MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cikarang Kelas III Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Dinda Supriatna

1008072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

Meningkatkan Pemahaman Siswa

Tentang Luas Bangun Datar Persegi

Dan Persegi Panjang Melalui

Pendekatan Matematika Realistik

Oleh Dinda Supriatna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dinda Supriatna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cikarang Kelas III Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi)

Oleh, Dinda Supriatna

NIM:1008072

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd Nip: 195803051984031002

Pembimbing II

Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed Nip: 196008301986031003

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidian Indonesia

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd Nip: 195803051984031002


(4)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

ABSTRAK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK Oleh

Dinda Supriatna 1008072

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil ulangan matematika pada pokok bahasan luas bangun datar persegi dan persegi panjang, hal ini ditandai nilai KKM masih mencapai 50 padahal target yang diharapkan 65. Penelitian ini ditujukan pada meningkatkan pemahaman siswa tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pendekatan matematika realistik tersebut , maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : (1) mengungkap tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) dan (2) mengungkap peningkatan hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar (persegi dan persegi panjang). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus, yang pada setiap siklusnya dilakukan dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III semester II SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi yang berjumlah 12 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika menunjukan adanya peningkatan proses pembelajaran , terlihat siswa sangat senang bekerja dalam kelompoknya masing-masing, demikian pula perolehan nilai siswa dalam pembelajaran matematika tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 59,16. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 82,50 atau sebanyak 100% siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang hendak disampaikan, antara lain: (l) Bagi Siswa diharapkan dalam mengikuti pembelajaran di kelas siswa disarankan untuk lebih bersemangat dan lebih giat sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan. (2) Bagi Guru hendaknya guru dapat menggunakan pendekatan realistik agar dharapkan hasil belajar siswa dapat mencapai KKM.(3)Bagi Sekolah Seiring dengan perkembangan zaman, hendaknya sekolah menyediakan fasilitas dan media pembelajaran baik agar tercipta proses pembelajaran yang kondusif.


(5)

ABSTRACT

IMPROVE UNDERSTANDING OF AREA STUDENTS TO BUILD FLAT RECTANGLE SQUARE AND APPROACH THROUGH MATH REALISTIC

By Dinda Supriatna

1008072

This study motivated the low value of the math test on the subject of wide awake square flat and rectangular, it is marked value KKM still reach 50 when the expected target of 65. This study aimed at improving students' understanding of broad flat wake square and rectangular through realistic mathematical approach, then research objectives to be achieved are: (1) student responses revealed after following learning by using a mathematical approach realistic wide awake flat (square and rectangle) and (2) reveal an increase in student learning outcomes after using a mathematical approach realistic wide awake flat (square and rectangular). The method used in this study was Classroom Action Research (CAR), which adapt the model Kemmis and Mc. Taggart with two cycles, which in each cycle performed two acts. The subjects were students of class III semester SDN Cikarang sub Cidolog Sukabumi district totaling 12 people. The results using realistic mathematical approach to learning mathematics showed an increase in the learning process, the students looked very happy in their own group, as well as the students' grades in mathematics learning about the wide awake square and rectangular flat increase. In the first cycle of the average student reaches 59.16. In the second cycle increased to reach an average value of 82.50 or as much as 100% of students who achieved grade KKM. Based on the above results it can be concluded that the use of realistic mathematical approaches to improve student learning outcomes in mathematics courses on a wide awake flat square and rectangular. Based on these results, there are some suggestions that would be submitted, among other things: (l) For Students are expected to attend the learning in the classroom students are advised to be more passionate and more energetic so that achievement can be improved. (2) For Teachers should teachers can use in order dharapkan realistic approach to student learning outcomes can be achieved KKM. (3) For School Along with the times, schools should provide better facilities and instructional media in order to create a conducive learning process.


(6)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep ... 7

B. Konsep Luas Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang dalam pembelajaran matematika di kelas III SD ... 9

C. Pendekatan Matematika Realistik dalam Pembelajaran ... 12


(7)

2. Langkah – langkah Pendekatan Matematika Realistik dalam Pembelajaran……….

12

3. Peran Guru dan Siswa dalam Pendekatan Matematika Realistik……...

13

4. Keunggulan dan Kelemahan……….. 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 15

B. Model Penelitian ... 16

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian... 21

E. Instrumen Penelitian... 26

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Siklus 1... 30

a. Perencanaan ... 30

b. Pelaksanaan ... 31

c. Pengamatan ... 37

d. Refleksi ... 39

2. Siklus II... 39


(8)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

b. Pelaksanaan ... 40

c. Pengamatan ... 44

d. Refleksi ... 45

B. Pembahasan ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proporsi siswa SDN Cikarang ... 21

Tabel 3.2 Kualifikasi penentuan tingkat Kemampuan ... 29

Tabel 4.1 Perolehan nilai hasil tes individu siswa pada siklus I ... 36

Tabel 4.2 Perolehan nilai hasil tes individu siswa pada siklus II ... 43


(10)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegi panjang ... 10

Gambar 2.2 Persegi ... 10

Gambar 2.3 Persegi sebagai satuan dalam sentimeter ... 10

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Tagart... 17

Gambar 4.1 Model persegi panjang dan persegi persegi satuan ... 31


(11)

DAFTAR GRAFIK


(12)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pembelajaran Tematik Siklus 1... 54

2. Rencana Pembelajaran Tematik Siklus 2……….…… 65

3. Lembar Kerja Siswa Siklus 1... 75

4. Lembar Kerja Siswa Siklus 2………..……… 76

5. Lembar Soal Siklus 1………...………… 78

6. Lembar Soal Siklus 2………...……… 79

7. Lembar Wawancara……….. 80

8. Lembar Observasi Siklus 1 ………..………... 81

9. Lembar Observasi Siklus 2………..………… 85

10.Surat ijin Penelitian... 97

11.Dokumentasi Penelitian………... 98


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan sangat menentukan dalam perwujudan diri seorang individu, sebab melalui pendidikan berlangsung informasi peradaban dan perubahan ke arah pembaharuan sepanjang sejarah manusia. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara ketiga pihak diharapkan dapat menciptakan / mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dimana Pendidikan Nasional bertujuan

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdiknas, 2003:3).

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan itu sendiri harus dilaksanakan secara menyeluruh dan bermutu yaitu meliputi aspek pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai-nilai. Upaya tersebut dapat dilakukan pada jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Disamping itu, upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah melakukan


(14)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

perbaikan terhadap proses pembelajaran yang terjadi di sekolah secara umum dan secara khusus di jenjang pendidikan sekolah dasar. Salah satunya peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

Sebagaimana tercantum dalam kurikulum matematika di sekolah dasar, secara lebih luas matematika berfungsi untuk

“Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran dan geometri, mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model – model matematika, kalimat matematika, persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel”. (Windayana, 2006:3).

Berdasarkan uraian di atas fungsi utama dari kurikulum matematika antara lain dapat menyelesaikan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, seperti dapat menghitung luas, isi dan berat, juga dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data serta dapat menyelesaikan persoalan bidang studi lain dan dapat digunakan untuk berkomunikasi, baik berkomunikasi melalui tulisan ataupun melalui gambar seperti membaca grafik, diagram ataupun tabel.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soedyadi, “Guru matematika akan

mampu menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan, bila ia memahami dengan baik matematika yang akan digunakan sebagai wahana" (Soedjadi, 2000:6). Dengan demikian pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.


(15)

Pembelajaran matematika berperan sangat penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang handal. Hal ini karena matematika selalu berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Matematika akan selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, karena dalam matematika terdapat

ilmu yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan. “Dalam kehidupan sehari-hari

manusia sering dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut manusia untuk menyelesaikannya” (Adjie, 3 :2006).

Kekurangmampuan siswa menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tanpa bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Jadi, guru sangat diperlukan pada saat siswa belum mampu mandiri pada awal pertemuan (Djamarah,2005:46)

Keberhasilan proses belajar mengajar pada umumnya diukur dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tes ulangan. Pemahaman akan pengertian dan pandangan guru terhadap metode mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitas siswa dalam belajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan saja melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi antara siswa dan guru.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap informasi dari pendidik, tetapi melibatkan berbagai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Metode dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terstruktur yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh suatu hasil.


(16)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

Model pembelajaran yang masih sering kita temukan di masyarakat adalah pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan dan siswa dibiarkan pasif. Dengan diberlakukannya kurikulum baru di sekolah diharapkan dapat membenahi model pembelajaran yang selama ini dilakukan sehingga dapat menjadikan siswa bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Pemahaman siswa tentang pelajaran yang diajarkan dapat terlihat dari sikap aktif, kreatif dan inovatif siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut. Keaktifan siswa akan muncul jika guru memberikan kepada siswa agar mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide-ide dan lain-lain.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya ternyata siswa kelas III kesulitan didalam menyelesaikan soal luas bangun datar persegi dan persegi panjang.Untuk itu saya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut di kelas III SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini disajikan dalam bentuk pertanyaan berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) di SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar


(17)

(persegi dan persegi panjang) di SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi?

C. Tujuan

Adapun tujuan diadakannya penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) di SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi. 2. Untuk mengungkap pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) di SDN Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa

a. Diharapkan dapat menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Diharapkan dapat menjadi suatu proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi Guru

a. Sebagai masukan untuk penerapan pembelajaran di kelas

b. Sebagai bahan perbandingan dalam menggunakan model pembelajaran 3. Bagi Sekolah


(18)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

E. Definisi Operasional

1. Pemahaman menurut Sadiman adalah “suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya” (Sadiman, 2002:60)

Untuk mengetahui pemahaman maka dapat diketahui melalui tes pemahaman berupa tes tulis pada waktu ulangan harian , dengan demikian yang dimaksud dengan pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan tes yang diperoleh siswa setelah melaksanakan ulangan harian.

2. Bangun datar adalah bangun yang permukaannya rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar dan tidak mempunyai tinggi atau tebal.

3. Matematika realistik adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan proses dalam melakukan pembelajaran matematika, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri cara menguasai suatu materi pembelajaran.


(19)

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research sejak lama berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika. Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto (1997:2) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll.

Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dari berbagai aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau hasil yang diperoleh secara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian dapat diapakai untuk memperbaiki praktek pembelajarannya.


(20)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

1. Pengertian

Dari uraian di atas dapat didefinisikan pengertian PTK secara lebih tegas. Secara singkat PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Sebagai contoh jika guru merasa bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah rendah, keadaan ini sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, maka guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa.

2. Karakteristik PTK

Setiap penelitian memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Bagi PTK karakteristik yang menonjol adalah dalam hal masalah yang akan diteliti. Masalah yang diangkat dan akan dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari permasalahan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. PTK akan dapat dilaksanakan oleh guru jika sejak awal guru menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Jika guru tidak pernah merasa menemui masalah dalam kegiatan pembelajaran,

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadopsi dari yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Dalam model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart ini terdiri atas 4 komponen yaitu perencanaan (planning) , tindakan (acting) dengan pengamatan


(21)

(observing) disatukan dengan alasan kedua kegiatan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua kegitan harusalah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, dan terakhir refleksi (reflecting). Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Mc. Taggart dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Tagart (diadaptasi dari Kasihani Kasbolah E.S, 1998)


(22)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) merupakan tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini, adapun tujuannya adalah untuk memberikan rincian yang jelas tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan. Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak mengandung resiko. Rencana harus bersifat fleksibel untuk dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.

2. Tindakan (Action)

Tindakan (Action) merupakan tahap kedua dalam penelitian tindakan kelas, dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara mendasar mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendalakendala di kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada. Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu


(23)

secara mendasar mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendalakendala di kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada. 3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan (Observasi) merupakan tahap ketiga dalam penelitian tindakan kelas, dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan untuk melihat atau mengamati proses daripada tindakan yang dilaksanakan. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi berikutnya. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan kelas harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Tahap refleksi (reflection) merupakan tahap akhir dari siklus penelitian tindakan kelas. Dalam tahap ini peneliti melakukan refleksi untuk melihat hasil penelitian tindakan kelas secara keseluruhan dan untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil dan kekurangan-kekurangan apa saja yang terjadi dalam proses penelitian untuk diperbaiki dalam pelaksanan siklus berikutnya.


(24)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi, refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek evaluatif. Dengan refleksi peneliti diminta untuk menimbang-nimbang pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Ada pula pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukan peninjauan, pengembangan gambaran yang lebih penting lagi adalah tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk kelompok dan untuk tiap-tiap anggota bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil data dari pembelajaran mata pelajaran Matematika konsep luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi. Subjek penelitian yang digunakan adalah murid-murid kelas III dengan jumlah siswa 12 orang, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Keadaan geografis sekolah ini yaitu berada di daerah pedesaan dan relatif jauh dari kota dimana jarak antara desa Cikarang ke kota Sukabumi sekitar 80 km.


(25)

Berikut ini adalah tabel proporsi siswa yang ada di SD N Cikarang dimana siswa kelas I sebanyak 28 orang siswa kelas II sebanyak 33 orang siswa kelas III sebanyak 12 orang siswa kelas IV sebanyak 25 orang siswa kelas V sebanyak 25 orang dan siswa kelas VI sebanyak 28 orang total keseluruhan siswa adalah 151 orang.

Tabel 3.1 Proporsi siswa SD Negeri Cikarang D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari siklus-siklus tindakan dimana dalam satu siklus itu terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan penelitian, observasi , dan refleksi. Apabila data hasil siklus pertama ini belum terlihat kea rah perbaikan maka dilanjutkan ke siklus kedua. Untuk lebih jelas mengenai prosedur penelitian ini dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Siklus I

Siklus I sebagaimana dijelaskan diatas adalah terdiri dari 4 tahapan proses yaitu perencanaan, pelaksanan tindakan , observasi dan refleksi. Langkah pertama

Kelas I II III IV V VI

Jenis Kelamin L P L P L P L P L P L P

Banyak Siswa 13 15 15 18 6 6 13 12 12 13 14 14

Jumlah 28 33 12 25 25 28

Total Keseluru


(26)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

yang peneliti lakukan dalam siklus pertama ini adalah perencanaan. Untuk melihat lebih jelas tentang hal-hal yang terjadi dalam perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti menguraikannya sebagai berikut.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, diantaranya adalah : (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, (2) Menentukan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok (3) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyiapkan sumber belajar (6) Mengembangkan format evaluasi (7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah melalui proses perencanaan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Secara rinci, pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika ini diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2012.

Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama ini, subpokok bahasan yang dipelajari adalah luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan ini berlangsung satu


(27)

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan kegiatan awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti pembelajaran dan selanjutnya diakhiri dengan kegiatan akhir pembelajaran yang terdiri dari tes siklus pertama untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan upaya untuk mencatat pelaksanaan pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilaksanakan sesaat setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti didampingi oleh seorang observer. Setelah proses belajar mengajar selesai observer menyerahkan hasil observasinya untuk didiskusikan dengan peneliti untuk kemudian peneliti gunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk melihat kembali proses pelaksanaan tindakana yang telah dilaksanakan .Dalam refleksi ini peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu.


(28)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

Apabila hasil siklus ini belum mencukupi maka akan dilanjutkan ke siklus ke II. Dalam siklus kedua ini peneliti melakukan perubahan seperlunya sesuai dengan prinsip penelitian tindakan kelas jika pada siklus pertama terlihat bahwa ada aspek yang kurang maksimal maka aspek itu akan diperbaiki sehingga dalam siklus kedua ini pembelajaran dapat lebih berkembang dan hasil yang diperoleh dapat lebih meningkat. Adapun proses yang terjadi dalam siklus kedua peneliti uraikan dalam penjelasan berikut.

2. Siklus II

Siklus II sesuai dengan yang diadopsi dari yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart yaitu terdiri dari 4 aspek yaitu perencanaan, pelaksanan tindakan , observasi dan refleksi. Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam siklus kedua ini adalah perencanaan. Untuk melihat lebih jelas tentang hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti menguraikannya sebagai berikut.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, diantaranya adalah : (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, (2) Menentukan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok (3) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyiapkan sumber belajar (6) Mengembangkan format evaluasi (7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.


(29)

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah melalui proses perencanaan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Secara rinci, pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika ini diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 28 mei 2012.

Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua ini, subpokok bahasan yang dipelajari adalah luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan ini berlangsung satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan kegiatan awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti pembelajaran dan selanjutnya diakhiri dengan kegiatan akhir pembelajaran yang terdiri dari tes siklus kedua untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.


(30)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

Observasi dilaksanakan sesaat setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti didampingi oleh seorang observer bernama Engkus Koswara merupakan teman sejawat peneliti. Setelah proses belajar mengajar selesai observer menyerahkan hasil observasinya untuk didiskusikan dengan peneliti untuk kemudian peneliti gunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk melihat kembali proses pelaksanaan tindakana yang telah dilaksanakan .Dalam refleksi ini peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu.

Apabila hasil siklus ini belum mencukupi maka akan dilanjutkan ke siklus - siklus berikutnya. Apabila semua tahapan proses penelitian ini telah selesai kemudian peneliti menuju ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaporan hasil penelitian dan pembuatan kesimpulan dan saran.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian . Instrumen penelitian ini berperan sangat penting dalan perjalanan proses penelitian ini. Adapun rincian dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini.


(31)

1. Lembar Tugas / LKS

Lembar tugas adalah lembar yang berisi intruksi – intruksi yang harus dilaksanakan siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar tugas berperan penting dalam menyampaikan langkah demi langkah yang akan dilalui siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Lembar Soal (Individu)

Lembar soal diberikan pada saat tes, tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Adapun tujuannya adalah untuk mengukur pemahaman siswa setelah melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik. Lembar soal dapat merekam data-data berkaitan dengan tes yang kemudian lembar soal ini berperan juga dalam tahap refleksi.Lembar soal berisikan soal-soal yang harus dikerjakan siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Lembar observasi

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajaran yang dilaksanakn peneliti untuk memperoleh gambaran guru dalam memberikan materi dan aktivitas siswa baik yang bersifat umum atau khusus. Lembar observasi memuat temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

4. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan secara informal diluar jam pelajaran kepada siswa yang telah mengikuti satu siklus. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran luas bangun datar persegi dan persegi panjang dengan pendekatan Realistik. Wawancara ini


(32)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang belum terungkap atau belum jelas dari instrument yang lain, seperti hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah serta hal-hal yang mempengaruhi proses diskusi dan presentasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melaksanakan pembelajaran dan data terkumpul dari setiap siklus. Pada akhirnya data diolah dan dianalisis dari awal sampai akhir siklus. Teknik analisis data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif.

Hasil data kualitatif setelah terkumpul yang ada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pembelajaran yang telah diberikan pada setiap siswa. Kemudian data yang telah terkumpul dihitung dan dikalkulasikan serta direpresentasikan dalam sebuah deskripsi kalimat.

Data hasil tes siswa dari setiap siklus pada tes formatif dianalisis untuk menunjukkan tingkat pemahaman matematika, yakni data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis.

Untuk masing-masing tipe pemahaman matematika dihitung presentase skornya menggunakan rumus:

Persentase pemahaman = Jumlah skor total subyek x 100 % Jumlah skor total maksimum

Menurut Suherman dan Sukjaya (Sihotang, 2007: 39). Nilai pada persentase pemahaman kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat


(33)

kemampuan mereka berdasarkan kriteria. Kriteria penentuan tingkat kemampuan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Kualifikasi Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa Persentase Kategori kemampuan siswa 90% < A < 100% A (Sangat Baik)

75% < B < 89% B (Baik) 55% < C < 74% C (Cukup) 40% < D < 54% D (Kurang)

0% < E < 39% E (Buruk)

Adapun untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan dapat dilakukan dengan menghitung daya serap siswa dengan rumus sebagai berikut :

Daya serap siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100% Jumlah ideal

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga mempermudah dalam membaca data.


(34)

50

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan, dimana Pada siklus I rata-rata hasil tes individu siswa adalah 59,1 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 82,5.

B. Saran

Berikut adalah saran-saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

l. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran di kelas siswa disarankan untuk lebih bersemangat dan lebih giat sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.Siswa


(35)

juga disarankan untuk lebih aktif di dalam setiap proses pembelajaran agar kreatifitas dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapat menggunakan pilihan media pembelajaran yang variatif, dan menggunakan pendekatan matematika realistik di dalam pembelajaran. Selain dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dapat pula menggali kreatifitas dan membuka wawasan sehingga diharapkan hasil pembelajaran dan pemahaman siswa mengalami peningkatan..

3. Bagi Sekolah

Seiring dengan perkembangan zaman, hendaknya sekolah menyediakan fasilitas dan media pembelajaran yang cukup dan layak untuk dipergunakan di dalam proses pembelajaran, sehingga dapat tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.


(36)

52

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharjono, dan Supardi. (2007) Penelitian tindakan kelas Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan, dkk. (2007). Metode penelitian pendidikan Sekolah dasar (BBM): Bandung UPI Press

Kania. (2006). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematic education (RME) sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa SD Kelas II SDN Sukajadi IXBandung. Skripsi pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak di terbitkan.

Novac (1989) Developmental Mathematics second edition. Simmons College: Dc Heath and company Lexington Massachusetts

Rahman. (2004). Meningkatkan kemampuan pemahaman dan kemampuan generalisasi matematika siswa SMA melalui pembelajaran berbalik Tesis pada Pps UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi. (2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sa’dijah. (1999). Pendidikan Matematika II. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Sriyanto. (2006). Peningkatan mutu pembelajaran Sekolah Menuju Indonesia Cerdas 2020.[online]. Tersedia http: ///www. [Kompas.com]

Turmudi, Dkk. (2001) Pengembangan Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Laporan Penelitian Dana Rutin. Bandung: Jurusan FPMIPA TJPI

Pranata. (2007). Pembelajaran berdasarkan Tahap Belajar Van Hiele untuk membantu pemahaman siswa sekolah dasar dalam konsep geometri bangun datar. Tesis pada Pps UPI : Bandung. tidak di terbitkan

Wahyudin,U. M.Pd (2006) Evaluasi Pembelajaran SD (BBM) : Bandung. UPI Press

Zulkardi. (2000). How to Design Mathematics Lessons based on the Realistic Approach. [online]. Tersedia


(1)

1. Lembar Tugas / LKS

Lembar tugas adalah lembar yang berisi intruksi – intruksi yang harus dilaksanakan siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar tugas berperan penting dalam menyampaikan langkah demi langkah yang akan dilalui siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Lembar Soal (Individu)

Lembar soal diberikan pada saat tes, tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Adapun tujuannya adalah untuk mengukur pemahaman siswa setelah melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik. Lembar soal dapat merekam data-data berkaitan dengan tes yang kemudian lembar soal ini berperan juga dalam tahap refleksi.Lembar soal berisikan soal-soal yang harus dikerjakan siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Lembar observasi

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajaran yang dilaksanakn peneliti untuk memperoleh gambaran guru dalam memberikan materi dan aktivitas siswa baik yang bersifat umum atau khusus. Lembar observasi memuat temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

4. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan secara informal diluar jam pelajaran kepada siswa yang telah mengikuti satu siklus. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran luas bangun datar persegi dan persegi panjang dengan pendekatan Realistik. Wawancara ini


(2)

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang belum terungkap atau belum jelas dari instrument yang lain, seperti hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah serta hal-hal yang mempengaruhi proses diskusi dan presentasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melaksanakan pembelajaran dan data terkumpul dari setiap siklus. Pada akhirnya data diolah dan dianalisis dari awal sampai akhir siklus. Teknik analisis data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif.

Hasil data kualitatif setelah terkumpul yang ada setiap siklus dianalisis untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pembelajaran yang telah diberikan pada setiap siswa. Kemudian data yang telah terkumpul dihitung dan dikalkulasikan serta direpresentasikan dalam sebuah deskripsi kalimat.

Data hasil tes siswa dari setiap siklus pada tes formatif dianalisis untuk menunjukkan tingkat pemahaman matematika, yakni data hasil tes berupa jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis.

Untuk masing-masing tipe pemahaman matematika dihitung presentase skornya menggunakan rumus:

Persentase pemahaman = Jumlah skor total subyek x 100 % Jumlah skor total maksimum

Menurut Suherman dan Sukjaya (Sihotang, 2007: 39). Nilai pada persentase pemahaman kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat


(3)

kemampuan mereka berdasarkan kriteria. Kriteria penentuan tingkat kemampuan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Kualifikasi Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa

Persentase Kategori kemampuan siswa

90% < A < 100% A (Sangat Baik) 75% < B < 89% B (Baik) 55% < C < 74% C (Cukup) 40% < D < 54% D (Kurang)

0% < E < 39% E (Buruk)

Adapun untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan dapat dilakukan dengan menghitung daya serap siswa dengan rumus sebagai berikut :

Daya serap siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100% Jumlah ideal

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga mempermudah dalam membaca data.


(4)

50

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri Cikarang kecamatan Cidolog kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan, dimana Pada siklus I rata-rata hasil tes individu siswa adalah 59,1 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 82,5.

B. Saran

Berikut adalah saran-saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

l. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran di kelas siswa disarankan untuk lebih bersemangat dan lebih giat sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.Siswa


(5)

juga disarankan untuk lebih aktif di dalam setiap proses pembelajaran agar kreatifitas dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapat menggunakan pilihan media pembelajaran yang variatif, dan menggunakan pendekatan matematika realistik di dalam pembelajaran. Selain dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dapat pula menggali kreatifitas dan membuka wawasan sehingga diharapkan hasil pembelajaran dan pemahaman siswa mengalami peningkatan..

3. Bagi Sekolah

Seiring dengan perkembangan zaman, hendaknya sekolah menyediakan fasilitas dan media pembelajaran yang cukup dan layak untuk dipergunakan di dalam proses pembelajaran, sehingga dapat tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.


(6)

52

Dinda Supriatna, 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharjono, dan Supardi. (2007) Penelitian tindakan kelas Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan, dkk. (2007). Metode penelitian pendidikan Sekolah dasar (BBM): Bandung UPI Press

Kania. (2006). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematic education (RME) sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa SD Kelas II SDN Sukajadi IXBandung. Skripsi pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak di terbitkan.

Novac (1989) Developmental Mathematics second edition. Simmons College: Dc Heath and company Lexington Massachusetts

Rahman. (2004). Meningkatkan kemampuan pemahaman dan kemampuan generalisasi matematika siswa SMA melalui pembelajaran berbalik Tesis pada Pps UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi. (2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sa’dijah. (1999). Pendidikan Matematika II. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Sriyanto. (2006). Peningkatan mutu pembelajaran Sekolah Menuju Indonesia Cerdas 2020.[online]. Tersedia http: ///www. [Kompas.com]

Turmudi, Dkk. (2001) Pengembangan Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Laporan Penelitian Dana Rutin. Bandung: Jurusan FPMIPA TJPI

Pranata. (2007). Pembelajaran berdasarkan Tahap Belajar Van Hiele untuk membantu pemahaman siswa sekolah dasar dalam konsep geometri bangun datar. Tesis pada Pps UPI : Bandung. tidak di terbitkan

Wahyudin,U. M.Pd (2006) Evaluasi Pembelajaran SD (BBM) : Bandung. UPI Press

Zulkardi. (2000). How to Design Mathematics Lessons based on the Realistic Approach. [online]. Tersedia


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETAK PERSEGI SATUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

10 54 79

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA LUAS DAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA LUAS DAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN STUDENT FA

0 1 17

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikm

0 2 29

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 1 14

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG LUAS BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 34

Bab 8 Keliling dan Luas Persegi serta Persegi panjang

1 178 27

Luas Lingkaran dengan pendekatan persegi panjang

0 0 5

Luas Persegi Panjang

0 3 2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN LUAS PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERKONTEKS RUMAH ADAT KUDUS

0 0 13