EFEKTIVITAS MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL INTERAKTIF DENGAN LATIHAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN MERINGKAS DI SMAN @ SERUI PAPUA.

(1)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Iskandarwassid, M. Pd. NIP 130176762

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Yus Rusyana NIP 130203746

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. NIP 131993871


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Efektivitas Membaca Pemahaman Melalui Model Interaktif dengan Latihan Menjawab Pertanyaan dan Meringkas di SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Bandung, 22 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas latihan bentuk meringkas dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dibandingkan dengan latihan bentuk pertanyaan pada siswa SMA. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan penerapan model interaktif dalam membaca pemahaman dengan latihan meringkas dan menjawab pertanyaan pada SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua. 2. Mengetahui efektivitas latihan bentuk meringkas dan menjawab pertanyaan dengan menerapkan model interaktif pada SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua.

Metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah eksperimen. Subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi adalah : kepala sekolah SMA Negeri 2 Serui Papua sebagai pimpinan di sekolah, guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan guru-guru mata pelajaran lainnya, dan sumber data adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Serui Papua. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, eksperimen, dan studi dokumentasi. Data yang telah ada dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi.

Adapun pelaksanaan eksperimen dengan model interaktif ini terdiri atas 7 langkah, yaitu: (1) persiapan, (2) pengembangan kosakata (vocabulary), (3) pemahaman dan penggunaan struktur wacana, (4) pemerosesan informasi, (5) menjawab pertanyaan/membuat ringkasan, (6) membuat catatan, dan (7) membaca bebas/santai. Bentuk latihan dipilah menjadi dua yaitu bentuk menjawab pertanyaan dan bentuk meringkas, sedangkan jenis teks dipilah menjadi empat yaitu teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.

.Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam pemahaman membaca siswa melalui latihan menjawab pertanyaan daripada meringkas dengan menerapkan model interaktif. Hasil belajar membaca pemahaman teks narasi model interaktif siswa yang diajar dengan latihan bentuk meringkas lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan latihan bentuk pertanyaan. Hasil belajar membaca pemahaman teks argumentasi, deskripsi, dan eskposisi model interaktif yang diajar dengan bentuk latihan menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada bentuk latihan meringkas.

Temuan dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan penerapan model interaktif dalam peningkatan pemahaman bacaan, siswa mempunyai sikap positif ketika pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal tersebut dapat diamati pada waktu setiap masuk kelas siswa sangat bersemangat mengikuti pelajaran.


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Efektivitas Membaca Pemahaman Melalui Model Interaktif dengan Latihan Menjawab Pertanyaan dan Meringkas di SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua.

Tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak mengalami kesulitan, tetapi berkat ridho-Nya dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. Iskandarwassid, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. H. Yus Rusyana, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, petunjuk, dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan kesabaran sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Dr.Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPS UPI, atas perhatian, masukan dan motivasi yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.


(5)

4. Ir. Daud Soleman Betawi, selaku Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen yang telah memberikan dana pelaksanaan dalam studi program Magister (S2) Univeritas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung.

5. Drs. Ones Runtuboi, M.Si., selaku ketua PGRI Kabupaten Kepulauan Yapen yang telah berjuang untuk meningkatkan kualitas guru dengan program Magister (S2) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung.

6. segenap Bapak dan Ibu dosen SPS UPI, khususnya para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah mendidik dan mengantarkan penulis sampai saat ini;

7. Dra. Selviana Samber, selaku Kepala SMA Negeri 2 Serui dan guru-guru bahasa Indonesia, yang telah memberikan izin dan kemudahan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. rekan-rekan seangkatan baik mahasiswa S2 maupun mahasiswa S3 yang selalu memberikan dukungan, saran, dan masukan kepada penulis;

9. keluarga tercinta, terutama istri dan anak-anak yang tidak pernah lelah selalu mendoakan agar penulis secepatnya menyelesaikan pendidikan;

10.semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT meridhoi dan membalas kebaikan semua pihak yang telah mambantu dan memberikan kemudahan kepada penulis. Amin.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………...i

LEMBAR PERNYATAAN ...ii

ABSTRAK ………..iii

KATA PENGANTAR ……….iv

DAFTAR ISI ………....vi

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………..………1

1.2 Rumusan Masalah …..………...6

1.3 Tujuan Penelitian ….…..………...7

1.4 Hipotesis Penelitian …..……….…7

1.5 Kegunaan Penelitian………..……….……8

1.6.Asumsi Penelitian………...……….……9

BAB II EFEKTIVITAS MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL INTERAKTIF DENGAN LATIHAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN MERINGKAS DI SMA 2.1 Landasan Kurikulum SMA…………...……...………12

2.2 Deskripsi Teoretik Variabel Hasil Belajar Membaca Pemahaman..……13

2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman ………...…………14

2.2.2 Model-model dalam Proses Membaca ...17


(7)

2.2.2.2 Model Top Down...18

2.2.2.3 Model Interaktif dalam Membaca Pemahaman ……...21

2.2.3 Aspek-aspek Kemampuan dalam Membaca Pemahaman…...25

2.2.4 Hasil Belajar Membaca Pemahaman ………29

2.3 Deskripsi Teoretik Variabel Bentuk-bentuk Latihan………..…………..32

2.3.1 Latihan Bentuk Pertanyaan ….…………...………...34

2.3.2 Peranan Pertanyaan Bacaan dalam Pengajaran Membaca..…...…34

2.3.3 Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Pengajaran Membaca Pemahaman...35

2.3.4 Jenis-jenis Pertanyaan dalam Pengajaran Membaca Pemahaman………....…36

2.3.5 Jenis-jenis Pertanyaan yang Dilatihkan……...…………..……….37

2.3.6 Latihan Bentuk Meringkas...…………..……….………39

2.4 Deskripsi Teoretik Variabel Jenis-jenis Teks……...…...……….40

2.4.1 Teks Narasi (Kisahan)………40

2.4.2 Teks Deskripsi (Lukisan)……...………41

2.4.3 Teks Eksposisi (Paparan)………...……42

2.4.4 Teks Argumentasi………..42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..44

3.2 Subjek Penelitian………...………45

3.3 Teknik Pengumpulan Data………...……….……46


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Eksperimen ...………..…………51

4.1.1 Pembahasan Eksperimen I.. ...………….54

4.1.2 Keberhasilan Proses ...55

4.1.3 Keberhasilan Produk...56

4.1.4 Refleksi ...57

4.2 Deskripsi Data Eksperimen II...61

4.2.1 Pembahasan Eksperimen II...64

4.2.2 Keberhasilan Proses...65

4.2.3 Keberhasilan Produk...66

4.2.4 Refleksi...67

4.2.5 Data Penelitian dengan Angket...70

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..………74

5.2 Implikasi……….………..………75

5.3 Saran……….………..………..76

DAFTAR PUSTAKA……….…………77


(9)

DAFTAR LAMPIRAN :

LAMPIRAN 1 : RANCANGAN EKSPERIMEN

A. Eksperimen I……….……….81

B. Eksperimen II………83

LAMPIRAN 2 : INSTRUMEN TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (KMP I, II, III) DENGAN LATIHAN MENJAWAB PERTANYAAN A. Wacana Argumentasi……….77

B. Wacana Narasi……….…..87

C. Wacana Deskripsi………..98

D. Wacana Eksposisi………....106

LAMPIRAN 3 : Angket/checklist Pernyataan Sikap Siswa……….119

LAMPIRAN 4 : CATATAN HARIAN PELAKSANAAN EKSPERIMEN A. Eksperimen I…...……….…121

B. Eksperimen II……….…………..124

LAMPIRAN 5 : KISI-KISI TABEL 4. KISI-KISI TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPSI, EKSPOSISI...127


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masyarakat modern seperti sekarang ini dan pada masa-masa yang akan datang menuntut warganya memiliki kemampuan membaca yang baik, terutama jika dihubungkan dengan (1) makin intensifnya penggunaan tuturan tertulis sebagai alat komunikasi menyamai tuturan lisan, (2) makin beranekaragamnya tuturan tertulis yang dipublikasikan dengan kerumitan yang semakin meningkat, dan (3) makin cerdiknya orang memanfaatkan tuturan tertulis untuk mempersuasikan kepentingan-kepentingannya.

Lebih daripada itu, pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi modern sekarang ini, sebagian besar kehidupan manusia diwarnai dan dikendalikan oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil teknologi modern. Sehubungan dengan kenyataan ini manusia pada abad ini, terlebih generasi muda ditantang untuk mau dan mampu membaca sehingga mereka lebih siap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern ini.

Baradja (1968:1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan yang sangat vital dalam masyarakat modern dan lebih khusus lagi di kalangan akademisi. Dikatakannya bahwa seseorang yang tidak dapat membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam perkembangan pendidikannya yang pada akhirnya berakibat kesulitan dalam memperoleh pekerjaan.


(11)

Singkatnya, banyak orang mengatakan bahwa membaca adalah kunci ke arah ilmu pengetahuan, kesuksesan dan kemajuan. Siapa yang ingin maju harus memiliki kemampuan membaca yang baik. Tanpa kemampuan membaca yang baik, banyak informasi yang tidak dapat diserap dengat tepat dan cepat, sehingga orang akan ketinggalan zaman. Dalam pengertian yang paling umum kemampuan membaca yang baik bercirikan: (1) kemampuan memahami atau menangkap isi bacaan secara komprehansif, (2) kemampuan menilai bacaan secara kritis, dan (3) kemampuan memanfaatkan bacaan itu secara kreatif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan di masa-masa yang akan datang.

Melihat betapa besar atau penting peranan kegiatan membaca, baik dalam lingkungan pelajar, akademisi maupun dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, maka sewajarnyalah jika membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Sudah sewajarnyalah jika pemerintah dewasa ini menaruh perhatian dalam masalah ini. Pemerintah selalu giat mewujudkan masyarakat belajar, yang salah satu cirinya adalah membudayakan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya usaha pemerintah yang berupa penggalakan penerbitan buku-buku baik berupa buku sains maupun buku sastra, upaya pengadaan dan pembinaan perpustakaan, dsb.

Sementara apabila kita cermati apa yang ada di dalam pendidikan formal baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA mengenai pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia masih sangat memprihatinkan. Keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak,


(12)

keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis inilah yang menjadi sasaran utama dari mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada tingkat SMP dan tingkat SMA.

Bagi para guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, baik pada tingkat SMP maupun SMA dituntut harus dapat mengatasi permasalahan itu karena sudah menjadi tanggung jawabnya dalam mengampu pelajaran tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu banyak menimba ilmu dengan cara banyak membaca buku yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan berbahasa, mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah atau seminar, menemukan metode atau teknik pembelajaran, dan sebagainya.

Keprihatinan yang dapat dilihat berkaitan rendahnya kualitas siswa dalam keterampilan berbahasa adalah ketika menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dari pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada batas minimal dari standar kelulusan yang ditentukan, walaupun ada sebagian siswa yang sudah jauh dari nilai standar. Hal ini disebabkan karena daya serap dan kemampuan siswa masih perlu ditingkatkan dengan memberikan metode atau teknik yang lebih tepat.

Contoh lain dari masalah rendahnya daya serap dan kemampuan berbahasa siswa disebabkan oleh kualitas guru yang kurang profesional. Banyak guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang bukan lulusan dari keguruan, atau guru yang bukan berlatarbelakang dari jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi mengajarkan pelajaran tersebut.


(13)

Kenyataan tersebut tentu tidak boleh dibiarkan, tetapi harus segera dicari jalan keluarnya. Jika berbagai usaha yang telah dilakukan di atas dicermati, kebanyakan masih berada di seputar masalah kebijakan yuridis dan akademis. Sementara itu, masalah daya serap dan kemampuan membaca berada pada tataran praktis pengajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah rendahnya daya serap dan kemampuan membaca siswa, jalan yang paling tepat ditempuh ialah melaksanakan pembinaan terhadap pengajaran membaca di sekolah. Pendek kata, berbagai usaha guru untuk mencapai peningkatan kemampuan membaca siswa harus dikembangkan.

Membaca pemahaman adalah salah satu jenis membaca yang harus dibinakan di sekolah. Dalam pengertian yang paling umum, membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan secara komprehensif. Kemampuan yang tersurat maupun yang tersirat dari berbagai macam tuturan tertulis yang dibacanya.

Salah satu komponen penting dalam pengajaran membaca pemahaman yang cukup memegang peranan penting dalam menggairahkan dan meningkatkan aktifitas siswa menelaah setiap bahan bacaan yang dipelajarinya adalah bentuk-bentuk latihan, dalam proses belajar-mengajar membaca pemahaman, setiap penyajian bahan bacaan kepada siswa selalu disertai dengan tugas-tugas sebagai bentuk latihan yang bertujuan untuk mempercepat pemahaman siswa terhadap teks yang dipelajari.

Bentuk latihan yang sering digunakan oleh guru dan banyak dijumpai dalam buku teks yaitu menjawab pertanyaan isi bacaan. Sebagai alat mengajar, pertanyaan-pertanyaan bacaan yang baik dapat mendorong


(14)

bahkan memaksa siswa berusaha menguasai bahan bacaan yang dipelajarinya.

Bentuk pertanyaan campuran objektif-esai adalah bentuk pertanyaan yang paling unggul dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dibanding dengan bentuk pertanyaan lain.

Selain tugas menjawab pertanyaan, bentuk latihan lain yang juga menarik untuk dikajikan adalah tugas meringkas isi bacaan. Sebagai alat mengajar, meringkas isi bacaan juga sangat efektif untuk membantu siswa memahami isi bacaan. Tugas meringkas isi bacaan menuntut siswa untuk tekun membaca, teliti dalam mencari informasi-informasi yang diperlukan, kalau perlu sambil membuat catatan-catatan sehingga tugas membuat ringkasan dapat dilakukan. Bentuk ini juga sering digunakan oleh guru dalam pengajaran membaca pemahaman.

Hal yang menjadi masalah bagi sebagian guru Bahasa Indonesia di sekolah adalah ketidakpastian terhadap bentuk mana di antara bentuk menjawab pertanyaan dan membuat ringkasan yang lebih efektif dalam meningkatkan kegairahan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Bentuk meringkas isi bacaan, sebagai bentuk latihan yang efektif dalam pengajaran membaca pemahaman didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Silberman (1996: 1). Dari hasil penelitiannya Silberman menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan konsentrasi penuh mendengarkan penjelasan guru, daya serap siswa dapat mencapai 30-50 % per menit. Namun, bila siswa kurang konsentrasi, penyerapan informasi itu


(15)

akan turun sampai 10-20 % per menit. Analog dengan temuan itu, bila siswa membaca dengan melakukan aktifitas lain, sambil membuat catatan, berarti akan memperpanjang masa konsentrasi siswa. Dengan demikian, penyerapan informasi akan lebih banyak. Inilah aktifitas yang dilakukan siswa ketika mereka dilatih membaca untuk membuat ringkasan isi bacaan.

Bertolak dari latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan. Melakukan penelitian ini akan diuji efektifitas latihan bentuk meringkas dalam meningkatkan hasil belajar membaca dibandingkan dengan latihan bentuk pertanyaan yang selama ini banyak digunakan oleh guru-guru dalam mengajar membaca pemahaman. Sepengetahuan peneliti, penelitian semacam ini belum banyak dilakukan.

Di sisi lain, sebagai bahan bacaan dikenal bermacam-macam jenis teks yaitu teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi/persuasi (Gorys Keraf, 1989). Adanya berbagai jenis teks sebagai bahan bacaan yang harus dipelajari siswa kiranya menarik untuk dilibatkan dalam penelitian ini sebagai variabel bebas. Sepengetahuan peneliti hingga kini belum ada penelitian yang mengungkapkan tingkat kesukaran pemahaman jenis-jenis teks khususnya bagi siswa SMA yang akan menjadi sasaran penelitian ini. Dengan melibatkan jenis-jenis teks ini, disamping akan diketahui tingkat kesukaran pemahaman jenis-jenis teks bagi siswa SMA, diharapkan juga akan ditemukan kesesuaian antara bentuk latihan yang digunakan dengan jenis teks yang dipelajarinya.


(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model interaktif dalam membaca pemahaman dengan latihan meringkas dan menjawab pertanyaan pada SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua?

2. Manakah di antara dua bentuk latihan yaitu bentuk meringkas dan bentuk menjawab pertanyaan yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas membaca pemahaman melalui model interaktif dengan latihan bentuk meringkas dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dibandingkan dengan latihan bentuk pertanyaan pada siswa SMA. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah : 1. Menerapkan model interaktif dalam membaca pemahaman jenis-jenis teks

dengan latihan meringkas dan menjawab pertanyaan pada SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua.

2. Mengetahui efektivitas bentuk latihan meringkas dan menjawab pertanyaan dengan penerapan model interaktif dalam membaca pemahaman jenis-jenis teks pada SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua.


(17)

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, dikemukakan hipotesis penelitian ini yaitu:

1. Model interaktif akan meningkatkan pemahaman membaca siswa SMA. 2. Terdapat perbedaan efektivitas di antara dua bentuk latihan yaitu latihan

bentuk meringkas dan latihan bentuk pertanyaan dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman jenis-jenis teks dengan model interaktif.

3. Hasil belajar membaca pemahaman teks narasi model interaktif siswa yang diajar dengan latihan bentuk meringkas lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan latihan bentuk pertanyaan.

4. Hasil belajar membaca pemahaman teks argumentasi, deskripsi, dan eskposisi model interaktif yang diajar dengan bentuk latihan menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada bentuk latihan meringkas.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pengajaran bahasa pada umumnya, serta pengajaran membaca pemahaman pada khususnya. Dengan demikian hasil ini akan dapat bermanfaat bagi guru, dan pemerintah.

Bagi guru, dengan ditemukannya bentuk latihan yang lebih efektif sebagai alat mengajar pemahaman isi bacaan, guru dapat menentukan


(18)

perlu tidaknya menyesuaikan bentuk latihan yang biasa digunakan, atau yang sudah ada dalam buku paket yang digunakan sesuai dengan jenis teks yang diajarkan.

Bagi pemerintah (Depdiknas), hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga dalam pengambilan kebijakan, khususnya dalam pengajaran membaca. Misalnya dalam penyusunan GBPP dan penyediaan buku paket pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk dipertimbangkan dalam membuat latihan-latihan pemahaman bacaan sesuai dengan jenis-jenis teks yang dilatihkan.

1.5.2 Kegunaan Teoretis

Dari segi teoretis, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan mengembangkan pengetahuan tentang pengajaran membaca pemahaman, terutama tentang upaya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui penerapan bentuk-bentuk latihan pemahaman isi bacaan.

Dalam batas-batas tertentu temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bandingan untuk pengembangan penelitian lanjutan dalam pengajaran membaca pemahaman. Selain itu, penemuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengajaran membaca. Wujud sumbangan tersebut adalah konsep-konsep, teori-teori tentang keterampilan membaca pemahaman atau permasalahan baru yang perlu dikaji lebih lanjut.


(19)

1.6 Asumsi Penelitian

Berkaitan dengan penelitian tentang efektivitas model interaktif melalui latihan meringkas dan menjawab pertanyaan dalam membaca pemahaman di SMA, berikut ini merupakan asumsi dari penelitian tersebut yaitu :

1. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman yang diajarkan di SMA merupakan keharusan yang akan membawa siswa berhasil dalam pendidikan yang sedang ditempuh maupun untuk kelanjutan pendidikan yang lebih tinggi dan mendukung dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Pelaksanaan dalam usaha peningkatan kemampuan membaca pemahaman diselenggarakan oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan menerapkan metode dan teknik yang dianggapnya lebih tepat. Metode latihan memiliki arti penting karena dalam hal ini, Owens (1986) menyatakan bahwa drill, repetisi bervariasi, dan latihan yang melimpah menentukan keberhasilan belajar, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik menjawab petanyaan dan meringkas bacaan.

3. Dalam kegiatan membaca sering dipakai bentuk latihan menjawab pertanyaan yang dianggap sudah cukup memadai untuk meningkatkan hasil membaca pemahaman, sementara ada bentuk latihan yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil membaca pemahaman yaitu dengan meringkas bacaan.


(20)

4. Meringkas bacaan akan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar karena siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan proses pemahaman, misalnya, siswa lebih konsentrasi membaca, melakukan pencatatan hal-hal pokok. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pemahaman siswa.

.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Bab Metodologi Penelitian ini disajikan uraian tentang : (1) Metode Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Teknik Pengumpulan Data, (4) Instrumen Penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul Efektivitas Latihan Menjawab Pertanyaan dan Meringkas

Dalam Membaca Pemahaman Melalui Model Interaktif di SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Papua, sebagaimana telah dirumuskan di dalam bab pendahuluan.

Metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Natawidjaja, eksperimen adalah penelitian yang ditujukan untuk menelaah kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat dengan menggunakan satu atau beberapa kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau beberapa kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan seperti kelompok eksperimen (Arikunto, 1989:257). Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel tertentu, sedangkan kelompok kontrol tidak dipengaruhi oleh veriabel itu atau dipengaruhi oleh variabel lain, namun tetap dianggap sebagai kelompok kontrol dalam rangka untuk melihat perbandingan hasilnya (Nasution, 1987:47).

Berikut ini sebuah desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen yang akan dipakai untuk menentukan jawaban dari hipotesis di atas adalah desain Randomized


(22)

45

Control Group R O X1 O

Treatment Group R O X2 O (Frankel dan Wallen, 1993:248)

Keterangan :

O = pengukuran awal (pretes) dan pengukuran akhir (postes)

X1 = perlakuan model interaktif dengan latihan menjawab pertanyaan X2 = perlakuan model interaktif melalui latihan meringkas

Dalam hal ini hasil belajar membaca pemahaman model interaktif ditetapkan sebagai variabel bebas perlakuan, dan jenis-jenis teks ditetapkan sebagai variabel bebas. Dalam penelitian ini perlakuan terhadap siswa dijabarkan sebagai berikut: Model ini terdiri atas 7 langkah, yaitu: (1) persiapan, (2) pengembangan kosakata (vocabulary), (3) pemahaman dan penggunaan struktur wacana, (4) pemerosesan informasi, (5) menjawab pertanyaan/membuat ringkasan, (6) membuat catatan, dan (7) membaca bebas/santai.

Bentuk latihan dipilah menjadi dua yaitu bentuk pertanyaan dan bentuk meringkas, sedangkan jenis teks dipilah menjadi empat yaitu teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini merupakan sasaran dalam melaksanakan penelitian. Subjek penelitian ini bisa berupa orang, informan, atau sumber-sumber lain yang dianggap kompeten dalam memberikan data dan informasi pada peneliti, atau disebut sebagai sumber data penelitian.


(23)

Berdasarkan pengertian tersebut, subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber data adalah :

1) Kepala sekolah SMA Negeri 2 Serui Papua sebagai pimpinan di sekolah. 2) Guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan guru-guru mata pelajaran lainnya. 3) Staf TU (tata usaha) sebagai pelaksana administrasi sekolah.

4) Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Serui Papua.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Ketepatan suatu penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pengumpulan datanya yang akurat sehingga dapat mendukung hasil penelitian yang lebih bertanggung jawab.

Dalam penelitian yang menggunakan metode eksperimen ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, eksperimen, dan studi dokumentasi.

Mencari data dengan observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengamati seluruh bagian-bagian dengan cermat dengan menggunakan panca indera sehingga diperoleh data yang akan mendukung penelitian ini. Sedangkan wawancara merupakan cara untuk mendapatkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat melengkapi data yang diperlukan.

Dengan melakukan eksperimen yang sesuai keinginan peneliti yaitu agar memperoleh data terhadap siswa sebagai subjek penelitian pokok dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas dengan meminta bantuan guru-guru bahasa Indonesia. Sedangkan studi dokumentasi adalah mencatat seluruh data yang sudah diperoleh baik dari kepala sekolah, guru-guru, staf TU, maupun dari siswa.


(24)

47

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dimaksud adalah instrumen pengumpul data pokok. Dalam penelitian ini ada tiga perangkat yang digunakan, yaitu: (1) Tes Kemampuan Membaca Pemahaman I (Tes KMP I), yaitu tes kemampuan membaca pemahaman yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal membaca pemahaman, (2) Tes Kemampuan Membaca Pemahaman II (Tes KMP II), yaitu tes kemampuan membaca pemahaman untuk mengukur hasil belajar membaca pemahaman siswa setelah belajar memahami isi bacaan dengan latihan bentuk pertanyaan, (3) Tes Kemampuan Membaca Pemahaman III (Tes KMP III), yaitu tes kemampuan membaca pemahaman yang digunakan untuk mengukur hasil belajar membaca pemahaman siswa setelah belajar memahami isi bacaan dan latihan bentuk meringkas.

Pemilihan bacaan sebagai bahan tes dalam penelitian ini didasarkan pada tiga hal, yaitu: (1) jenis-jenis wacana, (2) kesesuaian dengan tingkat perkembangan subjek penelitian, (3) tema bacaan.

Bacaan yang digunakan sebagai bahan tes meliputi wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi. Atas dasar konsep yang telah dibahas dalam Bab II, yang dimaksud wacana narasi adalah wacana yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa berlangsung, wacana deskripsi adalah wacana yang bertujuan melukiskan suatu obyek. Sedang wacana eksposisi adalah jenis wacana yang bertujuan untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, dan wacana argumentasi adalah jenis wacana yang bertujuan untuk menyodorkan bukti-bukti berdasarkan proses penalaran yang kritis.


(25)

Materi bacaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa baik dari tingkat kesulitan, panjang pendek, isi wacana dan kegunaannya (Nuttall, 1982).

Bentuk tes yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan awal membaca pemahaman awal maupun hasil belajar membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda (multiple choice) dengan alternatif jawaban 5 buah.

Uji coba pada dasarnya dimaksudkan untuk menguji kualitas tes yang telah disusun. Dari hasil uji coba dapat ditelusuri kualitas butir-butir soal, reliabilitas, dan validitas tes. Di samping itu uji coba juga dimaksudkan untuk menentukan lamanya waktu mengerjakan tes.

Berbeda dengan uji coba Tes Kemampuan Membaca Pemahaman I, karena beberapa keterbatasan uji coba, Tes Kemampuan Membaca Pemahaman II dan III dilaksanakan dengan cara uji coba terpakai. Dalam pelaksanaannya, skor hasil tes sebelum dianalisis untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman subjek, terlebih dahulu dianalisis untuk mengetahui kualitas alat ukurnya.

Tes yang baik didukung oleh kualitas butir-butirnya. Kualitas butir sedikitnya ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat kesukaran dan daya beda yang dapat ditelusuri melalui analisis butir (Masrun, 1975).

Tingkat kesulitan adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau sulit sebuah butir soal bagi siswa yang dikenai pengukuran (Oller, 1979:246). Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesulitan butir dinyatakan dalam bentuk indeks yang berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Butir soal yang dinyatakan layak adalah jika indeks kesulitannya berkisar antara 0.15 sampai dengan 0,85 (Oller, 1979:247)


(26)

49

Daya pembeda menyatakan seberapa besar suatu butir soal dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Butir soal yang baik adalah butir soal yang dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Daya beda butir dinyatakan dalam bentuk indeks yang berkisar antara -1,00 sampai denga 1,00. Butir soal yang baik, indeks daya pembedanya paling tidak harus mencapai 0,25 (Oller, 1979:254) (Zainal dan Nasoetion, 1997:163).

Reliabilitas tes merujuk pada pengertian apakah suatu tes memiliki kemampuan untuk menghasilkan skor yang ajeg, tidak berubah-ubah, seandainya digunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama (Djiwandono, 1996:98). Ada banyak metode yang dapat dipakai untuk menguji reliabilitas tes, antara lain test-retest, belah dua, bentuk pararel, KR-20, KR-21, dan lain sebagainya.

Salah satu kriteria penting dari alat tes yang baik adalah harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi validitasnya (Tuckman, 1975:209). Validitas tes berhubungan dengan sejauh mana suatu alat tes mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut (Brown, 1996:231). Djiwandono (1996:91) mengatakan bahwa secara konvensional, validitas diartikan sebagai ciri yang menunjukkan adanya kesesuaian antara tes dengan apa yang ingin diukur dengan menggunakan tes tersebut. Lebih lanjut, Djiwandono menjelaskan bahwa validitas tes berkaitan dengan pertanyaan apakah hasil tes dapat diinterpretasikan sesuai dengan tujuan diselenggarakan tes tersebut.

Secara garis besar, ada dua cara validitas: (1) melalui analisis logis, yaitu pengujian validitas berdasarkan logika, seperti yang dilakukan dalam pengujian validitas isi dan validitas konstruk, (2) melalui analisis empirik, yaitu pengujian validitas berdasarkan


(27)

data hasil uji coba, seperti yang dilakukan dalam pengujian validitas kriteria, validitas sejalan, dan validitas ramalan (Adnan, 2000, Djiwandono, 1987).


(28)

74 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan perumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Melalui penerapan pendekatan Interaktif, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Serui dapat mempelajari bentuk wacana-wacana dan perbedaannya, melalui metode menjawab pertanyaan. Siswa mampu memahami isi bacaan mengenai wacana argumentasi, narasi, deskripsi, dan eksposisi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu meningkatkan pemahamannya terhadap bacaan dalam berbagai bentuk wacana. Siswa juga merasakan perbedaan selama penelitian berlangsung, siswa merasakan proses pembelajaran berlangsung menarik dengan bantuan penggunaan media yang telah dipilih.

2. Melalui penerapan pendekatan Interaktif, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Serui dapat mempelajari berbagai macam jenis wacana melalui metode meringkas. Siswa mampu memahami isi bacaan mengenai berbagai macam bentuk wacana narasi dengan berbagai macam tema. Selain itu siswa telah mampu meningkatkan pemahamannya terhadap bacaan, dan mengetahui unsur-unsur pembangun sebuah teks wacana. Siswa juga merasakan


(29)

75 perbedaan selama penelitian berlangsung, dan siswa merasakan proses pembelajaran berlangsung menarik dengan bantuan penggunaan media yang telah dipilih.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam pemahaman membaca siswa melalui latihan menjawab pertanyaan daripada meringkas dengan menerapkan model interaktif. Hasil belajar membaca pemahaman teks narasi model interaktif siswa yang diajar dengan latihan bentuk meringkas lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan latihan bentuk pertanyaan. Hasil belajar membaca pemahaman teks argumentasi, deskripsi, dan eskposisi model interaktif yang diajar dengan bentuk latihan menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada bentuk latihan meringkas.

5.2 Implikasi

Bertolak dari kesimpulan dan pembahasan, yang telah diuraikan di depan, berikut ini dikemukakan implikasi penelitian, yaitu :

Model interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang pemahaman bacaan. Pendekatan ini dapat meningkatkan efektifitas program pembelajaran. Siswa mampu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan penghargaan terhadap bacaan dan karya sastra. Selain itu siswa mendapat pengalaman yang berharga dari proses pembelajaran dengan


(30)

76 menggunakan model interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas. Guru dapat mempraktikkan pendekatan ini agar siswa lebih memperhatikan proses pembelajaran dan lebih mampu menyerap esensi pembelajaran bahasa Indonesia terhadap kehidupan pribadinya di masyarakat dan lingkungan sosial mereka.

5.3 Saran

1. Guru diharapkan dapat menerapkan model interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada pokok bahasan pemahaman bacaan dengan menggunakan media yang bervariasi serta teks-teks yang inkonvensional, sehingga siswa memiliki pengalaman yang lebih banyak dan sikap positif terhadap kegiatan pemahaman bacaan.

2. Guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi bacaan maupun karya sastra, dapat mengembangkan keterampilan berpikir secara kritis siswa, menumbuhkan minat baca, dan membentuk kematangan jiwa siswa.


(31)

(32)

77 DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. Hamid.1992. Pengaruh Bentuk Pertanyaan Bacaan Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMA. Desertasi tidak diterbitkan.

Malang PPs IKIP Malang.

Achmadi, Muchsin. 1987. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen P dan K.

Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara.

Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa. Malang : IKIP Malang.

Bloom, Benyamin S. 1990. Taxonomy of Educational Objectives. New York : David Mekay Company Inc.

Davies, Allen, and H.G. Widdowson. 1974. “Reading and Writing”, Techniques in Applied

Linguistics, ed Allen, J.P.B.and S. Pit Coder. London : Oxford University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA).

Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Jakarta : Depdikbud.

Djiwandono, M.S. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung : ITB.

Emzir . 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


(33)

Gagne, R.M. 1977. The Condition of Learning. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1983. Statistik Jilid III. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hamid, F Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen P dan K.

Huda, Nuril. 1994. Pengantar SPSS. Malang : Program Pascasarjana IKIP Malang.

Keraf, Gorys. 1989. Eksposisi dan Deskripsi. Ende : Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.

Masrun. 1975. Analisis Item untuk Tes Objektif. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Nuttal, Christine. 1985.. Teching Reading Skill in a Foreign Language London : Heinemann Educational Books Ltd.

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Silberman. 1996. Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject. Masachusetts : A Simon & Schuster Company.

Spache, George D., and Evelyn B. Spache. 1973. Reading in the Elementary School. Boston : Allyn and Bacon.

Sukamto. 1995. Panduan Penelitian Eksperimen. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.


(34)

79 Tarigan, Djago dan Tarigan, Henry Guntur. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif. Bandung : Angkasa.

The Liang Gie. 1979. Cara Membaca yang Efektif. Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(1)

75 perbedaan selama penelitian berlangsung, dan siswa merasakan proses pembelajaran berlangsung menarik dengan bantuan penggunaan media yang telah dipilih.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam pemahaman membaca siswa melalui latihan menjawab pertanyaan daripada meringkas dengan menerapkan model interaktif. Hasil belajar membaca pemahaman teks narasi model interaktif siswa yang diajar dengan latihan bentuk meringkas lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan latihan bentuk pertanyaan. Hasil belajar membaca pemahaman teks argumentasi, deskripsi, dan eskposisi model interaktif yang diajar dengan bentuk latihan menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada bentuk latihan meringkas.

5.2 Implikasi

Bertolak dari kesimpulan dan pembahasan, yang telah diuraikan di depan, berikut ini dikemukakan implikasi penelitian, yaitu :

Model interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang pemahaman bacaan. Pendekatan ini dapat meningkatkan efektifitas program pembelajaran. Siswa mampu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan penghargaan terhadap bacaan dan karya sastra. Selain itu siswa mendapat pengalaman yang berharga dari proses pembelajaran dengan


(2)

76 menggunakan model interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas. Guru dapat mempraktikkan pendekatan ini agar siswa lebih memperhatikan proses pembelajaran dan lebih mampu menyerap esensi pembelajaran bahasa Indonesia terhadap kehidupan pribadinya di masyarakat dan lingkungan sosial mereka.

5.3 Saran

1. Guru diharapkan dapat menerapkan model interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada pokok bahasan pemahaman bacaan dengan menggunakan media yang bervariasi serta teks-teks yang inkonvensional, sehingga siswa memiliki pengalaman yang lebih banyak dan sikap positif terhadap kegiatan pemahaman bacaan.

2. Guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan interaktif dengan metode menjawab pertanyaan dan meringkas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi bacaan maupun karya sastra, dapat mengembangkan keterampilan berpikir secara kritis siswa, menumbuhkan minat baca, dan membentuk kematangan jiwa siswa.


(3)

(4)

77 DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. Hamid.1992. Pengaruh Bentuk Pertanyaan Bacaan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMA. Desertasi tidak diterbitkan. Malang PPs IKIP Malang.

Achmadi, Muchsin. 1987. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen P dan K.

Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara.

Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa. Malang : IKIP Malang.

Bloom, Benyamin S. 1990. Taxonomy of Educational Objectives. New York : David Mekay Company Inc.

Davies, Allen, and H.G. Widdowson. 1974. “Reading and Writing”, Techniques in Applied Linguistics, ed Allen, J.P.B.and S. Pit Coder. London : Oxford University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA). Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Djiwandono, M.S. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung : ITB.

Emzir . 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


(5)

78 Gagne, R.M. 1977. The Condition of Learning. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc. Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1983. Statistik Jilid III. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hamid, F Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen P dan K.

Huda, Nuril. 1994. Pengantar SPSS. Malang : Program Pascasarjana IKIP Malang. Keraf, Gorys. 1989. Eksposisi dan Deskripsi. Ende : Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.

Masrun. 1975. Analisis Item untuk Tes Objektif. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Nuttal, Christine. 1985.. Teching Reading Skill in a Foreign Language London : Heinemann Educational Books Ltd.

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Silberman. 1996. Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject. Masachusetts : A Simon & Schuster Company.

Spache, George D., and Evelyn B. Spache. 1973. Reading in the Elementary School. Boston : Allyn and Bacon.

Sukamto. 1995. Panduan Penelitian Eksperimen. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.


(6)

79 Tarigan, Djago dan Tarigan, Henry Guntur. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif. Bandung : Angkasa.

The Liang Gie. 1979. Cara Membaca yang Efektif. Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press. Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.