KONTRIBUSI KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………..

i

PERNYATAAN ……………………………………………………………………………………………………………………

ii

ABSTRAK ………………………………………………………………………………………………………………………….

iii

UCAPAN TERIMA KASIH …………………………………………………………………………………………………..

iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………………………………………………

v


DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………………….

vi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………… vii
BAB I.

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………………………..

1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………………………………………….. 10
C. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………………………………………………… 11
1. Kompetensi ………………………………………………………………………………………………… 14
2. Motivasi Kerja ……………………………………………………………………………………………. 15

3. Kinerja Guru ………………………………………………………………………………………………… 15
BAB II.

KAJIAN TEORITIS

……………………………………………………………………………………………… 17

A. Konsep Kinerja …………………………………………………………………………………………….. 17
1. Pengertian Kinerja

…………………………………………………………………………………… 17

2. Aspek-aspek Standar Kinerja ……………………………………………………………………. 19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ………………………………………………. 21
4. Penilaian Kinerja

……………………………………………………………………………………… 22

B. Konsep Kompetensi ……………………………………………………………………………………… 24
1. Pengertian Kompetensi ……………………………………………………………………………. 24

2. Kompetensi Pedagogik …………………………………………………………………………….. 28
3. Kompetensi Kepribadian …………………………………………………………………………… 32
4. Kompetensi Profesional ……………………………………………………………………………. 35
5. Kompetensi Sosial

……………………………………………………………………………………. 37

C. Motivasi Kerja ……………………………………………………………………………………………… 38
1. Pengertian Motivasi …………………………………………………………………………………. 38
2. Proses Motivasi ………………………………………………………………………………………… 40
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. D

3. Teori Motivasi …………………………………………………………………………………………… 41
4. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Tinggi …………………………………………….. 44
D. Asumsi Penelitian


……………………………………………………………………………………….. 46

E. Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………………………………………………………. 49
BAB III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ……………………………………………………………… 51
A. Pendekatan Penelitian

………………………………………………………………………………… 51

B. Desain Penelitian …………………………………………………………………………………………. 51
C. Kisi-kisi Instrumen ……………………………………………………………………………………….. 53
D. Populasi dan Sampel ……………………………………………………………………………………. 57
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ………………………………………………….. 58
F. Instrumen Penelitian ……………………………………………………………………………………. 59
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

………………………………………………………………….. 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 84
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………………………………………. 84
1. Gambaran Kompetensi guru SMA Negeri 1 Gunung Toar ………………………….. 84

2. Gambaran Motivasi Kerja guru SMA Negari 1 Gunung Toar ………………………... 91
3. Gambaran Kinerja guru SMA Negeri 1 Gunung Toar …………………………………… 94
4. Kontribusi Kompetensi terhadap Kinerja guru …………………………………………….. 100
5. Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja guru ……………………………………….. 101
6. Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja guru ……………… 102
B. Pembahasan ………………………………………………………………………………………………… 115
1. Gambaran Kompetensi ……………………………………………………………………………….. 115
2. Gambaran Motivasi Kerja ………………………………………………………………………….. 116
3. Gambaran Kinerja Guru …………………………………………………………………………….. 118
4. Kontribusi Kompetensi terhadap Kinerja Guru …………………………………………… 120
5. Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ………………………………………. 123
6. Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ……………… 125
BAB V.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………………. ………………………………………………….. 136
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………… 136
B. Rekomendasi ……………………………………………………………………………………………….. 138

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………… 140
Denis Alfa, 2012

Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………………………… 144

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan sumber daya manusia yang sangat mendasar dalam tatanan
pendidikan tidak dapat lepas dari wacana persekolahan sebagai suatu sistem. Tenaga
strategis dalam sistem persekolahan adalah tenaga kependidikan, khususnya guru.
Oleh karena itu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan perlu disesuaikan dengan
upaya peningkatan profesionalitas guru.
Banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di sekolah, namun salah
satu faktor yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan adalah unsur guru. Mutu
pendidikan dipengaruhi oleh mutu guru yang menangani langsung pendidikan di

sekolah. Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
semestinya memiliki kompetensi mengajar yang mampu mengelola pembelajaran
secara baik, sehingga siswa mendapat pengalaman belajar yang baik dari gurunya.
Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha meningkatkan kompetensi guru secara
bertahap, baik melalui penataran-penataran, pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
maupun melalui berbagai workshop dan seminar yang diadakan baik di tingkat pusat,
provinsi, maupun di daerah masing-masing.
Kemajuan pendidikan di sekolah dipengaruhi juga oleh kinerja guru. Beberapa
sekolah tidak maju, karena gurunya tidak mau repot menggunakan peralatan
laboratorium dalam pembelajaran. Mereka lebih senang terus menggunakan model
ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadi bosan dan malas dalam

belajar. Beberapa guru tidak memperhatikan situasi siswa serta membiarkan siswa
ribut dan bertingkah seenaknya. Guru tidak mau repot mengarahkan siswa. Beberapa
guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang
maju dan pesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan
tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di
sekolah tersebut, yaitu: kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga
kependidikan lainnya. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Guru merupakan pelaku
utama dalam memfasilitasi penyelenggaraan proses belajar siswa. Oleh karena itu,
kehadiran dan profesionalitasnya sangat berpengaruh dalam mewujudkan program
pendidikan nasional. Guru harus memiliki kualitas yang cukup memadai, karena guru
merupakan salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan
banyak mengambil peran dalam proses pendidikan persekolahan (Suyanto dan
Hisyam, 2000).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU RI No. 20/ 2003) tentang Sisdiknas menyatakan tugas dan
fungsi tenaga pendidikan dan kependidikan sebagai berikut:
(1)

(2)


Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelola,
pengembang, pengawas, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
Guru memiliki peran yang penting, posisi yang strategis, dan bertanggung
jawab dalam pendidikan nasional. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, pengajar,
dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,
sedangkan mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu, pengetahuan dan
teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa
(Usman,2002).
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, pasal 2
disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi guru sebagaimana dimaksud bersipat holistik meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial,
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya mencakup: (1) pemahaman
wawasan atau landasan pendidikan; (2) pemahaman peserta didik; (3) pengembangan
kurikulum; (4) perancangan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup: (1) beriman dan

bertaqwa; (2) berakhlak mulia; (3) arif dan bijaksana; (4) demokratis; (4) mantap; (5)
berwibawa; (6) stabil; (7) dewasa; (8) jujur; (9) sportif; (10) menjadi teladan bagi
peserta didik dan masyarakat; (11) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan
(12) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
yang sekurang-kurangnya mencakup: (1) berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau
isyarat secara santun; (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik; (4) bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem
nilai yang berlaku; dan (5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang
diampunya yang sekurang-kurangnya mencakup: (1) materi pelajaran secara luas dan
mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,
dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampunya; dan (2) konsep dan metode
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampunya.
Masih rendahnya tingkat kompetensi guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor lainnya yang berasal dari
eksternal, sebagai berikut:
(a) Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebutuhan hidup
harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah
pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk membeli buku,
berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan
dapur harus juga melakukan kerja sampingan lainnya. Sepulang dari sekolah tidak
jarang seorang guru yang jujur menjadi tukang ojek atau bahkan menyadap karet
dan berbisnis.
(b) Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan
kompetensinya.
(c) Meledaknya jumlah lulusan sekolah guru dari tahun ke tahun. Hal itu merupakan
akibat dari mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian LPTK (Lembaga
Pendidikan Tinggi Keguruan).
(d) Jumlah siswa dalam satu kelas cukup banyak dan beban guru yang cukup besar
dalam mengajar satu minggu.
(e) Kompetensi guru yang belum terbangun.Seyogianya setiap guru perlu
memperlihatkan sikap kompeten sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai
pengajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan lagi
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seorang guru mampu mengangkat harkat dan martabatnya serta diakui
kompetensinya oleh masyarakat.
(f) Rendahnya minat guru terhadap dunia tulis-menulis (Djamal Z, 2005). Selain hal
di atas, faktor motivasi guru dalam melaksanakan tugasnya sangatlah penting.
Dengan adanya motivasi yang tinggi guru akan meningkatkan kinerjanya dalam
mengajar. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi, untuk melaksanakan tugasnya
dan tanggungjawabnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan
berbagai perbaikan dalam pembelajaran serta melakukan berbagai inovasi guna
kemajuan belajar siswa.
Motivasi pada dasarnya dapat bersumber dari diri seseorang atau yang sering
dikenal sebagai motivasi internal dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang
atau yang sering disebut motivasi eksternal. Faktor-faktor motivasi tersebut dapat
berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif bagi seorang guru dalam
mengajar.
Motivasi merupakan daya penggerak baik yang ditimbulkan dari dalam diri
maupun dari luar diri. Motivasi mendorong seseorang untuk melaksanakan tugas
dengan baik. Flippo (Hasibuan, 2006) menyatakan bahwa “motivasi adalah sesuatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya”.
Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi seseorang
individu akan berusaha dengan sekuat-kuatnya agar mampu mencapai apa yang
diinginkan dengan segiat-giatnya.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Faktor-faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja. Di pihak lain,
Cahyono (Hasanah, 2003) menyatakan bahwa antara lain adalah manusia, modal,
metode, faktor produksi, faktor lingkungan organisasi, faktor lingkungan negara,
faktor lingkungan regional, dan umpan balik.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru sangatlah kompleks.
Sutermeister

(Sugiyono,

2007)

menggambarkan

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kinerja guru tersebut mencakup latihan dan pengalaman kerja,
pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan
individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan dan motivasi kerja. Menurut Cascio
(Sukmalana,2003) abilitas dan motivasi adalah sebagai faktor-faktor yang
berinteraksi dengan kinerja. Abilitas seseorang dapat ditentukan oleh skill dan
pengetahuan, sedangkan skill dapat dipengaruhi oleh kecakapan. Kepribadian dan
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman latihan, dan minat.
Di lapangan penulis temukan hal-hal yang menyebabkan kurang atau rendahnya
kinerja guru, antara lain: (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya
secara total; (2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika
profesi keguruan; (3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan yang masih
setengah hati dari pihak pengambil kebijakan dan pihak-pihak terkait; dan (4) masih
belum berfungsinya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) sebagai organisasi
profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalitas anggotanya.
Selain dari hal-hal di atas ada beberapa fenomena masalah kinerja guru rendah yang
terjadi di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi,yakni: (1)
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disiplin guru yang masih rendah; (2) lingkungan kerja yang tidak mendukung karena
terjadi blok-blok; (3) gaya kepemimpinan yang otoriter sehingga guru tertekan; (4)
kompetisi antar sesama guru yang tidak sehat sehingga terjadi stagnan dalam prestasi
kerja; (5) perlakuan yang tidak adil dari pimpinan sehingga membuat sebagian guru
bekerja asal-asalan; (6) tunjangan yang diterima oleh guru dalam pembagian tugas
sangat kesenjangan dan tidak sesuai dengan kondisi yang ada; (7) lingkungan sekolah
tidak mendukung untuk bersama-sama dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif; (8) sarana dan prasarana yang tidak memadai; (9) dukungan dan partisipasi
orang tua/wali peserta didik yang sangat kurang; (10) banyak siswa yang di
korbankan untuk membantu orang tua mencari nafkah seperi: menyadap karet,
membantu kerja di sawah.(Denis Alfa; pengamatan penulis dari tahun 2006 -2008).
Berdasarkan hal tersebut di atas, terdapat juga beberapa indikator yang penulis
amati secara langsung dan dirasakan sangat perlu untuk diteliti lebih lanjut, yakni
masalah kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
Berkenaan dengan kinerja guru di sekolah ini teridentifikasi masalah-masalah berikut:
(1) dalam melaksanakan proses pembelajaran masih ditemui penguasaan materi yang
belum sistematis dan berstruktur, di samping juga dalam penggunaan metode
pembelajaran masih banyak yang menggunakan metode ceramah; (2) inisiatif guru
yang belum terbangun ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan kreativitas dalam
proses pembelajaran sehingga pencapaian kinerja guru belum maksimal; (3)
ketepatan waktu guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih rendah sehingga
banyak waktu yang terbuang dan tidak tercapainya pembahasan materi pelajaran
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebagaimana yang direncanakan dalam pelaksanaan pembelajaran (RPP); (4) kualitas
hasil kerja guru masih belum memuaskan dilihat dari pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas melalui supervisi rekan sejawat atau yang dilakukan oleh
kepala sekolah sehingga kepuasan siswa kurang terpenuhi; dan (5) komunikasi guru
dalam proses pembelajaran masih dirasa kurang sehingga penyampaian materi
pelajaran kurang mendapat respon dan berpengaruh terhadap penguasaan pengelolaan
kelas.
Kinerja guru melalui pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, dan
pelatih anak didiknya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Namun kinerja seseorang
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berkenaan dengan hal tersebut Gibson et
al.(1985) secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam
organisasi, yaitu: (1) variabel individu, yang meliputi: (a) kemampuan/keterampilan;
dan (b) latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), (2) variabel Organisasi,
yang meliputi: (a) sumber daya; (b) kepemimpinan; (c) imbalan; (d) struktur; dan (e)
desain pekerjaan.
Berangkat dari isu ketidakpuasan terhadap kinerja guru, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: ”Kontribusi kompetensi dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari uraian pada latar belakang penelitian di atas, jelaslah bahwa terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, seperti: kompetensi guru, motivasi
kerja, kemampuan guru, iklim sekolah, status sosial ekonomi guru, lingkungan kerja,
etos kerja, dan produktivitas kerja. Dari beberapa faktor kinerja guru tersebut yang
paling menarik untuk diteliti adalah kompetensi guru, motivasi kerja, dan kinerja
guru itu sendiri, karena ketiga faktor kinerja guru ini sangat mendukung peningkatan
mutu guru. Dengan demikian masalah pokok

penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah kompetensi dan motivasi kerja memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi”?
Secara lebih operasional, rumusan masalah tersebut dirumuskan ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:
(1) Bagaimana gambaran tentang kompetensi guru di SMA Negeri 1

Gunung Toar

Kabupaten kuantan Singingi?
(2) Bagaimana gambaran tentang motivasi kerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi?
(3) Bagaimana gambaran kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi?
(4) Apakah kompetensi memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru di
SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi? Bila ya, seberapa
besar kontribusinya?

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5) Apakah motivasi kerja memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru
di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi? Bila ya, seberapa
besar kontribusinya?
(6) Apakah kompetensi dan motivasi kerja memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi? Bila ya, seberapa besar kontribusinya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji: kontribusi kompetensi dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
(a) mengetahui gambaran tentang kompetensi guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi.
(b) mengetahui gambaran tentang motivasi kerja guru di SMA Negeri 1 Gunung
Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
(c) mengetahui gambaran tentang kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi.
(d) mengetahui kontribusi kompetensi terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
(e) mengetahui kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(f) mengetahui kontribusi kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di
SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan
dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep-konsep pengembangan guru yang
mendekati pertimbangan-pertimbangan kontekstual dan konseptual, serta kultur yang
berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini. Pembahasan tentang kompetensi dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen
pendidikan yang akan menjadi suplemen bahasan dalam memperkuat validitas dan
reliabilitas pelaksanaan manajemen berbasis kompetensi sebagai sebuah nilai budaya
institusi.
(b) Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
(1) Hasil penelitian ini dapat merupakan masukan bagi SMA Negeri 1 Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi dalam merumuskan pola pengembangan kinerja
guru yang akan datang.
(2) Hasil penelitian ini dapat merupakan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten
Kuantan Singingi mengenai materi pengelolaan kompetensi dan motivasi kerja
guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kinerja guru.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(3) Hasil penelitian ini biasa menjadi bahan perbandingan bagi Kepala Sekolah dan
Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan motivasi kerja guru melalui pengembangan kompetensi

dan

kinerja guru.
(4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk
melakukan penelitian lanjut tentang model pengembangan kompetensi

dan

motivasi kerja guru serta kinerja guru pada institusi pendidikan.
D. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independent variable) dan
satu variabel terikat (dependent variable). Yang termasuk variabel bebas adalah
kompetensi (�1 ) dan motivasi kerja guru ( �2 ), sedangkan variabel terikat adalah

kinerja guru (Y).

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003) memandang definisi operasional sebagai
unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut Masri Singarimbun
mengatakan bahwa dari informasi tersebut akan diketahui bagaimana cara mengukur
variabel itu. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur
pengukuran yang sama atau prosedur pengukuran yang akan dilakukan. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain. Adapun definisi operasional dari
variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
(1)

Kompetensi adalah kecakapan, keahlian, keterampilan, dan kemampuan guru
dalam menjalankan keprofesionalannya sebagaimana yang ditunjukkan dalam
skor yang diperoleh dari respon mereka terhadap pernyataan-pernyataan tertulis
yang menggambarkan: a) kompetensi pedagogik yakni kemampuan mengelola
pembelajaran yang mencakup indikator-indikator: 1) merencanakan proses belajar
mengajar; 2) melaksanakan interaksi proses belajar mengajar; dan 3) melakukan
penilaian/evaluasi. b) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta teladan bagi peserta
didik, mencakup indikator-indikator: 1) sikap; dan 2) teladan. c) kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam, mencakup indikator-indikator: 1) penguasaan materi pelajaran; 2)
kemampuan penelitian; 3) kemampuan pengembangan profesi; dan 4)
pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan. d) kompetensi sosial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar, mencakup indikator-indikator: 1) interaksi guru dengan siswa;
2) interaksi guru dengan kepala sekolah; 3) interaksi guru dengan rekan kerja; 4)
interaksi guru dengan orangtua siswa; dan 5) interaksi guru dengan masyarakat.

(2) Motivasi kerja adalah daya bathin, dorongan, atau kekuatan-kekuatan yang ada
dalam diri seorang guru yang mengarahkan atau mendorong seorang guru untuk
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berperilaku melaksanakan pekerjaannya sebagai guru, yang memberikan indikasiindikasi tertentu dalam wujud perilaku yang dapat diamati berdasarkan indikatorindikator perilaku yang telah ditetapkan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
skor yang diperoleh dari respon mereka terhadap pernyataan-pernyataan tertulis
yang menggambarkan motivasi internal dan eksternal: (a) motivasi internal adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri, mencakup indikator-indikator: (1)
kesejahteraan, (2) kompetisi, (3) rasa tanggung jawab, (4) kepuasan kerja, (5) rasa
ingin tahu, (6) pengembangan diri, (7) persepsi pribadi, (8) prestasi, (9)
kesempatan untuk promosi, (10) kedisiplinan, (11) etos kerja, dan (12) perasaan
ikut terlibat. (b) motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri,
mencakup indikator-indikator: (1) jenis pekerjaan, (2) lingkungan sekolah, (3)
sarana dan prasarana sekolah, (4) keamanan dan kenyamanan kerja, (5) perhatian,
(6) status dan hubungan sosial, (7) pengakuan, (8) loyalitas pimpinan, (9)
kerjasama, (10) penghasilan yang layak, (11) penghargaan dan hukuman, dan (12)
pujian.
(3) Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang mencakup
kegiatan merencanakan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
dan melakukan pengevaluasian hasil belajar sebagaimana yang ditunjukkan
dalam skor yang diperoleh dari respon mereka terhadap pernyataan-pernyataan
yang menggambarkan kinerja guru: (a) kemampuan yakni kemampuan seorang
pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran, mencakup indikatorindikator: (1) penguasaan materi pengajaran, dan (2) penguasaan metode
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengajaran. (b) inisiatif yakni cara kerja berpikir seorang pendidik dalam
mencapai tujuan proses pembelajaran, mencakup indikator-indikator: (1) berpikir
positif yang lebih baik, (2) mewujudkan kreatifitas, dan (3) pencapaian prestasi.
(c) ketepatan waktu yakni pemanfaatan waktu kerja seorang pendidik dalam
pelaksanaan

proses

pembelajaran,

mencakup

indikator-indikator:

(1)

pemanfaatan waktu datang, dan (2) pemanfaatan waktu pulang. (d) kualitas hasil
kerja yakni kemampuan kerja seorang pendidik dalam menguasai proses
pembelajaran,

mencakup

indikator-indikator:

(1)

kepuasan

siswa,

(2)

pemahaman siswa, dan (3) prestasi siswa. (e) komunikasi yakni kemampuan
seorang pendidik untuk bersosialisasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat
dalam

proses

pembelajaran,

mencakup

indikator-indikator:

penyampaian materi, dan (2) penguasaan keadaan kelas.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1)

mutu

BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang kontribusi kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain korelasional yang melibatkan dua variabel
bebas dan satu variabel terikat.
Pada penelitian ini

kompetensi (

1)

dan motivasi kerja (

2)

diperlakukan sebagai

variabel bebas yang akan dikaji hubungannya dengan kinerja guru (variabel terikat/ Y).
Hubungan tersebut adalah berupa kontribusi kompetensi dengan kinerja guru, kontribusi
motivasi kerja dengan kinerja guru, dan kontribusi secara bersama-sama kompetensi dan
motivasi kerja dengan kinerja guru.
Suharsimi Arikunto (2006,p.270) menjelaskan bahwa penelitian korelasi bertujuan

untuk menemukan ada tidaknya hubungan. Apabila ada, berapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Uji hubungan melalui teknik
perhitungan korelasi dapat dilakukan terhadap bermacam-macam data, baik data yang
bersifat interval maupun ordinal.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hubungan-hubungan antar variabel tersebut divisualisasikan pada kerangka berpikir
berikut:

Kompetensi Guru(

1)

1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial

Kinerja Guru (Y)
r X1 Y

1. Kemampuan
2. Inisiatif
3. Ketepatan waktu

R X1 X2 Y

4. Kualitas hasil kerja
5. Komunikasi
r X2 Y

Motivasi Kerja guru (

2)

1. Motivasi internal
2. Motivasi eksternal

Gambar: 3.1 Kerangka hubungan variabel penelitian.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Kisi-kisi instrumen
Indikator-indikator yang sudah diuraikan dalam definisi operasional variabel
dikembangkan menjadi butir-butir instrumen sebagai berikut
Variabel kompetensi
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen kompetensi
No
Variabel
1. Kompetensi Pedagogik

Indikator
No Soal
1.1. Dapat mengidentifikasi dengan baik ciri- 1
ciri peserta didik.
1.2. Dapat menjelaskan potensi anak

didik.
1.3.Dapat menjelaskan teori belajar.

2
3

1.4. Dapat menguasai berbagai model
dan strategi pembelajaran.
1.5. Dapat menguasai cara menerapkan

4

5

ICT dalam PBM.
1.6. Dapat menguasai bahasa Indonesia
yang baik sebagai medium of

6

instruction yang efektif.
1.7. Dapat menguasai pendekatan
pedagogik dalam permasalahan
pembelajaran.

7

1.8. Dapat merancang proses belajar
mengajar yang komprehensif.

8

1.9. Dapat menilai kemajuan belajar
peserta didik secara total.
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

1.10. Dapat membimbing anak bila
menghadapi persoalan dalam
pembelajaran.

10

1.11. Dapat menguasai prinsip dan
proses belajar mangajar.
2

Kompetensi

Kepribadian

2.1. Dapat memiliki komitmen dan

11
12

kemauan tinggi dalam melakukan
tugasnya sebagai guru profesional.
2.2. Dapat memiliki rasa kasih sayang

13

kepada peserta didik tanpa
membeda-bedakan.

14

2.3. Dapat memiliki rasa tanggung jawab
yang kokoh dalam melaksanakan
fungsinya sebagai guru.

15

2.4. Memiliki akhlak yang mulia.
3.

Kompetensi

3.1. Mampu menguasai mata pelajaran

Profesional

yang menjadi bidang keahlian.
3.2. Mampu menguasai learning

16

17

resources yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar (PBM).
3.3. Mampu menguasai bagaimana
mengolah learning resources dari
lingkungan hidup sehingga dapat
dipergunakan untuk mendukung PBM. 18
3.4. Mampu menguasai bagaimana
menerapkan teknologi informasi
dalam upaya meningkatkan
efektivitas belajar peserta didik.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

19

3.5. Mampu menguasai bagaimana
meyusun rencana pelajaran yang
mengemas isi, media teknologi, dan

20

values dalam setiap PBM.
Kompetensi Sosial

4.1. Mampu mengidentifikasi berbagai

21,29,30

faktor yang berkontribusi dalam
menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung PBM.
4.2. Dapat menjelaskan berbagai faktor
sosial kultur dan ekonomi yang
berkontribusi terhadap proses
pendidikan peserta didik.

22, 27

4.3. Mampu menjelaskan pentingnya
hubungan antara sekolah dengan
orang tua dan masyarakat yang
berkontribusi terhadap proses
pendidikan anak disekolah.

23

4.4. Dapat menjelaskan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat.

24

4.5. Mampu menguasai pendekatanpendekatan yang diterapkan di
sekolah.

25

4.6. Dapat menguasai dan perubahan
akibat dampak globalisasi.

26

4.7. Dapat menggunakan media
pengajaran dalam melaksanakan
KBM.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

28

Variabel motivasi kerja
Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen motivasi kerja
No

Variabel

Indikator

No.
Soal

1.

2.

Motivasi Internal

Motivasi eksternal

1.1. Kesejahteraan.

1

1.2. Kompetisi.

2

1.3. Rasa tanggung jawab.

3, 4

1.4. Kepuasan kerja.

5, 6

1.5. Rasa ingin tahu.

7,11

1.6. Pengembangan diri.

8, 10

1.7. Persepsi diri.

9

1.8. Prestasi.

15

1.9. Kesempatan untuk promosi.

16

1.10. Kedisiplinan.

22

1.11. Etos kerja.

23

1,12. Perasaan ikut terlibat.

25, 26

2.1. Jenis pekerjaan.

12

2.2. Lingkungan sekolah.

13

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3. Sarana dan prasarana sekolah.

14

2.4. Keamanan dan kenyamanan kerja.

17

2.5. Perhatian.

18

2.6. Status dan hubungan sosial.

19

2.7. Pengakuan.

20

2.8. Loyalitas pimpinan.

21

2.9. Kerja sama.

24

2.10. Penghasilan yang layak.

27

2.11. Penghargaan dan hukuman.

28, 29

2.12. Pujian.

30

Variabel kinerja guru
Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen kinerja guru
No
1.

2.

3.

4.

5.

Variabel

Indikator

Kemamapuan

1.1. Penguasaan materi.

1, 10, 26

1.2. Penguasaan metode pengajaran.

19, 22, 27

2.1. Berpikir positif yang lebih baik.

7, 18, 25

2.2. Mewujudkan kreativitas.

6, 21, 23

2.3. Pencapaian prestasi.

8, 9, 13

3.1. Pemanfaatan waktu datang.

2, 3

3.2. Pemanfaatan waktu pulang.

14

4.1. Kepuasan siswa.

5, 12, 17

4.2. Pemahaman siswa.

20, 24, 30

5.1. Mutu penyampaian materi.

4, 16

5.2. Penguasaan kelas.

11, 15, 28,

Inisiatif

Ketepatan waktu

Kualitas hasil kerja

Komunikasi

No Soal

29
D. Populasi dan Sampel
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian

ditarik

kesimpulannya.

(Sugiyono,2007,p.61).

Menurut

(2006,p.130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Suharsimi

Atas dasar kedua

pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
obyek/subyek dengan karakteristik tertentu yang dapat ditetapkan sebagai wilayah
generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh guru yang mengajar di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi berjumlah 40 orang.
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sipatsipatnya (Sudjana, 2004).
2) Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, agar sampel representatif maka diupayakan bahwa setiap subyek dalam
populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur sampel. Berhubung anggota
populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang maka, semuanya akan diambil
sebagai sampel total. Arikunto (2004) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari
populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan teknik
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengambilan sampel, Nasution (2005) menjelaskan bahwa “mutu penelitian tidak
selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar
teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan
dan pengolahannya. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005)
mengemukakan bahwa: untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari
100, maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih. Sesuai dengan ungkapan Arikunto (2007) ”jika populasi
suatu penelitian kurang dari 100, maka sebaiknya keseluruhan populasi dijadikan
sampel”.
E. Teknik pengumpulan dan pengolahan data
Nasir (2003) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat
ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan
dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan
beragam

fakta

yang berhubungan dengan

fokus penelitian

yang diteliti.

Sehubungan dengan penelitian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan
dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan teknik utama pengumpulan data,
yaitu teknik angket.
Angket disebarkan kepada responden dalam hal ini sebanyak 40 responden.
Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atasan alasan bahwa: (1) responden
memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan;
(2) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertanyaan yang diajukan; (3) responden mempunyai kebebasan memberikan
jawaban; dan (4) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari
banyak responden dan dalam waktu yang tepat.

Melalui teknik model angket ini

akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator
yang merupakan penjabaran dari variabel kompetensi dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan
dalam angket.
F. Instrumen penelitian
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (1) menyusun
indikator variabel indikator; (2) menyusun kisi-kisi instrumen; (3) melakukan ujicoba
instrumen, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara bagaimana data yang
diperlukan dapat diperoleh, untuk itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh
antara lain:
(1) Menentukan alat pengumpulan data berupa angket
Alat pengumpulan data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala
likert dengan alternatif jawaban untuk variabel kompetensi, motivasi kerja, dan
kinerja guru adalah: untuk variabel kompetensi skala likert dengan alternatif: Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS),
dan untuk variabel motivasi kerja dan kinerja guru skala likert dengan alternatif:
Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL).
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan secara self
assesment yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan
mengenai kompetensi, motivasi kerja, dan kinerja guru.
Jadi instrumen/angket merupakan kunci utama dalam menggali informasi di
lapangan, karenanya sebelum instrumen/angket disebar ke lapangan, terlebih dahulu
dilakukan validasi baik secara internal melalui analisis pakar, maupun secara empirik,
melalui uji coba di lapangan. Pada objek terbatas, kemudian menghitung validitas dan
reabilitasnya. Pada item instrumen angket yang tidak valid dan tidak reliabel, akan
dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas dan reliabilitasnya.
Responden diberi sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin
diungkap dari ketiga variabel disertai alternatif jawabannya. Kemudian responden di
minta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang
diketahui serta dirasakan dengan cara membubuhkan tanda cheklist (√) pada
alternatif jawaban yang telah disediakan.
(2) Menyusun alat pengumpul data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah menetapkan
variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
(a) Kompetensi guru sebagai variabel

1,

motivasi kerja sebagai variabel

2,

dan

kinerja guru sebagai variabel Y.
(b) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan/pernyataan berdasarkan
indikator variabel.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(c) Menyusun item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya.
(d) Menetapkan skor setiap jawaban untuk variabel

1,

dengan menggunakan skala

likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat dari
lima rangkaian urutan, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS),
Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS).
(e) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
- Sangat sesuai

(5)

- Sesuai

(4)

- Cukup sesuai

(3)

- Kurang sesuai

(2)

- Tidak sesuai

(1)

(f) Menetapkan skor untuk setiap jawaban untuk variabel

2,

dengan menggunakan

skala likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat
dari lima rangkaian urutan yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD),
Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).
(g) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
- Selalu

(5)

- Sering

(4)

- Kadang-kadang

(3)

- Jarang

(2)

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Tidak pernah

(1)

Untuk pernyataan negatif:
- Selalu

(1)

- Sering

(2)

- Kadang-kadang

(3)

- Jarang

(4)

- Tidak pernah

(5)

(h) Menetapkan skor untuk setiap jawaban untuk variabel Y, dengan menggunakan
skala likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat
dari lima rangkaian urutan yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD),
Jarang (JR), Tidak pernah (TP).
(i) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
- Selalu

(5)

- Sering

(4)

- Kadang-kadang

(3)

- Jarang

(2)

- Tidak pernah

(1)

(3) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
(a) Studi pustaka, dimaksud untuk mendapatkan kajian dasar teoritik yang relevan
dengan masalah yang diteliti.
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(b)

Kuesioner, pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang
digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap, beberapa variabel
yang dipertimbangkan dalam penelitian.

1. Kompetensi (

1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran secara
kontinus 1 – 5 denagan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Sangat sesuai.
4 = Sesuai.
3 = Cukup sesuai.
2 = Kurang sesuai.
1 = Tidak sesuai.

2. Motivasi kerja (

2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran 1 – 5
dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Selalu.
4 = Sering.
3 = Kadang-kadang.

Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 = jarang.
1 = Tidak pernah.
3. Kinerja guru (Y)
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran 1 – 5
dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Selalu.
4 = Sering.
3 = Kadang-kadang.
2 = Jarang.
1 = Tidak pernah.
G. Uji validitas dan uji reliabilitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004) menjelaskan bahwa
validatas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk
menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian
dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasi setiap butir alat ukur
dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas
alat ukur digunakan rumus pearson product moment, dengan menggunakan SPSS
versi 19.
Denis Alfa, 2012
Kontribusi Kompetensi dan Motivasi ....
Universitas Pendidikan

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Utama Untuk Menentukan Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Mutu Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau

4 33 75

Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Matematika SMA Negeri di Kabupaten Kuantan Singingi Riau

1 6 72

KONTRIBUSI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM KEGIATAN Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Jrakah Selo BoyolaliTAHUN 2016/2017.

0 2 13

KONTRIBUSI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM KEGIATAN Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Jrakah Selo BoyolaliTAHUN 2016/2017.

0 2 16

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KOTA SURAKARTA Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Pedagogik Danmotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kota Surakarta.

0 1 16

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KOTA SURAKARTA Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Pedagogik Danmotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kota Surakarta.

0 0 17

PERBANDINGAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI SIMMENTAL CROSS YANG DIINSEMINASI TAHUN 2007 DAN 2008 DI KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI - RIAU.

0 0 6

LPSE Kabupaten Kuantan Singingi PENGUMUMAN TOAR

0 0 2

STUDI BENTUK RUMAH TRADISIONAL (RUMAH GODANG) KUANTAN SINGINGI STUDI KASUS KAMPUNG TOAR KECEMATAN GUNUNG TOAR

0 0 17

Teaching Learning Vocal to Choir on Hymne Guru of SMPN 1 Toar Kuantan Singingi-Riau

0 1 11