlakuan yang biasanya terhadap kelompok control yaitu model pembelajaran yang konvensional yang berkonsep “teacher center”. Selesai deiberikan perlakuan pada akhir pertemuan diadakan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian, baik eksperimen maupun control. Perlu diingatkan tes yang diberlangsungkan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah berupa tes keterampilan dasar sepak bola dan observasi pengamatan keterampilan dasar sepak bola melalui bermain.
3. Tahap akhir Penelitian
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok dengan menggunakan uji statistika. Dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah diberlangsungkan.
(22)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Tahap penelitian Siswa kelas VIII SMP Negri 1 Lembang
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Test Awal
Keterampilan Dasar SepakBola
Model Pembelajaran Inkuiri
Test Awal
Keterampilan Dasar Sepak Bola
Model Pembelajaran Konvensional berpusat kepada guru (Teacher
Center)
Test Akhir
Keterampilan Dasar Sepak Bola
Test Akhir
Keterampilan Dasar Sepak Bola
Pengolahan dan Analisis Data
(23)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengatahui hasil belajar keterampilan bermain sepak bola adalah sebuah jenis butir tes bermain sepak bola yang telah dimodifikasi dari segi peraturan dan ukuran lapangan, siswa melakukan permainan (game) selama 2 x 10 menit dan kegiatan diamati oleh observer, penilaian sendiri dilakukan dengan memberikan skor nilai berdasarkan penguasaan keterampilan bermain sepak bola. Yang perlu diingaktan didalam permainan (game) terdapat unsur keterampilan dasar bermain sepak bola:
- Shooting
- Passing-stopping
- Dribbling
Tabel 3.1
Kisi – kisi Instrument Penelitian
No Variabel Konsep Indikator Sub Indikator
1 Passing-Stoping
Stoping adalah
merupakan salah satu teknik dasar dalam perminan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola yang termasuk didalamnya untuk mnengatur tempo permainan,
mengalihkan laju
permainan dan
memudahkan untuk passing.
(Sucipto dkk
(2000:22))
Passing pada umumnya
adalah teknik
Passing-stoping a. Kaki penghenti bersama bola
berhenti dekat dibawah badan (terkuasai).
b. Kaki tumpu berada
disamping bola 15cm, ujung kaki menghadap kesasaran, lutut sedikit ditekuk.
c. Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah bola, geraklanjut kaki tending diangkat menghadap sasaran.
d. Pandangan ditunjukan ke bola danmengikuti arahnya jalannya bola teradap sasaran.
e. Hasil passing tepat mengenai kawan.
(24)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menendang dengan kaki bagian dalam yang digunakan untuk mengumpan. (Sucipto dkk (2000:17))
2 Dribble
Pada dasarnya
mengiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu kaki yang dipergunakan dalam mengiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola.
Mengiring bola
bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati
lawan, dan
menghambat
permainan. (Sucipto dkk (2000:28)).
Dribble a. Badan dibelakang bola
sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakan disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran dan lutut sedikit ditekuk. b. Kaki tending berada
dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap kesasaran untuk kemudian ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola.
c. Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan.
d. Pandangan mengikuti jalannya bola kesasaran.
e. Hasil shooting tepat mengenai gawang.
3 Shooting
Menendang (shooting) merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam dalam permainan sepak bola, pada dasarnya bermain sepak bola itu tidak lain
dari permainan
Shooting a. Kaki yang digunakan untuk
mengiring bola tidak ditarik kebelakang hanya diayunkan kedepan.
b. Pada waktu mengiring bola kedua lutut sedikit ditekuk
untuk mempermudah
(25)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menedang bola.
(Sucipto (2000:11)).
c. Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan kearah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.
d. Secara teratur bola disentuh/didorong bergulir kedepan.
e. Hasil sentuhan bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola tetap dikuasai.
G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.
a. Menghitung Rata-Rata (mean)
Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai berikut:
̅ ̅ = skor rata-rata yang dicari
= jumlah nilai data n = jumlah sampel
b. Simpangan Baku (Standar Deviation)
Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya, simbol
simpangan baku populasi (σ atau σn ) sedangkan untuk sampel (s, sd atau σn-1)
Rumus untuk kelompok kecil :
S = ̅
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = simpangan baku yang dicari
(26)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
n = jumlah sampel
n ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
c. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dipilih adalah dengan metode lilifors. Adapun langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2010: 89) sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik. 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6. Menghitung theoritical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.
Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.
d. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.
Rumus uji statisik yang digunakan adalah :
Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : 1. Inventarisasi data
2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. 3. Membuat hipotesis statistik.
4. Mencari Fhitung.
(27)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
7. Kesimpulan.
e. Uji Hipotesis
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian
2) Gunakan statistik uji yang tepat
3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul 4) Berikan kesimpulan
5) Menentukan ρ (ρ-value)
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t Statistik uji yang digunakan adalah :
̅ ̅ √
dengan √
Keterangan:
̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.
̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak untuk nilai t
lainnya.
(28)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:
a) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.
b) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak
Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :
1. H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap
hasil belajar keterampilan bermain sepak bola.
H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar
keterampilan bermain sepak bola.
2. H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepak bola.
H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar keterampilan bermain sepak bola.
3. H0 :Model pembelajaran konvensional lebih berpengaruh ketika
dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri.
H1 :Model pembelajaran inkuiri lebih berpengaruh ketika dibandingkan
(29)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisi data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
3. Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang lebih besar ketika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
Karena hasil dari penerapan model pembelajaran inkuiri menujukan peningkatan keterampilan bermain sepakbola dalam aktivitas permainan sepakbola..
B. Saran
Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Model pembelajaran inkuiri dapat menjadi pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama sekali pada aktivias permainan sepakbola.
2. Melalui model pembelajaran inkuiri siswa akan lebih terlibat dan bersemangat dalam berpartisipasi di kegiatan pembelajaran sepakbola.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut terkait model-model pemebelajaran yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian dengan sampel yang lebih besar serta relevan dipadukan dengan kajian yang lebih mendalam akan memperkaya pengetahuan pada pembelajaran penjas menjadi lebih representatif.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani di Indonesia.
(30)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Abduljabar. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI
Abduljabar, (2008). Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
Arikunto, 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta. Bumi aksara.
Arikunto, 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta : Rineka cipta Depdiknas 2003, dalam pasal 42 undang-undang No.20 tahun 2003.
Juliantine, Tite dkk, 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahendra, (2009). Sejarah dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI.
Metzler W Michael, (2000). Instructional Models For Physical Education.
Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaan Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta
: Kencana.
Slameto. 2007. Belajar da faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sucipto dkk, 2000. Sepak Bola : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono, (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung : Alfabeta. Wena, Made, (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Sumber Skripsi:
Gumilar, (2011). Implementasi pendekatan Teaching Game For Understanding (TGFU) terhadap hasil pembelajaran aktivitas sepak bola. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Malik, (2013). Pengaruh pendekatan taktis terhadap pemahaman pola – pola permainan sepak bola. Bandung. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
(31)
Heriyana, 2013
Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Moch Bara Nugraha, (2012) Pengaruh Modifikasi Media Pembelajaran Penjas Terhadap Penguasaan Gerak Dasar Lompat Jauh SDN Sukapura 1 Bandung. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Muhamad Nur Alif, (2013) Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Internet :
Sugiyanto. (2008). Model Pembelajaran [Online]. Tersedia :Pend-ekonomi.
blogspot.com/2012/07/definisi-dan-jenis-model-pembelajaran.html?m=1 [31 Oktober 2012]
Latfrahmanto.blogspot (2011). Definisi Pengaruh [Online]. Tersedia :
Latfrahmanto.blogspot.com/2011/10/definisi-pengaruh [31 Oktober 2012]
Dimayati, (2005). Definisi Pembelajaran [Online]. Tersedia : Blog. elerning. unesa. ac. Id [31 Oktober 2012]
(1)
n = jumlah sampel
n ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
c. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dipilih adalah dengan metode lilifors. Adapun langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2010: 89) sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik. 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6. Menghitung theoritical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.
Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.
d. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.
Rumus uji statisik yang digunakan adalah :
Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : 1. Inventarisasi data
2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. 3. Membuat hipotesis statistik.
4. Mencari Fhitung.
(2)
49
Heriyana, 2013
6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
7. Kesimpulan.
e. Uji Hipotesis
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian
2) Gunakan statistik uji yang tepat
3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul 4) Berikan kesimpulan
5) Menentukan ρ (ρ-value)
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t Statistik uji yang digunakan adalah :
̅ ̅ √
dengan √
Keterangan:
̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.
̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak untuk nilai t
lainnya.
(3)
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:
a) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.
b) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak
Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :
1. H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap
hasil belajar keterampilan bermain sepak bola.
H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar
keterampilan bermain sepak bola.
2. H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepak bola.
H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar keterampilan bermain sepak bola.
3. H0 :Model pembelajaran konvensional lebih berpengaruh ketika
dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri.
H1 :Model pembelajaran inkuiri lebih berpengaruh ketika dibandingkan
(4)
60
Heriyana, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisi data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
2. Model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
3. Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang lebih besar ketika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepakbola.
Karena hasil dari penerapan model pembelajaran inkuiri menujukan peningkatan keterampilan bermain sepakbola dalam aktivitas permainan sepakbola..
B. Saran
Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Model pembelajaran inkuiri dapat menjadi pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama sekali pada aktivias permainan sepakbola.
2. Melalui model pembelajaran inkuiri siswa akan lebih terlibat dan bersemangat dalam berpartisipasi di kegiatan pembelajaran sepakbola.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut terkait model-model pemebelajaran yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian dengan sampel yang lebih besar serta relevan dipadukan dengan kajian yang lebih mendalam akan memperkaya pengetahuan pada pembelajaran penjas menjadi lebih representatif.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani di Indonesia.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Abduljabar. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI
Abduljabar, (2008). Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
Arikunto, 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta. Bumi aksara.
Arikunto, 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta : Rineka cipta Depdiknas 2003, dalam pasal 42 undang-undang No.20 tahun 2003.
Juliantine, Tite dkk, 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahendra, (2009). Sejarah dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI.
Metzler W Michael, (2000). Instructional Models For Physical Education.
Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaan Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta
: Kencana.
Slameto. 2007. Belajar da faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sucipto dkk, 2000. Sepak Bola : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono, (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung : Alfabeta. Wena, Made, (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Sumber Skripsi:
Gumilar, (2011). Implementasi pendekatan Teaching Game For Understanding (TGFU) terhadap hasil pembelajaran aktivitas sepak bola. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Malik, (2013). Pengaruh pendekatan taktis terhadap pemahaman pola – pola permainan sepak bola. Bandung. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
(6)
Heriyana, 2013
Moch Bara Nugraha, (2012) Pengaruh Modifikasi Media Pembelajaran Penjas Terhadap Penguasaan Gerak Dasar Lompat Jauh SDN Sukapura 1 Bandung. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Muhamad Nur Alif, (2013) Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Internet :
Sugiyanto. (2008). Model Pembelajaran [Online]. Tersedia :Pend-ekonomi.
blogspot.com/2012/07/definisi-dan-jenis-model-pembelajaran.html?m=1 [31 Oktober 2012]
Latfrahmanto.blogspot (2011). Definisi Pengaruh [Online]. Tersedia :
Latfrahmanto.blogspot.com/2011/10/definisi-pengaruh [31 Oktober 2012]
Dimayati, (2005). Definisi Pembelajaran [Online]. Tersedia : Blog. elerning. unesa. ac. Id [31 Oktober 2012]