MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME...ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. Tujuan... 5

D. ManfaatPenelitian ... 5

E. DefinisiOperasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PemahamanKonsep ... 7

B. KonsepLuasBangunDatarPersegidanPersegiPanjang dalampembelajaranmatematika di kelas III SD ... 9

C. PendekatanMatematikaRealistikdalamPembelajaran ... 12 1. Pengertian ………


(2)

2. Langkah – langkahPendekatanMatematikaRealistikdalamPembelajaran……… …….

3. Peran Guru danSiswadalamPendekatanMatematikaRealistik……...

4. KeunggulandanKelemahan………..

BAB III METODE PENELITIAN

A. MetodePenelitian... 15

B. Model Penelitian ... 16

C. SubjekPenelitian ... 20

D. ProsedurPenelitian... 21

E. InstrumenPenelitian... 26

F. PengolahandanAnalisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 30

1. Siklus 1... 30

a. Perencanaan ... 30

b. Pelaksanaan ... 31

c. Pengamatan ... 37

d. Refleksi ... 39


(3)

a. Perencanaan ... 40

b. Pelaksanaan ... 40

c. Pengamatan ... 44

d. Refleksi ... 45

B. Pembahasan ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 53 vi


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proporsisiswa SDN Cikarang ... 21

Tabel 3.2 KualifikasipenentuantingkatKemampuan ... 29

Tabel 4.1 Perolehannilaihasiltesindividusiswapadasiklus I ... 36

Tabel 4.2 Perolehannilaihasiltesindividusiswapadasiklus II ... 43

Tabel 4.3 Perolehannilaisiklus I dan II………...……… 48 vii


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegipanjang ... 10

Gambar 2.2 Persegi ... 10

Gambar 2.3 Persegisebagaisatuandalamsentimeter ... 10

Gambar 3.1 Model PenelitianKemmisdanTagart... 17

Gambar 4.1 Model persegipanjangdanpersegipersegisatuan ... 31

Gambar 4.2 Siswaberdiskusikelompok ... 33 viii


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perolehannilaisiswaantarasiklus I dengansiklus II... 54 ix


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. RencanaPembelajaranTematikSiklus 1... 54

2. RencanaPembelajaranTematikSiklus 2……….…… 65

3. LembarKerjaSiswaSiklus 1... 75

4. LembarKerjaSiswaSiklus 2………..……… 76

5. LembarSoalSiklus 1………...………… 78

6. LembarSoalSiklus 2………...……… 79

7. LembarWawancara……….. 80

8. LembarObservasiSiklus 1 ………..………... 81

9. LembarObservasiSiklus 2………..………… 85

10.Suratijin Penelitian... 97

11.Dokumentasi Penelitian………... 98

12. SK PengangkatanDosenPembimbingPenyusunanSkripsi……… 104 x


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan sangat menentukan dalam perwujudan diri seorang individu, sebab melalui pendidikan berlangsung informasi peradaban dan

perubahan ke arah pembaharuan sepanjang sejarah

manusia.Pendidikanmerupakantanggungjawabbersamaantarapemerintah,

masyarakat, dan orang

tua.Kerjasamaantaraketigapihakdiharapkandapatmenciptakan / mewujudkantujuanpendidikannasionalyaitudalamUndang-UndangRepublik

Indonesia No. 20 tahun 2003tentang sistem pendidikan nasionaldimanaPendidikanNasionalbertujuan

Mengembangkankemampuandanmembentukwataksertaperadabanbangsa yang bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa, bertujuanuntukberkembangnyapotensipesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadiwarga Negara yang demokratissertabertanggungjawab.(Depdiknas, 2003:3).

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan itu sendiri harus dilaksanakan secara menyeluruh dan bermutu yaitu meliputi aspek

pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai-nilai.

Upayatersebutdapatdilakukanpadajalurpendidikan yang terstrukturdanberjenjang


(9)

Dinda Supriatna, 2013

pendidikanmenengahdanpendidikantinggi.Disampingitu, upaya yang harusdilakukandalammencapaitujuantersebutdiantaranyaadalahmelakukanperbaik

anterhadap prosespembelajaran yang terjadi di

sekolahsecaraumumdansecarakhusus di jenjangpendidikansekolahdasar. Salah satunyapeningkatanmotivasidansemangatbelajarsiswaterhadapmatapelajaranmate matikasehinggadapatmeningkatkanpemahamandanhasilbelajarsiswa.

Sebagaimanatercantumdalamkurikulummatematika di sekolahdasar, secaralebihluasmatematikaberfungsiuntuk

“Mengembangkankemampuanmenghitung, mengukur, menurunkandanmenggunakanrumusmatematikasederhana yang diperlukandalamkehidupansehari-harimelaluimateribilangan,

pengukurandangeometri,

mengembangkankemampuanmengkomunikasikangagasandenganbah asamelalui model – model matematika, kalimatmatematika, persamaanmatematika, diagram, grafikatautabel”. (Windayana, 2006:3).

Berdasarkanuraian di atasfungsiutamadarikurikulummatematikaantara lain dapatmenyelesaikanpersoalan yang adadalamkehidupansehari-hari, sepertidapatmenghitungluas, isidanberat, jugadapatmengumpulkan, mengolah, menyajikandanmenafsirkan data sertadapatmenyelesaikanpersoalanbidangstudi

lain dandapatdigunakanuntukberkomunikasi,

baikberkomunikasimelaluitulisanataupunmelaluigambarsepertimembacagrafik, diagram ataupuntabel.

Sebagaimana yang dikemukakanolehSoedyadi, “Guru matematika akan mampu menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan, bila ia memahami dengan baik matematika yang


(10)

akan digunakan sebagai wahana" (Soedjadi, 2000:6).Dengan demikian pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pembelajaran matematika berperan sangat penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang handal. Hal ini karena matematika selalu berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Matematika akan selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, karena dalam matematika terdapat

ilmu yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan. “Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut manusia

untuk menyelesaikannya” (Adjie, 3 :2006).

Kekurangmampuan siswa menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tanpa bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Jadi, guru sangat diperlukan pada saat siswa belum mampu mandiri pada awal pertemuan (Djamarah,2005:46)

Keberhasilan proses belajar mengajar pada umumnya diukur dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tes ulangan. Pemahaman akan pengertian dan pandangan guru terhadap metode mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitas siswa dalam belajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan saja melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi antara siswa dan guru.


(11)

Dinda Supriatna, 2013

Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap informasi dari pendidik, tetapi melibatkan berbagai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Metode dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terstruktur yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh suatu hasil.

Model pembelajaran yang masih sering kita temukan di masyarakat adalah pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan dan siswa dibiarkan pasif. Dengan diberlakukannya kurikulum baru di sekolah diharapkan dapat membenahi model pembelajaran yang selama ini dilakukan sehingga dapat menjadikan siswa bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Pemahaman siswa tentang pelajaran yang diajarkan dapat terlihat dari sikap aktif, kreatif dan inovatif siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut. Keaktifan siswa akan muncul jika guru memberikan kepada siswa agar mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide-ide dan lain-lain.

Berdasarkanpengalamantahun-tahunsebelumnyaternyatasiswakelas III kesulitandidalammenyelesaikansoalluasbangundatarpersegidanpersegipanjang.Unt ukitusayamelaksanakanPenelitianTindakanKelasinidiharapkandapatmenyelesaika

npermasalahantersebutdi kelas III SDN

CikarangkecamatanCidologkabupatenSukabumi.


(12)

Adapunrumusanmasalahpadapenelitiantindakankelasinidisajikandalambent ukpertanyaanberikut:

1. Bagaimanapelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanpendekatanmatemat ikarealistiktentangluasbangundatar(persegidanpersegipanjang) di SDN CikarangkecamatanCidologkabupatenSukabumi?

2. Bagaimanapemahamansiswasetelahmengikutipembelajarandenganmenggunak anpendekatanmatematikarealistiktentangluasbangundatar(persegidanpersegipa njang) di SDN CikarangkecamatanCidologkabupatenSukabumi?

C. Tujuan

Adapuntujuandiadakannyapenelitiantindakankelasiniadalah:

1. Untukmengungkappelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanpendekatan matematikarealistiktentangluasbangundatar(persegidanpersegipanjang) di SDN CikarangkecamatanCidologkabupatenSukabumi.

2. Untukmengungkappemahamansiswasetelahmengikutipembelajarandenganmen ggunakanpendekatanmatematikarealistiktentangluasbangundatar(persegidanpe rsegipanjang)di SDN CikarangkecamatanCidologkabupatenSukabumi.

D. ManfaatPenelitian

Adapunmanfaatdaripenelitian yang dilaksanakanadalahsebagaiberikut : 1. Bagisiswa

a. Diharapkandapatmenjadisebuahpembelajaranyang bermaknadalamkegiatanpembelajaran di kelas.


(13)

Dinda Supriatna, 2013

restasibelajar. 2. Bagi Guru

a. Sebagaimasukanuntukpenerapanpembelajaran di kelas

b. Sebagaibahanperbandingandalammenggunakan model pembelajaran 3. BagiSekolah

a. Sebagaibahanpemikiranuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswa

E. DefinisiOperasional

1. PemahamanmenurutSadimanadalah“suatukemampuanseseorangdalammen

gartikan, menafsirkan, menerjemahkan,

ataumenyatakansesuatudengancaranyasendiritentangpengetahuan yang

pernahditerimanya” (Sadiman, 2002:60)

Untukmengetahuipemahamanmakadapatdiketahuimelaluitespemah amanberupatestulispadawaktuulanganharian ,dengandemikian yang dimaksuddenganpemahamandalampenelitianiniadalahtingkatkeberhasilant es yang diperolehsiswasetelahmelaksanakanulanganharian.

2. Bangundataradalahbangun yang permukaannyarata yang mempunyaiduadimensiyaitupanjangdanlebardantidakmempunyaitinggiata utebal.

3. Matematikarealistikadalahpendekatanpengajaran yang bertitiktolakdarihal-hal yang nyatabagisiswa, menekankanketerampilan proses dalammelakukanpembelajaranmatematika,berdiskusidanberkolaborasi,


(14)

berargumentasidengantemansekelassehinggamerekadapatmenemukansendi ricaramenguasaisuatumateripembelajaran.


(15)

Dinda Supriatna, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroomaction research). Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research sejak lama berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australiadan Amerika.Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukupbesar terhadap PTK.Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampumenawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkanprofesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto(1997:2) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh gurusendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkankurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll.

Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yangdilakukan di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dariberbagai aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui penelitian tindakankelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau


(16)

hasil yang diperolehsecara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian dapat diapakai untuk memperbaikipraktek pembelajarannya.

1. Pengertian

Dari uraian di atas dapat didefinisikan pengertian PTK secara lebih tegas.Secarasingkat PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektifdengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki danmeningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.Sebagaicontoh jika guru merasa bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah rendah,keadaan ini sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, maka guru dapatmelakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa.

2. Karakteristik PTK

Setiap penelitian memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Bagi PTKkarakteristik yang menonjol adalah dalam hal masalah yang akan diteliti. Masalah yangdiangkat dan akan dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari permasalahanpraktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. PTK akan dapatdilaksanakan oleh guru jika sejak awal guru menyadari adanya persoalan yang terkaitdengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Jika guru tidakpernah merasa menemui masalah dalam kegiatan pembelajaran,


(17)

Dinda Supriatna, 2013

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadopsi dari yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart.Dalam model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart ini terdiri atas 4 komponen yaitu perencanaan (planning) , tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) disatukan dengan alasan kedua kegiatan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua kegitan harusalah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, dan terakhir refleksi (reflecting). Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Mc. Taggart dapat divisualisasikan sebagai berikut:


(18)

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Tagart (diadaptasi dari Kasihani Kasbolah E.S, 1998)

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) merupakan tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini, adapun tujuannya adalah untuk memberikan rincian yang jelas tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan.Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segidefinisi harus prospektif pada tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan.Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidakdapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak mengandung resiko. Rencana harus bersifat fleksibel untuk dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.

2. Tindakan (Action)

Tindakan (Action) merupakan tahap kedua dalam penelitian tindakan kelas, dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknyadiacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itutidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana.Tindakan itu secara mendasarmengandung resiko karena terjadi dalam


(19)

Dinda Supriatna, 2013

situasi nyata dan berhadapan dengan kendalakendaladi kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga.Olehkarena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dansiap diubah sesuai dengan keadaan yang ada.Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknyadiacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itutidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana.Tindakan itu secara mendasarmengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendalakendaladi kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga.Olehkarena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dansiap diubah sesuai dengan keadaan yang ada.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan (Observasi) merupakan tahap ketiga dalam penelitian tindakan kelas, dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan untuk melihat atau mengamatiproses daripada tindakan yang dilaksanakan.Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksisekarang, terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermatdiperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realitas, dan semuakendala itu belum pernah dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harusdirencanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi berikutnya. Rencanaobservasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga.Penelititindakan kelas harus


(20)

selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dariobservasi dalam kategori observasi yang direncanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Tahap refleksi (reflection) merupakan tahap akhir dari siklus penelitian tindakan kelas. Dalam tahap ini peneliti melakukan refleksi untuk melihat hasil penelitian tindakan kelas secara keseluruhan dan untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil dan kekurangan-kekurangan apa saja yang terjadi dalam proses penelitian untuk diperbaiki dalam pelaksanan siklus berikutnya.

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persisseperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksimempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, danmemahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu.Refleksi biasanyadibantu dengan diskusi di antara peserta.Melalui diskusi, refleksi kelompok sampaipada rekonstruksi makna dan memberikan dasar perbaikan rencana.Refleksi memilikiaspek evaluatif.Dengan refleksi peneliti diminta untuk menimbang-nimbangpengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang timbul memang diinginkan, danmemberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Ada pulapengertian bahwa refleksi itu deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukan peninjauan,pengembangan gambaran yang lebih penting lagi adalah tentang apa yang sekarangmungkin dilakukan


(21)

Dinda Supriatna, 2013

untuk kelompok dan untuk tiap-tiap anggota bertanggung jawabdalam rangka mencapai tujuan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil data dari pembelajaran mata pelajaran Matematika konsep luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi. Subjek penelitian yang digunakan adalah murid-murid kelas III dengan jumlah siswa 12 orang, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Keadaan geografis sekolah ini yaitu berada di daerah pedesaan dan relatif jauh dari kota dimana jarak antara desa Cikarang ke kota Sukabumi sekitar 80km.

Berikut ini adalah tabel proporsi siswa yang ada di SD N Cikarang dimana siswa kelas I sebanyak 28orang siswa kelas II sebanyak 33 orang siswa kelas III sebanyak 12 orang siswa kelas IV sebanyak 25 orang siswa kelas V sebanyak 25 orang dan siswa kelas VI sebanyak 28 orang total keseluruhan siswa adalah 151orang.

Kelas I II III IV V VI

Jenis Kelamin L P L P L P L P L P L P

Banyak Siswa 13 15 15 18 6 6 13 12 12 13 14 14

Jumlah 28 33 12 25 25 28

Total Keseluru


(22)

Tabel 3.1 Proporsi siswa SD Negeri Cikarang

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari siklus-siklus tindakan dimana dalam satu siklus itu terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan penelitian, observasi , dan refleksi. Apabila data hasil siklus pertama ini belum terlihat kea rah perbaikan maka dilanjutkan ke siklus kedua.Untuk lebih jelas mengenai prosedur penelitian ini dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Siklus I

Siklus I sebagaimana dijelaskan diatas adalah terdiri dari 4 tahapan proses yaitu perencanaan, pelaksanan tindakan , observasi dan refleksi. Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam siklus pertama ini adalah perencanaan.Untuk melihat lebih jelas tentang hal-hal yang terjadi dalam perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti menguraikannya sebagai berikut.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, diantaranya adalah : (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, (2) Menentukan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok (3) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyiapkan sumber belajar (6)


(23)

Dinda Supriatna, 2013

Mengembangkan format evaluasi (7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah melalui proses perencanaan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan.Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Secara rinci, pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika ini diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2012.

Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama ini, subpokok bahasan yang dipelajari adalah luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan ini berlangsung satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan kegiatan awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti pembelajaran dan selanjutnya diakhiri dengan kegiatan akhir pembelajaran yang terdiri dari tes siklus pertama untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan upaya untuk mencatat pelaksanaan pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap siswa


(24)

selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilaksanakan sesaat setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti didampingi oleh seorang observer.Setelah proses belajar mengajar selesai observer menyerahkan hasil observasinya untuk didiskusikan dengan peneliti untuk kemudian peneliti gunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk melihat kembali proses pelaksanaan tindakana yang telah dilaksanakan .Dalam refleksi ini peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi berusaha memahami proses,masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan. Refleksimempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, danmemahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu.

Apabila hasil siklus ini belum mencukupi maka akan dilanjutkan ke siklus ke II. Dalam siklus kedua ini peneliti melakukan perubahan seperlunya sesuai dengan prinsip penelitian tindakan kelas jika pada siklus pertama terlihat bahwa ada aspek yang kurang maksimal maka aspek itu akan diperbaiki sehingga dalam siklus kedua ini pembelajaran dapat lebih berkembang dan hasil yang diperoleh dapat lebih meningkat. Adapun proses yang terjadi dalam siklus kedua peneliti uraikan dalam penjelasan berikut.


(25)

Dinda Supriatna, 2013

Siklus IIsesuai dengan yang diadopsi dari yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart yaitu terdiri dari 4 aspek yaitu perencanaan, pelaksanan tindakan , observasi dan refleksi. Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam siklus kedua ini adalah perencanaan.Untuk melihat lebih jelas tentang hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti menguraikannya sebagai berikut.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, diantaranya adalah : (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, (2) Menentukan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok (3) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyiapkan sumber belajar (6) Mengembangkan format evaluasi (7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah melalui proses perencanaan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan.Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Secara rinci, pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika ini diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada perencanaan yang telah dibuat


(26)

sebelumnya. Adapun pelaksanaan tindakan siklus keduaini dilaksanakan pada tanggal 28mei 2012.

Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua ini, subpokok bahasan yang dipelajari adalah luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan ini berlangsung satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan kegiatan awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti pembelajaran dan selanjutnya diakhiri dengan kegiatan akhir pembelajaran yang terdiri dari tes siklus kedua untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.Observasi dilaksanakan sesaat setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti didampingi oleh seorang observer bernama Engkus Koswara merupakan teman sejawat peneliti. Setelah proses belajar mengajar selesai observer menyerahkan hasil observasinya untuk didiskusikan dengan peneliti untuk kemudian peneliti gunakan sebagai bahan refleksi.


(27)

Dinda Supriatna, 2013

d. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk melihat kembali proses pelaksanaan tindakana yang telah dilaksanakan .Dalam refleksi ini peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi berusaha memahami proses,masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan. Refleksimempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, danmemahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu.

Apabila hasil siklus ini belum mencukupi maka akan dilanjutkan ke siklus - siklus berikutnya. Apabila semua tahapan proses penelitian ini telah selesai kemudian peneliti menuju ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaporan hasil penelitian dan pembuatan kesimpulan dan saran.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrumenpenelitian . Instrumen penelitian ini berperan sangat penting dalan perjalanan proses penelitian ini.Adapun rincian dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini.

1. Lembar Tugas / LKS

Lembar tugas adalah lembar yang berisi intruksi – intruksi yang harus dilaksanakan siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar tugas berperan


(28)

penting dalam menyampaikan langkah demi langkah yang akan dilalui siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Lembar Soal (Individu)

Lembar soal diberikan pada saat tes, tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Adapun tujuannya adalah untuk mengukur pemahaman siswa setelah melalui pembelajaran dengan pendekatanmatematika realistik.Lembar soal dapat merekam data-data berkaitan dengan tes yang kemudian lembar soal ini berperan juga dalam tahap refleksi.Lembar soal berisikan soal-soal yang harus dikerjakan siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Lembar observasi

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajaran yang dilaksanakn peneliti untuk memperoleh gambaran guru dalam memberikan materi dan aktivitas siswa baik yang bersifat umum atau khusus. Lembar observasi memuat temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

4. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan secara informal diluar jam pelajaran kepada siswa yang telah mengikuti satu siklus. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran luas bangun datar persegi dan persegi panjang dengan pendekatan Realistik. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang belum terungkap atau belum jelas dari instrument yang lain, seperti hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa


(29)

Dinda Supriatna, 2013

dalam pemecahan masalah serta hal-hal yang mempengaruhi proses diskusi dan presentasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melaksanakan pembelajaran dan data terkumpul dari setiap siklus.Pada akhirnya data diolah dan dianalisis dari awal sampai akhir siklus.Teknik analisis data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif.

Hasil data kualitatif setelah terkumpul yang ada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pembelajaran yang telah diberikan pada setiap siswa.Kemudian data yang telah terkumpul dihitung dan dikalkulasikan serta direpresentasikan dalam sebuah deskripsi kalimat.

Data hasil tes siswa dari setiap siklus pada tes formatif dianalisis untuk menunjukkan tingkat pemahaman matematika, yakni data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis.

Untuk masing-masing tipe pemahaman matematika dihitung presentase skornya menggunakan rumus:

Persentase pemahaman = Jumlah skor total subyek x 100 % Jumlah skor total maksimum

Menurut Suherman dan Sukjaya (Sihotang, 2007: 39).Nilai pada persentase pemahaman kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat


(30)

kemampuan mereka berdasarkan kriteria. Kriteria penentuan tingkat kemampuan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Kualifikasi Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa

Persentase Kategori kemampuan siswa

90% < A < 100% A (Sangat Baik) 75% < B < 89% B (Baik) 55% < C < 74% C (Cukup) 40% < D < 54% D (Kurang)

0% < E < 39% E (Buruk)

Adapun untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan dapat dilakukan dengan menghitung daya serap siswa dengan rumus sebagai berikut :

Daya serap siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100% Jumlah ideal

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga mempermudah dalam membaca data.


(31)

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikutadalahkesimpulan yang diperolehdarihasilpenelitian yang telahdilaksanakan:

1. Pelaksanaan

pembelajarandenganpendekatanmatematikarealistiktentangluasbangundatarper segidanpersegipanjangdi kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Pemahaman siswasetelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan matematika realistiktentang luas

bangundatarpersegidanpersegipanjangdi kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi mengalamipeningkatan, dimanaPadasiklus I rata-rata hasiltesindividusiswaadalah 59,1 danpadasiklus II nilai rata-rata siswaadalah 82,5.

B. Saran

Berikutadalah saran-saran berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilaksanakan.


(32)

kelassiswadisarankanuntuklebihbersemangatdanlebihgiatsehinggaprestasibelaja rdapatditingkatkan.Siswajugadisarankanuntuklebihaktif di dalamsetiap proses pembelajaran agar kreatifitasdanprestasibelajardapatditingkatkan.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapatmenggunakanpilihan media pembelajaran yang variatif,

danmenggunakanpendekatanmatematikarealistik di

dalampembelajaran.Selaindapatmembangkitkanminatsiswauntukbelajardapat pula

menggalikreatifitasdanmembukawawasansehinggadiharapkanhasilpembelajara ndanpemahamansiswamengalamipeningkatan..

3. BagiSekolah

Seiringdenganperkembanganzaman,

hendaknyasekolahmenyediakanfasilitasdan media pembelajaranyang cukupdanlayakuntukdipergunakan di dalam proses pembelajaran, sehinggadapatterciptasuasana yang kondusifuntukbelajar.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharjono, danSupardi. (2007) Penelitiantindakankelas Jakarta: PT BumiAksara.

Hermawan, dkk. (2007). MetodepenelitianpendidikanSekolahdasar (BBM):Bandung UPI Press

Kania.(2006). PembelajaranMatematikadenganPendekatan Realistic Mathematic education

(RME)sebagaiupayameningkatkankemampuanpenalarandankomunika simatematikasiswa SD KelasII SDNSukajadiIXBandung.Skripsipada PGSD FIP UPI Bandung:tidak di terbitkan.

Novac (1989) Developmental Mathematics second edition. Simmons College: Dc Heath and company Lexington Massachusetts

Rahman. (2004).

Meningkatkankemampuanpemahamandankemampuangeneralisasimat ematikasiswaSMA melaluipembelajaranberbalikTesispadaPps UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Ruseffendi.(2006). PengajaranMatematikaUntukMeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sa’dijah. (1999). PendidikanMatematika II. Jakarta:

DepartemenpendidikandanKebudayaan.

Sriyanto. (2006). PeningkatanmutupembelajaranSekolah Menuju Indonesia Cerdas 2020.[online]. Tersedia http: ///www. [Kompas.com]

Turmudi, Dkk. (2001)

PengembanganStrategiPembelajaranMatematikaDenganPendekatanRe alistik di SekolahLanjutan Tingkat Pertama. LaporanPenelitian Dana Rutin. Bandung: Jurusan FPMIPA TJPI

Pranata.(2007). PembelajaranberdasarkanTahapBelajar Van Hieleuntukmembantupemahamansiswasekolahdasardalamkonsepgeo metribangundatar.TesispadaPpsUPI : Bandung. tidak di terbitkan Wahyudin,U. M.Pd (2006) EvaluasiPembelajaran SD (BBM) : Bandung. UPI


(34)

Zulkardi. (2000). How to Design Mathematics Lessons based on the Realistic Approach. [online]. Tersedia


(1)

Dinda Supriatna, 2013

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Luas Bangun Datar Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam pemecahan masalah serta hal-hal yang mempengaruhi proses diskusi dan presentasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melaksanakan pembelajaran dan data terkumpul dari setiap siklus.Pada akhirnya data diolah dan dianalisis dari awal sampai akhir siklus.Teknik analisis data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif.

Hasil data kualitatif setelah terkumpul yang ada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pembelajaran yang telah diberikan pada setiap siswa.Kemudian data yang telah terkumpul dihitung dan dikalkulasikan serta direpresentasikan dalam sebuah deskripsi kalimat.

Data hasil tes siswa dari setiap siklus pada tes formatif dianalisis untuk menunjukkan tingkat pemahaman matematika, yakni data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis.

Untuk masing-masing tipe pemahaman matematika dihitung presentase skornya menggunakan rumus:

Persentase pemahaman = Jumlah skor total subyek x 100 % Jumlah skor total maksimum

Menurut Suherman dan Sukjaya (Sihotang, 2007: 39).Nilai pada persentase pemahaman kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat


(2)

Dinda Supriatna, 2013

kemampuan mereka berdasarkan kriteria. Kriteria penentuan tingkat kemampuan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Kualifikasi Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa

Persentase Kategori kemampuan siswa

90% < A < 100% A (Sangat Baik) 75% < B < 89% B (Baik) 55% < C < 74% C (Cukup) 40% < D < 54% D (Kurang)

0% < E < 39% E (Buruk)

Adapun untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan dapat dilakukan dengan menghitung daya serap siswa dengan rumus sebagai berikut :

Daya serap siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100% Jumlah ideal

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga mempermudah dalam membaca data.


(3)

50

Dinda Supriatna, 2013

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Luas Bangun Datar Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikutadalahkesimpulan yang diperolehdarihasilpenelitian yang telahdilaksanakan:

1. Pelaksanaan

pembelajarandenganpendekatanmatematikarealistiktentangluasbangundatarper segidanpersegipanjangdi kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Pemahaman siswasetelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan matematika realistiktentang luas

bangundatarpersegidanpersegipanjangdi kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi mengalamipeningkatan, dimanaPadasiklus I rata-rata hasiltesindividusiswaadalah 59,1 danpadasiklus II nilai rata-rata siswaadalah 82,5.

B. Saran

Berikutadalah saran-saran berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilaksanakan.


(4)

Dalammengikutipembelajaran di kelassiswadisarankanuntuklebihbersemangatdanlebihgiatsehinggaprestasibelaja rdapatditingkatkan.Siswajugadisarankanuntuklebihaktif di dalamsetiap proses pembelajaran agar kreatifitasdanprestasibelajardapatditingkatkan.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapatmenggunakanpilihan media pembelajaran yang variatif,

danmenggunakanpendekatanmatematikarealistik di

dalampembelajaran.Selaindapatmembangkitkanminatsiswauntukbelajardapat pula

menggalikreatifitasdanmembukawawasansehinggadiharapkanhasilpembelajara ndanpemahamansiswamengalamipeningkatan..

3. BagiSekolah

Seiringdenganperkembanganzaman,

hendaknyasekolahmenyediakanfasilitasdan media pembelajaranyang cukupdanlayakuntukdipergunakan di dalam proses pembelajaran, sehinggadapatterciptasuasana yang kondusifuntukbelajar.


(5)

52

Dinda Supriatna, 2013

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Luas Bangun Datar Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharjono, danSupardi. (2007) Penelitiantindakankelas Jakarta: PT BumiAksara.

Hermawan, dkk. (2007). MetodepenelitianpendidikanSekolahdasar (BBM):Bandung UPI Press

Kania.(2006). PembelajaranMatematikadenganPendekatan Realistic Mathematic education

(RME)sebagaiupayameningkatkankemampuanpenalarandankomunika simatematikasiswa SD KelasII SDNSukajadiIXBandung.Skripsipada PGSD FIP UPI Bandung:tidak di terbitkan.

Novac (1989) Developmental Mathematics second edition. Simmons College: Dc Heath and company Lexington Massachusetts

Rahman. (2004).

Meningkatkankemampuanpemahamandankemampuangeneralisasimat ematikasiswaSMA melaluipembelajaranberbalikTesispadaPps UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Ruseffendi.(2006). PengajaranMatematikaUntukMeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sa’dijah. (1999). PendidikanMatematika II. Jakarta:

DepartemenpendidikandanKebudayaan.

Sriyanto. (2006). PeningkatanmutupembelajaranSekolah Menuju Indonesia Cerdas 2020.[online]. Tersedia http: ///www. [Kompas.com]

Turmudi, Dkk. (2001)

PengembanganStrategiPembelajaranMatematikaDenganPendekatanRe alistik di SekolahLanjutan Tingkat Pertama. LaporanPenelitian Dana Rutin. Bandung: Jurusan FPMIPA TJPI

Pranata.(2007). PembelajaranberdasarkanTahapBelajar Van Hieleuntukmembantupemahamansiswasekolahdasardalamkonsepgeo metribangundatar.TesispadaPpsUPI : Bandung. tidak di terbitkan Wahyudin,U. M.Pd (2006) EvaluasiPembelajaran SD (BBM) : Bandung. UPI


(6)

Zulkardi. (2000). How to Design Mathematics Lessons based on the Realistic Approach. [online]. Tersedia


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETAK PERSEGI SATUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

10 54 79

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA LUAS DAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA LUAS DAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN STUDENT FA

0 1 17

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikm

0 2 29

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 1 14

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 2 36

Bab 8 Keliling dan Luas Persegi serta Persegi panjang

1 178 27

Luas Lingkaran dengan pendekatan persegi panjang

0 0 5

Luas Persegi Panjang

0 3 2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN LUAS PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERKONTEKS RUMAH ADAT KUDUS

0 0 13