PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL.

(1)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

HERI ADE PUTRA 0900162

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN OLAHRAGA BANDUNG


(2)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIRECT

INSTRUCTION TERHADAP

KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL

Oleh Heri Ade Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Heri Ade Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : HERI ADE PUTRA

NIM : 0900162

JUDUL :

PERBEDAAN

PENGARUH

MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT

INSTRUCTIION

TERHADAP

KETERAMPILAN

BERMAIN SOFTBALL

Disetujui dan Disahkan Oleh, Pembimbing I

(Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd) NIP. 196807071992032001

Pembimbing II ( Drs. Mudjihartono, M.Pd)

NIP.196508171990011001 Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

(Drs. Mudjihartono, M.Pd) NIP. 196508171990011001


(4)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HERI ADE PUTRA (0900162). Skripsi ini berjudul “Perbedaan Pengaruh

Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball”. Dosen Pembimbing 1 . Dr. Hj. Tite Juliantine , M.Pd , Dosen Pembimbing 2. Drs. Mudjihartono, M.Pd.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahhui perbedaan pengaruh model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran Direct Instruction terhadap keterampilan bermain softball. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretest-posttest group. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler softball di SMAN 5 Cirebon sebanyak 20 siswa putra. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive dengan pertimbangan siswa tersebut aktif dalam ekstrakuler softball. Instrumen yang digunakan yaitu tes keterampilan bermain softball ( nurhasan : 2007). Setelah kedua model pembelajaran tersebut diuji ternyata model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang berarti terhadap keterampilan bermain softball. Dari daftar distribusi t taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 18 didapat t tabel sebesar 1,73 dari penghitungan nilai t hitung didapat sebesar (0,52) tidak berada diantara t tabel (1,73), maka hipotesisnya (Ho) diterima. Kesimpulannya adalah model pembelajaran Direct Instruction memberikan hasil yang lebih baik terhadap keterampilan bermain softball

dibandingkan model pembelajaran Inkuiri.

Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Model Pembelajaran direct Instruction, Keterampilan bermain softball.


(5)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

HERI ADE PUTRA (0900162), title of the research “The Differences between

Influence of Inquiry Model and Direct Instruction Model Learning towards Softball

Skills”. Supervisor 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd, Supervisor 2. Drs. Mudjihartono, M.Pd.

This research was aimed to knowing the differences between influence of inquiry model and direct instruction model learning towards softball skills. This research employed experimental method in the forms of pretest-posttest control group design. The samples were 20 members of extra curricular softball in SMAN 5 Cirebon and the samples were taken with purposive technique. The instrument used were softball

skill test “The O’Donell Softball Test”(nurhasan : 2007). The findings showed that direct instruction model learning give the significantly influence toward softball skills which t-test distribution the real level which was 0,05 with freedom degree = 18 from t table was 1,73 from the t value was (0.52) it was not among the t table (1.73). it mean that the hypothesis (Ho) accepted. It is obvious that direct instruction learning model give the significantly influence of the result in softball skills rather than inquiry learning model.

Keywords : inquiry learning model, direct instruction learning model, softball skill


(6)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA KATA MUTIARA ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Belajar ... 8

B. Model Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 9

2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 10

3. Model Pembelajaran Inkuiri ... 11

4. Model Pembelajaran Direct Instruction ... 22

C. Karakteristik Bermain Softball ... 26

D. Kerangka Pemikiran ... 28

E. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 36


(7)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data ... 42

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 45

A. Hasil Perhitungan Data Mentah ... 45

B. Uji Normalitas ... 46

C. Uji Homogenitas ... 47

D. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 47

E. Diskusi Penemuan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(8)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

3.1Desain Penelitian ... 33

3.2Langkah – langkah Penelitian ... 34

3.3Diagram Lapangan Tes Speed Throw ... 36

3.4Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls ... 37

3.5Diagram Tes Throw And Catch ... 38

3.6Diagram Lapangan Tes Repeated Throw ... 39

3.7Diagram Lapangan Tes Fungo Batting ... 39


(9)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 45

4.2 Hasil perhitungan Uji Normalitas ... 46

4.3 Hasil perhitungan Uji Homogenitas ... 47

4.4 Hasil Perhitungan Uji Beda peningkatan Hasil Pembelajaran ... 47

4.5 Hasil Penghitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Uji Hipotesis Peningkatan hasil Pembelajaran ... 48


(10)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Skor Tes Awal Kelompok A (Sebelum Diberi Perlakuan) ... 53 2. Skor Tes Awal Kelompok B (Sebelum Diberi Perlakuan) ... 54 3. Peningkatan Pembelajaran Sesudah Diberi Perlakuan Pada

Kelompok A (Model Pembelajaran Inkuiri) ... 55 4. Peningkatan Pembelajaran Sesudah Diberi Perlakuan Pada

Kelompok B (Model Pembelajaran Direct Instruction) ... 56 5. Hasil Uji Liliefors Tes Awal Kelompok A ... 57 6. Hasil Uji Liliefors Tes Akhir Kelompok A

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 58 7. Hasil Uji Liliefors Tes Awal Kelompok B ... 59 8. Hasil Uji Liliefors Tes Akhir Kelompok B

(Model Pembelajaran Direct Instruction) ... 60 9. Penghitungan Uji Homogenitas ... 61 10.Penghitungan Uji Beda Peningkatan Hasil Pembelajaran Kelompok A

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 62 11.Penghitungan Uji Beda Peningkatan Hasil Pembelajaran Kelompok B

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 63 12.Penghitungan Uji Hipotesis Peningkatan Pembelajaran ... 64 13.Program Pembelajaran Keterampilan Bermain Softball ... 66


(11)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(12)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang terpenting dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yaitu upaya membantu mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu program pendidikan yang tercantum dalam kurikulum pendidikan yaitu dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui proses dan bimbingan guru dalam upaya mencapai tujuan. Seperti yang diungkapkan Adang Suherman, (2000 : 1) pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam suatu kurikulum, proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sangat terbatas, karena kurangnya sarana dan prasarana, alokasi dan waktu. Disini guru harus bisa kreatif dalam memilih suatu model pembelajaran yang cocok untuk siswanya, agar tercapai tujuan penjas tersebut. Berhasil tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah siswa bukan hanya mendapat pelajaran /materi dari guru, melainkan juga dari teman satu kelas, satu sekolah, dan sumber belajar lain (media elektronik, media cetak).

Dalam pembelajaran penjas terdapat salah satu materi permainan bola kecil, diantaranya: kasti, rondes, bola bakar, dan softball. Dikota-kota besar permainan

softball nampaknya sudah tidak menjadi olahraga pilihan, tetapi merupakan cabor yang menjadi pilihan utama.


(13)

2

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Kota Cirebon, pembelajaran softball belum terlaksana, dari tingkatan Sekolah Dasar, tingkatan Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas. Namun akhir-akhir ini di Sekolah Menengah Atas di Kota Cirebon, ekstrakulikuler softball sedang digemari banyak siswa-siswi, sehingga proses pembelajaran softball disekolah mendapat perhatian dari penulis untuk meneliti proses pembelajarannya.

Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Seperti kita telah ketahui bahwa untuk dapat bermain Softball yang baik, diperlukan suatu bentuk tubuh yang baik dan sesuai permainan ini. Disamping itu diperlukan kemampuan fisik dan kemampuan mental (Parno, 1992:166). Kemampuan individu seorang pemain begitu diandalkan untuk menjadikan suatu tim menjadi kompak demi menunjang koordinasi antar pemain yang terdiri dari 9 pemain yang berbeda posisi, yang tentunya mempunyai keahlian yang berbeda pula.

Didalam proses pembelajan softball terdapat beberapa unsur teknik seperti yang dijelaskan oleh Parno (1992: 16-73) yaitu : 1). Pitching, 2). Throwing, 3).

Catching, 4). Batting, 5) sliding, dan 6). Base running. Oleh karena itu, dalam pembelajaran permainan softball diperlukan pembelajaran yang intensif dan sistematis agar tecapainya keberhasilan dalam bermain softball, disamping menggunakan pembelajaran yang intensif dan sistematis, permainan softball juga diperlukan model pembelajaran yang memberikan adaptasi peserta didik agar pembelajaran akan mudah dan materi dapat di mengerti. Untuk itu pemilihan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting dalam proses pembelajaran

softball. Karena dalam kenyataannya peserta didik pemula sangat kesulitan dalam pembelajaran, karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bisa membuat para peserta didik untuk dapat dimengerti dan dipahami tentang cara-cara yang benar untuk menguasai keterampilan dasar permainan softball.

Dalam proses pembelajaran permainan softball salah satu kendala yang terjadi ketika proses pembelajaran permainan softball berlangsung adalah terlalu banyak jumlah siswa dan kurang nya peralatan, penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dan waktu yang terbatas, sehingga menghambat terhadap


(14)

3

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbentuknya keterampilan siswa dalam pembelajaran softball. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus bisa memilih model apa yang cocok dan tepat dalam proses pembelajaran permainan softball. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani dikenal banyak model pembelajaran, Metzler (2000) menjelaskan ada 7 model pembelajaran khusus untuk pendidikan jasmani. Model yang dijelaskan oleh Metzler tersebut adalah sebagai berikut :

1. Direct instruction model.

2. Personalized system for instruction model. 3. Cooperative learning model.

4. The sport education model. 5. Peer teaching model. 6. Inquiry teaching model. 7. The tactical games model.

Dari model-model yang dijelaskan oleh Metzler, peneliti membatasi penelitian ini antara model pembelajaran inkuiri ( inqury teaching model ) dengan model pembelajaran langsung ( direct instruction model )

Penulis tertarik meneliti perbedaan model pembelajaran inkuri dan model pembelajaran direct instruction terhadap keterampilan bermain softball karena peneliti ingin mencari model pembelajaran yang cocok, efektif, dan efisien dalam permbelajaran permainan softball.

Mengenai inkuiri Trianto dalam Tite (2013:93) menjelaskan bahwa : “ Inkuiri

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi”. Selain itu, inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. ( Gulo, t,t dalam Trianto, 2007).

Ahli lain, Ellis dalam Tite (2013:94) menyatakan bahwa inkuiri adalah: “the process of selecting, gathering, and processing datra related to a particular problem in order to make inferences from those data.” Maksud dari penjelasan tersebut adalah bahwa inkuiri merupakan suatu proses menyeleksi, mengumpulkan, dan memproses data yang berhubungan dengan suatu masalah tertentu untuk menarik kesimpulan berdasarkan data-data tersebut.


(15)

4

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kiranya dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya model inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Hal utama dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada kesimpulan. Dengan alasan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti berkeyakinan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam bermain softball. Dengan model pembelajaran inkuiri siswa dapat aktif mencari tahu dan memperagakan tugas gerak yang menjadi materi dalam pembelajaran karena dengan mencoba sendiri sehingga siswa mengetahui cara melakukan keterampilan bermain softball seperti : 1. speed throw, 2. fielding fly balls, 3. throw and catch, 4. repeated throw, 5. fungo batting, 6. dan accuracy throw.

Model pembelajaran lain yang masih dapat digunakan adalah model pembelajaran langsung ( direct instruction ). Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Seperti yang telah

diungkapkan oleh Roy Kilen dalam Tite (2011:30) “ model pembelajaran

langsung merujuk pada berbagai keterampilan dasar pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya

melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas”.

Hal ini disampaikan juga oleh Tite (2011:30) bahwa “model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran dimana guru menyampaikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada

tujuan dan di instruksikan langsung oleh guru”. Model pembelajaran langsung ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. Dengan model pembelajaran langsung siswa mampu merespon dengan cepat untuk melakukan keterampilan bermain softball seperti : 1. speed throw, 2. fielding fly balls, 3. throw and catch, 4. repeated throw, 5. fungo batting, 6. dan accuracy throw.


(16)

5

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut, dalam pendidikan jasmani model pembelajaran langsung (direct Instruction) ini merupakan salah satu model yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang mengggantungkan

seluruh Seperti yang diungkapkan oleh Tite (2011:30) “bahwa model

pembelajaran langsung ( direct instruction ) adalah model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di instruksikan langsung

oleh guru”. Sedangkan siswa hanya sebagai obyek penyampai informasi guru.

Bertolak dari dua model pembelajaran tersebut penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diungkapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan bermain softball?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran direct instruction terhadap keterampilan bermain softball?

3. Model manakah yang memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap keterampilan bermain softball?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terhadap keterampilan bermain softball.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran direct instruction terhadap keterampilan bermain softball.


(17)

6

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui model manakah yang memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap keterampilan bermain softball.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti dengan harapan :

1. Dapat membantu rekan-rekan mahasiswa serta guru-guru di Kota Cirebon khususnya dalam melakukan pembelajaran materi softball yang jarang diberikan.

2. Dapat membantu rekan-rekan yang memiliki peserta didik agar dapat memilih model yang tepat khususnya dalam pembelajaran softball

disekolah.

3. Dapat membantu peserta didik agar dapat menyerap materi pembelajaran dengan cepat dan tepat.

E. Batasan Masalah

Dalam mengkaji tentang permasalahan yang di utarakan dalam latar belakang masalah, maka perlu diperlukan pembatasan terhadap permasalahan penelitian sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Penelitian.

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi suatu objek. Dalam penelitian ini model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung ( direct instruction ) sebagai variabel bebas.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu perlakuan. Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat adalah keterampilan bermain Softball yang diukur seperti : 1. Speed throw, 2. Fielding fly balls, 3. Throw and catch, 4.repeated throw, 5. Fungo batting, 6. Accuracy throw.


(18)

7

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi dan Sampel.

a. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas xi SMA Negeri 5 Cirebon yang mengikuti ekstrakulikuler softball sebanyak 27 orang. b. Sampel dalam penelitiannya adalah siswa laki-laki yang mengikuti

pengembangan diri atau ekstrakulikuler softball di SMA Negeri 5 Cirebon sebanyak 20 orang.

c. Lamanya pembelajaran atau treatment dalam penelitian ini dilakukan 14 kali pertemuan, dengan rincian untuk perlakuan sebanyak 12 kali pertemuan dan 2 kali yaitu 1 untuk melakukan tes awal dan 1 untuk melakukan tes akhir.

d. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan softball yang bernama the O;DONNELL softball test dalam Nurhasan (2007), meliputi : 1. Speed throw, 2. Fielding fly balls, 3. Throw and catch, 4. Repeated throw, 5. Fungo batting, 6. Accuracy throw.

3. Tempat untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dan model direct instruction terhadap keterampilan bermain softball adalah bertempat di lapangan serba guna SMAN 5 Cirebon. 4. Waktu pelaksanaan penelitian pukul 15.00 wib sampai 17.00 wib pada hari

Selasa, Kamis, dan Sabtu.


(19)

32

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitiandan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksankan oleh peneliti, lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Cirebon jalan Perjuangan kota Cirebon dan pembelajaran (treatment) yang dilakukan sebanyak 14 kali pertemuan, dengan rincian untuk perlakuan sebanyak 12 kali pertemuan dan 2 kali yaitu 1 untuk melakukan tes awal dan 1 untuk melakukan tes akhir. Waktu pelaksanaan penelitian pukul 15.00 sampai pukul 17.00 wib pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2012:80). Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMAN 5 Cirebon yang mengikuti ekstrakulikuler Softball yang berjumlah 27 orang.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2012:81). Sampel dalam penelitian adalah siswa putra yang mengikuti pengembangan diri atau ekstrakulikuler softball di SMAN 5 Cirebon sebanyak 20 siswa putra. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive sample. Alasan penulis menggunakan purposive sample karena sampel yang diambil hanya siswa putra yang mengikuti ekstrakuliler softball serta terbatasnya waktu dan menimbang biaya dari penulis yang terbatas.


(20)

33

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest group design

(Sugiyono, 2012:76). Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh menggunakan teknik pengambilan secara purposive sample dari populasi.

Setelah sampel terkumpul diadakan tes awal atau pre-test. Tes awal disini berfungsi untuk mengukur sejauh mana keterampilan bermain Softball yang dikuasai siswa sebelum diberikan treatment. Setelah diadakan tes awal, siswa menjadi kelompok kontrol dilihat dari rangking ganjil dan genap yang di peroleh dari hasil tes awal, kelompok ganjil keterampilan bermain softball menggunakan model inkuiri, dan kelompok genap keterampilan bermain softball menggunakan model direct instruction. Kemudian setiap kelompok diberikan treatment atau perlakuan sesuai kelompoknya masing-masing. Setelah perlakuan berakhir maka peneliti melakukan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut diolah, disusun dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui signifikan perbedaan antara keterampilan bermain softball yang menggunakan model inkuiri dan model direct instruction dilakukan uji signifikan perbedaan keterampilan bermain softball.

Maka desain penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

R1 O1 X1 O2

R2 O3 X2 O4

Gambar 3.1


(21)

34

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

R1 adalah kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model inkuiri

R2 adalah kelompok eksperimen 2 dengan menggunkan model direct instruction

O1 adalah tes awal atau observasi awal O3 adalah tes awal atau observasi awal

X1 adalah perlakuan dengan menggunakan model Inkuiri

X2 adalah perlakuan dengan menggunakan model DirectInstruction

O2 adalah tes akhir atau observasi akhir O4 adalah tes akhir atau observasi akhir

Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian SAMPEL

TES AWAL TES AWAL

PERLAKUAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN

PERLAKUAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT

INSTRUCTION TES AKHIR TES AKHIR


(22)

35

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah. Seperti yang di ungkapkan oleh Sugiono

(2012:2) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan permasalahan, rumusan

masalah dan tujuan penelitian yang penulis teliti, maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimen yang mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Disamping itu penulis ingin mengetahui model mana yang sangat berpengaruh dalam keterampilan bermain softball.

D. Definisi Operasional

1. Model Inkuiri yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah sebuah pola belajar dimana guru memberikan simulasi sebuah masalah dalam pembelajaran maka siswa mencari pemecahan dari masalah tersebut, peran guru disini hanya sebagai fasilitator.

2. Model Direct Instruction yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah sebuah pola belajar dimana pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini

disampaikan juga oleh Tite (2011:30) bahwa “ model pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran dimana guru menyampaikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di instruksikan langsung oleh

guru”.

3. Keterampilan Bermain Softball yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah siswa dapat bermain softball dengan menggunakan pengambilan keputusan yang tepat dan gerakan yang efektif.


(23)

36

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Setelah menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya diperlukan data untuk memecahkan masalah, dalam penelitian ini untuk mengukur data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen. Menurut Sugiyono (2012:102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena sosial maupun alam. Sedangkan menurut Arikunto (2010:192) instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.

Berdasarkan hal tersebut, berikut ini dalam memperoleh data hasil penelitian yang berupa keterampilan bermain softball di SMA Negeri 5 Cirebon.

Menggunakan instrumen penelitian berupa keterampilan dari The O’Donnell

Softball tes (Nurhasan, 2007:243). Adapun item tes yang akan digunakan peneliti adalah:

1. Tes Keterampilan Speed Throw

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar dibutuhkan penilaian yaitu melalui tes. Seperti yang disampaikan Nurhasan (2007:3) menjelaskan

bahwa: “tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”. Dalam

pelaksanaan penelitan yang menjadi patokan penelitian adalah The O’Donnell

Softball test (Nurhasan, 2007:243) yaitu memakai tes Speed Throw.

Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis yang dibuat sejauh 19,76 m dari dinding. Ketika aba-aba diberikan subyek melemparkan bola tersebut ke dinding.

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Speed Throw

Bidang Sasaran 19,76 m


(24)

37

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara menskor : Adalah waktu yang dicatat mulai dari aba-aba diberikan sampai bola mengenai tembok. Tiap orang coba/ subyek diberi kesempatan tiga kali lemparan. Lemparan yang terbaik digunakan sebagai skor dari tes tersebut.

2. Tes Keterampilan Fielding Fly Balls

Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis yang dibuat sejauh 1,82 m dari dinding, sambil memegang bola. Ketika aba-aba diberikan, bola dilemparkan ke dinding di atas garis batas yang dibuat setinggi 3,64 m dari lantai, selama 30 detik. Bola selalu dilemparkan dari belakang garis, tetapi boleh ia menangkap bola tersebut di depan garis.

Gambar 3.4

Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls

Bidang sasaran

3,68 m

1,81 m

X TESTEE

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik. Tiap orang coba hanya diberikan satu kali percobaan.


(25)

38

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tes Keterampilan Throw and Catch

Pelaksanaan tes : sebuah tali direntangkan di atas garis start setinggi 2,43 m. Subyek melempar bola tersebut ke atas melalui atas tali tersebut dan kemudian lari dan menangkap bola tersebut di udara. Subyek berusaha menempuh jarak maksimal mungkin dan menangkap bola tersebut di udara. Subyek berusaha menempuh jarak semaksimal mungkin dan menangkap bola tersebut di udara.

Gambar 3.5

Diagram Tes Throw and Catch

Tali

2,43 m Tiang

X TESTEE

Cara menskor : jarak dari garis start sampai kepada tumit kaki depan subyek tersebut, yang diukur sebagai skor untuk tes ini. Tiap subyek diberi kesempatan melakukan tiga kali percobaan, dan dicatat skor terbaik dari ketiga percobaan tersebut.

4. Tes Keterampilan Repeated Throw

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat dengan jarak 4,56 m dari dinding sambil memegang bola. Subyek melempar bola tersebut ke dinding di atas garis yang dibuat setinggi 2,28 m dari lantai, dan menangkap bola tersebut dan melempar kembali ke dinding selama 30 detik.


(26)

39

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

Diagram Lapangan Tes Repeated Throw

Bidang sasaran

2.28 m

4,56m

X TESTEE

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik, merupakan skor dari subyek tersebut dalam tes ini.

5. Tes Keterampilan Fungo Batting

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di dalam “better’s box” sambil memegang

bat dan bola. Kemudian ia melambungkan bola tersebut dan segera ia memukul bola itu ke arah out field.

Gambar 3.7

Diagram Lapangan Tes Fungo Batting

5 outfield

batter box 3 infield


(27)

40

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara menskor : bola yang jatuh di daerah out field mendapat skor 5, in field mendapat skor 3, foul balls mendapat skor 1. Tiap orang/ subyek diberi kesempatan 10 kali memukul. Jumlah skor dari sepuluh pukulan tersebut, merupakan skor dari tes ini.

6. Keterampilan Over hand Accuracy Throw

Target : sebuah target berbentuk lingkaran diletakan pada dinding setinggi 99 cm dari titik tengah lingkaran tersebut ke lantai. Pada terget tersebut dibuat 4 buah lingkaran yang masing masing lingkaran berradius 3 inch; 11 inch; 21 inch; dan 33 inch, dengan urutan skor dari tiap lingkaran sebagai berikut : 4; 3 ; 2 dan 1.

Gambar 3.8

Diagram Lapangan Over head Accuracy Throw

13,6 m

X TESTEE

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat 13,68 m dari target. Kemudian subyek melemparkan bola tersebut ke arah target.

1 2

3 4


(28)

41

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar mendapatkan tes yang objektif, maka harus dihindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Untuk itu perlu kiranya petunjuk-petunjuk tentang prosedur pelaksanaan tes. Prosedur tentang pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

1. Bahan dan Perlengkapan Tes : a. Lapangan

b. Bola softball c. Meteran d. Glove e. Stop watch f. Tali g. Bat

h. Dua buah tiang 2,5 meter 2. Pelaksanaan Tugas

a. Seorang pencatat jarak, menghitung kesempatan melempar dan menangkap, dan merangkap sebagai pengamat terhadap lemparan, pukulan, dan tangkapan yang sah.

b. Seorang sebagai pembantu untuk memberikan bola. c. Dan peserta yang lain bertugas sebagai pengambil bola. 3. Administrasi tes.

a. Sebelum tes dilaksanakan, petugas mengisi hari tanggal dan bulan pelaksanaan tes, kemudian mencatat nomor urut dan nama subjek pada lempar hasil tes yang disediakan.

b. Subjek mengisi daftar hadir pelaksanaan tes.

c. Petugas menjelaskan pelaksanaan tes terutama tentang tujuan, bahan, cara pemberian skor dan cara melakukan lemparan dan tangkapan yang sah.

d. Subjek disediakan waktu untuk pemanasan sebelum melaksanakan tes. e. Subjek melaksanakan tes setelah dipanggil oleh petugas.

f. Petugas menghitung ke arah sasaran yang sah. g. Petugas mencatat jarak yang didapat oleh subjek.


(29)

42

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Program Pembelajaran a. Speed Throw b. Fielding Fly Balls c. Throw and Catch d. Repeated Throw e. Fungo Batting

f. Overhand Accuracy Throw.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian yang penulis lakukan, penulis

menggunakan The O’donnell softball tes (Nurhasan, 2007:243). Adapun

pelaksanaan tes yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Speed Throw b. Fielding Fly Balls c. Throw and Catch d. Repeated Throw e. Fungo Batting

f. Overhand Accuracy Throw.

G. Analisis Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :

̅

Keterangan :

̅ = skor rata-rata

= skor mentah = jumlah


(30)

43

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= banyanknya sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S=

̅̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan sebagai berikut :

a. Pengamatan

,

, ...

dijadikan bilangan baku

,

, ...

dengan menggunakan rumus :

=

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung

,

, ....

. jika proporsi ini dinyatakan S( ), maka :

S(

) = -

d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.


(31)

44

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menguji homogenitas. Menggunakan rumus sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (α) = 0,01.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :

t=

̅ ̅ √ ⁄ ⁄

dimana

S² =

keterangan :

t = nilai t yang dicari (t hitung)

̅ = nilai rata-rata kelompok 1

̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1


(32)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan

1. Model pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh terhadap keterampilan bemain softball.

2. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh terhadap keterampilan bermain softball.

3. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan model pembelajaran Inkuiri terhadap keterampilan bermain softball.

B. Saran

Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru menerapkan berbagai model pembelajaran karena dengan beragamnya model yang digunakan akan membuat pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran Inkuiri maupun Direct Instruction dapat

digunakan untuk pembelajaran keterampilan bermain softball. Sehingga

disarankan untuk guru penjas menerapkan kedua model tersebut, khususnya untuk pembelajaran keterampilan bermai Softball.


(33)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Frasetiawan, Ramdan (2012). Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Peer Teaching dalam Pembelajaran Lempar tangkap Pembelajaran softball. Skripsi Sarjana UPI.

Juliantine Tite, dkk (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung. FPOK PJKR UPI.

Juliantine Tite, dkk (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

FPOK UPI.

Metzler, Michael, W. (2000). Instructional Model For Physical Educal Education. Boston Allyn International. Inc.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Nurhasan.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. FPOK UPI.

Parno. (1991-1992). Olahraga Pilihan Softball: Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Directorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sanjaya, wina. (2010) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana,2010.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suharmini Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rinera Cipta.

Suherman, Adang, (2000:1). Dasar-dasar Penjaskes. FPOK UPI Bandung.

Slamento. (2007). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinekacipta.

Suparlan, Ajang. (2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI.

Dari Internet : [online]


(1)

Agar mendapatkan tes yang objektif, maka harus dihindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Untuk itu perlu kiranya petunjuk-petunjuk tentang prosedur pelaksanaan tes. Prosedur tentang pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

1. Bahan dan Perlengkapan Tes : a. Lapangan

b. Bola softball c. Meteran d. Glove e. Stop watch f. Tali g. Bat

h. Dua buah tiang 2,5 meter 2. Pelaksanaan Tugas

a. Seorang pencatat jarak, menghitung kesempatan melempar dan menangkap, dan merangkap sebagai pengamat terhadap lemparan, pukulan, dan tangkapan yang sah.

b. Seorang sebagai pembantu untuk memberikan bola. c. Dan peserta yang lain bertugas sebagai pengambil bola. 3. Administrasi tes.

a. Sebelum tes dilaksanakan, petugas mengisi hari tanggal dan bulan pelaksanaan tes, kemudian mencatat nomor urut dan nama subjek pada lempar hasil tes yang disediakan.

b. Subjek mengisi daftar hadir pelaksanaan tes.

c. Petugas menjelaskan pelaksanaan tes terutama tentang tujuan, bahan, cara pemberian skor dan cara melakukan lemparan dan tangkapan yang sah.

d. Subjek disediakan waktu untuk pemanasan sebelum melaksanakan tes. e. Subjek melaksanakan tes setelah dipanggil oleh petugas.

f. Petugas menghitung ke arah sasaran yang sah. g. Petugas mencatat jarak yang didapat oleh subjek.


(2)

42

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

4. Program Pembelajaran a. Speed Throw b. Fielding Fly Balls c. Throw and Catch d. Repeated Throw e. Fungo Batting

f. Overhand Accuracy Throw.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian yang penulis lakukan, penulis

menggunakan The O’donnell softball tes (Nurhasan, 2007:243). Adapun

pelaksanaan tes yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Speed Throw

b. Fielding Fly Balls c. Throw and Catch d. Repeated Throw e. Fungo Batting

f. Overhand Accuracy Throw.

G. Analisis Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :

̅

Keterangan :

̅ = skor rata-rata = skor mentah


(3)

= banyanknya sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S=

̅̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan sebagai berikut :

a. Pengamatan

,

, ...

dijadikan bilangan baku

,

, ...

dengan menggunakan rumus :

=

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung

,

, ....

. jika proporsi ini dinyatakan S( ), maka :

S(

) = -

d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.


(4)

44

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

4. Menguji homogenitas. Menggunakan rumus sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (α) = 0,01.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :

t=

̅ ̅

√ ⁄ ⁄

dimana

S² =

keterangan :

t = nilai t yang dicari (t hitung) ̅ = nilai rata-rata kelompok 1 ̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan

1. Model pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh terhadap keterampilan bemain softball.

2. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh terhadap keterampilan bermain softball.

3. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan model pembelajaran Inkuiri terhadap keterampilan bermain softball.

B. Saran

Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru menerapkan berbagai model

pembelajaran karena dengan beragamnya model yang digunakan akan membuat

pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan. Dari hasil penelitian ini

terbukti bahwa model pembelajaran Inkuiri maupun Direct Instruction dapat

digunakan untuk pembelajaran keterampilan bermain softball. Sehingga

disarankan untuk guru penjas menerapkan kedua model tersebut, khususnya untuk


(6)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Frasetiawan, Ramdan (2012). Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Peer Teaching dalam Pembelajaran Lempar tangkap Pembelajaran softball. Skripsi Sarjana UPI.

Juliantine Tite, dkk (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung. FPOK PJKR UPI.

Juliantine Tite, dkk (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI.

Metzler, Michael, W. (2000). Instructional Model For Physical Educal Education. Boston Allyn International. Inc.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Nurhasan.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. FPOK UPI.

Parno. (1991-1992). Olahraga Pilihan Softball: Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Directorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sanjaya, wina. (2010) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana,2010.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suharmini Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rinera Cipta.

Suherman, Adang, (2000:1). Dasar-dasar Penjaskes. FPOK UPI Bandung.

Slamento. (2007). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinekacipta.

Suparlan, Ajang. (2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI.

Dari Internet : [online]